PSIKOLOGI UMUM Dan PSIKOLOGI DINAMIKA APAKAH PSIKOLOGI Kata

  • Slides: 166
Download presentation
PSIKOLOGI UMUM Dan PSIKOLOGI DINAMIKA

PSIKOLOGI UMUM Dan PSIKOLOGI DINAMIKA

APAKAH PSIKOLOGI ? Kata Psikologi berasal dari bahasa Yunani, terdiri dari kata : Psichy

APAKAH PSIKOLOGI ? Kata Psikologi berasal dari bahasa Yunani, terdiri dari kata : Psichy = Jiwa; dan Logos = Ilmu

Psikologi adalah Ilmu pengetahuan yang mempelajari Jiwa Manusia Bagaimana Jiwa manusia bisa dipelajari ?

Psikologi adalah Ilmu pengetahuan yang mempelajari Jiwa Manusia Bagaimana Jiwa manusia bisa dipelajari ? Jiwa manusia dipelajari melalui Tingkah laku nya

PSIKOLOGI adalah Ilmu Pengetahuan yang mempelajari Tingkah Laku manusia dan Pengetrapan ke dalam problem-2

PSIKOLOGI adalah Ilmu Pengetahuan yang mempelajari Tingkah Laku manusia dan Pengetrapan ke dalam problem-2 manusia.

PSIKOLOGI adalah Pengetahuan Ilmiah. Disebut ILMIAH karena dihimpun dan disusun berdasarkan Penelitian Akurat

PSIKOLOGI adalah Pengetahuan Ilmiah. Disebut ILMIAH karena dihimpun dan disusun berdasarkan Penelitian Akurat

dapat diukur dalam Penelitian Eksperimental oleh para ahli untuk membangun dan menghasilkan Teori Baru

dapat diukur dalam Penelitian Eksperimental oleh para ahli untuk membangun dan menghasilkan Teori Baru dan Bernilai.

Yang dipelajari adalah Tingkah Laku Manusia Melalui Tingkah laku dapat diketahui Sifat-2 dan Karakter.

Yang dipelajari adalah Tingkah Laku Manusia Melalui Tingkah laku dapat diketahui Sifat-2 dan Karakter. Watak seseorang

Tingkah Laku adalah Semua Perbuatan manusia yang dapat diteliti, berupa 1. Gerakan badaniah 2.

Tingkah Laku adalah Semua Perbuatan manusia yang dapat diteliti, berupa 1. Gerakan badaniah 2. Perasaan (feeling) 3. Sikap (attitude)

4. Pikiran 5. Proses-2 mental lainnya 6. Kejadian-2 internal (Kejadian-2 yang tidak dapat diteliti

4. Pikiran 5. Proses-2 mental lainnya 6. Kejadian-2 internal (Kejadian-2 yang tidak dapat diteliti secara langsung, tapi secara tidak langsung lewat kata-kata dan reaksi subyek)

PSIKOLOGI adalah Ilmu Pengetahuan yang berusaha untuk memahami dan meramalkan Tingkah Laku manusia

PSIKOLOGI adalah Ilmu Pengetahuan yang berusaha untuk memahami dan meramalkan Tingkah Laku manusia

PSIKOLOGI bukan satu-2 nya ILMU PENGETAHUAN yang mempelajari TINGKAH LAKU manusia

PSIKOLOGI bukan satu-2 nya ILMU PENGETAHUAN yang mempelajari TINGKAH LAKU manusia

Berbagai bidang studi yang mempelajari Tingkah laku manusia yaitu Ilmu Politik, Sejarah, Psikiatri, Anthropologi,

Berbagai bidang studi yang mempelajari Tingkah laku manusia yaitu Ilmu Politik, Sejarah, Psikiatri, Anthropologi, Sosiologi, Ekonomi

PSIKOLOGI berbeda dengan PSIKIATRI PSIKOLOGI mempelajari berbagai Tingkah laku manusia

PSIKOLOGI berbeda dengan PSIKIATRI PSIKOLOGI mempelajari berbagai Tingkah laku manusia

PSIKIATRI mempelajari Kelainan Tingkah Laku manusia ANTHROPOLOGI mempelajari Perbandingan Tingkah Laku dari berbagai Kebudayaan.

PSIKIATRI mempelajari Kelainan Tingkah Laku manusia ANTHROPOLOGI mempelajari Perbandingan Tingkah Laku dari berbagai Kebudayaan.

SOSIOLOGI mempelajari Tingkah laku suatu Kelompok manusia EKONOMI mempelajari Tingkah laku manusia yang mengadakan

SOSIOLOGI mempelajari Tingkah laku suatu Kelompok manusia EKONOMI mempelajari Tingkah laku manusia yang mengadakan Transaksi dan Pelayanan

PSIKOLOGI awalnya berdasarkan FILSAFAT dan disebut Psikolosi Filosofis Psikologi Filosofis mempelajari hakekat, dari mana

PSIKOLOGI awalnya berdasarkan FILSAFAT dan disebut Psikolosi Filosofis Psikologi Filosofis mempelajari hakekat, dari mana dan ke mana jiwa

Tokoh-2 Filsafat berasal dari Yunani kuno, yaitu Socrates, Plato dan Aristoteles PSIKOLOGI bersifat Eksperimental

Tokoh-2 Filsafat berasal dari Yunani kuno, yaitu Socrates, Plato dan Aristoteles PSIKOLOGI bersifat Eksperimental yang mempelajari peristiwa-2 jiwa, fungsi-2 dan gejala jiwa

Plato Trichotomi Manusia memiliki “ Tiga Kekuatan Rohani “ , yaitu Berpikir terletak di

Plato Trichotomi Manusia memiliki “ Tiga Kekuatan Rohani “ , yaitu Berpikir terletak di Kepala Kemauan terletak di Dada Keinginan terletak di Perut

Pikiran mengungkapkan Ide-2. Kemauan dan Keinginan mengungkapkan Kehidupan Jasmaniah dan tidak abadi. Kebenaran sejati

Pikiran mengungkapkan Ide-2. Kemauan dan Keinginan mengungkapkan Kehidupan Jasmaniah dan tidak abadi. Kebenaran sejati adalah Ide-2 atau Cita-2, yang tampak dalam Indera (Indera merupakan bayangan dari hakekat)

Ide adalah pengertian yang meliputi Kenyataan ttg segala sesuatu yg dapat dicapai oleh Pikiran.

Ide adalah pengertian yang meliputi Kenyataan ttg segala sesuatu yg dapat dicapai oleh Pikiran. Ide tertinggi adalah TUHAN (Segala sesuatu yang ada berasal dari alam ide dan kembali ke alam ide )

Aristoteles Dichotomi berpendapat bahwa Makhluk itu “berjiwa”, yang terdiri dari Tumbuhan-2, Hewan dan Manusia

Aristoteles Dichotomi berpendapat bahwa Makhluk itu “berjiwa”, yang terdiri dari Tumbuhan-2, Hewan dan Manusia

1. Anima Vegetative (makan dan berkembang biak) 2. Anima Sensitiva (mengindera) 3. Anima Intelektiva

1. Anima Vegetative (makan dan berkembang biak) 2. Anima Sensitiva (mengindera) 3. Anima Intelektiva (berpikir dan berkehendak)

TAHAP BARU PSIKOLOGI MODERN 1. Tahap Filosofis Descartes (1650) s/d Fechner (1860) ”Cognito Ergo

TAHAP BARU PSIKOLOGI MODERN 1. Tahap Filosofis Descartes (1650) s/d Fechner (1860) ”Cognito Ergo Sum” 2. Tahap Institusional s/d Mc Dougall (1923) 3. Tahap Spesifik dan Faktual dari Tolman (1923)

Psikologi menjadi Pengetahuan mandiri sejak lahirnya Laboratorium Psikologi di Leipziq (Wilhelm Wund – 1879)

Psikologi menjadi Pengetahuan mandiri sejak lahirnya Laboratorium Psikologi di Leipziq (Wilhelm Wund – 1879)

Perkembangan Ilmu Pengetahuan yang langsung mempengaruhi perkembangan Psikologi modern, sebagai berikut :

Perkembangan Ilmu Pengetahuan yang langsung mempengaruhi perkembangan Psikologi modern, sebagai berikut :

Aliran Empiris Inggris Abad ke 17– 19 : John Locke, D. Hume, James Mill,

Aliran Empiris Inggris Abad ke 17– 19 : John Locke, D. Hume, James Mill, John Stuart Mill. Sumbangannya : bidang Metodologi dan Materi : prinsip-2 Metafisis dan deduktip

2. Ilmu-2 Susunan Syaraf dan Kelenjar-2 ada dalam Proses tubuh manusia, disebut Sekresi Internal

2. Ilmu-2 Susunan Syaraf dan Kelenjar-2 ada dalam Proses tubuh manusia, disebut Sekresi Internal (yaitu, Proses di mana sel atau kelenjar menghasilkan Zat yang berfungsi dalam Tubuh Manusia).

3. Ditemukan berbagai penyakit syaraf. Subyek yang sehat dalam susunan syaraf dapat mengalami mental

3. Ditemukan berbagai penyakit syaraf. Subyek yang sehat dalam susunan syaraf dapat mengalami mental disorder : gangguan mental, seperti obsessif (= beban emosi yang tidak dapat dikontrol) Tokoh-2 nya Pinel, Charcot, Freud.

4. Ditemukan Psikometria, cabang Psikologi dengan menggunakan test -2 Psikologi. Penemu : A. Quetelet

4. Ditemukan Psikometria, cabang Psikologi dengan menggunakan test -2 Psikologi. Penemu : A. Quetelet (1796 -1874). Berkembang pula Psikodiagnosa Ditemukan Statistik pada Psikologi. Sumbangan : berupa Metode, tepat untuk mempelajari Proses-2 Psikis.

6. Berkembangnya Psikologi Klinis. Teknik diagnosa : Motivasi, susunan dan fungsi dari Kepribadian Manusia.

6. Berkembangnya Psikologi Klinis. Teknik diagnosa : Motivasi, susunan dan fungsi dari Kepribadian Manusia.

BIDANG-2 PSIKOLOGI MODERN 1. Psikometria dan Statistik, . 2. Persepsi dan Kegiatan Motorik 3.

BIDANG-2 PSIKOLOGI MODERN 1. Psikometria dan Statistik, . 2. Persepsi dan Kegiatan Motorik 3. Proses-2 Kognitip 4. Motivasi

5. Neurofisiologis (urat syaraf dan Fisio Biochimika; berkenaan dgn Bioelektrica) 6. Psikologi Hewan 7.

5. Neurofisiologis (urat syaraf dan Fisio Biochimika; berkenaan dgn Bioelektrica) 6. Psikologi Hewan 7. Psikologi Perkembangan 8. Tingkah Laku Sosial 9. Pengaruh Kebudayaan

10. Komunikasi dan Bahasa 11. Kepribadian 12. Gangguan psikis 13. Praktek Treatment / Pencegahan

10. Komunikasi dan Bahasa 11. Kepribadian 12. Gangguan psikis 13. Praktek Treatment / Pencegahan 14. Psikologi Pendidikan 15. Psikologi prosesi

PSIKOLOGI dan ILMU PENGETAHUAN MANUSIA 1. Psikologi dan Filsafat : mempelajari Manusia dari sudut

PSIKOLOGI dan ILMU PENGETAHUAN MANUSIA 1. Psikologi dan Filsafat : mempelajari Manusia dari sudut ADA, yaitu dari Hakekat, Actus, Potentia, Eksistentia, Tujuan

Psikologi Modern : mempelajari Kegiatan-2 manusia tanpa memperhatikan secara langsung Kodrat Manusia. Yang dipelajari

Psikologi Modern : mempelajari Kegiatan-2 manusia tanpa memperhatikan secara langsung Kodrat Manusia. Yang dipelajari Problematik 2, Proses 2 Psikis, dll. Psikologi Modern bertitik tolak pada data-2 observasi.

Psikologi seringkali membutuhkan Konsep Manusia yang bersumber pada berbagai aliran filsafat. 2. Psikologi dan

Psikologi seringkali membutuhkan Konsep Manusia yang bersumber pada berbagai aliran filsafat. 2. Psikologi dan Ilmu Pendidikan Obyek Ilmu Pendidikan : Metode Intervensi

Metode Intervensi adalah Metode yang dipakai untuk membimbing anak didik agar berkembang dewasa, matang

Metode Intervensi adalah Metode yang dipakai untuk membimbing anak didik agar berkembang dewasa, matang pribadinya. Ilmu Pendidikan menuntut Pengetahuan “Deontologi” (Pengetahuan ttg kebutuhan dan tugas manusia)

Ilmu Pendidikan juga membutuhkan Pengetahuan Deskriptif gambaran riil tentang situasi pendidikan dan kemungkinan-2 yang

Ilmu Pendidikan juga membutuhkan Pengetahuan Deskriptif gambaran riil tentang situasi pendidikan dan kemungkinan-2 yang dimiliki oleh anak didik.

Psikologi tidak dapat membangun Intervensi Pendidikan, karena tidak termasuk Kompetensi nya. Ilmu pendidikan membutuhkan

Psikologi tidak dapat membangun Intervensi Pendidikan, karena tidak termasuk Kompetensi nya. Ilmu pendidikan membutuhkan Psikologi.

Psikologi dapat membantu Proses Pendidikan Psikologi dapat mengusulkan Hipotesa Metodologis untuk menyempurnakan Metode-2 Pendidikan.

Psikologi dapat membantu Proses Pendidikan Psikologi dapat mengusulkan Hipotesa Metodologis untuk menyempurnakan Metode-2 Pendidikan.

METODE PENELITIAN PSIKOLOGI Ilmu Pengetahuan memakai Metode yang menjamin hasil Penelitian, walaupun menggunakan teknik-2

METODE PENELITIAN PSIKOLOGI Ilmu Pengetahuan memakai Metode yang menjamin hasil Penelitian, walaupun menggunakan teknik-2 penelitian yang berbeda dengan ilmu pengetahuan lainnya

Metode Ilmiah adalah suatu keseluruhan proses yang memiliki tujuan menjamin obyektivitas dan ketepatan suatu

Metode Ilmiah adalah suatu keseluruhan proses yang memiliki tujuan menjamin obyektivitas dan ketepatan suatu observasi dan deskripsi dari gejala-2, bersumber pada prinsip lebih umum, dan akhirnya memprediksi dan menerapkannya

Hipotesa ilmiah tidak boleh kabur, yaitu istilah-2 harus jelas dan dapat diverifikasi dan hasil

Hipotesa ilmiah tidak boleh kabur, yaitu istilah-2 harus jelas dan dapat diverifikasi dan hasil 2 nya dapat diteliti, kemudian melangkah ke tahap pembuktian, dengan mengajukan pertanyaan 2, mengumumkan hipotesa, prosedur dan hasil pembuktian tersebut

Teknik-2 yang digunakan dalam Psikologi Tiga macam Teknik dan satu Metode yang dipakai dalam

Teknik-2 yang digunakan dalam Psikologi Tiga macam Teknik dan satu Metode yang dipakai dalam Psikologi, yaitu 1) Teknik Kwantitatip, 2) Teknik Introspektip, 3) Teknik Proyektip, 4) Metode Klinis.

1. Teknik Kwantitatip : pertama kali dipakai oleh Weber, Fechner dan Wilhelm Wund. Metode

1. Teknik Kwantitatip : pertama kali dipakai oleh Weber, Fechner dan Wilhelm Wund. Metode ini masih dipakai dalam penelitian yang bersifat Psikofisiologis

Salah satu aliran Psikologi, yaitu Behaviorisme, menggunakan Metode Esperimental, yang juga memakai Teknik Kwantitatip

Salah satu aliran Psikologi, yaitu Behaviorisme, menggunakan Metode Esperimental, yang juga memakai Teknik Kwantitatip dalam penelitiannya. Metode Esperimental ini dapat memberikan penjelasan yang tepat dan menolak semua sifat internal dari psikisme.

Metode esperimental dalam psikologi dipakai untuk mempelajari tingkah laku yang secara lahiriah dapat diamati

Metode esperimental dalam psikologi dipakai untuk mempelajari tingkah laku yang secara lahiriah dapat diamati dan memberikan kemungkinan kepada kemajuan pesat dalam deskripsi tersebut.

2. Teknik Introspeksi : merupakan metode yang sangat klasik, karena telah dipakai oleh psikologi

2. Teknik Introspeksi : merupakan metode yang sangat klasik, karena telah dipakai oleh psikologi Yunani, Arab, Abad pertengahan dan Skolastik. Berpusat pada aliran Cartese, maka Teknik ini merupakan sarana Psikologi dari Leibniz, Kant dan Idealisme.

Aliran di Wurzburg (1900 -1908) memakai metode ini dalam bentuk lebih baik, dengan ciri-2

Aliran di Wurzburg (1900 -1908) memakai metode ini dalam bentuk lebih baik, dengan ciri-2 khas sbb : 1. Introspeksi Provokatip Subyek ditempatkan dalam situasi tertentu, dengan bantuan seorang ahli dapat memunculkan semua dari masa lampau ke dalam kesadarannya.

2. Introspeksi sistematik Digunakan pada setiap langkah penelitian dan setiap unsur pembuktian agar memiliki

2. Introspeksi sistematik Digunakan pada setiap langkah penelitian dan setiap unsur pembuktian agar memiliki gambaran lengkap tentang kejadian-2 internal subyek. Introspeksi ini merupakan bagian yang esensial dari metode ini.

Beberapa persyaratan yang harus diperhatikan 1. Kesetiaan kepada Ingatan (memori). 2. Kemungkinan dan ketepatan

Beberapa persyaratan yang harus diperhatikan 1. Kesetiaan kepada Ingatan (memori). 2. Kemungkinan dan ketepatan pada persepsi dalam (internal) 3. Keyakinan akan Komunikasi verbal

3. Teknik Proyektip Teknik ini dipakai untuk mengungkapkan Struktur dasar Kepribadian manusia yang tersembunyi

3. Teknik Proyektip Teknik ini dipakai untuk mengungkapkan Struktur dasar Kepribadian manusia yang tersembunyi dan Motivasi individu.

Melalui Teknik proyektip kita dapat mengetahui bahwa motif, keinginan dan ketakutan seseorang dapat mempengaruhi

Melalui Teknik proyektip kita dapat mengetahui bahwa motif, keinginan dan ketakutan seseorang dapat mempengaruhi cara orang itu melihat pihak-2 lain dan hal-2 di luar dirinya. Kita memproyeksi keadaan internal kita kepada orang lain dan dunia sekitarnya.

Metode ini memberikan beberapa keuntungan, yaitu bahwa subyek berbicara tentang dirinya tanpa ia sendiri

Metode ini memberikan beberapa keuntungan, yaitu bahwa subyek berbicara tentang dirinya tanpa ia sendiri menyadarinya. Dengan metode ini subyek menceriterakan segala-galanya tentang dirinya sendiri tanpa usaha menutupinya.

Empat kelompok Test Proyektip 1. Test Konstitutip Stimulus yang diberikan bersifat umum dan sedikit

Empat kelompok Test Proyektip 1. Test Konstitutip Stimulus yang diberikan bersifat umum dan sedikit tersusun, dan subyek diminta untuk menginterpretasikan dan menggambarkan apa yang dilihatnya.

2. Test Konstruktip subyek diminta untuk menyusun beberapa gambaran atau pandangan dari bahan yang

2. Test Konstruktip subyek diminta untuk menyusun beberapa gambaran atau pandangan dari bahan yang diberikannya, yaitu unsur-2 yang terpisah-pisah atau suatu permulaan dari konstruksi tersebut.

3. Test Interpretatip Dalam test ini diberikan gambaran atau pandangan, meskipun bersifat ambiguus (kabur).

3. Test Interpretatip Dalam test ini diberikan gambaran atau pandangan, meskipun bersifat ambiguus (kabur). Subyek harus menunjukkan perasaan atau aspirasinya yang timbul dari pandangan tersebut.

4. Test Katarsis Subyek menggunakan perbuatan simbolik untuk melepaskan ketegangan internal. 5. Metode Klinis

4. Test Katarsis Subyek menggunakan perbuatan simbolik untuk melepaskan ketegangan internal. 5. Metode Klinis Tujuannya : mencapai suatu diagnosa dari masing-2 situasi psikologis, yang bagi subyek bersangkutan.

Metode ini selain merawat gangguan mental, juga memberikan nasehat kepada orang sehat. Obyeknya :

Metode ini selain merawat gangguan mental, juga memberikan nasehat kepada orang sehat. Obyeknya : setiap individu seperti apa adanya, terutama diperhatikan kekhususan dan keunikan setiap individu.

Psikologi Klinis memandang manusia secara konkrit dalam keseluruhan pribadi nya, yaitu mempelajari bagaimana setiap

Psikologi Klinis memandang manusia secara konkrit dalam keseluruhan pribadi nya, yaitu mempelajari bagaimana setiap fungsi berkaitan dengan yang lain dan saling berpengaruh dalam setiap individu.

Cara Penelitian Metode Klinis : tidak mencapai kepastian ilmiah mutlak, tapi kepastian moril belaka.

Cara Penelitian Metode Klinis : tidak mencapai kepastian ilmiah mutlak, tapi kepastian moril belaka. Ciri khas Metode Klinis adalah studi kasus masing-2 individu Semua informasi yang terkumpulkan berguna untuk membangun suatu gambaran yang lebih lengkap dan akurat dari psikisme subyek tersebut

Informasi terkumpul itu berguna untuk memahami situasi internal masing-masing individu, yaitu bagaimana Perilaku dan

Informasi terkumpul itu berguna untuk memahami situasi internal masing-masing individu, yaitu bagaimana Perilaku dan Motivasi serta Kebiasaan masing-masing individu saling berpengaruh.

Metode klinis menangkap keseluruhan pribadi subyek dan struktur fungsionalnya. Tujuan utama Metode Klinis :

Metode klinis menangkap keseluruhan pribadi subyek dan struktur fungsionalnya. Tujuan utama Metode Klinis : bukan membangun suatu pengetahuan ilmiah, tapi ingin mengetahui lebih dalam secara intuitip kepribadian manusia sbg totalitas fungsional dari psikis manusia.

PSIKOLOGI DINAMIKA TINGKAH LAKU adalah 1)Suatu interaksi antara organisme psikofisik dan lingkungannya. 2) Suatu

PSIKOLOGI DINAMIKA TINGKAH LAKU adalah 1)Suatu interaksi antara organisme psikofisik dan lingkungannya. 2) Suatu keseluruhan kegiatan operasional dari organisme tersebut utk mempertahankan dan memperkembangkan diri di dalam lingkungan hidupnya.

TIGA KOMPONEN / TAHAP PEMBENTUKAN TINGKAH LAKU 1. TAHAP KECENDERUNGAN 2. TAHAP INFORMATIP 3.

TIGA KOMPONEN / TAHAP PEMBENTUKAN TINGKAH LAKU 1. TAHAP KECENDERUNGAN 2. TAHAP INFORMATIP 3. TAHAP OPERASIONAL

1. Tahap Kecenderungan suatu desakan dari organisme psiko-fisik yang dirasakan oleh individu dalam bentuk

1. Tahap Kecenderungan suatu desakan dari organisme psiko-fisik yang dirasakan oleh individu dalam bentuk kebutuhan, kecenderungan dan aspirasi

2. Tahap Informatip : pengetahuan akan lingkungan hidupnya, sebagai suatu yang menguntungkan atau menghalangi

2. Tahap Informatip : pengetahuan akan lingkungan hidupnya, sebagai suatu yang menguntungkan atau menghalangi di dalam memenuhi tuntutan atau desakan tersebut

3. Tahap operasional Posisi dari kegiatan-2 yang penting untuk menyesuaikan tuntutan subyek dengan keuntungan

3. Tahap operasional Posisi dari kegiatan-2 yang penting untuk menyesuaikan tuntutan subyek dengan keuntungan atau kerugian yang diterima di dalam lingkungan hidupnya.

Psikologi Dinamika berminat kepada Tahap Tendensial (kecenderungan) sehingga Tema-2 yang di pelajari Psikologi dinamika,

Psikologi Dinamika berminat kepada Tahap Tendensial (kecenderungan) sehingga Tema-2 yang di pelajari Psikologi dinamika, sebagai berikut : 1. Kodrat dari Motivasi 2. Afektivitas dan Emosi 3. Kodrat dan Asal Konflik 4. Cara penyelesaian Konflik disadari 5. Cara penyelesaian Konflik tidak disadari.

MOTIVASI Berasal dari bahasa Latin “Movere” = bergerak atau menggerakkan. Motivasi adalah segala sesuatu

MOTIVASI Berasal dari bahasa Latin “Movere” = bergerak atau menggerakkan. Motivasi adalah segala sesuatu yang mendesak individu untuk mencapai tujuan dan arah tertentu dengan membangkitkan dalam diri individu Perilaku sesuai dengan aspirasi tertentu

Beberapa istilah yang perlu diketahui, misalnya kebutuhan (need), tujuan, ketegangan internal (drive), consumatory response,

Beberapa istilah yang perlu diketahui, misalnya kebutuhan (need), tujuan, ketegangan internal (drive), consumatory response, incentive, dll

Motivasi adalah istilah kolektip dan menunjukkan faktor-2 intern pada subyek yang menentukan arah dan

Motivasi adalah istilah kolektip dan menunjukkan faktor-2 intern pada subyek yang menentukan arah dan intensitas dari tingkah laku subyek dalam waktu tertentu

Setiap tingkah laku manusia memiliki Motif entah berasal dari dalam maupun dari luar diri

Setiap tingkah laku manusia memiliki Motif entah berasal dari dalam maupun dari luar diri manusia Tidak mudah kita memahami tingkah laku seseorang, karena ada motivasi 2 tertentu tetap tersembunyi dan tidak diketahui oleh individu itu sendiri dan oleh orang-2 yang ada disekitarnya.

Motivasi memiliki hirarki dan kita berusaha melihat Motivasi paling akhir, yaitu Motivasi yang paling

Motivasi memiliki hirarki dan kita berusaha melihat Motivasi paling akhir, yaitu Motivasi yang paling langsung mendesak individu untuk bertindak dan dapat dicapainya. Banyak motivasi, internal dan eksternal, akhirnya bertemu dalam satu motivasi spesifik yang menentukan secara langsung suatu perbuatan.

Adler dan pengikutnya Diel mengakui adanya persoalan tentang motivasi palsu (pseudo motivasi), karena motivasi

Adler dan pengikutnya Diel mengakui adanya persoalan tentang motivasi palsu (pseudo motivasi), karena motivasi itu hanya merupakan alasan-2 rasional yang diberikan oleh individu sendiri.

Sebenarnya tingkah laku subyek dibentuk oleh motivasi otentik, tapi subyek takut mengakui motivasi yang

Sebenarnya tingkah laku subyek dibentuk oleh motivasi otentik, tapi subyek takut mengakui motivasi yang benar itu, karena subyek tahu bahwa motivasi otentik itu adalah tidak baik atau tidak dapat ditolerir oleh masyarakat, sehingga subyek mengubah motivasi otentik dengan motivasi lain yang dapat diterima oleh masyarakat.

Tidak semua motif menggambarkan kenyataan atau merupakan motivasi otentik, karena Individu dapat menyembunyikan motivasi

Tidak semua motif menggambarkan kenyataan atau merupakan motivasi otentik, karena Individu dapat menyembunyikan motivasi yang benar, disadari atau tidak disadari.

Bagaimana kita dapat mengetahui dan menganalisis motivasi seseorang? Ada berbagai metode untuk melaksanakannya, yaitu

Bagaimana kita dapat mengetahui dan menganalisis motivasi seseorang? Ada berbagai metode untuk melaksanakannya, yaitu dengan metode introspeksi dan metode auto -observasi.

SKEMA UMUM PROSES MOTIVASI TAHAP PERTAMA : ada desakan utk bertindak, merupakan kebutuhan disertai

SKEMA UMUM PROSES MOTIVASI TAHAP PERTAMA : ada desakan utk bertindak, merupakan kebutuhan disertai ketegangan. Faktor internal yang mendesak subyek utk bertindak dapat bersifat fisiologik, psikis, sadar atau tidak sadar.

TAHAP KEDUA : hadirnya motivasi dan tingkah laku spesifik, utk menjawab kebutuhan. Kebutuhan yang

TAHAP KEDUA : hadirnya motivasi dan tingkah laku spesifik, utk menjawab kebutuhan. Kebutuhan yang sama dapat membentuk tingkah laku yang berbeda, karena subyek harus juga memperhatikan tekanan internal dan eksternal, karena mempengaruhi pembentukan tingkah laku.

TAHAP KETIGA : hadirnya tujuan yang mengarahkan tingkah laku individu. Tujuan ini menggambarkan kebutuhan.

TAHAP KETIGA : hadirnya tujuan yang mengarahkan tingkah laku individu. Tujuan ini menggambarkan kebutuhan. Bila tujuan ini telah tercapai, maka kebutuhan ini dipuaskan dan status ketegangan akan lenyap.

KODRAT MOTIVASI Motif adalah faktor internal yang memberikan energi dan arah kepada tingkah laku

KODRAT MOTIVASI Motif adalah faktor internal yang memberikan energi dan arah kepada tingkah laku 1. Motif sebagai Energi Motif adalah Faktor internal yang memberikan energi kepada tingkah laku manusia.

Dua Teori Motivasi yang membahas perbedaan konsep manusia dan organisme psiko-fisik. Aliran pertama berpendapat

Dua Teori Motivasi yang membahas perbedaan konsep manusia dan organisme psiko-fisik. Aliran pertama berpendapat bahwa semua motif bersifat sirkulasi, tidak berlangsung lama, dan tidak tetap (konstan).

Motivasi sangat berkaitan erat dengan kebutuhan manusia untuk mempertahankan diri, mengembangkan organisme dan jenisnya.

Motivasi sangat berkaitan erat dengan kebutuhan manusia untuk mempertahankan diri, mengembangkan organisme dan jenisnya. Motif merupakan perjalanan siklus dari tahap kebutuhan fisiologik sampai ke tahap kepuasan pemenuhan kebutuhan

Tokoh aliran pertama adalah Freud. Ia berpendapat bahwa motivasi adalah energi dalam yang menimbulkan

Tokoh aliran pertama adalah Freud. Ia berpendapat bahwa motivasi adalah energi dalam yang menimbulkan ketegangan (drive) yang tak tertahankan, dan kemudian cenderung untuk membebaskan diri dari ketegangan tersebut.

Motivasi adalah dorongan kuat, terutama dari dalam, yang menimbulkan keadaan yang tidak menyenangkan dan

Motivasi adalah dorongan kuat, terutama dari dalam, yang menimbulkan keadaan yang tidak menyenangkan dan sejauh mungkin dorongan tersebut dipenuhi atau dihindarinya.

Aliran Kedua Tidak meletakkan motif pada bidang fisiologik, tetapi aliran ini berpendapat bahwa di

Aliran Kedua Tidak meletakkan motif pada bidang fisiologik, tetapi aliran ini berpendapat bahwa di dalam kehidupan manusia dijumpai berbagai macam motif yang tidak bersifat fisiologik belaka, misalnya motif ingin tahu, motif peneguhan diri, motif memberikan makna kepada kehidupannya, dan lain sejenisnya ini.

Motif-2 tersebut hadir dalam tingkah laku manusia dan tidak mungkin akan dipuaskan secara sempurna.

Motif-2 tersebut hadir dalam tingkah laku manusia dan tidak mungkin akan dipuaskan secara sempurna. Dalam hal ini kita tidak dapat berbicara tentang kepuasan berkala dari suatu motif dan tentang timbulnya kembali motif-2 secara berkala.

Bahkan dalam beberapa kasus, suatu kepuasan sebagian dari motif 2 tertentu, dapat menimbulkan dan

Bahkan dalam beberapa kasus, suatu kepuasan sebagian dari motif 2 tertentu, dapat menimbulkan dan mengembangkan ketegangan yang mengarah kepada tujuan tertentu.

Organisme psiko-fisik, pada dasarnya tidak cenderung lagi untuk mempertahankan status fisik atau psikis, tetapi

Organisme psiko-fisik, pada dasarnya tidak cenderung lagi untuk mempertahankan status fisik atau psikis, tetapi untuk memperkembangkan diri dan mengatasi diri sedemikian sehingga dimungkinkan nya perkembangan diri selanjutnya, sesuai dengan pendapat J. Nuttin, Psikolog Belgia

Pendukung Teori ini adalah Harlow HP. Tokoh lain adalah G. W. Allport dan A.

Pendukung Teori ini adalah Harlow HP. Tokoh lain adalah G. W. Allport dan A. H. Maslow , yang membandingkan dan membedakan antara Motif karena kekurangan (Deficiency Motivation) dan Motif untuk Perkembangan (Growth Motivation)

Kedua konsepsi ini tidak bersifat esklusip : konsep deficiency motivation terutama memperhatikan kebutuhan fisiologik,

Kedua konsepsi ini tidak bersifat esklusip : konsep deficiency motivation terutama memperhatikan kebutuhan fisiologik, sedangkan konsep growth motivation memperhatikan kebutuhan psiko-sosial.

Motivasi sebagai Pemberi arah Motif tidak hanya memberikan energi tapi sekaligus memberikan Arah demi

Motivasi sebagai Pemberi arah Motif tidak hanya memberikan energi tapi sekaligus memberikan Arah demi tercapainya tujuan yang ingin dicapainya.

PENGGOLONGAN MOTIF Subyek tidak hanya memiliki satu motif tertentu, tapi memiliki satu jalinan motif.

PENGGOLONGAN MOTIF Subyek tidak hanya memiliki satu motif tertentu, tapi memiliki satu jalinan motif. Motif-2 dapat bertindak sebagai sarana. Karena itu dapat dikatakan bahwa motif 2 itu dapat merupakan motif semu, karena tingkah laku subyek menerima energi dan arah dari motif lain yang lebih sentral bagi subyek tertentu.

Beberapa aliran yang memiliki pandangan yang berbeda tentang motivasi REDUKSIONISME MOTIF-2 Aliran Neo Behaviorisme

Beberapa aliran yang memiliki pandangan yang berbeda tentang motivasi REDUKSIONISME MOTIF-2 Aliran Neo Behaviorisme ini berpendapat bahwa asal dan dasar motif-2 bersifat fisiologik

Freud dan aliran Psicoanalisa berpendapat bahwa asal dan dasar motif-2 bersifat impulsif. Kedua aliran

Freud dan aliran Psicoanalisa berpendapat bahwa asal dan dasar motif-2 bersifat impulsif. Kedua aliran ini memiliki pandangan yang sama, yaitu mereduksi semua motif lainnya sebagai Sarana yang dapat dipelajari melalui pengalaman hidup setiap manusia.

Motif-2 tersebut disebut Motif Sekunder, yang dipakai untuk memuaskan secara lebih baik motif dasar.

Motif-2 tersebut disebut Motif Sekunder, yang dipakai untuk memuaskan secara lebih baik motif dasar. Karena itu energi yang mendesak subyek untuk bertingkah laku berasal dari motif dasar.

Berdasarkan teori Behaviorisme, motif-2 sekunder dapat dipelajari. Menurut teori ini tidak ada faktor bawaan

Berdasarkan teori Behaviorisme, motif-2 sekunder dapat dipelajari. Menurut teori ini tidak ada faktor bawaan lahir dari tingkah laku manusia kecuali refleksi-2 yang elementer dan kebutuhan-2.

Nuttin berpendapat bahwa orang tidak boleh berkata bahwa ia memperoleh obyek baru yang merupakan

Nuttin berpendapat bahwa orang tidak boleh berkata bahwa ia memperoleh obyek baru yang merupakan motif baru, tetapi sebenarnya hanya ada motif primitip, yaitu motif-2 yang berfungsi untuk menghindari semua desakan yang tidak menyenangkan.

Mc. Clelland berpendapat bahwa semua motif dapat dipelajari. Motif-2 adalah assosiasi afektip yang kuat

Mc. Clelland berpendapat bahwa semua motif dapat dipelajari. Motif-2 adalah assosiasi afektip yang kuat yang menerima beban afeksi itu dan yang dapat mengantisipasi rasa puas atauy rasa sakit, karena berulang kali dikaitkan dengan rasa senang atau rasa sakit.

Menurut teori ini hanya ada satu kekuatan yang mengendalikan tingkah laku, yaitu kekuatan mencari

Menurut teori ini hanya ada satu kekuatan yang mengendalikan tingkah laku, yaitu kekuatan mencari kesenangan dan lari dari rasa sakit. Berbagai motif lainnya hanya merupakan sarana, yang dapat dipelajari melalui pengalaman untuk memuaskan motif dasar itu

OTONOMI FUNGSIONAL dari MOTIF Teori ini memandang motif-2 orang dewasa sebagai suatu sistem yang

OTONOMI FUNGSIONAL dari MOTIF Teori ini memandang motif-2 orang dewasa sebagai suatu sistem yang auto-sufficient dan kontemporer yang berasal dari sistem-2 antecedent (yang mendahului), tetapi secara fungsional bersifat independen, artinya tidak tergantung kepada sistem-2 antecedent tsb.

Teori ini dikembangkan oleh GW Allport dengan berpendapat bahwa sejak lahir manusia hanya memiliki

Teori ini dikembangkan oleh GW Allport dengan berpendapat bahwa sejak lahir manusia hanya memiliki motif-2 dasar, yaitu motif untuk mempertahankan diri dan jenisnya.

Untuk mencapai hasilnya manusia melaksanakan banyak perbuatan. Dengan melaksanakan perbuatan tsb, maka sedikit demi

Untuk mencapai hasilnya manusia melaksanakan banyak perbuatan. Dengan melaksanakan perbuatan tsb, maka sedikit demi sedikit manusia merasa senang, kemudian ia mengulanginya dengan senang hati dan akan terus mengulangi walaupun tidak memiliki kepentingan utk melaksanakan perbuatan itu untuk memuaskan kebutuhan fisiologik.

Jadi subyek memiliki kecakapan untuk menyenangi perbuatan-perbuatan tersebut. Akhirnya sarana menjadi tujuan. Pada saat

Jadi subyek memiliki kecakapan untuk menyenangi perbuatan-perbuatan tersebut. Akhirnya sarana menjadi tujuan. Pada saat itu kegiatan merupakan sesuatu yang secara fungsional independen, yaitu tidak perlu dilakukan lagi untuk melayani kebutuhan dasar. Ada beberapa contoh, yaitu kegiatan-2 intelektual, kesenian, dsbnya.

KRITERIA PENGGOLONGAN Penggolongan Motif-2 dapat dilihat dari berbagai sudut. Di sini ditekankan dua sudut

KRITERIA PENGGOLONGAN Penggolongan Motif-2 dapat dilihat dari berbagai sudut. Di sini ditekankan dua sudut saja. Pertama, penggolongan motif berdasarkan perbedaan stimulus dan obyek

Kedua, penggolongan berdasarkan hasil analisis factorial (Tokoh-2 nya : R. B. Cattell dan H.

Kedua, penggolongan berdasarkan hasil analisis factorial (Tokoh-2 nya : R. B. Cattell dan H. J. Eysenck) Dipilihnya Penggolongan pertama, karena dapat membuktikan faktor-2 yang tidak diketahui oleh para peneliti dalam data-2 orisinal yang datang dari subyek.

selain ini juga ada Kriteria lain dalam penggolongan yaitu disebut Intuisi Klinis, walaupun kurang

selain ini juga ada Kriteria lain dalam penggolongan yaitu disebut Intuisi Klinis, walaupun kurang akurat, tampaknya lebih menguntungkan, sekurang-2 pada tingkat sintesa, karena memberikan suatu panorama lebih lengkap dan lebih realistik dari motif manusia.

KEBUTUHAN (NEED) dan DESAKAN BUTA (DRIVE) Desakan buta adalah desakan untuk bertindak atau berpikir

KEBUTUHAN (NEED) dan DESAKAN BUTA (DRIVE) Desakan buta adalah desakan untuk bertindak atau berpikir yang berasal dari sesuatu di bawah sadar, buta perasaan dan tidak tergantung pada gambaran aktual dari pokiran subyek

Karakter-2 dari Drive 1. Bergerak sebagai Desakan, karena effisiensinya 2. Memiliki dasar fisiologik, mengalami

Karakter-2 dari Drive 1. Bergerak sebagai Desakan, karena effisiensinya 2. Memiliki dasar fisiologik, mengalami ketidakseimbangan fisiologik 3. Cenderung utk membangun kembali keseimbangan fisiologik

Motif-2 itu oleh Maslow disebut Deficiency Motivation. Bentuk-2 khas dari motif-2 ini adalah lapar,

Motif-2 itu oleh Maslow disebut Deficiency Motivation. Bentuk-2 khas dari motif-2 ini adalah lapar, haus, rasa takut dan desakan seksual. Psikologi klinis menyatakan bahwa drive untuk bertindak hadir dalam cara-2 tertentu, misalnya Neurotik – Kompulsif.

Beberapa hal perlu diperhatikan berkaitan dengan Kebutuhan fisiologik dan drive : 1. Kebutuhan-2 meletakkan

Beberapa hal perlu diperhatikan berkaitan dengan Kebutuhan fisiologik dan drive : 1. Kebutuhan-2 meletakkan subyek dalam hubungannya dengan lingkungan hidup 2. Kebutuhan-2 tunduk di bawah kebutuhan psikis dan menjadi Sarana mereka. 3. Kepuasan dari kebutuhan-2 fisiologik, biasanya merupakan kondisi penting untuk memperkembangkan minat akan kebutuhan yang lebih tinggi.

PENGGOLONGAN KEBUTUHAN DAN MOTIF 1. Kebutuhan akan Informasi 2. Kebutuhan akan Gambaran arah Perbuatannya

PENGGOLONGAN KEBUTUHAN DAN MOTIF 1. Kebutuhan akan Informasi 2. Kebutuhan akan Gambaran arah Perbuatannya 3. Kebutuhan akan Perkembangan Diri

MOTIF – MOTIF SOSIAL Obyek dari Motif-2 sosial adalah mengintegrasikan kehidupan psikis individu ke

MOTIF – MOTIF SOSIAL Obyek dari Motif-2 sosial adalah mengintegrasikan kehidupan psikis individu ke dalam kehidupan psikis orang-2 lain. Motif-2 Sosial ini dimiliki oleh subyek sebagai perorangan, maupun dalam struktur sosial yang diciptakan oleh individu sendiri.

Dasar- dasar Motif Sosial Individu dan Lingkungan, tempat indvidu hidup membentuk satu kesatuan fungsional,

Dasar- dasar Motif Sosial Individu dan Lingkungan, tempat indvidu hidup membentuk satu kesatuan fungsional, baik dalam sektor kognitip maupun dalam sektor tendensial. 1. Dalam sektor kognitip subyek mengakui bahwa kontak dengan orang lain memperkaya bagi dirinya gambaran arah hidupnya

2. Berkomunikasi dengan orang lain dalam tingkat kognitip membuat individu memperkuat struktur dirinya bersama

2. Berkomunikasi dengan orang lain dalam tingkat kognitip membuat individu memperkuat struktur dirinya bersama dengan struktur orang-2 lain dalam lingkungan tertentu. Yang dimaksud dengan struktur diri adalah Gambaran individu tentang dunia, pengertiannya tentang suatu kejadian, dsbnya.

hasil dari proses kognitip individu dapat diperkuat oleh hasil dari proses koghnitip orang-2 lain,

hasil dari proses kognitip individu dapat diperkuat oleh hasil dari proses koghnitip orang-2 lain, tapi sebaliknya juga dapat berlawanan atau ketidaksesuaian antara mereka. Ketidaksesuaian tersebut memberitahukan kepada individu kemungkinan kekeliruan individu dan mengajaknya untuk melihat kembali pandangan dan posisinya. Dengan kata lain, komunikasi tersebut memiliki fungsi mengontrol proses kognitip.

Kontrol kognitip yang dilakukan sekelompok terhadap individu dan diterima oleh individu tersebut, diterangkan lebih

Kontrol kognitip yang dilakukan sekelompok terhadap individu dan diterima oleh individu tersebut, diterangkan lebih lanjut oleh para peneliti dengan pegrtisn tentang Pressure Group Hasil yang diperoleh (Asch, 1950; Hardy, 1957) menyatakan bukan hanya tidak menjelaskan seluruh pikirannya, melainkan juga ia cenderung untuk mengubah pikirannya dengan memberikan alasan-2 atau pandangan -2 yang dimiliki oleh kelompok tersebut.

Dalam kontak sosial subyek memiliki kesan bahwa obyek yang dilihat dan diamatinya memiliki sifat

Dalam kontak sosial subyek memiliki kesan bahwa obyek yang dilihat dan diamatinya memiliki sifat umum (publik). Subyek sadar bahwa ia merupakan satu diantara mereka. Subyek sadar bahwa untuk mengetahui suatu realitas dengan lebih baik dan benar, ia harus pula memperhatikan data-data yabg telah diteliti oleh orang-2 lain.

Segala sesuatu yang dipelajari anak melalui kontak dengan orang lain , guru 2 dan

Segala sesuatu yang dipelajari anak melalui kontak dengan orang lain , guru 2 dan lingkungan hidupnya, adalah lebih luas, lebih menusiawi daripada sesuatu yang dicapainya sendiri. Demikian pula sarana yang diberikan oleh masyarakat adalah sangat luas.

Kita dapat melihat perkembangan bahasa, struktur sosial, teknik dan khususnya dukungan afeksi yang diperoleh

Kita dapat melihat perkembangan bahasa, struktur sosial, teknik dan khususnya dukungan afeksi yang diperoleh dalam keluarga. Di pihak lain, suatu kepribadian yang matang dan kaya secara rohaniah akan memperkaya lingkungan sosial dan menambah kekayaan nilai-2 manusiawi.

BEBERAPA BENTUK MOTIF SOSIAL 1. Kebutuhan akan Persahabatan 2. Kebutuhan akan Penghargaan sosial 3.

BEBERAPA BENTUK MOTIF SOSIAL 1. Kebutuhan akan Persahabatan 2. Kebutuhan akan Penghargaan sosial 3. Kebutuhan untuk menguasai orang lain.

MOTIF- MOTIF EKSISTENSIAL Motif Eksistensial adalah kebutuhan yang kurang lebih dirasakan oleh subyek dan

MOTIF- MOTIF EKSISTENSIAL Motif Eksistensial adalah kebutuhan yang kurang lebih dirasakan oleh subyek dan bersifat eksplisit, untuk memberikan arti bagi seluruh eksistensinya untuk berbagai tujuan tingkah laku manusia agar ia dibimbing ke suatu tujuan yang lebih sentral bagi subyek

PROSES – PROSES PERASAAN Apakah yang dimaksudkan perasaan ? Perasaan merupakan salah satu fungsi

PROSES – PROSES PERASAAN Apakah yang dimaksudkan perasaan ? Perasaan merupakan salah satu fungsi psikis yang penting dalam pembentukan Tingkah laku manusia Apakah perbedaan antara Afeksi dan Emosi ?

Afeksi adalah suasana psikis seseorang, entah menyenangkan atau tidak, yang menyertai dan mengiringi suatu

Afeksi adalah suasana psikis seseorang, entah menyenangkan atau tidak, yang menyertai dan mengiringi suatu pikiran dan kegiatan dan biasanya berlangsung lama dan kurang disertai oleh komponen fisiologik EMOSI adalah manifestasi perasaan keluar dan disertai banyak komponen fisiologik, misalnya ketakutan, kecemasan, depresi dan kegembiraan

Afeksi dan Emosi merupakan bagian integral dari keseluruhan aspek psikis individu Afeksi dan Emosi

Afeksi dan Emosi merupakan bagian integral dari keseluruhan aspek psikis individu Afeksi dan Emosi sangat kuat mempengaruhi fungsi psikis lainnya, misalnya pengamatan, tanggapan, pemikiran dan kemauan

Pengamatan dan Tanggapan seseorang positip, kalau disertai oleh Afeksi atau Emosi positip terhadap obyek

Pengamatan dan Tanggapan seseorang positip, kalau disertai oleh Afeksi atau Emosi positip terhadap obyek pengamatan. Demikian pula sebaliknya Afeksi dan Emosi mempunyai peranan penting sekali dalam kehidupan individu sehari-hari

Seseorang dapat memecahkan masalah yang dihadapinya jika terhadapnya diberikan suasana perasaan yang menyenangkan, aman

Seseorang dapat memecahkan masalah yang dihadapinya jika terhadapnya diberikan suasana perasaan yang menyenangkan, aman dan tidak mengancam. Subyek akan mengalami frustrasi karena hasil kerja yang dikecam dan tak diterima orang lain

Afeksi dan Emosi melekat pada eksistensi manusia dan dapat mendorongnya misalnya kebanggaan, kegembiraan, ketakutan.

Afeksi dan Emosi melekat pada eksistensi manusia dan dapat mendorongnya misalnya kebanggaan, kegembiraan, ketakutan. Bila Afeksi dan Emosi menjadi keras, sehingga fungsi psikis lainnya terganggu, maka ini disebut gangguan afeksi atau emosi

Proses-2 Afeksi adalah risonansi yang berdasarkan pengalaman afeksi senang dan sedih terus menerus, memiliki

Proses-2 Afeksi adalah risonansi yang berdasarkan pengalaman afeksi senang dan sedih terus menerus, memiliki kepuasan dan kekecewaan dari kebutuhan-kebutuhan tersebut Berbagai macam proses Afeksi 1. Afeksi berkaitan dengan kegiatan inderawi

2. Afeksi berkaitan dgn sehat dan sakit jasmaniah 3. Afeksi yang akut (emosi) dan

2. Afeksi berkaitan dgn sehat dan sakit jasmaniah 3. Afeksi yang akut (emosi) dan yang kronis (suasana hati) 4. Afeksi berkaitan dgn pikiran atau intelektual 5. Afeksi yang diarahkan kepada subyek tertentu 6. Temperamen, bawaan sejak lahir.

Kemampuan afeksi merupakan salah satu aspek dari perilaku manusia Kemampuan afeksi memiliki obyek yang

Kemampuan afeksi merupakan salah satu aspek dari perilaku manusia Kemampuan afeksi memiliki obyek yang tepat. Obyek tsb menimbulkan Reaksi Afeksi. karena itu sebagai kondisi penting dari Status Afeksi Proses Afeksi tidak direduksir pada aspek pikiran, karena tahap mengetahui hanya merupakan Konstatasi.

Tahap mengetahui diarahkan kepada obyek yang menarik bagi subyek, sedangkan kemampuan afeksi merupakan reaksi

Tahap mengetahui diarahkan kepada obyek yang menarik bagi subyek, sedangkan kemampuan afeksi merupakan reaksi subyek untuk mempertimbangkan keuntungan atau bahaya yang ditunjukkan oleh situasi atau obyek tersebut.

Kemampuan afeksi dipandang sebagai sesuatu yang berbeda dan tergantung pada Motivasi. Menurut Mc. Clelland,

Kemampuan afeksi dipandang sebagai sesuatu yang berbeda dan tergantung pada Motivasi. Menurut Mc. Clelland, kemampuan afeksi merupakan satu-2 nya motivasi yang benar. Semua motif berasal dari motif dasar, yaitu mencari kesenangan.

Pengalaman mengajarkan bahwa kita dapat mengantisipasikan rasa senang atau rasa tidak senang yang akan

Pengalaman mengajarkan bahwa kita dapat mengantisipasikan rasa senang atau rasa tidak senang yang akan membimbingnya sampai kepada kepuasan atau kekecewaan dari suatu kebutuhan, tapi antisipasi ini tidak membangun motivasi. Kenyataannya, kepuasan yang diantisipasikan tidak pernah dibuktikan.

Seringkali kita tidak taat kepada kebutuhan-2 yang menjanjikan rasa senang yang mendalam, tapi kita

Seringkali kita tidak taat kepada kebutuhan-2 yang menjanjikan rasa senang yang mendalam, tapi kita tetap taat kepada motif-2 yang kekuatan emosinya lebih rendah (cf. Copper C. M. And Appley, Motivation : Theory and Research, 1965)

Kemampuan afeksi merupakan sumber kekuatan yang mempermudah tercapainya kepuasan akan motif-2. Tidak selalu ganjaran

Kemampuan afeksi merupakan sumber kekuatan yang mempermudah tercapainya kepuasan akan motif-2. Tidak selalu ganjaran merupakan tujuan dari perbuatan-2 manusia, tapi ganjaran hanya menarik bagi manusia.

Berbagai bentuk kemampuan afeksi : 1. Rasa senang dalam tingkat sensorialfisiologik. Rasa senang berbeda

Berbagai bentuk kemampuan afeksi : 1. Rasa senang dalam tingkat sensorialfisiologik. Rasa senang berbeda dengan sensasi. Jika intensitasnya berkembang terus menerus, maka kelangsungan perasaan hedonis berkembang sampai batas intensitas tertentu, dan kemudian menurun setelah mencapai titik puncak

2. Kebutuhan akan informasi akan menimbulkan perasaan gembira, karena menemukan sesuatu dan perasaan ingin

2. Kebutuhan akan informasi akan menimbulkan perasaan gembira, karena menemukan sesuatu dan perasaan ingin tahu atau sebaliknya perasaan negatip, yaitu ragu-2 3. Kebutuhan untuk integrasi akan menimbulkan perasaan damai, kalau berhasil, perasaan bersalah, perasaan tidak mampu integrasi

Perasaan bersalah mempengaruhi seluruh kehidupannya dan membawa subyek kepada penilaian rendah terhadap dirinya. Kadangkala

Perasaan bersalah mempengaruhi seluruh kehidupannya dan membawa subyek kepada penilaian rendah terhadap dirinya. Kadangkala perasaan bersalah terjadi karena kekurangan akan gambaran arah hidup yang benar secara obyektip.

4. Kebutuhan akan keamanan akan menimbulkan perasaan mampu menyesuaikan diri, aman atau sebaliknya, yaitu

4. Kebutuhan akan keamanan akan menimbulkan perasaan mampu menyesuaikan diri, aman atau sebaliknya, yaitu perasaan bimbang dan bertentangan. Kebimbangan ini telah dipelajari sebagai gangguan emosi yang sebagian besar berakar pada gangguan psikis, yaitu perasaan tidak pasti yang akan datang.

Seseorang mengalami ketakutan sebagai sesuatu yang tidak dapat dikontrol secara istimewa dalam pribadinya; mengalami

Seseorang mengalami ketakutan sebagai sesuatu yang tidak dapat dikontrol secara istimewa dalam pribadinya; mengalami kehancuran seluruh hidupnya. Kebimbangan ini dapat merusakkan kemampuan perasaan seseorang.

5. Kebutuhan akan persahabatan akan menimbulkan perasaan cinta kasih dan persahabatan, atau sebaliknya menimbulkan

5. Kebutuhan akan persahabatan akan menimbulkan perasaan cinta kasih dan persahabatan, atau sebaliknya menimbulkan perasaan bermusuhan, antipati, dan agresip. Perasaan simpati timbul karena melihat temannya sebagai individu yang lain dengan dirinya, tetapi mereka saling memahami dan membagi rasa.

Perasaan agresip bersumber pada kebutuhan untuk mempertahankan diri terhadap ancaman luar, bahaya bagi subyek.

Perasaan agresip bersumber pada kebutuhan untuk mempertahankan diri terhadap ancaman luar, bahaya bagi subyek. Perasaan iri hati atau cemburu dipandang sebagai ketakutan akan kehilangan perhatian/perasaan dari orang yang dicintainya.

Teori tentang hakekat dari proses-2 afeksi Aliran behaviorisme Aliran ini berusaha menghilangkan faktor-2 internal.

Teori tentang hakekat dari proses-2 afeksi Aliran behaviorisme Aliran ini berusaha menghilangkan faktor-2 internal. Karena itu aliran ini tidak mengenal kemampuan afeksi dan mereduksikan faktor-2 internal kepada tingkah laku lahiriah.

Garr menjelaskan sebagai berikut : “kami diatur sedemikian rupa, sehingga kami senantiasa mencari desakan-2

Garr menjelaskan sebagai berikut : “kami diatur sedemikian rupa, sehingga kami senantiasa mencari desakan-2 tertentu, memperkembangkan, mempertahankan dan mengulanginya. . Tingkah laku ini merupakan reaksi positip terhadap desakan-2 tersebut.

Setiap situasi yang membangkitkan jawaban tersebut, dipandang sebagai sesuatu yang menyenangkan. Dengan kata lain,

Setiap situasi yang membangkitkan jawaban tersebut, dipandang sebagai sesuatu yang menyenangkan. Dengan kata lain, rasa senang direduksikan kepada perilaku mendekati, dan rasa tidak senang direduksikan kepada perilaku menjauhkan diri.

James, psikolog Behavior Amerika, dan Lange, psikolog Denmark, berpendapat bahwa kekuatan luar yang disebut

James, psikolog Behavior Amerika, dan Lange, psikolog Denmark, berpendapat bahwa kekuatan luar yang disebut stressful situation. Mereka berkata: seseorang bukan karena takut hingga lari, tapi karena lari menyebabkan seseorang menjadi takut. Seseorang menjadi marah karena ia berkelahi, bukan sebaliknya.

Penjelasan sbb: seseorang yang takut disebabkan karena adanya ketegangan otot akibat lari. Demikian pula

Penjelasan sbb: seseorang yang takut disebabkan karena adanya ketegangan otot akibat lari. Demikian pula seseorang menjadi marah karena otot-2 nya tegang oleh adanya respon berkelahi yang ada dalam sistem syaraf. Sebaliknya: adanya suasana santai atau wajah cerah karena org itu merasa gembira

Young menentang teori di atas: 1. Teori ini tidak membedakan antara manifestasi dari kondisi

Young menentang teori di atas: 1. Teori ini tidak membedakan antara manifestasi dari kondisi perasaan dan perasaan itu sendiri. 2. Seringkali rasa sedih atau rasa senang tidak menuntut sesuatupun daya gerak. Karena itu dalam beberapa kasus tidak ada gunanya berbicara tentang menjauhkan diri dalam pengertian behaviorisme

Aliran Evolusionisme berpendapat di dalam kemampuan afeksi terdapat sarana yang penting untuk mempertahankan diri

Aliran Evolusionisme berpendapat di dalam kemampuan afeksi terdapat sarana yang penting untuk mempertahankan diri dan jenisnya. Seandainya subyek tidak memiliki kepekaan akan kepuasan atau kekecewaan dari kebutuhan 2 nya, maka subyek tdk dpt melangsungkan kehidupannya lebih lama lagi.

Tokoh-2 aliran ini berbicara bahwa dalam diri subyek terdapat “suatu sarana” yang memberikan informasi

Tokoh-2 aliran ini berbicara bahwa dalam diri subyek terdapat “suatu sarana” yang memberikan informasi bahwa situasi ini secara khusus menguntungkan bagi subyek dan jenisnya atau sebaliknya. .

Kemampuan afeksi sebagai risonansi dari kepuasan atau ketidakpuasan dari motif-2 merupakan teori yang dapat

Kemampuan afeksi sebagai risonansi dari kepuasan atau ketidakpuasan dari motif-2 merupakan teori yang dapat diterima. Hal ini didukung oleh kenyataan pengalaman internal (berlawanan dengan behaviorisme) dan oleh perbedaan antara motivasi dan kemampuan afeksi ( sebagai koreksi terhadap Evolusionisme)

EMOSI adalah perasaan yang kuat dan sangat mendalam di dalam menjawab desakan-desakan yang kadang

EMOSI adalah perasaan yang kuat dan sangat mendalam di dalam menjawab desakan-desakan yang kadang kala luar biasa sifatnya. Emosi memiliki tiga unsur pokok: 1. Kesadaran akan desakan afeksi yang kuat dan tdk menentu. 2. Perubahan fisiologik karena sistem syaraf otonom 3. Tingkah laku lahiriah.

Emosi adalah kesadaran organisme terhadap rangsangan yang kompleks dan efektip dan mengekspresikan diri dalam

Emosi adalah kesadaran organisme terhadap rangsangan yang kompleks dan efektip dan mengekspresikan diri dalam tingkah laku lahiriah. Emosi merupakan reaksi spontan tapi tidak teratur. Leeper berpendapat bahwa semua aspek dari reaksi emosi adalah sesuai untuk menghadapi situasi darurat.

Emosi secara lahiriah menyatakan diri dalam tingkah laku atau perbuatan, yaitu roman muka, bahasa

Emosi secara lahiriah menyatakan diri dalam tingkah laku atau perbuatan, yaitu roman muka, bahasa (kata yang diucapkan), sikap tubuh, gerak tangan, dsbnya. Hal ini merupakan suatu komponen yang langsung dapat diamati atau diteliti, dan dilihat sebagai tingkah laku seseorang.

Emosi yang tampak keluar tergantung pada banyak faktor dan tidak dapat direduksirkan kepada suatu

Emosi yang tampak keluar tergantung pada banyak faktor dan tidak dapat direduksirkan kepada suatu skema yang tepat, misalnya ketegangan dari otot-2 wajah. Landis G berpendapat bahwa ia tidak menemukan suatu skema yang khusus yang jelas dari masing-2 emosi. Sebaliknya, menurut para peneliti, daerah mulut dan mata merupakan reaksi emosi

Ungkapan emosi tergantung pula pada temperamen seseorang. Sebagian lagi tergantung pada kebudayaan tertentu. Asch

Ungkapan emosi tergantung pula pada temperamen seseorang. Sebagian lagi tergantung pada kebudayaan tertentu. Asch menyatakan bahwa ungkapan emosi secara umum tampak, misalnya bila ketakutan, menimbulkan rasa gemetar, muka pucat; kegembiraan terungkap dengan tertawa dan tersenyum.

Pengaruh kebudayaan cukup besar terhadap ungkapan emosi. Kebudayaan dalam arti sempit adalah keluarga, lingkungan

Pengaruh kebudayaan cukup besar terhadap ungkapan emosi. Kebudayaan dalam arti sempit adalah keluarga, lingkungan sosial tertentu. Timbulnya emosi tidak dapat dikontrol, kecuali secara tidak langsung, yaitu dengan menghalangi dorongan-2 tidak teratur dan memperkuat kontrol umum dari kepribadian manusia.

SUASANA HATI (MOOD) Ini merupakan perasaan-2 tersebar, berlangsung lama, sedikit disadari, tanpa obyek dan

SUASANA HATI (MOOD) Ini merupakan perasaan-2 tersebar, berlangsung lama, sedikit disadari, tanpa obyek dan desakan yang tepat. Efek dari suasana hati sangat penting, karena subyek, dengan tidak memiliki obyek yang tepat, maka ia mempertahankan diri dengan keberhasilan yang paling kecil.

KONFLIK dan PENYESUAIAN DIRI Apakah yang dimaksud dengan Konflik dalam bidang psikologi ? Konflik

KONFLIK dan PENYESUAIAN DIRI Apakah yang dimaksud dengan Konflik dalam bidang psikologi ? Konflik berkenaan dengan kebutuhan-2 dan keamanan diri pribadi.

Konflik terjadi bila seseorang tidak dapat memilih antara dua atau lebih macam kebutuhan atau

Konflik terjadi bila seseorang tidak dapat memilih antara dua atau lebih macam kebutuhan atau tujuan. Atau seseorang memiliki dua kecenderungan yang mengganggu tingkah lakunya.

Lewin K merumuskan Tiga skema dari konflik 1. Konflik pendekatan ganda Subyek dihadapkan pada

Lewin K merumuskan Tiga skema dari konflik 1. Konflik pendekatan ganda Subyek dihadapkan pada suatu pilihan antara dua obyek yang menarik 2. Konflik penolakan ganda Subyek dipaksa untuk memilih antara dua obyek yang sama 2 tidak menarik

3. Konflik pendekatan-penolakan Subyek dihadapkan pada satu obyek atau situasi yang memiliki dua aspek

3. Konflik pendekatan-penolakan Subyek dihadapkan pada satu obyek atau situasi yang memiliki dua aspek bertentangan, yaitu yang satu menarik dan yang lain tidak menarik

Perilaku ambivalen memiliki karakter sebagai berikut: 1. Kecenderungan untuk mendekatkan diri kepada dorongan positip

Perilaku ambivalen memiliki karakter sebagai berikut: 1. Kecenderungan untuk mendekatkan diri kepada dorongan positip makin kuat, bila subyek lebih mendekatkan dirinya kepada dorongan positip tertentu.

2. Kecenderungan untuk menjauhkan diri dari dorongan negatip makin kuat, bila subyek lebih mendekatkan

2. Kecenderungan untuk menjauhkan diri dari dorongan negatip makin kuat, bila subyek lebih mendekatkan diri kepada dorongan negatip tersebut. 3. Kecenderungan untuk menjauhkan diri dari dorongan negatip lebih kuat daripada kecenderungan untuk mendekatkan diri kepada dorongan positip, sekurang-2 nya kalau dorongan itu dekat.