PENULISAN KATA Kata Turunan 1 2 Kata yang

  • Slides: 15
Download presentation
PENULISAN KATA

PENULISAN KATA

Kata Turunan 1. 2. Kata yang mendapatkan imbuhan (awalan, sisipan, akhiran) ditulis serangkai dengan

Kata Turunan 1. 2. Kata yang mendapatkan imbuhan (awalan, sisipan, akhiran) ditulis serangkai dengan bentuk dasarnya Misal: berdiskusi, termakan, perumusan Jika bentuk dasarnya berupa gabungan kata, maka awalan atau akhiran diletakkan serangkai dengan kata yang langsung mengikuti atau mendahuluinya. Misal: berterima kasih, bertanggung jawab, sebar luaskan

3. 4. 5. Jika bentuk dasar berupa gabungan kata yang mendapatkan awalan dan akhiran,

3. 4. 5. Jika bentuk dasar berupa gabungan kata yang mendapatkan awalan dan akhiran, maka keduaduanya ditulis serangkai. Misal: pertanggungjawaban, menyebarluaskan, menggarisbawahi Jika salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam kombinasi, maka gabungan kata itu ditulis serangkai. Misal: mahasiswa, antarsiswa, swadana, adipati, purnatugas, dasawarsa, trimanunggal, kilometer. Jika bentuk terikat diikuti oleh kata yang huruf awalnya adalah huruf kapital, di antara kedua unsur diberikan tanda hubung (-). Misal: non-Eropa, pan-Afrika.

Bentuk Ulang Penulisan bentuk ulang secara lengkap adalah dengan menggunakan tanda hubung (-) Misal:

Bentuk Ulang Penulisan bentuk ulang secara lengkap adalah dengan menggunakan tanda hubung (-) Misal: buku-buku, meja-meja, alat, mobil-mobil.

Gabungan Kata 1. Gabungan kata yang biasa disebut kata majemuk atau istilah khusus, penulisan

Gabungan Kata 1. Gabungan kata yang biasa disebut kata majemuk atau istilah khusus, penulisan unsurnya dipisah. Misal: mata kuliah, rumah sakit, model linear, cuci tangan, kambing hitam. 2. Gabungan kata, termasuk istilah khusus, yang mungkin dapat menimbulkan kesalahan pengertian dapat ditulis dengan tanda hubung untuk menegaskan pertalian di antara unsur yang bersangkutan. Misal: SPP mahasiswa-baru, buku sejarah-lama, orang-tua muda

3. Gabungan kata berikut ini ditulis serangkai. Misal: belasungkawa, daripada, barangkali, kacamata, kepada, olahraga,

3. Gabungan kata berikut ini ditulis serangkai. Misal: belasungkawa, daripada, barangkali, kacamata, kepada, olahraga, segitiga,

Kata Ganti ku-, kau-, -mu, dan -nya Kata ganti ku-, kau-, -mu, dan –nya

Kata Ganti ku-, kau-, -mu, dan -nya Kata ganti ku-, kau-, -mu, dan –nya ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya; -ku, -mu, dan –nya ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya. Misal: - Segala yang kupunya, sudah kauambil semua. - Antara hidupmu dan hidupku jangan kausamakan.

Kata Depan di, ke, dan dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya, kecuali di

Kata Depan di, ke, dan dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya, kecuali di dalam gabungan kata yang sudah lazim dianggap sebagai satu kata, misalnya, kepada dan daripada. Misal: di Jakarta, dari Bandung, ke Jayapura.

PARTIKEL 1. Partikel –lah dan –kah ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya. Misal: simaklah,

PARTIKEL 1. Partikel –lah dan –kah ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya. Misal: simaklah, apakah, kemanakah. 2. Partikel pun ditulis terpisah dengan kata di depannya Misal: - Ia pun mengalami nasib yang sama. - Masyarakat pun sudah tidak percaya lagi kepadanya **Kecuali kata adapun, bagaimanapun, walaupun, kendatipun, meskipun, maupun, andaipun, sekalipun, biarpun, ditulis serangkai

3. Partikel per yang berarti mulai dan tiap ditulis terpisah dari kata yang mendahului

3. Partikel per yang berarti mulai dan tiap ditulis terpisah dari kata yang mendahului atau mengikutinya. Misal: - Harga tanahnya dijual Rp 100. 000 per meter. - Per Juni 2010, harga tiket pesawat naik 10%.

SINGKATAN DAN AKRONIM Singkatan adalah bentuk yang dipendekkan yang terdiri atas satu huruf atau

SINGKATAN DAN AKRONIM Singkatan adalah bentuk yang dipendekkan yang terdiri atas satu huruf atau lebih 1. Singkatan nama orang, jabatan, gelar, sapaan, atau pangkat diikuti dengan tanda titik. Misal: M. Slamet, S. Pd. , S. H. , M. A. , 2. Singkatan nama resmi lembaga pemerintahan dan ketatanegaraan, organisasi, serta nama dokumen resmi yang terdiri atas huruf awal kata ditulis dengan huruf kapital tidak diikuti tanda titik. Misal: MPR, MA, GBHN, UUD, UU, PT

3. Singkatan umum yang terdiri atas tiga huruf atau lebih diikuti satu tanda titik.

3. Singkatan umum yang terdiri atas tiga huruf atau lebih diikuti satu tanda titik. Misal: dll. , dsb. , dst. , Yth. , sda. , **Kecuali: a. n. , d. a. , u. b. (untuk beliau), u. p. (untuk perhatian), s. d. (sampai dengan)

4. Lambang kimia, singkatan satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang tidak diikuti tanda

4. Lambang kimia, singkatan satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang tidak diikuti tanda titik. Misal: TNT (trinitrotoluen), k. VA (kilovolt-ampere), l (liter), kg (kilogram) , Rp (rupiah).

Akronim adalah singkatan yang berupa gabungan huruf awal, gabungan suku kata, ataupun gabungan huruf

Akronim adalah singkatan yang berupa gabungan huruf awal, gabungan suku kata, ataupun gabungan huruf dan suku kata dari deret kata yang diperlakukan sebagai kata 1. 2. Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf awal dari deret kata ditulis seluruhnya dengan huruf kapital. Misal: STAN (Sekolah Tinggi Akuntansi Negara) BAN (Badan Akreditasi Nasional) Akronim nama diri yang berupa gabungan suku kata atau gabungan huruf dan suku kata dari deret kata ditulis dengan huruf kapital pada bagian awalnya. Misal: Menkokesra (Menteri Perekonomian dan Kesejahteraaan Rakyat) Menpora (Menteri Pemuda dan Olahraga)

3. Akronim bukan nama diri yang berupa gabungan huruf, suku kata, ataupun gabungan huruf

3. Akronim bukan nama diri yang berupa gabungan huruf, suku kata, ataupun gabungan huruf dan suku kata dari deret kata seluruhnya ditulis dengan huruf kecil Misal: rudal (peluru kendali) luber (langsung umum bebas rahasia) tilang (bukti pelanggaran) rapim (rapat pimpinan)