METODOLOGI PENELITIAN BISNIS Prof Dr Anwar Sanusi S

METODOLOGI PENELITIAN BISNIS Prof. Dr. Anwar Sanusi, S. E. , M. Si. 1

Pokok Bahasan Hakikat Penelitian Populasi dan Sampel Pengumpulan Data Desain Penelitian Validitas & Reliabilitas Instrumen Penelitian Analisisis Data & Interpretasi Permasalahan Penelitian Mengkaji Bahan Pustaka Variabel dan Skala Ukur Variabel Proposisi Ilmiah Menyusun Laporan Penelitian CARA MENYUSUN PROPOSAL PENELITIAN STOP 2

Kompetensi yang Diharapkan Mampu memahami metodologi penelitian secara konseptual. Mampu menerapkannya dalam kancah penelitian yang sebenarnya. Adanya perubahan kognitif dari peserta didik dalam menganalisis, menyintesis, dan mengevaluasi kegiatan penelitian baik yang dilakukannya sendiri maupun yang dilaksanakan oleh orang lain. 3

Hakikat Penelitian Pengetahuan? Ilmu adalah pengetahuan, tetapi tidak semua pengetahuan berupa ilmu Tanpa Penalaran Pikiran Logis dan Pengujian dengan Data Empiris Bukan Metode Ilmiah Apa yang Membedakan ? Penalaran Pikiran Logis dan Pengujian dengan Data Empiris Metode Ilmiah Langkah-langkah Sistematis secara Logis dan Teruji Ilmu? 4

Komponen Ilmu Seperangkat konsep, definisi, dan proposisi yang berhubungan satu sama lain, menunjukkan fenomena secara sistematis untuk menjelaskan (explanation) dan meramalkan (prediction) fenomena. Proposisi yang telah didukung oleh data empiris FENOMENA (1) TEORI (5) Suatu peristiwa yang ditangkap oleh indra manusia dan dapat dijelaskan secara ilmiah. KONSEP (2) KOMPONEN ILMU FAKTA (4) PROPOSISI (3) Abstraksi dari fenomena yang disusun berdasarkan generalisasi atas ideide, simbol-simbol karekteristik suatu peristiwa dengan nama yang diambil dari bahasa sehari. Hubungan kausalitas yang berlaku umum di antara dua variabel atau lebih. 5

Segala kegiatan yang dilakukan untuk menemukan kebenaran harus didukung dengan fakta. Induktif-generalisasi berarti menguji kebenaran hasil pemikiran deduktif yang sifatnya rasional dengan data empiris (sesuaikah atau tidak ? ) Kriteria Metode Ilmiah FAKTUAL INDUKTIF GENERALISASI OBJEKTIF KRITERIA METODE Kriteria objektif berarti segala fenomena yang ditangkap oleh indrawi harus diamati dan dianalisis secara objektif (dikemukakan secara jujur apa adanya). ILMIAH Deduktif-hipotetik berarti penjelasan fenomena didasarkan pada teori-teori terdahulu yang sudah ada daripada dapat diturunkan HIPOTESIS melalui cara berpikir deduktif. DEDUKTIFHIPOTETIK ANALITIK Setiap faktor yang terlibat dalam masalah yang sedang diamati harus disoroti secara kritis-analitis sehingga setiap faktor itu jelas makna, fungsi, dan peranannya. 6

UMUM Prinsip: Segala yang dipandang benar pada semua peristiwa dalam satu kelas/jenis, berlaku pula sebagai hal yang benar pada semua peristiwa yang terjadi pada hal khusus, asal yang khusus itu benar-benar bagian dari yang umum. KHUSUS Hasil Pemikiran logis/rasio Ditentukan oleh: • keterampilan menyusun premis, • conception, • judgement. Penalaran dengan Cara SILOGISME 1. Premis mayor 2. Premis minor 3. Kesimpulan Rawan Kesalahan: • Silogisme (kesalahan isi) • Kesalahan bentuk (kesalahan formal) 7

Sejumlah besar “A” (SAMPEL) diamati mempunyai sifat “B” sehingga semua “A” termasuk yang tidak diamati juga mempunyai sifat “B”. A PU PO Generalisasi empiris I LAS Ditentukan oleh: • besar-kecilnya sampel, • representatif sampel, • homogenitas sampel. 8

Penalaran Ilmuan (deduktif & induktif) ed ran D an al m Ge ne ra tif uk Pe na la n n da Pe ra la na an as OBSERVASI FAKTA Pe el nj Pe Ind ral uk isa tif si Em pir is TEORI Hukum/Dalil Pengujian hipotesis HIPOTESIS 9

DESAIN (RANCANGAN) PENELITIAN Desain penelitian merupakan cetak biru bagi peneliti. Oleh karena itu, perlu disusun terlebih dahulu sebelum penelitian dilaksanakan. Desain penelitian dapat memberikan petunjuk atau arahan yang sistematis kepada peneliti tentang kegiatan -kegiatan apa yang harus dilakukan, kapan akan dilakukan, dan bagaimana cara melakukannya. Kategori: desain penelitian deskriptif, desain penelitian kausalitas, desain penelitian korelasional, desain penelitian tindakan, desain penelitian eksperimental , desain penelitian Grounded. 10

DESAIN PENELITIAN DESKRIPTIF Desain penelitian deskriptif adalah desain penelitian yang disusun untuk memberikan gambaran secara sistematis tentang informasi ilmiah yang berasal dari subjek atau objek penelitian. 11

Langkah-langkah Penelitian Deskriptif 1. Merumuskan masalah penelitian. 2. Merumuskan tujuan penelitian. 3. Mengkaji pustaka, yaitu menelaah teori yang relevan. 4. Menentukan sampel yang representatif. 5. Menyusun instrumen penelitian. 6. Mengumpulkan data. 7. Menganalisis data. 8. Menarik kesimpulan. 12

DESAIN PENELITIAN KAUSALITAS Desain penelitian kausalitas adalah desain penelitian yang disusun untuk meneliti kemungkinan adanya hubungan sebab-akibat antarvariabel. 13

Langkah-langkah Penelitian Kausalitas 1. Menetapkan masalah penelitian. 2. Merumuskan tujuan penelitian. 3. Mengkaji teori dan menelaah hasil-hasil penelitian terdahulu yang relevan. 4. Merumuskan hipotesis penelitian. 5. Menentukan ukuran sampel. 6. Mengklasifikasi dan mendefinisikan variabel penelitian 7. Menyusun instrumen penelitian, sekaligus melakukan uji validitas dan reliabilitas instrumen. 8. Menentukan metode pengumpulan data. 9. Melakukan pengujian hipotesis. 10. Menarik kesimpulan. 14

DESAIN PENELITIAN KORELASIONAL Desain penelitian korelasional adalah desain penelitian yang dibuat untuk meneliti bagaimana kemungkinan hubungan yang terjadi antarvariabel dengan memperhatikan besaran koefisien korelasi. Langkah-langkah penelitian korelasional tidak berbeda jauh dengan desain penelitian kausalitas karena penelitian korelasional pada umumnya ingin melakukan verifikasi teori. 15

DESAIN PENELITIAN TINDAKAN Desain penelitian tindakan adalah desain penelitian yang disusun untuk melakukan perbaikan-perbaikan terhadap kegiatan yang sudah dilakukan sebelumnya. Penelitian tindakan pada umumnya mengevaluasi pendekatan atau metode yang sudah diterapkan, kemudian berupaya mengembangkan menjadi pendekatan atau metode yang lebih baik. 16

Langkah-langkah Penelitian Tindakan 1. Merumuskan masalah dan tujuan penelitian. 2. Melakukan kajian pustaka untuk menentukan metode atau pendekatan yang relevan dengan masalah dan tujuan penelitian. 3. Jika diperlukan, rumuskan hipotesis penelitian. 4. Membuat desain penelitian yang cocok dengan kondisi lapangan. 5. Menentukan kriteria-kriteria evaluasi atau teknik analis data yang diperlukan untuk menjawab permasalahan penelitian. 6. Mengumpulkan data, menganalisis, dan menginterpretasikan hasil. 7. Menyusun laporan penelitian. 17

DESAIN PENELITIAN EKSPERIMENTAL YANG SEBENARNYA Desain penelitian eksperimental yang sebenarnya adalah desain penelitian yang disusun untuk meneliti adanya hubungan kausalitas mengenai sikap tertentu antara kelompok yang diberi perlakuan dengan kelompok lain yang tidak dikenai perlakuan. RAGAM: Pretest-Posttest Control Group Posttest- Only Control Group 18

DESAIN PENELITIAN EKSPERIMENTAL SEMU Desain penelitian eksperimental semu adalah desain penelitian yang disusun untuk memperoleh informasi yang merupakan perkiraan bagi informasi yang dapat diperoleh melalui eksperimen yang sebenarnya dalam keadaan yang tidak memungkinkan untuk memanipulasikan semua variabel yang relevan. RAGAM: One-Shot Case Study One-Group Pretest-Posttest Static Group Comparison Pretest-Posttest 19

DESAIN PENELITIAN GROUNDED Desain penelitian Grounded adalah desain penelitian yang disusun untuk membuat generalisasi empiris, menetapkan konsep, serta membuktikan dan mengembangkan teori. 20

Langkah-langkah Penelitian Grounded Menentukan masalah penelitian. Melakukan observasi; dalam hal ini, semua fakta dicatat secara holistis dan bersifat alamiah (naturalistik). Melakukan interpretasi fakta, membuat deskripsi tentang fenomena yang diamati. Merumuskan generalisasi bersifat teoretis dengan menyusun proposisi, konsep, dan teori. Menyusun laporan penelitian. 21

1 MENETAPKAN MASALAH Menyimpulkan Rekomendasi 5 MENARIK KESIMPULAN Variabel penelitian Sumber data Instrumen Populasi & Sampling Pengumpulan data Analisis data 4 UJI HIPOTESIS TAHAPAN RISET secara UMUM Menemukan masalah Memilih masalah Merumuskan masalah 2 MENGKAJI TEORI 3 MENYUSUN HIPOTESIS Kajian teori Kajian penelitian terdahulu Merumuskan Hipotesis 22

Menemukan Masalah Memilih Masalah Merumuskan Masalah 23

Menemukan Masalah Masalah penelitian dapat ditemukan dari berbagai sumber: Referensi atau literatur Pertemuan Ilmiah Pendapat Otorita Pengamatan Sepintas Pengalaman Pribadi Intuisi 24

Memilih masalah Arah masalahnya Aktualitas Orisinalitas Relevan Besarnya sumbangan terhadap ilmu Arah calon peneliti Biaya Waktu Alat/perlengkapan yang tersedia Bekal kemampuan teoretis Penguasaan metode yang diperlukan 25

Merumuskan masalah Dirumuskan dengan kalimat pertanyaan (apakah, sejauh mana, bagaimana, dst. ). Dirumuskan dengan jelas dan padat. Memberikan petunjuk tentang kemungkinan pengumpulan data. 26

CONTOH RUMUSAN MASALAH PENELITIAN ü Bagaimana pengaruh pertumbuhan ekonomi, nilai tukar, ekspor, dan tingkat suku bunga domestik terhadap Investasi Asing Langsung di Indonesia? ü Bagaimana pengaruh marketing stimuli dan lingkungan sosial budaya terhadap psikologi konsumen dalam keputusan pembelian barang X? ü Bagaimana pengaruh kinerja keuangan terhadap Return Saham Perusahaan Food and Beverages yang listing di Bursa Efek Surabaya? 27

Mengemukakan teori-teori yang relevan dengan masalah yang telah dirumuskan. Kriterianya: Relevance (relevan) Recency (mutakhir) Perhatikan cara mengutipnya. 28

TUJUAN KAJIAN TEORI DAN TELAAH PENELITIAN SEBELUMNYA Menghindari duplikasi. Menghasilkan pengertian dan pemahaman yang komprehensif tentang permasalahan yang dicari jawabnya melalui peneltian. Menunjukkan posisi penelitian yang akan dilakukan dibanding penelitian yang sudah dilakukan sehingga tampak persamaan dan perbedaannya. 29

Hipotesis adalah pernyataan spesifik yang bersifat prediksi dari hubungan antara dua atau lebih variabel. Dugaan sementara yang kebenarannya perlu diuji. Mendeskripsikan secara konkret apa yang ingin dicapai/diharapkan terjadi dalam penelitian. 30

Apakah semua penelitian ilmiah perlu membuat hipotesis? Ya, jika berkenaan dengan verifikasi suatu teori atau masalah. Tidak, jika penelitian masih bersifat eksploratif dan deskriptif. 31

Kegunaan Hipotesis Memberikan batasan serta memperkecil jangkauan penelitian dan kerja penelitian. Alat yang sederhana untuk memfokuskan fakta yang bercerai-berai ke dalam suatu kesatuan penting dan menyeluruh. Sebagai panduan dalam pengujian serta penyesuaian dengan fakta dan antarfakta. 32

Dirumuskan secara jelas, padat, dan spesifik. Dinyatakan dalam kalimat deklaratif atau pernyataan. Menyatakan hubungan antardua atau lebih variabel. Dapat diuji. Konstruksi dari gagasan yang didukung teori, bukan gagasan liar. Terkait dengan populasi. 33

JENIS HIPOTESIS Hipotesis korelasional adalah hipotesis yang menyatakan bahwa variabel-variabel berhubungan secara bersamaan tanpa dinyatakan bahwa variabel yang satu memengaruhi variabel lain. Hipotesis kausalitas adalah hipotesis yang menyatakan hubungan sebab-akibat antarvariabel. Hipotesis komparatif adalah hipotesis yang menyatakan adanya perbedaan antara satu kelompok dengan kelompok lain. 34

Hipotesis Alternatif (Alternative Hypothesis) Hipotesis yang mendukung prediksi. Diterima jika hasil penelitian mendukung hipotesis. Dinyatakan dengan H 1. Hipotesis Nul (Null Hypothesis) Hipotesis yang mendeskripsikan keluaran, selain dari hipotesis alternatif. Biasanya mendeskripsikan tidak ada hubungan/pengaruh antarvariabel yang diuji. Dinyatakan dengan H 0. 35

CONTOH RUMUSAN HIPOTESIS n Kejelasan peran, lingkungan kerja, dan evaluasi manajemen berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan di PT X (contoh: hipotesis hubungan kausalitas). n Prestasi kerja karyawan bagian produksi lebih tinggi daripada karyawan bagian pemasaran (contoh: hipotesis perbandingan). n Terdapat korelasi yang erat antara tingkat pendidikan dengan prestasi kerja karyawan (contoh: hipotesis korelasional). 36

CONTOH RUMUSAN HIPOTESIS Kegiatan pembinaan mental spiritual berhubungan erat secara signifikan dengan motivasi karyawan (korelasional). Semakin tinggi motivasi dan kemampuan manajerial, semakin tinggi pula kinerja usaha pedagang kaki lima (kausalitas). Terdapat perbedaan kinerja yang signifikan antara karyawan yang telah mengikuti pelatihan administratif dibanding dengan mereka yang belum memperoleh pelatihan administratif (perbandingan). 37

One-Tailed Hypothesis Mendeskripsikan hipotesis yang berarah (direction) secara spesifik. Hipotesis nul adalah tidak ada perbedaan antara variabel, dan diprediksikan ke arah yang berlawanan. 38

Contoh One-Tailed Hypothesis 39

Two-Tailed Hypothesis Prediksi yang tidak berarah. Hipotesis nul adalah tidak ada perbedaan/pengaruh/hubungan antara variabel. 40

Contoh Two-Tailed Hypothesis 41

VARIABEL DAN SKALA UKUR 42

Komponen Ilmu Seperangkat konsep, definisi, dan proposisi yang berhubungan satu sama lain, menunjukkan fenomena secara sistematis untuk menjelaskan (explanation), meramalkan (prediction) fenomena. FENOMENA (1) TEORI (5) Proposisi yang telah didukung oleh data empiris Suatu peristiwa yang ditangkap oleh indra manusia dan dapat dijelaskan secara ilmiah. KONSEP (2) KOMPONEN ILMU FAKTA (4) PROPOSISI (3) Abstraksi dari fenomena yang disusun berdasarkan generalisasi atas ideide, simbol-simbol karekteristik suatu peristiwa dengan nama yang diambil dari bahasa sehari. Hubungan kausalitas yang berlaku umum antara dua variabel atau lebih. VARIABEL 43

VARIABEL Macam-macam Variabel: Variabel tergantung/terikat Variabel bebas Variabel moderator Variabel antara Variabel laten dan manifest Variabel endogen dan eksogen 44

HUBUNGAN ANTARA VARIABEL BEBAS DENGAN VARIABEL BERGANTUNG PADA BIDANG SDM VARIABEL BEBAS VARIABEL TERIKAT Intelegensi (X 1) Kematangan Emosi (X 2) Kualitas Pelayanan Jasa (Y) Kematangan Sosial (X 3) 45

INVESTASI ASING LANGSUNG (Y) Dependet Variable Independent variable HUBUNGAN ANTARA VARIABEL BEBAS DENGAN VARIABEL TERGANTUNG BIDANG EKONOMI TINGKAT SUKU BUNGA DOMESTIK (X 4) 46

HUBUNGAN ANTARA VARIABEL BEBAS DENGAN VARIABEL TERGANTUNG BIDANG KEUANGAN 47

POSISI VARIABEL MODERATOR DALAM VARIABEL BEBAS DAN TERGANTUNG Pengurangan Hari Kerja Produktivitas Kerja Variabel Bebas Variabel Terikat Usia Tenaga Kerja Variabel Moderator 48

VARIABEL ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN -----------Variabel Bebas MOTIVASI KERJA KINERJA -----------Variabel Terikat Variabel Antara 49

VARIABEL LATEN: variabel yang tidak dapat diukur secara langsung dan memerlukan beberapa indikator sebagai proksinya. VARIABEL MANIFEST: variabel yang dapat diukur secara langsung oleh peneliti. PERHATIKAN POSISI VARIABEL LATEN & MANIFEST BERIKUT INI. KEPUTUSAN MEMBELI Spesifikasi Produk Jenis Produk Cara Pembayaran Merek Distributor Jumlah Produk Waktu Pembelian = simbol untuk variabel laten = simbol untuk variabel manifest 50

VARIABEL ENDOGEN: variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain, sedangkan VARIABEL EKSOGEN adalah variabel yang memengaruhi variabel lain. Penjualan Pribadi Periklanan Promosi Penjualan Hubungan Masyarakat variabel independen BAURAN PROMOSI Hubungan variabel dependen variabel eksogen Kausalitas KEPUTUSAN MEMBELI variabel endogen Spesifikasi Produk Jenis Produk Cara Pembayaran Merek Distributor Jumlah Produk Waktu Pembelian 51

MOTIVASI (MOT) X 1 = Kebutuhan fisiologis (PHYS) X 2 = Kebutuhan akan rasa aman (SECU) X 3 = Kebutuhan sosial dan rasa memiliki (SOCI) X 4 = Kebutuhan akan penghargaan (ESTE) X 5 = Kebutuhan aktualisasi diri (ACTU) FUNGSI KEPEMIMPINAN (PIM) X 6 = Penentu arah (TUAR) X 7 = Wakil organisasi (KILO) X 8 = Komunikator (KOMU) X 9 = Mediator (METOR) LINGKUNGAN KERJA (LKER) X 10 = Lingkungan fisik (KUNGFI) X 11 = Dukungan kondisi pekerjaan (WORKC) X 12 = Dukungan kolegial (COLLS) X 13 = Kualitas dan teknik supervisi (SUPVS) X 14 = Dukungan atasan/ pemimpin (LEADR) X HUBUNGAN ANTARVARIABEL YANG LEBIH RUMIT DALAM KERANGKA KONSEP UNTUK PENELITIAN SETINGKAT S-3. KINERJA (KIN) TRIDHARMA PERTI DAN UNSUR PENUNJANG Y 1 = Pendidikan dan pengajaran (DIKJAR) Y 2 = Penelitian (LIT) Y 3 = Pengab. kpd. Masyarakat (PKM) Y 4 = Unsur penunjang (JANG) DP 3 Y 5 Y 6 = = Y 7 = Y 8 Y 9 Y 10 Y 11 Y 12 = = = KARIER Y 13 = Y 14 = Y 15 = Fungsional (FUNGS) Struktural (STRUK) Akademik (AKAD) Kesetiaan (TIA) Prestasi kerja (PRESJA) Tanggung jawab (GUNGWAB) Ketaatan (TAAT) Kejujuran (JUJUR) Kerja sama (JASMA) Prakarsa (KARSA) Kepemimpinan (PIMP) Y 1 Y 2 52

HUBUNGAN ANTARVARIABEL YANG LEBIH RUMIT DALAM STRUCTURAL EQUATION MODELING (SEM) 53

SKALA UKUR VARIABEL Untuk fenomena yang variabelnya mempunyai dimensi deskrit (terpisah), hakikatnya tidak dapat diberi nilai berdasarkan dimensi itu. Fenomena itu disebut fenomena nominal, variabelnya disebut variabel nominal. Kategori dimensi variabel nominal adalah: Jenis kelamin: Laki-laki - Perempuan Kota kelahiran: Bandung, Malang, Surabaya, Padang Status perkawinan: Menikah - Belum menikah - Duda - Janda Status pekerjaan: PNS - Wiraswasta - Tentara - Polisi 54

DIMENSI VARIABEL NOMINAL VARIABEL/ DIMENSI STATUS PERKAWINAN - MENIKAH - BELUM MENIKAH - DUDA - JANDA JUMLAH (ORANG) ( %) 75 31, 25 40 65 60 16, 67 27, 08 25, 00 240 100, 00 VARIABEL/ DIMENSI JUMLAH (ORANG) (%) AGAMA : - ISLAM - NASRANI - HINDU - BUDDHA 150 110 75 60 37, 97 27, 85 18, 99 15, 19 JUMLAH 395 100, 00 CATATAN: Dimensinya bersifat terpisah (tidak bertingkat sehingga tidak dapat diberi nilai). Angka dalam kolom bukan nilai atas dimensi, tetapi merupakan hitungan terhadap subjek yang mendukung dimensi atau variabel itu. 55

SKALA ORDINAL SKALA PENGUKURAN YANG MENYATAKAN SESUATU LEBIH DARI YANG LAIN. MEMBERIKAN NILAI PERINGKAT TERHADAP DIMENSI VARIABEL YANG DIUKUR SEHINGGA MENUNJUKKAN SUATU URUTAN PENILAIAN ATAU TINGKAT PREFERENSI. CONTOH: Sebutkan peringkat pilihan saudara terhadap wilayah pemasaran jasa di Jawa Timur. Pasuruan Gresik Madiun Lumajang Malang Situbondo Kediri Surabaya Sumenep 56

SKALA INTERVAL Menyatakan peringkat dan jarak dari konstruks/variabel yang diukur. Mencakup konsep kesamaan jarak sehingga jarak antara 9 dan 10 sama dengan jarak 15 dan 16. Nilai dalam skala interval bukan angka nol mutlak. Contoh: skala Likert 5 titik Menurut saya, sistem pengembangan karier di perusahaan ini sudah sesuai dengan yang saya harapkan. Sangat Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju 57

SKALA RATIO Menunjukkan peringkat, jarak, dan perbandingan konstruk/variabel yang diukur. Nilai pada skala rasio adalah angka nol mutlak ( 10 adalah 2 kali lebih besar dari 5 ). Kesimpulan: Skala Rasio menyatakan sesuatu sekian kali besarnya dari yang lain, Skala Interval menyatakan sesuatu lebihnya sekian dari yang lain, sedangkan Skala Ordinal menyatakan sesuatu lebih dari yang lain. Skala Nominal menyatakan kategori saja. 58

Instrumen Penelitian Alat yang digunakan oleh peneliti untuk mengukur fenomena alam dan sosial. URUTAN MENYUSUN INSTRUMEN PENELITIAN TEORI KONSEP ATAU KONSTRUK VARIABEL DIMENSI VARIABEL INDIKATOR INSTRUMEN PENELITIAN 59

TATA CARA MENYUSUN INSTRUMEN Perhatikan variabel yang “tersurat” dalam rumusan masalah penelitian. Definisikan variabel tersebut dengan mengacu pada pendapat ahli sebagaimana dinyatakan dalam teori. Cari dimensinya. Cari indikator-indikatornya. Formulasikan indikator itu ke dalam bentuk daftar kalimat pertanyaan atau pernyataan (sebagai instrumen berupa kuesioner). 60

Contoh: Rumusan masalah penelitian: Sejauh mana pengaruh motivasi terhadap prestasi kerja karyawan di perusahaan X? Definisi: Menurut Terry (1997: 390), motivasi adalah keinginan yang terdapat pada seorang individu yang merangsangnya untuk melakukan tindakan. Jadi, berdasarkan definisi ini, seseorang bertindak untuk melakukan sesuatu karena ada rangsangan yang bisa jadi merupakan pemenuhan kebutuhan. Kita hubungkan dengan teori Maslow tentang Teori Hierarki kebutuhan yang terdiri atas 5 tingkat kebutuhan, yaitu kebutuhan fisiologis, keamanan dan rasa aman, kebutuhan sosial, harga diri, dan aktualisasi diri. Kelima tingkat kebutuhan ini sebagai dimensi dari motivasi. Dari setiap dimensi itu, cari indikator-indikatornya (perhatikan tabel berikut). 61

VARIABEL MOTIVASI DIMENSI 1. Kebutuhan fisiologis 2. Kebutuhan keamanan dan rasa aman 3. Kebutuhan sosial 4. Kebutuhan harga diri 5. Kebutuhan aktualisasi diri INDIKATOR a. b. c. d. e. f. Pemenuhan Pemenuhan Rasa aman kerja g. Rasa aman h. Rasa aman i. Rasa aman kerja pangan sandang tempat tinggal kesehatan, rekreasi pendidikan keluarga INSTRUMEN 1 s. d. 5 dari pemutusan hubungan terhadap kecelakaan kerja karier dan masa depan dari pemutusan hubungan 6 s. d. 9 j. Diterima dengan baik oleh sesama k. Rasa memiliki terhadap perusahaan l. Hubungan kerja yang harmonis antartingkatan manajemen m. Interaksi yang dinamis dan persahabatan antarsesama 10 s. d. 13 n. Penghargaan atas prestasi o. Kesesuaian penghargaan dengan prestasi p. Delegasi wewenang sesuai dengan kompetensi karyawan q. Perhatian atasan/pemimpin 14 s. d. 17 r. s. t. Kesempatan pengembangan diri Kesempatan promosi jabatan Kebijakan pendukung untuk kerja secara optimal 18 s. d. 20 62

INSTRUMEN BERUPA KUESIONER (DAFTAR PERNYATAAN DENGAN SKALA LIKERT) 1. Gaji yang saya terima dapat memenuhi kebutuhan pangan. Sangat Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju 2. Gaji yang saya terima dapat memenuhi kebutuhan sandang. Sangat Setuju Netral 3. Gaji yang saya terima dapat memenuhi kebutuhan tempat tinggal. Sangat Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju 4. Gaji yang saya terima dapat memenuhi kebutuhan untuk pendidikan anak-anak. Sangat Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju 5. Gaji yang saya terima dapat memenuhi kebutuhan kesehatan dan rekreasi keluarga. Sangat Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju 6. Saya merasa di perusahaan ini tidak akan terjadi pemutusan hubungan kerja. Sangat Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju 63

7. Jenis pekerjaan yang rawan terjadi kecelakaan kerja sudah dilengkapi dengan peralatan untuk keselamatan kerja. Sangat Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju 8. Saya merasa aman dengan karier dan masa depan saya di perusahaan ini. Sangat Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju 9. Menurut saya, kelangsungan hidup perusahaan ini terjamin. Sangat Setuju Netral 10. Rekan-rekan kerja menerima saya dengan penuh kekeluargaan. Sangat Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju 11. Saya merasa memiliki perusahaan ini karena saya sadar bahwa di samping menjadi wadah bagi saya untuk bersosialisasi, perusahaan ini juga merupakan tempat menggantungkan hidup. Sangat Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju 64

12. Hubungan saya dengan atasan, bawahan serta dengan sesama terjalin harmonis. Sangat Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju 13. Saya dapat berinteraksi dengan rekan-rekan sesama karyawan dengan penuh persahabatan. Sangat Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju 14. Jika saya berprestasi, pimpinan memberikan penghargaan kepada saya. Sangat Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju 15. Penghargaan yang saya terima sesuai dengan prestasi yang saya berikan. Sangat Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju 16. Pemimpin (perusahaan) memberikan kepercayaan kepada saya untuk mengerjakan pekerjaan yang sesuai dengan kompetensi yang saya miliki. Sangat Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju 65

17. Saya memperoleh perhatian yang cukup dari pemimpin/atasan saya. Sangat Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju 18. Saya memperoleh kesempatan yang luas untuk mengembangkan diri saya melalui pendidikan dan pelatihan. Sangat Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju 19. Saya memperoleh kesempatan yang luas untuk dipromosikan sesuai dengan potensi yang saya miliki. Sangat Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju 20. Di perusahaan ini, terdapat kebijakan yang mendukung bagi karyawan untuk unjuk kerja secara optimal. Sangat Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju 66

Tabel: Elaborasi Variabel Prestasi Kerja VARIABEL Prestasi kerja DIMENSI INDIKATOR INSTRUMEN 1. Mutu hasil kerja a. Ketelitian b. Kerapian c. Ketuntasan 1 s. d. 3 2. Volume hasil kerja d. Bekerja cepat sesuai target e. Konsistensi hasil kerja 4 s. d. 5 3. Prakarsa f. 4. Penguasaan tugas 5. Keandalan 6. Kehadiran kerja Keinginan untuk memperoleh tugas tambahan g. Kesiapan untuk memikul tanggung jawab yang lebih besar h. i. j. k. Paham terhadap pekerjaan Terampil dalam bekerja Menerapkan teknik yang dikuasai Mampu menggunakan perangkat yang tersedia 6 s. d. 7 8 s. d. 11 l. Andal dalam menuntaskan tugas secara mandiri m. Mampu merampungkan tugas tepat waktu dengan pengawasan minimum 12 s. d. 13 n. Kedatangan tepat waktu o. Istirahat tepat waktu p. Pulang kerja tepat waktu 14 s. d. 16 67

INSTRUMEN PRESTASI KERJA 1. Saya menyelesaikan pekerjaan dengan teliti. Sangat Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju 2. Saya menyelesaikan pekerjaan dengan rapi. Sangat Setuju Netral 3. Saya menyelesaikan pekerjaan dengan tuntas. Sangat Setuju Netral 4. Saya menyelesaikan pekerjaan dengan cepat. Sangat Setuju Netral 5. Saya menyelesaikan pekerjaan dengan konsisten. Sangat Setuju Netral 6. Saya selalu berkeinginan untuk memperoleh tugas-tugas baru. Sangat Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju 68

7. Saya selalu siap untuk bertanggung jawab terhadap tugas-tugas yang lebih besar. Sangat Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju 8. Saya memahami tugas-tugas atau pekerjaan saya. Sangat Setuju Netral 9. Saya terampil dalam menyelesaikan pekerjaan. Sangat Setuju Netral 10. Saya mampu menerapkan teknik-teknik yang saya kuasai dalam menyelesaikan pekerjaan. Sangat Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju 11. Saya mampu memanfaatkan perangkat yang disediakan sesuai dengan peruntukannya. Sangat Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju 12. Saya andal dalam menuntaskan tugas-tugas atas prakarsa sendiri. Sangat Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju 69

13. Saya andal dalam merampungkan tugas tepat waktu dengan sedikit pengawasan. Sangat Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju 14. Saya hadir tepat waktu sesuai dengan peraturan perusahaan/instansi. Sangat Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju 15. Saya andal dalam menepati waktu istirahat. Sangat Setuju Netral 16. Saya pulang tepat waktu sesuai dengan peraturan perusahaan atau instansi. Sangat Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju 70

VALIDITAS DAN RELIABILITAS INSTRUMEN PENELITIAN VALIDITAS ADALAH KETEPATAN ALAT UKUR (INSTRUMEN) DALAM MENGUKUR APA YANG HENDAK DIUKUR. VALIDITAS INSTRUMEN DITENTUKAN DENGAN MENGORELASIKAN ANTARA SKOR YANG DIPEROLEH SETIAP BUTIR PERTANYAAN DENGAN SKOR TOTALNYA. 71

RUMUS YANG DIGUNAKAN ADALAH KORELASI PRODUCT MOMENT r = di mana r X Y N = = N (ΣXY) − (ΣX ΣY) √ [ N ΣX 2 − (ΣX)2 ] − [ N ΣY 2 − (ΣY)2 ] koefisien korelasi skor butir skor total butir jumlah sampel (responden) Selanjutnya, nilai r dibandingkan dengan nilai r tabel menggunakan derajat bebas (n − 2). Jika nilai r hasil perhitungan lebih besar daripada nilai r dalam tabel pada alfa tertentu maka berarti signifikan sehingga disimpulkan bahwa butir pertanyaan atau pernyataan itu valid. 72

CONTOH PERHITUNGAN VALIDITAS Tabel: Rekapitulasi Jawaban Responden terhadap Variabel Prestasi Kerja Skor Butir Kuesioner Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 Skor Total 1 4 4 4 5 5 5 5 5 74 2 3 2 2 2 3 3 3 3 4 3 47 3 4 4 5 5 5 76 4 3 4 4 4 4 62 5 4 4 3 3 3 52 6 5 4 5 5 5 5 4 4 4 5 5 74 7 2 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 2 2 42 8 4 4 4 4 5 5 5 5 72 9 3 3 3 4 4 4 4 4 58 10 4 5 5 5 5 78 11 3 3 3 3 4 4 3 54 12 3 3 3 4 4 4 4 4 58 13 4 4 4 4 64 14 4 5 4 4 4 4 5 5 5 4 69 15 5 5 5 5 80 16 3 4 4 4 4 5 5 69 17 5 5 5 5 80 18 3 3 3 4 4 4 4 4 58 19 3 3 3 3 4 4 4 4 56 20 5 4 4 4 4 66 21 3 3 3 4 4 4 59 (bersambung) 73

Tabel: (lanjutan) Rekapitulasi Jawaban Responden terhadap Variabel Prestasi Kerja Skor Butir Kuesioner Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 Skor Total 22 4 5 5 5 5 4 4 5 5 4 5 74 23 3 4 5 4 4 4 4 64 24 5 5 5 4 4 4 3 3 3 3 60 25 4 4 4 5 5 5 5 4 5 73 26 5 5 5 5 80 27 4 4 3 3 4 4 4 59 28 3 3 3 4 4 4 3 3 3 53 29 5 5 5 4 5 5 5 5 5 79 30 4 4 4 4 4 5 5 5 70 31 3 3 3 2 2 2 2 2 38 32 4 4 4 5 5 5 4 5 4 5 72 33 5 5 5 4 4 76 34 4 4 4 4 64 35 4 4 4 5 5 4 70 74

Tabel: Perhitungan Validitas Pertanyaan Butir ke-1 dengan Skor Total Responden X Y X 2 Y 2 XY 1 4 74 16 5. 476 296 2 3 47 9 2. 209 141 3 4 76 16 5. 776 304 4 3 62 9 3. 844 186 5 4 52 16 2. 704 208 6 5 74 25 5. 476 370 7 2 42 4 1. 764 84 8 4 72 16 5. 184 288 9 3 58 9 3. 364 174 10 4 78 16 6. 084 312 11 3 54 9 2. 916 162 12 3 58 9 3. 364 174 13 4 64 16 4. 096 256 14 4 69 16 4. 761 276 15 5 80 25 6. 400 16 3 69 9 4. 761 207 17 5 80 25 6. 400 18 3 58 9 3. 364 174 19 3 56 9 3. 136 168 20 5 66 25 4. 356 330 21 3 59 9 3. 481 177 22 4 74 16 5. 476 296 (bersambung) 75

Tabel: (lanjutan) Perhitungan Validitas Pertanyaan Butir ke-1 dengan Skor Total Responden X Y X 2 Y 2 XY 23 3 64 9 4. 096 192 24 5 60 25 3. 600 300 25 4 73 16 5. 329 292 26 5 80 25 6. 400 27 4 59 16 3. 481 236 28 3 53 9 2. 809 159 29 5 79 25 6. 241 395 30 4 70 16 4. 900 280 31 3 38 9 1. 444 114 32 4 72 16 5. 184 288 33 5 76 25 5. 776 380 34 4 64 16 4. 096 256 35 4 70 16 4. 900 280 Jumlah 134 2. 280 536 152. 648 8. 955 r = 35 (8. 955) − (134 × 2. 280) √ [ 35 (536) − (134) ] [ 35 (152. 648) − (2. 280) ] 2 = r = 313. 425 − 305. 520 √ (18. 760 − 17. 956) (5. 342. 680 − 5. 198. 400) 2 = 7. 905 √ 116. 001. 120 0, 734 76

Tabel: Nilai-nilai r Product Moment N Taraf Signif. 5% 1% 3 0, 997 0, 999 4 0, 950 5 N Taraf Signif. 5% 1% 27 0, 381 0, 487 0, 990 28 0, 374 0, 887 0, 959 29 6 0, 811 0, 917 7 0, 754 8 N Taraf Signif. 5% 1% 55 0, 266 0, 345 0, 478 60 0, 254 0, 330 0, 367 0, 470 65 0, 244 0, 317 30 0, 361 0, 463 70 0, 235 0, 306 0, 874 31 0, 355 0, 456 75 0, 227 0, 296 0, 707 0, 834 32 0, 349 0, 449 80 0, 220 0, 286 9 0, 666 0, 798 33 0, 344 0, 442 85 0, 213 0, 278 10 0, 632 0, 765 34 0, 339 0, 436 90 0, 207 0, 270 11 0, 602 0, 735 35 0, 334 0, 430 95 0, 202 0, 263 12 0, 576 0, 708 36 0, 329 0, 424 100 0, 195 0, 256 13 0, 553 0, 684 37 0, 325 0, 418 125 0, 176 0, 230 14 0, 532 0, 661 38 0, 320 0, 413 150 0, 159 0, 210 15 0, 514 0, 641 39 0, 316 0, 408 175 0, 148 0, 194 16 0, 497 0, 623 40 0, 312 0, 403 200 0, 138 0, 181 17 0, 482 0, 606 41 0, 308 0, 398 300 0, 113 0, 148 18 0, 468 0, 590 42 0, 304 0, 393 400 0, 098 0, 128 19 0, 456 0, 575 43 0, 301 0, 389 500 0, 088 0, 115 20 0, 444 0, 561 44 0, 297 0, 384 600 0, 080 0, 105 21 0, 433 0, 549 45 0, 294 0, 380 700 0, 074 0, 097 22 0, 423 0, 537 46 0, 291 0, 376 800 0, 070 0, 091 23 0, 413 0, 526 47 0, 288 0, 372 900 0, 065 0, 086 24 0, 404 0, 515 48 0, 284 0, 368 1000 0, 062 0, 081 25 0, 396 0, 505 49 0, 281 0, 364 26 0, 388 0, 496 50 0, 279 0, 361 77

Selanjutnya, dikonsultasikan (dibandingkan) dengan nilai korelasi yang terdapat pada tabel. Pada alfa 1% dan derajat bebas (n − 2), diketahui bahwa nilai r (pada tabel) adalah 0, 442. Dengan demikian, karena nilai r hasil perhitungan lebih besar daripada nilai r tabel (0, 734 > 0, 442) maka signifikan dan memberikan alasan untuk menyimpulkan bahwa butir pertanyaan nomor 1 valid (dapat digunakan sebagai instrumen penelitian). Cara yang sama dapat digunakan untuk memperoleh nilai koefisien korelasi untuk pertanyaan butir nomor 2 sampai dengan 16. 78

RELIABILITAS INSTRUMEN Menunjukkan konsistensi hasil pengukuran sekiranya alat pengukur itu digunakan oleh orang yang berlainan pada waktu bersamaan atau digunakan oleh orang yang sama pada waktu berlainan. Jadi, secara implisit, mengandung OBJEKTIVITAS. 79

CARA PENGUKURAN RELIABILITAS Cara pengukuran Ulang Instrumen diberikan kepada responden yang sama pada waktu berbeda. Skor total yang diperoleh pada pengukuran pertama dikorelasikan dengan skor total dengan pengukuran kedua. Rumus korelasi yang digunakan berikut prosedurnya sama dengan menghitung validitas. Cara Pengukuran Belah Dua Instrumen dibelah menjadi dua bagian: nomor genap dan nomor ganjil. Skor total dari setiap belahan dikorelasikan dengan rumus korelasi product moment. Hasilnya dikonversi dalam rumus SPEARMANBROWN: 2. r (pm) r (sb) = -------1 + r (pm) r (sb) = nilai reliabilitas r (pm) = nilai korelasi product moment 80

CONTOH CARA PENGUKURAN ULANG Tabel: Perhitungan Reliabilitas dengan Cara Pengukuran Ulang Responden X Y X 2 Y 2 XY 1 74 70 5. 476 4. 900 5. 180 2 47 50 2. 209 2. 500 2. 350 3 76 78 5. 776 6. 084 5. 928 4 62 65 3. 844 4. 225 4. 030 5 52 54 2. 704 2. 916 2. 808 6 74 78 5. 476 6. 084 5. 772 7 42 45 1. 764 2. 025 1. 890 8 72 70 5. 184 4. 900 5. 040 9 58 59 3. 364 3. 481 3. 422 10 78 78 6. 084 11 54 52 2. 916 2. 704 2. 808 12 58 60 3. 364 3. 600 3. 480 13 64 69 4. 096 4. 761 4. 416 14 69 70 4. 761 4. 900 4. 830 15 80 78 6. 400 6. 084 6. 240 16 69 64 4. 761 4. 096 4. 416 17 80 79 6. 400 6. 241 6. 320 18 58 60 3. 364 3. 600 3. 480 19 56 60 3. 136 3. 600 3. 360 20 66 60 4. 356 3. 600 3. 960 21 59 60 3. 481 3. 600 3. 540 22 74 70 5. 476 4. 900 5. 180 (bersambung) 81

Tabel: (lanjutan) Perhitungan Reliabilitas dengan Cara Pengukuran Ulang Responden X Y X 2 Y 2 XY 23 64 65 4. 096 4. 225 4. 160 24 60 64 3. 600 4. 096 3. 840 25 73 70 5. 329 4. 900 5. 110 26 80 80 6. 400 27 59 60 3. 481 3. 600 3. 540 28 53 54 2. 809 2. 916 2. 862 29 79 80 6. 241 6. 400 6. 320 30 70 74 4. 900 5. 476 5. 180 31 38 47 1. 444 2. 209 1. 786 32 72 70 5. 184 4. 900 5. 040 33 76 74 5. 776 5. 476 5. 624 34 64 60 4. 096 3. 600 3. 840 35 70 72 4. 900 5. 184 5. 040 Jumlah 2. 280 2. 299 152. 648 154. 267 153. 276 r = 35 (153. 276) − (2. 280 × 2. 299) √ [ 35 (152. 648) − (2. 280) ] [ 35 (154. 267) − (2. 299) ] 2 = r 5. 364. 660 − 5. 241. 720 √ (5. 342. 680 − 5. 198. 400) (5. 399. 345 − 5. 285. 401) 2 = 122. 940 √ 16. 439. 840. 320 = 0, 9588 82

Nilai koefisien korelasi dibandingkan dengan nilai r dalam tabel. Pada alfa 1% dan derajat bebas (n − 2), diketahui bahwa nilai r (pada tabel) adalah 0, 442. Dengan demikian, nilai koefisien korelasi hasil perhitungan lebih besar daripada nilai r tabel (0, 9588 > 0, 442); uji reliabilitas signifikan. Dengan kata lain, instrumen penelitian reliabel. * * Perhitungan dengan cara “belah dua” dapat dilihat pada buku penulis [Anwar Sanusi, Metodologi Penelitian Bisnis (Jakarta: Penerbit Salemba, 2011 ) atau referensi lain yang membahas mengenai “pengukuran instrumen”. ] 83

CONTOH CARA BELAH DUA Tabel: Skor Butir Nomor Ganjil Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 1 4 3 4 5 2 4 3 3 4 4 5 3 3 5 3 4 3 5 4 3 4 5 4 4 3 4 2 4 4 4 5 3 4 3 3 4 4 5 3 3 4 3 5 5 5 4 5 3 3 5 4 3 4 5 4 3 5 2 4 3 5 3 3 4 4 5 3 3 4 3 5 4 4 4 5 4 3 4 5 4 4 Skor Butir Nomor Ganjil 7 9 5 5 3 3 5 5 4 4 3 3 5 5 2 3 4 5 4 4 5 5 3 4 4 4 4 5 5 4 4 3 4 4 4 5 5 5 4 3 4 4 5 5 4 4 2 2 5 5 4 4 5 4 11 5 3 5 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 3 5 5 3 4 5 5 2 4 5 4 4 13 5 4 5 3 4 4 5 5 4 4 5 4 3 5 5 2 4 4 15 5 4 3 5 2 5 4 4 4 5 5 4 4 4 3 4 5 4 3 5 5 2 4 4 4 5 Skor Total 37 24 38 31 26 38 20 36 29 38 27 29 32 34 40 29 28 33 29 36 32 31 35 40 29 27 40 35 19 34 38 32 34 84

CONTOH CARA BELAH DUA Tabel: Skor Butir Nomor Genap Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 2 4 4 4 4 3 5 3 3 4 5 5 4 5 3 3 4 3 5 4 5 5 5 4 3 4 5 4 4 2 4 3 4 5 3 4 3 5 3 3 4 4 5 3 3 4 3 5 4 4 4 5 4 3 4 5 4 4 6 4 3 5 2 4 3 5 3 3 4 5 5 4 5 3 3 5 4 4 4 5 4 3 4 4 3 5 5 4 5 Skor Butir Nomor Genap 8 10 5 5 3 3 5 5 4 4 3 3 5 4 3 3 4 5 4 4 5 5 3 4 4 4 4 5 5 5 4 4 3 4 4 4 5 4 4 3 5 5 3 3 4 4 5 5 4 4 2 2 5 5 4 4 5 4 12 5 4 3 4 3 5 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 3 5 5 2 5 5 4 4 14 5 3 5 4 4 4 5 5 4 4 4 4 5 4 3 5 5 2 5 4 4 5 16 5 3 5 4 3 5 2 5 4 5 3 4 4 4 5 5 5 4 4 5 4 3 5 5 2 5 4 4 4 Skor Total 37 23 38 31 26 36 22 36 29 40 27 29 32 35 40 29 28 33 30 38 32 29 38 40 30 26 39 35 19 38 38 32 36 85

CONTOH CARA BELAH DUA Tabel: Perhitungan Reliabilitas Cara Belah Dua Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 Jumlah X 37 24 38 31 26 38 20 36 29 38 27 29 32 34 40 29 28 33 29 36 32 31 35 40 29 27 40 35 19 34 38 32 34 1. 134 Y 37 23 38 31 26 36 22 36 29 40 27 29 32 35 40 29 28 33 30 38 32 29 38 40 30 26 39 35 19 38 38 32 36 1. 146 X 2 1. 369 576 1. 444 961 676 1. 444 400 1. 296 841 1. 444 729 841 1. 024 1. 156 1. 600 841 784 1. 089 841 1. 296 1. 024 961 1. 225 1. 600 841 729 1. 600 1. 225 361 1. 156 1. 444 1. 024 1. 156 37. 754 Y 2 1. 369 529 1. 444 961 676 1. 296 484 1. 296 841 1. 600 729 841 1. 024 1. 225 1. 600 841 784 1. 089 900 1. 444 1. 024 841 1. 444 1. 600 900 676 1. 521 1. 225 361 1. 444 1. 024 1. 296 38. 598 XY 1. 369 552 1. 444 961 676 1. 368 440 1. 296 841 1. 520 729 841 1. 024 1. 190 1. 600 841 784 1. 089 870 1. 368 1. 024 899 1. 330 1. 600 870 702 1. 560 1. 225 361 1. 292 1. 444 1. 024 1. 224 38. 148 86

r = 35 (38. 148) − (1. 134 × 1. 146) √ [ 35 (37. 754) − (1. 134) ] [ 35 (38. 598) − (1. 146) ] 2 = rpm = rsb = = 2 35. 616 36. 508 0, 9756 2 (0, 9756) 1 + 0, 9756 0, 9875 Nilai koefisien korelasi perhitungan ini dibandingkan dengan nilai r pada tabel. Pada alfa 1% dan derajat bebas (n − 2), diketahui bahwa nilai r (pada tabel) adalah 0, 442. Dengan demikian, nilai r hasil perhitungan lebih besar daripada nilai r tabel (0, 9875 > 0, 442); uji reliabilitas signifikan. Dengan kata lain, instrumen penelitian reliabel. 87

POPULASI DAN TEKNIK PENARIKAN SAMPEL POPULASI: Objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karekteristik tertentu yang dipelajari oleh peneliti, dan kemudian ditarik kesimpulannya. SAMPEL: Bagian dari karekteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. 88

TEKNIK PENARIKAN SAMPEL 1. RANDOM ¨ ¨ 2. SIMPLE RANDOM SAMPLING SYSTEMATIC RANDOM SAMPLING STRATIFIED RANDOM SAMPLING CLUSTER RANDOM SAMPLING NON-RANDOM ¨ ¨ ¨ SNOWBALL SAMPLING KUOTA SAMPLING CONVENIENCE SAMPLING PURPOSIVE SAMPLING DLL. 89

PENGERTIAN • Simple random sampling adalah proses memilih satuan sampling sedemikian rupa sehingga setiap satuan sampling dalam populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk terpilih dalam sampel. 90

Tabel: Contoh Tabel Angka Acak No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 97446 30328 05262 77371 48190 73486 63781 15262 39324 2 15453 75591 60540 77137 09485 58922 81873 87347 07945 3 69995 77086 55217 53721 85713 16056 44954 01398 43989 4 69726 58696 27272 38148 76957 25448 58922 69697 09165 5 23604 31948 16926 26360 34039 95385 16056 68861 25972 6 13640 17233 58650 47819 98529 93141 68607 28028 23376 7 90799 09199 51169 94892 55111 97885 25488 64178 55835 8 71068 19459 21339 10124 87347 58565 95387 26373 07834 9 55019 79001 34442 16335 35062 44204 22078 10083 42112 10 20879 50235 17389 25260 96941 45923 93141 11683 32131 Catatan: Angka acak (random) bisa juga diperoleh dengan menggunakan kalkulator. (Tekan Shift – Run ≠ pada kalkulator. ) 91

Systematic random sampling adalah cara pengambilan sampel di mana hanya anggota sampel pertama yang dipilih secara random, sedangkan anggota sampel berikutnya dipilih secara sistematis menurut pola tertentu 92

Systematic Random Sampling 1. Sp Populasi = 100 = 5 2. Sp + K 775 ; 5 + 10 = Strata 3. Sp + 2 K ; 5 +I 20 = 15 Sampel = 10 25 K = 100/10 10 4. Sp + 3 K ; 5 + 30 525 5. Sp + 4 K ; 5 + 40 Strata II 6. Sp + 5 K ; 5 + 50 200 7. Sp + Strata 6 K ; 5 III+ 60 = 35 = 45 = 55 = 65 8. Sp + 7 K ; 5 + 70 = 75 9. Sp + 8 K ; 5 + 80 = 85 10. Sp + 9 K ; 5 + 90 = 95 anggota sampel terpilih 93

Stratified random sampling adalah cara pengambilan sampel di mana populasi distratifikasi menjadi beberapa lapisan berdasarkan kriteria tertentu. Kriteria dimaksud dapat berupa variabel penelitian, bisa juga variabel yang dekat dengan variabel penelitian. 94

Stratified Random Sampling 1. 500 (POPULASI) 775 Strata I 525 Strata II 200 Strata III Misalkan, ukuran sampel yang diinginkan sebesar 450. Jadi, alokasi sampel per strata: Dari strata I (775/1. 500 ) × 450 = 232 Dari strata II (525/1. 500) × 450 = 158 Dari strata III (200/1. 500) × 450 = 60 --------450 95

Cluster random sampling adalah pengambilan sampel di mana randomisasi dilakukan terhadap kelompok, bukan pada anggota populasi. POPULASI 1 2 3 4 5 6 7 8 M 1 M 2 M 3 M 4 M 5 M 6 M 7 M 8 cluster terpilih N = 8 banyak cluster n = 3 banyak cluster terpilih m = 2 banyak satuan sampling m = 1 banyak satuan sampling satuan pengamatan diteliti semuanya 96

PENGAMBILAN SAMPEL TIDAK ACAK (Non-Random) Snowball sampling adalah cara pengambilan sampel yang pada awalnya menggunakan responden terbatas, kemudian terus meningkat berdasarkan informasi dari responden pertama. Quota sampling adalah cara pengambilan sampel di mana jumlah responden yang akan diteliti ditetapkan terlebih dahulu, baru kemudian siapa yang akan dipilih menjadi anggota sampel terserah peneliti. Convenience sampling adalah cara pengambilan sampel berdasarkan kemudahan. Purposive sampling adalah cara pengambilan sampel yang didasarkan atas pertimbangan tertentu, terutama pertimbangan yang diberikan oleh sekelompok pakar. 97

Menentukan Ukuran Sampel Menurut Gay dan Dehl (1996): 1. Untuk penelitian deskriptif, minimal diambil sampel sebesar 10% dari populasi. Sementara itu, jika populasinya besar maka minimal diambil sampel sebesar 20% dari populasi. 2. Untuk penelitian yang sifatnya menguji hubungan korelasional, minimal diambil 30 sampel. 3. Untuk penelitian yang sifatnya menguji hubungan kausalitas, minimal diambil 30 subjek per kelompok. 4. Untuk penelitian eksperimen, dianjurkan minimal 15 subjek per kelompok. 98

PERHITUNGAN: RUMUS SLOVIN n = N 1 + Nα 2 di mana n = ukuran sampel N = ukuran populasi α = toleransi ketidaktelitian (dalam persen) Contoh: Misalkan, diketahui jumlah populasi penelitian adalah 1. 200 orang. Sementara, ketidaktelitian yang dikehendaki adalah 5%. Dengan demikian, jumlah atau ukuran sampel yang diperlukan untuk diteliti adalah sebesar 300 orang. 99

PERHITUNGAN: KREJCIE & MORGAN n = di mana n N P d X 2 = = = X 2 N P (1 − P) d 2 (N − 1) + X 2 P (1 − P) ukuran sampel ukuran populasi proporsi populasi (0, 5) derajat ketelitian (0, 05) nilai tabel X 2 = 3, 84 Jika ukuran populasi adalah 1. 200 maka ukuran sampel yang diperlukan: n = = (3, 84) (1. 200) 0, 5 (1 − 0, 5) (0, 05)2 (1. 200 − 1) + (3, 84) 0, 5 (1 − 0, 5) 1. 152 3, 9575 = 291, 1 ≈ 291 100

TEKNIK PENGUMPULAN DATA KUESIONER TEKNIK SURVEI DIBERIKAN LANGSUNG DIKIRIM VIA ALAT KOMUNIKASI PAKAI TELEPON WAWANCARA BERTATAP LANGSUNG DIKETAHUI RESPONDEN SECARA LANGSUNG TIDAK DIKETAHUI RESPONDEN TEKNIK OBSERVASI BANTUAN ALAT B I A S D A T A DIKETAHUI RESPONDEN TIDAK DIKETAHUI RESPONDEN 101

TEKNIK ANALISIS DATA Teknik analisis data ditentukan oleh faktor: Tujuan studi Skala ukur yang digunakan Jumlah variabel 102

Analisis regresi Manfaat: Untuk menentukan hubungan kausalitas atau sebab-akibat antara satu variabel terikat dengan satu atau lebih variabel bebas. Misal: penelitian tentang pengaruh motivasi karyawan , perilaku pemimpin, dan kesempatan pengembangan karier terhadap kinerja karyawan (satu variabel terikat dan tiga variabel bebas). 103

Y = a + b 1 X 1 + b 2 X 2 + b 3 X 3+ e di mana Y = kinerja X 1 = motivasi X 2 = perilaku pemimpin X 3 = kesempatan pengembangan karier a = konstanta b 1, b 2, b 3 = koefisien regresi e = variabel pengganggu Data hasil penelitian terhadap 59 responden sebagai sampel dinyatakan pada tabel berikut ini. 104

DATA APLIKASI CONTOH ANALISIS REGRESI LINEAR BERGANDA Tabel: Hasil Tabulasi Data Skor Rata-rata untuk Variabel Tergantung dan Variabel Bebas Motivasi Perilaku Pemimpin Kesemp. Kinerja Responden (X 1) (X 2) Pengemb. Karier (X 3) (Y) 1 3, 80 3, 70 5 3, 83 2 4, 20 5 4, 17 3 4, 33 4, 00 5 4, 00 4 3, 63 3, 00 5 3, 50 5 4, 55 4, 10 5 3, 83 6 4, 10 3, 80 4 3, 67 7 4, 20 3, 60 5 4, 17 8 4, 45 3, 90 4 3, 67 9 4, 35 4, 50 5 4, 17 10 4, 00 4 4, 00 11 3, 80 4, 00 5 3, 67 12 4, 00 4 4, 00 13 3, 90 3, 70 4 3, 67 14 4, 00 4 3, 67 15 3, 90 4, 50 5 4, 00 16 4, 25 4, 30 5 3, 67 17 3, 78 3, 40 3 3, 33 18 4, 25 3, 80 5 3, 67 19 4, 13 3, 80 5 3, 83 20 3, 83 3, 90 3 3, 33 21 4, 55 4, 30 5 3, 67 22 4, 10 4, 70 5 4, 00 23 3, 88 3, 70 4 3, 67 24 3, 88 3, 80 4 3, 50 25 4, 23 3, 50 4 3, 50 26 3, 78 3, 90 4 3, 83 27 3, 88 3, 80 4 3, 50 28 4, 00 5 4, 00 29 4, 33 4, 10 5 3, 83 30 2, 23 3, 00 4 3, 00 (bersambung) 105

Tabel: (lanjutan) Hasil Tabulasi Data Skor Rata-rata untuk Variabel Tergantung dan Variabel Bebas Motivasi Perilaku Pemimpin Kesemp. Kinerja Responden (X 1) (X 2) Pengemb. Karier (X 3) (Y) 31 4, 00 4 3, 67 32 3, 60 3, 70 3 3, 33 33 4, 35 4, 10 5 4, 17 34 4, 35 4, 30 5 4, 33 35 4, 13 3, 70 4 3, 17 36 3, 25 3, 10 3 3, 00 37 4, 45 4, 90 5 4, 33 38 2, 20 3, 00 4 2, 83 39 4, 15 3, 80 3 3, 50 40 3, 85 3, 60 4 3, 67 41 4, 00 4, 30 5 3, 67 42 2, 43 3, 00 5 3, 00 43 4, 10 3, 70 5 3, 67 44 4, 48 4, 40 5 4, 00 45 4, 00 3, 80 4 3, 67 46 4, 13 3, 40 5 4, 33 47 4, 00 48 4, 00 49 3, 88 3, 40 4 3, 67 50 4, 00 4 4, 00 51 3, 25 3, 00 3 3, 00 52 4, 00 4 4, 00 53 4, 00 4 4, 00 54 3, 90 4, 50 5 4, 00 55 4, 25 4, 30 5 3, 67 56 3, 78 3, 40 3 3, 33 57 2, 43 3, 00 58 4, 10 3, 70 5 3, 67 59 2, 43 3, 00 5 3, 00 Catatan: Variabel X 1 memiliki 2 indikator 9 butir pernyataan; X 2 memiliki 2 indikator 10 butir pernyataan; X 3 memiliki 3 indikator 4 butir pernyataan; dan Y memiliki 3 indikator 6 butir pernyataan. 106

Menentukan model/persaman regresi: Menggunakan hasil print out program statistik SPSS Coefficientsa Model 1 Unstandardized Standardized Coefficients B Std. Error (Constant) . 672 . 264 X 1 . 365 . 075 X 2 . 209 X 3 . 187 Beta Correlations t Sig. Zero-order Partial 2. 540 . 014 . 534 4. 892 . 000 . 749 . 551 . 095 . 253 2. 202 . 032 . 749 . 285 . 048 . 303 3. 905 . 000 . 435 . 466 a. Dependent Variable: Y Y = 0, 672 + 0, 365 X 1 + 0, 209 X 2 + 0, 187 X 3 107

Nilai Koefisien Determinasi (R 2) Model Summaryb Model 1 R R Square. 850 a . 722 Adjusted R Std. Error of Square the Estimate . 707 . 20198 Durbin-Watson. 1755 a. Predictors: (Constant), X 3, X 1, X 2 b. Dependent Variable: Y Nilai koefisien determinasi (adjusted R square) digunakan untuk menunjukkan variasi nilai variabel tergantung yang dijelaskan oleh variabel bebas. Dari tabel output program ini, disimpulkan bahwa kinerja karyawan dijelaskan oleh motivasi karyawan, perilaku pemimpin, dan pengembangan karier sebesar 70, 7%. Sementara itu, sisanya (sebesar 29, 3%) dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dianalisis dalam model. 108

Uji Model (Uji Koefisien Regresi secara Parsial) Uji model secara serempak dilakukan menggunakan uji F. Caranya dengan membandingkan nilai alfa yang dipilih (misal: 1– 10%) dengan nilai Sig. dalam tabel hasil print out program SPSS. Jika nilai Sig. lebih kecil daripada nilai alfa yang dipilih maka disimpulkan bahwa koefisien regresi variabel bebas secara serempak signifikan menjelaskan variabel terikat. Sebaliknya, tidak signifikan jika nilai Sig. lebih besar daripada alfa yang pilih. ANOVAb Sum of R Model 1 Squares df Mean Square Regression 5. 820 3 1. 940 Residual 2. 244 55 4. 079 E– 02 Total 8. 064 58 F 47. 558 Sig. . 000 a a. Predictors: (Constant), X 3, X 1, X 2 b. Dependent Variable: Y Dari tabel output ini, disimpulkan bahwa jika alfa yang dipilih sebesar 1% maka variabel kinerja karyawan secara serempak signifikan (nyata) dijelaskan oleh variabel motivasi karyawan, perilaku pemimpin, dan pengembangan karier. 109

Uji Model (Uji Koefisien Regresi secara Serempak) Uji koefisien regresi secara parsial berarti menguji setiap pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat apakah signifikan atau tidak. Caranya dengan membandingkan nilai Sig. dengan nilai alfa yang dipilih. Jika nilai Sig. lebih kecil daripada nilai alfa yang dipilih, pengaruh variabel bebas itu signifikan terhadap variabel terikat. Demikian pula sebaliknya. Coefficientsa Model 1 Unstandardized Standardized Coefficients B Std. Error (Constant) . 672 . 264 X 1 . 365 . 075 X 2 . 209 X 3 . 187 Beta Correlations T Sig. Zero-order Partial 2. 540 . 014 . 534 4. 892 . 000 . 749 . 551 . 095 . 253 2. 202 . 032 . 749 . 285 . 048 . 303 3. 905 . 000 . 435 . 466 a. Dependent Variable: Y Tabel output ini menunjukkan bahwa untuk alfa 5% semua nilai Sig. lebih kecil. Dengan demikian, semua variabel bebas (motivasi karyawan, perilaku pemimpin, dan pengembangan karier) berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan secara parsial. 110

Menentukan pengaruh variabel yang dominan dalam model regresi berganda Perhatikan nilai koefisien regresi yang paling besar dalam persamaan itu. Perhatikan signifikansi setiap koefisien tersebut pada setiap variabel. Jika nilai koefisien regresi suatu variabel paling besar di antara yang lain dan signifikan untuk alpha tertentu maka: “variabel itu mempunyai pengaruh yang dominan jika dibandingkan dengan variabel lain terhadap variabel terikat. Y = 0, 672 + 0, 365 X 1 + 0, 209 X 2 + 0, 187 X 3 111

ANALISIS JALUR (Path Analysis) Analisis jalur berfungsi untuk menjelaskan akibat/pengaruh langsung dan tidak langsung seperangkat variabel bebas dengan seperangkat variabel terikat. Pada analisis jalur, terlebih dahulu harus menggambarkan secara diagramatik struktur hubungan kausalitas antara variabel bebas dengan variabel terikat. Diagram ini dikenal dengan diagram jalur. 112

• Diagram berikut ini menunjukkan hubungan kausal antara X 1 dengan X 4, X 2 dengan X 4, dan X 3 dengan X 4. Sementara, hubungan antara X 1 dengan X 2, X 1 dengan X 3, dan X 2 dengan X 3 masing-masing adalah hubungan korelasional. • Perhatikan bahwa panah dua arah menyatakan hubungan korelasional. Pada diagram jalur, terdapat tiga variabel eksogen (X 1, X 2 , X 3) dan satu variabel endogen (X 4). X 1 X 2 X 4 X 3 Є 113

Koefisien Jalur Besarnya pengaruh dari suatu variabel eksogen ke variabel endogen tertentu dinyatakan oleh besarnya bilangan koefisien jalur (path coefficient). Hubungan antara X 1 dengan X 2 adalah hubungan korelasional. Intensitas keeratan hubungan tersebut dinyatakan oleh besarnya koefisien korelasi r. X 1 X 2. Hubungan X 1 dan X 2 ke X 3 adalah hubungan kausal. Besarnya pengaruh dari X 1 ke X 3 dan dari X 2 ke X 3 , masing-masing dinyatakan oleh besarnya nilai koefisien jalur ρX 3 X 1 dan ρX 3 X 2. Adapun koefisien jalur ρX 3Є menggambarkan besarnya pengaruh variabel residu Є terhadap X 3. X 1 ρ X 3 X 1 r X 1 X 2 X 3 X 2 ρ X 3 Є Є 114

Aplikasi Analisis Jalur Untuk aplikasi analisis jalur dalam kancah penelitian yang sesungguhnya, dapat dipelajari pada buku penulis [Anwar Sanusi, Metodologi Penelitian Bisnis (Jakarta: Penerbit Salemba, 2011 )]; Bab 10 Analisis Data pada subbab Analisis Jalur (Path Analysis). 115

Structural Equation Modeling (SEM) Model persamaan struktural merupakan pengembangan lebih lanjut dari path analysis. Pada model persamaan struktural (SEM), hubungan kausalitas antarvariabel eksogen dengan endogen dapat ditentukan secara lebih lengkap. Dengan menggunakan SEM, tidak hanya hubungan kausalitas (langsung dan tidak langsung) pada variabel atau konstruk yang diamati dapat terdeteksi, tetapi komponen-komponen yang berkontribusi terhadap pembentukan konstruk tersebut dapat ditentukan (hal ini tidak tertampung dalam analisis jalur). 116

Makna Notasi dalam SEM Kotak persegi disebut variabel terukur (observed variable). Nilainya dapat diperoleh dengan menggunakan instrumen (kuesioner) penelitian di lapangan. ca Lingkaran berbentuk oval disebut variabel bentukan (latent variable). Nilai variabel bentukan ini dibentuk oleh indikator-indikator penyusun konstruk. Oleh karena itu, variabel bentukan ini juga disebut construct. Panah satu arah menunjukkan adanya hubungan yang dihipotesiskan antarvariabel, di mana variabel yang dituju anak panah adalah variabel tergantung. Untuk variabel latent (construct), arah anak panah menuju ke kiri (ke indikator-indikator penyusun construct itu. Untuk variabel terukur (observed variable), arah anak panah menuju ke kanan (lazim sebagaimana arah anak panah dalam hubungan regresi antara variabel independen ke variabel dependen. Panah dua arah menunjukkan hubungan korelasi di antara dua variabel. Dalam SEM, perilaku dua anak panah ini tidak dihitung, tetapi digunakan untuk syarat dalam menentukan hubungan kausalitas antara satu variabel dependen dengan beberapa variabel independent. Dalam hal ini, hubungan kausalitas dalam regresi akan terjadi jika di antara variabel independen itu tidak saling berkorelasi. 117

Langkah Pemodelan SEM Model SEM yang lengkap terdiri atas model pengukuran dan model struktural. Model pengukuran digambarkan dengan konfirmasi indikator-indikator empiris terhadap konstruk yang dibangun oleh indikator itu, sedangkan model struktural menjelaskan struktur hubungan kausalitas antarvariabel. 118

Langkah Pemodelan SEM 1 • Mengembangkan Model Berbasis Teori. 2 • Mengembangkan Path Diagram untuk Menunjukkan Hubungan Kausalitas. 3 • Konversi Path Diagram ke dalam Serangkaian Persamaan Struktural dan Spesifikasi Model Pengukuran. 4 • Pemilihan Matriks Input dan Teknik Estimasi atas Model Yang Dibangun. 5 6 7 • Menilai Problem Identifikasi. • Evaluasi Model. • Interpretasi dan Modifikasi Model. 119

Pengembangan Model Berbasis Teori SEM tidak menghasilkan suatu hubungan kausalitas, melainkan membenarkan atau tidak sebuah hubungan kausalitas. Hubungan kausalitas itu sendiri dalam model harus dibangun oleh peneliti melalui landasan teori yang kuat akan fenomena yang diamati. 120

BUDAYA ORGANISASI (BUDOR) X 1 = Keterlibatan X 2 = Konsistensi X 3 = Adaptasi X 4 = Misi KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL (KETRANS) X 5 = Stimulasi intelektual X 6 = Pengaruh individu X 7 = Motivasi inspiratif X 8 = Pertimbangan individual PENGEMBANGAN KARIER (PEKAR) X 9 = Jalur individu X 10 = Jalur organisasi X 11 = Jalur mentor KOMITMEN ORGANISASIONAL (KOMOR) Y 1 = Komitmen afektif Y 2 = Komitmen kontinuan Y 3 = Komitmen normatif KINERJA ORGANISASI (KINOR) Y 4 = Perspektif pertumbuhan dan pembelajaran Y 5 = Perspektif bisnis internal Y 6 = Perspektif pelanggan Y 7 = Perspektif finansial Contoh hasil pengembangan model berbasis teori: Hubungan antara budaya organisasi, kepemimpinan transformasional, pengembangan karier dengan komitmen organisasional dan kinerja organisasi. 121

Pengembangan Path Diagram Setelah model dikembangkan berdasarkan pijakan teori yang kuat, model itu selanjutnya diterjemahkan ke dalam diagram jalur (path diagram) agar dapat menentukan hubungan kausalitas atau korelasional antarkonstruk atau variabel dengan mudah. 122

Contoh: Diagram jalur hubungan budaya organisasi, kepemimpinan transformasional, dan pengembangan karier dengan komitmen organisasional dan kinerja organisasi. 123

Konversi Diagram Jalur ke dalam Serangkaian Persamaan Pada hakikatnya, persamaan-persamaan dalam structural equation modeling terbagi menjadi dua bagian, yaitu persamaan model pengukuran (measurement model/factor loading) dan persamaan model struktural (structural model). Contoh Persamaan Model Pengukuran: 1. Faktor loading yang menjelaskan variabel budaya organisasi (BUDOR) Keterlibatan (X 1) = α 1 BUDOR + d 1 Konsistensi (X 2)= α 2 BUDOR + d 2 Adaptasi (X 3) = α 3 BUDOR + d 3 Misi (X 4) = α 4 BUDOR + d 4 Contoh Persamaan Model Struktural: 1. Persamaan struktural yang menjelaskan pengaruh langsung variabel budaya organisasi, kepemimpinan transformasional, dan pengembangan karier terhadap komitmen organisasional KOMOR = β 1 BUDOR + β 2 KETRANS + β 3 PEKAR + Z 1 124

Memilih Matriks Input dan Estimasi Model Dalam analisis SEM, data yang digunakan sebagai input adalah matriks varians/kovarians atau matriks korelasi. (Perhatikan pembahasan pada bagian analisis jalur/path analysis. ) 125

Menilai Masalah Identifikasi Dalam analisis SEM, sering kali muncul persoalan identifikasi, baik yang berupa unidentified maupun overidentified. Sebagai akibatnya, model tidak mampu menghasilkan estimasi atau pendugaan yang seharusnya. Ciri-ciri terjadinya masalah identifikasi, antara lain: • standard error untuk satu atau beberapa koefisien sangat besar, • terjadi korelasi yang berlebihan antarkoefisien estimasi yang diperoleh dari model yang dimaksud. 126

Evaluasi Kriteria Goodness-of-Fit Langkah pertama dalam evaluasi model yang sudah dihasilkan dalam analisis SEM adalah memperhatikan terpenuhinya asumsi-asumsi dalam SEM, misalnya (1) ukuran sampel, (2) normalitas dan linearitas, (3) kemungkinan adanya outlier (pencilan) yang ekstrem, serta (4) kemungkinan terjadinya multicollinearitas dan singularitas. Setelah asumsi-asumsi tersebut dipenuhi, barulah dilakukan uji kesesuaian dan uji statistik. Berbagai kriteria yang dapat dijadikan pedoman dalam melakukan uji kesesuaian (uji fit) dikenal dengan “goodness-of-fit indices”. (Perhatikan tabel berikut. ) 127

Tabel Goodness-of-Fit Indices Goodness-of-Fit Index X 2 - Chi-squary Significance Probability RMSEA GFI AGFI CMIN/DF TLI CFI Cut-off Value Diharapkan kecil ≥ 0, 05 ≤ 0, 08 ≥ 0, 90 ≤ 2, 00 ≥ 0, 95 128

Interpretasi dan Modifikasi Model Langkah terakhir dalam analisis SEM adalah melakukan interpretasi terhadap model yang sudah memenuhi persyaratan dengan berpedoman pada kriteria-kriteria goodness-of-fit. Jika model ternyata belum memenuhi kriteria ini maka disarankan untuk dilakukan modifikasi. Aplikasi SEM dalam kancah penelitian yang sesungguhnya, dapat dipelajari pada buku penulis [Anwar Sanusi, Metodologi Penelitian Bisnis (Jakarta: Penerbit Salemba, 2011 )]; Bab 10 Analisis Data pada subbab Structural Equation Modeling (SEM). 129

Menyusun Laporan Penelitian Pertimbangan-pertimbangan dalam menyusun laporan penelitian: 1. Tujuan pembuatan laporan. 2. Terkait dengan hal yang pertama; siapakah yang akan memanfaatkan (atau membaca) laporan penelitian itu. 3. Ketajaman dalam menyampaikan informasi hasil penelitian. 4. Sistematika penulisan laporan (untuk setiap jenjang pendidikan, sistematika penulisan akan memiliki perbedaan walaupun substansinya sama). 130

Menyusun Proposal Penelitian Proposal penelitian merupakan cetak biru dari keseluruhan proses penelitian yang akan dilakukan. Oleh karena itu, proposal penelitian sesungguhnya sangat menentukan apakah penelitian yang akan dilakukan itu layak atau tidak. Untuk mendalami cara menyusun proposal penelitian, dapat dipelajari pada buku penulis [Anwar Sanusi, Metodologi Penelitian Bisnis (Jakarta: Penerbit Salemba, 2011 )]; Bab 12 Menyusun Proposal Penelitian. 131

SEKIAN DAN TERIMA KASIH 132
- Slides: 132