METODOLOGI PENELITIAN BISNIS PENDAHULUAN A Pengertian Penelitian adalah
METODOLOGI PENELITIAN BISNIS
PENDAHULUAN A. Pengertian Penelitian adalah proses, sedangkan ilmu pengetahuan adalah hasil dari penelitian (nazir, 1988: 13 -17). Karena itu ‘bahasa dasar” bagi seorang peneliti ditemukan dalam filsafat ilmu. Bangunan dasar suatu ilmu pengetahuan meliputi : observasi, fakta, konsep, definisi, variabel, masalah, hipotesis, hukum, teori, dan model (davis & cosenza, 1993: bab 2).
Penelitian ilmiah didefinisikan sebagai investigasi yang sistematis, terkontrol, empiris dan kritis dari suatu proposisi hipotesis mengenai hubungan tertentu antar fenomena (Kerlinger, 1986 : 17 -8). Dari sudut pandang manajerial, penggunaan definsi di atas tidak memasukkan berapa jenis penelitian yang mungkin diperlukan bagi penelitian keputusan. Sebagai contoh, ketika sepeda motor merek Cina membanjiri Indonesia, para “Pemain lama” dalam industri sepeda motor memerlukan berbagai informasi yang sifatnya deskriptif.
Penelitian ilmiah adalah aplikasi secara formal dan sistematis dan metode ilmiah untuk mempelajari dan menjawab permasalahan. Tujuan Penelitian identik dengan tujuan ilmu pengetahuan pada umumnya, yaitu membuat penjelasan, menyusun prediksi, serta mengendalikan fenomena yang terjadi di dalam suatu batasan yang ditentukan.
Penelitian Bisnis : • Suatu proses sistematis dan objektif yang meliputi pengumpulan, pencatatan dan analisis data untuk membantu pengambilan keputusan bisnis (Zikmund, 2000: 5). § Suatu penyelidikan sistematis yang memberikan informasi untuk menuntun keputusan bisnis (Cooper & Emory, 1995: 11). § Suatu upaya sistematis dan terorganisasi untuk menyelidiki suatu masalah yang muncul dalam dunia kerja yang memerlukan solusi (Sekarang, 2000: 3). § Suatu investigasi yang sistematis, terkontrol, empiris, dan kritis mengenai suatu fenomena yang menjadi perhatian pengambil keputusan manajerial (Davis & Cosensa, 1993: 9).
§ Suatu penyelidikan secara sistematis, terkendali, empiris dan kritis dari fenomena yang berhubungan dengan pengambilan keputusan manajerial : • Pertama, penelitian bisnis merupakan penyelidikan secara sistematis dan kritis tentang fenomena empiris yang dikendalikan oleh peneliti. • Kedua, kejelasan dari lingkup fenomena yang diteliti, yaitu segala macam fenomena yang berkaitan dengan pengembilan keputusan manajerial.
Penelitian Bisnis adalah juga seperti penelitian yang lain, hanya saja lebih dititikberatkan kepada upaya untuk menjawab permasalahan manajerial. Sebagai contoh : • Seorang manajer keuangan mungkin bertanya, “Apakah lingkungan bisnis untuk pembiayaan jangka panjang akan lebih baik dalam dua tahun mendatang? • Seorang manajer personalia barangkali tertarik akan pertanyaan berikut, “Apa jenis peraturan yang diperlukan bagi karyawan bagian produksi? Mengapa banyak karyawan yang keluar dari perusahaan? • Seorang manajer pemasaran mungkin bertanya, “bagaimana cara saya memantau penjualan dalam aktivitas perdagangan eceran?
B. Tujuan Penelitian identik dengan tujuan ilmu pengetahuan pada umumnya, yaitu membuat penjelasan, menyusun prediksi, serta mengendalikan fenomena yang terjadi di dalam suatu batasan yang ditentukan.
C. Metode Penelitian Karaketeristik metode ilmiah adalah kritis, dan analitis, logis, objektif, konseptual dan teoritis, empiris dan sistematis. Bersifat kritis dan analitis, mendorong suatu kepastian dan proses penyelidikan untuk mengidentifikasi masalah dan metode untuk mendapatkan soulusinya. Logis, merujuk pada metode dari argumentasi ilmiah. Kesimpulan secara rasional diturunkan dari bukti-bukti yang ada. Objektif, mengandung makna bahwa hasil yang diperoleh ilmuwan yang lain akan sama apabila studi yang dilakukan pada kondisi yang sama. Hasil penelitian dikatakan ilmiah apabila dapat dibuktikan kebenarannya. Konseptual & Teoritis, ilmu pengetahuan mengandung arti pengembangan struktur konsep dan teoritis untuk menuntun dan mengarahkan upaya penelitian. Empiris, prinsipnya bersandar pada realitas Sistematis, suatu prosedur yang cermat dan mengikuti aturan tertentu yang baku.
D. Pola Berpikir Pola berpikir Deduktif adalah penarikan kesimpulan untuk hal spesifik dari gejala umum. Contohnya : Semua mahasiswa harus mengambil mata kuliah Metodologi Penelitian. Ita adalah mahasiswa Oleh karena itu, Ita harus mengambil mata kuliah Metodologi penelitian. Pola berpikir Induktif adalah suatu penarikan kesimpulan berdasarkan keadaan spesifik untuk hal-hal yang umu. Contohnya : Mahasiswa A membawa buku teks pada saat kuliah Metodologi Penelitian Mahasiswa B membawa buku teks pada saat kuliah Metodoligi Penelitian Kesimpulan : Semua mahasiswa membawa buku teks pada saat kuliah Metodologi Penelitian.
E. KLASIFIKASI PENELITIAN MENURUT TUJUAN 1. Penelitian dasar (basic research), merupakan penelitian yang meliputi pengembangan ilmu pengetahuan. Penelitian semacam ini memang tidak secara langsung bertujuan memecahkan suatu masalah. Karena itu penelitian dasar biasanya dilakukan untuk menguji kebenaran teori tertentu, atau mengetahui konsep tertentu secara lebih mendalam.
2. Penelitian terapan (applied research), merupakan penelitian yang menyangkut aplikasi teori untuk memecahkan permasalahan tertentu. 2. 1 Penelitian Evaluasi (evaluation research) Penelitian yang diharapkan dapat memberikan masukan atau mendukung pengambilan keputusan tentang nilai relatif dari dua atau lebih alternatif tindakan. 2. 2 Penelitian dan Pengembangan (research & development) Penelitian yang bertujuan untuk mengembangkan produk seingga produk tersebut mempunyai kualitas yang lebih tinggi.
3 Penelitian tindakan bertujuan untuk memecahkan persoalan bisnis dan ekonomi melalui aplikasi metode ilmiah. Pemecahan masalah akan memberatkan kepada masalah lokal yang sedang dihadapi. Tujua utama dari penelitian tindakan ini adalah memecahkan masalah, bukan membuat kontribusi kepada ilmu pengetahuan. Penelitian tindakan dalam konteks bisnis dan ekonomi, misalnya mencoba menjawab pertanyaan berikut : • Apa yang harus dilakukan oleh perusahaan, yang sebagian besar bahan bakunya diimpor ketika terjadi krisis ekonomi yang membuat harga produk impor melonjak tajam? • Stretegi restrukturisasi manakah yang paling sesuai untuk perusahaan? • Apakah downsizing dengan cara mengurangi jumlah karyawan merupakan keputusan yang efektif dalam jangka pendek dan panjang untuk menyehatkan perusahaan? • Tindakan apa yang harus dilakukan oleh Pemda (Pemerintah daerah) untuk memberdayakan dan Menumbuhkan usaha kecil?
Proses Penelitian dalam Penelitian Dasar dan Terapan Pengumpulan Data Awal: -Survei Literatur -Wawancara Observasi : -_Topik Penelitian Perumusan Maslah Kerangka Teoritis: -Definisi Variabel -Hubungan Antar Variabel Tidak Perumusan Maslah Desain Riset : -Metode Analisis -Sistimatika Lab Laporan : -Penulisan -Presentasi Pengambilan Keputusan Managerial Ya Data : -Pengumpulan -Analisis -Interpelasi Logika Deduktif : -Apakah Hipotesis Diterima atau Tidak -Apakah Pertanyaan Penelitia Terjawab
Tujuan utama dari penelitian dan pengembangan bukan untuk formulasi dan uji hipotesis, melainkan untuk mendapatkan produk baru atau proses baru. Melalui penelitian dan pengembangan produk, perusahaan akan menghasilkan produk baru dengan kualitas yang lebih tinggi, sehingga akan lebih memenuhi selera konsumen. Sehubungan dengan penelitian dan pengembangan produk, perusahaan dapat menerapkan pengendalian kualitas total yang prinsip utamanya adalah kaizen atau selalu mengadakan perbaikan secara kontinyu.
F. Klasifikasi Penelitian Menurut Metode 1. Penelitian historis adalah kegiatan penyelidikan, pemahaman, dan penjelasan keadaan yang telah lalu. Evaluasi data historis meliputi kritik eksternal dan internal. Kritik eksternal berhubungan dengan keontentikan data, sementara kritik internal berhubungan dengan nilai dari data tersebut. Nilai data ditentukan oleh tingkat akurasi dan reliabilitas serta dukungannya kepada hipotesis. Contoh penelitian historis : § Perkembangan industri kecil selama sepuluh tahun terakhir. § Dampak deregulasi terhadap ekspor nonmigas
2. Penelitian deskriptif adalah pengumpulan data untuk diuji hipotesis atau menjawab pertanyaan mengenai status terakhir dari subjek penelitian. Penelitian deskriptif berbeda dengan penelitian eksploratif terutama dalam formalitas pembentukannya. Penelitian eksploratif ditandai dengan fleksibilitas, sementara penelitian deskriptif berupaya untuk memperoleh deskripsi yang lengkap dan akurat dari suatu situasi (Boyd, et al, 1989: 129). Kelemahan utama dalam penelitian deskriptif aalah kurangnya tanggapan subjek penelitian. Kelalaian subjek penelitian untuk mengembalikan daftar pertanyaan atau datang ke tempat wawancara yang telah ditentukan menyebabkan rendahnya tanggapan terhadap penelitian yang dilakukan.
Contoh pertanyaan dari penelitian deskriptif : • Bagaimanakah tingkat kepuasan karyawan perusahaan swasta? • Bagaimana tanggapan karyawan terhadap peraturan jam kerja yang baru?
3. Penelitian korelasional adalah penelitian yang bertujuan menentukan apakah terdapat asosiasi antara dua variabel atau lebih, serta seberapa jauh korelasi yang ada diantara variabel yang diteliti. Contoh variabel : pendapatan, umur, tingkat pendidikan, motivasi dan keberhasilan. Contoh dari penelitian korelasional : Hubungan antara produktivitas an struktur tugas Hubungan antara kekhawatiran dan ketelitian Penggunaan tes kecerdasan untuk memprediksi keberhasilan dalam pekerjaan.
Untuk keperluan mengukur asosiasi ini, ada beberapa alternatif teknik : korelasi bivariat, korelasi berganda, korelasi sekuensial, korelasi kanonikal dan analisis frekuensi multiarah (multiway frequency analysis) (Tabachnick & Fidell, 1996: 20 -21). Koefisien korelasi Pearson product moment (rxy) : rxy = SSxy)/(SSxx. SSyy)
4. Studi kausalitas adalah penelitian yang menunjukkan arah hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat, di samping mengukur kekuatan hubungannya. Analisis kausalitas dibedakan menjadi : 1. Kausalitas satu arah, § X Y, artinya X menyebabkan Y § Y X, artinya Y menyebabkan X 2. Kausalitas dua arah : Y X, artinya ada hubungan simultan antara Y dan X karena Y menyebabkan X, dan X mentebabkan Y.
Persamaan, kedua metode penelitian ini berusaha untuk melihat adanya hubungan sebab-akibat, juga meliputi perbandingan antargrup. Perbedaaan utama, antara keduanya bahwa dalam penelitian eksperimental, pernyataan “sebab” dikendalikan, sedang dalam penelitian kausal komparatif tidak. 5. Dalam studi eksperimental, peneliti mengendalikan paling tidak satu variabel bebas dan mengamati akibat yang terjadi kepada satu atau lebih variabel terikat. Esensi dari eksperimen adalah pengendalian. Contoh penelitian kausal komparatif : • Pengaruh jenis kelamin terhadap keberhasilan lulusan Program Magister ekonomika Pembangunan (MEP). Variabel bebas adalah jenis kelamin, sedangkan variabel terikat adalah keberhasilan kerja. Keberhasilan lulusan MEP pria akan dibandingkan dengan keberhasilan lulusan MEP wanita. • Dampak tingkat kedewasaan orang tua terhadap tingkat absensi karyawan. Variabel bebas adalah kedewasaan orang tua (karyawan mempunyai orang tua yang bersikap dewasa ataukah tidak), variabel terikat adalah absensi. Kedua grup karyawan diidentifikasi, kemudian absensi dari kedua grup karyawan tersebut diperbandingkan.
6. Penelitian kausal komperatif, variabel bebas merupaka hal yang sudah terjadi dan tidak dikendalikan. Contoh penelitian kausal komparatif : • Pengaruh jenis kelamin terhadap keberhasilan lulusan Program Magister ekonomika Pembangunan (MEP). Variabel bebas adalah jenis kelamin, sedangkan variabel terikat adalah keberhasilan kerja. Keberhasilan lulusan MEP pria akan dibandingkan dengan keberhasilan lulusan MEP wanita. • Dampak tingkat kedewasaan orang tua terhadap tingkat absensi karyawan. Variabel bebas adalah kedewasaan orang tua (karyawan mempunyai orang tua yang bersikap dewasa ataukah tidak), variabel terikat adalah absensi. Kedua grup karyawan diidentifikasi, kemudian absensi dari kedua grup karyawan tersebut diperbandingkan.
E. Metode Penelitian Yang Dipilih Metode yang terbaik adalah metode yang paling tepat untuk menjawab permasalahan yang dihadapi. Suatu permaslahan umum yang sama, mungkin dapat diteliti melalui berbagai metode sehingga diperoleh hasil penelitian yang memuaskan. Pohon Keputusan Untuk Memilih Metode Penelitian Hubungan sebab-Akibat Variabel Bebas Dikendalikan Y Prediksi Hubungan Kondisi Sekarang Eksperimental Kausal Komparatif Y Y Korelasional Y Deskriptif Historis
PARADIGMA ILMU
PARADIGMA ILMU POSITIVISTIK : § Hukum/prosedur baku § Deduktif § Nemotetik (Hukum kausal Universal) § Diperoleh dari Indra § Bebas nilai (Fakta & Nilai Pisah) FENOMENOLOGIS : § Pengalaman sehari-hari § Induktif § Idiografik (Deskripsi realitas) § Pemahaman makna § Tidak bebas nilai
KARAKTERISTIK PENELITIAN KUANTITATIF § Bertujuan § Sistematik § Terkendali § Objektif § Tahan Uji KUALITATIF § Situasi alamiah § Analisis induktif § Kontak Langsung § Perspektif holistik § Netralitas empatik § Fleksibilitas desain § Instrumen kunci : Peneliti
Tabel 1. Karakteristik Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif KARAKTERISTIK Istilah KUANTITATIF - Experimental - Data “Kasar” - Perspektif - Empiris - Positivisme - Fakta sosial - Statistik KUALITATIF - Etnografi Studi lapangan Data “lembut” Interaksi simbolik Perspektif dalam naturalisme - Etno metodologi - Deskriptif - Observasi partsipan - Phenomenologi - Dokumen - Sejarah hidup - Studi kasus - EKologi
KARAKTERISTIK KUANTITATIF KUALITATIF Konsep-konsep pokok - Variabel - Operasional - Reliabilitas - Hipotesis - Validitas - Signifikansi - Statistik - Replikasi - Pemaknaan - Pemahaman awam - Penggolongan - Definisi situasi - Kehidupan sehari-hari - Pemahaman - Proses - Urutan negosisasi - Bentuk tujuan praktis - Konstruksi sosial Afiliasi Teori - Structural functionalisme - Realisme, positivisme - Behaviorisme - EMpiris logis - Teori sistem - Interaksi simbolik Etno metodologi Fenomenologi Budaya Idealisme
KARAKTERISTIK KUANTITATIF KUALITATIF Afiliasi akademik - Psikologi - Ekonomi - Sosiologi - Ilmu politik - Sosiologi - Sejarah - Antropologi Tujuan - - Mengetes teori menegakkan fakta Penggambaran statistik Penunjukkan hub diantara variabel - Prediksi terstruktur, ditentukan - Terlebih dulu, formal, khusus - Desain sebagai rencana detail dari operasional Interaksi simbolik Etno metodologi Fenomenologi Budaya Idealisme
KARAKTERISTIK Penulisan proposal penelitian KUANTITATIF KUALITATIF - Ektensif/luas -Cepat - Detail &Khusus dalam fokus -Spekulatif - Detail&khusus dalam prosedur -Memperkirakan yang mugkin berhubungan - Melalui kajian literatur dengan penelitian - Menuliskan terlebih dahulu -Menuliskan setelah data yang terkumpul - Perumusan hipetesis -Tidak begitu menekankan kajian pustaka -Pernyataan umum pendekatan Data -Kuantitatif -pengelompokkan yang dapat dihitung -Penghitungan, pengukuran -Operasional variabel -Statistik -Deskriptif -Dokumen pribadi -Catatan lapangan -Foto -istilah subjek sendiri -Dokumen dan temuan lain
KARAKTERISTIK Sampel KUANTITATIF -Eksperimen -Stratifikasi -Kelompok kontrol -Tepat/seksama -Seleksi random -Kontrol terhadap variabel KUALITATIF -Kecil -Tidak representatif -Sampel teoritis ekstraneous Teknik Metode -Eksperimen -Riset survei -Interview terstruktur -Eksperimen semu -Observasi terstruktur -Sejumlah data -Observasi -Kajian terhadap sejumlah dokumen & temuan -Observasi partisipan -Interview tak terbatas
KARAKTERISTIK KUANTITATIF KUALITATIF -Dibatasi -Jangka pendek - Terpisah -Jauh -Subjek peneliti - Empati - Mendasarkan pada Sarana & Alat -Inventori -Kuesioner -Index -Komputer -Skala -Skor tes -Tape perekam -Pentaskrip -Peneliti sebagai instrumen Analisis Data -Deduktif -Nampak pada kesimpulan -Terus menerus -Model, tema, konsep -Induktif -Induksi analitis -Metode perbandingan konstan Hubungan dengan subjek kumpulan ata -Satistik kepercayaan - Sejajar - Hubungan yang intensif - Subjek sebagai teman
KARAKTERISTIK Masalah dalam Penggunaan KUANTITATIF KUALITATIF - Pengontrolan variabel lain - Penonjolan - Validitas - Membutuhkan waktu banyak - Kesulitan mereduksi data - Reliabilitas - Prosedur yang tidak terstandar - Kesulitan meneliti populasi yang luas
Science And Research Choose Topic Inform Others Focus Research Question Interpret Data Design Study Analyze Collect Data Steps in the research process
PERUMUSAN MASALAH
PERUMUSAN MASALAH Setelah topik permasalahan diketahui, permasalahan spesifik perlu dipilih untuk penelitian lebih lanjut. Sumber utama dalam pemilihan permasalahan ini adalah teori, studi empiris sebelumnya dan pengalaman peneliti. Permasalahan yang baik mempunyai beberapa karakteristik tertentu. Pernyataan permasalahan yang baik juga memenuhi beberapa kriteria tertentu.
Identifikasi Topik Penelitian Topik yang seringkali sudah diteliti oleh peneliti lain, atau terlalu sederhana, sehingga tidak perlu diangkat sebagai permasalahan dalam penelitian. Beberapa langkah yang dapat dilakukan dalam seleksi topik penelitian adalah: 1. 2. 3. 4. Apakah ada permasalahan ? Apakah masalah tersebut dapat dipecahkan melalui penelitian ? Apakah masalah tersebut menarik untuk dipecahkan ? Apakah masalah tersebut bermanfaat untuk dipecahkan ? Dari permsalahan yang bersifat umum tersebut akan diambil (atau ditentukan) suatu permasalahan yang spesifik.
Sumber Permasalahan Pertama , literatur atau bahan bacaan yang berhubungan dengan minat dan pengetahuan peneliti. Kedua, pengalaman (pribadi) merupakan sumber permasalahan yang cukup banyak. Semakin banyak pengalaman seseorang, baik bagi peneliti atau manajer, akan semakin banyak permasalhan yang didapatkannya untuk suatu penelitian Permasalahan yang baik, sebenarnya adalah permasalahan yang dirasakan baik oleh peneliti, dalam empat macam hal sebagai berikut : 1. Peneliti mempunyai keahlian dalam bidang tersebut. 2. Tingkat kemampuan peneliti memang sesuai dengan tingkat kemampuan yang diperlukan untuk memecahkan permasalahan yang ada. 3. Peneliti mempunyai sumber daya yang diperlukan. 4. Peneliti mempertimbangkan kendala waktu, dana dan berbagai kendala lain dalam pelaksanaan penelitian yang akan dilakukan.
Permasalahan yang dapat diperoleh dari penerapan teori ke dalam praktek bisnis yang ada. Banyak teori yang relevan dengan penelitian bisnis, misalnya, teori motivasi dan kepemimpinan serta manajemen produksi, pemasaran dan keuangan. Identifikasi permasalahan yang diturunkan dari teori membawa beberapa keuntungan, yaitu : 1. Peneliti sudah mempelajari teori aplikasinya yang terkait untuk menjawab permasalahan yang ada. 2. Formulasi hipotesis pada umumnya akan menjadi lebih baik mudah dan jelas, karena mempunyai hubungan yang erat dengan teori. 3. Hasil penelitian akan memberikan kontribusi terhadap teori yang dijadikan dasar untuk perumusan masalah. Untuk melakukan penelitian diperlukan pengenalan masalah terutama masalah yang terlihat samar dan sulit untuk diidentifikasi.
Karakteristik Permasalahan Penelitian Karakteristik yang pertama adalah permasalahan tersebut dapat diselidiki melalui penelitian melalui pengumpulan dan analisis data. Penelitian dapat mengungkapkan bagaimana sekelompok karyawan merasakan, atau bagaimana mereka berdikir tentang hal-hal tertentu, namun penelitian tidak akan menjawab permasalahan yang dirasakan oleh sekelompok karyawan tersebut. Karakteristik yang kedua, mempunyai arti penting baik dari latar belakang teori maupun praktek.
Pengertian Perumusan Masalah Perumusan masalah adalah konteks dari penelitian alasan mengapa penelitian diperlukan, dan petunjuk yang mengarahkan tujuan utama (Evans, 1997 : 63) Contoh : n. Sebuah penelitian yang disponsori oleh Balitbang Departemen Koperasi mengambil topik mengenai pengembangan industri pedesaan melalui koperasi dan usaha kecil, merumuskan masalah dengan pernyataan sebagai berikut (Bachruddin et al. , 1996): Masalah utama yang hendak dikaji dalam penelitian ini adalah bagaimana profil dan pola industri pedesaan di daerah-daerah penelitian, dan bagaimana format pola industri pedesaan yang tepat untuk dikembangkan melalui koperasi dan usahan kecil.
Perumusan Masalah Yang Baik : a. Pada umumnya menunjukkan variabel yang menarik peneliti hubungan deskriptif, di mana permasalahan secara sederhana diungkapkan dalam suatu pernyataan yang harus dijawab. b. Menyusun definisi dari semua variabel yang relevan, baik secara langsung maupun operasional. Definisi operasional ini harus jelas dan spesifik sehingga tidak menimbulkan berbagai macam penafsiran yang berbeda, yang pada akhirnya akan “mengganggu” pelaksanaan penelitian. Arti operasional adalah penjelasan dalam terminologi operasional atau proses.
Perumusan masalah harus disertai dengan latar belakang masalah. Latar belakang adalah segala informasi yang diperlukan untuk memahami perumusan masalah yang disusun oleh peneliti. Dengan kata lain, latar belakang masalah merupakan informasi yang diperlukan untuk mengerti permasalahan yang ada.
Identifikasi Masalah Proses identifikasi masalah adalah apabila manajemen mengetahui dan menyadari bahwa telah atau akan terjadi situasi yang tidak diinginkan dalam perusahaan. Beberapa situasi yang tidak diinginkan ini bisa terlihat dengan jelas, misalnya, pemogokan karyawan, tingginya tingkat perputaran karyawan, penurunan jumlah produksi, pemilihan mesin pengganti dan sebagainya. Bagi peneliti muda, pertanyaan yang sering timbul adalah bagaimana permasalahan yang dapat diperoleh, atau bagaimana melihat permasalahan yang layak untuk diteliti ?
Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam penentuan permasalahan penelitian adalah : 1. Kegunaan Penelitian Aspek yang penting dalam pemilihan masalah penelitian adalah kegunaan penelitian. Setiap ada permasalahan, pernyataan pertama adalah manfaat yang diperoleh dari penelitian terhadap masalah tersebut. Penelitian hanya dilakukan untuk penyelesaian masalah yang mempunyai manfaat yang lebih besar daripada biayanya. Pada beberapa penelitian tertentu, meskipun nilai penelitiannya tidak dapat diukur dengan nilai moneter, kegunaannya sudah tidak diragukan lagi. 2. Prioritas Banyak permasalahan yang memerlukan penelitian serta mempunyai keguaan penelitian yang jelas dalam perusahaan. Namun demikian, tidak semua dari permasalahan tersebut diangkat dari permasalahan penelitian. Manajemen menyusun daftar prioritas, sehingga dapat diketahui permasalahan yang mana akan diteliti lebih dulu.
3. Kendala Waktu dan Dana Prioritas yang disusun oleh manajer adalah kendala waktu dana. Suatu penelitian yang jelas berguna dan mendapatkan prioritas untuk diteliti, mungkin belum juga dilakukan penelitian karena keterbatasan dana. 4. Dapat Diselidiki Dua hal dapat tidaknya suatu permasalahan untuk diselidiki, karena masalah tersebut secara teoritis tidak dapat diselidiki, atau belum terdapat teori dasar menyelidiki sehingga baru pada saat nanti ada kemungkinan dapat diselidiki. 5. Kemampuan Peneliti Hal yang perlu dipertimbangkan : • Kendala waktu dana • Tersedianya data yang diperlukan • Tingkat keahlian peneliti
TINJAUAN PUSTAKA Identifikasi lokasi, dan analisis dari dokumen yang berisi informasi yang berhubungan dengan permasalahan penelitian secara sistematis. Dokumen ini meliputi jurnal, abstrak, tinjauan pustaka, buku, data statisktik, dan laporan penelitian yang relevan. TUJUAN UTAMA dari tinjauan pustaka adalah untuk melihat apa saja yang sudah pernah dilakukan sehubungan dengan masalah yang diteliti. Selain menghindarkan diri dari duplikasi penelitian, tinjauan pustaka juga dapat menghasilkan pengertian dan pandangan yang lebih jauh tentang permasalahan yang diteliti. Tiga hal berikut dapat dipertimbangkan sebagai masukan untuk menentukan seberapa jauh tinjauan pustaka perlu dilakukan.
Pentingnya Tinjauan Pustaka 1. Semakin banyak tinjauan pustaka tidak selalu berarti semakin baik. Tinjauan pustaka yang sedikit namun terorganisir dengan rapi dan terkait erat dengan penelitian yang dilakukan adalah lebih baik daripada tinjaun pustaka yang banyak namun tidak terarah dan tidak berhubungan dengan penelitian yang dilakukan. 2. Bidang penelitian yang telah sering dilakukan memerlukan fokus yang lebih terpusat daripada area baru di mana penelitian masih jarang dilakukan. 3. Sebaliknya apabila penelitian yang dilakukan adalah pada bidang yang belum atau masih jarang dilakukan penelitian, pembatasan fokus menjadi agak lebar.
SUMBER PUSTAKA BUKU TEKS, ENSIKLOPEDIA, JURNAL DAN BERBAGAI MACAM ARTIKEL TENTANG BISNIS DAN EKONOMI YANG LAZIM DIGUNAKAN OLEH PENELITI. ABSTRAKSI PENELITIAN YANG TELAH DILAKUKAN JUGA MERUPAKAN SUMBER TERBAIK.
KERANGKA TEORITIS
Arti Teori adalah sebuah kumpulan proposisi umum yang saling berkaitan digunakan untuk menjelaskan hubungan yang timbula antara beberapa variabel yang diobservasi. Formulasi teori adalah upaya untuk mengintegrasikan semua informasi secara logis sehingga alasan atas masalah yang diteliti dapat dilonseptualisasikan diuji (Sekaran 2000: 29 -30) Penyusunan teori memang merupakan tujuan utama dari ilmu karena teori merupakan alat untuk menjelaskan dan memprediksikan fenomena yang diteliti. Teori selalu berdasarkan fakta, didukung dalil dan proposisi.
Konsep Suatu konsep (concepts) adalah sejumlah pengertian atau karakteristik, yang dikaitkan dengan peristiwa, objek, kondisi, situasi, dan perilaku tertentu. Dengan kata lain, konsep adalah pendapat abstrak yang digeneralisasikan dari fakta tertentu (Davis & Cosenza, 1993: 25). Konsep amat menentukan karena sukses suatu riset tergantung dari: • Seberapa jelas kita mengkonseptualisasikan sesuatu. • Seberapa jauh orang lain dapat memahami konsep yang kita pergunakan.
Konstruk “Konstruk ”(construct) adalah jenis konsep tertentu yang berada dalam tingkatan abstraksi yang lebih tinggi daripada konsep dan diciptakan untuk tujuan teoritis tertentu. Konstruk dapat berupa sebuah pandangan atau pendapat yang biasanya ditemukan untuk sebuah penelitian dan atau pembentukan teori
Proposisi adalah pernyataan yang berkaitan dengan hubungan antara konsep-konsep yang ada dan pernyataan dari hubungan universal antara kejadian-kejadian yang memiliki karakteristik tertentu. Dalam memahami perilaku konsumen/pelanggan, para ahli pemasaran mengajukan proposisi bahwa kepuasan pelanggan merupakan fungsi dari kinerja produk yang dirasakan oleh pelanggan dan harapan pelanggan terhadap produk tersebut (Kotler, 2000: 58).
Teori Tingkat Abstraksi Proposisi Konsep (Concepts) Observasi terhadap obyek dan Kejadian (Realita) Menyadari bahwa kepuasan pelanggan yang tinggi akan mendorong meningkatnya loyalitas konsumen, maka banyak perusahaan bertujuan mencapai TCS, Total Customer Satisfaction, total kepuasan pelanggan.
Variabel adalah sesuatu yang dapat membedakan atau mengubah nilai. Nilai dapat berbeda pada waktu yang berbeda untuk objek atau orang yang sama, atau nilai dapat berbeda dalam waktu yang sama untuk objek atau orang yang berbeda. Contoh variabel antara lain skor ujian, angka ketidakhadiran (nol samai semua A) dan motivasi (sangat rendah-sangat tinggi).
Empat Bagian Utama Variabel (Kuncoro, 2001: Sekaran, 2000: Bab 5): 1. 2. 3. 4. Variabel dependen adalah variabel yang menjadi perhatian utama dalam sebuah pengamatan. Pengamat akan dapat memprediksikan atau menerangkan variabel dalam variabel dependen beserta perubahannya yang terjadi kemudian. Variabel Dependen adalah variabel yang dapat mempengaruhi perubahan dalam variabel dependen dan mempunyai hubungan yang positif ataupun yang negatif bagi variabel dependen nantinya. Variasi dalam variabel dependen merupakan hasil dari variabel dependen. Moderating variabel adalah variabel yang mempunyai dampak kontinjensi (contingent effect) yang kuat pada hubungan variabel independen dan variabel dependen. Intervening variabel adalah faktor yang secara teori berpengaruh pada fenomena yang diamati tetapi tidak dapat dilihat, diukur atau dimanipulasi, namun dampaknya dapat disimpulkan berdasarkan dampak variabel independen dan moderating terhadap fenomena yang diamati, intervening variabel ini dapat membantu kita dalam menjelaskan bagaimkana mengkonsepsi hubungan antara variabel independen dan variabel dependen.
Masalah yang sering muncul adalah, bagaimana menggolongkan sebuah variabel menjadi variabel independen, moderating variabel, atau intervening variabel. Pertanyaan diatas akan dijawab melalui contoh teori efektifitas organisasi yang disederhanakan dengan menggunakan gambar berikut:
Kerangka Teoritis adalah pondasi utama di mana sepenuhnya proyek penelitian itu ditujukan. Hal ini merupakan jaringan hubungan antar variabel yang secara logis diterangkan, dikembangkan dieloborasi dari perumusan masalah yang telah diidentifikasi melalui proses wawancara, observasi dan survei literatur.
Hubungan antara survei literatur dan kerangka teoritis adalah survei literatur meletakan pondasi yang kuat untuk membangun kerangka teoritis.
5 faktor yang memberikan peranan penting yang harus dipenuhi dalam membangun kerangka teoritis adalah: 1. Variabel yang relevan harus dapat dijelaskan disebutkan dalam diskusi. 2. Diskusi haruslah dapat meuwujudkan bagaimana dua atau lebih variasi itu berhubungan satu sama lain. 3. Jika jenis dan arah hubungan tadi dapat diterima secara teori berdasarkan atas penelitian sebelumnya, maka harus ada indikasi pada diskusi apakah hubngan tadi bersifat positif atau negatif. 4. Harus ada penjelasan secara jelas kenapa kita akan mengharapkan hubungan tersebut terus bertahan. 5. Skema diagram yang menjelaskan kerangka teoritis harus dapat diperlihatkan sehingga pembaca dapat melihat dengan mudah bagaimana hubungan antar variabel secara teoritis.
Diagram Skematis Kerangka Teoritis dengan Memasukan Intervening Variabel
Diagram Skematis Kerangka Teoritis dengan Memasukan Moderating Variabel
Hipotesis
Pengertian Hipotesis adalah suatu perjalanan sementara tentang perilaku atau keadaan tertentu yang telah terjadi atau akan terjadi. Hipotesis merupakan pernyataan peneliti tentang hubungan antara variabel-variabel dalam penelitian, serta merupakan pernyataan yang paling spesifik.
Fungsi Hipotesis Fungsi dari hipotesis sebagai pedoman untuk dapat mengarahkan penelitian agar sesuai dengan apa yang kita harapkan.
Karakteristik Hipotesis 1. Konsisten dengan penelitian sebelumnya Hipotesis harus rasional Mengikuti penelitian yang telah ada dan mengundang penelitian berikutnya. Mempunyai kontribusi terhadap teori dan praktek untuk manajemen dan ekonomi. 2. Penjelasan yang masuk akal Hipotesis merupakan jawaban sementara dari permasalahan yang ada, oleh karena itu sudah seharusnya merupakan penjelasan yang masuk akal. 3. Perkiraan yang tepat dan teratur Pernyataan perkiraan hubungan (atau perbedaan) antara dua (atau lebih) variabel secara jelas dan tepat, serta menidentifikasi variabel tersebut dalam terminologi operasional dan terukur. 4. Dapat diuji Hipotesis yang dinyatakan dengan formulasi yang baik akan dapat diuji melalui uji hipotesis. Berdasarkan dat yang dikumpulkan, dapat dilakukan uji hipotesis sehingga dapat diketahui apakah hipotesis yang telah disusun dapat diterima atau ditolak.
Jenis Hipotesis dapat diklarifikasikan melalui: • Bagaimana hipotesis tersebut diperoleh (diturunkan). Disini dibedakan antara hipotesis induktif dan hipotesis deduktif. Hipotesis induktif, akan menyusun generalisasi berdasarkan observasi. Hal ini sangat berguna, namun mempunyai keterbatasan dalam bidang terapan ilmu dalam arti belum tentu hasil generalisasi ini benar dapat digunakan dalam bidang yang lebih luas. Hipotesis deduktif menggunakan perluasan logika dari penemuan yang telah ada, atau didasarkan pada hal-hal yang bersifat umum yang telah diterima kebenarannya. Dengan kata lain, hipotesis deduktif adalah bergerak dari hal-hal yang bersifat spesifik.
• Bagaimana hipotesis dinyatakan. Hipotesis diklarifikasikan sebagai hipotesis penelitian dan hipotesis statistik. Hipotesis penelitian dinyatakan dalam bentuk kalimat pernyataan (deklaratif), sedangkan hipotesis statistik dalam bentuk hipotesis nol (H 0) dan hipotesis alternatif (Ha).
Perumusan Hipotesis yang baik adalah hipotesis yang dinyatakan dengan jelas dan ringkas, menyatakan hubungan antara dua variabel dan menjelaskan variabel tersebut dalam terminologi operasional yang terukur. Contoh untuk penelitian eksperimental adalah: Seseorang yang memperoleh perlakuan perawatan tertentu akan dapat menyelesaikan tugas tertentu dengan lebih baik daripada seseorang lain yang tidak memperoleh perlakuan tersebut
Uji Hipotesis Uji hipotesis merupakan bagian yang sangat penting di dalam penelitian. Bagian ini yang menentukan apakah penelitian yang dilakukan cukup ilmiah atau tidak. Dalam praktek, dikenal dua macam cara pengujian hipotesis: cara langsung dan cara hipotesis nol (Neuman, 2000: 131). Pengujian secara langsung dilakukan dengan mencari bukti yang memungkinkan untuk menolak atau menerima hipotesis. Dengan cara ini berarti hipotesis digunakan untuk meprediksikan suatu hubungan. Hipotesis nol, di lain pihak, tidak memprediksikan suatu hubungan.
PEMILIHAN SAMPEL
Pemilihan Sampel Beberapa Terminologi Yang Sering Digunakan Para peneliti sering menggunakan beberapa istilah atau jargon teknis dalam penelitian. Terminologi yang dimaksud adalah : ELEMEN Unit di mana data yang diperlukan akan dikumpulkan. Elemen dapat dianalogikan sebagai unit analisis Populasi Kelompok elemen yang lengkap, yang biasanya berupa orang, objek, transaksi, atau kejadian di mana kita tertarik untuk mempelajarinya atau menjadi objek penelitian (kuncoro. 2001: Bab 3). Suatu populasi, sebagai contoh, meliputi : • Semua angkatan kerja yang bekerja di Indonesia • Semua pemilih yang tercatat di Propinsi di Indonesia • Semua mobil yang diproduksi tahun yang lalu di Indonesia • Semua stok suku cadang yang dimiliki oleh Astra Grup • Semua jaringan outlet penjualan yang dimiliki oleh Es Teler 77 • Semua kecelakaan yang terjadi di jalan tol Jakarta-Merak selama musim liburan
Unit Pengambilan Sampel Sekelompok elemen yang tidak tumpang tindih dengan populasi Kerangka Sampel Reperesentasi fisik dari objek, Individu, Kelompok, yang sangat penting dalam penentuan sampel Suatu himpunan bagian (subset) dari unit populasi. Misalnya, suatu perusahaan sedang diaudit tingkat kesalahan dalam pencatatan rekeningnya. Daripada mengamati semua rekening dalam suatu perusahaan yang jumlahnya, misalnya 5. 500 rekening, seorang auditor bisa saja memilih dan mengamati sampel hanya sebanyak 100 rekening
Alasan Pemilihan Sampel Dalam penelitian, seorang peneliti seringkali menggunakan sampel dengan beberapa pertimbangan. Inilah yang disebut dengan sampling, yaitu proses memilih sejumlah elemen dari populasi yang mencukupi untuk mempelajari sampel dan memahami karakteristik elemen populasi (Sekaran, 2000 : 268). 1. Kendala Sumberdaya Kendala waktu, dana dan sumber daya lain yang terbatas jumlahnya. Penggunaan sampel akan menghemat sumberdaya untuk menghasilkan penelitian yang lebih dapat dipercaya daripada sensus
2. Ketepatan Melalui pemilihan desain sampel yang baik, peneliti akan memperoleh data yang akurat, dengan tingkat kesalahan yang relatif rendah. 3. Pengukuran Destruktif Kadang-kadang pengukuran yang dilakukan merupakan pengukuran destruktif. Sebagai contoh, apabila perusahaan kita memproduksi ban dan kita harus menguji seberapa kemampuan tiap ban dalam menyimpan udara dengan meniup setiap ban sampai meletus, maka kita tidak memiliki lagi ban yang dijual ke pasar.
Tahapan Pemilihan Sampel Penentuan target Populasi Penentuan Kerangka Pemilihan Sampel Penentuan Metode Pemilihan Sampel Penentuan Prosedur Pemilihan Jumlah Sampel Penentuan Jumlah Sampel Pemilihan Unit Sampel Aktual Pelaksanaan Penelitian
Karakteristik Sampel yang Baik Sampel yang baik umumnya memiliki beberapa karakteristik. Karakteristik yang dimaksud setidaknya meliputi : 1. Memungkinkan peneliti untuk mengambil keputusan yang berhubungan dengan besaran sampel untuk memperoleh 2. Mengidentifikasikan probabilitas dari setiap unit analisis untuk menjadi sampel 3. Memungkinkan peneliti menghitung akurasi dan pengaruh (misalnya kesalahan) dalam pemilihan sampel daripada harus melakukan sensus. 4. Memungkinkan peneliti menghitung derajat kepercayaan yang diterapkan dalam estimasi populasi yang disusun dai sampel statistika.
A. Beberapa Metode Pemilihan Sampel 1. Pengambilan Sampel Acak Sederhana (Simple Random sampling) Sebuah sampel yang diambil sedemikian rupa sehingga tiap unit penelitian atau satuan elementer dari populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai sampel 2. Pengambilan Sampel Sistematis (Systematic Sampling) Suatu metode pengmabilan sampel, dimana hanya unsur pertama saja dari sampel dipilih secara acak, sedangkan unsur-unsur selanjutnya dipilih secara sistematis meirut suatu pola tertentu Contoh : andaikan satuan-satuan elementer dalam suatu populasi berjumlah 50, yang diberi nomor urut dari 1 sampai 50, dan besar sampel yang akan diambil 10, maka :
3. Pengambilan Sampel Gugus Sederhana (Simple Cluster Sampling) Dalam praktek, kerangka sampel (sampling frame) yang digunakan untuk dasar pemilihan sampel tidak tersedia atau tidak lengkap, dan biaya untuk membuat kerangka sampel tersebut terlalu tinggi. Untuk mengatasi hal tersebut, maka unit -unit analisa dalam populasi digolongkan ke alam gugus-gugus yang disebut clusters, dan ini akan merupakan satuan-satuan darimana sampel akan diambil. Jumlah gugus yang diambil sebagai sampel harus secara acak. Kemudian unsur-unsur penelitian dalam gugus–gusus tersebut
Misalnya, seorang peneliti ingin meneliti besarnya penapatan per bulan dari tiap-tiap keluarga di suatu desa. Karena tidak terdapat data mengenai jumlah keluarga di desa tersebut, maka desa tersebut dibagi menjadi dukuh-dukuh. Dukuh itu dijadikan gugus atau unsur sampling. Dukuh yang ada diberi nomor, dan dipilih secara acak sebuah dukuh atau lebih sebagai sampel. Karena unsur penelitian adalah keluarga atau Rumah Tangga, maka semua Rumah Tangga yang ada dalam gugus yang terpilih yang diteliti
5. Pengambilan Sampel gugus Bertahap (dua atau lebih) Dalam praktek sering kita jumpai populasi yang letaknya sangat tersebar secara geografis, sehingga sangat sulit untuk mendapatkan kerangka sampel dari unsur-unsur yang terdapat dalam populasi tersebut. Untuk mengatasi hal ini maka unit-unit analisa dikelompokkan ke dalam gugus-gugus yang merupakan satuan-satuan darimana sampel akan diambil. Pengambilan sampel melalui tahap-tahap tertentu. Jadi satu populasi dapat dibagi-bagi dalam gugus tingkat pertama; gugus-gugus tingkat kedua; dan gugus-gugus tingkat kedua masih dapat pula dibagi dalam gugus tingkat yang lebih lanjut
6. Pengambilan Sampel Wilayah (Area Sampling) Cara lain dalam pengambilan sampel bagi populasi yang tidak dapat dibuat kerangka sampelnya ialah dengan pengambilan sampel wilayah. Untuk ini dibutuhkan peta atau potret udara yang cukup jelas dan terperinci dari wilayah yang akan diteliti Seluruh wilayah penelitian yang terdapat dalam peta atau potret udara dibagi dalam segmen-segmen wilayah yang mengandung jumlah unit penelitian. Jika jumlah unit penelitian dalam setiap segmen wilayah tidak dapat diketahui atau diduga, maka boleh juga misalnya menggunakan satuan-satuan blok perumahan, pertokoan, atau blok sensus.
7. Pengambilan sampel Purpossive dan Quota sampling Metode pengambilan sampel yang tidak acak, misalnya Purpossive sampling dan Quota sampling. Memilih sub grup dari populasi sedemikian rupa sehingga sampel yang dipilih mempunyai sifat yang sesuai dengan sifat-sifat populasi. Jadi harus mengetahui lebih dulu sifat-sifat populasi tersebut dan sampel yang akan ditarik diusahakan supaya mempunyai sifat-sifat populasi tersebut.
Walaupun hasil penelitian dari sampel semacam ini tidak dapat digunakan sebagai dasar dari test statistik, tetapi hasil yang didapat tidak jauh menyimpang dari sifat-sifat populasinya (Miller, 1970 : 56). Contoh, Penelitian terhadap bentuk dan perilaku mobilitas penduduk pada masyarakat padi sawah di kabupaten Bantul dan Sleman yang dilaksanakan oleh I. B. Mantra pada tahun 1975 (Mantra, 1978: 50).
Untuk mengatasi masalah di atas pemilihan dua dukuh penelitian diadakan secara purposive mengingat : 1. Kedua kabupaten tersebut mempunyai tiga bentuk mobilitas penduduk, yaitu nglaju (commuting), sirkulasi (circulation), dan imigrasi (migration). 2. Penduduk yang umumnya terdiri dari petani subsistance 3. Merupakan daerah persawahan yang subur 4. Merupakan masyarakat dengan kebudayaan, cara hidup, dan organisasi sosial yang sama.
B. Besarnya Sampel Empat faktor yang harus dipertimbangkan dalam menentukan besarnya sampel dalam suatu penelitian adalah : n Derajat Keseragaman ( degree of homogenity) dari populasi. Makin seragam populasi itu, makin kecil sampel yang dapat diambil n Presisi yang dikehendaki dari penelitian. Makin tinggi tingkat presisi (ketepatan/ketajaman) yang dikehendaki, makin besar sampel yang harus diambil. n Rencana Analisis. Adakalanya besarnya sampel sudah mencukupi sesuai dengan presisi yang dikehendaki, tetapi kalau dikaitkan dengan kebutuhan analisa, maka jumlah sampel tersebut kurang mencukupi. n Tenaga, biaya & waktu. Kalau menginginkan presisi yang tinggi maka jumlah sampel harus besar. Tetapi apabila dana, tenaga dan waktu terbatas, maka tidaklah mungkin untuk mengambil sampel yang besar, dan ini berarti bahwa presisinya akan menurun.
C. Jenis Data 1. Data kuantitatif vs kualitataif Data Kuantitatif : Data yang diukur dalam suatu skala numerik (angka) - Data interval : Data yang diukur dengan jarak di antara dua titik pada skala yang sudah diketahui. Sebagai contoh : suhu udara dalam celcius berkisar anatara interval 0 derajat hingga 100 derajat; nilai GMAT atau TOEFL bagai mahasiswa yang mau belajar di luar negeri; jumlah bulan dalam satu tahun - Data rasio : Data yang diukur dengan suatu proporsi. Sebagai contoh : persentase jumlah penganggur di propinsi X; nilai inflasi Indonesia pada tahun 2000 - Data Nominal: Data yang dinyatakan dalam bentuk kategori - Data Ordinal : Data yang dinyatakan dalam bentuk kategori, namun posisi data yang tidak sama derajatnya karena dinyatakan dalam skala peringkat
2. Data Menurut Dimensi Waktu Data Runtut : data yang secara kronologis disusun menurut waktu pada (time-series) suatu variabel tertentu Data harian : Misalnya data kurs Rp / US$ setiap hari, data indeks harga saham per hari. Data mingguan : Misalnya data pengunjung rumah sakit setiap minggu (7 hari) Data bulanan : Misalnya data suku bunga deposito dengan jangka waktu satu bulan (30 hari) Data Kuartalan : Misalnya data penjualan setiap 3 bulan. Data tahunan : Misalnya data penapatan nasional setiap tahun (12 bulan). Data silang tempat: data yang dikumpulkan pada suatu waktu (cross section)
3. Data Menurut Sumber Data Internal : Berasal dari dalam organisasi tersebut atau eksternal (berasal dari luar organisasi). Data Primer : Data yang diperoleh dengan survei lapangan yang menggunakan semua metode pengumpulan data original. Data Sekunder : Data yang telah dikumpulkan oleh lembaga pengumpul data dan dipublikasikan kepada masyarakat pengguna data.
Interval Kuantitatif Kualitatif 4. Jenis Data Rasio Nominal Ordinall Data Runtut Waktu Dimensi Waktu Silang Tempat Pooling Internal Eksternal Sumber Primer Sekunder
3. Data Sekunder sebagai Sumber Informasi yang diperoleh dari Berbagai Sumber Distribusi Tradisional Data Sekunder Jalur tidak langsung dengan perantara Jalur langsung Penyedia Informasi (Pemerintah) Perpusatakaan (penyimpanan dokumen & buku milik pemerintah) Perusahaan Pemakai
Pengukuran dan Desain Instrumen
1. TEKNIK PENGUKURAN Aturan dan prosedur yang digunakan untuk menjembatani antara apa yang ada dalam konsep dengan apa yang terjadi di dunia nyata. 2. DESAIN INSTRUMEN Penyusunan instrumen pengumpulan data untuik mendapatkan data yang dibutuhkan guna memecahkan masalah penelitian. 3. KOMPONEN PENGUKURAN Ada tiga komponen yang dibutuhkan dalam setiap pengukuran, yaitu: (1) kejadian empiris (empirical events) yang dapat diamati; (2) penggunaan angka (the use of numbers) untuk menggambarkan kejadian tersebut; (3) sejumlah aturan pemetaan (set of mapping rules). Kejadian empiris merupakan sejumlah ciri-ciri dari objek, individu atau kelompok yang dapat diamati. Contoh, bila kita ingin mempelajari hubungan antara jenis kelamin administrator dan kepuasan kerja bawahan-bawahannya.
4. Penggunaan angka Komponen pengukuran kedua adalah penggunaan angka untuk menggambarkan kejadian empiris. “Angka” adalah numetik atau simbol-simbol lain yang digunakan untuk mengidentifikasi. 5. Pengukuran Komponen terakhir yang penyting dari setiap pengukuran adalah sejumlah aturan pemetaan, yaitu pernyataan yang menjelaskan arti angka terhadap kejadian empiris. Misalnya, dalam kasus di atas, aturan pemetaan mengenai jenis kelamin administrator memberikan angka 1 bila pria dan angka 2 bila wanita. Sementara untuk kepuasan kerja bawahan, aturan pemetaannya adalah - 2 bila sangat tidak puas, - 1 bila tidak puas, 0 bila netral (puas/tidak puas), 1 bila puas, dan 2 bila sangat puas. Aturan-aturan ini menggambarkan dengan gamblang ciri-ciri apa yang kita ukur. Aturan-aturan pemetaan disusun oleh penelitian untuk tujuan studi.
6. Tabel contoh hubungan antara 3 komponen pengukuran Mengukur jenis kelamin administrator Mengukur kepuasan kerja bawahan Kejadian empiris Aturan pemetaan Angka Aturan pemetaan Kejadia n empiris Jenis kelamin administrato r Angka 1 jika pria Angka 2 jika wanita 1 atau 2 -2, -1, 0, 1, atau 2 -2 bila sangat tidak puas -1 bila tidak puas 0 bila netral 1 bila puas 2 bila sangat puas Kepuas an kerja bawaha n -2 -1 1 0 +1 JOHAN +2 SOMA -2 -1 2 0 +1 RENA +2 -2 -1 1 0 +1 ANDI +2 SUMI -2 -1 2 0 +1 +2 SEKAR
7. SKALA PENGUKURAN Dalam mengevaluasi skala pengukuran, harus diperhatikan dua hal: (1) validitas; (2) reliabilitas. Validitas Suatu skala pengukuran disebut valid bila ia melakukan apa yang seharusnya dilakukan dan mengukur apa yang seharusnya diukur. Bila skala pengukuran tidak valid maka ia tidak bermanfaat bagi peneliti karena tidak mengukur atau melakukan apa yang seharusnya dilakukan. Secara konseptual, dibedakan 3 macam jenis validitas (Sekaran, 2000: 207 -8), yaitu: validitas isi (contens validity), validitas yang berkaitan dengan kriteria (criterion-related validity), validitas konstruk (construct validity). 1. Validitas isi(contens validity) Validitas isi memastikan bahwa ukuran telah cukup memasukkan sejumlah item yang representatif dalam menyusun sebuah konsep. Semakin besar skala item dalam mewakili semesta konsep yang diukur, maka semakin besar validitas isi. Dengan kata lain, validitas isi adalah sebuah fungsi yang menunjukkan seberapa baik dimensi an elemen sebuah konsep digambarkan.
Menguji Kenbaikan Ukuran; Bentuk Reliabilitas dan Validitas
2. Validitas yang berkaitan dengan kriteria (Criterioa-related Validity) Validitas yang berkaitan dengan kriteria terjadi ketika sebuah ukuran membedakan individual pada kriteria yang akan diperkirakan. Hal ini dapat dilakukan dengan menetapkan concurrent validity atau predictive validity. concurrent validity terjadi ketika skala yang ditetapkan dapat membedakan individual yang telah diketahui berbeda, sehingga, skor untuk masing-masing instrumen harus berbeda. Contoh, jika ukuran etika kerja dikembangkan diterapkan pada sekelompok masyarakat yang hidup dari jaminan.
Tabel Empat Tingkat Pengukuran Tingkat Nominal Ordinal Interval Rasio Deskripsi Penggunaan angka untuk mengidentifikasi objek, individu, kejadian, atau kelompok Selain untuk identifikasi, angka memberi informasi tentang jumlah karakteristik yang dimiliki suatu kejadian, objek, dan lain-lain secara relatif. Memiliki semua sifat-sifat skala nominal dan ordinal serta interval antara dua titik yang sama. Menggabungkan semua sifat -sifat skala nominal, ordinal, dan interval, serta memasukkan titik nol. Dasar operasi empiris Penentuan persamaan atau ketidaksamaan Penentuan lebih besar atau lebih kecil. Penentuan persamaan interval. Penentuan persamaan rasio. Jenis penggunaan Klasifikasi Rangking/ skoring Ukuran yang lebih disukai untuk konsep/ konstruksi yang kompleks. Bila tersedia instrumen yang tepat Jenis statistik Deskriptif Inferensi Persentase Median (rata -rata dan varians) Rata-rata varians Rata-rata geometrik (rata-rata harmonik) Nonparametrik (parametrik) Parametrik
Validitas konstruk (Construct Validity) Validitas konstruk membuktikan seberapa bagus hasil yang diperoleh dari penggunaan ukuran sesuai dengan teori dimana pengujian dirancang. Hal ini dinilai dengan convergent validity dan discriminant validity. Convergent validity terjadi ketika skor yang dihasilkan oleh dua buah instrumen yang mengukur konsep yang sama memiliki korelasi yang tinggi. Discriminant validity terjadi ketika berdasarkan teori, dua buah variabel diperkirakan tidak berkorelasi, dan skor pengukuran yang dihasilkan juga menunjukkan tidak berkorelasi secara empiris. Tabel jenis-jenis Validitas Deskripsi Content validity Apakah ukuran telah cukup mengukur sebuah konsep? Face validity Apakah “ahli” mengesahkan bahwa instrumen telah mengukur apa yang seharusnya diukur? Apakah ukuran dibedakan sehingga dapat membantu dalam memprediksi variabel kriteria saat ini? Criterion-related validity Concurrent validity Predictive validity Construct validity Convergent validity Discriminant validity Sumber; Sekaran (2000: 209) Apakah ukuran dibedakan untuk membantu memprediksi kriteria masa depan? Apakah instrumen yang ada sesuai dengan konsep teori? Apakah kedua instrumen dalam mengukur konsep berkorelasi tinggi? Apakah ukuran memiliki korelasi yang rendah dengan variabel yang seharusnya tidak berhubungan dengan variabel?
Reliabilitas • Reliabilitas: Konsistensi dan stabilitas dari suatu skor (skala pengukuran) 1. Test-retest reliability: Koefisien reliabilitas yang diperoleh dari pengulangan pengukuran konsep yang sama dalam dua kali kesempatan. 2. Reliabilitas bentuk pararel: Respon dari dua pengukuran yang sebanding dalam menyusun konstruk yang sama memiliki korelasi yang tinggi. 3. Konsistensi internal ukuran: indikasi homogenitas item-item yang ada dalam ukuran yang menyusun konstruk. 4. Reliabilitas konsistensi antar item: Konsistensi jawaban responden untuk semua item dalam ukuran. 5. Split-half reliability: Korelasi antara dua bagian instrumen.
MENYUSUN KUESIONER Dalam menyusun kuesioner, peneliti harus memperhatikan hal-hal berikut: 1. Apakah pertanyaan itu perlu? 2. Bagaimana pertanyaan itu sebaiknya diajukan? 3. Apakah bentuk pertanyaan terbuka ataukah tertutup? 4. Bagaimana seharusnya pertanyaan itu dirumuskan? 5. Bagaimana format jawaban disusun? 6. Apa teknik skala uang sebaiknya digunakan/ Pertama: rating scales (skala penilaian) (a). Graphic rating scales (b). Itemmized rating scales (c) Comparative rating scales kedua: attitude scales (a). Likert scale (b). Semantic differential Pemilihan kata sifat atau frase berdasarkan perilaku objek, orang, atau kejadian. Contoh: “Nilailah hamburger jenis Big. Mac dalam dimensi berikut ini”: Manis : _ : _ : Asin Tidak enak : _ : _ : Enak Murah : _ : _ : Mahal
Stanley Payne, dalam buku The art of Ouestions (1979), memberikan pedoman yang harus diingat dalam menyusun desain instrumen dan skala yang baik: 1. Pahami betul masalah penelitian sebelum menyusun skala pengukuran. 2. Susunlah pertanyaan sehingga mudah dimengerti oleh responden. 3. Kaitkan jenis pertanyaan (terbuka, dikotomi, multikotomi) dengan tingkat pemahaman responden (jika pendapat kurang jelas gunakan pertanyaan terbuka; jika pendapat sudah jelas gunakan nbeberapa alternatif pertanyaan tertutup/pilihan berganda).
4. Pertimbangkan semua asumsi/anggapan secara implisit dalam pertanyaan. 5. Pilihlah pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan dengan tepat untuk menjawab pertanyaan penelitian. Namun selalu dipertanyakan apakah pertanyaan terbuka adalah cara yangterbaik untuk memperoleh jawaban. 6. Untuk pertanyaan-pertanyaan yang bersifat dikotomi dan pilihan berganda, usahakan agar jawabannya tidak berkaitan satu sama lian. Jika hal ini tidak mungkin, berikan jawaban yang dapat merangkum dua atau lebih jawaban. 7. Buatlah cara untuk mengatasi jawaban : Tidak tahu” dan “Netral(Tidak berpendapat”)dalam skala pengukuran.
8. Hindari pertanyaan bermakna ganda di mana dua atau lebih masalah ditanyakan dalam pertanyaan yang sama. Usahakan hanya satu masalah yang ditanyakan dalam suatu pertanyaan. 9. Susunlah instruksi secukupnya, mudah dibaca, dan dapat dimengerti oleh responden. 10. Jangan memandang rendah responden. 11. Gunakan tata bahasa yang baik dalam mengajukan pertanyaan, namun juga jangan terlalu formal. 12. Hindari pertanyaan-pertanyaan yang panjang dan kompleks. Buatlah pertanyaan sesederhana mungkin. 13. Gunakan kata-kata yang mudah dalam menyampaikan apa yang anda ingin sampaikan.
14. Hindari jargon/istilah khusus yang kurang dipahami oleh konsumen. 15. Gunakan contoh-contoh secara hati-hati dalam mengajukan pertanyaan. 16. Garis bawahi kata-kata penting yang perlu ditekankan. 17. Hilangkan pertanyaan dan jawaban yang berulang-ulang dan tidak perlu. 18. Tahanlah pertanyaan-pertanyaan dan masalah-masalah yang sulit serta sensitif hingga akhir bagian dari kuesioner. 19. Perhatikan waktu dan privacy responden. 20. Lakukan pratest sebelum mengumpulkan data yang sebenarnya. 21. Jangan lupa katakan terima kasih pada akhir pertanyaan
- Slides: 109