Fisika SMAMA Kelas X Semester 1 Oleh 1

  • Slides: 68
Download presentation
Fisika SMA/MA Kelas X Semester 1 Oleh: 1. Risdiyani Chasanah 2. Rinawan Abadi 3.

Fisika SMA/MA Kelas X Semester 1 Oleh: 1. Risdiyani Chasanah 2. Rinawan Abadi 3. Adip Ma’rifu Sururi Disklaimer er Daftar isi

Disklaimer • Power. Point pembelajaran ini dibuat sebagai alternatif guna membantu Bapak/Ibu Guru melaksanakan

Disklaimer • Power. Point pembelajaran ini dibuat sebagai alternatif guna membantu Bapak/Ibu Guru melaksanakan pembelajaran. • Materi Power. Point ini mengacu pada Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) Kurikulum 2013. • Dengan berbagai alasan, materi dalam Power. Point ini disajikan secara ringkas, hanya memuat poin-poin besar saja. • Dalam penggunaannya nanti, Bapak/Ibu Guru dapat mengembangkannya sesuai kebutuhan. • Harapan kami, dengan Power. Point ini Bapak/Ibu Guru dapat mengembangkan pembelajaran secara kreatif dan interaktif.

Daftar Isi • • • Bab 1 Ruang Lingkup Fisika, Besaran, dan Pengukuran Bab

Daftar Isi • • • Bab 1 Ruang Lingkup Fisika, Besaran, dan Pengukuran Bab 2 Vektor Bab 3 Gerak Benda pada Lintasan Lurus Bab 4 Analisis Vektor dan Gerak Parabola Bab 5 Gerak Melingkar

BAB I Ruang Lingkup Fisika, Besaran, dan Pengukuran Kembali ke daftar isi

BAB I Ruang Lingkup Fisika, Besaran, dan Pengukuran Kembali ke daftar isi

Ruang Lingkup Fisika, Besaran, dan Pengukuran Besaran, Satuan, Dimensi, dan Pengukuran Ruang Lingkup Fisika

Ruang Lingkup Fisika, Besaran, dan Pengukuran Besaran, Satuan, Dimensi, dan Pengukuran Ruang Lingkup Fisika v Ruang Lingkup Antara Aktivitas Makhluk Hidup dan Makhluk Tak Hidup v Ruang Lingkup Fisik Makhluk Hidup dan Makhluk Tak Hidup v Keselamatan Kerja Kembali ke daftar isi v v v v Kembali ke awal bab Besaran Satuan Dimensi Pengukuran Angka Penting dan Notasi Ilmiah Ketidakpastian Pengukuran Ketelitian dan Ketepatan Hasil Pengolahan dan Penyajian Data

A. Ruang Lingkup Fisika 1. Ruang Lingkup Antara Aktivitas Makhluk Hidup Dan Makhluk Tak

A. Ruang Lingkup Fisika 1. Ruang Lingkup Antara Aktivitas Makhluk Hidup Dan Makhluk Tak Hidup Ruang lingkup ini mempelajari kejadian antara makhluk hidup dan makhluk tak hidup. Dalam ruang lingkup ini Anda akan mempelajari hubungan antara besaran-besaran dan kejadian yang terjadi. Adapun contoh penerapan Fisika pada makhluk hidup seperti perpindahan posisi seseorang ketika melakukan perjalanan, sedangkan contoh penerapan Fisika pada makhluk tak hidup seperti menentukan kecepatan bola pada gerak parabola saat ketinggian maksimum. Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab

2. Ruang Lingkup Kondisi Fisik Makhluk Hidup dan Makhluk Tak Hidup Penerapan Fisika Metode

2. Ruang Lingkup Kondisi Fisik Makhluk Hidup dan Makhluk Tak Hidup Penerapan Fisika Metode Ilmiah 1. 2. 3. 4. Hakikat Fisika Ciri-Ciri Fisika Cabang-Cabang Fisika Manfaat Fisika 1. 2. Kriteria Metode Ilmiah Langkah-Langkah Metode Ilmiah Sikap Ilmiah 3. Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab

3. Keselamatan Kerja Adapun tujuan penerapan keselamatan kerja sebagai berikut. 1) Melindungi praktikan dalam

3. Keselamatan Kerja Adapun tujuan penerapan keselamatan kerja sebagai berikut. 1) Melindungi praktikan dalam melaksanakan praktikum. 2) Menjamin keselamatan bagi setiap orang yang berada di laboratorium. 3) Menjamin sumber-sumber produksi dan peralatan praktikum di laboratorium supaya terjaga, terawat, dan aman. 4) Mencegah dan mengurangi kecelakaan di laboratorium. 5) Memberikan pertolongan pertama pada kecelakaan sebagai langkah awal untuk penanggulangan. Kembali ke daftar isi Upaya untuk Menjaga Keselamatan Kerja Semua Pihak Saat Melakukan Percobaan Praktikum di Laboratorium. 1) Bersikaplah hati-hati dalam melakukan setiap percobaan di laboratorium. 2) Perlakukan secara khusus alat-alat yang berhubungan dengan gelas, kaca, ataupun listrik. 3) Berhati-hatilah dalam menggunakan bahan kimia. Kenali setiap bahan kimia yang digunakan. Jika selesai menggunakan bahan kimia, segera kembalikan ke tempat penyimpanan semula. 4) Berhati-hatilah menggunakan peralatan yang bersumber listrik langsung dari PLN. 5) Jika Anda melakukan percobaan menggunakan api atau pembakar spiritus, segera matikan api jika percobaan telah selesai. Kembali ke awal bab

B. Besaran, Satuan, Dimensi, dan Pengukuran Besaran Berdasarkan Satuan Besaran Berdasarkan Nilai dan Arah

B. Besaran, Satuan, Dimensi, dan Pengukuran Besaran Berdasarkan Satuan Besaran Berdasarkan Nilai dan Arah Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab 1. Besaran Pokok 2. Besaran Turunan

1. Besaran a. Besaran Berdasarkan Satuan Besaran Pokok Besaran Turunan Kembali ke daftar isi

1. Besaran a. Besaran Berdasarkan Satuan Besaran Pokok Besaran Turunan Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab

b. Besaran Berdasarkan Nilai dan Arahnya Besaran berdasarkan nilai dan arahnya dibagi menjadi besaran

b. Besaran Berdasarkan Nilai dan Arahnya Besaran berdasarkan nilai dan arahnya dibagi menjadi besaran vektor, besaran tensor, dan besaran skalar. Besaran vektor memiliki kesamaan. Keduanya memiliki nilai dan arah. Adapun perbedaannya yaitu besaran vektor memiliki satu arah, sedangkan besaran tensor memiliki banyak arah. Di tingkat SMA Anda hanya akan mempelajari besaran vektor. Adapun besaran tensor akan Anda pelajari lebih lanjut. Contoh besaran vektor antara lain perpindahan, kecepatan, percepatan, dan gaya, sedangkan contoh besaran tensor antara lain, tegangan, regangan, dan koefisien gaya gesek. Selain besaran vektor dan besaran tensor terdapat besaran skalar. Besaran skalar adalah besaran yang hanya memiliki nilai saja. Contoh dari besaran skalar antara lain massa, jarak, dan energi. Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab

2. Satuan Berbagai macam standar satuan. a. Standar Satuan Massa b. Standar Satuan Panjang

2. Satuan Berbagai macam standar satuan. a. Standar Satuan Massa b. Standar Satuan Panjang c. Standar Satuan Waktu d. Standar Satuan Arus e. Standar Satuan Suhu f. Standar Satuan Jumlah Zat g. Standar Satuan Intensitas Cahaya Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab

3. Dimesi Dimensi Besaran Pokok Dimensi Besaran Turunan Dimensi memiliki manfaat sebagai berikut a.

3. Dimesi Dimensi Besaran Pokok Dimensi Besaran Turunan Dimensi memiliki manfaat sebagai berikut a. Menganalisis kesetaraan atau kesamaan dua besaran yang sepintas berbeda. b. Menganalisis kebenaran suatu persamaan yang menyatakan hubungan antarbesaran. c. Menganalisis dimensi suatu konstanta besaran. d. Menganalisis dimensi suatu besaran tanpa diketahui simbol besarannya. Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab

4. Pengukuran Besaran Panjang 1. Mikrometer Sektrup 2. Jangka Sorong 3. Penggaris Pengukuran Besaran

4. Pengukuran Besaran Panjang 1. Mikrometer Sektrup 2. Jangka Sorong 3. Penggaris Pengukuran Besaran Waktu 1. Stopwatch Analog 2. Stopwatch Digital Pengukuran Besaran Massa 1. Neraca Ohauss 2. Neraca Sama Lengan 3. Neraca Dacin Pengukuran Volume Benda Tidak Beraturan Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab

a. Kesalahan-Kesalahan dalam Pengukuran Kesalahan Umum Ketiga Jenis kesalahan Kesalahan Sistematik Kesalahan Acak Kembali

a. Kesalahan-Kesalahan dalam Pengukuran Kesalahan Umum Ketiga Jenis kesalahan Kesalahan Sistematik Kesalahan Acak Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab

b. Angka Penting dan Notasi Ilmiah Operasi Hitungan dalam Angka Penting Notas Ilmiah Kembali

b. Angka Penting dan Notasi Ilmiah Operasi Hitungan dalam Angka Penting Notas Ilmiah Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab 1. 2. 3. 4. Operasi Pembulatan Operasi Penjumlahan dan Pengurangan Operasi Perkalian dan Pembagian Operasi Pangkat dan Akar

c. Ketidakpastian Hasil Pengukuran Ketidakpastian Pengukuran Tunggal Ketidakpastian Hasil Pengukuran Ketidakpastian Pengukuran Berulang Pengukuran

c. Ketidakpastian Hasil Pengukuran Ketidakpastian Pengukuran Tunggal Ketidakpastian Hasil Pengukuran Ketidakpastian Pengukuran Berulang Pengukuran Tidak Langsung Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab 1. Pengukuran Tidak Langsung dari Pengukuran Tunggal 2. Pengukuran Tidak Langsung dari Pengukuran Berulang

d. Ketelitian dan Ketepatan Hasil Ketelitian (Presisi) Ketelitian merupakan ukuran yang menyatakan pendekatan sesuai

d. Ketelitian dan Ketepatan Hasil Ketelitian (Presisi) Ketelitian merupakan ukuran yang menyatakan pendekatan sesuai nilai semestinya. Ketelitian berhubungan dengan ketidakpastian relatif dari hasil pengukuran. Semakin kecil nilai ketidakpastian relatif, semakin besar ketelitian pengukuran tersebut. Nilai ketelitian pengukuran dinyatakan dalam bentuk persen. Kembali ke daftar isi Ketepatan (Akurasi) Ketepatan menyatakan nilai yang sesuai dengan ukuran sebenarnya. Ketika Anda melaporkan hasil pengukuran, Anda melaporkan dalam bentuk x+∆x. Anda perlu mengetahui bahwa ∆x merupakan ketidakpastian mutlak. Nilai ∆x diperoleh dari 0, 5 skala terkecil dari alat pengukuran pada pengukuran tunggal dan simpangan baku pada pengukuran berulang. Semakin kecil hasil ketidakpastian mutlak, semakin besar ketepatan dalam pengukuran. Kembali ke awal bab

e. Pengolahan dan Penyajian Data Hukum Fisika memiliki keterkaitan antarbesaran. Keterkaitan tersebut dapat dinotasikan

e. Pengolahan dan Penyajian Data Hukum Fisika memiliki keterkaitan antarbesaran. Keterkaitan tersebut dapat dinotasikan dalam bentuk grafik. Contoh grafik yang paling mudah ditemui adalah grafik persamaan garis lurus. Grafik persamaan garis lurus dinotasikan ke dalam suatu persamaan y = mx + n dengan m sebagai gradien (kemiringan grafik) dan n sebagai ordinat titik potong garis lurus terhadap sumbu Y. Grafik garis lurus yang Anda gambar sebaiknya mengisi seluruh luasan yang telah disediakan. Hal ini dapat dilakukan dengan memilih skala mendatar dan skala tegak dengan tepat. Adapun titik nol skala tidak perlu selalu tampak pada grafik. Perhatikan gambar disamping. Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab

Hukum Fisika memiliki keterkaitan antarbesaran. Keterkaitan tersebut dapat dinotasikan dalam bentuk grafik. Contoh grafik

Hukum Fisika memiliki keterkaitan antarbesaran. Keterkaitan tersebut dapat dinotasikan dalam bentuk grafik. Contoh grafik yang paling mudah ditemui adalah grafik persamaan garis lurus. Grafik persamaan garis lurus dinotasikan ke dalam suatu persamaan y = mx + n dengan m sebagai gradien (kemiringan grafik) dan n sebagai ordinat titik potong garis lurus terhadap sumbu Y. Grafik garis lurus yang Anda gambar sebaiknya mengisi seluruh luasan yang telah disediakan. Hal ini dapat dilakukan dengan memilih skala mendatar dan skala tegak dengan tepat. Adapun titik nol skala tidak perlu selalu tampak pada grafik. Perhatikan gambar disamping. Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab

Contoh Soal Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab

Contoh Soal Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab

BAB II Vektor Kembali ke daftar isi

BAB II Vektor Kembali ke daftar isi

VEKTOR Vektor Operasi Penjumlahan dan Pengurangan Vektor Notasi Vektor dan Besar Vektor Besaran Vektor

VEKTOR Vektor Operasi Penjumlahan dan Pengurangan Vektor Notasi Vektor dan Besar Vektor Besaran Vektor Penjumlahan Vektor Secara Geometris dengan Cara: 1. Poligon 2. Jajargenjang Penguraian Vektor Penjumlahan Vektor secara Analisis Pengurangan Vektor Menentukan Nilai dan Arah Resultan Vektor Satuan Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab

A. Besaran Vektor Notasi Vektor dan Besar Vektor a. b. Memberi tanda panah di

A. Besaran Vektor Notasi Vektor dan Besar Vektor a. b. Memberi tanda panah di atas huruf yang menyatakan vektor. contoh: Mencetak tebal huruf yang menyatakan vektor. contoh: a, A, atau OA Penguraian Vektor Setiap vektor dapat diuraikan menjadi dua atau lebih komponen vektor. Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab Vektor Satuan Vektor yang diuraikan ke sumbu x(i) dan y(j) dalam bentuk dua dimensi atau dapat diuraikan ke sumbu x(i), y(j), dan z(k) dalam bentuk tiga dimensi.

B. Operasi Penjumlahan Dan Pengurangan Vektor Penjumlahan Vektor Secara Geometri (Grafis) Penjumlahan Vektor Secara

B. Operasi Penjumlahan Dan Pengurangan Vektor Penjumlahan Vektor Secara Geometri (Grafis) Penjumlahan Vektor Secara Analitis Penentuan Nilai dan Arah Resultan Pengurangan Vektor a. b. Cara Poligon Cara Jajargenjang a. b. c. Menguraikan vektor menjadi komponen pada sumbu X dan sumbu Y. Menjumlahkan semua komponen vektor pada sumbu X dan Sumbu Y Menghitung besar dan arah resultan Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab b. c. d. Penentuan Nilai dan Arah Resultan Secara Grafik Penentuan Nilai dan Arah Resultan Dua Buah Vektor dengan Rumus Penentuan Nilai dan Arah Resultan Dua Vektor Searah Penentuan Nilai dan Arah Resultan Dua Vektor Berlawanan Arah

1. Penjumlahan Vektor Secara Geometri dengan Cara Poligon dan Jajargenjang Cara Poligon Cara Jajargenjang

1. Penjumlahan Vektor Secara Geometri dengan Cara Poligon dan Jajargenjang Cara Poligon Cara Jajargenjang Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab

2. Penjumlahan Vektor Secara Geometri dengan Cara Analisis Kembali ke daftar isi Kembali ke

2. Penjumlahan Vektor Secara Geometri dengan Cara Analisis Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab

3. Pengurangan Vektor Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab

3. Pengurangan Vektor Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab

4. Penentuan Nilai dan Arah Resultan Dua Vektor dengan Rumus Penentuan Nilai dan Arah

4. Penentuan Nilai dan Arah Resultan Dua Vektor dengan Rumus Penentuan Nilai dan Arah Resultan secara grafik Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab

5. Penentuan Nilai dan Arah Resultan Dua Vektor Searah Penentuan Nilai dan Arah Resultan

5. Penentuan Nilai dan Arah Resultan Dua Vektor Searah Penentuan Nilai dan Arah Resultan Dua Vektor Berlawanan Arah Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab

Contoh Soal Jawaban: a Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab

Contoh Soal Jawaban: a Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab

BAB III Gerak Benda Pada Lintasan Lurus Kembali ke daftar isi

BAB III Gerak Benda Pada Lintasan Lurus Kembali ke daftar isi

Gerak Benda pada Lintasan Lurus Besaran pada Gerak Lurus: 1. Jarak dan Perpindahan 2.

Gerak Benda pada Lintasan Lurus Besaran pada Gerak Lurus: 1. Jarak dan Perpindahan 2. Kelajuan dan Kecepatan Gerak Lurus Jenis Gerak Lurus: 1. Gerak Lurus Beraturan (GLB) 2. Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB) Kembali ke daftar isi Gerak Jatuh Bebas Gerak Vertikal ke Bawah Gerak Vertikal ke Atas Persamaan di Titik Tertinggi Kembali ke awal bab Gerak Vertikal

A. Besaran pada Gerak Lurus 1. Jarak dan Perpindahan Jarak adalah panjang lintasan sesungguhnya

A. Besaran pada Gerak Lurus 1. Jarak dan Perpindahan Jarak adalah panjang lintasan sesungguhnya yang ditempuh dalam gerak suatu benda. Jarak termasuk besaran skalar. Perpindahan adalah perubahan kedudukan benda ketika melakukan aktivitas gerak. Perpindahan termasuk besaran vektor. Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab

2. Kelajuan dan Kecepatan Kelajuan Rata-Rata dan Kecepatan Rata-Rata Kelajuan dan Kecepatan Kelajuan Sesaat

2. Kelajuan dan Kecepatan Kelajuan Rata-Rata dan Kecepatan Rata-Rata Kelajuan dan Kecepatan Kelajuan Sesaat dan Kecepatan Sesaat Kecepatan Relatif Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab

B. Jenis Gerak Lurus 1. Gerak Lurus Beraturan (GLB) GLB adalah gerak yang lintasannya

B. Jenis Gerak Lurus 1. Gerak Lurus Beraturan (GLB) GLB adalah gerak yang lintasannya berupa garis lurus dengan kecepatan konstan. Hubungan Antara Jarak, Kelajuan, dan Selang Waktu pada GLB Grafik jarak terhadap waktu ( s – t) pada GLB Grafik kelajuan terhadap waktu (v – t) pada GLB Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab atau

2. Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB) GLBB adalah gerak yang lintasannya berupa garis lurus

2. Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB) GLBB adalah gerak yang lintasannya berupa garis lurus dengan kecepatan berubah-ubah dan percepatannya konstan. Jenis GLBB Nilai Percepatan Nilai Kecepatan GLBB dipercepat Positif Bertambah GLBB diperlambat Negatif Berkurang Grafik s – t pada GLBB Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab Grafik v – t pada GLBB

GERAK VERTIKAL a. Gerak Jatuh Bebas b. Gerak Vertikal ke Atas dan ke Bawah

GERAK VERTIKAL a. Gerak Jatuh Bebas b. Gerak Vertikal ke Atas dan ke Bawah Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab

GERAK VERTIKAL Persamaan Gerak di Titik Tertinggi Kembali ke daftar isi Kembali ke awal

GERAK VERTIKAL Persamaan Gerak di Titik Tertinggi Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab

Contoh Soal Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab

Contoh Soal Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab

BAB IV Analisis Vektor pada Gerak Parabola Kembali ke daftar isi

BAB IV Analisis Vektor pada Gerak Parabola Kembali ke daftar isi

Analisis Vektor pada Gerak Parabola Vektor Satuan dan Vektor Posisi Perpindahan Analisis Vektor pada

Analisis Vektor pada Gerak Parabola Vektor Satuan dan Vektor Posisi Perpindahan Analisis Vektor pada Gerak Benda Kecepatan Gerak Benda Menentukan Posisi dari Fungsi Kecepatan Gerak Benda Posisi Titik Terjauh Benda di Sumbu X Posisi Tertinggi Benda Percepatan Gerak Benda Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab Gerak Parabola

A. Analisis Vektor pada Gerak Benda 1. Vektor Satuan Vektor satuan adalah suatu vektor

A. Analisis Vektor pada Gerak Benda 1. Vektor Satuan Vektor satuan adalah suatu vektor yang memiliki panjang atau besar sama dengan satu. Vektor vektor satuan dimensi 2 2. Vektor Posisi Vektor posisi adalah suatu vektor yang menyatakan posisi suatu titik materi pada suatu bidang datar. Vektor posisi dimensi 2 Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab

3. Perpindahan Perubahan posisi suatu titik materi pada waktu tertentu. Besar perubahan posisi dirumuskan:

3. Perpindahan Perubahan posisi suatu titik materi pada waktu tertentu. Besar perubahan posisi dirumuskan: Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab

4. Kecepatan Gerak Benda Kecepatan Sesaat Kecepatan Rata-Rata Kecepatan rata-rata adalah hasil bagi antara

4. Kecepatan Gerak Benda Kecepatan Sesaat Kecepatan Rata-Rata Kecepatan rata-rata adalah hasil bagi antara perpindahan dengan selang waktu. Persamaannya dituliskan sebagai berikut. Besar kecepatan rata-rata dirumuskan: Kembali ke daftar isi Kecepatan sesaat adalah kecepatan rata untuk selang waktu mendekati nol. Persamaannya dituliskan sebagai berikut. Besar kecepatan sesaat dirumuskan: Kembali ke awal bab

a. Kecepatan Sesaat Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab

a. Kecepatan Sesaat Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab

b. Menentukan Posisi dari Fungsi Kecepatan Vektor posisi dituliskan sebagai berikut. Kembali ke daftar

b. Menentukan Posisi dari Fungsi Kecepatan Vektor posisi dituliskan sebagai berikut. Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab

c. Percepatan Gerak Benda 1) Percepatan Rata-Rata Percepatan rata-rata adalah perubahan kecepatan dalam selang

c. Percepatan Gerak Benda 1) Percepatan Rata-Rata Percepatan rata-rata adalah perubahan kecepatan dalam selang waktu tertentu. Persamaannya dituliskan sebagai berikut. atau Sehingga besar dari percepatan rata – rata: Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab

2) Percepatan Sesaat atau Besar percepatan sesaat dirumuskan: Kembali ke daftar isi Kembali ke

2) Percepatan Sesaat atau Besar percepatan sesaat dirumuskan: Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab

B. Gerak Parabola Apakah Gerak Parabola itu? Gerak parabola adalah gerak benda yang mempunyai

B. Gerak Parabola Apakah Gerak Parabola itu? Gerak parabola adalah gerak benda yang mempunyai lintasan berbentuk parabola. Video Gerak Parabola Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab

1. Kecepatan Gerak Parabola Kecepatan awal benda dirumuskan sebagai berikut. Kecepatan benda bergerak di

1. Kecepatan Gerak Parabola Kecepatan awal benda dirumuskan sebagai berikut. Kecepatan benda bergerak di setiap waktu dirumuskan sebagai berikut. Besar kecepatan benda bergerak setiap waktu. Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab

2. Posisi Benda Posisi benda setiap saat dirumuskan sebagai berikut. Komposisi pada arah vertikal

2. Posisi Benda Posisi benda setiap saat dirumuskan sebagai berikut. Komposisi pada arah vertikal (sumbu Y) Komposisi pada arah mendatar. (sumbu X) Persamaan posisi gerak benda dapat dituliskan sebagai berikut. Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab

3. Posisi Titik Terjauh Benda di Sumbu X Kembali ke daftar isi Kembali ke

3. Posisi Titik Terjauh Benda di Sumbu X Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab

4. Posisi Tertinggi Benda Persamaan koordinat pada titik tertinggi sebagai berikut. dan Waktu yang

4. Posisi Tertinggi Benda Persamaan koordinat pada titik tertinggi sebagai berikut. dan Waktu yang diperlukan untuk mencapai titik maksimum. Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab

Contoh Soal Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab

Contoh Soal Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab

BAB V Gerak Melingkar Kembali ke daftar isi

BAB V Gerak Melingkar Kembali ke daftar isi

Gerak Melingkar Pengenalan Gerak Melingkar Besaran dalam Gerak Melingkar 1. Periode dan Frekuensi 2.

Gerak Melingkar Pengenalan Gerak Melingkar Besaran dalam Gerak Melingkar 1. Periode dan Frekuensi 2. Perpindahan Sudut 3. Kecepatan Sudut Rata-Rata 4. Percepatan sudut Rata-Rata Gerak Melingkar Beraturan 1. Perpindahan Linear dan Perpindahan Sudut 2. Kecepatan Linear dan Kecepatan sudut 3. Percepatan Sentripetal Kembali ke daftar isi Hubungan Roda-Roda 1. Hubungan Roda Sepusat 2. Hubungan Roda Bersinggungan 3. Roda-Roda yang Dihubungkan dengan Rantai Penerapan Melingkar Kehidupan Kembali ke awal bab Gerak dalam Penerapan Gerak Melingkar

A. Gerak Melingkar 1. Pengenalan Gerak Melingkar Gerak melingkar adalah gerak suatu benda atau

A. Gerak Melingkar 1. Pengenalan Gerak Melingkar Gerak melingkar adalah gerak suatu benda atau titik dengan lintasan berbentuk lingkaran dan mempunyai titik pusat tertentu. Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab

2. Gerak Melingkar Beraturan Gerak melingkar beraturan adalah gerak benda yang menempuh lintasan melingkar

2. Gerak Melingkar Beraturan Gerak melingkar beraturan adalah gerak benda yang menempuh lintasan melingkar dengan kelajuan sudut tetap. Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab

a. Perpindahan Linear dan Perpindahan Sudut atau b. Kecepatan Linear dan Kecepatan Sudut atau

a. Perpindahan Linear dan Perpindahan Sudut atau b. Kecepatan Linear dan Kecepatan Sudut atau Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab

3. Percepatan Sentripetal Percepatan sentripetal adalah percepatan yang selalu tegak lurus terhadap kecepatan linearnya

3. Percepatan Sentripetal Percepatan sentripetal adalah percepatan yang selalu tegak lurus terhadap kecepatan linearnya dan mengarah ke pusat lingkaran. Percepatan sentripetal dirumuskan sebagai berikut. Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab

B. Penerapan Gerak Melingkar 1. Hubungan Roda-Roda a. Hubungan Roda-Roda Sepusat atau Kembali ke

B. Penerapan Gerak Melingkar 1. Hubungan Roda-Roda a. Hubungan Roda-Roda Sepusat atau Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab

b. Hubungan Roda-Roda Bersinggungan atau Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab

b. Hubungan Roda-Roda Bersinggungan atau Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab

c. Hubungan Roda-Roda Bergerigi Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab

c. Hubungan Roda-Roda Bergerigi Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab

d. Hubungan Roda-Roda yang Dihubungkan dengan Rantai atau Kembali ke daftar isi Kembali ke

d. Hubungan Roda-Roda yang Dihubungkan dengan Rantai atau Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab

2. Penerapan Gerak Melingkar dalam Kehidupan Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab

2. Penerapan Gerak Melingkar dalam Kehidupan Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab

Contoh Soal Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab

Contoh Soal Kembali ke daftar isi Kembali ke awal bab

SEKIAN DAN TERIMA KASIH Kembali ke daftar isi

SEKIAN DAN TERIMA KASIH Kembali ke daftar isi