MATRIKS RELASI FUNGSI Nelly Indriani W Matematika Diskrit

  • Slides: 65
Download presentation
MATRIKS, RELASI & FUNGSI Nelly Indriani W. Matematika Diskrit IF UNIKOM 1

MATRIKS, RELASI & FUNGSI Nelly Indriani W. Matematika Diskrit IF UNIKOM 1

MATRIKS • Susunan skalar elemen-elemen yang terdiri dari baris dan kolom • A mxn

MATRIKS • Susunan skalar elemen-elemen yang terdiri dari baris dan kolom • A mxn , m baris dan n kolom 2

JENIS – JENIS MATRIKS v. Matriks Segitiga v. Matriks Diagonal v. Matriks Identitas v.

JENIS – JENIS MATRIKS v. Matriks Segitiga v. Matriks Diagonal v. Matriks Identitas v. Matriks Komutatif v. Matriks Invers 3

Matriks Segitiga Untuk setiap matriks persegi A berdimensi nxn • Matriks segitiga atas, jika

Matriks Segitiga Untuk setiap matriks persegi A berdimensi nxn • Matriks segitiga atas, jika untuk semua i > j, aij = 0. A = B = C = • Matriks segitiga bawah, jika untuk semua i < j, aij = 0. A = H = K = 4

Matriks Diagonal Matriks persegi A berdimensi nxn dengan aij = 0 untuk semua i

Matriks Diagonal Matriks persegi A berdimensi nxn dengan aij = 0 untuk semua i > j dan i < j. D = diag(d 11, d 22, …, dnn) Atau D = diag(4, 7, 0, -5) Jika D = diag(d 11, d 22, …, dnn) dengan d 11 = d 22 = … = dnn = k, maka matriksnya disebut matriks skalar S = 5

Matriks Identitas Dari matriks skalar jika k = 1, matriknya disebut matriks identitas. I

Matriks Identitas Dari matriks skalar jika k = 1, matriknya disebut matriks identitas. I 2 = Andaikan B = I 3 = B I 2 = B Dan I 3 B = B Matriks Komutatif Dua matriks persegi A dan B yg berdimensi sama disebut komutatif (commute) jika berlaku AB = BA. Sebaliknya, disebut anti komutatif (anti-commute) jika berlaku AB = - BA. 6

Matriks Invers Andaikan A dan B dua matriks persegi berdimensi sama sehingga berlaku :

Matriks Invers Andaikan A dan B dua matriks persegi berdimensi sama sehingga berlaku : AB = BA = I, maka B disebut invers A, atau A invers B. A A-1 = A-1 A = I B = A-1 A = B-1 B = B B-1 = I Matriks yang mempunyai invers disebut matriks nonsingular atau matriks yang invertibel. Sifat : (A-1)-1 = A (AB)-1 = B-1 A-1 7

Tranpose Matriks A = (aij) berdimensi mxn, tranposenya adalah AT = (aji) yg berdimensi

Tranpose Matriks A = (aij) berdimensi mxn, tranposenya adalah AT = (aji) yg berdimensi nxm. Sifat-sifat : 1. (AT)T = A 2. (A + B)T = AT + BT 3. (AB)T = BT AT 8

RELASI Relasi biner R antara himpunan A dan B adalah himpunan bagian dari A

RELASI Relasi biner R antara himpunan A dan B adalah himpunan bagian dari A B. a R b , untuk (a, b) R a dihubungankan dengan b oleh R. a R b , untuk (a, b) R a tidak dihubungkan dengan b oleh relasi R. 9

CONTOH : A = {Amir, Budi, Cecep}, B = {IF 221, IF 251, IF

CONTOH : A = {Amir, Budi, Cecep}, B = {IF 221, IF 251, IF 342, IF 323} A B = {(Amir, IF 221), (Amir, IF 251), (Amir, IF 342), (Amir, IF 323), (Budi, IF 221), (Budi, IF 251), (Budi, IF 342), (Budi, IF 323), (Cecep, IF 221), (Cecep, IF 251), (Cecep, IF 342), (Cecep, IF 323) } 10

ILUSTRASI Amir Budi Cecep IF 221 IF 251 IF 342 IF 323 R =

ILUSTRASI Amir Budi Cecep IF 221 IF 251 IF 342 IF 323 R = mata kuliah yang diambil mahasiswa R={(Amir, IF 251), (Amir, IF 323), (Budi, IF 221), (Budi, IF 251), (Cece p, IF 323)} 11

REPRESENTASI 1. Diagram Panah 12

REPRESENTASI 1. Diagram Panah 12

 2. Tabel 13

2. Tabel 13

3. MATRIKS Misalkan R adalah relasi dari A = {a 1, a 2, …,

3. MATRIKS Misalkan R adalah relasi dari A = {a 1, a 2, …, am} dan B = {b 1, b 2, …, bn}. Relasi R dapat disajikan dengan matriks M = [mij], 14

4. GRAF BERARAH Jika (a, b) R, maka sebuah busur dibuat dari simpul a

4. GRAF BERARAH Jika (a, b) R, maka sebuah busur dibuat dari simpul a ke simpul b. Simpul a disebut simpul asal (initial vertex) dan simpul b disebut simpul tujuan (terminal vertex). Pasangan terurut (a, a) dinyatakan dengan busur dari simpul a ke simpul a sendiri. Busur semacam itu disebut gelang atau kalang (loop). 15

CONTOH GRAF BERARAH R = {(a, a), (a, b), (b, a), (b, c), (b,

CONTOH GRAF BERARAH R = {(a, a), (a, b), (b, a), (b, c), (b, d), (c, a), (c, d), (d, b)} adalah relasi pada himpunan {a, b, c, d}. 16

SIFAT RELASI v. Reflexive v. Transitive v. Symmetric v. Antisymmentric v. Invers 17

SIFAT RELASI v. Reflexive v. Transitive v. Symmetric v. Antisymmentric v. Invers 17

REFLEXIVE Jika (a, a) R untuk setiap a A maka refleksif Tidak refleksif jika

REFLEXIVE Jika (a, a) R untuk setiap a A maka refleksif Tidak refleksif jika ada a A sedemikian sehingga (a, a) R. A={1, 2, 3, 4} Contoh : R 2 = {(1, 1), (1, 3), (2, 1), (2, 2), (3, 3), (4, 2), (4, 3), (4, 4)} R 2= {(1, 1), (2, 2), (2, 3), (4, 2), (4, 3), (4, 4) } Matriks relasi yang refleksif Graf memiliki loop pada tiap simpul 18

TRANSITIVE (MENGHANTAR) Jika (a, b) R dan (b, c) R, maka (a, c) R,

TRANSITIVE (MENGHANTAR) Jika (a, b) R dan (b, c) R, maka (a, c) R, untuk a, b, c A. A={1, 2, 3, 4} Contoh : R 1 = {(2, 1), (3, 2), (4, 1), (4, 2), (4, 3) } R 2= {(1, 1), (2, 3), (2, 4), (4, 2)} Relasi R = {(1, 1), (2, 2), (3, 3), (4, 4) } menghantar Relasi R = {(1, 2), (3, 4)} menghantar R = {(3, 4)} selalu menghantar 19

SYMMETRIC (SETANGKUP) Jika (a, b) R, maka (b, a) R. Tidak setangkup, jika (a,

SYMMETRIC (SETANGKUP) Jika (a, b) R, maka (b, a) R. Tidak setangkup, jika (a, b) R sedemikian sehingga (b, a) R. Elemen-elemen matriks diantara diagonal utama merupakan hasil pencerminan , atau mij = mji = 1, untuk i = 1, 2, …, n 20

ANTISYMMETRIC (TOLAK SETANGKUP) Jika untuk semua a, b A, (a, b) R dan (b,

ANTISYMMETRIC (TOLAK SETANGKUP) Jika untuk semua a, b A, (a, b) R dan (b, a) R hanya jika a = b Tidak tolak-setangkup jika ada elemen berbeda a dan b sedemikian sehingga (a, b) R dan (b, a) R. Matriks jika mij = 1 dengan i j, maka mji = 0 matriks dari relasi tolak-setangkup adalah jika salah satu dari mij = 0 atau mji = 0 bila i j 21

CONTOH R 1 = {(1, 1), (1, 2), (2, 1), (2, 2), (2, 4),

CONTOH R 1 = {(1, 1), (1, 2), (2, 1), (2, 2), (2, 4), (4, 2), (4, 4) } setangkup R 2 = {(1, 1), (2, 3), (2, 4), (4, 2) } tidak setangkup R 3 = {(1, 1), (2, 2), (3, 3) } tolak-setangkup R 4 = {(1, 1), (1, 2), (2, 3)} tolak-setangkup R 5 = {(1, 1), (2, 4), (3, 3), (4, 2) } tidak tolak-setangkup R 6 = {(1, 2), (2, 3), (1, 3) } tidak setangkup dan juga tolak-setangkup R 7 = {(1, 1), (2, 2), (2, 3), (3, 2), (4, 4)} tidak setangkup maupun tidak tolak-setangkup 22

INVERSI R– 1 = {(b, a) | (a, b) R } Contoh : P

INVERSI R– 1 = {(b, a) | (a, b) R } Contoh : P = {2, 3, 4} dan Q = {2, 4, 8, 9, 15}. (p, q) R jika p habis membagi q maka R = {(2, 2), (2, 4), (4, 4), (2, 8), (4, 8), (3, 9), (3, 15) } R– 1 adalah invers dari relasi R, yaitu Q ke P dengan (q, p) E R– 1 jika q kelipatan dari p 23

KLOSUR RELASI (CLOSURE OF RELATION) Misalkan R adalah relasi pada himpunan A. R dapat

KLOSUR RELASI (CLOSURE OF RELATION) Misalkan R adalah relasi pada himpunan A. R dapat memiliki atau tidak memiliki sifat P, seperti refleksif, setangkup, atau menghantar. Jika terdapat relasi S dengan sifat P yang mengandung R sedemikian sehingga S adalah himpunan bagian dari setiap relasi dengan sifat P yang mengandung R, maka S disebut klosur (closure) atau tutupan dari R [ROS 03]. 24

KLOSUR REFLEKSIF Misalkan R adalah sebuah relasi pada himpunan A. Klosur refleksif dari R

KLOSUR REFLEKSIF Misalkan R adalah sebuah relasi pada himpunan A. Klosur refleksif dari R adalah R , yang dalam hal ini = {(a, a) | a A}. 25

Conto h: R = {(1, 1), (1, 3), (2, 3), (3, 2)} adalah relasi

Conto h: R = {(1, 1), (1, 3), (2, 3), (3, 2)} adalah relasi pada A = {1, 2, 3} maka = {(1, 1), (2, 2), (3, 3)}, sehingga klosur refleksif dari R adalah R = {(1, 1), (1, 3), (2, 3), (3, 2)} {(1, 1), (2, 2), (3, 3)} = {(1, 1), (1, 3), (2, 2), (2, 3), (3, 2), (3, 3)} 26

Contoh: Misalkan R adalah relasi {(a, b) | a b} pada himpunan bilangan bulat.

Contoh: Misalkan R adalah relasi {(a, b) | a b} pada himpunan bilangan bulat. Klosur refleksif dari R adalah R = {(a, b) | a b} {(a, a) | a Z} = {(a, b) | a, b Z} 27

Contoh 1: Relasi R = {(1, 1), (1, 3), (2, 3), (3, 2)} pada

Contoh 1: Relasi R = {(1, 1), (1, 3), (2, 3), (3, 2)} pada himpunan A = {1, 2, 3} tidak refleksif. Bagaimana membuat relasi refleksif yang sesedikit mungkin dan mengandung R? 28

Tambahkan (2, 2) dan (3, 3) ke dalam R (karena dua elemen relasi ini

Tambahkan (2, 2) dan (3, 3) ke dalam R (karena dua elemen relasi ini yang belum terdapat di dalam R) Relasi baru, S, mengandung R, yaitu S = {(1, 1), (1, 3), (2, 2), (2, 3), (3, 2), (3, 3) } Relasi S disebut klosur refleksif (reflexive closure) dari R. 29

KLOSUR SETANGKUP Misalkan R adalah sebuah relasi pada himpunan A. Klosur setangkup dari R

KLOSUR SETANGKUP Misalkan R adalah sebuah relasi pada himpunan A. Klosur setangkup dari R adalah R R-1, dengan R-1 = {(b, a) | (a, b) a R}. 30

Contoh: R = {(1, 3), (1, 2), (2, 1), (3, 2), (3, 3)} adalah

Contoh: R = {(1, 3), (1, 2), (2, 1), (3, 2), (3, 3)} adalah relasi pada A = {1, 2, 3}, maka R-1 = {(3, 1), (2, 1), (1, 2), (2, 3), (3, 3)} sehingga klosur setangkup dari R adalah R R-1 = {(1, 3), (1, 2), (2, 1), (3, 2), (3, 3)} {(3, 1), (2, 1), (1, 2), (2, 3), (3, 3)} ={(1, 3), (3, 1), (1, 2), (2, 1), (3, 2), (2, 3), (3, 3)} 31

Contoh 2: Relasi R = {(1, 3), (1, 2), (2, 1), (3, 2), (3,

Contoh 2: Relasi R = {(1, 3), (1, 2), (2, 1), (3, 2), (3, 3)} pada himpunan A = {1, 2, 3} tidak setangkup. Bagaimana membuat relasi setangkup yang sesedikit mungkin dan mengandung R? 32

Tambahkan (3, 1) dan (2, 3) ke dalam R (karena dua elemen relasi ini

Tambahkan (3, 1) dan (2, 3) ke dalam R (karena dua elemen relasi ini yang belum terdapat di dalam S agar S menjadi setangkup). Relasi baru, S, mengandung R: S = {(1, 3), (3, 1), (1, 2), (2, 1), (3, 2), (2, 3), (3, 3)} Relasi S disebut klosur setangkup (symmetric closure) dari R. 33

Contoh: Misalkan R adalah relasi {(a, b) | a habis membagi b} pada himpunan

Contoh: Misalkan R adalah relasi {(a, b) | a habis membagi b} pada himpunan bilangan bulat. Klosur setangkup dari R adalah R R-1 = {(a, b)|a habis membagi b} {(b, a)|b habis membagi a} = {(a, b) | a habis membagi b atau b habis membagi a} 34

KLOSUR MENGHANTAR Contoh: R = {(1, 2), (1, 4), (2, 1), (3, 2)} adalah

KLOSUR MENGHANTAR Contoh: R = {(1, 2), (1, 4), (2, 1), (3, 2)} adalah relasi A = {1, 2, 3, 4}. R tidak transitif karena tidak mengandung semua pasangan (a, c) sedemikian sehingga (a, b) dan (b, c) di dalam R. Pasangan (a, c) yang tidak terdapat di dalam R adalah (1, 1), (2, 2), (2, 4), dan (3, 1). 35

Penambahan semua pasangan ini ke dalam R sehingga menjadi S = {(1, 2), (1,

Penambahan semua pasangan ini ke dalam R sehingga menjadi S = {(1, 2), (1, 4), (2, 1), (3, 2), (1, 1), (2, 2), (2, 4), (3, 1)} tidak menghasilkan relasi yang bersifat menghantar karena, misalnya terdapat (3, 1) S dan (1, 4) S, tetapi (3, 4) S. 36

Klosur menghantar dari R adalah R* = R 2 R 3 … Rn Jika

Klosur menghantar dari R adalah R* = R 2 R 3 … Rn Jika MR adalah matriks yang merepresentasikan R pada sebuah himpunan dengan n elemen, maka matriks klosur menghantar R* adalah 37

KOMBINASI RELASI Jika R 1 dan R 2 masing-masing adalah relasi dari himpunan A

KOMBINASI RELASI Jika R 1 dan R 2 masing-masing adalah relasi dari himpunan A ke himpunan B, maka R 1 R 2 , R 1 R 2, R 1 – R 2, dan R 1 R 2 juga adalah relasi dari A ke B 38

CONTOH A = {a, b, c} dan B = {a, b, c, d}. Relasi

CONTOH A = {a, b, c} dan B = {a, b, c, d}. Relasi R 1 = {(a, a), (b, b), (c, c)} Relasi R 2 = {(a, a), (a, b), (a, c), (a, d)} R 1 R 2 = R 2 R 1 = R 1 R 2 = 39

KOMBINASI RELASI DALAM MATRIKS Jika relasi R 1 dan R 2 dinyatakan dengan matriks

KOMBINASI RELASI DALAM MATRIKS Jika relasi R 1 dan R 2 dinyatakan dengan matriks MR 1 dan MR 2 maka MR 1 R 2 = MR 1 MR 2 40

CONTOH Relasi R 1 dan R 2 pada himpunan A dinyatakan oleh matriks R

CONTOH Relasi R 1 dan R 2 pada himpunan A dinyatakan oleh matriks R 1 = R 2 = MR 1 MR 2 = 41

KOMPOSISI RELASI R adalah relasi dari himpunan A ke himpunan B, S adalah relasi

KOMPOSISI RELASI R adalah relasi dari himpunan A ke himpunan B, S adalah relasi dari himpunan B ke himpunan C. Komposisi R dan S, dinotasikan dengan S R, adalah relasi dari A ke C yang didefinisikan oleh S R = {(a, c ) a A, c C, dan untuk beberapa b B, (a, b ) R dan (b, c ) S } 42

CONTOH R = {(1, 2), (1, 6), (2, 4), (3, 6), (3, 8)} adalah

CONTOH R = {(1, 2), (1, 6), (2, 4), (3, 6), (3, 8)} adalah relasi dari {1, 2, 3} ke {2, 4, 6, 8} dan S = {(2, u), (4, s), (4, t), (6, t), (8, u)} relasi dari {2, 4, 6, 8} ke {s, t, u}. Maka komposisi relasi R dan S adalah S R = {(1, u), (1, t), (2, s), (2, t), (3, s), (3, t), (3, u) } 43

KOMPOSISI DALAM DIAGRAM PANAH 44

KOMPOSISI DALAM DIAGRAM PANAH 44

KOMPOSISI DALAM MATRIKS Jika relasi R 1 dan R 2 dinyatakan dengan matriks MR

KOMPOSISI DALAM MATRIKS Jika relasi R 1 dan R 2 dinyatakan dengan matriks MR 1 dan MR 2, maka komposisi dari kedua relasi tersebut adalah MR 2 R 1 = MR 1 MR 2 45

CONTOH R 1 = R 2 = R 2 R 1 adalah MR 2

CONTOH R 1 = R 2 = R 2 R 1 adalah MR 2 R 1 = MR 1. MR 2 = = 46

FUNGSI A dan B adalah himpunan Relasi biner f dari A ke B adalah

FUNGSI A dan B adalah himpunan Relasi biner f dari A ke B adalah fungsi jika setiap elemen di dalam A dihubungkan dengan tepat satu elemen di dalam B. f : A B f memetakan A ke B. A : daerah asal (domain) dari f B : daerah hasil (codomain) dari f. 47

Himpunan semua harga fungsi f disebut daerah hasil (range) f. range f = {b

Himpunan semua harga fungsi f disebut daerah hasil (range) f. range f = {b Є B | B = f(a) untuk suatu a Є A} f(a) = b jika elemen a di dalam A dihubungkan dengan elemen b di dalam B. 48

SYARAT Agar suatu relasi f dari X ke Y menjadi fungsi, maka harus dipenuhi

SYARAT Agar suatu relasi f dari X ke Y menjadi fungsi, maka harus dipenuhi : 1. 2. Setiap elemen x Є X mempunyai kawan di Y (disebut f(x)). f(x) tunggal 49

CONTOH Tentukan manakah dari gambar relasi berikut ini yang merupakan fungsi dari X =

CONTOH Tentukan manakah dari gambar relasi berikut ini yang merupakan fungsi dari X = {a, b, c} ke Y = {1, 2, 3, 4}! 50

SIFAT FUNGSI (INJEKTIF) 1. Satu-ke-satu (one-to-one) atau injektif (injective) jika tidak ada dua elemen

SIFAT FUNGSI (INJEKTIF) 1. Satu-ke-satu (one-to-one) atau injektif (injective) jika tidak ada dua elemen himpunan A yang memiliki bayangan sama 52

CONTOH A = {1, 2, 3} ke B = {u, v, w, x} f

CONTOH A = {1, 2, 3} ke B = {u, v, w, x} f = {(1, w), (2, u), (3, v)} adalah fungsi satu-ke-satu A = {1, 2, 3} ke B = {u, v, w} f = {(1, u), (2, u), (3, v)} bukan fungsi satu-ke-satu, karena f(1) = f(2) = u. 53

SIFAT FUNGSI (SURJEKTIF ) 2. Pada (onto) atau surjektif (surjective) jika setiap elemen B

SIFAT FUNGSI (SURJEKTIF ) 2. Pada (onto) atau surjektif (surjective) jika setiap elemen B merupakan bayangan dari satu atau lebih elemen A. 54

CONTOH SURJEKTIF A = {1, 2, 3} ke B = {u, v, w} f

CONTOH SURJEKTIF A = {1, 2, 3} ke B = {u, v, w} f = {(1, u), (2, u), (3, v)} bukan fungsi pada karena w tidak termasuk jelajah dari f. A = {1, 2, 3} ke B = {u, v, w} f = {(1, w), (2, u), (3, v)} fungsi pada karena semua anggota B merupakan jelajah dari f. 55

SIFAT FUNGSI (BIJEKSI) berkoresponden satu-ke-satu atau bijeksi (bijection) jika ia fungsi satu-ke-satu dan juga

SIFAT FUNGSI (BIJEKSI) berkoresponden satu-ke-satu atau bijeksi (bijection) jika ia fungsi satu-ke-satu dan juga fungsi pada 56

FUNGSI INVERS Misalkan f : X Y adalah suatu fungsi. Relasi dari Y ke

FUNGSI INVERS Misalkan f : X Y adalah suatu fungsi. Relasi dari Y ke X belum tentu pula merupakan fungsi. Jika f : X Y merupakan suatu fungsi Bijektif, maka relasi Y ke X juga merupakan fungsi. Jadi dengan demikian, fungsi tersebut dapat diinvers. f(x) = y f-1(1) = k 1; f-1(3) = k 3; f-1(y) = x f-1(2) = k 3; f-1(3) = k 4 57

CONTOH FUNGSI INVERS Tentukan balikan fungsi f(x) = x – 1. Penyelesaian: Fungsi f(x)

CONTOH FUNGSI INVERS Tentukan balikan fungsi f(x) = x – 1. Penyelesaian: Fungsi f(x) = x – 1 adalah fungsi yang berkoresponden satu -ke-satu, jadi balikan fungsi tersebut ada. Misalkan f(x) = y, sehingga y = x – 1, maka x = y + 1. Jadi, balikan fungsi balikannya adalah f-1(y) = y +1. 58

KOMPOSISI FUNGSI Komposisi fungsi (dinotasikan dengan “o”), digunakan untuk menghasilkan fungsi baru dari beberapa

KOMPOSISI FUNGSI Komposisi fungsi (dinotasikan dengan “o”), digunakan untuk menghasilkan fungsi baru dari beberapa fungsi. Misalkan : f : X Y dan g : Y Z didefinisikan dengan komposisi fungsi f dan g (simbol gof) sebagai berikut : ( x Є X) (gof)(x) = g(f(x)) invers : (gof)-1(x) = f-1 og-1(x) = f-1(g-1(x)) 59

CONTOH KOMPOSISI FUNGSI Misalkan f dan g adalah fungsi-fungsi pada himpunan bilangan bulat Z

CONTOH KOMPOSISI FUNGSI Misalkan f dan g adalah fungsi-fungsi pada himpunan bilangan bulat Z yang didefinisikan dengan rumus f(n) = n + 1 dan g(n) = n 2 , n Є Z. Hitunglah (gof)(n), (fof)(n), dan (fog)(n)! Jawab : a. (gof)(n) = g(f(n)) = (n+1)2 b. (fof)(n) = ? c. (fog)(n) = ? 60

FUNGSI KHUSUS 1. Floor Misalkan f : R (real) adalah fungsi yang didefinisikan sebagai

FUNGSI KHUSUS 1. Floor Misalkan f : R (real) adalah fungsi yang didefinisikan sebagai berikut : f(x) = |_x_| = bilangan bulat terkecil yang kurang atau sama dengan x. maka f disebut fungsi floor. Contoh : f(3, 23) = 3 ; f(5, 87) = 5 ; f(-4, 29) = ? 61

2. Ceiling Misalkan f : R (real) adalah fungsi yang didefinisikan sebagai berikut :

2. Ceiling Misalkan f : R (real) adalah fungsi yang didefinisikan sebagai berikut : f(x) = = bilangan bulat terbesar yang lebih atau sama dengan x maka f disebut fungsi ceiling. Contoh : f(3, 23) = 4 ; f(5, 87) = 6 ; f(-4, 29) = ? 62

Fungsi modulo 3. Fungsi modulo a mod m memberikan sisa pembagian bilangan bulat bila

Fungsi modulo 3. Fungsi modulo a mod m memberikan sisa pembagian bilangan bulat bila a dibagi dengan m a mod m = r sedemikian sehingga a = mq + r, dengan 0 r < m. Contoh : o 25 mod 7 = 4 o 16 mod 4 = 0 o 3612 mod 45 = 12 o 0 mod 5 = 0 63

FUNGSI-FUNGSI LAIN 4. Fungsi Faktorial 5. Fungsi Eksponensial 6. Fungsi Logaritmik 7. Fungsi Rekursif

FUNGSI-FUNGSI LAIN 4. Fungsi Faktorial 5. Fungsi Eksponensial 6. Fungsi Logaritmik 7. Fungsi Rekursif 8. Fungsi Chebysev 9. Fungsi Fibonnaci 64

65

65