KALAU MAU ANAK BERTUMBUH ORANG TUA HARUS BERUBAH
KALAU MAU ANAK BERTUMBUH ORANG TUA HARUS BERUBAH
SEMUA ORANG TUA INGIN ANAKNYA BERTUMBUH
BAGAIKAN POHON YANG BERAKAR, BERTUMBUH DAN BERBUAH LEBAT
AMS 22: 6 DIDIKLAH ORANG MUDA MENURUT JALAN YANG PATUT BAGINYA , MAKA PADA MASA TUANYAPUN IA TIDAK AKAN MENYIMPANG DARI PADA JALAN ITU.
AMS 22: 6 DIDIKLAH ORANG MUDA MENURUT JALAN YANG PATUT BAGINYA , : H A L K , I ) D H I I D T A , L ) E N M A ( K MAKA PADA MASA TUANYAPUN I S N I A A K TO TR MENDEDI NTIK) A ( L E E T IA TIDAK AKAN MENYIMPANG M A ( C I E D T E A D R U G U INA PADA JALAN ITU. DARI
AMS 22: 6 DIDIKLAH ORANG MUDA MENURUT JALAN YANG PATUT BAGINYA , N, A M G N , U D O L Y I MAKA PADA MASA TUANYAPUN : H A C , D ) U A Y M N G G N. N A S A Y R J O O U B B , IA TIDAK AKAN MENYIMPANG ( H T T N U A O V Y , R N SE E R D L CHI PADA JALAN ITU. DARI
AMS 22: 6 , H A DIDIKLAH ORANG MUDA R A , U M N H A A L K A J G N I N T A , , L MENURUT JALAN I P A U J U L ; A ID N L H A E , L M A U J , M N , N A U K L K N A J A YANG BAGINYA , , K U A KELA ENPATUT J D U , IN N T A , M T M , A R I L F KU B I , A I K K L I R R L E E A MAKAJEJPADA MASA TUANYAPUN P B , B R A E Y AK, B N N , P, A U U T R D A I U B J H O N A T E R R P E MENYIMPANG , IA TIDAK AKAN CA P A , Y N G N A N N A A A S Y A KEBIA U, PEKERJ A, JALAN Y DARI PADA JALAN ITU. K N U H. K LA AN AYA I T R E SEP KU K K U J TUN
AMS 22: 6 DIDIKLAH ORANG MUDA , I N I I MENURUT JALAN S A R E N E G P H U A D I L H N A A K R I YANG PATUT BAGINYA , N A ABD URUT CA G N E D N T E U M R U T , TUANYAPUN MAKA PADA SEMASA A Y N G U N N P N A YA A FIRM SA TUANY NG A AMENYIMPANG IA TIDAK AKAN P M M I A Y D N A E P M. N U AKA A T I K M A N ITU. K A DARI PADA JALAN L A A D J IA TI ADA P I R A D
MENGAPA TIDAK AKAN MENYIMPANG? KARENA TERTANCAP KUAT
POHON JARAK YANG MEMATIKAN
POHON KELOR ; THE LIFE TREE
SAMUEL DAN MUSA
MENGAPA TUHAN MEMAKAI KELUARGA ? ?
KELUARGA ADALAH PIHAK YANG PALING PERTAMA MEMBERIKAN PERLAKUAN KEPADA ANAK
SEBAGIAN BESAR WAKTU SEORANG ANAK DIHABISKAN DI LINGKUNGAN KELUARGA
KETERGANTUNGAN SEORANG ANAK KEPADA ORANG TUANYA, SANGAT BESAR KARENA SECARA MATERI, DAN IKATAN PSIKOLOGIS SANGAT KUAT.
INTERAKSI KEHIDUPAN ORANG TUA DAN ANAK BERSIFAT ‘ASLI’, WAJAR DAN TIDAK DIBUAT-BUAT.
PERAN KELUARGA YANG BERSIFAT MEMBERIKAN PENGARUH PADA PEMBENTUKAN KARAKTER ANAK, PERILAKU ANAK, SIKAP DAN KEBIASAAN, PENANAMAN NILAI , SERTA PEMBENTUKAN KEBIASAAN-KEBIASAAN DALAM KELUARGA.
6 CARA ORANG TUA DALAM MEMPENGARUHI ANAK ( RADIN DAN WAHAB 1999) 1. PEMODELAN PERILAKU (MODELING OF BEHAVIOR). 2. MEMBERIKAN GANJARAN DAN HUKUMAN (GIVING REWARDS AND PUNISMENT) 3. PERINTAH LANGSUNG (DIRECT INSTRUCTION) 4. MENYATAKAN PERATURAN-PERATURAN (STATING RULES) 5. NALAR (REASONING) 6. MENYEDIAKAN FASILITAS ATU BAHAN-BAHAN DAN ADEGAN (PROVIDING MATERIALS AND SETTING)
POLA INTERAKSI ORANG TUA KEPADA ANAK BAGAIMANA SIKAP ATAU PERILAKU ORANG TUA – DALAM MENERAPKAN ATURAN, – MENGAJARKAN NILAI/NORMA, – MEMBERIKAN PERHATIAN DAN KASIH SAYANG – SERTA MENUNJUKKAN SIKAP DAN PERILAKU YANG BAIK SEHINGGA DIJADIKAN CONTOH/MODEL BAGI ANAKNYA
3 MACAM POLA ASUH DALAM KELUARGA: OTOLITER PERMISIF OTORITATIF
POLA ASUH OTOLITER. menerapkan seperangkat peraturan kepada anaknya secara ketat dan sepihak, cenderung menggunakan pendekatan yang bersifat diktator, menonjolkan wibawa, menghendaki ketaatan mutlak. Anak harus tunduk dan patuh terhadap kemauan orang tua. Apapun yang dilakukan oleh anak ditentukan oleh orang tua. Anak tidak mempunyai pilihan dalam melakukan kegiatan yang ia inginkan, karena semua sudah ditentukan oleh orang tua.
POLA ASUH OTOLITER. Tugas dan kewajiban orang tua tidak sulit, tinggal menentukan apa yang diinginkan dan harus dilakukan atau yang tidak boleh dilakukan oleh anak. Selain itu, mereka beranggapan bahwa orang tua harus bertanggungjawab penuh terhadap perilaku anak dan menjadi orang tua yang otoriter merupakan jaminan bahwa anak akan berperilaku baik.
POLA ASUH OTOLITER. Orang tua yakin bahwa perilaku anak dapat diubah sesuai dengan keinginan orang tua dengan cara memaksakan keyakinan, nilai, perilaku dan standar perilaku kepada anak.
POLA ASUH OTOLITER. Anak yang dibesarkan dalam keluarga otoriter cenderung merasa tertekan, dan penurut. Mereka tidak mampu mengendalikan diri, kurang dapat berpikir, kurang percaya diri, tidak bisa mandiri, kurang kreatif, kurang dewasa dalam perkembangan moral, dan rasa ingin tahunya rendah.
POLA ASUH OTOLITER. Orang tua yakin bahwa perilaku anak dapat diubah sesuai dengan keinginan orang tua dengan cara memaksakan keyakinan, nilai, perilaku dan standar perilaku kepada anak.
POLA ASUH OTOLITER. anak sulit mengembangkan potensi yang dimiliki, karena harus mengikuti apa yang dikehendaki orangtua, walau bertentangan dengan keinginan anak. Pola asuh ini juga dapat menyebabkan anak menjadi depresi dan stres karena selalu ditekan dipaksa untuk menurut apa kata orangtua, padahal mereka tidak menghendaki.
CONTOH DALAM ALKITAB RIBKAH DAN YAKUB KEJADIAN 27: 8, 13, 15
AKIBATNYA YAKUB HANYA BERTUMBUH DALAM 1 DIMENSI KECERDASAN SAJA
POLA ASUH PERMISIF
POLA ASUH PERMISIF orang tua cenderung memberikan banyak kebebasan kepada anaknya dan kurang memberikan kontrol. Orang tua banyak bersikap membiarkan apa saja yang dilakukan anak. Orangtua bersikap damai dan selalu menyerah pada anak, untuk menghindari konfrontasi. Orang tua kurang memberikan bimbingan dan arahan kepada anak. Anak dibiarkan berbuat sesuka hatinya untuk melakukan apa saja yang mereka inginkan. Orang tua tidak peduli apakah anaknya melakukan hal-hal yang positif atau negatif, yang penting hubungan antara anak dengan orang tua baik-baik saja, dalam arti tidak terjadi konflik dan tidak ada masalah antara keduanya. Pola permisif adalah pola dimana orang tua tidak mau terlibat dan tidak mau pula pusing-pusing memedulikan kehidupan anaknya.
POLA ASUH PERMISIF Jangan salahkan bila anak menganggap bahwa aspek-aspek lain dalam kehidupan orang tuanya lebih penting daripada keberadaan dirinya. Walaupun tinggal di bawah atap yang sama, bisa jadi orang tua tidak begitu tahu perkembangan anaknya.
POLA ASUH PERMISIF anak akan mempunyai harga diri yang rendah, tidak punya kontrol diri yang baik, kemampuan sosialnya buruk, dan merasa bukan bagian yang penting untuk orang tuanya. Bukan tidak mungkin serangkaian dampak buruk ini akan terbawa sampai ia dewasa. Tidak tertutup kemungkinan pula anak akan melakukan hal yang sama terhadap anaknya kelak.
CONTOH DALAM ALKITAB KELUARGA BURUNG UNTA AYUB 39: 16 -21
CONTOH POLA ASUH PERMISIF IMAM ELI KEPADA ; HOFNI , PINEHAS IMAM ELI LEBIH MENGHORMATI ANAK-ANAKNYA DARIPADA TUHAN. I SAM 2: 29
CONTOH LAIN POLA ASUH PERMISIF DAUD KEPADA ADONIA I RAJA-RAJA 1: 5 -6, AMSAL 25: 27 MENEGUR ADALAH TUGAS AYAH MENEGUR = BERSUSAH HATI, MEMBENTUK, KESAKITAN, DILUKAINYA, MEMILUKAN, MENDUKAKAN, MENEGOR.
Ams 25: 27 Tidaklah baik makan b anyak m adu; v se bab itu biarlah jarang kata pujianm u. w
AMNON DAN TAMAR REAKSI DAUD: ‘SANGAT MARAHLAH IA’ ITU SAJA ( II SAM 13: 21)
ABSALOM MEMBUNUH AMNON
DAUD MELAKUKAN KEHENDAK ALLAH PADA ZAMANNYA KATA ‘MELAKUKAN KEHENDAK ALLAH’ ARTINYA: SERVE, MINISTER UNTO ( MELAYANI/MELAKUKAN KEHENDAK, TELAH BEKERJA) BUKAN PADA LINGKUP KELUARGANYA
POLA ASUH OTORITATIF Orang tua banyak memberi masukan-masukan dan arahan terhadap apa yang dilakukan oleh anak. Orang tua bersifat obyektif, perhatian dan kontrol terhadap perilaku anak. Dalam banyak hal orang tua sering berdialog dan berembuk dengan anak tentang berbagai keputusan. Menjawab pertanyaan anak dengan bijak dan terbuka. Orangtua cenderung menganggap sederajat hak dan kewajiban anak dibanding dirinya. Pola asuh ini menempatkan musyawarah sebagai pilar dalam memecahkan berbagai persoalan anak, mendukung dengan penuh kesadaran, dan berkomunikasi dengan baik. Pola otoritatif mendorong anak untuk mandiri, tetapi orang tua harus tetap menetapkan batas dan kontrol. Orang tua biasanya bersikap hangat, dan penuh welas asih kepada anak, bisa menerima alasan dari semua tindakan anak, mendukung tindakan anak yang konstruktif.
POLA ASUH OTORITATIF anak senantiasa dilatih untuk mengambil keputusan dan siap menerima segala konsekuensi dari keputusan yang diambil. Dengan demikian potensi yang dimiliki anak dapat berkembang secara optimal, karena anak melakukan segala aktivitas sesuai dengan kehendak dan potensinya. Sementara orangtua memberikan kontrol dan bimbingan manakala anak melakukan hal-hal negatif yang dapat merusak kepribadian anak.
POLA ASUH OTORITATIF anak akan merasa bahagia, mempunyai kontrol diri dan rasa percaya dirinya terpupuk, bisa mengatasi stres, punya keinginan untuk berprestasi dan bisa berkomunikasi, baik dengan teman -teman dan orang dewasa. Anak lebih kreatif, komunikasi lancar, tidak rendah diri, dan berjiwa besar.
POLA ASUH OTORITATIF Orang tua banyak memberi masukan-masukan dan arahan terhadap apa yang dilakukan oleh anak. Orang tua bersifat obyektif, perhatian dan kontrol terhadap perilaku anak. Dalam banyak hal orang tua sering berdialog dan berembuk dengan anak tentang berbagai keputusan. Menjawab pertanyaan anak dengan bijak dan terbuka. Orangtua cenderung menganggap sederajat hak dan kewajiban anak dibanding dirinya. Pola asuh ini menempatkan musyawarah sebagai pilar dalam memecahkan berbagai persoalan anak, mendukung dengan penuh kesadaran, dan berkomunikasi dengan baik. Pola otoritatif mendorong anak untuk mandiri, tetapi orang tua harus tetap menetapkan batas dan kontrol. Orang tua biasanya bersikap hangat, dan penuh welas asih kepada anak, bisa menerima alasan dari semua tindakan anak, mendukung tindakan anak yang konstruktif.
CONTOH DALAM ALKITAB KELUARGA RAJAWALI
ULANGAN 32: 11 LAKSANA RAJAWALI MENGGOYANGBANGKITKAN ISI SARANGNYA, MELAYANG-LAYANG DI ATAS ANAK-ANAKNYA, MENGEMBANGKAN SAYABNYA, MENAMPUNG SEEKOR, DAN MENDUKUNGNYA DI ATAS KEPAKNYA.
LAKSANA RAJAWALI • RAJAWALI ADALAH BURUNG YANG TERKENAL SEBAGAI BURUNG YANG MENERAPKAN POLA KELUARGA • RAJAWALI TERKENAL DENGAN KEPERKASAANNYA • TERBANG TINGGI MENGATASI BADAI
MENGGOYANGBANGKITKAN ISI SARANGNYA PADA USIA 6 MINGGU � MEMBONGKAR SARANGNYA SAMPAI ANAKNYA KEDINGINAN DAN AKHIRNYA TUMBUH BULU YANG LEBIH LEBAT � MEMBANGUNKAN, MEMBUKA MATA, TERJAGA, � MENGAJAK MELIHAT VISI KE DEPAN � MENANAMKAN IDENTITAS PADA ANAK-ANAKNYA, ◦ ◦ ◦ MENANAMKAN IDENTITAS PRIMER, IDENTITAS SEKUNDER, IDENTITAS MASA KINI, IDENTITAS MASA LALU DAN IDENTITAS MASA DEPAN
MENGGOYANGBANGKITKAN ISI SARANGNYA �MENCAMBUK, NAIK PITAM, MEMBANGKITKAN MARAHNYA, BILA ANAKNYA TIDAK MAU MENINGGALKAN SARANGNYA. �ARTINYA TETAP MENANAMKAN DISIPLIN SENGAJA DILAKUKAN AGAR MEREKA KEDINGINAN DAN PADA AKHIRNYA BULUNYA TUMBUH LEBAT BERBICARA TENTANG PEMBENTUKAN KARAKTER YANG NANTI AKAN SANGAT BERGUNA DI HARI DEPAN
MELAYANG-LAYANG �STAY VERY CLOSE / tetap dekat TETAPI TIDAK MENYENTUH �ARTINYA TETAP MEMBERIKAN PENGAWASAN TANPA MEMBERIKAN INTERVENSI/ MENGHINDARI SIKAP OTOLITER �TETAP MENGAWASI MORAL ANAK
MENAMPUNGNYA SEEKOR MENGAMBIL UNTUK MENERIMA PENERIMAAN TANPA SYARAT MEMPERLAKUKAN TIAP ANAK DENGAN KEUNIKAN MASING-MASING / MEMPERLAKUKAN ANAK SECARA PRIFAT
MENDUKUNGNYA DI ATAS KEPAKNYA MELATIH TERBANG ( USIA 11 MINGGU) DENGAN CARA MEMATUK ANAKNYA AGAR ANAKNYA TERJATUH DAN MAU TIDAK MAU BELAJAR TERBANG MENDUKUNG BILA ANAKNYA AKAN TERJATUH MEMBERIKAN AFIRMASI ATAU PENEGUHAN, MENYOKONG, MENGAMPUNI. MELALUI PUJIAN, PENERIMAAN, PENEGUHAN, MENGUATKAN HATI, MEMBANGKITKAN SEMANGAT.
MORDEKAI KEPADA ESTER 2: 10, 20; ESTER 4
MENGHASILKAN PRIBADI YANG � Taat pada semua protokoler istana � Tekun dalam doa dan puasa � Berani mempertaruhkan nyawanya bagi keselamatan bangsanya � Cakap menyelenggarakan pesta yang dapat memuaskan hati raja � Tahu bagaimana mengelola emosinya dengan baik. ( karena dia tidak menggunakan cara biasa ataupun keterburu-buruan dalam mengemukakan perihal kejahatan Haman pada raja)
MENCONTOH TELADAN YESUS MARKUS 10: 16 LALU IA MEMELUK ANAK-ANAK ITU DAN SAMBIL MELETAKKAN TANGAN-NYA ATAS MEREKA IA MEMBERKATI MEREKA. � MEMELUK; MENJAGA SESEORANG DENGAN TANGANNYA DENGAN EKSPRESI KASIH � MELETAKKAN TANGANNYA; MEMBERIKAN OTORITAS PERLINDUNGAN TUHAN ATAS SETIAP ANAK-ANAK � MEMBERKATI DENGAN CARA MENGUCAPKAN KATA BERKAT
- Slides: 56