Diklat Teknis Penerapan Uji Laik Fungsi Jalan PERSYARATAN

  • Slides: 43
Download presentation
Diklat Teknis Penerapan Uji Laik Fungsi Jalan PERSYARATAN TEKNIS STRUKTUR PERKERASAN DAN BANGUNAN PELENGKAP

Diklat Teknis Penerapan Uji Laik Fungsi Jalan PERSYARATAN TEKNIS STRUKTUR PERKERASAN DAN BANGUNAN PELENGKAP JALAN Oleh: Tim Penyusun

TUJUAN PEMBELAJARAN Kompetensi Dasar Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta mampu menjelaskan persyaratan teknis struktur

TUJUAN PEMBELAJARAN Kompetensi Dasar Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta mampu menjelaskan persyaratan teknis struktur perkerasan dan bangunan pelengkap jalan dengan baik dan benar. Indikator Keberhasilan Setelah mempelajari modul ini, peserta Diklat mampu : 1. Menjelaskan persyaratan teknis struktur perkerasan jalan 2. Menjelaskan persyaratan teknis struktur bangunan pelengkap jalan

OUTLINE 1 2 • Persyaratan teknis struktur perkerasan jalan • Persyaratan teknis struktur bangunan

OUTLINE 1 2 • Persyaratan teknis struktur perkerasan jalan • Persyaratan teknis struktur bangunan pelengkap jalan

REFERENSI 1. UU No. 38 Tahun 2004 tentang Jalan 2. UU No 22 Tahun

REFERENSI 1. UU No. 38 Tahun 2004 tentang Jalan 2. UU No 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan 3. PP No. 32 Tahun 2011 tentang Manajemen dan Rekayasa, Analisis Dampak, serta Manajemen Kebutuhan Lalu Lintas 4. Permen PU No. 11/PRT/M/2010 tentang Tata Cara dan Persyaratan Laik Fungsi Jalan 5. Permen PU No. 19/PRT/M/2011 tentang Persyaratan Teknis Jalan dan Kriteria Perencanaan Teknis Jalan 6. Ditjen Bina Marga. 1991. Tatacara Pemasangan Marka dan Rambu Jalan perkotaan (No. 01/P/BNKT/1991) 7. Ditjen Bina Marga. 1993. Kriteria Perencanaan Teknis Jalan dan Panduan Pemeriksaan Jembatan (No. BMS 2 -M. I/1993) 8. Ditjen Bina Marga. 1995. Manual Pemeliharaan Rutin untuk Jalan Nasional dan Jalan Provinsi Jilid I: Metode Survei (No. 001/T/Bt/1995) 9. Ditjen Bina Marga. 1995. Manual Pemeliharaan Rutin untuk Jalan Nasional dan Jalan Provinsi Jilid II: Metode Perbaikan Standar (No. 002/T/Bt/1995) 10. Ditjen Bina Marga. 1997. Pedoman Perencanaan Geometri Jalan Antar Kota (No. 038/T/BM/1997) 11. RSNI T-14 -2004 -B. Pedoman Perencanaan Geometri Jalan Perkotaan 12. Ditjen Bina Marga. 2006. Pedoman Perencanaan Drainase Jalan (No. Pd. T. 02 -2006 -B) 13. Ditjen Bina Marga. 2012. Panduan Teknis Pelaksanaan Laik Fungsi Jalan 14. Ditjen Bina Marga. 2012. Panduan Teknis Pengisian Form Uji Laik Fungsi Jalan.

PERSYARATAN TEKNIS STRUKTUR PERKERASAN JALAN

PERSYARATAN TEKNIS STRUKTUR PERKERASAN JALAN

KOMPONEN PERKERASAN JALAN YG DIUJI Perkerasan jalan adalah bagian jalan yang diperkeras dengan lapis

KOMPONEN PERKERASAN JALAN YG DIUJI Perkerasan jalan adalah bagian jalan yang diperkeras dengan lapis konstruksi tertentu yang memiliki ketebalan, kekuatan, kekakuan dan kestabilan tertentu agar mampu menyalurkan beban lalu lintas di atasnya ke tanah secara aman. 1 • Jenis Perkerasan Jalan 2 • Kondisi Perkerasan Jalan 3 • Kekuatan Konstruksi Jalan

UJI JENIS PERKERASAN JALAN LALU LINTAS yg Dilayani Pemeriksaan KESESUAIAN STRUKTUR PERKERASAN JALAN dengan:

UJI JENIS PERKERASAN JALAN LALU LINTAS yg Dilayani Pemeriksaan KESESUAIAN STRUKTUR PERKERASAN JALAN dengan: KELAS FUNGSI JALAN KELAS PENGGUNA JALAN REFERENSI Permen PU No. 19/PRT/M/2011 tentang Persyaratan Teknis Jalan dan Kriteria Perencanaan Teknis Jalan

UJI JENIS PERKERASAN JALAN (Lanjutan 1) Jenis Perkerasan Jalan Berdasarkan Spesifikasi Penyediaan Prasarana Jalan

UJI JENIS PERKERASAN JALAN (Lanjutan 1) Jenis Perkerasan Jalan Berdasarkan Spesifikasi Penyediaan Prasarana Jalan Untuk daerah dengan curah hujan yang tinggi, drainase buruk, dan komposisi kendaraan berat yang lewat tinggi, disarankan jalan menggunakan jenis Perkerasan Beton

UJI JENIS PERKERASAN JALAN (Lanjutan 2) Tahap penilaian Jenis Perkerasan Aspal: 1. Lakukan pengamatan

UJI JENIS PERKERASAN JALAN (Lanjutan 2) Tahap penilaian Jenis Perkerasan Aspal: 1. Lakukan pengamatan visual sesuai dengan kriteria. 2. Tetapkan kategori kelaikan:

UJI KONDISI PERKERASAN JALAN Pemeriksaan KONDISI PERKERASAN JALAN meliputi: KERATAAN JALAN KEDALAMAN + INTENSITAS

UJI KONDISI PERKERASAN JALAN Pemeriksaan KONDISI PERKERASAN JALAN meliputi: KERATAAN JALAN KEDALAMAN + INTENSITAS LUBANG LEBAR + INTENSITAS RETAK KEDALAMAN + INTENSITAS ALUR TEKSTUR PERKERASAN JALAN ASPAL YANG MELELEH REFERENSI 1. Permen PU No. 19/PRT/M/2011 tentang Persyaratan Teknis Jalan dan Kriteria Perencanaan Teknis Jalan 2. Kriteria Perencanaan Teknis Jalan dan Manual Pemeliharaan Rutin untuk Jalan Nasional dan Jalan Provinsi Jilid II: Metode Perbaikan Standar (No. 002/T/Bt/1995)

UJI KONDISI PERKERASAN JALAN (Lanjutan 1)

UJI KONDISI PERKERASAN JALAN (Lanjutan 1)

UJI KONDISI PERKERASAN JALAN (Lanjutan 2)

UJI KONDISI PERKERASAN JALAN (Lanjutan 2)

UJI KONDISI PERKERASAN JALAN (Lanjutan 3) Tahap penilaian kondisi perkerasan jalan: 1. Koordinasi dengan

UJI KONDISI PERKERASAN JALAN (Lanjutan 3) Tahap penilaian kondisi perkerasan jalan: 1. Koordinasi dengan Subdit Teknik Jalan, Balai, P 2 JN, PPK terkait data IRI 2. Jika tidak ada data IRI penilaian RCI lakukan pengamatan visual terhadap: Kerataan jalan, dan lakukan pengukuran seperlunya berdasarkan kriteria diatas Perhatikan apakah terdapat lubang/retak/kedalaman alur/ intensitas Catat apabila terdapat kerusakan kondisi perkerasan aspal Lakukan pengukuran apabila diperlukan untuk kerusakan kondisi perkerasan aspal Perhatikan tekstur perkerasan jalan (rata/bergelombang/ heterogen) Perhatikan apakah terdapat asphalt yang meleleh 3. Tetapkan Kategori kelaikan: a. Jika kondisi perkerasan jalan, dengan kerataan sesuai dengan kriteria diatas, tanpa kerusakan pada badan jalan, maka dikategorikan LF b. Jika kondisi umum perkerasan jalan tidak memenuhi kriteria diatasbaik seluruhnya maupun sebagian tetapi tetap berkeselamatan bagi pengguna jalan maka dikategorikan LS

UJI KONDISI PERKERASAN JALAN (Lanjutan 4)

UJI KONDISI PERKERASAN JALAN (Lanjutan 4)

UJI KONDISI PERKERASAN JALAN (Lanjutan 5)

UJI KONDISI PERKERASAN JALAN (Lanjutan 5)

UJI KONDISI PERKERASAN JALAN (Lanjutan 6)

UJI KONDISI PERKERASAN JALAN (Lanjutan 6)

Pemeriksaan KEKUATAN KONSTRUKSI JALAN meliputi: UJI KEKUATAN KONSTRUKSI JALAN Perlu/Tidak pemeriksaan lebih lanju Kekuatan

Pemeriksaan KEKUATAN KONSTRUKSI JALAN meliputi: UJI KEKUATAN KONSTRUKSI JALAN Perlu/Tidak pemeriksaan lebih lanju Kekuatan Konstruksi Drainase permukaan perkerasan jalan Bahan perkerasan REFERENSI Permen PU No. 19/PRT/M/2011 tentang Persyaratan Teknis Jalan dan Kriteria Perencanaan Teknis Jalan

UJI KEKUATAN KONSTRUKSI JALAN (Lanjutan) Tahap Penilaian kekuatan konstruksi jalan: 1. Koordinasi dengan Subdit

UJI KEKUATAN KONSTRUKSI JALAN (Lanjutan) Tahap Penilaian kekuatan konstruksi jalan: 1. Koordinasi dengan Subdit Teknik Jalan, Balai, P 2 JN, PPK, terkait data sekunder untuk dipelajari oleh Tim ULFJ sebagai bahan/acuan penilaian kekuatan konstruksi jalan 2. Lakukan Pengamatan Visual Apabila secara visual ditemukan kerusakan pada perkerasan jalan, maka perlu ditindaklanjuti dengan pemeriksaan lebih lanjut (lendutan, jenis perkerasan, dll). 3. Tetapkan kategori kelaikan: a. Jika kekuatan konstruksi jalan sesuai dengan kriteria diatas maka dikategorikan LF. b. Jika dari hasil penilaian kekuatan konstruksi yang ada tidak memenuhi kriteria diatas baik seluruhnya maupun sebagian tetapi tetap berkeselamatan bagi pengguna jalan, maka dikategorikan LS.

PERSYARATAN TEKNIS PERKERASAN JALAN

PERSYARATAN TEKNIS PERKERASAN JALAN

PERSYARATAN TEKNIS STRUKTUR BANGUNAN PELENGKAP JALAN

PERSYARATAN TEKNIS STRUKTUR BANGUNAN PELENGKAP JALAN

KOMPONEN BANGUNAN PELENGKAP JALAN YG DIUJI Bangunan pelengkap jalan adalah bangunan untuk mendukung fungsi

KOMPONEN BANGUNAN PELENGKAP JALAN YG DIUJI Bangunan pelengkap jalan adalah bangunan untuk mendukung fungsi dan keamanan konstruksi jalan. 1 • Jembatan, Lintas Atas, Lintas Bawah 2 • Ponton 3 • Gorong-Gorong 4 • Tempat Parkir 5 • Tembok Penahan Tanah 6 • Saluran Tepi Jalan

Pengujian Fokus pada: UJI JEMBATAN, LINTAS ATAS & LINTAS BAWAH Jalur Lalu-Lintas Jalur Pejalan

Pengujian Fokus pada: UJI JEMBATAN, LINTAS ATAS & LINTAS BAWAH Jalur Lalu-Lintas Jalur Pejalan Kaki Konstruksi Jembatan Kerusakan Jembatan Fasilitas untuk Pemeliharaan REFERENSI Permen PU No. 19/PRT/M/2011 tentang Persyaratan Teknis Jalan serta Kriteria Perencanaan Teknis Jalan dan Panduan Pemeriksaan Jembatan (No. BMS 2 M. I/1993)

UJI JEMBATAN, LINTAS ATAS & LINTAS BAWAH (Lanjutan 1) ü Lebar jalur lalu lintas

UJI JEMBATAN, LINTAS ATAS & LINTAS BAWAH (Lanjutan 1) ü Lebar jalur lalu lintas pada jembatan, harus sama dengan lebar jalur lalulintas pada bagian ruas jalan di luar jembatan. ü Jalur pejalan kaki, harus disediakan trotoar sebagai fasilitas bagi pejalan kaki dan petugas pemelihara dengan lebar paling sedikit 0, 5 (nol koma lima) meter ü Tinggi ruang bebas vertikal jembatan keatas (lintas atas) paling rendah 5, 1 (lima koma satu) meter dan tinggi ruang bebas vertikal jembatan (lintas bawah) paling rendah 1 (satu) meter dari bagian terbawah bangunan jembatan, dengan lebar badan jalan atas/bawah paling sedikit 8 (delapan) meter.

UJI JEMBATAN, LINTAS ATAS & LINTAS BAWAH (Lanjutan 2) KERUSAKAN JEMBATAN BAHAN Pasangan batu

UJI JEMBATAN, LINTAS ATAS & LINTAS BAWAH (Lanjutan 2) KERUSAKAN JEMBATAN BAHAN Pasangan batu bata: Penurunan mutu atau retak Perubahan bentuk/ pengembungan Pecah atau hilangnya material Beton Kerontokan, keropos, berongga, mutu jelek Keretakan Karat pada tulangan baja Aus/ pelapukan beton Pecah atau hilangnya material Lendutan Baja Penurunan mutu cat Karat/ korosi Perubahan bentuk Keretakan Elemen rusak/ hilang Elemen yang salah Kabel yang aus/ terurai Ikatan/sambungan longgar Kayu Pembusukan, pelapukan, bengkok, cacat Pecah atau hilangnya elemen Penyusutan Penurunan mutu pelapis permukaan Elemen yang longgar ELEMEN - - Aliran sungai Bangunan pengaman Daerah timbunan Tanah bertulang Anker jembatan gantung dan kabel Kepala jembatan Landasan penahan gempa Landasan/ perletakan Pelat dan lantai Pipa drainase, pipa cucuran drainase lantai Lapisan permukaan Trotoar/kerb Sambungan lantai Rambu lalu lintas dan marka jalan Lampu, tiang lampu dan kabel listrik Utilitas.

UJI JEMBATAN, LINTAS ATAS & LINTAS BAWAH (Lanjutan 3) Tahap Penilaian Jembatan, lintas atas

UJI JEMBATAN, LINTAS ATAS & LINTAS BAWAH (Lanjutan 3) Tahap Penilaian Jembatan, lintas atas dan lintas bawah: oordinasi n, bdit engan 1. data sekunder hasil uji jembatan yang terakhir untuk dipelajari oleh Tim ULFJ sebagai bahan/acuan penilaian kekuatan konstruksi jembatan 2. Lakukan pengamatan visual, pada:

UJI PONTON Pengujian Fokus pada: Fungsi konstruksi ponton Kerusakan ponton REFERENSI Panduan Teknis Pelaksanaan

UJI PONTON Pengujian Fokus pada: Fungsi konstruksi ponton Kerusakan ponton REFERENSI Panduan Teknis Pelaksanaan Laik Fungsi Jalan (Ditjen Bina Marga, 2012)

UJI PONTON (Lanjutan) Tahap Penilaian Ponton: 1. Penilaian kekuatan konstruksi Ponton dilakukan dengan mengisi

UJI PONTON (Lanjutan) Tahap Penilaian Ponton: 1. Penilaian kekuatan konstruksi Ponton dilakukan dengan mengisi form khusus Ponton

Pengujian Fokus pada: UJI GORONG-GORONG Jumlah per kilometer Fungsi menyalurkan air Kerusakan yang terjadi

Pengujian Fokus pada: UJI GORONG-GORONG Jumlah per kilometer Fungsi menyalurkan air Kerusakan yang terjadi REFERENSI 1. Permen PU No. 19/PRT/M/2011 tentang Persyaratan Teknis Jalan dan Kriteria Perencanaan Teknis Jalan 2. Pedoman Perencanaan Drainase Jalan (No. Pd. T. 02 -2006 -B) 3. Manual Pemeliharaan Rutin untuk Jalan Nasional dan Jalan Provinsi Jilid I: Metode Survei (No. 001/T/Bt/1995) 4. Manual Pemeliharaan Rutin untuk Jalan Nasional dan Jalan Provinsi Jilid II: Metode Perbaikan Standar (No. 002/T/Bt/1995).

UJI GORONG-GORONG (Lanjutan 1) Gorong-gorong harus mampu mengalirkan debit air paling besar, sesuai dengan

UJI GORONG-GORONG (Lanjutan 1) Gorong-gorong harus mampu mengalirkan debit air paling besar, sesuai dengan luas tangkapan air hujan. Jarak gorong-gorong pada daerah datar maksimum 100 m. Untuk daerah pegunungan besarnya bisa dua kali lebih besar.

UJI GORONG-GORONG (Lanjutan 2) Tahap penilaian gorong-gorong 1. Penilaian kekuatan konstruksi Gorong-gorong dilakukan dengan

UJI GORONG-GORONG (Lanjutan 2) Tahap penilaian gorong-gorong 1. Penilaian kekuatan konstruksi Gorong-gorong dilakukan dengan mengisi form khusus Gorong-gorong 2. Koordinasi dengan Subdit Teknik Jembatan, Balai, P 2 JN, PPK, terkait data sekunder hasil uji jembatan yang terakhir untuk dipelajari oleh Tim ULFJ sebagai bahan/acuan penilaian kekuatan konstruksi Gorong-gorong 3. Lakukan pengamatan visual sesuai dengan kriteria diatas. 4. Tetapkan kategori kelaikan: a. Jika kondisi umum eksisting yang dievaluasi semua persyaratan teknis SPPJ, maka gorong-gorong dikatagorikan LF b. Jika kondisi eksisting yang dievaluasi tidak memenuhi semua kriteria diatas baik seluruhnya maupun sebagian tetapi tetap berkeselamatan bagi pengguna jalan, maka di kategorikan LS.

Pengujian Fokus pada: UJI TEMPAT PARKIR REFERENSI Posisinya thd jalur lalulintas Ketergangguan arus lalulintas

Pengujian Fokus pada: UJI TEMPAT PARKIR REFERENSI Posisinya thd jalur lalulintas Ketergangguan arus lalulintas akibat aktivitas parkir Lebar lajur lalu lintas efektif 1. UU No 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, Pasal 43 2. PP No. 32 Tahun 2011 tentang Manajemen dan Rekayasa, Analisis Dampak, serta Manajemen Kebutuhan Lalu Lintas.

UJI TEMPAT PARKIR (Lanjutan 1) • • Pembatasan ruang parkir dapat dilakukan pada ruang

UJI TEMPAT PARKIR (Lanjutan 1) • • Pembatasan ruang parkir dapat dilakukan pada ruang milik jalan pada jalan kabupaten atau jalan kota; atau, luar ruang milik jalan (untuk jalan nasional dan provinsi). Tidak terjadi penurunan kecepatan kendaraan Tidak ada potensi kecelakaan akibat adanya tempat parkir. Tidak terjadi penurunan kapasitas jalan akibat parkir di badan jalan. Tahap Penilaian Tempat Parkir: 1. Lakukan pengamatan visual sesuai dengan kriteria diatas. 2. Tetapkan kategori kelaikan: a. Jika kondisi umum eksisting yang dievaluasi memenuhi kriteria diatas, maka tempat parkir dikatagorikan LF b. Jika kondisi eksisting yang dievaluasi tidak memenuhi kriteria diatas baik seluruhnya maupun sebagian tetapi tetap berkeselamatan bagi pengguna jalan, maka dikategorikan LS

Pengujian Fokus pada: UJI TEMBOK PENAHAN TANAH REFERENSI Kestabilan konstruksi Kerusakan erosi/longsor Saluran air

Pengujian Fokus pada: UJI TEMBOK PENAHAN TANAH REFERENSI Kestabilan konstruksi Kerusakan erosi/longsor Saluran air Permen PU No. 19/PRT/M/2011 tentang Persyaratan Teknis Jalan dan Kriteria Perencanaan Teknis Jalan.

UJI TEMBOK PENAHAN TANAH (Lanjutan) Tembok penahan tanah harus dilengkapi dengan sistem drainase. Bagian

UJI TEMBOK PENAHAN TANAH (Lanjutan) Tembok penahan tanah harus dilengkapi dengan sistem drainase. Bagian sisi terluar dinding penahan tanah harus berada dalam atau pada batas rumija. Keberadaan tembok penahan tanah tidak boleh mengganggu jarak pandang pengemudi khususnya di tikungan. Tahap Penilaian Tembok Penahan Tanah: 1. Lakukan pengamatan visual sesuai dengan kriteria diatas, perhatikan apakah terdapat kerusakan/erosi/longsor 2. Tetapkan kategori kelaikan: a. Jika kondisi umum eksisting yang dievaluasi memenuhi kriteria diatas maka tembok penahan tanah dikatagorikan LF. b. Jika kondisi eksisting yang dievaluasi tidak memenuhi kriteria diatas baik seluruhnya maupun sebagian tetapi tetap berkeselamatan bagi pengguna jalan, maka dikategorikan LS.

UJI SALURAN TEPI JALAN Dimensi & Bentuk Saluran Pengujian Fokus pada: Kemiringan ke arah

UJI SALURAN TEPI JALAN Dimensi & Bentuk Saluran Pengujian Fokus pada: Kemiringan ke arah aliran air Bahan dinding saluran Tertutup/terbuka sesuai lingkungan REFERENSI Permen PU No. 19/PRT/M/2011 tentang Persyaratan Teknis Jalan dan Kriteria Perencanaan Teknis Jalan.

UJI SALURAN TEPI JALAN (Lanjutan 1) Saluran Tepi Jalan dan Gorong-Gorong

UJI SALURAN TEPI JALAN (Lanjutan 1) Saluran Tepi Jalan dan Gorong-Gorong

UJI SALURAN TEPI JALAN (Lanjutan 2) Dimensi saluran tepi jalan harus memadai untuk mengalirkan

UJI SALURAN TEPI JALAN (Lanjutan 2) Dimensi saluran tepi jalan harus memadai untuk mengalirkan air dengan baik, sehingga tidak terjadi genangan pada jalan. Kemiringan ke arah aliran air a. Tanah Asli: 0 -5% b. Kerikil: 5 -7, 5% c. Pasangan: 7, 5% Bahan dinding saluran dapat berupa: pasir halus, lempung, kepasiran, lanau alluvial, kerikil halus, lempung kokoh, lempung padat, kerikil kasar, batu-batu besar, pasangan batu, beton bertulang. Saluran terbuka biasanya digunakan sebagai saluran samping maupun gorong. Saluran tepi jalan harus dalam bentuk tertutup jika digunakan pada jalan-jalan wilayah perkotaan yang berpotensi banyak pejalan kaki.

UJI SALURAN TEPI JALAN (Lanjutan 3) Tahap Penilaian Saluran Tepi Jalan: 1. Lakukan pengamatan

UJI SALURAN TEPI JALAN (Lanjutan 3) Tahap Penilaian Saluran Tepi Jalan: 1. Lakukan pengamatan visual sesuai dengan kriteria diatas, dan lakukan pengukuran jika diperlukan, 2. Tetapkan kategori kelaikan: a. Jika kondisi umum eksisting yang dievaluasi memenuhi kriteria diatas maka saluran tepi jalan dikatagorikan LF b. Jika kondisi eksisting yang dievaluasi tidak memenuhi kriteria diatas baik seluruhnya

PERSYARATAN TEKNIS STRUKTUR BANGUNAN PELENGKAP JALAN

PERSYARATAN TEKNIS STRUKTUR BANGUNAN PELENGKAP JALAN

PERSYARATAN TEKNIS STRUKTUR BANGUNAN PELENGKAP JALAN (Lanjutan)

PERSYARATAN TEKNIS STRUKTUR BANGUNAN PELENGKAP JALAN (Lanjutan)

REVIEW 1. Sebut dan jelaskan komponen perkerasan jalan apa saja yang harus diuji dalam

REVIEW 1. Sebut dan jelaskan komponen perkerasan jalan apa saja yang harus diuji dalam penerapan uji laik fungsi jalan? 2. Peraturan apa saja yang diacu dalam pemeriksaan struktur perkerasan jalan? 3. Sebut dan jelaskan komponen bangunan pelengkap jalan apa saja yang harus diuji dalam penerapan uji laik fungsi jalan? 4. Peraturan apa saja yang diacu dalam pemeriksaan struktur bangunan pelengkap jalan?

PENUTUP Dalam penerapan uji laik fungsi jalan, pengujian STRUKTUR PERKERASAN JALAN meliputi: qjenis perkerasan

PENUTUP Dalam penerapan uji laik fungsi jalan, pengujian STRUKTUR PERKERASAN JALAN meliputi: qjenis perkerasan jalan qkondisi perkerasan jalan qkekuatan konstruksi jalan. Pengujian STRUKTUR BANGUNAN PELENGKAP JALAN meliputi: q. Jembatan, lintas atas dan lintas bawah q. Ponton qgorong-gorong qtempat parkir qtembok penahan tanah qsaluran tepi jalan.