PENGANTAR AKUNTANSI 1 ADAPTASI INDONESIA EDISI 4 Carl

  • Slides: 84
Download presentation
PENGANTAR AKUNTANSI 1— ADAPTASI INDONESIA EDISI 4 Carl S. Warren James M. Reeve Jonathan

PENGANTAR AKUNTANSI 1— ADAPTASI INDONESIA EDISI 4 Carl S. Warren James M. Reeve Jonathan E. Duchac Ersa Tri Wahyuni Amir Abadi Jusuf

BAB 4 MENYELESAIKAN SIKLUS AKUNTANSI

BAB 4 MENYELESAIKAN SIKLUS AKUNTANSI

Tujuan Pembelajaran

Tujuan Pembelajaran

Arus Informasi Akuntansi (slide 1 dari 3)

Arus Informasi Akuntansi (slide 1 dari 3)

Arus Informasi Akuntansi (slide 2 dari 3) Neraca saldo yang belum disesuaikan menguji apakah

Arus Informasi Akuntansi (slide 2 dari 3) Neraca saldo yang belum disesuaikan menguji apakah total saldo debit sama dengan total saldo kredit. Jika totalnya tidak sama, maka pasti telah terjadi kesalahan. Kesalahan-kesalahan tersebut harus ditemukan dikoreksi (diperbaiki) sebelum proses pada akhir periode dapat dilanjutkan.

Arus Informasi Akuntansi (slide 3 dari 3) v Penyesuaian-penyesuaian tersebut ditambahkan atau dikurangkan dari

Arus Informasi Akuntansi (slide 3 dari 3) v Penyesuaian-penyesuaian tersebut ditambahkan atau dikurangkan dari jumlah yang ada dalam kolom Neraca Saldo yang Belum Disesuaikan untuk memperoleh jumlah yang tercantum pada kolom Neraca Saldo yang Sudah Disesuaikan v Total jumlah dari kolom Neraca Saldo yang Sudah Disesuaikan memverifikasi apakah saldo debit dan kredit setelah penyesuaian jumlahnya sama.

Tampilan 2: Laporan Keuangan, Solusi. Net (slide 1 dari 2)

Tampilan 2: Laporan Keuangan, Solusi. Net (slide 1 dari 2)

Tampilan 2: Laporan Keuangan, Solusi. Net (slide 2 dari 2)

Tampilan 2: Laporan Keuangan, Solusi. Net (slide 2 dari 2)

Laporan Laba Rugi v Laporan Laba Rugi disiapkan secara langsung dari Neraca Saldo yang

Laporan Laba Rugi v Laporan Laba Rugi disiapkan secara langsung dari Neraca Saldo yang Sudah Disesuaikan dimulai dengan Pendapatan Jasa. v Beban-beban dalam Laporan Laba Rugi pada Tampilan 2 disusun berdasarkan jumlahnya, dimulai dari pos dengan jumlah yang lebih besar. Adapun, Beban Lain-Lain ditulis paling akhir, tanpa melihat jumlahnya.

Laporan. Ekuitas Pemilik v Pos pertama yang ditampilkan dalam laporan ekuitas pemilik adalah saldo

Laporan. Ekuitas Pemilik v Pos pertama yang ditampilkan dalam laporan ekuitas pemilik adalah saldo akun modal pemilik pada awal periode, kemudian dilanjutkan dengan laba neto (rugi neto) saldo akun prive yang ditunjukkan dalam neraca saldo yang disesuaikan, digunakan untuk menentukan saldo akhir modal pemilik.

Laporan Posisi Keuangan

Laporan Posisi Keuangan

Aset Lancar Aset Tetap • Kas dan aset lainnya yang diharapkan akan dapat diubah

Aset Lancar Aset Tetap • Kas dan aset lainnya yang diharapkan akan dapat diubah menjadi uang tunai atau dijual atau digunakan dalam waktu satu tahun atau kurang dalam kegiatan operasi normal perusahaan. • Kas, wesel tagih, piutang usaha, perlengkapan, dan beban dibayar di muka lainnya. • Kegunaan lebih dari satu tahun dan nilainya biasanya menyusut seiring waktu. • Contoh dari aset tetap antara lain: peralatan, mesin, gedung, dan tanah.

Liabilitas Lancar Liabilitas yang akan jatuh tempo dalam jangka waktu pendek (biasanya satu tahun

Liabilitas Lancar Liabilitas yang akan jatuh tempo dalam jangka waktu pendek (biasanya satu tahun atau kurang) Utang gaji, utang bunga, utang pajak, dan pendapatan diterima di muka Jumlah utang perusahaan kepada kreditor Liabilitas Jangka Panjang Jatuh tempo lebih dari satu tahun)

Ekuitas Pemilik v Hak pemilik terhadap aset perusahaan disajikan di laporan posisi keuangan di

Ekuitas Pemilik v Hak pemilik terhadap aset perusahaan disajikan di laporan posisi keuangan di bawah bagian liabilitas. Total ekuitas pemilik Total Liabilitas Total Aset

Akun Permanen Versus Akun Sementara Akun permanen (permanent account) atau akun riil (real account)

Akun Permanen Versus Akun Sementara Akun permanen (permanent account) atau akun riil (real account) dilaporkan di Laporan Posisi Keuangan. • Akun-akun ini disertakan dari tahun ke tahun. Saldo akun-akun yang dilaporkan di Laporan Laba Rugi dan saldo akun Prive Pemilik tidak disertakan dari tahun ke tahun. • Akun-akun yang hanya melaporkan jumlah untuk satu periode disebut akun sementara (temporary account) atau akun nominal (nominal account). • Akun sementara tidak disertakan terus karena hanya berkaitan untuk satu periode.

Ayat Jurnal Penutup v Ayat jurnal yang memindahkan saldo akun sementara ke akun riil

Ayat Jurnal Penutup v Ayat jurnal yang memindahkan saldo akun sementara ke akun riil pada akhir periode disebut ayat jurnal penutup (closing entries). v Proses penutupan meliputi empat tahap: Saldo akun Pendapatan dipindahkan ke sebuah akun yang disebut Ikhtisar Laba Rugi Saldo akun Beban dipindahkan ke sebuah akun yang disebut Ikhtisar Laba Rugi Saldo Ikhtisar Laba Rugi (laba neto atau rugi neto) dipindahkan ke akun Modal Pemilik Saldo Prive Pemilik dipindahkan ke akun Modal

Tampilan 3: Proses Penutupan

Tampilan 3: Proses Penutupan

Ikhtisar Laba Rugi (Income Summary) adalah akun sementara yang digunakan hanya pada saat akhir

Ikhtisar Laba Rugi (Income Summary) adalah akun sementara yang digunakan hanya pada saat akhir periode. Pada awal proses penutupan, tidak ada saldo Ikhtisar Laba Rugi. Selama proses penutupan, Ikhtisar Laba Rugi akan didebit dan dikredit untuk jumlah yang berbeda-beda. Pada akhir proses penutupan, Ikhtisar Laba Rugi tidak akan memiliki saldo lagi. Ikhtisar Laba Rugi ini memiliki efek “membersihkan” atau menihilkan saldo akun pendapatan dan beban, maka kadang disebut juga akun kliring (clearing account).

Empat Ayat Jurnal Penutup 1 • Semua pendapatan didebit sebesar saldonya dan mengkredit ikhtisar

Empat Ayat Jurnal Penutup 1 • Semua pendapatan didebit sebesar saldonya dan mengkredit ikhtisar laba rugi. 2 • Semua beban dikredit sebesar saldonya dan mendebit ikhtisar laba rugi. 3 • Ikhtisar laba rugi didebit sebesar saldonya dan mengkredit modal pemilik. 4 • Prive pemilik dikredit dan mendebit modal pemilik.

Tampilan 4: Bagan Arus Ayat Jurnal Penutup untuk Solusi. Net

Tampilan 4: Bagan Arus Ayat Jurnal Penutup untuk Solusi. Net

Tampilan 5: Ayat Jurnal Penutup, Solusinet

Tampilan 5: Ayat Jurnal Penutup, Solusinet

Ayat Jurnal Penutup Solusinet v Ayat jurnal penutup untuk Solusi. Net ditunjukkan di Tampilan

Ayat Jurnal Penutup Solusinet v Ayat jurnal penutup untuk Solusi. Net ditunjukkan di Tampilan 5. v Akun Ikhtisar Laba Rugi telah ditambahkan di buku besar Solusi. Net di Tampilan 6 sebagai akun nomor 33. Setelah ayat jurnal penutup di-posting ke buku besar, maka buku besar Solusi. Net menjadi: ü Saldo Modal, Cristina Rp 28. 105. 000 akan sesuai dengan jumlah yang dilaporkan dalam Laporan Ekuitas Pemilik dan Laporan Posisi Keuangan. ü Saldo akun pendapatan, beban, dan prive akan menjadi nol.

Neraca Saldo setelah Jurnal Penutup v Prosedur akuntansi terakhir untuk suatu periode adalah menyiapkan

Neraca Saldo setelah Jurnal Penutup v Prosedur akuntansi terakhir untuk suatu periode adalah menyiapkan neraca saldo setelah ayat jurnal penutup dimasukkan. v Tujuannya memastikan bahwa buku besar telah memiliki saldo untuk awal periode berikutnya. v Akun-akun tersebut jumlahnya harus sesuai dengan akun dan jumlah di Laporan Posisi Keuangan pada akhir periode.

Tampilan 6: Buku Besar, Solusinet (slide 1 dari 4)

Tampilan 6: Buku Besar, Solusinet (slide 1 dari 4)

Tampilan 6: Buku Besar, Solusinet (slide 2 dari 4)

Tampilan 6: Buku Besar, Solusinet (slide 2 dari 4)

Tampilan 6: Buku Besar, Solusinet (slide 3 dari 4)

Tampilan 6: Buku Besar, Solusinet (slide 3 dari 4)

Tampilan 6: Buku Besar, Solusinet (slide 4 dari 4)

Tampilan 6: Buku Besar, Solusinet (slide 4 dari 4)

Tampilan 7: Neraca Saldo setelah Penutupan Solusinet

Tampilan 7: Neraca Saldo setelah Penutupan Solusinet

Siklus Akuntansi

Siklus Akuntansi

Ilustrasi Siklus Akuntansi (slide 1 dari 6) v Kita asumsikan bahwa Rahma Lulu telah

Ilustrasi Siklus Akuntansi (slide 1 dari 6) v Kita asumsikan bahwa Rahma Lulu telah menjalankan usaha konsultasi paruh waktu di rumahnya selama beberapa tahun. Pada tanggal 1 April 2016, Rahma Lulu memutuskan untuk pindah ke kantor sewaan dan menjalankan usahanya secara purna waktu yang selanjutnya dikenal sebagai Rahma Consulting.

Ilustrasi Siklus Akuntansi (slide 2 dari 6) Selama bulan April, Rahma Consulting melakukan transaksi

Ilustrasi Siklus Akuntansi (slide 2 dari 6) Selama bulan April, Rahma Consulting melakukan transaksi berikut ini 1 Apr Aset-aset berikut ini diterima dari Rahma Lulu: kas Rp 13. 100. 000; piutang usaha Rp 3. 000; perlengkapan Rp 1. 400. 000; dan peralatan kantor Rp 12. 500. 000. Tidak ada liabilitas yang diterima. 1 Apr Membayar sewa tiga bulan sesuai kontrak sewa Rp 4. 800. 000. 2 Apr Membayar premi asuransi kerugian dan kebakaran untuk properti Rp 1. 800. 000.

Ilustrasi Siklus Akuntansi (slide 3 dari 6) 4 Apr Menerima kas dari klien sebagai

Ilustrasi Siklus Akuntansi (slide 3 dari 6) 4 Apr Menerima kas dari klien sebagai pembayaran di muka untuk jasa yang akan disediakan dicatat sebagai pendapatan diterima di muka Rp 5. 000. 5 Apr Membeli tambahan peralatan kantor secara kredit dari Data Media Rp 2. 000. 6 Apr Menerima kas dari klien atas pelunasan piutang usaha Rp 1. 800. 000. 10 Apr Membayar tunai untuk iklan koran Rp 120. 000.

Ilustrasi Siklus Akuntansi (slide 4 dari 6) 12 Apr. Membayar Data Media sebagian dari

Ilustrasi Siklus Akuntansi (slide 4 dari 6) 12 Apr. Membayar Data Media sebagian dari utang pembelian tanggal 5 April Rp 1. 200. 000. 12 Apr. Mencatat jasa yang disediakan secara kredit untuk periode 1– 12 April Rp 4. 200. 000. 14 Apr. Membayar gaji dua mingguan resepsionis paruh waktu Rp 750. 000. 17 Apr. Menerima kas dari klien atas honor periode 1– 16 April Rp 6. 250. 000.

Ilustrasi Siklus Akuntansi (slide 5 dari 6) Apr 18. Membayar tunai atas pembelian perlengkapan

Ilustrasi Siklus Akuntansi (slide 5 dari 6) Apr 18. Membayar tunai atas pembelian perlengkapan Rp 800. 000. Apr 20. Mencatat pendapatan honor yang masih terutang untuk periode 13– 20 April Rp 2. 100. 000. Apr 24. Menerima kas dari klien atas honor periode 17– 24 April Rp 3. 850. 000 Apr 26. Menerima kas dari klien atas pelunasan piutang usaha Rp 5. 600. 000. Apr 27. Membayar gaji dua mingguan resepsionis paruh waktu Rp 750. 000.

Ilustrasi Siklus Akuntansi (slide 6 dari 6) 29 Apr. Membayar tagihan telepon bulan April

Ilustrasi Siklus Akuntansi (slide 6 dari 6) 29 Apr. Membayar tagihan telepon bulan April Rp 130. 000. 30 Apr. Membayar tagihan listrik bulan April Rp 200. 000. 30 Apr. Menerima kas dari klien atas honor periode 25– 30 April Rp 3. 050. 000. 30 Apr. Mencatat pendapatan honor yang masih terutang untuk sisa bulan April Rp 1. 500. 000. 30 Apr Rahma melakukan penarikan tunai sebesar Rp 6. 000 untuk keperluan pribadi.

Langkah 1. Menganalisis dan Mencatat Transaksi ke Dalam Jurnal Langkah pertama dalam siklus akuntansi

Langkah 1. Menganalisis dan Mencatat Transaksi ke Dalam Jurnal Langkah pertama dalam siklus akuntansi adalah menganalisis dan mencatat transaksi-transaksi ke dalam jurnal seperti dengan menggunakan sistem akuntansi jurnal berpasangan. 1. Baca dengan hati-hati penjelasan transaksi untuk menentukan apakah transaksi tersebut memengaruhi akun Aset, Liabilitas, Ekuitas Pemilik, Pendapatan, Beban, atau Prive. 2. Untuk setiap akun yang dipengaruhi oleh transaksi, tentukan apakah saldo akun tersebut naik atau turun. 3. Tentukan apakah setiap kenaikan atau penurunan tersebut harus dicatat sebagai debit atau kredit dengan mengikuti aturan debit dan kredit di Tampilan 3 Bab 2. 4. Catat transaksi tersebut dengan menggunakan ayat jurnal.

Bagan akun untuk Rahma Consulting

Bagan akun untuk Rahma Consulting

Langkah 2. Memindahkan Transaksi ke Buku Besar Secara periodik, transaksi-transaksi yang dicatat ke dalam

Langkah 2. Memindahkan Transaksi ke Buku Besar Secara periodik, transaksi-transaksi yang dicatat ke dalam jurnal dipindahkan ke akun-akun dalam buku besar. 1. Tanggal dicatat di kolom Tanggal. 2. Jumlah dicatat di kolom Debit atau Kredit. 3. Halaman jurnal dicatat di kolom Referensi Posting. 4. Nomor akun dicatat di kolom Referensi Posting di dalam jurnal.

Tampilan 10: Ayat-Ayat Jurnal Bulan April untuk Rahma Consulting (slide 1 dari 3)

Tampilan 10: Ayat-Ayat Jurnal Bulan April untuk Rahma Consulting (slide 1 dari 3)

Tampilan 10: Ayat-Ayat Jurnal Bulan April untuk Rahma Consulting (slide 2 dari 3)

Tampilan 10: Ayat-Ayat Jurnal Bulan April untuk Rahma Consulting (slide 2 dari 3)

Tampilan 10: Ayat-Ayat Jurnal Bulan April untuk Rahma Consulting (slide 3 dari 3)

Tampilan 10: Ayat-Ayat Jurnal Bulan April untuk Rahma Consulting (slide 3 dari 3)

Langkah 3. Menyiapkan Neraca Saldo yang Belum Disesuaikan Neraca saldo yang belum disesuaikan disiapkan

Langkah 3. Menyiapkan Neraca Saldo yang Belum Disesuaikan Neraca saldo yang belum disesuaikan disiapkan untuk menentukan apakah terdapat kesalahan dalam posting debit dan kredit ke buku besar. Neraca saldo ini hanya menunjukkan bahwa jumlah debit sama dengan jumlah kredit. Jika jumlah kedua saldo dalam neraca saldo ini tidak sama, maka telah terjadi kesalahan yang harus ditemukan dikoreksi.

Tampilan 11: Neraca Saldo yang Belum Disesuaikan untuk Rahma Consulting

Tampilan 11: Neraca Saldo yang Belum Disesuaikan untuk Rahma Consulting

Langkah 4. Menyiapkan dan Menganalisis Data Penyesuaian (slide 1 dari 2) v Sebelum laporan

Langkah 4. Menyiapkan dan Menganalisis Data Penyesuaian (slide 1 dari 2) v Sebelum laporan keuangan dapat disiapkan, akun-akun harus dimutakhirkan. v Empat jenis akun yang biasanya memerlukan penyesuaian, meliputi: ü beban dibayar di muka, ü pendapatan diterima di muka, ü pendapatan yang masih akan diterima (piutang usaha), dan ü akruan beban (beban yang masih terutang).

Langkah 4. Menyiapkan dan Menganalisis Data Penyesuaian (slide 2 dari 2) Data berikut ini

Langkah 4. Menyiapkan dan Menganalisis Data Penyesuaian (slide 2 dari 2) Data berikut ini telah disiapkan pada tanggal 30 April 2016, untuk analisis kemungkinan penyesuaian bagi Rahma Consulting: 1. Asuransi yang terpakai selama bulan April adalah Rp 300. 000. 2. Sisa perlengkapan pada tanggal 30 April adalah Rp 1. 350. 000. 3. Penyusutan peralatan kantor untuk bulan April adalah Rp 330. 000. 4. Gaji resepsionis yang terutang pada tanggal 30 April adalah Rp 120. 000. 5. Sewa yang terpakai selama bulan April adalah Rp 1. 600. 000. 6. Pendapatan diterima di muka pada tanggal 30 April adalah

Langkah 5. Menyiapkan Kertas Kerja Akhir Periode (Opsional) v Kerja akhir periode sangat berguna

Langkah 5. Menyiapkan Kertas Kerja Akhir Periode (Opsional) v Kerja akhir periode sangat berguna dalam menunjukkan alur informasi akuntansi dari neraca saldo yang belum disesuaikan, ke neraca saldo yang disesuaikan dan laporan keuangan. v Kertas kerja akhir periode berguna dalam menganalisis pengaruh dari penyesuaian yang diajukan terhadap laporan keuangan.

Tampilan 12: Kertas Kerja Akhir Periode untuk Rahma Consulting

Tampilan 12: Kertas Kerja Akhir Periode untuk Rahma Consulting

Langkah 6. Membuat Ayat Jurnal Penyesuaian dan Memindahkan ke Buku Besar

Langkah 6. Membuat Ayat Jurnal Penyesuaian dan Memindahkan ke Buku Besar

Langkah 7. Menyiapkan Neraca Saldo yang Disesuaikan v Setelah semua ayat jurnal penyesuaian telah

Langkah 7. Menyiapkan Neraca Saldo yang Disesuaikan v Setelah semua ayat jurnal penyesuaian telah dibuat dan dipindahkan, neraca saldo yang disesuaikan disiapkan untuk memeriksa kesamaan jumlah saldo debit dan kredit.

Tampilan 14: Neraca Saldo yang Disesuaikan untuk Rahma Consulting

Tampilan 14: Neraca Saldo yang Disesuaikan untuk Rahma Consulting

Langkah 8. Menyiapkan Laporan Keuangan v Laporan keuangan dapat disiapkan langsung dari neraca saldo

Langkah 8. Menyiapkan Laporan Keuangan v Laporan keuangan dapat disiapkan langsung dari neraca saldo yang disesuaikan, kertas kerja akhir periode, atau buku besar. Laporan laba rugi laporan ekuitas pemilik Laporan posisi keuangan

Tampilan 15: Laporan Keuangan untuk Rahma Consulting (slide 1 dari 2)

Tampilan 15: Laporan Keuangan untuk Rahma Consulting (slide 1 dari 2)

Tampilan 15: Laporan Keuangan untuk Rahma Consulting (slide 2 dari 2)

Tampilan 15: Laporan Keuangan untuk Rahma Consulting (slide 2 dari 2)

Langkah 9. Membuat Ayat Jurnal Penutup dan Memindahkan ke Buku Besar Semua pendapatan didebit

Langkah 9. Membuat Ayat Jurnal Penutup dan Memindahkan ke Buku Besar Semua pendapatan didebit sebesar saldonya mengkredit Ikhtisar Laba Rugi Semua beban dikredit sebesar saldonya mendebit ikhtisar laba rugi. Ikhtisar laba rugi didebit sebesar saldonya mengkredit modal pemilik. Prive pemilik dikredit mendebit modal pemilik.

Tampilan 16: Ayat Jurnal Penutup untuk Rahma Consulting

Tampilan 16: Ayat Jurnal Penutup untuk Rahma Consulting

Langkah 10. Menyiapkan Neraca Saldo setelah Penutupan v Tujuan dari neraca saldo setelah penutupan

Langkah 10. Menyiapkan Neraca Saldo setelah Penutupan v Tujuan dari neraca saldo setelah penutupan ini adalah untuk memastikan bahwa buku besar telah sesuai pada awal periode berikutnya. v Semua akun beserta saldo dalam neraca saldo setelah penutupan harus sama dengan akun dan saldo di laporan posisi keuangan pada akhir periode.

Tampilan 17: Neraca Saldo setelah Penutupan untuk Rahma Consulting

Tampilan 17: Neraca Saldo setelah Penutupan untuk Rahma Consulting

Tampilan 18: Buku Besar untuk Rahma Consulting (slide 1 dari 4)

Tampilan 18: Buku Besar untuk Rahma Consulting (slide 1 dari 4)

Tampilan 18: Buku Besar untuk Rahma Consulting (slide 2 dari 4)

Tampilan 18: Buku Besar untuk Rahma Consulting (slide 2 dari 4)

Tampilan 18: Buku Besar untuk Rahma Consulting (slide 3 dari 4)

Tampilan 18: Buku Besar untuk Rahma Consulting (slide 3 dari 4)

Tampilan 18: Buku Besar untuk Rahma Consulting (slide 4 dari 4)

Tampilan 18: Buku Besar untuk Rahma Consulting (slide 4 dari 4)

Tahun Fiskal (slide 1 dari 2) v Periode akuntansi tahunan yang dipilih oleh suatu

Tahun Fiskal (slide 1 dari 2) v Periode akuntansi tahunan yang dipilih oleh suatu usaha disebut tahun fiskal (fiscal year). v Tahun fiskal dimulai dari hari pertama bulan yang dipilih sampai dengan hari terakhir pada 12 bulan berikutnya. Periode yang umum digunakan adalah tahun kalender masehi (1 Januari sampai dengan 31 Desember). Periode lain kurang umum digunakan terutama oleh perusahaan. v Tahun fiskal yang berakhir saat perusahaan mencapai titik terendah dalam operasi tahunannya disebut tahun usaha alami (natural business year). Pada titik rendah siklus operasinya, suatu usaha memiliki waktu lebih banyak untuk menganalisis hasil operasi dan menyiapkan laporan keuangan.

Tahun Fiskal (slide 2 dari 2) v Oleh karena perusahaan-perusahaan dengan tahun fiskal sering

Tahun Fiskal (slide 2 dari 2) v Oleh karena perusahaan-perusahaan dengan tahun fiskal sering kali memiliki aktivitas operasi yang sifatnya sangat musiman, para investor dan pengguna laporan keuangan lainnya harus berhati dalam menginterpretasikan laporan keuangan setengah tahunan untuk perusahaan tersebut. v Artinya, Anda harus menyadari bahwa perusahaan tersebut akan memiliki hasil operasional yang sangat fluktuatif sepanjang tahun fiskal.

Analisis dan Interpretasi Keuangan: Modal Kerja dan Rasio Lancar (slide 1 dari 2) v

Analisis dan Interpretasi Keuangan: Modal Kerja dan Rasio Lancar (slide 1 dari 2) v Kemampuan perusahaan untuk mengubah aset menjadi kas disebut dengan likuiditas (liquidity). v Kemampuan perusahaan untuk membayar liabilitasnya disebut solvabilitas (solvency). v Modal kerja (working capital) suatu perusahaan adalah selisih antara aset lancar dengan liabilitas lancar. Modal Kerja = Aset Lancar – Liabilitas Lancar

Analisis dan Interpretasi Keuangan: Modal Kerja dan Rasio Lancar (slide 2 dari 2) v

Analisis dan Interpretasi Keuangan: Modal Kerja dan Rasio Lancar (slide 2 dari 2) v Peningkatan pada aset lancar perusahaan akan meningkatkan likuiditasnya. v Kenaikan dalam modal kerja meningkatkan likuiditas karena aset lancar tersedia untuk penggunaan selain pembayaran liabilitas lancar. v Nilai positif modal kerja menunjukkan bahwa perusahaan tersebut dapat membayar liabilitas lancarnya dan memiliki kemampuan solvabilitas.

Modal Kerja Solusi. Net v Jumlah aset lancar dan liabilitas lancar Solusi Net adalah

Modal Kerja Solusi. Net v Jumlah aset lancar dan liabilitas lancar Solusi Net adalah Rp 7. 745. 000 dan Rp 1. 390. 000. Modal kerja Solusi. Net pada akhir 2015 adalah Rp 6. 355. 000 Modal Kerja = Aset Lancar – Liabilitas Lancar = Rp 7. 745. 000 – Rp 1. 390. 000 = Rp 6. 355. 000 v Jumlah modal kerja ini menunjukkan bahwa Solusi. Net mampu membayar liabilitas lancar.

Rasio Lancar v Rasio lancar (current ratio) adalah ukuran lain dalam mengekspresikan hubungan antara

Rasio Lancar v Rasio lancar (current ratio) adalah ukuran lain dalam mengekspresikan hubungan antara aset lancar dan liabilitas lancar. v Sebagai contoh, rasio lancar Solusi. Net pada akhir 2015 adalah 5, 6, yang dihitung sebagai berikut.

Modal Kerja vs. Rasio Lancar (slide 1 dari 4) v Rasio lancar lebih berguna

Modal Kerja vs. Rasio Lancar (slide 1 dari 4) v Rasio lancar lebih berguna daripada modal kerja dalam melakukan perbandingan antarperusahaan dengan rata -rata industri. v Sebagai ilustrasi, data berikut ini (dalam jutaan) diambil dari laporan keuangan terbaru dari PT Indofood Sukses Makmur Tbk. , PT Nippon Indosari Corpindo Tbk. , dan PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. :

Modal Kerja vs. Rasio Lancar (slide 2 dari 4)

Modal Kerja vs. Rasio Lancar (slide 2 dari 4)

Modal Kerja vs. Rasio Lancar (slide 3 dari 4) v Indofood memiliki aset lancar

Modal Kerja vs. Rasio Lancar (slide 3 dari 4) v Indofood memiliki aset lancar lebih dari 53, 7 kali (Rp 42. 816. 745 dibandingkan dengan Rp 812. 991) dari Nippon Indosari Corpindo dan lebih dari 9, 6 kali (Rp 42. 816. 745 dibandingkan dengan Rp 4, 463, 645) aset lancar dari Tiga Pilar Sejahtera Food. v Perbedaan ukuran tersebut menyebabkan kesulitan dalam melakukan perbandingan antarperusahaan menjadi sulit.

Modal Kerja vs. Rasio Lancar (slide 4 dari 4) v Nippon Indosari Corpindo terlihat

Modal Kerja vs. Rasio Lancar (slide 4 dari 4) v Nippon Indosari Corpindo terlihat dalam posisi likuiditas jangka pendek yang kuat di tahun pertama, dan Tiga Pilar Sejahtera lebih kuat di tahun kedua daripada Indofood. v Rasio lancar Indofood turun menjadi 1, 71 dari 1, 81. v Rasio lancar Nippon Indosari Corpindo naik menjadi 2, 05 dari 1, 37. v Rasio lancar Tiga Pilar Sejahtera Food turun menjadi 1, 62 dari sebelumnya 2, 66.

Lampiran 1: Kertas Kerja Akhir Periode (slide 1 dari 8) v Akuntan sering menggunakan

Lampiran 1: Kertas Kerja Akhir Periode (slide 1 dari 8) v Akuntan sering menggunakan kertas kerja untuk mengumpulkan dan merangkum data yang diperlukan untuk menyiapkan beragam analisis dan laporan. v Kertas kerja tersebut adalah alat yang berguna, tetapi bukan bagian dari pencatatan akuntansi formal. v Sebagai contoh, laporan keuangan Solusi. Net dapat disiapkan langsung dari Neraca Saldo yang Disesuaikan di Tampilan 1.

Lampiran 1: Kertas Kerja Akhir Periode (slide 2 dari 8) Langkah 1. Memasukkan Judul

Lampiran 1: Kertas Kerja Akhir Periode (slide 2 dari 8) Langkah 1. Memasukkan Judul Untuk memulai kertas kerja, masukkan data berikut. 1. Nama perusahaan di bagian atas: Solusi. Net 2. Jenis kertas kerja : Kertas kerja akhir periode 3. Periode waktu : Untuk dua bulan yang berakhir pada 31 Desember 2015. Tampilan 20 menunjukkan data yang dimasukkan untuk Solusi. Net.

Lampiran 1: Kertas Kerja Akhir Periode (slide 3 dari 8) Langkah 2. Masukkan Neraca

Lampiran 1: Kertas Kerja Akhir Periode (slide 3 dari 8) Langkah 2. Masukkan Neraca Saldo yang Belum Disesuaikan v Langsung masukkan neraca saldo yang belum disesuaikan ke kertas kerja. Kertas kerja di Tampilan 20 menunjukkan neraca saldo yang belum disesuaikan untuk Solusi. Net pada tanggal 31 Desember 2015.

Lampiran 1: Kertas Kerja Akhir Periode (slide 4 dari 8) Langkah 3. Memasukkan Penyesuaian-Penyesuaian

Lampiran 1: Kertas Kerja Akhir Periode (slide 4 dari 8) Langkah 3. Memasukkan Penyesuaian-Penyesuaian v Penyesuaian untuk Solusi. Net yang dibahas di Bab 3 dimasukkan ke dalam kolom Penyesuaian, seperti ditunjukkan di Tampilan 21. v Referensi silang (ditunjukkan dengan huruf) antara debit dan kredit setiap penyesuaian berguna untuk memeriksa kertas kerja. v Selain itu, hal tersebut juga membantu dalam menemukan ayat-ayat jurnal yang harus dicatat ke dalam jurnal. Proses referensi silang kadang-kadang digunakan sebagai petunjuk (keying) untuk penyesuaian.

Lampiran 1: Kertas Kerja Akhir Periode (slide 5 dari 8) Langkah 4. Memasukkan Neraca

Lampiran 1: Kertas Kerja Akhir Periode (slide 5 dari 8) Langkah 4. Memasukkan Neraca Saldo yang Disesuaikan v Data penyesuaian ditambahkan ke atau dikurangkan dari jumlah dalam kolom Neraca Saldo yang Belum Disesuaikan. Jumlah yang disesuaikan kemudian ditempatkan di kolom Neraca Saldo yang Disesuaikan, seperti ditunjukkan di Tampilan 22.

Lampiran 1: Kertas Kerja Akhir Periode (slide 6 dari 8) Langkah 5. Menempatkan Akun-Akun

Lampiran 1: Kertas Kerja Akhir Periode (slide 6 dari 8) Langkah 5. Menempatkan Akun-Akun Laporan Laba Rugi dan Laporan Posisi Keuangan v Kertas kerja dilengkapi dengan memindahkan jumlah neraca saldo yang disesuaikan ke kolom Laporan Laba Rugi dan Laporan posisi keuangan. v Jumlah pendapatan dan beban dipindahkan ke kolom Laporan Laba Rugi. v Jumlah aset, liabilitas, modal pemilik dan prive dipindahkan ke kolom Laporan posisi keuangan.

Tampilan 20: Kertas Kerja dengan Neraca Saldo yang Belum Disesuaikan

Tampilan 20: Kertas Kerja dengan Neraca Saldo yang Belum Disesuaikan

Tampilan 21: Kertas Kerja dengan Neraca Saldo yang Belum Disesuaikan dan Penyesuaian

Tampilan 21: Kertas Kerja dengan Neraca Saldo yang Belum Disesuaikan dan Penyesuaian

Tampilan 22: Kertas Kerja dengan Neraca Saldo yang Belum Disesuaikan, Penyesuaian, dan Neraca Saldo

Tampilan 22: Kertas Kerja dengan Neraca Saldo yang Belum Disesuaikan, Penyesuaian, dan Neraca Saldo yang Disesuaikan

Tampilan 23: Kertas Kerja dengan Jumlah Dipindahkan ke Kolom Laporan Laba Rugi dan Laporan

Tampilan 23: Kertas Kerja dengan Jumlah Dipindahkan ke Kolom Laporan Laba Rugi dan Laporan Posisi Keuangan

Tampilan 24: Kertas Kerja Lengkap dengan Laba Neto

Tampilan 24: Kertas Kerja Lengkap dengan Laba Neto

Lampiran 1: Kertas Kerja Akhir Periode (slide 7 dari 8) Langkah 6. Menjumlahkan Laporan

Lampiran 1: Kertas Kerja Akhir Periode (slide 7 dari 8) Langkah 6. Menjumlahkan Laporan Laba Rugi, Laporan Posisi Keuangan, Menghitung Laba Neto, Rugi Neto, dan Melengkapi Kertas Kerja v Setelah semua saldo ditempatkan di kolom Laporan Laba Rugi dan Laporan Posisi Keuangan, jumlahkan kolom-kolom tersebut. v Selisih antara jumlah kedua kolom Laporan Laba Rugi adalah jumlah laba neto atau rugi neto untuk periode tersebut. v Selisih antara jumlah kedua kolom Laporan posisi keuangan merupakan jumlah laba neto atau rugi neto untuk periode tersebut. v Jika jumlah kolom Kredit Laporan Laba Rugi (menunjukkan jumlah pendapatan) lebih besar dari jumlah kolom Debit Laporan Laba Rugi (menunjukkan jumlah beban), selisihnya merupakan laba neto. v Jika jumlah kolom Debit Laporan Laba Rugi lebih besar dari jumlah kolom Kredit Laporan Laba Rugi, selisihnya adalah rugi neto.

Lampiran 1: Kertas Kerja Akhir Periode (slide 8 dari 8) v Sebagaimana ditunjukkan Tampilan

Lampiran 1: Kertas Kerja Akhir Periode (slide 8 dari 8) v Sebagaimana ditunjukkan Tampilan 24, total kolom kredit Laporan Laba Rugi adalah Rp 16. 960. 000, dan total kolom debit Laporan Laba Rugi adalah Rp 9. 855. 000. v Dengan demikian, laba neto Solusi. Net adalah Rp 7. 105. 000. Ditunjukkan dengan penghitungan sebagai berikut. ü Jumlah kolom Kredit (pendapatan) 16. 960. 000 ü Rp