SIKLUS AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG PETA KONSEP Siklus Akuntansi

  • Slides: 22
Download presentation
SIKLUS AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG

SIKLUS AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG

PETA KONSEP Siklus Akuntansi perusahaan Dagang Tahap Pencatatan Jurnal Khusus Jurnal Umum

PETA KONSEP Siklus Akuntansi perusahaan Dagang Tahap Pencatatan Jurnal Khusus Jurnal Umum

TUJUAN PEMBELAJARAN Peserta Didik Mampu Membuat jurnal Khusus Menganalisis pemindahan jurnal khusus ke jurnal

TUJUAN PEMBELAJARAN Peserta Didik Mampu Membuat jurnal Khusus Menganalisis pemindahan jurnal khusus ke jurnal umum Menganalisis jurnal umum

Jenis-jenis Perusahaan Dagang Pedagang Besar. Pedagang besar adalah pedagang yang membeli barang dalam skala

Jenis-jenis Perusahaan Dagang Pedagang Besar. Pedagang besar adalah pedagang yang membeli barang dalam skala besar dan kemudian menjualnya kembali kepada pedagang yang lebih kecil untuk mendapatkan keuntungan. Contoh : eksportir, importir, grosir.

Pedagang Kecil. Pedagang kecil adalah pedagang yang membeli barang dagang dalam skala sedang dan

Pedagang Kecil. Pedagang kecil adalah pedagang yang membeli barang dagang dalam skala sedang dan menjualnya langsung ke konsumen.

Pedagang Menengah. Pedagang menengah adalah pedagang yang membeli barang dagang dengan skala yang besar

Pedagang Menengah. Pedagang menengah adalah pedagang yang membeli barang dagang dengan skala yang besar dari pedagang yang lebih besar dan menjualnya kembali kepada pedagang yang lebih kecil.

METODE PENCATATAN AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG Pencatatan persediaan barang dagang dapat dilakukan dengan dua sistem

METODE PENCATATAN AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG Pencatatan persediaan barang dagang dapat dilakukan dengan dua sistem pencatatan berikut : 1. Sistem persediaan perpetual. Pada sistem persediaan perpetual (perpetual inventory sistem), setiap pembelian dan penjualan barang dagang dicatat pada akun persediaan. 2. Sistem persediaan periodik. Pada sistem persediaan periodik (periodic inventory system), catatan persediaan sepanjang periode akuntansi tidak memperhatikan jumlah persediaan barang dagang untuk dijual dan jumlah barang dagang yang telah terjual.

Pencatatan Pembelian Barang Dagang Sistem Perpetual Tunai Pembelian Kas Kredit Rp. XXX Persediaan XXX

Pencatatan Pembelian Barang Dagang Sistem Perpetual Tunai Pembelian Kas Kredit Rp. XXX Persediaan XXX Hutang Dagang Rp. XXX (a) Proses Pembelian Barang Tunai Kas Penjualan HPP. Persediaan Kredit Rp. XXX Piutang Dagang Rp. XXX Penjualan HPP. Rp. XXX Persediaan (b) Proses Penjualan Barang Rp. XXX

Pencatatan Pembelian Barang Dagang Sistem Periodik Tunai Pembelian Kas Kredit Rp. XXX Pembelian Rp.

Pencatatan Pembelian Barang Dagang Sistem Periodik Tunai Pembelian Kas Kredit Rp. XXX Pembelian Rp. XXX Hutang Dagang Rp. XXX (a) Proses Pembelian Barang Tunai Kas Penjualan Kredit Rp. XXX Piutang Dagang Rp. XXX Penjualan (b) Proses Penjualan Barang

Pada akhir periode, ayat jurnal penyesuaian untuk persediaan pada sistem persediaan periodik adalah sebagai

Pada akhir periode, ayat jurnal penyesuaian untuk persediaan pada sistem persediaan periodik adalah sebagai berikut : Penyesuaian untuk persediaan awal : HPP Rp. XXX Persediaan Rp. XXX Penyesuaian untuk pembelian : HPP Rp. XXX Persediaan Rp. XXX Penyesuaian untuk persediaan akhir periode : Persediaan Rp. XXX HPP Rp. XXX

Mencatat Transaksi ke Jurnal Khusus Jurnal khusus merupakan jurnal untuk mencatat transaksi-transaksi yang sering

Mencatat Transaksi ke Jurnal Khusus Jurnal khusus merupakan jurnal untuk mencatat transaksi-transaksi yang sering terjadi. Jurnal umum mungkin sudah memadai bagi perusahaan kecil, bila frekuensi pada perusahaan kecil tersebut meskipun tinggi namun jenis transaksi tersebut masih bersifat sama.

 • Meskipun demikian, transaksi pada perusahaan besar memiliki frekuensi dan jenis transaksi yang

• Meskipun demikian, transaksi pada perusahaan besar memiliki frekuensi dan jenis transaksi yang banyak sekali, sehingga pencatatan dengan menggunakan jurnal umum menjadi tidak efisien. • Teknik pencatatan khusus diperlukan untuk memperluas sistem pencatatan, antara lain dengan mengganti jurnal umum dengan beberapa jurnal khusus (special journal).

 • • • Tiap jurnal khusus dirancang untuk mencatat satu jenis transaksi yang

• • • Tiap jurnal khusus dirancang untuk mencatat satu jenis transaksi yang terjadi secara berulang-ulang. Sebagai contoh, karena hampir semua perusahaan memiliki banyak transaksi yang berkaitan dengan pengeluaran uang, maka sangat dimungkinkan bagi perusahaan untuk menggunakan jurnal khusus untuk mencatat pengeluaran kas. Perusahaan dagang agar efektif maka pencatatan atas transaksi berulang tidak lagi dilakukan ke jurnal umum, tetapi dicatat ke dalam : 1. Jurnal pembelian (tempat mencatat transaksi pembelian dengan kredit) 2. Jurnal penjualan (tempat mencatat transaksi penjualan dengan kredit) 3. Jurnal penerimaan kas (tempat mencatat transaksi penerimaan uang) 4. Jurnal pengeluaran kas (tempat mencatat transaksi pengeluaran uang) Bila suatu transaksi tidak dapat dikelompokkan ke dalam empat macam jurnal khusus di atas, maka pencatatan atas transaksi tersebut dilakukan ke dalam jurnal umum.

Jurnal pembelian. Jurnal khusus yang digunakan untuk mencatat pembelian barang dagang dan barang lainnya

Jurnal pembelian. Jurnal khusus yang digunakan untuk mencatat pembelian barang dagang dan barang lainnya secara kredit. Jurnal pengeluaran kas. Semua pengeluaran uang melalui kas dicatat ke dalam jurnal pengeluaran kas. Jurnal penjualan adalah jurnal khusus yang dibuat untuk menatat penjualan barang dagang secara kredit. Jurnal penerimaan kas adalah jurnal khusus yang dibuat untuk mencatat semua transaksi penerimaan uang secara kas atau tunai. Penerimaan kas dapat berupa uang tunai, cek, kontan, bilyet giro, wesel pos, dan sebagainya. Jurnal umum. Transaksi-transaksi yang tidak dapat digolongkan ke dalam jurnal khusus dicatat ke dalam jurnal umum.

Penentuan Kuantitas Persediaan • Jumlah persediaan barang pada akhir periode laporan adalah jumlah fisik

Penentuan Kuantitas Persediaan • Jumlah persediaan barang pada akhir periode laporan adalah jumlah fisik barang dalam gudang dan toko, serta barang-barang dalam perjalanan. Jumlah fisik persediaan dapat dihitung melalui stock opname pada akhir periode laporan. Pada saat stock opname dilakukan, mutasi keluar masuk barang tidak diperbolehkan. Barang dalam perjalanan adalah barang yang masih berada di pihak pengangkut tetapi telah diakui sebagai milik perusahaan kita.

TRANSAKSI JURNAL PENGELUARAN KAS 5/3/2009 6/3/2009 7/3/2009 8/3/2009 Dibeli barang dagang seharga Rp 6.

TRANSAKSI JURNAL PENGELUARAN KAS 5/3/2009 6/3/2009 7/3/2009 8/3/2009 Dibeli barang dagang seharga Rp 6. 000 tunai dari PT Sari Membayar utang dagang kepada PT ASI senilai Rp 500. 000 Membayar listrik senilai Rp 250. 000 Membayar utang dagang atas transaksi tgl 28/2/2009 senilai Rp 1. 000 dengan syarat pembayaran 2/10 ; n/30 kpd PT SYAH 9/3/2009 Tn. John mengambil uang tunai Rp 500. 000 untukkeperluan pribadi 2009 Maret 5 PT Sari 6 PT ASI 7 8 PT SYAH 9 500 6. 000 500 250 980 500 750 8. 230 6. 000 500 B. Listrik 613 250 1. 000 Prive 1. 500 6. 000 302 20 20

TRANSAKSI JURNAL PEMBELIAN 1/3/2009 Dibeli barang dagang seharga Rp 5. 000 dng syarat 2/10

TRANSAKSI JURNAL PEMBELIAN 1/3/2009 Dibeli barang dagang seharga Rp 5. 000 dng syarat 2/10 ; n/30 2/3/2009 Dibeli barang dagang dari PT AWANI senilai Rp 2. 250. 000 dengan syarat EOM 3/3/2009 Dibeli barang dagang dari PT Quen senilai Rp 5. 000 dengan syarat n/30 4/3/2009 Dibeli peralatan dari PT SAHIH dengan kredit senilai Rp 1. 000 5/3/2009 Dibeli barang dagang dengan syarat 2/10 ; 1/15 ; n/30 senilai Rp 3. 000 dari PT AWANI 2009 Maret 1 2 PT AWANI 3 PT Quen 2/10 ; n/30 EOM n/30 5. 000 2. 250 5. 000 5 PT AWANI 2/10 ; 1/15 ; n/30 3. 000 15. 250

Model lain “Jurnal Pembelian” 2009 Maret 1 2 3 4 5 PT AWANI PT

Model lain “Jurnal Pembelian” 2009 Maret 1 2 3 4 5 PT AWANI PT Quen PT SAHIH PT AWANI 5. 000 2. 250 5. 000 Peralatan 1. 000 3. 000 15. 250 1. 000 5. 000 2. 250 5. 000 1. 000 3. 000 16. 250

JURNAL PEMBELIAN Debet Tgl 2009 Maret 1 Akun Syarat Ref Pembelian Serba-serbi Akun ref

JURNAL PEMBELIAN Debet Tgl 2009 Maret 1 Akun Syarat Ref Pembelian Serba-serbi Akun ref jumlah Kredit Utang Dagang

TRANSAKSI JURNAL PENERIMAAN KAS 5/4/2009 Dijual barang dagang kepada Tk. SWO senilai Rp 5.

TRANSAKSI JURNAL PENERIMAAN KAS 5/4/2009 Dijual barang dagang kepada Tk. SWO senilai Rp 5. 500. 000 tunai 6/4/2009 Diterima pelunasan piutang Tk. AA atas transaksi tgl 29/3/2009 dengan syarat pembayaran 2/10 ; n/30 senilai Rp 2. 000 7/4/2009 Menjual peralatan toko (bekas) seharga Rp 750. 000 tunai 8/4/2009 Dijual barang dagang senilai Rp 2. 500. 000 dibayar tunai 9/4/2009 Menerima cek atas pelunasan wesel Rp 2. 025. 000 dengan nilai nominal wesel Rp 2. 000 dengan bunga 25. 000 2009 April 5 Tk. SWO 6 Tk. AA 7 8 Tunai 9 5. 500 1. 960 750 2. 500 2. 000 25 12. 735 5. 500 40 2. 000 Peralatan 121 750 2. 500 W. tagih P. bunga 40 2. 000 8. 000 25 2. 775

TRANSAKSI JURNAL PENJUALAN 1/3/2009 Dijual barang dagang seharga Rp 6. 000 dng syarat 2/10

TRANSAKSI JURNAL PENJUALAN 1/3/2009 Dijual barang dagang seharga Rp 6. 000 dng syarat 2/10 ; n/30 2/3/2009 Dijual barang dagang dari PT AWANI senilai Rp 2. 500. 000 dengan syarat EOM 3/3/2009 Dijual barang dagang dari PT Quen senilai Rp 5. 500. 000 dengan syarat n/30 4/3/2009 Dijual peralatan dari PT SAHIH dengan kredit senilai Rp 1. 200. 000 5/3/2009 Dijual barang dagang dengan syarat 2/10 ; 1/15 ; n/30 senilai Rp 3. 200. 000 dari PT AWANI 2009 Maret 1 2 PT AWANI 3 PT Quen 2/10 ; n/30 EOM n/30 6. 000 2. 500 5 PT AWANI 2/10 ; 1/15 ; n/30 3. 200 17. 200

TRANSAKSI JURNAL UMUM/MEMORIAL 9/3/2009 Diterima kembali barang dagang yang dijual dengan syarat n/60 dari

TRANSAKSI JURNAL UMUM/MEMORIAL 9/3/2009 Diterima kembali barang dagang yang dijual dengan syarat n/60 dari Tuan Basuki Rp. 200. 000, - karena rusak. 10/3/2009 Dikirim kembali sebagian barang dagangan yang dibeli dari U. D. Dahlia senilai Rp. 50. 000, - karena rusak 2009 Maret 9 10 Retur penjualan & PH 413 Piutang dagang 113 Utang dagang 212 Retur pembelian & PH 512 200 50 50 250