AKUNTANSI EKUITAS Dalam Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia PAPI
AKUNTANSI EKUITAS Dalam Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia (PAPI) Modal adalah: a. Bagian hak pemilik dalam perusahaan. b. Selisih antara aktiva dan kewajiban yang ada. c. Bukan merupakan ukuran nilai jual perusahaan. d. Investasi pemilik dan Hasil usaha perusahaan. Modal bank adalah dana yang diinvestasikan oleh pemilik dalam rangka pendirian badan usaha yang dimaksudkan untuk membiayai kegiatan usaha bank, selain untuk memenuhi regulasi yang ditetapkan oleh otoritas moneter.
Menurut Peraturan Bank Indonesia no 7/15/PBI/2004 yang disempurnakan dengan Peraturan Bank Indonesia nomor 9/16/PBI/2007 mengenai Modal Inti Minimum Bank Umum, yaitu: Bank Umum wajib memenuhi jumlah Modal Inti paling sedikit sebesar Rp 80. 000, 00 (80 milyar rupiah) pada tanggal 31 Desember 2007. Selain kewajiban di atas juga harus memenuhi kewajiban Modal Inti paling sedikit Rp 100. 000, 00 (100 milyar rupiah) pada tanggal 31 Desember 2010.
Dasar Pencatatan Ekuitas Beberapa dasar yang selama ini sudah digunakan sebagai landasan pencatatan ekuitas perbankan adalah: 1. Undang-Undang No. 1/1995 tentang Perseroan Terbatas 2. PSAK 21: Akuntansi Ekuitas 3. PSAK 27: Akuntansi Perkoperasian 4. PSAK 16: Aktiva Tetap dan Aktiva Lain-lain 5. PSAK 11: Penjabaran Laporan Keuangan dalam Mata Uang Asing
Klasifikasi Modal Bank Komponen modal yang digunakan dalam perhitungan penyediaan modal minimum terdiri atas: 1. Modal Inti (Tier 1) Modal inti terdiri atas modal disetor, modal sumbangan, cadangan-cadangan yang dibentuk dari laba setelah pajak dan laba yang diperoleh setelah diperhitungkan pajak. 2. Modal Pelengkap (Tier 2) Modal pelengkap terdiri atas cadangan-cadangan yang dibentuk tidak berasal dari laba, modal pinjaman serta pinjaman subordinasi. 3. Modal Pelengkap Tambahan (Tier 3)
Modal Inti (Tier 1) 1. Modal inti, yaitu modal yang telah disetor secara efektif oleh pemiliknya. 2. Modal Sumbangan (modal donasi), yaitu modal yang diperoleh kembali dari sumbangan saham, termasuk selisih antara nilai yang tercatat dengan harga jual apabila saham tersebut dijual. 3. Cadangan umum, yaitu cadangan yang dibentuk dari penyisihan laba yang ditahan atau dari laba bersih setelah dikurangi pajak, dan mendapat persetujuan dari RUPS.
Modal Inti (Tier 1) 4. Cadangan tujuan, yaitu bagian laba yang dikurangi pajak yang disisihkan untuk tujuan tertentu dan telah mendapat persetujuan RUPS. 5. Laba ditahan, laba bersih setelah dikurangi pajak dan dividen yang mendapat persetujuan RUPS. 6. Laba tahun lalu adalah laba-laba tahun lalu setelah dikurangi pajak yang penggunaannya belum ditetapkan oleh RUPS. 7. Laba tahun berjalan setelah dikurangi taksiran hutang pajak. Diperhitungkan sebesar 50% sebagai modal inti
Contoh Modal Inti Tanggal 2 Januari 2008 telah diterima setoran awal dari Bapak Badrodin Haiti untuk modal bank, uang sebesar Rp 1. 000, aktiva tetap berupa gedung sebesar Rp 1. 500. 000, Kendaraan sebesar Rp 250. 000, 00, inventaris kantor sebesar Rp 250. 000, 00. Debit Kas Debit Aktiva Tetap – Gedung Rp 1. 000, 00 1. 500. 000, 00 Debit Aktiva Tetap – Kendaraan 250. 000, 00 Debit Aktiva Tetap – Inventaris Kantor 250. 000, 00 Kredit Modal Disetor – Badrodin Haiti Rp 3. 000, 00
Apabila contoh di atas modal disetornya dicatat dalam bentuk saham biasa untuk 300. 000 lembar dengan nilai nominal Rp 10. 000, 00 per lembar, dan kurs 105%. Maka jurnalnya: Debit Kas Debit Aktiva Tetap – Gedung Rp 1. 000, 00 1. 500. 000, 00 Debit Aktiva Tetap – Kendaraan 250. 000, 00 Debit Aktiva Tetap – Inventaris Kantor 250. 000, 00 Kredit Modal Disetor – Saham Biasa Kredit Agio Saham Rp 3. 000, 00 150. 000, 00
Apabila terjadi penambahan modal karena penjualan saham dengan harga pasar lebih tinggi dari nilai nominal saham, maka kelebihannya dicatat sebagai agio saham (premium). Misalkan dijual sebanyak 10 juta lembar saham dengan nominal Rp 1. 000, 00 dan harga pasar sebesar Rp 1. 250, 00, maka atas transaksi tersebut dilakukan pembukuan dengan jurnal: Debit Kas Rp 12. 500. 000, 00 Kredit Modal Disetor – Saham Biasa Rp 10. 000, 00 Kredit Agio Saham 2. 500. 000, 00
PT ABC pada tanggal 1 April 2008 menerima pesanan untuk saham sebanyak 10. 000 lembar, nominal Rp 1. 000, 00; dengan harga Rp 9. 000, 00 per lembar. Pada saat pemesanan, diterima uang muka sebesar 50%. Sisanya dilunasi pada 1 Mei 2008, Jurnal yang dibuat untuk mencatat pesanan saham: Debit Kas Debit Piutang Pesanan Saham Kredit Modal Saham Pesanan Kredit Agio Saham Rp 40. 500. 000, 00 Rp 10. 000, 00 80. 000, 00
Jurnal yang dibuat untuk mencatat pelunasan pesanan saham: Debit Kas Debit Modal Saham Pesanan Kredit Piutang Saham Pesanan Kredit Modal Disetor – Saham Biasa Rp 40. 500. 000, 00 10. 000, 00
Modal Pelengkap (Tier 2) 1. Cadangan revaluasi aktiva tetap, cadangan yang dibentuk dari selisih penilaian kembali aktiva tetap yang telah mendapat persetuan dari Dirjen Pajak. 2. Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif yang dibentuk dengan cara membebani laba rugi tahun berjalan, dengan maksud untuk menampung kerugian yang mungkin timbul sebagai akibat dari tidak diterimanya kembali sebagian atau seluruh aktiva produktifnya. 3. Modal Pinjaman (Modal Kuasi/hybrid debt/equity capital instrument) adalah pinjaman yang didukung dengan menggunakan instrumen yang disebut capital assets, loan stock, atau warkat lain yang dipersamakan dan mempunyai sifat seperti modal.
Sifat Modal Pinjaman: Dalam perhitungan CAR modal pinjaman termasuk komponen modal pelengkap. Tidak dijamin oleh bank yang bersangkutan Telah dibayar penuh. Tidak dapat dilunasi atau ditarik atas inisiatif pemilik tanpa persetujuan Bank Indonesia. Mempunyai kedudukan yang sama dengan modal dalam hal jumlah kerugian bank melebihi laba ditahan dan cadangan-cadangan yang termasuk modal inti. Pembayaran bunga dapat ditangguhkan apabila bank dalam keadaan rugi atau labanya tidak mendukung untuk membayar bunga tersebut.
4. Pinjaman Subordinasi, sumber dana yang kedudukannya sama dengan modal bank, karena jangka waktunya sangat panjang dan mempunyai hak tagih paling akhir. atau pinjaman subordinasi adalah pinjaman yang hak tagihnya dalam hal terjadi likuidasi berlaku paling akhir dari segala pinjaman yang ada. Pinjaman Subordinasi dalam perhitungan komponen CAR adalah sebesar 50% dari modal inti.
Sifat Pinjaman Subordinasi: Ada perjanjian tertulis antara bank dengan pemberi pinjaman Mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Bank Indonesia. Bank mengajukan permohonan persetujuan harus menyampaikan program pembayaran kembali pinjaman subordinasi tersebut. Tidak dijamin oleh bank yang bersangkutan dan telah dibayar penuh. Jangka waktu pinjaman minimal 5 tahun. Pelunasan sebelum jatuh tempo harus mendapat persetujuan dari Bank Indonesia, dan dengan pelunasan tersebut permodalan bank yang bersangkutan tetap sehat. Hak tagihnya berlaku paling akhir dalam hal terjadi likuidasi (kedudukannya sama dengan modal bank).
Jurnal Modal Pinjaman Saat penerbitan atau penjualan warkat Debit Giro bank-bank lain Debit Biaya penerbitan modal pinjaman dibayar di muka Kredit Modal pinjaman Rp xxxx Saat amortisasi biaya penerbitan Debit Biaya penerbitan modal pinjaman Rp xxxx Kredit Biaya penerbitan modal pinjaman dibayar di muka Rp xxxx
Saat penyesuaian bunga Debit Biaya bunga Rp xxxx Kredit Bunga modal pinjaman yang masih harus dibayar Rp xxxx Saat pembayaran bunga Debit Bunga modal pinjaman yang masih harus dibayar Rp Kredit Kas/Giro bank-bank lain/Giro BI Rp xxxx
Saat pelunasan pokok pinjaman Debit Modal Pinjaman Rp xxxx Kredit Kas/Giro bank-bank lain/Giro BI Rp xxxx
Jurnal Pinjaman Subordinasi Saat dimulainya pinjaman subordinasi dilaksanakan, dibuat rekening administratif rupiah Debit RAR Fasilitas Pinjaman Subordinasi disetujui dan belum direalisasi Rp xxxx Kredit RAR Kontra fasilitas Pinjaman Subordinasi disetujui Rp dan belum direalisasi xxxx Saat pinjaman subordinasi direalisasi Debit RAR Kontra fasilitas Pinjaman Subordinasi disetujui Rp dan belum direalisasi xxxx Kredit RAR Fasilitas Pinjaman Subordinasi disetujui dan belum direalisasi xxxx Rp
Debit Giro BI Kredit Pinjaman Subordinasi Rp xxxx Saat penyesuaian bunga akhir setiap akhir periode Debit Biaya Bunga Kredit Bunga yang masih harus dibayar Rp xxxx
Saat pembayaran bunga setelah penyesuaian bunga Debit Bunga yang masih harus dibayar Kredit Giro BI/Giro bank-bank lain Rp xxxx Saat pelunasan pinjaman subordinasi Debit Pinjaman Subordinasi Kredit Giro BI/Giro bank-bank lain Rp xxxx
Modal Pelengkap Tambahan (Tier 3) 1. Bank dapat memperhitungkan Modal Pelengkap Tambahan (tier 3) untuk tujuan perhitungan Kebutuhan Penyediaan Modal Minimum (KPMM) atau Capital Adequacy Ratio (CAR) secara individual dan atau secara konsolidasi dengan Perusahaan Anak. 2. Modal Pelengkap Tambahan (tier 3) dalam perhitungan KPMM hanya dapat digunakan untuk memperhitungkan Resiko Pasar. 3. Pos yang dapat diperhitungkan sebagai Modal Pelengkap Tambahan (tier 3) adalah Pinjaman Subordinasi Jangka Pendek yang memenuhi kriteria: (a). Tidak dijamin oleh Bank atau Perusahaan Anak yang bersangkutan dan telah dijamin penuh.
(b). Memiliki jangka waktu perjanjian sekurang-kurangnya 2 tahun. (c). Tidak dapat dibayar sebelum jadwal waktu yang ditetapkan dalam perjanjian pinjaman kredit dengan persetujuan Bank Indonesia. (d). Terdapat klausula yang mengikat (lock-in clause) yang menyatakan bahwa tidak dapat melakukan pembayaran pokok atas bunga, termasuk pembayaran pada saat jatuh tempo, apabila pembayaran dimaksud dapat menyebabkan KPMM secara individual atau secara konsolidasi dengan Perusahaan Anak tidak memenuhi ketentuan yang berlaku. (e) terdapat perjanjian pinjaman yang jelas termasuk jadwal pelunasannya.
(f). Memperoleh persetujuan terlebih dahulu dari Bank Indonesia. 4. Modal Pelengkap Tambahan untuk memperhitungkan Resiko Pasar hanya dapat digunakan dengan memenuhi kriteria: (a). Tidak melebihi 250% dari bagian Modal Inti yang dialokasikan untuk memperhitungkan Resiko Pasar. (b). Jumlah Modal Pelengkap (tier 2) dan Modal Pelengkap Tambahan (tier 3) paling tinggi sebesar 100% dari Modal Inti. 5. Modal Pelengkap (tier 2) yang tidak digunakan dapat ditambahkan untuk Modal Pelengkap Tambahan (tier 3) dengan memenuhi persyaratan pada poin 4. 6. Pinjaman Subordinasi dengan ketentuan melebihi 50% Modal Inti, dapat digunakan sebagai Modal Pelengkap Tambahan selama tetap memenuhi persyaratan nomer 4 di atas.
Perhitungan Capital Adequacy Ratio
- Slides: 25