KELAPA SAWIT Elaeis guinensis Jacq KELAPA SAWIT Sejarah

  • Slides: 97
Download presentation
KELAPA SAWIT (Elaeis guinensis Jacq) KELAPA SAWIT

KELAPA SAWIT (Elaeis guinensis Jacq) KELAPA SAWIT

Sejarah Perkembangan Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis) berasal dari Afrika barat, merupakan tanaman penghasil

Sejarah Perkembangan Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis) berasal dari Afrika barat, merupakan tanaman penghasil utama minyak nabati yang mempunyai produktivitas lebih tinggi dibandingkan tanaman penghasil minyak nabati lainnya. Kelapa sawit pertama kali diperkenalkan di Indonesia oleh pemerintah Belanda pada tahun 1848. Saat itu ada 4 batang bibit kelapa sawit yang ditanam di Kebun Raya bogor (Botanical Garden) Bogor, dua berasal dari Bourbon (Mauritius) dan dua lainnya dari Hortus Botanicus, Amsterdam (Belanda).

Pada tahun 1853 keempat tanaman tersebut telah berbuah dan bijinya disebarkan secara gratis. Pada

Pada tahun 1853 keempat tanaman tersebut telah berbuah dan bijinya disebarkan secara gratis. Pada pengamatan tahun 1858, ternyata keempat tanaman tersebut tumbuh subur dan berbuah lebat. Walaupun berbeda waktu penanaman (asal Bourbon lebih dulu dua bulan), tanaman tersebut berbuah dalam waktu yang sama, mempunyai tipe yang sangat beragam, kemungkinan diperoleh dari sumber geneik yang sama

Setelah 10 tahun diadakan uji coba penanaman kelapa sawit pertama di Indonesia yang dilakukan

Setelah 10 tahun diadakan uji coba penanaman kelapa sawit pertama di Indonesia yang dilakukan di karesidenan Banyumas 14 acre dan di karisidenan Palembang 3 acre (Sumatera Selatan). Hasil uji coba tersebut menunjukkan bahwa tanaman kelapa telah berbuah paa tahun keempat setelah ditanam dengan tinggi batang 1, 5 m, sedangkan di negeri asalnya baru berbuah pada tahun keenam atau ketujuh. Selanjutnya uji coba dilakukan di Muara Enim tahun 1869, Musi Ulu 1870 dan Biliton 1890 (Van Heurn, 1948) tetapi tidak begitu baik pertumbuhannya.

Setelah dilakukan penelitian yang lebih lanjut diketahui bahwa iklim daerah Palembang kurang sesuai untuk

Setelah dilakukan penelitian yang lebih lanjut diketahui bahwa iklim daerah Palembang kurang sesuai untuk pertumbuan kelapa sawit. Kemudian dikembangkan ke Sumatera Utara, ternyata sungguh baik. Keunggulan kelapa sawit Sumatera Utara sudah dikenal sejak sebelum perang dunia ke II dengan varietas Dura Deli (bahasa Inggirs: Deli Dura) yakni tanaman kelapa sawit yang ditanam di Tanah Deli (Medan sekitarnya).

Pembudidayaan tanaman untuk tujuan komersial baru dimulai pada tahun 1911 yang tersebar luas di

Pembudidayaan tanaman untuk tujuan komersial baru dimulai pada tahun 1911 yang tersebar luas di Sumatera Utara, hanya 9, 1% di Lampung dan 4, 1 % di Aceh. Pada masa pendudukan Belanda, perkebunan kelapa sawit maju pesat sampai bisa menggeser dominasi ekspor Negara Afrika waktu itu. Memasuki masa pendudukan Jepang, perkembangan kelapa sawit mengalami kemunduran. Lahan perkebunan mengalami penyusutan sebesar 16% dari total luas lahan yang ada sehingga produksi minyak sawitpun di Indonesia hanya mencapai 56. 000 ton pada tahun 1948 / 1949, pada hal pada tahun 1940 Indonesia mengekspor 250. 000 ton minyak sawit.

Pada masa pemerintahan Orde Baru, pembangunan perkebunan diarahkan dalam rangka menciptakan kesempatan keja, meningkatkan

Pada masa pemerintahan Orde Baru, pembangunan perkebunan diarahkan dalam rangka menciptakan kesempatan keja, meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan sektor penghasil devisa Negara. Pemerintah terus mendorong pembukaan lahan baru untuk perkebunan. Sampai pada tahun 1980, luas lahan mencapai 294. 560 Ha dengan produksi CPO (Crude Palm Oil) sebesar 721. 172 ton. Sejak itu lahan perkebunan kelapa sawit Indonesia berkembang pesat terutama perkebunan rakyat. Hal ini didukung oleh kebijakan Pemerintah yang melaksanakan program Perusahaan Inti Rakyat Perkebunan (PIR – BUN).

Budidaya Tanaman Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) memiliki taksonomi: Divisio :

Budidaya Tanaman Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) memiliki taksonomi: Divisio : Tracheophyta Subdivisio : Pteropsida Kelas : Angiospermae Subkelas : Monocotyledoneae Ordo : Cocoideae Famili : Palmae Genus : Elaeis Species : Elaeis guineensis Jacq

BATANG Batang bulat panjang tidak bercabang, berdiameter : 25 – 75 cm, terus bertambah

BATANG Batang bulat panjang tidak bercabang, berdiameter : 25 – 75 cm, terus bertambah tinggi selama tanaman hidup Di Kebun Raya Bogor 140 tahun Tetapi untuk perkebunan : umur ekonomis 25 – 35 tahun, dengan tinggi 10 – 11 m

Tahap-tahap Kegiatan Penanaman Kelapa Sawit • Sebelum suatu lahan dibuka utk suatu perkebunan terlebih

Tahap-tahap Kegiatan Penanaman Kelapa Sawit • Sebelum suatu lahan dibuka utk suatu perkebunan terlebih dahulu dilakukan studi kesesuaian lahan (tanah dan iklim) berdasarkan syarat-syarat lingkungan tumbuh tanaman kelapa sawit (Tabel 1). • Tingkat kesesuaian atau kelas tanah menentukan tingkat penerapan teknik budidaya, biaya produksi dan proyeksi hasil (Tabel 2)

Tabel 1. Kesesuaian Iklim untuk Kelapa Sawit Uraian Suhu kisaran; rata-rata optimum Kelembaban relatif

Tabel 1. Kesesuaian Iklim untuk Kelapa Sawit Uraian Suhu kisaran; rata-rata optimum Kelembaban relatif (RH) Norma Keterangan 18 – 32 0 C; 24 – 28 0 C Tumbuh baik dengan selang suhu tersebut. Di atas atau di bawah selang suhu tersebut, produktivitas akan lebih rendah karena rendahnya proses asimilasi, gagalnya perkembangan bunga dan pematangan buah > 75 % Kelembaban udara yang rendah memperlambat pertumbuhan dan pembentukan bunga, sedang pada kelembaban yang tinggi, tanaman rawan terhadap serangan penyakit

Uraian Normal Keterangan Rata-rata Curah Hujan Tahunan (dengan penyebaran merata) 2. 000 – 2.

Uraian Normal Keterangan Rata-rata Curah Hujan Tahunan (dengan penyebaran merata) 2. 000 – 2. 500 mm Data curah hujan bulanan dan jumlah hari hujan sangat penting karena berhubungan dengan sifat tanaman yang berbuah sepanjang tahun. Fluktuasi curah hujan secara langsung berkorelasi erat dengan fluktuasi hasil dari bulan ke bulan 5 – 7 jam/hari Kawasan dengan curah hujan yang terlalu tinggi, akan mengurangi intensitas cahaya, sehingga produktivitas kelapa sawit akan rendah. Intensitas Cahaya

Tabel 2. Tingkat Kesesuaian Lahan Kelapa Sawit Persyaratan Kelas Kesesuaian Lahan S 1 S

Tabel 2. Tingkat Kesesuaian Lahan Kelapa Sawit Persyaratan Kelas Kesesuaian Lahan S 1 S 2 S 3 N Temperatur (o. C) 25 -28 22 -25/ 28 -32 20 -22/ 32 -35 < 20/ > 35 Curah hujan (mm) 1700 -2500 1450 -1700/ 2500 -3500 1250 -1450/ 3500 -4000 < 1250 / > 4000 Defisit air (mm/thn) 0 - 150 - 200 250 - 400 > 400 Hari terpanjang tidak hujan < 10 > 10 Jeluk (cm) >100 50 -100 25 -50 < 25 Lereng (%) < 8 8 -16 16 -30 > 30 p. H 5, 0 – 6, 5 4, 2 – 5, 0 < 4, 2 Penyinaran (jam) ≥ 6 < 6 Kelembaban (%) ≥ 80 < 80

Kelas Kesesuaian Lahan Persyaratan S 1 S 2 S 3 N Datargelombang berbukit Curam

Kelas Kesesuaian Lahan Persyaratan S 1 S 2 S 3 N Datargelombang berbukit Curam Lereng (%) 0 -15 16 -25 25 -36 > 36 Solum (cm) > 80 80 60 -80 < 60 Dalam air (cm) > 80 60 -80 50 -60 40 -50 Lp-lpli Lip-li Plp-li P 5 -10 < 5 dalam dangkal t. a sedikit baik Agak baik Banjir t. a Sedikit Pasang surut t. a ada Topografi Tekstur Organik (cm) Batuan Erosi Drainase Keterangan: Li: liat, p: pasir, lp: lempung, t. a. : tidak ada

Kriteria Kesesuaian • S 1: pembatas sangat kecil, tidak menurunkan hasil nyata • S

Kriteria Kesesuaian • S 1: pembatas sangat kecil, tidak menurunkan hasil nyata • S 2 : ada pembatas kecil, berpengaruh terhadap hasil, perlu input, dapat diatasi petani • S 3 : faktor pembatas berat, perlu input lebih banyak, perlu modal besar dan bantuan pemerintah • N : tidak sesuai untuk diusahakan, sulit diatasi

Pada Komoditas Sawit Daya hasil (ton/ha/tahun) tandan buah segar berdasarkan kelas kesesuaian lahan: •

Pada Komoditas Sawit Daya hasil (ton/ha/tahun) tandan buah segar berdasarkan kelas kesesuaian lahan: • S 1 : > 24 ton/ha/th • S 2 : 19 -24 ton/ha/th • S 3 : 13 -18 ton/ha/th • N : < 12 ton/ha/th

BAHAN TANAMAN Kriteria bibit kelapa sawit Kriteria bibit yang baik meliputi. • Kualitas :

BAHAN TANAMAN Kriteria bibit kelapa sawit Kriteria bibit yang baik meliputi. • Kualitas : Germinated Seed (GS) atau kecambah bersertifikat yang dikeluarkan lembaga yang dipilih pemerintah yaitu Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan, BPP Medan PT. Socfindo Indonesia karena menyediakan bibit siap salur yang superior. Hati-hati terhadap penjualan bibit yang tidak jelas asal-usulnya atau bersertifikat palsu atau bibit sapuan dari kebun produksi.

 • Varietas hibrida hasil perbanyakan secara generatif. Dura x Pisifera atau Tenera •

• Varietas hibrida hasil perbanyakan secara generatif. Dura x Pisifera atau Tenera • Sejak tahun 1990 telah mulai diuji lapangan 16 klon sebagai varietas hasil perbanyakan secara vegetatif (melalui kultur jaringan), .

Tabel 3. Sumber Bibit dan Potensi Produksi Kelapa Sawit Dalam Negeri No. Nama Sumber

Tabel 3. Sumber Bibit dan Potensi Produksi Kelapa Sawit Dalam Negeri No. Nama Sumber Benih Alamat Potensi Produksi/Thn (butir) 1. Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Jl. Brigjen. Katamso 51 Kp. Baru Medan 20001 40. 000 2. PT. Socfindo (Socfin Indonesia) Jl. KL. Yos Sudarso 106 Medan 20115 14. 000 3. PT. London Sumatera Jl. A. Yani No. 2 Medan 20111 15. 000

 • Saat ini terdapat 12 jenis alternatif bibit hasil pengembangan teknologi pembibitan yang

• Saat ini terdapat 12 jenis alternatif bibit hasil pengembangan teknologi pembibitan yang memiliki potensi untuk dikembangkan secara komersial (Tabel 4). Pengembangan varietas unggul baik secara generatif maupun secara vegetatif telah mulai digunakan teknik bioteknologi (kultur jaringan). • Produsen bibit lainnya : Sinar Mas Group, Asian Agri Group, Sampoerna Group dll.

Tabel 4. Deskripsi Varietas Kelapa Sawit Unggul Varietas Umum Panen (Bulan) TBS (ton/ha/Th) OER

Tabel 4. Deskripsi Varietas Kelapa Sawit Unggul Varietas Umum Panen (Bulan) TBS (ton/ha/Th) OER (%) CPO (ton/ha/Th) PKO (ton/ha/Th) SP 1 30 23 – 25 23 – 26 5, 8 – 6, 5 0, 49 SP 2 30 24 – 27 23 – 25 6, 2 – 6, 7 0, 51 Dolok Sinumbah 30 23 – 24 23 – 25 5, 5 – 6, 7 0, 56 Bah Jambi 30 22 – 24 23 – 26 5, 8 – 6, 7 Marihat 30 24 – 25 23 – 2 5 6, 2 – 6, 4 0, 54 RISPA 30 24 – 27 23 – 26 5, 3 – 5, 5 0, 54 La Me 30 27 23 – 26 5, 3 – 5, 9 0, 60 Yangambi 30 25 – 28 23 – 26 5, 3 – 5, 5 0, 62 SOCFIN 24 28, 8 28, 7 7, 8 1, 10 6, 2 – 7, 8 - 6, 7 - 9, 7 - Bah Was LONSUM AMI 26– 30 25 – 30 24 23 – 26 27, 5 – 27, 8 4, 1– 24, 3 27, 07 Keterangan : OER : Oil Extraction Rate Sumber : PPKS, PT. SOCFIN dan PT. LONSUM (2000) > 25

PEMBIBITAN • 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Seleksi Lokasi Pembibitan Beberapa

PEMBIBITAN • 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Seleksi Lokasi Pembibitan Beberapa persyaratan yang sebaiknya dimiliki oleh calon lahan antara lain : Dekat dengan sumber air dan bebas dari banjir. Datar sampai agak bergelombang. Dekat dengan areal untuk penanaman dan mudah dijangkau Tanahnya cukup top soil, subur dan gembur. Bebas dari banjir. Letaknya berdekatan dengan sumber tenaga kerja. Perencanaan luas bibitan disesuaikan dengan rencana penanaman. Saluran air

Pembibitan Pendahuluan (Pre Nursery) dan Pembibitan Utama (Main Nursery) • Pembibitan Pendahuluan (Pre Nursery)

Pembibitan Pendahuluan (Pre Nursery) dan Pembibitan Utama (Main Nursery) • Pembibitan Pendahuluan (Pre Nursery) Petakan bedengan pesemaian/pembibitan pendahuluan berukuran 8 m x 11, 2 m, dalam satuan naungan terdapat 4 – 6 petakan. Setiap petakan memuat 1 000 bibit (kecambah). Kecambah ditanam dalam kantong plastik berukuran 14 cm x 22 cm dengan tebal 0, 1 mm. Sebelum kecambah ditanam kantong plastik tersebut dilubangi dengan diameter 0, 5 cm sebanyak 12 lubang.

Tanah yang digunakan sebagai media tanam adalah tanah berasal dari lapisan atas (top soil).

Tanah yang digunakan sebagai media tanam adalah tanah berasal dari lapisan atas (top soil). Tanah tersebut terlebih dahulu disaring dengan saringan kurang lebih 1 cm. Satu hari sebelum waktu penanaman, kantong plastik yang telah berisi tanah disiram agar pada waktu penanaman dapat dipadatkan.

Pemeliharaan • Pemeliharaan meliputi penyiraman, pemupukan, pengendalian hama dan penyakit, penjarangan naungan. ü Penyiraman

Pemeliharaan • Pemeliharaan meliputi penyiraman, pemupukan, pengendalian hama dan penyakit, penjarangan naungan. ü Penyiraman dilakukan dua kali satu hari jika tidak ada hujan. ü Pemupukan dengan menggunakan urea atau pupuk majemuk dengan dosis 2 g/liter air. ü Setelah bibit berumur 2, 5 – 3 bulan naungan perlu dihilangkan, agar bibit dapat beradaptasi. ü Demikian pula seleksi di persemaian pendahuluan dimulai saat tanaman berumur 2, 5 – 3 bulan.

Pembibitan Utama (Main Nursery) • Pekerjaan yang perlu segera dipersiapkan di pembibitan utama adalah

Pembibitan Utama (Main Nursery) • Pekerjaan yang perlu segera dipersiapkan di pembibitan utama adalah penyediaan air untuk penyiraman, pemasangan pipa saluran air 2 – 3 bulan sebelum bibit dipindahkan ke pembibitan utama. Jarak tanam di pembibitan utama 85 cm x 85 cm, sistem segitiga sama sisi. • Kantong plastik yang digunakan berukuran 40 cm x 50 cm dengan tebal 0, 2 mm, dibuat lubang perforasi berdiameter 0, 5 cm dengan jarak 5 cm x 10 cm. Tanah yang digunakan berasal dari lapisan tanah atas.

Persiapan Penanaman dan Menanam Ukuran dan mutu polybag • Polybag yang digunakan berwarna hitam,

Persiapan Penanaman dan Menanam Ukuran dan mutu polybag • Polybag yang digunakan berwarna hitam, dengan ukuran 50 cm x 40 cm dengan ketebalan 0, 2 mm. • Mutu plastik untuk polybag harus yang baik, sehingga sampai dengan 12 bulan di lapangan polybag masih cukup kuat, tidak pecah untuk menahan perlakuan-perlakuan selama pemindahan bibit ke lapangan.

Membuat lubang polybag • Jumlah lubang pada setiap polybag 36 buah dengan diameter 0,

Membuat lubang polybag • Jumlah lubang pada setiap polybag 36 buah dengan diameter 0, 3 cm • Lubang tersusun dibuat sebagai berikut. • Setiap polybag terdiri atas 3 baris lubang yang per baris terdiri 6 lubang. • Jarak antar baris 10 cm dan paling bawah diambil 5 cm dari tepi bawah sehingga bila polybag dibuka dan diisi tanah, lubang terbawah menjadi lubang di dasar polybag. • Jarak lubang dalam barisan 5 cm. • Lubang pertama dan terakhir 5 cm dari tepi plastik.

 • Penanaman dalam kantung plastik caranya dengan membuat lubang tanam sebesar kantung plastik

• Penanaman dalam kantung plastik caranya dengan membuat lubang tanam sebesar kantung plastik di pesemaian pendahuluan dengan menggunakan alat ponjo. Kantung plastik kecil diiris dengan silet pada kedua belah sisinya , dijaga agar bulatan tanah tidak pecah. Bibit beserta tanah yang dimasukkan ke dalam lubang yang telah dibuat dan ditempatkan pada posisi yang baik.

Pemeliharaan tanaman Penyiraman, penyiangan, pemupukan, pengendalian hama dan penyakit serta seleksi bibit. • Penyiraman

Pemeliharaan tanaman Penyiraman, penyiangan, pemupukan, pengendalian hama dan penyakit serta seleksi bibit. • Penyiraman dilakukan dua kali sehari (pagi dan sore) jika curah hujan kurang dari 10 mm. • Penyiangan dilakukan terhadap gulma di dalam kantong plastik dan di petakan pembibitan. Pada saat penyiangan sekaligus dilakukan penggemburan tanah. Rotasi penyiangan dilakukan dua minggu sekali.

 • Pemupukan bibit di pembibitan utama dilakukan dua minggu setelah pemindahan dari pembibitan

• Pemupukan bibit di pembibitan utama dilakukan dua minggu setelah pemindahan dari pembibitan pendahuluan. • Pemberian pupuk selang dua minggu, caranya pupuk ditaburkan secara merata di atas permukaan tanah dalam kantong plastik, pupuk jangan sampai mengenai leher batang bibit. • Rekomendasi pemupukan di pembibitan utama disajikan pada Tabel 5.

Tabel 5. Rekomendasi Pemupukan dan Pembibitan Utama K S Umur (minggu) Dosis (gram/pohon) Campuran

Tabel 5. Rekomendasi Pemupukan dan Pembibitan Utama K S Umur (minggu) Dosis (gram/pohon) Campuran Urea RP 18, 20 1, 82 1, 36 0, 46 5, 0 22, 24, 28 3, 64 2, 73 0, 90 10, 0 30, 32, 34, 36 5, 45 4, 09 1, 37 15, 0 38, 40, 42, 44 7, 27 5, 45 1, 83 20, 0 10, 91 8, 17 2, 75 30, 0 46, 48 MOP Kieserite Total

Perhitungan Kebutuhan Bahan Tanaman. 1. kerapatan tanaman di lapang untuk 1 ha = 136

Perhitungan Kebutuhan Bahan Tanaman. 1. kerapatan tanaman di lapang untuk 1 ha = 136 pohon/ha 2. sulaman 10 % , sehingga jumlah bibit diperlukan 150 pohon/ha 3. jumlah bibit afkir di main nursery sekitar 20 % (serangan hama/penyakit, tumbuh kurang baik dan rusak dalam pengangkutan) 4. seleksi awal pre nursery diperkirakan 5. dalam 1 ha main nursery (pembibitan utama) menghasilkan bibit 16. 400 bibit. Jumlah ini diperkirakan cukup untuk 100 ha penanaman di lapangan. Pengelolaan pembibitan secara berkelompok lebih menghemat lahan dan biaya pemeliharaan daripada dilakukan sendiri-sendiri per petani.

Seleksi bibit • Untuk mendapatkan bibit yang baik dan mengurangi biaya pemeliharaan di pembibitan

Seleksi bibit • Untuk mendapatkan bibit yang baik dan mengurangi biaya pemeliharaan di pembibitan utama. • Bibit yang diafkir (dibuang adalah bibit yang tumbuh tegak dan kaku, sudut pelepah dengan batang kecil, pelepah muda lebih pendek dari pelepah tua, bibit tumbuh lemah, terserang penyakit dengan intensitas berat, bentuk anak daun tidak sempurna. • Seleksi bibit dilakukan pada umur 4 – 8 bulan dan pada saat dipindahkan ke lapangan.

PENANAMAN

PENANAMAN

JARAK TANAM & KERAPATAN TANAM • Pada umumnya segitiga sama sisi • Jarak Tanam

JARAK TANAM & KERAPATAN TANAM • Pada umumnya segitiga sama sisi • Jarak Tanam ditentukan : sifat tanaman, tingkat kesuburan tanah, topografi dan kondidisi setempat

Secara umum jarak tanam yang dianjurkan sbb : Dalam barisan (m) Antar barisan (m)

Secara umum jarak tanam yang dianjurkan sbb : Dalam barisan (m) Antar barisan (m) Kerapatan (pk/ha) 9, 42 8, 16 128, 130 9, 10 7, 70 140, 143 8, 77 * 7, 50 148, 150 • Pd daerah dmn serangan Ganoderma cukup tinggi dianjurkan jarak tanam dgn kerapatan 148 -150 pk/ha yg bertujuan utk mempertahankan populasi tan yg produktif sampai umur 25 thn.

Pada areal berbukit : Areal berbukit dan berkontour : Arah barisan tan. mengikuti kontour,

Pada areal berbukit : Areal berbukit dan berkontour : Arah barisan tan. mengikuti kontour, jarak antara kontour ad. proyeksi dr jarak antara barisan, jarak dalam barisan sedapat mungkin sama dgn jarak dalam barisan sebenarnya. Areal berbukit tanpa kontour : Arah barisan : Utara- Selatan sama dengan areal datar, Jarak tanam : proyeksi dari jarak tanam yang sebenarnya.

PERSIAPAN PENANAMAN • Areal yg bisa ditananami adalah : areal yg tan. penutup tnhnya

PERSIAPAN PENANAMAN • Areal yg bisa ditananami adalah : areal yg tan. penutup tnhnya (leguminosa) tlh menutup sempurna, atau min. 40%. • Rencana penanaman harian : - rencana luas lahan yg akan ditanam - jlh bibit yg akan ditan. setiap hari (berdsrkan areal yg dpt di tan. perhari) - menentukan tempat penyimpanan bibit • Pengangkutan bibit ke lapangan: Dua minggu sblm bibit diangkut ke lap, bibit diputar agar akar menembus tnh terputus dan tlh beregenerasi Sblm diangkut bibit disiram jenuh air. Bibit yg ditanam di lap. telah berumur 12 bln. Pada waktu mengangkat bibit jangan memegang bibit pd leher akar.

Membuat lobang tanam: Lobang tanaman dibuat dgn uk. 60 x 40 cm yg berfungsi

Membuat lobang tanam: Lobang tanaman dibuat dgn uk. 60 x 40 cm yg berfungsi utk tmpat tumbuh/tegaknya tanaman, Tnh top soil diletakkan di sblh kanan lobang dan tnh sub soil di sblh kiri lobang

Menanam : Merupakan pekerjaan menanam bibit dilubang tanaman yang telah dipersiapkan sebelumnya.

Menanam : Merupakan pekerjaan menanam bibit dilubang tanaman yang telah dipersiapkan sebelumnya.

Teknik Menanam Kelapa Sawit • Lobang tan. yg tlh ada, diukur terlebih dulu dgn

Teknik Menanam Kelapa Sawit • Lobang tan. yg tlh ada, diukur terlebih dulu dgn mal lobang, apakah ukuran lobang tlh sesuai dgn yg ditentukan • Lobang tan. yg tlh tersedia ditimbun sedikit dgn tnh dan ditabur pupuk RP sebanyak 250 gram • Dsr kantong plastik disayat lalu bibit dimskkn ke dlm lobang tan • Setelah letak bibit benar 2 tegak, bhgn samping polibag disayat dr bwh ke atas, lau ditarik ke atas • Bibit ditimbun dgn top soil, dipadatkan lalu ditabur pupuk RP 250 gram • Bibit ditimbun dgn tanah bwh , dipadatkan hingga letak bibit benar 2 kokoh (tegak lurus 90˚) • Piringan dibuka selebar 1, 0 m, sebagai dasar pringan tan. • Polybag bekas digantung dekat bibit baru ditanam dgn bambu bekas pancang.

Cover Crop dan Penanaman pada Kelapa Sawit

Cover Crop dan Penanaman pada Kelapa Sawit

Tanaman Penutup Tanah • Legume (LCC=legume cover crop) • Syarat : mudah diperbanyak (biji,

Tanaman Penutup Tanah • Legume (LCC=legume cover crop) • Syarat : mudah diperbanyak (biji, stek), perakaran dangkal, pertumbuhan cepat daun banyak, tahan : pangkas, kering, naungan, OPT, mudah diatur-tidak membelit, tidak berduri, menyuburkan tanah

Macam Penutup Tanah • Menjalar : diantara barisan tanaman, pelindung tebing, bersifat permanen •

Macam Penutup Tanah • Menjalar : diantara barisan tanaman, pelindung tebing, bersifat permanen • Pelindung perdu : di antara barisan TBM, sebagai pagar, pupuk hijau, sementara

Jenis LCC Tipe Menjalar pada Perkebunan Kelapa Sawit • • Centrosema pubescens Pueraria javanica

Jenis LCC Tipe Menjalar pada Perkebunan Kelapa Sawit • • Centrosema pubescens Pueraria javanica Calopoginium mucunoides Psopocarphus polustris Calopogonium caeruleum Desmodium ovalifolium Mucuna conchinensis Pueraria phascoloides

Calopogonium sp

Calopogonium sp

Centrosema pubescens

Centrosema pubescens

Pueraria javanica

Pueraria javanica

Jenis LCC Tipe Pelindung Perdu pada Perkebunan Kelapa Sawit • • • Flemingia congesta

Jenis LCC Tipe Pelindung Perdu pada Perkebunan Kelapa Sawit • • • Flemingia congesta Crotalaria anagyroides Tephrosia vogelii Caliandra callothyrsus (putih) C. tetragona (merah)

Tephrosia vogelii

Tephrosia vogelii

Flemingia congesta

Flemingia congesta

Crotalaria anagyroides

Crotalaria anagyroides

Calliandra calothyrsus

Calliandra calothyrsus

 • Penanaman LCC secara campuran dari berbagai jenis lebih menguntungkan dari pada hanya

• Penanaman LCC secara campuran dari berbagai jenis lebih menguntungkan dari pada hanya menggunakan 1 jenis LCC • Seleksi LCC: perlu dilakukan sebelum dilakukan penanaman, seleksi dilakukan melalui pengujian daya kecambah • Tujuan seleksi LCC: mengetahui kemurnian dan persentase pertumbuhan dari LCC sehingga akan didapatkan pertumbuhan di lahan yang baik • Tingkat pertumbuhan minimum beberapa jenis kacangan: Calopoginium mucunoides (40%), Calopogonium caeruleum (30%), Pueraria javanica (60%), Mucuna conchinensis (75%) • Apabila persentase pertumbuhan di bawah standar, kebutuhan benih dapat ditambah secara proporsional

Contoh Kebutuhan Benih LCC • Pada penanaman LCC secara campuran kebutuhan benihnya sebagai berikut:

Contoh Kebutuhan Benih LCC • Pada penanaman LCC secara campuran kebutuhan benihnya sebagai berikut: Calopoginium mucunoides (6 kg/ha), Pueraria javanica (3 kg/ha), Mucuna conchinensis (2 kg/ha), dan Calopogonium caeruleum (0, 5 kg/ha)

Kegunaan LCC • • Menahan pukulan hujan Menahan laju air limpasan Menambah N Menambah

Kegunaan LCC • • Menahan pukulan hujan Menahan laju air limpasan Menambah N Menambah BO (memperbaiki sifat fisik, kimia, biologi tanah) Melindungi permukaan tanah dari erosi Mengurangi pencucian unsur hara Mempercepat pelapukan barang sisa LC/replanting Menekan pertumbuhan gulma

Dampak Negatif LCC • • Persaingan dengan tanaman pokok Mengganggu tanaman pokok Sebagai tempat

Dampak Negatif LCC • • Persaingan dengan tanaman pokok Mengganggu tanaman pokok Sebagai tempat bersarang tikus Kadang menjadi inang dari bakteri, virus, dan jamur

Beberapa Perlakuan Sebelum Penanaman Benih LCC • Perendaman benih dalam air hangat: dilakukan selama

Beberapa Perlakuan Sebelum Penanaman Benih LCC • Perendaman benih dalam air hangat: dilakukan selama 2 jam pada suhu 750 C • Direndam dalam larutan glycerin: selama 2 jam pada suhu 600 C • Direndam dalam larutan asam (asam sulfat): selama 8 -15 menit • Penipisan kulit benih (skarifikasi) • Supaya pertumbuhan dan perkembangan LCC berlangsung dengan baik, sebelum benih di tanam perlu diinokulasi menggunakan Rhizobium

PANEN • Kelapa sawit telah dapat menghasilkan pada umur 30 bulan setelah tanam. •

PANEN • Kelapa sawit telah dapat menghasilkan pada umur 30 bulan setelah tanam. • Jumlah pohon yang dapat dipanen per hektar sebanyak 60%. • Dipilih tandan yang buahnya sudah masak dengan tanda adanya sejumlah buah merah yang jatuh (brondol ). • Cara panen dengan memotong tandan buah. • Pemanenan dilakukan 1 kali seminggu.

Pelaksanaan panen dan pengumpulan hasil • Lazimnya pemikul buah adalah pemanen yg memotong tandan

Pelaksanaan panen dan pengumpulan hasil • Lazimnya pemikul buah adalah pemanen yg memotong tandan buah • Untuk memudahkan potong buah pelepah daun di bawah buah dipotong terlebih dahulu (songgo satu atau songgo dua) • Semua brondolan dikumpulkan • Buah dan brondolan diangkut ke TPH, • Selanjutnya buah dan brondolan diangkut ke pabrik utk diolah

Mutu panen Fraksi Jumlah brondolan Tingkat Kematangan 00 Tidak ada, buah berwarna hitam Sangat

Mutu panen Fraksi Jumlah brondolan Tingkat Kematangan 00 Tidak ada, buah berwarna hitam Sangat mentah 0 1 – 12, 5%, buah luar membrondol Mentah 1 12, 5 – 25%, buah luar Membrondol Kurang matang 2 25 – 50%, buah luar membrondol Matang I 3 50 – 75%, buah luar membrondol Matang II 4 75 – 100%, buah luar membrondol Lewat matang I 5 Buah dalam juga membrondol, ada buah yang busuk Lewat matang II

Faktor-faktor yang mempengaruhi mutu panen • • • Jenis dan umur tanaman Iklim di

Faktor-faktor yang mempengaruhi mutu panen • • • Jenis dan umur tanaman Iklim di lingkungan Hama dan penyakit Kultur teknis Pemanenan Sarana jalan dan transportasi

Hasil rendemen dan ALB akibat lamanya penginapan brondolan Lamanya menginap (hari) Rendemen minyak terhadap

Hasil rendemen dan ALB akibat lamanya penginapan brondolan Lamanya menginap (hari) Rendemen minyak terhadap buah (%) ALB (%) 0 50, 44 3, 90 1 50, 60 5, 01 2 50, 73 6, 09 3 48, 66 6, 90

Prosesing • • • Perebusan TBS Perontokan dan pelumatan buah Pemerasan atau ekstraksi minyak

Prosesing • • • Perebusan TBS Perontokan dan pelumatan buah Pemerasan atau ekstraksi minyak sawit Pemurnian dan penjernihan kelapa sawit Pengeringan dan pemecahan biji Pemisahan inti sawit dari tempurung

Produksi dalam pengelolaan perkebunan kelapa sawit adalah : • Tandan buah segar (TBS) merupakan

Produksi dalam pengelolaan perkebunan kelapa sawit adalah : • Tandan buah segar (TBS) merupakan bunga betina kelapa sawit yang dipanen dan biasa juga disebut dengan tandan atau buah. • Minyak sawit kasar adalah hasil pengolahan TBS di pabrik pengolahan yang biasa disebut dengan CPO (Crude Palm Oil) • Inti sawit adalah hasil pengolahan TBS di pabrik pengolahan yang biasa disebut dengan PKO (Palm Kernel Oil). • Minyak sawit murni (Processed Palm Oil, PPO)

Kernel palm oil (KPO atau PKO) lebih jenuh daripada CPO. (Sumber: Wikipedia). Perbedaan visual

Kernel palm oil (KPO atau PKO) lebih jenuh daripada CPO. (Sumber: Wikipedia). Perbedaan visual di antara CPO dan KPO terlihat pada gambar di bawah ini.

TERIMA KASIH

TERIMA KASIH