PBA MINYAK DAN LEMAK 1 Prof Dr Erliza
PBA MINYAK DAN LEMAK 1 Prof. Dr. Erliza Hambali, Dr. Titi Candra Sunarti Departemen Teknologi Industri Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Teknologi Industri Pertanian Institut Pertanian Bogor
AGENDA KULIAH PBA MINGGU KE-2 & 3 Pengertian dan Karakteristik dan Sifat-sifat Minyak dan Lemak Sumber-sumber Minyak dan Lemak yang Potensial di Indoneisa Kelapa Sawit Kelapa Jarak Pagar Jarak Kepyar Kakao 2
Minyak dan Lemak : Senyawa yang tidak larut dalam air yang berasal dari sumber tanaman dan hewan, Komponen utama : ester asam lemak dan gliserol atau trigliserida Lemak atau fat trigliserida yang berbentuk padat atau semi-padat pada suhu ruang Minyak atau oil trigliserida berbentuk cair pada suhu ruang. 3
KLASIFIKASI MINYAK DAN LEMAK Kejenuhan (Ikatan Rangkap) Sifat Mengering Sumber 4
• KEJENUHAN (IKATAN RANGKAP) 1. Asam lemak jenuh asam lemak yang mengandung ikatan tunggal pada rantai hidrokarbonnya berwujud padat. 2. Asam lemak tak jenuh asam lemak yang mengandung satu atau lebih ikatan rangkap pada rantai hidrokarbonnya, terutama terdapat pada minyak nabati cenderung berbentuk minyak. 5
ASAM LEMAK JENUH ∑C Asam Lemak Titik Cair (o. C) Sumber 4 Butirat C 3 H 7 COOH -8 Lemak Susu 6 Kaproat C 5 H 11 COOH -3. 4 Lemak Susu, Kelapa, PKO 8 Kaprilat C 7 H 15 COOH 16. 7 PKO, Lemak susu 10 Kaprat C 9 H 19 COOH 31. 6 Lemak susu, minyak palma 12 Laurat C 11 H 23 COOH 44. 2 Kelapa, PKO, babasu, susu 14 Miristat C 13 H 27 COOH 54. 4 Minyak pala, Susu, kelapa, PKO 16 Palmitat C 15 H 31 COOH 62. 9 Tallow, palm oil, cocoa butter 18 Stearat C 17 H 35 COOH 69. 6 Tallow, cocoa butter 20 Arakhidat C 19 H 39 COOH 75. 4 Kacang-kacangan 22 Behenat C 21 H 43 COOH 80. 0 24 Lignoserat C 23 H 47 COOH 84. 2 6
ASAM LEMAK TIDAK JENUH ∑C Asam Lemak Titik Cair (o. C) 16 Palmitoleat : 9 -hexadecenoic 0. 5 18 Oleat : cis-9 -octadecenoic 16. 3 18 Elaidat : trans-9 -octadecenoic 43. 7 18 Linoleat : cis-9, 12 octadecadienoic - 5. 0 18 Linolenat : cis-cis-9, 12, 15 octadecatrienoic - 11. 0 20 Arakhidonat : cis-cis-5, 8, 11, 14 eicosatetraenoic - 49. 5 22 Erukat : cis – 13 cocosenoic 33. 7 Sumber 7
• SIFAT MENGERING Sifat Keterangan 1. Minyak tidak mengering (non - contoh: minyak zaitun, minyak kacang -drying oil) - contoh: minyak biji rape - contoh: minyak sapi 2. Minyak setengah mengering (semi –drying oil) Minyak yang mempunyai daya mengering yang lebih lambat. Contohnya: minyak biji kapas, minyak bunga matahari 3. Minyak nabati mengering (drying –oil) Minyak yang mempunyai sifat dapat mengering jika kena oksidasi , dan akan berubah menjadi lapisan tebal , bersifat kental dan membentuk sejenis selaput jika dibiarkan di udara terbuka. Contoh: minyak kacang kedelai, minyak biji karet 8
SUMBER MINYAK DAN LEMAK • Minyak dan lemak hewan - Lemak susu - Lemak sapi - Minyak ikan • Minyak dan lemak nabati - Dari buah : Minyak kelapa, minyak sawit, minyak jarak - Dari biji : Minyak jagung, minyak kedelai, minyak karet • Sumber minyak dan lemak lain - Minyak dari ragi dan kapang - Minyak dari bakteri - Minyak dari alga 9
Komponen Lipid 1. Gliserida : 1. Trigliserida 2. Digliserida 3. Monogliserida 2. Asam Lemak (fatty acid) (1) Asam Lemak Jenuh (saturated fatty acid) (2) Asam Lemak Tidak Jenuh (unsaturated fatty acid) 3. Komponen Minyak Lemak Non-gliserida 10
1. Gliserida Trigliserida : Produk kondensasi dari satu molekul gliserol dan tiga mol asam lemak akan menghasilkan air dan satu mol trigliserida Mono- dan Digliserida : hanya mengandung 1 atau 2 asam lemak Trigliserida sederhana : tiga mol asam lemak yang sama Trigliserida campuran : asam lemak berbeda 11
12
2. Asam Lemak Senyawa alifatik yang mengandung satu gugus karboksil yang berikatan pada ujung rantai hidrokarbon -CH 2 -CH 2 Rantai karbon Asam lemak jenuh -CH 2 -CH=CH-CH 2 Rantai karbon Asam Lemak Tidak Jenuh Tingkat ketidakjenuhan jumlah ikatan rangkap pada asam lemak. Pengelompokan minyak tidak jenuh -Non-drying Oil -Semi-drying Oil -Drying Oil 13
3. Komponen Minyak Lemak Non-Gliserida 1. Senyawa penting dalam minyak kasar a. Fosfatida : lesitin, cephalin b. Sterol : senyawa kristalin, netral, dan tidak tersabunkan Contoh: Lemak hewan cholesterol C 27 H 46 O Lemak tumbuhan phytosterol Kandung Kholesterol dalam Bahan Pangan Sumber Minyak & Lemak Tumbuhan Minyak Ikan Kholesterol (ppm) <50 Sumber Daging sapi tanpa lemak Kholesterol (ppm) >650 -710 5000 -8000 Hati hewan 4900 Susu 120 Ikan, low fat 470 -570 Mentega 2800 Udang, crustacea 860 -1200 Daging babi tanpa lemak >590 -670 Telur 410 14 Kuning Telur 16. 000 -17. 500
3. Komponen Minyak Lemak Non-Gliserida (Lanjutan) 2. Komponen Minor dalam Minyak Murni a. Sterol b. Fatty Alcohols c. Colorless hydrocarbon 3. Komponen yang mempengaruhi penampakan lemak Pigmen Contoh. -carotene warna kuning-jingga Chlorophyll hijau 4. Komponen yang mempengaruhi stabilitas Antioksidan Co. Tocopherol Sesame oil sesamoline Gossypol cottonseed oil 5. Komponen yang mempengaruhi flavor dan odor keton lauric acid-type oils terpenoid oleic-linoleic acid oils 6. Komponen yang mengandung nutrisi penting Fat-soluble vitamins : A, D dan E 7. Minerals 15
KARAKTERISTIK LEMAK DAN MINYAK Kelarutan Lemak dan minyak tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik seperti minyak bumi, eter dan CCl 4 Agen Pengemulsi memungkinkan membentuk campuran minyak dan air yang stabil emulsion Lemak dalam emulsi air contoh: susu, santan kelapa air dalam emulsi minyak contoh: mentega, margarine Plastisitas akan mengubah bentuk ketika tekanan diberikan tetapi akan kembali ke bentuk semula ketika tekanan dihentikan lemak merupakan campuran trigliserida cairan atau bentuk kristalin contoh Margarine : wide plastic range spreadable 16
SIFAT-SIFAT LEMAK DAN MINYAK Efek Panas (1) Titik Leleh lemak meleleh saat dipanaskan sebagai campuran trigliserida meleleh bila melebihi rentang temperatur Slip point : temperatur pada saat lemak mulai meleleh lemak : 30 -40 o. C, minyak : dibawah suhu udara normal (2) Smoke Points : lemak dan minyak mulai berubah, menghasilkan suatu asap biru dan bau tajam. ukuran yang berguna untuk menentukan kecocokan lemak atau minyak untuk kegunaan penggorengan contoh. Minyak kelapa (3) Flash Points : ketika lemak dipanaskan, the vapours given off will spontaneously ignite. e. g. Corn oil (360 o. C) 17
SIFAT-SIFAT LEMAK DAN MINYAK (LANJUTAN) Rancidity : Kerusakan minyak dan lemak (1) Oxidative Rancidity reaksi antara trigliserida dan oksigen dari udara aldehid, keton (rasa asam tidak enak) dipercepat oleh panas, cahaya dan logam (Cu, Fe) (2) Hydrolytic Rancidity Katalisis oleh lipase (secara alami terjadi dalam lemak dan minyak; dapat dinonaktifkan oleh perlakuan panas lipase Lemak + Air Gliserol + Asam Lemak Mencegah terjadinya ketengikan: - Penyimpanan minyak dan lemak di tempat dingin, gelap dan bahan non logam - Dibungkus rapat - Tambahkan antioksidan seperti BHT Saponification Triglycerides + Caustic Soda glycerol + soap 18
-n-3 asam linolenat ( -3) -n-6 asam linoleat ( -6) -n-9 asam oleat, asam erukat ( -9) Asam Lemak Esensial Linoleic acid (18: 2 -6) linoleic acid GLA (18: 3 -6) Dihomo linoleic acid DGLA (20: 3 -6) -2 H +2 C -2 H Arachidonic acid AA (20: 4 -6) Adrenic acid ADA (22: 4 -6) Docosaheptaenoic acid DPA (22: 5 -6) -Linolenic acid ALA (18: 3 -3) Stearidonic acid (18: 4 -3) Eicosatetraeonic acid (20: 4 -3) Eicosapentaeonic acid EPA(20: 5 -3) +2 C -2 H Docosaheptaenoic acid DPA (22: 5 -3) Docosahexaenoic acid DHA (22: 6 -3) 19
Sumber Minyak dan Lemak yang Potensial di Indonesia • Minyak kelapa sawit • Minyak kelapa • Kakao • Minyak jarak pagar • Minyak jarak kepyar 20
Kelapa Sawit (Elaeis gueneensis) Kelapa sawit didatangkan oleh pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1848. yang membawa 4 batang bibit kelapa sawit yang ditanam di Kebun Raya Bogor, kemudian ditanam di tepi-tepi jalan sebagai tanaman hias di Deli, Sumatera Utara pada tahun 1870 -an. • • • Pada tahun 1911, kelapa sawit mulai diusahakan dibudidayakan secara komersial dengan perintisnya di Indonesia adalah Adrien Hallet Perkebunan kelapa sawit pertama berlokasi di Pantai Timur Sumatera (Deli) dan Aceh. Luas areal perkebunan mencapai 5. 123 ha. Pusat pemuliaan dan penangkaran kemudian didirikan di Marihat (terkenal sebagai AVROS), Sumatera Utara dan di Rantau Panjang, Kuala Selangor, Malaya pada 1911 -1912. 21
TATA NAMA BIOLOGI Binomial Nomenclature Kingdom : Plantae Subkingdom : Tracheobionta Division : Magnoliophyta Class : Liliopsida Subclass : Arecidae Order : Arecales Family : Arecaceae Genus : Elaeis Species : Elaeis guineensis Jacq. 22
VARIETAS Varietas yang banyak diusahakan umumnya merupakan varietas jenis Tenera (persilangan varietas jenis Dura dan Pisifera). Varietas ini mewarisi sifat-sifat unggul seperti inti kecil, cangkang tipis, daging buah tebal (60– 90 % dari buah) serta kandungan minyak yang tinggi. 23
Jenis Dura Ciri-Ciri Tempurung tebal (2 -8 mm) Tidak terdapat lingkaran serabut pada bagian luar tempurung Daging buah relative tipis, yaitu 35 -50% terhadap buah Kernel (daging biji) besar dengan kandungan minyak rendah Dalam persilangan, dipakai sebagai pohon induk betin Pisifera Tenera Ketebalan tempurung sangat tipis bahkan hampir tidak ada Daging buah tebal, lebih tebal dari daging buah Dura Daging biji sangat tipis Inti hanya dilapisi lapisan serabut Minyak inti sawit yang dihasilkan sangat rendah Tidak dapat menyilangkan dengan jenis lain dan dipakai sebagai pohon induk jantan Hasil dari persilangan antara Dura dan Psifera Tempurung tipis (0, 5 -4 mma) Terdapat lingkaran serabut disekeliling tempurung Daging buah sangat tebal, lebih tebal dari Dura dan Tenera, Yaitu 6096% dari buah Tandan buah lebih banyak, tetapi ukurannya relative lebih kecil Berat tandan adalah 22 -24% 24
TANAMAN KELAPA SAWIT Buah sawit bisa dipanen selama 25 th Hasil maksimum dicapai setelah 12 th. Peremajaan setelah ~25 th. Jumlah Tanaman 143 pohon/Ha Produksi ~26 MT TBS/th/pohon Produk Utama : CPO dan PKO Mesocarp : Crude Palm Oil (CPO) Inti Sawit : Palm Kernel Oil (PKO) 25
PETA LAHAN SAWIT DI DUNIA Photo from: Palm oil A gift from the tropics to the world http: //www. fedepalma. org/worl. htm Prof. Erliza Hambali
PRODUKSI MINYAK SAWIT DUNIA (JUTA TON) BERDASARKAN NEGARA TAHUN 2009/2010 Nigeria, Lainnya, Columbia, 0. 820000001, Thailand, 2. 78, 6% 0. 8, 2% 2% 1. 3, 3% Malaysia, 18. 5, 41% Indonesia, 20. 75, 46% Sumber : USDA : Foreign Agriculture Service, 2009 Prof. Erliza Hambali
PRODUKTIVITAS TANAMAN PENGHASIL MINYAK Jenis Tanaman Jagung Kacang Kedelai Biji Matahari Rapeseed Olive Jatropha Kelapa Sawit Mikroalga Sumber : Aun (2006) Produktivitas (Liter minyak / Ha) 172 446 952 1190 1212 1892 2689 5950 100. 000 Negara yang sedang membudidayakan USA, Cina, EU, Brazil, Meksiko USA, Brazil, Argentina, Cina, India, Paraguay India, Cina, Sudan EU, Cina, Kanada, India, Australia EU, Siria, Turki, Tunisia, Maroko Dibudidayakan hampir di semua daerah tropis dan subtropis Filipina, Indonesia, India, Vietnam, Meksiko Malaysia, Indonesia, Nigeria, Thailand, Kolombia Indonesia Prof. Erliza Hambali
JUMLAH TANAM/HA TANAMAN PENGHASIL MINYAK Jenis Tanaman Jagung Kacang Kedelai Biji Matahari Rapeseed Olive Jatropha Kelapa Sawit Jumlah Tanaman /Ha 62. 500 125. 000 10. 000 500 2. 500 90 143 Prof. Erliza Hambali
LUAS AREAL DAN PRODUKSI CPO INDONESIA TAHUN 2010 Luas Perkebunan : 7, 8 juta Ha Produksi CPO : 19, 8 juta Ton Plantation : 498. 771 Ha CPO : 851. 063 Ton Plantation : 282. 332 Ha CPO : 494. 520 Ton Plantation : 1. 693. 569 Ha CPO : 5. 751. 461 Ton Plantation : 423. 081 Ha CPO : 444. 052 Ton Plantation : 47. 361 Ha CPO : 169. 833 Ton Plantation : 17. 350 Ha CPO : 26. 651 Ton Plantation : 27. 977 Ha CPO : 49. 738 Ton Plantation : 1. 048. 692 Ha CPO : 3. 179. 507 Ton Plantation : 227. 035 Ha CPO : 536. 103 Ton Plantation : 339. 675 Ha CPO : 893. 640 Ton Plantation : 871. 220 Ha CPO : 1. 445. 992 Ton Plantation : 23. 033 Ha CPO : 7. 255 Ton Plantation : 468. 136 Ha CPO : 1. 233. 538 Ton Plantation : 708. 056 Ha CPO : 1. 841. 242 Ton Plantation : 14. 894 Ha CPO : 25. 819 Ton Plantation : 33. 496 Ha CPO : 80. 328 Ton 30 Prof. Erliza Hambali
NERACA MASSA PENGOLAHAN KELAPA SAWIT Tandan Buah Segar 100% Tandan Kosong 21% Buah 65, 5% Kondensat 13, 5 % Biji 11, 9% Mesocarp 53, 4% Air Pencucian 14, 4% Air Distilasi 15% Kernel 5% PKO 2, 3% Cangkang 6, 4% PKM 2, 7% Sumber : Hambali, et al, 2010 CPO 24% Fiber 14, 4% RBDPL 22, 82% PFAD 0, 98% RBDPO 18, 18% RBDPS 4, 63% POME 58, 3% 31
Tandan Buah Segar Tandan Kosong Pohon Kelapa Sawit CPO PKO POME FIBER KERNEL
TBS Diagram Alir Pengolahan Cpo Jembatan Timbang Loading Ramp Sterilizer Condensate Thresser TKKS Digester Screw Press Ampas Press Depericarper Minyak Vibrating Screen Fibre Crude Oil Tank Ploshing Drum Uap Clarifier Tank Nut Silo Nut Cracker Sludge + Oil Cangkang Pure Oil Tank Pneumatic Separating Column 33 Clay Bath Oil Purifier Vacumm Drier Power House POME CPO Kernel Uap ke Proses Pengolahan Sludge Separator /Decanter Boiler Steam Kernel Silo Sludge Tank Oil B. P. Vessel
PELEPAH KELAPA SAWIT Satu lingkaran batang pohon sawit biasanya memiliki 8 (delapan) buah pelepah. Tanaman muda dapat menghasilkan sampai 40 pelepah per tahun, dan tanaman dewasa menghasilkan 25 pelepah per tahun. Pelepah sawit terdiri dari beberapa bagian sebagai berikut: 1. Kumpulan anak daun (leaflets) yang mempunyai helaian (lamina) dan tulang anak daun (midrib) 2. Rachis yang merupakan tempat anak daun melekat 3. Tangkai daun (petiole) yang merupakan bagian antara daun dan batang 4. Seludang daun (sheath) berfungsi sebagai perlindungan dari kuncup dan memberi kekuatan pada batang. Petiole Rachis 34
BATANG KELAPA SAWIT Setiap 25 tahun kelapa sawit harus di replanting. Kegiatan replanting akan menghasilkan biomassa batang sawit. Panjang batang sawit yang sudah ditebang mencapai 7 meter hingga 13 meter dengan diameter 45 cm hingga 65 cm. Dalam satu hektar kelapa sawit yang ditebang menghasilkan 75, 5 ton batang sawit dalam berat kering (BFPIC, 2009) 35
SIFAT FISIKO KIMIA CPO Sifat Fisiko Kimia Trigliserida Asam lemak bebas (FFA) Warna (5 ¼ ” Lovibond Cell) Kelembaban & Impurities Bilangan Peroksida Bilangan Anisidin Kadar β-carotene Kadar fosfor Kadar besi (Fe) Kadar Tokoferols Digliserida Bilangan Asam Bilangan Penyabunan Bilangan iod (wijs) Titik leleh Indeks refraksi (40ºC) Nilai 95 % 2– 5% Merah orange 0. 15 – 3. 0 % 1 -5. 0 (meq/kg) 2 – 6 (meq/kg) 500 -700 ppm 10 -20 ppm 4 -10 ppm 600 -1000 ppm 2 -6 % 6, 9 mg KOH/g minyak 224 -249 mg KOH/g minyak 44 -54 21 -24ºC 36, 0 -37, 5 36
SIFAT FISIKO KIMIA PKO Sifat Fisiko Kimia Nilai Kadar Asam lemak bebas (FFA) 25 % (m/m) Bilangan Asam 225 mg KOH/g minyak Bilangan Penyabunan 256 mg KOH/g minyak Bilangan iod (wijs) 14 - 23 Titik leleh 48ºC 37
KOMPOSISI ASAM LEMAK BEBERAPA PRODUK SAWIT Asam Lemak CPO a) Laurat < 1, 2 (C 12: 0) Miristat 0, 5 – 5, 9 (C 14: 0) Palmitat (C 16: 0) 32 – 59 Palmitoleat < 0, 6 (C 16: 1) Stearat 1, 5 – 8 (18: 0) Oleat 27 – 52 (18: 1) Linoleat 5, 0 – 14 (C 18: 2) Linolenat (C 18: 3) < 1, 5 Arakhidat (C 20: 0) PKO b) 40 – 52 Jenis Bahan Olein c) Stearin c) 0, 1 – 0, 5 0, 1 – 0, 6 PFAD d) 0, 1 - 0, 3 14 – 18 0, 9 – 1, 4 1, 1 – 1, 9 0, 9 - 1, 5 7 – 9 0, 1 – 1 37, 9 – 41, 7 0, 1 – 0, 4 47, 2 – 73, 8 0, 05 – 0, 2 42, 9 - 51, 0 - 1 – 3 4, 0 – 4, 8 4, 4 – 5, 6 4, 1 - 4, 9 11 – 19 40, 7 – 43, 9 15, 6 – 37, 0 32, 8 -39, 8 0, 5 – 2 10, 4 – 13, 4 3, 2 – 9, 8 8, 6 -11, 3 0, 1 – 0, 6 0, 2 – 0, 5 0, 1 – 0, 6 38
KOMPOSISI KIMIA TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT (% BERAT KERING) Komponen % berat kering b c 1, 23 64, 00 66, 07 49, 95 37, 50 22, 84 16, 49 20, 62 3, 74 7, 78 25, 34 15, 71 Kadar abu Holoselulosa Selulosa Hemiselulosa Lignin Kadar sari Pentosan Kelarutan dalam air dingin a 7, 48 64, 04 34, 28 25, 89 3, 74 26, 72 10, 67 d 4, 88 51, 28 15, 60 16, 34 14, 91 Kelarutan dalam air panas 13, 27 - 13, 61 14, 99 Kelarutan dalam Na. OH 1% 27, 38 - 30, 32 39
KOMPOSISI KIMIA SERABUT KELAPA SAWIT No 1 2 3 4 5 6 7 Komponen Abu Protein Kasar Lemak Kasar Serat Kasar Bahan ekstrak tanpa N Calsium P Komposisi (%) 15, 0 7, 5 21, 5 37, 0 13, 0 0, 33 0, 14 40
KOMPOSISI KIMIA PELEPAH KELAPA SAWIT Keterangan Bahan kering (%) Protein kasar (%) Lemak kasar (%) Serat kasar (%) Abu (%) Gross energi (kkal/Kg) Umur Tanaman Sawit (tahun) 4 8 12 16 23, 74 20, 82 31, 45 43, 62 2, 31 2, 89 2, 60 3, 48 3, 53 3, 44 1, 60 4, 33 31, 14 32, 80 33, 48 34, 67 2, 61 3, 47 5, 45 3, 12 4061, 1 4142, 0 4047, 6 3999, 5 41
KARAKTERISTIK POME Parameter Mean p. H Minyak dan Lemak BOD: 3 hari, 30 o. C COD Suspended SOlid Dissolved Solid Ammonical Nitrogen Total Nitrogen 4, 2 6. 000 25. 000 50. 000 40. 500 18. 000 35 750 Range Unsur Logam dan lainnya 3, 4 – 5, 2 Phosphorus 150 – 18. 000 Potassium 10. 000 – 44. 000 Magnesium 16. 000 – 100. 000 Boron 11. 500 – 79. 000 Besi 5. 000 – 54. 000 Mangan 4 – 80 Sopper 80 – 1. 400 Zinc Kalsium Mean 180 2. 270 615 7, 6 47 2, 0 0, 9 2, 3 440 42
STANDAR MUTU CPO SNI 01 -2901 -2006 No Karakteristik Satuan Persyaratan 1 Kadar asam lemak bebas (%) fraksi masa < 0, 5 2 Kadar air dan kotoran (%) fraksi masa < 0, 5 3 Warna - Jingga kemerahan 4 Bilangan ydium g yodium/100 g 50 - 55 43
Pohon Industri Minyak Sawit PKO CPO Olein Asam Amino PFAD Vit A, E Karoten Stearin Margarine Minyak Shorten Metil Sabun Metil Fat Goreng Salad ing Ester Cuci Ester Powder Kosmetik a Shortening Biodiesel Surfaktan Ester Asam Lemak Metalic Salt Palmitat Propand Oleat Ba Stearat Metil Ester Sulfonat Oleat Glycol Propylene Glycol Palmitat Stearat Ca, Zn Stearat Ca, Mg Stearat Al, Li Oleat Zn, Pb Sabun Trigliserida, Digliserida, Monogliserida Cocao Butter Substitute (CBS) Soap Chip Asam Lemak Confectioneries Vegetable Ghee/ Vanasoati Polyethoxylated Derivates Fatty Amines Oxygenated Fatty Acid Ester Palmitat Ethylene Propylene Oxide Secondary C 16 & C 18/Ethoxylat Betain ed Epoxy Stearic Octanol Ester Stearat Ethylene Propylene Oxide Oleic Acid Dimere Ethylene Propylene Oxide C 16 & C 18 / Ethoxylated Epthio Stearin Mono & Polyhydric Alcohol Ester Fatty Alcohol Fatty Acids Amides C 16&C 18 Alcohol Sulphated Stearamide C 16&C 18 Alcohol Esterified with Higher Saturated Fatty Acid C 16&C 19 Alcohol Ethoxylation Alkanolamides Sulphated Alcanolamide of Palmitat Stearis& Oleic Acids Oleamide Glycerol Food Emulsifier
Contoh Produk Hilir Kelapa Sawit yang Dapat Menjadi Produk Unggulan Dunia CPO Olein/Stearin Minyak Goreng Margarine Shortening Frying fat Coating fat Coffee whitener Filled Milk Biscuit creamer CBS/CBX Sabun/ Deterjen Fats Confectioneries Vegetable Ghee/ Vanaspati Biodiesel Gliserol PKO Palm Mid Fraction (PMF) CBE Biodiesel Asam Lemak Low Quality Margarine Substitute Vitamin A/E Fatty Alcohol Gliserol Fat Powder Surfaktan Fatty Amines/ Fatty Amides PFAD Soap Chips/ Soap Noodles/ metalic soap/ deterjen Surfaktan/ Food emulsifier Pelumas 45
KELAPA SAWIT : PANGAN 1. Vit. E dan Vit A 2. Frying/Cooking Oil 3. Vegetable Ghee/Vanaspati 4. Frying Fat 5. Margarine 6. Shortening 7. Coating Fat 8. Confectioneries Fat 9. Coffee Whitener 10. Biscuit Creamer 11. Filled Milk 12. CBE/CBS/CBX 13. Food Emulsifier 46
KELAPA SAWIT : OLEOKIMIA Fatty Acid Fatty Alcohol Glycerine 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Personal Cares and Cosmetics Soaps Candles Pharmaceuticals Lubricants and Grease Surfactants Industrial Chemicals Agrochemicals 47
KELAPA SAWIT : BIO ENERGI 1. Biodiesel 2. Green Gasoline 3. Bio briket/biopelet 4. Bio. Etanol 5. Gas metan 6. Green Diesel 48
LCA KELAPA SAWIT
SUSTANIBILITY KELAPA SAWIT PILLARS Environmental Social Economic INDICATORS 1. Life-cycle GHG emissions 9. Allocation and tenure of land for new 17. Productivity bioenergy production 2. Soil quality 10. Price and supply of a national food basket 18. Net energy balance 3. Harvest levels of wood resources 11. Change in income 19. Gross value added 4. Emissions of non-GHG air pollutants, including air toxics 12. Jobs in the bioenergy sector 20. Change in consumption of fossil fuels and traditional use of biomass 5. Water use and efficiency 13. Change in unpaid time spent by women and children collecting biomass 21. Training and re-qualification of the workforce 6. Water quality 14. Bioenergy used to expand access to 22. Energy diversity modern energy services 7. Biological diversity in the landscape 15. Change in mortality and burden of disease attributable to indoor smoke 23. Infrastructure and logistics for distribution of bioenergy 8. Land use and land-use change related to bioenergy feedstock production 24. Capacity and flexibility of use of bioenergy 16. Incidence of occupational injury, illness and fatalities
Kelapa (Cocos nucifera) Produk utama : - Kelapa - Kopra - Minyak kelapa Keseluruhan buah : 59% biji, 41% mesocarp Keseluruhan biji : 51% air, 39% minyak, 6% protein, 3% abu Daging endosperm : 46% air, 54% kopra Kopra : 67% minyak, 17% N-free extract, 5% protein, 2% abu, 4% serat 51
TANAMAN KELAPA & BAGIAN-BAGIANNYA Kulit luar (exocarp) Sabut (mesocarp) Tempurung (endocarp) Daging buah (flesh) Air 52
Tata Nama Biologi Binomial Nomenclature Kingdom : Plantae Subkingdom : Tracheobionta Division : Magnoliophyta Class : Liliopsida Subclass : Arecidae Order : Arecales Family : Arecaceae Genus : Cocos L. Species : Cocos nucifera L. 53
TANAMAN KELAPA q Banyak dijumpai di daerah tropis berpantai seperti di Philipina, India, Indonesia, Srilangka, dan Malaysia. q Lebih dari 90% lahan perkebunan kelapa di Indonesia adalah perkebunan rakyat. q Rata-rata produksi buah kelapa mencapai 1. 200 – 7. 500 kg/ha. q Pada kondisi iklim yang bagus, kelapa berproduksi penuh menghasilkan 12 -16 tandan per tahun dimana masing-masing tandan memiliki 8 -10 buah, atau dihasilkan 60 -100 buah per pohonnya. q Bagian utama tanaman kelapa yang paling banyak dimanfaatkan adalah bagian buah. q Bagian buah kelapa terdiri dari sabut (35 %), tempurung (12 %), daging buah (28 %) dan air (25 %). 54
PETA PRODUKSI KELAPA Tahun 2010 Luas Lahan Indonesia : 3, 8 juta Ha 55 Produksi : 3, 3 Juta Ton
POTENSI INDUSTRI KELAPA Pohon kelapa memiliki manfaat yang sangat besar dalam kehidupan manusia. Akar Batang Daun Buah Air Daging Sabut Tempurung nata de coco, cuka, minuman kesehatan, sirup, sampai kecap kopra putih, minyak kelapa, biodiesel, santan, dan kelapa segar karpet, keset, geotekstil, jok kendaraan, mebel, pengganti palet kayu dan plastik, matras, tali, media tanam dan dashboard karbon aktif, arang, kerajinan, absorben 56
TEKNOLOGI PENGOLAHAN MINYAK KELAPA 1 Metode Rendering 2 Metode Kempa/ Press 3 Metode Ekstraksi Pelarut 4 Metode Enzimatis Daging buah – pemarutan – penambahan air - pemerasan – pemisahan (santan kental) – penggorengan/sentrifugasi minyak goreng+blondo Pencacahan kopra – pemanasan - pengepresan – minyak+ampas Ampas - digiling – pemanasan - pengepresan – minyak Pencacahan kopra – penyimpanan diruang ekstraksi, pelarut di ruang penguapan - ekstraksi 3 jam - minyak Daging buah – santan – penambahan enzim protease – 57 pemisahan minyak dan air
PENGOLAHAN MINYAK KELAPA Air Daging kelapa Pemarutan (Crusher) Pemasakan (Cooking Pan) Minyak Kelapa Press Santan (Screw press) Santan kelapa Krim Pemisahan (Setler Tank) Blondo Skim Pengepressan Penyaringan (Filter Press) Deodorisasi Filtrasi Penampungan 58 Minyak (Collecting Tank)
NERACA MASSA PENGOLAHAN KELAPA Air Kelapa 25% Minyak Kelapa 8. 4% Buah Kelapa Daging Kelapa 28% Ampas 19. 6% Tempurung 12% Sabut 35% 59
Komposisi Zat Gizi Daging Buah Kelapa Buah Zat Gizi Kalori (K) Setengah Tua Muda Tua 68 180 359 1 4 3, 4 0, 9 13 34, 7 Karbohidrat (gram) 14 10 14 Kalsium (mg) 17 8 21 Fosfor (mg) 30 35 21 Besi (mg) 1 1, 3 2 Vitamin A (SI) 0 10 0 Vitamin B-1 (mg) 0 0, 5 0, 1 Vitamin C (mg) 4 4 2 83, 3 70 46, 9 53 53 53 Protein (gram) Lemak (gram) Air (gram) Bagian yang dapat dimakan Sumber : www. ristek. go. id 60
SIFAT FISIKO KIMIA MINYAK KELAPA Sifat Kanduangn air dan kotoran Kadar asam lemak bebas Warna (lovibond) R/Y max. Bilangan penyabunan Bilangan iod Bilangan peroksida Melting point (o. C) Indeks refraksi (40 o. C) Crude 1 3 12/75 2, 0 Cochin 0, 1 0, 07 1/10 250 - 264 7 – 12 0, 5 24 – 26 1, 448 – 1, 450 RBD 0, 03 0, 04 1/10 250 – 264 7 – 12 0, 5 24 – 26 1, 448 – 1, 450 61
KOMPOSISI ASAM LEMAK MINYAK KELAPA 62
Pohon Industri Kelapa Nata de coco Fresh Coconut Desert Air Kelapa Coconut Water Asam Cuka Coconut Vinegar Kecap Kelapa Coconut Souce Minuman Air Kelapa Coconut Soft Drink BUAH KELAPA Coconut Daging Kelapa Coconut Meal Tempurung Coconut Shell Low Fat Desicated Coconut Concentred Coconut Desicated Coconut Santan Pasteurisasi Pasteurization Coconut Milk Daging Kelapa Parut Meal Broken Coconut Santan Kelapa Coconut Milk Kulit Ari Daging Kelapa Skin Meal Coconut Shake Virgin Oil Kopra Copra KELAPA Coconut Virgin Oil Tepung Tempurung Shell Coconut Powder Arang Shell Charcoal Coco Cake Minyak Kelapa Coconut Oil Bungkil Kopra Cake Tepung Arang Shell Charcoal Powder Karbon Aktif Actived Carbon Sabut Coco Fiber BATANG KELAPA Furniture Coconut Gabus Sabut Kelapa Coco Peat Media Tumbuh Growth Media Serat Sabut Kelapa Coco Fiber Corflex Bahan Bangunan Material Building Sabut Berkaret Rubbered Coco Fiber LIDI KELAPA Coconut Stick Kerajinan Handicrafts Matras BUNGA KELAPA Coconut Flowers Gula Kelapa Coconut Sugar Gula Semut Coconut Palm Sugar Shake Milk Santan Pasta Coco Milk Cream Tepung Santan Coco Milk Powder Minyak Kelapa Coconut Oil Sirop Kelapa Coconut Ciroop Madu Kelapa Coconut Honey 63
Produk Oleokimia dari Minyak Kelapa 64
STANDAR MUTU MINYAK KELAPA SNI 01 -3741 -2002 No Kriteria uji 1 1. 2 1. 3 2 3 4 Keadaan Bau Rasa Warna Kadar Air Bilangan asam Asam linoleat (C 18: 3) dalam komposisi asam lemak minyak Cemaran logam Timbal (pb) Timah (Sn) Raksa (Hg) Tembaga (Cu) Cemaran Arsen (As) Minyak Pelikan** 5 5. 1 5. 2 5. 3 5. 4 6 7 Persyaratan Mutu I Satuan % b/b mg KOH/gr Mutu II Normal Putih, kuning pucat sampai kuning maks 0, 1 maks 0, 3 maks 0, 6 maks 2 % maks 2 mg/kg mg/kg maks 0, 1 maks 40, 0*/250 maks 0, 05 maks 0, 1 negatif Catatan * Dalam kemasan kaleng Catatan ** Minyak pelikan adalah minyak yang tidak dapat disabunkan maks 2 maks 0, 1 maks 40, 0*/250 maks 0, 05 maks 0, 1 negatif 65
Kakao (Theobroma cacao) Tanaman kakao diperkenalkan oleh orang Spanyol pada tahun 1560 di Minahasa, Sulawesi Utara Di Pulau Jawa penanaman kakao dilakukan sekitar tahun 1880, akibat tanaman kopi Arabika mengalami kerusakan akibat terserang penyakit karat daun (Hemileia vastatrix) 66
Kakao (Theobroma cacao) Komposisi buah kakao -50% kulit -50% biji Biji kakao : - 58% minyak -13% protein - 3% abu - 10% serat - 5% air - 10% N-free extract -Pod kakao kaya pektin -Pulp & biji difermentasi dan dipanggang bahan baku industri -Cocoa butter hasil samping dari industri kokoa bubuk -kulit pakan hewan 67
TANAMAN DAN BUAH COKLAT Klasifikasi botani tanaman kakao : Divisi : Spermatophyta Sub divisi : Angiospermae Kelas : Dicotyledonae Keluarga : Sterculiaceae Genus : Theobroma Spesies : Theobroma cacao L. 68
PETA PRODUKSI KAKAO Tahun 2010 Luas Lahan Indonesia : 1, 7 juta Ha 69 Produksi : 809 Ribu Ton
Penyebaran Industri Kakao di Indonesia 70 Sumber : Pusdatin Deprin, 2006
PENGOLAHAN BIJI KAKAO Buah Kakao Pemecahan Pemerasan Lendir Cangkang Pulp Fermentasi Perendaman & Pencucian Pengeringan Biji Kakao Kering 71
A. PENGUPASAN BUAH Setelah pemanenan, buah segera dikupas atau dipecahkan baik dengan pisau, arit ataupun dengan pemukul kayu. Pengupasan dilakukan dengan membelah buah baik melintang maupun membujur tanpa mengenai biji di dalamnya. Alat yang dipergunakan haruslah setajam mungkin sehingga menghindari penggunaan tenaga waktu pengupasan dan kulit dapat terpotong atau tersayat. 72
B. FERMENTASI Tujuan proses fermentasi : 1. Mematikan aktivitas biologis biji coklat tersebut, sehingga perubahan-perubahan yang penting di dalam buah dapat dengan mudah terjadi. Perubahan yang terjadi : perubahan warna keping biji, meningkatnya aroma dan rasa serta perbaikan kosistensi keping biji coklat. 2. Melepaskan pulp dari keping biji, memperlonggar kulit biji, sehingga setelah proses pengeringan kulit ini mudah dilepaskan dari keping biji. 73
Perbedaan biji setelah dan sebelum fermentasi Parameter Keadaan kulit Difermentasi Tidak difermentasi Lunak Getas Warna pada bagian dalam kulit Bersih dan pucat Terdapat warna coklat gelap Kondisi kecambah Potongan, putih Potongan, coklat tua Kepadatan keping biji Seperti kulit atau seperti keju Potongan keping biji Putih kotor/ abu-abu Rasa Pahit dan pedas Aroma (tidak disangrai) Seperti rasa tanah lemah Aroma (disangrai) Seperti biji umumnya Rapuh/getas Coklat Berkurang bila ditambah coklat Asam dan bau lemah Bau coklat 74
Tingkat kesempurnaan reaksi fermentasi dapat dilihat dari hasil uji belah. Mutu Biji Baik : Selama proses fermentasi : ungu - coklat berongga (tepat 5 hari) CACAT MUTU FERMENTASI -Slaty (ungu keabu-abuan) -Rapuh, berbau, berjamur Fermentasi terlalu singkat (< 3 hari) Fermentasi terlau lama (> 5 hari) Uji Belah (Cut Test) : Slaty Ungu sebagian Ungu penuh Berjamur Fermentasi Penuh 75
PENYANGRAIAN • Coklat yang diperdagangkan antar negara merupakan coklat mentah, yang tidak bisa segera dikonsumsi dan tidak mempunyai bau serta aroma coklat yang khas. • Tujuan penyangraian : - menimbulkan aroma serta bau coklat yang khas - mengeraskan kulit biji sehingga mudah dilepaskan dari keping biji pada waktu proses penggilingan. - memudahkan penghancuran keping biji pada waktu proses penggilingan. • Proses penyangraian ini dipengaruhi oleh waktu dan suhu penggarangan, selain dipengaruhi juga alatnya sendiri. 76
Perubahan kandungan kimia biji coklat Coklat campuran Komponen Coklat St. Thome Coklat trinidad Penyangraian Sebelum Sesudah 5, 13 3, 71 4, 70 3, 46 5, 58 3, 89 54, 22 53, 63 53, 76 53, 26 50, 64 Abu 1, 46 1, 51 2, 52 2, 64 2, 60 2, 86 Pati 7, 31 7, 70 8, 89 8, 94 9, 55 9, 28 11, 99 12, 01 11, 18 11, 43 11, 62 11, 00 Theobromin 1, 09 1, 06 0, 89 0, 80 0, 74 0, 64 Caffein 0, 44 0, 43 0, 18 0, 22 0, 38 0, 34 Air Lemak Protein 77
Sifat Fisiko Kimia dan Komposisi Kimia Lemak Coklat Sifat-sifat 1. Bilangan iod 2. Bilangan penyabunan 3. Titik leleh 4. Komposisi asam lemak Asam miristat (14: 10) Asam palmitat (16: 0) Asam palmitoleat (16: 1) Asam stearat (18: 0) Asam oleat (18: 1) Asam linoleat (18: 2) Asam linolenat (18: 3) Nilai 33 -42 188 -198 32 -35 o. C 0. 1 25. 4 0. 2 33. 2 32. 6 2. 8 0. 1 78
Komposisi Kimia Pulp Coklat Komponen Air Albuminoid Jumlah (%) 80 - 90 0, 5 – 0, 7 Glukosa 8 – 13 Sukrosa 0, 4 – 1, 0 Pati Asam tak menguap Besi oksida Garam-garam Trace 0, 2 – 0, 4 0, 03 0, 4 – 0, 45 79
Pohon Industri Kakao 80
Kakao Kering Pohon Kakao Pasta Kakao Lemak Kakao Bungkil Kakao Makanan Kakao 81 Bubuk Kakao
STANDAR MUTU BIJI KAKAO SNI 01 -2323 -2002 No Jenis uji Satuan Persyaratan 1 2 3 Serangga hidup Kadar air Biji berbau asap dan atau abnormal dan atau berbau asing Kadar biji pecah Kadar kotoran (waste) Kadar benda asing Kotoran mamalia % b/b tidak ada maks. 7, 5 tidak ada 4 5 6 7 % b/b maks. 2, 5 maks. 0, 2 maks 0, 1 CATATAN 1. 2. Total kadar kotoran dan kadar benda asing % b/b maksimum 2, 5 %. Total kadar benda asing dan kotoran mamalia % b/b maksimum 0, 2 %. 82
ISTILAH - ISTILAH Cacao (kakao) – ditetapkan oleh aturan FDA untuk menjelaskan biji kakao yang menjadi sumber atau bahan untuk coklat pasta (chocolate liquor), minyak coklat (cocoa butter), dan tepung coklat (cocoa powder). Chocolate liquor (pasta coklat) - adalah dihasilkan dengan menggiling nib dari kakao (inti biji kakao) menjadi cairan yang halus, di Amerika coklat pasta kadang-kadang juga disebut coklat, atau coklat pahit, coklat masak, atau coklat tanpa gula. Sementara di Kanada dan Eropa dinamai coklat masa (cocoa liquor). Cocoa butter (lemak coklat) - adalah kandungan lemak alami yang terdapat pada biji kakao. Kandungan lemak coklat pada biji coklat umumnya berkisar antara 50 - 60%, dengan sisanya ampas yang tidak mengandung (sedikit) minyak. Cocoa or cocoa powder (tepung coklat) - adalah produk yang dihasilkan dari ampas biji kakao yang telah diambil minyaknya yang kemudian digiling 83 menjadi tepung yang halus.
Contoh Olahan Coklat Produk coklat : Wafer Coklat Bar (Milk Coklat, Dark Coklat) Meses Coklat Blok Coklat Chip 84
JARAK PAGAR (JATROPHA CURCAS) Biji jarak pagar - 18% protein - 15, 5% serat - 38 % lipid - 5, 3% abu - 17% karbohidrat - 6, 2% air Produktivitas tanaman jarak berkisar antara 3, 0 – 4, 0 kg biji/pohon/tahun 85
PETA PRODUKSI JARAK Tahun 2010 Luas Lahan Indonesia : 5. 274 Ha Produksi : 4. 279 Ton 86
Biji jarak Pengepresan Bungkil jarak Minyak jarak kasar DIAGRAM ALIR PROSES PENGEPRESAN BIJI JARAK MENGGUNAKAN METODE PENGEPRESAN BERULIR 87 Minyak jarak bening
SIFAT FISIKO KIMIA MINYAK JARAK Sifat Titik nyala Densitas pada 15 o. C Viskositas pada 30 o. C Residu karbon Kadar abu sulfat Titik tuang Kadar air Kadar sulfur Bilangan asam Bilangan iod Satuan o. C g/cm 3 mm 2/s % (m/m) o. C ppm mg KOH/g g iod/100 g minyak Nilai 236 0, 9177 49, 15 0, 34 0, 007 -2, 5 935 <1 4, 75 96, 5 88
Komposisi Asam Lemak Jarak Pagar Asam Lemak Minyak (%) Jarak Pagar Jenuh : -Kaproat -Kaprilat -Kaprat - Laurat (C 12) - Miristat (C 14) - Palmitat (C 16) 14, 2 - Stearat (C 18: 0) 6, 9 Tidak Jenuh : - Oleat (C 18: 1) 43, 2 - Palmitoleat (C 16: 1) - Linoleat (C 18: 2) 34, 3 - Linolenat C 18: 3) Sumber : Swern (1979), Godin dan Spensley (1971), Huy (1996) 89
Diagram berbagai proses pengolahan dan penggunaan minyak jarak pagar Dehidrasi sempurna Minyak mengering Dehidrasi sebagian Hidrogenasi Penyabunan Sulfonasi Minyak jarak Esterifikasi Minyak tidak mengering Lilin dan lemak Industri cat, vernis dan lain -lain Industri minyak motor (pelumas, minyak rem) Industri plastik, kosmetik dan farmasi Sabun Minyak turkey merah Non drying plasticizer Industri tekstil (drying, finishing) Industri plastic (nitro cellusa, lacquer) Blow Oil Industri plastic (artificial leather, lacquer) alkohol Industri kimia asam Industri kimia Sebasic Acid 90 Industri tekstil
Kosmetik Lainlain Sabun Bahan kimia APLIKASI MINYAK JARAK Rolling oil Teksti l Cat & vernis Plasti k Pelumas Minyak rem Farmasi 91
Proses Konversi Jarak Pagar Menjadi Biofuel Biji Jarak Pagar Ekstraksi Mekanik CJO Cake Filtrasi Proces Minyak Bakar Biopelet Purifikasi Bahan Aditif Biobriket Esterifikasi Transesterifikasi PPO Metil Ester (Biodiesel) Mikroba Hydroprocessing Green diesel Cracking 92 Biogas Green gasoline
Pembuatan Pupuk Organik dari Bungkil Biji Jarak Pagar Teknologi proses pembuatan kompos Pembuatan SOP kompos 93
Pembuatan Arang Briket dari Bungkil Biji Jarak Pagar Bungkil pres biji jarak Arang briket jarak Mesin penghalus Mesin pencetak Karbonisasi 94 Kompor briket
JARAK KEPYAR (RICINUS COMMUNIS) Komponen utama : Asam ricinolat (>80%) Biji jarak kepyar -17% protein -17% serat -48% lipid -3% abu -9% N-free extract -6% air 95
POTENSI PEMANFAATAN MINYAK JARAK KEPYAR Industri Cat, Vernis, dll Industri Farmasi, Plastik dan Kosmetik Industri Tekstil Minyak Pengering Lemak dan Wax Hidrogenasi Industri Plastik (Artificial Leather Lacquer) Blow Oil Saponifikasi Sabun Dehidrasi Sempurna Minyak Jarak Sulfonasi Red Turkey Oil Sebasic Acid Industri Plastik Alkohol Industri Kimia Dehidrasi Parsial Minyak Bukan Pengering Industri Pelumas Asam Esterifikasi Non Drying Plasticizer Industri Plastik (Nitro 96 Cellulose, Lacquer)
STANDAR MUTU MINYAK JARAK KEPYAR SNI 01 -1904 -1990 No 1 Jenis Mutu Satuan Persyaratan Mutu II Warna kombinasi 2, 2 kuning dan Warna kombinasi 2, 2 kuning 0, 3 merah dan 0, 3 merah Jernih dan bebas dari benda tersuspensikan Tidak bau 0, 25 0, 35 Dalam perbandingan 1 bagian berat minyak dengan 3, 5 bagian berat alkohol (95%) campuran tetap jernih selama 5 menit pada tetap jernih selama 5 menit kondisi pengujian pada kondisi pengujian 0, 961 – 0, 963 0, 961 – 1, 963 Warna, skala warna Lovibond Kenampakan - 3 4 5 Bau Kadar air, b/b Kelarutan dalam etanol 95% pada suhu 25 o. C % - 6 Bobot jenis 25 o. C/25 o. C - 7 8 Indeks bias nd 25 Bilangan Jodium (Metode Wijs) Bilangan penyabunan Kadar zat yang tidak tersabunkan, b/b Bilangan asetil Bilangan asam - 1, 475 – 1, 479 82 - 90 % 177 - 187 0, 7 177 - 187 1, 0 % % 140 2 2 9 10 11 12 - 97
NYAMPLUNG (CALOPHYLLUM INOPHYLLUM) 98
KEMIRI SUNAN (ALEURITES TRISPERMA) 99
BINTARO (CERBERA MANGHAS) 100
BIJI KARET Biji karet terdiri atas 45 -50 persen kulit bji yang keras berwarna coklat dan 50 -55 persen daging biji yang berwarna putih. Biji karet segar terdiri atas 34, 1% kulit, 41, 2 isi dan 24, 4% air. Kandungan minyak dalam biji karet sekitar 45 -50 persen 101
MIKROALGA Mikro. Alga atau fitoplankton adalah organisme tumbuhan berukuran seluler dan hidup di wilayah perairan serta merupakan produsen primer yang mampu berfotosintesis seperti tumbuhan tingkat tinggi. Mikroalga mengandung protein, lemak, asam lemak tak jenuh, pigmen, dan vitamin. Kandungan lemak (lipid) dan asam lemak (fatty acid) yang ada di dalam mikroalga merupakan sumber energi. Kandungan ini dihasilkan dari proses fotosintesis yang merupakan hidrokarbon
KEUNGGULAN MIKROALGA 1. Keanekaragaman mikroalga sangat tinggi di wilayah tropis termasuk Indonesia 2. Sistem yang digunakan untuk mengolah mikroalga menjadi oilgae dapat menurunkan emisi CO 2 3. Mikroalga dapat memperbanyak diri dalam 24 jam sehingga dapat dipanen setiap minggu 4. Kandungan minyak mencapai 50% berat kering 5. Lingkungan perairan yang merupakan habitat mikroalga adalah faktor pendukung terhadap kebutuhan air, CO 2 dan nutrien untuk melakukan proses fotosintesis
MIKROALGA DAN BIOFUEL Lebih dari 50% biomas mikroalga adalah oil Mikroalga tidak bersaing dengan tumbuhan darat dalam penggunaan lahan Mikroalga dapat bertahan hidup pada air dengan salinitas tinggi dan air sisa buangan
Spesies Mikroalga Laut Tropis Penghasil Biofuel Dunaliella salina Chlorella sp Isochrysis galbana Phaeodactilum tricornutum Nannochlopsis oculata Scenedesmus dimorphous
TIPE MIKROALGA POTENSIAL Botryococcus braunii Memiliki 61% oil dari biomas � Kandungan oil berkurang 31% dalam keadaan stress � Tumbuh optimum pada suhu 22 -25 o. C � www. kluyvercentre. nl/content/ documents/Verslag 2 biodiesel. Baarnsch. Lyceum. pdf -
MEDIA TUMBUH KOLAM PEMELIHARAAN TERBUKA
Tabung Fotobioreaktor
PROSES PENGOLAHAN Ekstraksi dengan Pressing Ekstraksi secara kimia Ekstraksi dengan super kritical
- Slides: 109