ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY W 35 TAHUN DENGAN

  • Slides: 41
Download presentation
ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. W (35 TAHUN) DENGAN KEHAMILAN ± 12 MINGGU KOMPLIKASI ABORTUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. W (35 TAHUN) DENGAN KEHAMILAN ± 12 MINGGU KOMPLIKASI ABORTUS INKOMPLETUS DI RUANG SERUNI LT. III RSUD TARAKAN JAKARTA Oleh: RINNA SEPTIANY SUPENDI NIM : 07044 AKADEMI KEPERAWATAN YAYASAN RS. JAKARTA 2010

Latar Belakang Data WHO: terjadinya abortus cukup tinggi. Sekitar 15– 40% angka kejadian, pada

Latar Belakang Data WHO: terjadinya abortus cukup tinggi. Sekitar 15– 40% angka kejadian, pada ibu yang sudah dinyatakan positif hamil (>35 Tahun) dan 60 – 75% angka abortus terjadi sebelum usia kehamilan mencapai 12 minggu Menurut Affandi (2000). Abortus di Indonesia diperkirakan 2, 3 juta/tahun. Sebanyak 600. 000 kasus: kegagalan penggunaan kontrasepsi, sebanyak 720. 000 kasus: masalah ekonomi, dan sebanyak 1. 000 kasus abortus spontan. AKI di Indonesia masih di dominasi perdarahan 42 %, ekslamsi 13% & infeksi 10 % ( BKKBN, 2005 ). Terbesar Riau: 35, 96%, Terendah Papua : 7, 72%. (Siti Mulyati, 2002). Di RSUD Tarakan Jakarta, abortus 34 kasus dari 407 Ibu hamil, 6 bulan terakhir Februari-Jul. I 2010. Ibu hamil komplikasi 89 orang, abortus: 34 orang (38. 2%), abortus imminens 4 orang (4. 49%), abortus insipiens 8 orang (17%%), abortus kompletus 1 orang (1. 12%) dan abortus inkompletus 21 orang (23. 6%). Kasus abortus urutan ke-1 dan komplikasi lainnya: pre eklampsi 24 orang (27%), hiperemesis gravidarum 21 orang (23. 5%), KET 10 orang (11. 2%) (Medical record RSUD Tarakan Jakarta, 2010).

Peran Perawat Promotif melakukan penyuluhan mengenai gizi baik untuk ibu hamil dan tanda-tanda resiko

Peran Perawat Promotif melakukan penyuluhan mengenai gizi baik untuk ibu hamil dan tanda-tanda resiko ibu hamil. Preventif melakukan pemeriksaan USG secara berkala : 1 kali sebulan (sampai bulan ke-6), 2 kali sebulan (dari bulan ke-7 sampai bulan ke-9), 1 kali seminggu pada bulan terakhir. (Wahyu Purwaningsih, 2010: hal. 52), dengan memeriksakan klien ke petugas kesehatan Kuratif harus mencari pusat pelayanan kesehatan untuk dilakukan pengobatan seperti diberikan obat anti perdarahan, diberikan tranfusi darah dan cairan-elektrolit, dan dilakukan curretage Rehabilitative harus banyak istirahat, tidak boleh stress, makanan yang tinggi karbohidrat dan protein dan memberikan konseling mengenai alat kontrasepsi pasca abortus untuk mencegah kehamilan karena kurang lebih 3 bulan ibu tidak dianjurkan untuk hamil. (Rukiyat, 2010: hal. 154).

 TINJAUAN TEORI ABORTUS DAN ASUHAN KEPERAWATAN Pengertian Abortus adalah berakhirnya kehamilan dengan pengeluaran

TINJAUAN TEORI ABORTUS DAN ASUHAN KEPERAWATAN Pengertian Abortus adalah berakhirnya kehamilan dengan pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup diluar kandungan dengan usia gestasi kurang dari 20 minggu dan berat janin kurang dari 500 gram (Mitayani, 2009: hal. 22) Abortus inkompletus : perdarahan pada kehamilan muda dimana sebagian dari hasil konsepsi telah keluar dari kavum uteri melalui kanalis serviks yang tertinggal pada desidua atau plasenta. ( Rukiyat, 2010: hal. 143) Jadi kesimpulan dari abortus inkompletus adalah pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada kehamilan sebelum 20 minggu yang bisa menyebabakan perdarahan pada kehamilan muda dimana sebagian dari hasil konsepsi telah keluar dari kavum uteri melalui kanalis serviks yang tertinggal pada desidua atau plasenta.

Adaptasi fisiologi kehamilan Perubahan sistem kardiovaskuler Perubahan sistem endokrin Perubahan sistem pernapasan Perubahan sistem

Adaptasi fisiologi kehamilan Perubahan sistem kardiovaskuler Perubahan sistem endokrin Perubahan sistem pernapasan Perubahan sistem gastrointestinal Perubahan sistem reproduksi Perubahan dinding perut dan kulit Perubahan sistem gastrointestinal

Adaptasi Psikologi kehamilan 1. Sressor pada kehamilan a. Pengaruh hormonal b. Hubungan suami istri

Adaptasi Psikologi kehamilan 1. Sressor pada kehamilan a. Pengaruh hormonal b. Hubungan suami istri c. Ingin support berlebihan d. Perubahan hubungan e. Ketidaknyamanan fisik f. Keluarga g. Perubahan body image h. Khawatir keadaan bayi i. Emosi 2. Perubahan psikologi kehamilan 1. Perubahan trimester 1 (13 bulan) 2. Perubahan trimester 2 (46 bulan) 3. Perubahan trimester 3 (79 bulan)

PENYEBAB Faktor janin, faktor ibu, faktor bapak, faktor genetic, faktor anatomi genital, faktor endokrin,

PENYEBAB Faktor janin, faktor ibu, faktor bapak, faktor genetic, faktor anatomi genital, faktor endokrin, faktor infeksi, faktor imunologi, Manifestasi klinis Perdarahan banyak/sedikit (stosel), amenorhea, sakit perut, mulas– mulas, sudah keluar fetus penyakit-penyakit kronis, atau jaringan, terjadi infeksi alat obat-obat rekreasional dan genital: demam, nadi cepat, faktor nutrisi berbau, uterus membesar dan lembek, nyeri tekan, leukositosis. Pada PD abortus baru saja didapati serviks terbuka, diraba

. Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi Kelainan plasenta Oksigenasi plasenta terganggu Infeksi akut Kelainan traktus

. Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi Kelainan plasenta Oksigenasi plasenta terganggu Infeksi akut Kelainan traktus genitalis Toksin, bakteri virus Perdarahan dalam desidua basalis Nekrosis jaringan sekitar Hasil konsepsi lepas (aborsi) Villi korialis menembus lebih dala (8 -14 minggu) Villi korialis menembus desidua (< 8 minggu) Lepas sebagian Tindakan curretage Nyeri Resiko infeksi Lepas seluruhnya perdarahan Anxietas. ketakutan Kurangnya volume cairan Perubahan perfusi jaringan

Penatalaksanaan Medis Tes Diagnostic Diagnosis abortus inkomplit ditegakkan berdasarkan : 1. Anamnesis 2. Pemeriksaan

Penatalaksanaan Medis Tes Diagnostic Diagnosis abortus inkomplit ditegakkan berdasarkan : 1. Anamnesis 2. Pemeriksaan Fisis 3. Pemeriksaan Penunjang : Pemeriksaan laboratorium berupa tes kehamilan, hemoglobin, leukosit, waktu bekuan, waktu perdarahan, trombosit. , dan GDS. Pemeriksaan USG ditemukan kantung gestasi tidak utuh, ada sisa hasil konsepsi. Terapi 1. Dalam keadaan gawat karena kekurangan darah, dapat dipasang infuse dan transfuse darah. 2. Diikuti kerokan: 3. Pengobatan : berikan uterotonika, antibiotika untuk menghindari infeksi.

Diagnosa Keperawatan 1. Kekurangan volume cairan b/d kehilangan cairan vaskuler dalam jumlah berlebih. 2.

Diagnosa Keperawatan 1. Kekurangan volume cairan b/d kehilangan cairan vaskuler dalam jumlah berlebih. 2. Perubahan perfusi jaringan b/d hipovolemia 3. Ketakutan b/d ancaman kematian pada diri sendiri dan janin 4. Nyeri b/d dilatasi serviks, trauma jaringan, dan kontraksi uterus. 5. Resiko tinggi terjadi infeksi b/d penahanan hasil konsepsi, perdarahan, kondisi vulva lembab. 6. Intoleransi aktivitas b. d kelemahan fisik, penurunan sirkulasi

TINJAUAN KASUS A. Identitas Klien bernama Ny. W, berumur 35 tahun , masuk pada

TINJAUAN KASUS A. Identitas Klien bernama Ny. W, berumur 35 tahun , masuk pada tanggal 28 - Juli-2010, jam masuk pada pukul 19. 15 WIB di ruang Seruni RSUD Tarakan Jakarta di kamar 303, agama Islam, suku Sunda, pendidikan SD, status perkawinan kawin, dan merupakan kawin ketiga. B. Analisa Data dan Diagnosa Keperawatan 1. Kurangnya volume cairan b/d kehilangan vaskuler dalam jumlah berlebihan DS: Klien mengatakan pusing saat turun dari tempat tidur apalagi ke toilet, masih ada keluar darah sedikit ± 1 softex dan warna darah merah terang DO: Keadaan umum sedang, kesadaran composmentis, Pada saat dilakukan pemeriksaan TTV N=96 x/menit, irama teratur denyut kuat, TD=100/60 mm. Hg, S=36, 5ºC, RR= 20 x/menit. , Konjungtiva anemis, Membran mukosa kering, bibir pecah-pecah, minum 500 cc dalam, 6 jam (2000 cc=24 jam), Klien mengganti pembalut 2 x/hari, darah masih keluar, ± 120 cc, warna merah, bau khas, Klien tampak lemas, Terpasang infuse RL 30 tpm, Hasil lab Hb= 6. 6

2. Resiko penyebaran infeksi b/d Penahanan hasil konsepsi dan perdarahan. DS: a). Klien mengatakan

2. Resiko penyebaran infeksi b/d Penahanan hasil konsepsi dan perdarahan. DS: a). Klien mengatakan masih ada keluar darah sedikit ± 1 softex dan warna darah merah terang DO: a). Keadaan umum sedang, kesadaran composmentis, Pada saat dilakukan pemeriksaan TTV N=96 x/menit, irama teratur denyut kuat, TD=100/60 mm. Hg, S=36, 5ºC, RR= 20 x/menit. b). Klien mengganti pembalut 2 x/hari, darah masih keluar, ± 120 cc, warna merah, bau khas c). Klien tampak lemas dan pucat d). Hasil Lab: Leukosit 16. 800/mm 3 e). Hasil USG = Adanya kantong kehamilan, terdapat perdarahan pada uterus dan masih ada jaringan yang tersisa.

3. Resiko kekurangan nutrisi b/d intake in adekuat DS: a). Klien mengatakan kurang nafsu

3. Resiko kekurangan nutrisi b/d intake in adekuat DS: a). Klien mengatakan kurang nafsu makan b). Klien mengatakan ada alergi /pantangan makanan, yaitu telor, udang, ikan asin c). Klien mengatakan selama hamil nafsu makan berkurang walaupun setiap hari klien makan 3 x. d). Klien mengatakan BB sebelum hamil 47 kg, dengan TB 160 cm. tetapi BB saat ini menjadi 46 kg. Akibat kurang nafsu makan. DO: a). Konjungtiva anemis b). Ada pantangan dan toleransi makanan yaitu telor, udang, ikan asin, klien menghabiskan 1/4 porsi dari makanan yang disediakan. c). BB sekarang 46 kg, TB 160 cm, LLA 15. 2 cm. IMT (bb/tb 2(cm-m))= (46/1. 602=46/2. 56=17. 9=kurus). (N= 18 -24) d). Hasil lab Hb= 6. 6 gr/dl

4. Intoleransi aktivitas b/d kelemahan fisik DS: a). Klien mengatakan pusing saat turun dari

4. Intoleransi aktivitas b/d kelemahan fisik DS: a). Klien mengatakan pusing saat turun dari tempat tidur apalagi ke toilet. b). Klien mengatakan masih merasa lemas c). Klien mengatakan selama dirumah sakit tidak beraktivitas karena mengalami abortus dan tidur kurang ± 3 jam. DO: a). Klien tampak lemas, muka klien tampak pucat. b). Konjungtiva anemis c). Hasil lab Hb= 6. 6 gr/dl d). Keadaan umum sedang, kesadaran composmentis, Pada saat dilakukan pemeriksaan TTV N=96 x/menit, irama teratur denyut kuat, TD=100/60 mm. Hg, S=36, 5ºC, RR= 20 x/menit.

5. Kurangnya pengetahuan b/d kurangnya informasi DS a). Klien mengatakan saat ini tidak tahu

5. Kurangnya pengetahuan b/d kurangnya informasi DS a). Klien mengatakan saat ini tidak tahu sedang hamil karena klien terbiasa setiap bulannya siklus menstruasi tidak teratur, bisa lebih cepat bisa lebih lambat. b). Klien mengatakan pernah menggunakan KB suntik tahun 2002 sampai 2004, selama menggunakan alat kontrasepsi klien memiliki masalah tidak mendapat haid, kurang nafsu makan dan berat badan menjadi turun. c). Klien mengatakan ingin menggunakan alat kontrasepsi lagi tetapi masih bingung harus menggunakan kontrasepsi seperti apa yang sesuai dengan kondisinya saat ini d). Klien mengatakan ada alergi obat, dan sudah tidak mempunyai keinginan untuk hamil kembali DO: Klien sering bertanya-tanya tentang KB, tampak klien ingin dilakukan penyuluhan tentang KB.

6. Kerusakan Integritas kulit b/d alergi obat dan makanan DS: a). Klien mengatakan ada

6. Kerusakan Integritas kulit b/d alergi obat dan makanan DS: a). Klien mengatakan ada alergi obat (penicillin), b). Klien mengatakan ada alergi /pantangan makanan, yaitu telor, udang, ikan asin. c). Klien mengatakan kadang tanpa sadar suka menggaruk lukanya karena gatal. DO: a). Turgor kulit sedang, warna kulit kemerahan, kebersihan kulit kotor apalagi kulit terdapat lesi dibagian lengan dan betis akibat alergi obat dan makanan (Tampak seperti koreng)

C. Perencanaan Diagnosa Pertama: a). Observasi keluhan umum dan keadaan klien. b). Observasi tanda-tanda

C. Perencanaan Diagnosa Pertama: a). Observasi keluhan umum dan keadaan klien. b). Observasi tanda-tanda vital/TTV c). Observasi perdarahan: Jumlah, warna, bau. d). Observasi hasil USG dan Lab (Hb, Ht, Eritrosit) e). Observasi tetesan infuse RL 30 pm f). Anjurkan klien untuk minum banyak (>2000 -2500 cc) g). Monitor Intake dan output 24 Jam h). Informed consent pada keluarga untuk dilakukan curretage yang dilakukan oleh dokter spesialis kandungan. Kolaborasi : i). Kolaborasi dengan dokter kandungan untuk melakukan tindakan curettage. j). Kolaborasi dalam pemberian obat : Oksitosin IV k). Kolaborasi dalam Pemberian sujmlah cairan pengganti : tranfusi darah : Jenis, jumlah.

Diagnosa kedua Mandiri: a). Observasi perdarahan: jumlah, warna, bau. b). Informed consent pada keluarga

Diagnosa kedua Mandiri: a). Observasi perdarahan: jumlah, warna, bau. b). Informed consent pada keluarga untuk dilakukan curretage yang dilakukan oleh dokter spesialis kandungan. c). Terangkan pada klien pentngnya perawatan vulva hygne selama masa perdarahan d). Lakukan perawatan vulva e). Anjurkan pada suami agar tidak melakukan hubungan senggama selama masa perdarahan. f). Terangkan pada klien cara mengidentifikasi infeksi : gatal, suhu tubuh meningkat, merasa panas. Kolaborasi : g). Berikan obat antibiotic : Amoxicilin h). Kolaborasi dengan dokter kandungan untuk melakukan tindakan curettage

Diagnosa ketiga Mandiri: a). Beri makan dalam keadaan hangat dan minum air hangat b).

Diagnosa ketiga Mandiri: a). Beri makan dalam keadaan hangat dan minum air hangat b). Beri makan sedikit tapi sering c). Beri makanan kesukaan d). Hindari makanan pantangan penyebab alergi e). Lakukan kebersihan mulut setiap sebelum dan sesudah makan f). Hindari makanan yang membuat mual Kolaborasi: Kolaborasi dengan tim gizi dalam pemberian Diit TKTP

Diagnosa keempat Mandiri: a). Evaluasi perkembangan kemampuan klien melakukan aktivitas b). Kaji pengaruh aktivitas

Diagnosa keempat Mandiri: a). Evaluasi perkembangan kemampuan klien melakukan aktivitas b). Kaji pengaruh aktivitas terhadap kondisi uterus/kandungan c). Bantu klien untuk memenuhi kebutuhan aktivitas sehari-hari d). Bantu klien untuk melakukan tindakan sesuai dengan kemampuan/kondisi klien. e). Kaji tingkat kemampuan klien untuk beraktivitas.

Diagnosa kelima Mandiri: a). Jelaskan tentang keadaan dan prognosis klien tentang Abortus b). Lakukan

Diagnosa kelima Mandiri: a). Jelaskan tentang keadaan dan prognosis klien tentang Abortus b). Lakukan penyuluhan tentang KB (keluarga berencana) c). Berikan kesempatan pada klien untuk bertanya d). Berikan pujian yang tepat atas usaha dan keputusan yang tepat untuk dilakukan program KB kembali Diagnosa keenam Mandiri: a). Anjurkan pada klien untuk menghindari makanan yang membuat alergi b). Anjurkan pada klien untuk tidak menggaruk luka yang ada c). Anjurkan pada klien agar luka tidak terkena air, apabila luka itu masih berdarah atau basah d). Anjurkan pada klien menggunakaan salep : Ketanomidazole

D. Implementasi dilakukan sesuai rencana yang dibuat E. Evaluasi Diagnosa 1 : Evaluasi pada

D. Implementasi dilakukan sesuai rencana yang dibuat E. Evaluasi Diagnosa 1 : Evaluasi pada pukul 16. 00 hari/tanggal= Sabtu, 31 Juli 2010. S= Klien mengatakan pusing sudah berkurang, darah keluar sedikit, menggunakan softex biasa, warna sudah kecoklatan. O= Keadaan umum sedang, kesadaran composmentis, konjungtiva anemis, klien masih tampak pucat, lemas, masih keluar darah sedikit, warna kecoklatan, bau khas, menggunakan softex ukuran biasa, mukosa bibir sedikit lembab dan tidak terlalu pecah -pecah. Hasil TTV: TD 100/70 mm. Hg, N= 86 x/menit, RR=20 x/menit, S= 36. 5ºC. Hasil Lab tanggal 30 -Juli-2010: Hb= 6. 8 gr/dl, Ht= 20. 9%, Eritrosit= 2. 12 jt. Klien meminum obat tanpa resep dokter (Sangobion, Amoxcillin 3 x 1 tab) A= Masalah teratasi sebagian P= Lanjutkan intervensi: Libatkan keluarga untuk memantau klien dirumah a). Observasi keluhan umum dan keadaan klien. b). Observasi suhu tubuh dan perdarahan: jumlah, warna, bau. c). Anjurkan klien untuk minum banyak (>2000 -2500 cc/ 8 -10 gelas) d). Anjurkan pada klien untuk tetap meminum obat penambah darah sesuai aturan e). Anjurkan pada klien apabila keadaan lebih buruk periksa kedokter atau klinik terdekat

Diagnosa kedua Evaluasi pada pukul 16. 20 hari/tanggal= Sabtu, 31 Juli 2010. S= Klien

Diagnosa kedua Evaluasi pada pukul 16. 20 hari/tanggal= Sabtu, 31 Juli 2010. S= Klien mengatakan pusing sudah berkurang, darah keluar sudah sedikit, menggunakan softex biasa, warna sudah kecoklatan. O= Keadaan umum sedang, kesadaran composmentis, masih lemas, dan pucat, masih ada darah tapi sedikit keluarnya, warna sudah kecoklatan, bau khas, menggunakan softex ukuran biasa. Hasil TTV: TD 100/70 mm. Hg, N= 86 x/menit, RR=20 x/menit, S= 36. 5ºC. Hasil Lab tanggal 30 -Juli-2010: Leukosit= 16. 800/ul. A= Masalah teratasi sebagian P= Lanjutkan intervensi: : Libatkan keluarga untuk memantau klien dirumah a). Kaji kondisi keluaran darah : Jumlah, Warna, Bau. b). Mengingatkan pada klien pentingnya perawatan vulva hygne selama masa perdarahan dengan melakukan perawatan vulva 2 x/hari c). Ingatkan pada klien cara mengidentifikasi infeksi : gatal, suhu tubuh meningkat, merasa panas bagian vagina. d). Anjurkan klien tetap meminum obat antibiotic : Amoxcilin

Diagnosa ketiga Evaluasi pada pukul 16. 30 hari/tanggal= Sabtu, 31 Juli 2010. S= Klien

Diagnosa ketiga Evaluasi pada pukul 16. 30 hari/tanggal= Sabtu, 31 Juli 2010. S= Klien mengatakan sudah tau caranya untuk meningkatkan BB tapi nafsu makan masih kurang baik dan akan tetap mencoba mengikuti saran dari perawat. O= Keadaan umum sedang, konjungtiva anemis, klien pucat dan masih terlihat lemas, tampak klien beristirahat. Klien memakan kue kering 2 potong. Hb masih pada tanggal 29 -07 -2010 yaitu 6. 8 gr/dl A= Masalah teratasi sebagaian P= Lanjutkan intervensi: : Libatkan keluarga untuk memantau klien dirumah a). Anjurkan makan dalam keadaan hangat dan minum air hangat b). Anjurkan makan sedikit tapi sering TKTP(Ikan, Tahu, tempe, sayur hijau) c). Makan makanan kesukaan d). Hindari makanan pantangan penyebab alergi e). Lakukan kebersihan mulut setiap sebelum dan sesudah makan f). Hindari makanan yang membuat mual: Pedas, bergas.

Diagnosa keempat Evaluasi pada pukul 16. 40 hari/tanggal= Sabtu, 31 Juli 2010. S= Klien

Diagnosa keempat Evaluasi pada pukul 16. 40 hari/tanggal= Sabtu, 31 Juli 2010. S= Klien mengatakan aktivitas masih dikurangi, masih banyak istirahat. O= Kondisi klien masih lemas, tetapi aktivitas dilakukan sendiri. A= Masalah teratasi sebagian P= Lanjutkan intervensi : Libatkan keluarga untuk memantau klien dirumah a). Bantu klien dalam melakukan aktivitas b). Anjurkan klien untuk banyak istirahat

Diagnosa kelima Evaluasi pada pukul 16. 00 hari/tanggal= Jumat, 30 Juli 2010. S= Klien

Diagnosa kelima Evaluasi pada pukul 16. 00 hari/tanggal= Jumat, 30 Juli 2010. S= Klien tampak terlihat sudah tenang, klien sudah tau akibatnya dan pasrah dan klien akan memium jamu-jamuan untuk mengeluarkan sisa janinya dirahim, klien mengatakan sudah tidak cemas, dan tau tentang manfaat penggunaan KB yang tepat dan klien memutusakan kembali untuk menggunakan KB suntik. O=Klien terlihat tenang, tidak bertanya-tanya, dan sudah mengerti tentang penjelasan dari evaluasi yang sudah dilakukan. A= Masalah teratasi P= Pertahankan intervensi : anjurkan klien untuk melihat leaflet/brosur dan dibaca kembali apabila ada yang kurang dipahami.

Diagnosa keenam Evaluasi pada pukul 16. 50 hari/tanggal= Sabtu, 31 Juli 2010. S= Klien

Diagnosa keenam Evaluasi pada pukul 16. 50 hari/tanggal= Sabtu, 31 Juli 2010. S= Klien mengatakan tidak menggaruk lukanya kecuali sedang gatal, dan klien menggunakan salep untuk mengobatinya. O= Luka/ bekas garukan bagian lengan dan betis sudah banyak yang kering, tetapi masih ada luka yang masih basah dan darah sdikit keluar akibat garukan (kemungkinan gatal yang tidak tertahankan), A= Masalah teraasi sebagian P =. Lanjutkan intervensi: Libatkan pada keluarga atau teman terdekat klien a). Tetap anjurkan pada klien untuk menghindari makanan yang membuat alergi b). Tetap njurkan pada klien untuk tidak menggaruk luka yang ada c). Tetap anjurkan pada klien agar luka tidak terkena air, apabila luka itu masih berdarah atau basah d). Tetap anjurkan pada klien menggunakaan salep ketanomidazole Sesuai yang

PEMBAHASAN Pembahasa n 1. Penyebab Teori Kasus Analisa Kesenjangan Faktor pendukung Faktor janin, faktor

PEMBAHASAN Pembahasa n 1. Penyebab Teori Kasus Analisa Kesenjangan Faktor pendukung Faktor janin, faktor ibu, faktor bapak, faktor genetic, faktor anatomi genital, faktor endokrin, faktor infeksi, faktor imunologi, penyakit kronis, obat rekreasional dan faktor nutrisi. faktor janin, faktor ibu, resiko dari faktor endokrin dan faktor nutrisi. -faktor bapak yang merupakan infeksi sperma dan faktor genetic, : karena tidak dilakukan pengecekan laboratorium tentang kualitas sperma dan kelainan kromosom. Terdapat data yang lengkap, klien kooperatif, dan waktu cukup untuk Menganalisa. -Faktor anatomi: karena ibu baru pertama kali mengalami abortus dan biasanya faktor ini akibat dari abortus berulang - dari ibu.

Pembahasan 1. Penyebab Teori Kasus Analisa Kesenjangan Faktor pendukung Faktor janin, faktor ibu, faktor

Pembahasan 1. Penyebab Teori Kasus Analisa Kesenjangan Faktor pendukung Faktor janin, faktor ibu, faktor bapak, faktor genetic, faktor anatomi genital, faktor endokrin, faktor infeksi, faktor imunologi, penyakit kronis, obat-obat rekreasional dan faktor nutrisi. faktor janin, faktor ibu, resiko dari faktor endokrin dan faktor nutrisi. - Faktor infeksi : tidak dilakukan pemeriksaan TORCH ( toxoplasma, rubella, cyitomegalovirus, ) dan malaria saat masa kehamilan. Terdapat data yang lengkap, klien kooperatif, dan waktu cukup untuk Menganalisa. -Faktor immunologi: biasanya terdapat pada abortus spontan yangberulang. Inkompatibilitas golongan darah A, B, O dengan reaksi antigen antibody karena pelepasan histamine mangakibatkan vasodilatasi dan

Pembahas an Teori Kasus Analisa Kesenjangan Faktor pendukung Manifestasi klinis Perdarahan banyak/sedikit (stosel), amenor

Pembahas an Teori Kasus Analisa Kesenjangan Faktor pendukung Manifestasi klinis Perdarahan banyak/sedikit (stosel), amenor hea, sakit perut, mulas– mulas, sudah keluar fetus atau jaringan, terjadi infeksi alat genital: demam, nadi cepat, berbau, uterus membesar dan lembek, nyeri tekan, leukositosis. Pada PD abortus baru saja didapati serviks terbuka, diraba sisa– sisa jaringan dalam kanalis servikalis atau kavum uteri. pusing, lemas, tidak nafsu makan, keluar stosel , warna darah merah terang, tidak nyeri perut dan mules (-). TTV N=96 x/mnt, TD= 100/60 mm. Hg, S= 36, 5ºc, konjungtiva anemis. Hasil lab HB= 6. 6 gr/dl, HT= 20. 9 5%, Eritrosit = 2. 12 jt, Leukosit = 16. 800/mm 3. USG = Adanya kantong kehamilan, terdapat perdarahan pada uterus dan masih ada jaringan yang tersisa. - klien sakit perut (-), mulas (-), uterus membesar (-), nyeri tekan (-), perdarahan berbau (-), perdarahan mendadak (-), dikarenakan sudah ada sebagian konsepsi yang keluar ± 3 hari yang lalu sehingga kontraksi uterus menurun. -klien kurang nafsu makan karena sebelum masuk rumah sakit mengalami nyeri perut akibat dari kontraksi uterus sehingga klien lebih memperioritaskan menghilangkan nyeri daripada makan. adanya kerjasama antara penulis dengan klien yang kooperatif dan adanya pemeriksaa n penunjang yang terdapat pada rekam medic klien

Pembahasa n Komplikasi Penatalaks anaan medis Teori -Perdarahan -Perforasi uterus - infeksi - Syok

Pembahasa n Komplikasi Penatalaks anaan medis Teori -Perdarahan -Perforasi uterus - infeksi - Syok Hipovolemik Kasus - perdarahan - infeksi - Resiko syok hipovolemik Diagnostik: -Sama sesuai teori -Diagnostik: a. Anamnese b. Pemeriksaan Terapi: fisis c. Pemeriksaan Cairan infus lab: Hb, Ht, Eritrosit, tes kehamilan Terapi: a. Cairan infus b. Tranfusi darah c. Obat uertonika: infeksi Analisa Kesenjangan tidak terjadi perforasi uterus karena tidak dilakukan kerokan /curretage pada klien Faktor pendukung Terdapat hambatan: penentuan umur kehamilan pada klien, penghitung Tidak dilakukan an HPHT pemberian tranfusi menurut darah dan obat Naegele karena tidak tau usia prosedur perawatan kehamilan di rumah sakit , tidak klien saat ada sodara terdekat ini ± 12 datang, dan saat minggu, temannya datang, tetapi di temannya menolak buku status untuk membantu pasien ± 8 karena tidak ingin minggu. terlibat dengan masalah klien.

Pembahasan Diagnosa keperawatan Teori Kasus 6 dignosa 2 diagnosa keperawatan sesuai teori: - Kekurangan

Pembahasan Diagnosa keperawatan Teori Kasus 6 dignosa 2 diagnosa keperawatan sesuai teori: - Kekurangan volume cairan -Intoleransi aktivitas Sesuai kasus: -Resiko penyebaran Infeksi - kekurangan nutrisi - kurangnya pengetahuan -Kerusakn integritas kulit Analisa Kesenjangan Faktor pendukung - Perubahan perfusi jaringan : tidak ada penurunan kesadaran akibat syok hipovolemik. klien diberikan terapi cairan yaitu RL 30/Tpm , dianjurkan minum banyak untuk menggantikan cairan yang hilang. -Ketakutan b/d ancaman kematian pada diri sendiri dan janin tidak diangkat: mekanisme koping klien adaptif, klien tidak gelisah, klien tampak tenang dan menerimanya dengan pasrah, tidak ada disorientasi. Nyeri b/d dilatasi serviks, trauma jaringan, dan kontraksi uterus tidak diangkat menjadi diagnosa karena sebagian hasil konsepsi sudah keluar dan adanya kerjasama antara penulis dengan klien yang kooperatif dan adanya pemeriksaa n penunjang yang terdapat pada rekam medic klien

Pembahasan Teori Kasus Analisa Kesenjangan Diagnosa keperawatan 6 dignosa keperawata n 2 diagnosa keperawatan

Pembahasan Teori Kasus Analisa Kesenjangan Diagnosa keperawatan 6 dignosa keperawata n 2 diagnosa keperawatan sesuai teori: - Kekurangan volume cairan -Intoleransi aktivitas -Resiko tinggi infeksi b/d penahanan hasil konsepsi: perdarahan; kondisi vulva lembab. Diangkat. Karena Masih mengalirnya darah melalui jalan lahir akan menyebabkan daerah tersebut dalam kondisi lembab apabila tidak diberihkan beresiko untuk masuknya mikroorganisme dari luar yang memicu untuk terjadinya infeksi Sesuai kasus: -Resiko penyebaran Infeksi - kekurangan nutrisi - kurangnya pengetahuan -Kerusakn integritas kulit - Kekurangan nutrisi b. d intake in adekuat. Intake in adekuat mempengaruhi metabolisme dalam tubuh, karena tubuh memerlukan keseimbangan antara energy, karbohidrat, protein, lemak yang ada pada makanan 4 sehat 5 sempurna. Akibat dari intake in adekuat terjadilah penurunan Faktor pendukun g

Pembahasan Teori Kasus Analisa Kesenjangan Diagnosa keperawatan 6 dignosa keperawata n 2 diagnosa keperawatan

Pembahasan Teori Kasus Analisa Kesenjangan Diagnosa keperawatan 6 dignosa keperawata n 2 diagnosa keperawatan sesuai teori: - Kekurangan volume cairan -Intoleransi aktivitas -Informasi kesehatan penting untuk kehidupan, informasi bisa dilihat dari media visual maupun audiovisual. Bagi yang mempunyai latar belakang pendidikan dan tingkat kepedulian kesehatan kurang, memerlukan informasi. Sesuai kasus: -Resiko penyebaran Infeksi - kekurangan nutrisi - kurangnya pengetahuan -Kerusakn integritas kulit -Alergi salah satu penyebab reaksi simpang makanan, terjadi proses peradangan lama Pada alergi terdapat gangguan metabolisme sulfat, Bahan makanan mengandung sulfur yang masuk ketubuh melalui konjugasi fenol menggannggu saluran cerna, diduga juga terjadi proses gangguan. Metabolisme sulfur berubah menjadi sulfit, sulfit mengakibatkan gangguan kulit (gatal) pada penderita. Faktor penduku ng

Pembahasan Teori Perencanaan Disesuaikaa n dengan perencanaa n masing diagnosa Pelaksanaan Melakukan sesuai dengan

Pembahasan Teori Perencanaan Disesuaikaa n dengan perencanaa n masing diagnosa Pelaksanaan Melakukan sesuai dengan perencanaa n masing diagnosa Kasus Analisa Kesenjangan Disesuaikan dengan kondisi klien untuk dilakukan perencanaan mengacu pada masing-masing diagnosa -Pada diagnosa 1, 2, 3, 5, 6 disesuaikan dengan kondisi klien perencanaanya. Faktor pendukung adanya kerjasama antara penulis dan perawat/ bidan diruangan, -Pada diagnosa 4 penulis tidak sesuai dengan teori. mendapatkan hambatan dalam perumusan perencanaan karena perencanaan disesuaikan Melakukan Pada diagnosa 1, 2 dengan teori dan tindakan tidak dilakukan kondisi klien sesuai dengan tindakan kolaborasi kondisi klien yaitu: tranfusi darah, Faktor yang mengacu tindakan curretage, penghambat: pada pemberian obat klien pulang perencanaan karena klien menolak, paksa karena dari masingdikuatkan dengan kehendak masing surat penolakan, dan klien sendiri diagnosa klien pulang paksa. sehingga harus Dan dilakukan homecare pelaksanaan

Pembahasan Evaluasi Teori Kasus Analisa Kesenjangan Faktor pendukung Disesuaikaa n dengan Kriteria hasil dari

Pembahasan Evaluasi Teori Kasus Analisa Kesenjangan Faktor pendukung Disesuaikaa n dengan Kriteria hasil dari masing diagnosa Disesuaikan dengan kriteria hasil dari perencanaan yang mengacu pada masing diagnosa Pada keenam diagnosa yang teratasi hanya satu yaitu diagnosa kelima : kurangnya pengtahuan mengenai abortus dan keluarga berencana adanya kerjasama antara penulis dan perawat/bidan diruangan dan klien yang cukup kooperatif untuk dilakukan homecare, Kelima diagnosa lainnya teratasi sebagin karena perawatan tidak dilakukan secara maksimal akibat dari klien pulang paksa. . Faktor penghambat: melakukan homecare tempatnya terpencil jauh dari jalan, ssolusinya menanyakan alamat yang dituju dan menelpon klien untuk menunjukan arah

Kesimpulan Dalam melakukan pengkajian pada kasus etiologi abortus yaitu faktor dari ibu, faktor nutrisi,

Kesimpulan Dalam melakukan pengkajian pada kasus etiologi abortus yaitu faktor dari ibu, faktor nutrisi, resiko kelainan hormone endokrin. Pada manifestasi klinis yaitu pusing, lemas, tidak nafsu makan, keluar stosel yang tidak terlalu banyak, warna darah merah terang, klien tidak nyeri bagian perut dan mules sudah berkurang. Pada komplikasi yaitu terjadi perdarahan dan infeksi dan beresiko terjadisyok hipovolemik. Pada penatalaksanaan terapi diberikan cairan infuse RL 30 tpm. Pada tahap perumusan diagnose keperawatan, penulis mendapatkan kesenjangan antara teori dan kasus. Diagnose keperawatan secara teori ada 6 diagnosa, sedangkan pada kasus ada 2 diagnosa yang sesuai dengan teori, dan ada 4 diagnosa ditegakan tetapi tidak ada pada teori Pada tahap perencanaan penulis menyusun intervensi sesuai dengan

Pada tahap pelaksanaan tindakan secara mandiri dari masing diagnosa dilaksanakan sesuai dengan rencana tindakan

Pada tahap pelaksanaan tindakan secara mandiri dari masing diagnosa dilaksanakan sesuai dengan rencana tindakan tetapi terdapat hambatan untuk melakukan rencana tindakan pada diagnosa pertama dan kedua dari segi kolaborasi, yaitu klien menolak untuk dilakukan tindakan curettage, pemberian transfuse dan klien pulang paksa. Sehingga dilakukan homecare satu hari untuk pelaksanaan agar tercapai 3 x 24 jam. Pada tahap evaluasi disesuaikan dengan perencanaan yang sudah disusun. Dari 6 diagnosa yang penulis tegakan hanya 1 yang teratasi, yaitu klien sudah mengerti tentang alat kontrasepsi yang tepat pasca

Saran Diharapkan klien mau melakukan pemeriksaan USG ulang untuk mendeteksi konsepsi apakah masih tersisa

Saran Diharapkan klien mau melakukan pemeriksaan USG ulang untuk mendeteksi konsepsi apakah masih tersisa atau sudah habis semua, dan kliem mau melakukan pola hidup sehat dengan memakanan bergizi dan melakukan pemasangan alat KB pasca abortus, dan mengurangi aktivitas. Diharapkan perawat ruangan selalu melengkapi data sesuai masalah yang timbul pada klien sehingga masalah yang timbul pada klien sesuai dengan kondisi dan perkembangan kesehatan.

Foto home care ( me and my patient)

Foto home care ( me and my patient)

JAGA DAN RAWATLAH IBU DAN CALON BAYINYA … TERIMAKASIH ATAS PERHATIANNYA…. .

JAGA DAN RAWATLAH IBU DAN CALON BAYINYA … TERIMAKASIH ATAS PERHATIANNYA…. .