ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN PERILAKU KEKERASAN OLEH

  • Slides: 40
Download presentation
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN PERILAKU KEKERASAN OLEH SUYAMTO Akep, MPH

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN PERILAKU KEKERASAN OLEH SUYAMTO Akep, MPH

PERILAKU KEKERASAN

PERILAKU KEKERASAN

PENGERTIAN Perilaku dg tujuan melukai secara fisik & psikologis Non verbal / fisik Verbal

PENGERTIAN Perilaku dg tujuan melukai secara fisik & psikologis Non verbal / fisik Verbal Diri sendiri Orang lain Lingkungan

TANDA DAN GEJALA PK Pandangan mata tajam Muka merah & tegang Mengancam scr verbal

TANDA DAN GEJALA PK Pandangan mata tajam Muka merah & tegang Mengancam scr verbal Bicara kasar & nada tinggi Melempar brg, memukul dll Mengepalkan tangan Mengatupkan rahang Mondar-mandir

 Perilaku kekerasan merupakan salah satu respon terhadap stressor yg dihadapi oleh seseorang. Respon

Perilaku kekerasan merupakan salah satu respon terhadap stressor yg dihadapi oleh seseorang. Respon ini dapat menimbulkan kerugian baik pada diri sendiri, orang lain maupun lingkungan. Melihat dampak dari kerugian yg ditimbulkan, penanganan pasien perilaku kekerasan perlu dilakukan secara tepat dan cepat oleh tenaga profesional.

 Perilaku kekerasan adalah bentuk perilaku yg bertujuan untuk melukai seseorang, baik secara fisik

Perilaku kekerasan adalah bentuk perilaku yg bertujuan untuk melukai seseorang, baik secara fisik maupun psikologis. Berdasarkan definisi PK dapat dilakukan secara verbal, diarahkan pada diri sendiri, orla maupun lingkungan. PK dapat terjadi dalam dua bentuk, yaitu PK saat sedang berlangsung atau PK terdahulu (riwayat PK).

RENTANG RESPON MARAH maladaptif Asertif Pasif Perilaku Kekerasan Dalam setiap orang terdapat kapasitas untuk

RENTANG RESPON MARAH maladaptif Asertif Pasif Perilaku Kekerasan Dalam setiap orang terdapat kapasitas untuk berperilaku pasif, asertif, dan agresi/perilaku kekerasan (Stuart dan Laraia, 1998)

 Perilaku asertif merupakan perilaku individu yg mampu menyatakan atau mengungkapkan rasa marah atau

Perilaku asertif merupakan perilaku individu yg mampu menyatakan atau mengungkapkan rasa marah atau tdk setuju tanpa menyalahkan atau menyakiti orang lain. Dampak dari perilaku ini dapat menimbulkan kelegaan pd individu. Perilaku pasif merupakan perilaku individu yg tidak mampu untuk mengungkapkan perasaan marah yg sedang dialami, dilakukan dg tujuan menghindari suatu tuntutan nyata.

★ Agresi/perilaku kekerasan merupakan hasil dari kemarahan yg sangat tinggi atau ketakutan (panik). ★

★ Agresi/perilaku kekerasan merupakan hasil dari kemarahan yg sangat tinggi atau ketakutan (panik). ★ Individu agresif tidak mempedulikan hak orang lain. ★ Bagi individu ini hidup adalah medan peperangan. ★ Biasanya perilaku kekerasan dilakukan individu yg agresif untuk menutupi kurangnya rasa percaya diri.

Θ Harga dirinya ditingkatkan dg cara menguasai orang lain untuk membuktikan kesuperiorannya. Θ Stres,

Θ Harga dirinya ditingkatkan dg cara menguasai orang lain untuk membuktikan kesuperiorannya. Θ Stres, cemas, harga diri rendah dan rasa bersalah dapat menimbulkan kemarahan yg dapat mengarah kepada perilaku kekerasan.

Θ Respon terhadap marah dapat diekspresikan secara eksternal maupun internal. Θ Secara eksternal dapat

Θ Respon terhadap marah dapat diekspresikan secara eksternal maupun internal. Θ Secara eksternal dapat berupa perilaku kekerasan, sedangkan secara internal dapat berupa perilaku depresi dan penyakit fisik.

Mengekspresikan marah dg perilaku konstruktif dg menggunakan kata 2 yg dapat dimengerti dan diterima

Mengekspresikan marah dg perilaku konstruktif dg menggunakan kata 2 yg dapat dimengerti dan diterima tanpa menyakiti hati orang lain, akan memberikan perasaan lega, menurunkan ketegangan sehingga perasaan marah dapat teratasi. Apabila perasaan marah diekspresikan dg perilaku kekerasan, biasanya dilakukan individu karena ia merasa kuat.

Cara demikian tentunya tidak akan menyelesaikan masalah, bahkan dapat menimbulkan kemarahan yg berkepanjangan dapat

Cara demikian tentunya tidak akan menyelesaikan masalah, bahkan dapat menimbulkan kemarahan yg berkepanjangan dapat menimbulkan tingkah laku destruktif, seperti tindakan kekerasan yg ditujukan pd orla dan lingkungan.

☻ Perilaku yg tidak asertif seperti menekan perasaan marah dilakukan individu karena merasa tidak

☻ Perilaku yg tidak asertif seperti menekan perasaan marah dilakukan individu karena merasa tidak kuat. ☻ Individu akan berpura-pura tidak marah atau melarikan diri dari rasa marahnya sehingga rasa marah tidak terungkap. ☻ Kemarahan demikian akan menimbulkan rasa bermusuhan yg lama dan pd suatu saat dapat menimbulkan kemarahan destruktif yg ditujukan kpd diri sendiri.

TANDA DAN GEJALA PK Pandangan mata tajam Muka merah & tegang Mengancam scr verbal

TANDA DAN GEJALA PK Pandangan mata tajam Muka merah & tegang Mengancam scr verbal Bicara kasar & nada tinggi Melempar brg, memukul dll Mengepalkan tangan Mengatupkan rahang Mondar-mandir

PROSES KEPERAWATAN PENGKAJIAN 1. Faktor PREDISPOSISI Faktor 2 yg mendukung terjadinya masalah perilaku kekerasan

PROSES KEPERAWATAN PENGKAJIAN 1. Faktor PREDISPOSISI Faktor 2 yg mendukung terjadinya masalah perilaku kekerasan adalah faktor biologis, psikologis dan sosiokultural. Ø A. Faktor Biologis 1. Instinctual Drive Theory (Teori Dorongan Naluri) Teori ini menyatakan bahwa perilaku kekerasan disebabkan oleh suatu dorongan kebutuhan dasar yg sangat kuat.

ü ü 2. Psychosomatic Theory Pengalaman marah adalah akibat dari respons psikologis terhadap stimulus

ü ü 2. Psychosomatic Theory Pengalaman marah adalah akibat dari respons psikologis terhadap stimulus eksternal, internal maupun lingkungan. ü Dalam hal ini sistem limbik berperan sbg pusat untuk mengekspresikan maupun menghambat rasa marah.

ǿ B. Faktor PSIKOLOGIS Ø 1. Frustration aggresion theory (teori agresif-frustasi) Ø Menurut teori

ǿ B. Faktor PSIKOLOGIS Ø 1. Frustration aggresion theory (teori agresif-frustasi) Ø Menurut teori ini perilaku kekerasan terjadi sebagai hasil dari akumulasi frustasi. Ø Frustasi terjadi apabila keinginan individu untuk mencapai sesuatu gagal atau terhambat.

Ø Keadaan tersebut dapat mendorong individu berperilaku agresif karena perasaan frustasi akan berkurang melalui

Ø Keadaan tersebut dapat mendorong individu berperilaku agresif karena perasaan frustasi akan berkurang melalui berperilaku kekerasan. Ø 2. Behavioral theory (Teori perilaku) Ø Kemarahan adalah proses belajar, hal ini dapat dicapai apabila tersedia fasilitas/situasi yg mendukung.

Ø 3. Existential Theory (Teori eksistensi) Ø Bertingkah laku adalah kebutuhan dasar manusia, apabila

Ø 3. Existential Theory (Teori eksistensi) Ø Bertingkah laku adalah kebutuhan dasar manusia, apabila kebutuhan tersebut tidak dapat dipenuhi melalui berperilaku konstruktif, maka individu akan memenuhinya melalui berperilaku dekstruktif.

ǿ C. Faktor SOSIAL KULTURAL Ø Lingkungan sosial akan mempengaruhi sikap individu dalam mengekspresikan

ǿ C. Faktor SOSIAL KULTURAL Ø Lingkungan sosial akan mempengaruhi sikap individu dalam mengekspresikan marah. Ø Norma budaya dapat mendukung individu untuk berespons asertif atau agresif.

☻ 2. Social Learning Theory (Teori belajar sosial) ☻Perilaku kekerasan dapat dipelajari secara langsung

☻ 2. Social Learning Theory (Teori belajar sosial) ☻Perilaku kekerasan dapat dipelajari secara langsung maupun melalui proses sosialisasi.

FAKTOR PRESIPITASI fisik, kehilangan, kematian dan lain 2. Stresor yg mencetuskan perilaku kekerasan bagi

FAKTOR PRESIPITASI fisik, kehilangan, kematian dan lain 2. Stresor yg mencetuskan perilaku kekerasan bagi setiap individu bersifat unik. Stresor tersebut dapat disebabkan dari luar maupun dari dalam. Contoh stresor yg berasal dari luar antara lain : serangan

 Sedangkan stresor yg berasal dari dalam adalah putus hubungan dg orang yg berarti,

Sedangkan stresor yg berasal dari dalam adalah putus hubungan dg orang yg berarti, kehilangan rasa cinta, ketakutan terhadap penyakit fisik dll. Selain itu lingkungan yg terlalu ribut, padat, kritikan yg mengarah pada penghinaan, tindakan kekerasan dapat memicu perilaku kekerasan.

MEKANISME KOPING ☻ Perawat perlu mengidentifikasi mekanisme koping klien, sehingga dapat membantu klien mengembangkan

MEKANISME KOPING ☻ Perawat perlu mengidentifikasi mekanisme koping klien, sehingga dapat membantu klien mengembangkan mekanisme koping yg konstruktif dalam mengekspresikan marahnya. ☻ Mekanisme koping yg umum digunakan adalah mekanisme pertahanan ego seperti Displacement, Sublimasi, Proyeksi, Represi, Denial dan Reaksi Formasi.

PERILAKU Ä Perilaku yg berkaitan dg perilaku kekerasan antara lain : Ä1. Menyerang atau

PERILAKU Ä Perilaku yg berkaitan dg perilaku kekerasan antara lain : Ä1. Menyerang atau Menghindar (fight or flight) ¯Pada keadaan ini respons psikologi timbul karena kegiatan sistem saraf otonom bereaksi terhadap sekresi ephineprin yg menyebabkan tekanan darah meningkat, takhikardi, wajah merah,

¯ Pupil melebar, mual, sekresi HCL meningkat, peristaltik gaster menurun, pengeluaran urin dan saliva

¯ Pupil melebar, mual, sekresi HCL meningkat, peristaltik gaster menurun, pengeluaran urin dan saliva meningkat, konstipasi, kewaspadaan jg meningkat disertai ketegangan otot, seperti rahang terkatup, tangan dikepal, tubuh menjadi kaku dan disertai reflek yg cepat.

Ä 2. Menyatakan secara asertif (assertiveness) |Perilaku yg sering ditampilkan individu dalam mengekspresikan kemarahannya

Ä 2. Menyatakan secara asertif (assertiveness) |Perilaku yg sering ditampilkan individu dalam mengekspresikan kemarahannya yaitu dengan perilaku pasif, agresif dan asertif. |Perilaku asertif adalah cara yg terbaik untuk mengekspresikan marah krn individu dapat mengekspresikan rasa

| Marahnya tanpa menyakiti orang lain secara fisik maupun psikologis. | Disamping itu perilaku

| Marahnya tanpa menyakiti orang lain secara fisik maupun psikologis. | Disamping itu perilaku ini dapat juga untuk pengembangan diri klien. M 3. Memberontak (acting out) Perilaku yg muncul biasanya disertai kekerasan akibat konflik perilaku memberontak utk menarik perhatian orla.

¯ 4. Perilaku kekerasan N Tindakan kekerasan atau amuk yg ditujukan kepada diri sendiri,

¯ 4. Perilaku kekerasan N Tindakan kekerasan atau amuk yg ditujukan kepada diri sendiri, orla maupun lingkungan.

MASALAH KEPERAWATAN Masalah keperawatan yg mungkin untuk masalah perilaku kekerasan adalah (Capernito, 1995) :

MASALAH KEPERAWATAN Masalah keperawatan yg mungkin untuk masalah perilaku kekerasan adalah (Capernito, 1995) : Harga diri rendah Perilaku kekerasan Resiko mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan.

Ä Adapun contoh diagnosa keperawatan yg mungkin adalah : G 1. Perilaku kekerasan G

Ä Adapun contoh diagnosa keperawatan yg mungkin adalah : G 1. Perilaku kekerasan G 2. Gangguan konsep diri : Harga diri rendah

RENCANA TINDAKAN TUJUAN TINDAKAN KEPERAWATAN Tujuan Umum : ¶ Klien dapat mengontrol perilakunya dan

RENCANA TINDAKAN TUJUAN TINDAKAN KEPERAWATAN Tujuan Umum : ¶ Klien dapat mengontrol perilakunya dan dapat mengungkapkan kemarahannya secara asertif. Tujuan Khusus :

TUJUAN TINDAKAN KEPERAWATAN Klien mampu Mengidentifikasi Penyebab PK Tanda-tanda PK Menyebutkan Perilaku PK yg

TUJUAN TINDAKAN KEPERAWATAN Klien mampu Mengidentifikasi Penyebab PK Tanda-tanda PK Menyebutkan Perilaku PK yg pernah dilakukan Akibat PK Mengontrol PK dg cara marah sehat

TINDAKAN KEPERAWATAN Tindakan keperawatan pada perilaku kekerasan dapat menggunakan pendekatan rentang rencana keperawatan mulai

TINDAKAN KEPERAWATAN Tindakan keperawatan pada perilaku kekerasan dapat menggunakan pendekatan rentang rencana keperawatan mulai dari strategi pencegahan sampai dg strategi pengontrolan. Pada strategi PENCEGAHAN dapat dilakukan penkes, latihan asertif, kesadaran diri, komunikasi verbal dan non verbal,

 Perubahan lingkungan, intervensi perilaku dan penggunaan psikofarmaka. ¶ Jika strategi-strategi ini telah dilakukan

Perubahan lingkungan, intervensi perilaku dan penggunaan psikofarmaka. ¶ Jika strategi-strategi ini telah dilakukan namun klien menjadi bertambah agresif, maka teknik manajemen krisis seperti isolasi dan pengikatan harus dilakukan. ¶ Namun demikian pencegahan adalah upaya yg terbaik dlm mengelola klien dg perilaku kekerasan.

[ Untuk dapat melakukan strategi diatas perawat perlu memahami perasaan sendiri dan reaksinya terhadap

[ Untuk dapat melakukan strategi diatas perawat perlu memahami perasaan sendiri dan reaksinya terhadap perilaku kekerasan klien. [ Seringkali tanpa disadari perawat memperlihatkan respon yg tidak terapeutik yg dapat memperburuk hubungan terapeutik perawat-klien, shg perawatpun harus belajar.

EVALUASI J Evaluasi pd klien dg perilaku kekerasan harus berdasarkan observasi perubahan perilaku dan

EVALUASI J Evaluasi pd klien dg perilaku kekerasan harus berdasarkan observasi perubahan perilaku dan respons subyektif. J Pada fase evaluasi diharapkan klien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan, tanda 2 PK, PK yg biasa dilakukan, akibat dari PK, cara yg konstruktif dalam berespons terhadap

J Kemarahan, mendemonstrasikan perilaku yg terkontrol, memperoleh dukungan keluarga dalam mengontrol perilaku, menggunakan obat

J Kemarahan, mendemonstrasikan perilaku yg terkontrol, memperoleh dukungan keluarga dalam mengontrol perilaku, menggunakan obat dg benar.

SEKIAN TERIMA KASIH

SEKIAN TERIMA KASIH