ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN SLE SISTEMIK LUPUS

  • Slides: 26
Download presentation
ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN SLE (SISTEMIK LUPUS ERITOMATOSUS) PERTEMUAN VIII Ns. WIDIA SARI,

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN SLE (SISTEMIK LUPUS ERITOMATOSUS) PERTEMUAN VIII Ns. WIDIA SARI, S. Kep. , M. Kep PRODI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN

VISI DAN MISI UNIVERSITAS ESA UNGGUL

VISI DAN MISI UNIVERSITAS ESA UNGGUL

Visi Dan Misi FIKES Universitas Esa Unggul Visi • Menjadi fakultas ilmu-ilmu kesehatan yang

Visi Dan Misi FIKES Universitas Esa Unggul Visi • Menjadi fakultas ilmu-ilmu kesehatan yang kompeten di bdang kesehatan masyarakat, ilmu gizi dan ilmu keperawatan, manajemen informasi kesehatan dan rekam medis dan informasi kesehatan berbasis intelektualitas, inovasi dan kewirausahaan yang unggul serta mampu bersaing secara global Misi 1. Menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran bidang ilmu-ilmu kesehatan (manajemen informasi kesehatan, kesehatan masyaraka, ilmu gizi dan ilmu Ners, serta rekam medis dan informasi kesehatan) secara efisien dan efektif berbasis pada teknologi informasi 2. Menyelenggarakan program-program penelitian dan pengembangan guna menghasilkan konsep-konsep, teori dan hasil kajian yang secara fungsional dapat mendukung pengembangan kehidupan bermasyarakat 3. Melaksanakan dan mengembangkan program-program pengabdian kepada masyarakat melalui inovasi di bidang ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang bermanfaat bagi kemajuan bangsa Indonesia

Visi dan Misi Program Studi Ners Visi: • Menjadi pusat pendidikan Ners yang kompeten

Visi dan Misi Program Studi Ners Visi: • Menjadi pusat pendidikan Ners yang kompeten berbasis intelektualitas, kreatifitas, dan kewirausahaan, dengan keunggulan dibidang nursing home care serta berdaya saing global pada tahun 2020 Misi: • Mengembangkan Program Pendidikan Ners dengan keunggulan nursing home care yang berwawasan global dan berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi. • Mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang keperawatan dengan keunggulan nursing home care melalui kegiatan penelitian. • Menerapkan dan mengembangkan ilmu keperawatan dengan keunggulan nursing home care melalui pengabdian masyarakat. • Menyiapkan sumber daya manusia keperawatan dengan keunggulan nursing home care yang berdaya saing global dan menciptakan calon pemimpin yang berkarakter bagi bangsa dan negara. • Mengelola sarana dan prasarana yang menunjang program akademik dan profesi keperawatan dengan keunggulan nursing home care. • Berperan aktif dalam menerapkan dan mengembangkan ilmu keperawatan dengan keunggulan nursing home care yang bermanfaat bagi organisasi profesi, bagi bangsa dan negara Indonesia serta segenap umat manusia.

KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN • Mahasiswa mampu melakukan simulasi Asuhan keperawatan anak dengan masalah

KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN • Mahasiswa mampu melakukan simulasi Asuhan keperawatan anak dengan masalah kelainan kongenital pada sistem imun: sistemik lupus eritromatosus (SLE)

Sistem Imun

Sistem Imun

Pendahuluan • SLE merupakan salah satu penyakit autoimun • SLE merupakan penyakit autoimun yang

Pendahuluan • SLE merupakan salah satu penyakit autoimun • SLE merupakan penyakit autoimun yang bersifat sistemik dan selama lebih dari empat dekade angka kejadian SLE meningkat tiga kali lipat 51/100. 000 menjadi antara 122 sampai 124/100. 000 penduduk di dunia (Farkhati, Hapsara, & Satria, 2012). • Di Indonesia, jumlah penderita penyakit SLE secara tepat belum diketahui, diperkirakan mencapai jumlah 1, 5 juta orang (Puskom Ayo Sehat Indonesia, 2011). • Dibagian Ilmu Kesehatan Anak RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta terjadi peningkatan SLE rata-rata 5 -6 pasien per tahun dengan survival pada tahun kelima sebesar 65% (Farkhati, Hapsara, & Satria, 2012

 • SLE adalah penyakit autoimun sistemik yang ditandai dengan adanya autoantibodi terhadap autoantigen,

• SLE adalah penyakit autoimun sistemik yang ditandai dengan adanya autoantibodi terhadap autoantigen, pembentukan kompleks imun, dan disregulasi sistem imun, menyebabkan kerusakan pada beberapa organ tubuh. • Perjalanan penyakitnya bersifat episodik (berulang) yang diselingi periode sembuh. • Pada setiap penderita, peradangan akan mengenai jaringan dan organ yang berbeda (Mok & Lau, 2013) • Beratnya penyakit bervariasi mulai dari penyakit yang ringan sampai penyakit yang menimbulkan kecacatan, tergantung dari jumlah dan jenis antibodi yang muncul dan organ yang terkena. • Perjalanan penyakit SLE sulit diduga dan sering berakhir dengan kematian

Pengertian • SLE >> penyakit multisistem yang kronik, penyakit autoimun dari jaringan ikat dan

Pengertian • SLE >> penyakit multisistem yang kronik, penyakit autoimun dari jaringan ikat dan pembuluh darah yang ditandai dengan adanya inflamasi pada jaringan tubuh (Hockeberry & wilson, 2009) • SLE >> penyakit autoimun menahun yang menyerang daya tahan tubuh dan peradangan seperti pada kulit dan persendian (Puskom, 2011)

Etiologi • Belum diketahui secara pasti, ada beberapa faktor predisposisi yang menimbulkan SLE, yaitu:

Etiologi • Belum diketahui secara pasti, ada beberapa faktor predisposisi yang menimbulkan SLE, yaitu: ü Faktor jenis kelamin ü Hormonal ü Faktor genetik >> konkordansi penyakit SLE pada kembar identik adalah sekitar 20 -25% dan bahwa dalam kembar dizigot adalah sekitar 5% (Mok & Lau, 2013). ü Faktor lingkungan >> faktor kimia seperti pewarna rambut, sinar ultraviolet, rokok, obat-obatan (procainamide, hydralazine, chlorpomazine, isoniazid, phenytoin, penicillamine), faktor makanan (L-canavanine/alfalfa sprouts, dan intake lemak jenuh yang berlebihan,

Etiologi ü faktor agen infeksius seperti retrovirus dan endotoksin atau bakterial DNA ü Faktor

Etiologi ü faktor agen infeksius seperti retrovirus dan endotoksin atau bakterial DNA ü Faktor hormon (hormonal replacement therapy, kontrasepsi oral, dan prenatal yang terekspose dengan estrogen)

Patofisiologi • Temuan patologis SLE terjadi di seluruh tubuh dan diwujudkan oleh peradangan, kelainan

Patofisiologi • Temuan patologis SLE terjadi di seluruh tubuh dan diwujudkan oleh peradangan, kelainan pembuluh darah yang mencakup baik vasculopathy dan vaskulitis, dan deposisi kompleks imun. • Hasil SLE dari reaksi abnormal terhadap resiko tubuh itu sendiri jaringan, sel, dan protein serum. • Dengan kata lain, sebagai penyakit autoimun, SLE ditandai dengan penurunan toleransi tubuh terhadap penyakit

Kriteria diagnosis dan manifestasi klinis • Diagnosis mendirikan SLE ketika 4 dari 11 kriteria

Kriteria diagnosis dan manifestasi klinis • Diagnosis mendirikan SLE ketika 4 dari 11 kriteria diagnostik terpenuhi menurut American College Of Rheumatology (Hockenberry & Wilson, 2009), kriteria diagnosis tersebut diantaranya: 1. Eritema malar (butterfly rash – tetap 2. ruam diskoid – lesi eritema sebagian 3. Fotosensitivitas – kemerahan saat terpapar dengan sinar matahari

4. Ulserasi mukokutaneous oral dan nasal – rasa sakit pada mulut dan hidung 5.

4. Ulserasi mukokutaneous oral dan nasal – rasa sakit pada mulut dan hidung 5. Artritis non erosif – bengkak, kemerahan pada sendi 6. Seroritis – pleuritis, perikarditis 7. Gangguan renal/nefritis – proteinuria > 0, 5 g/24 jam dan sel silinder + 8. Gg. Neurologik – psikosis, kejang 9. Gg. Hematologi – anemia hemolitik, trombositopenia, leukopenia, limpopenia

10. Gangguan imunologi – antibodi antidouble stranded DNA, antibodi antinuklear 11. Antibodi antinuklear (ANA)

10. Gangguan imunologi – antibodi antidouble stranded DNA, antibodi antinuklear 11. Antibodi antinuklear (ANA)

Pemeriksaan penunjang • • • Darah tepi lengkap LED Urinalisis sel LE, ANA, antibodi

Pemeriksaan penunjang • • • Darah tepi lengkap LED Urinalisis sel LE, ANA, antibodi anti doublestranded DNA antibodi antifosfolipid antibodi lain (anti-Ro, anti-La, anti-RNP) faktor rheumatoid titer komplemen C 3, C 4, dan CH 50 titer Ig. M , Ig. G, dan Ig. A uji Coombs, kreatinin

 • ureum darah • protein urin >0. 5 gram/24 jam (Nefritis), • dan

• ureum darah • protein urin >0. 5 gram/24 jam (Nefritis), • dan pencitraan (foto Rontgen toraks*, USG ginjal, MRI kepala).

Penatalaksanaan Medis • Tujuan >> mengontrol manifestasi penyakit, sehingga anak dapat memiliki kualitas hidup

Penatalaksanaan Medis • Tujuan >> mengontrol manifestasi penyakit, sehingga anak dapat memiliki kualitas hidup yang baik tanpa eksaserbasi berat, sekaligus mencegah kerusakan organ serius yang dapat menyebabkan kematian (Hockenberry & Wilson, 2009)

Tatalaksana primer 1. Mengurangi inflamasi dan meminimalisir komplikasi ü Antiinflamasi non steroid (NSAIDs) >>

Tatalaksana primer 1. Mengurangi inflamasi dan meminimalisir komplikasi ü Antiinflamasi non steroid (NSAIDs) >> mengobati simptomatik atralgia nyeri sendir ü Antimalaria >> diberikan untuk lupus diskoid, pemakaian jangka panjang memerlukan evaluasi retina setiap 6 bulan ü Kortikosteroid >> dosis rendah, untuk mengatasi gejala klinis spt demam, dermatitis, efusi pleura. Diberikan selama 4 minggu minimal sebelum dilakuka penyapihan ü Obat imunosupresan/sitostatika ü Obat antihipertensi ü Kalsium >> Semua pasien LES yang mengalami artritis serta mendapat terapi prednison berisiko untuk mengalami mosteopenia, karenanya memerlukan suplementasi kalsium. ü

2. Dialisis atau transplantasi ginjal Pasien dengan stadium akhir lupus nefropati, dapat dilakukan dialisis

2. Dialisis atau transplantasi ginjal Pasien dengan stadium akhir lupus nefropati, dapat dilakukan dialisis atau transplantasi ginjal 3. Diet Restriksi diet ditentukan oleh terapi yang diberikan. Sebagian besar pasien memerlukan kortikosteroid, dan saat itu diet yang diperbolehkan adalah yang mengandung cukup kalsium, rendah lemak, dan rendah garam. Pasien disarankan berhati-hati dengan suplemen makanan dan obat tradisional

4. Aktivitas Pasien lupus sebaiknya tetap beraktivitas normal. Olah raga diperlukan untuk mempertahankan densitas

4. Aktivitas Pasien lupus sebaiknya tetap beraktivitas normal. Olah raga diperlukan untuk mempertahankan densitas tulang dan berat badan normal. Tetapi tidak boleh berlebihan karena lelah dan stress sering dihubungkan dengan kekambuhan. Pasien disarankan untuk menghindari sinar matahari, bila terpaksa harus terpapar matahari harus menggunakan krim pelindung matahari (waterproof sunblock) setiap 2 jam. Lampu fluorescence juga dapat meningkatkan timbulnya lesi kulit pada pasien LE 5. Penatalaksanaan infeksi Pengobatan segera bila ada infeksi terutama infeksi bakteri. Setiap kelainan urin harus dipikirkan kemungkinan pielonefritis

Asuhan Keperawatan

Asuhan Keperawatan

Pengkajian • Keluhan saat pengkajian • Riwayat kesehatan anak • Riwayat imunisasi • Aktivitas

Pengkajian • Keluhan saat pengkajian • Riwayat kesehatan anak • Riwayat imunisasi • Aktivitas dan istirahat • Riwayat kesehatan keluarga • Pemeriksaan fisik: head to toe (Khas pada anak dengan SLE: tampak kemerahan pada pipi (butterfly rash) dan daerah T (T-face) • Pemeriksaan laboratorium

Masalah Keperawatan • • • Nyeri akut Hipertermia Gangguan integritas kulit Resiko penyebaran infeksi

Masalah Keperawatan • • • Nyeri akut Hipertermia Gangguan integritas kulit Resiko penyebaran infeksi Gangguan citra tubuh Ansietas

Bahan Bacaan terkait SLE pada Anak • https: //www. ncbi. nlm. nih. gov/pmc/articles/PMC 4887837/pdf/et

Bahan Bacaan terkait SLE pada Anak • https: //www. ncbi. nlm. nih. gov/pmc/articles/PMC 4887837/pdf/et m-11 -06 -2209. pdf • https: //www. ncbi. nlm. nih. gov/pmc/articles/PMC 5911658/pdf/R U-56 -32407. pdf • https: //pdfs. semanticscholar. org/da 64/88 fa 4739130622 ac 240 0 f 4 e 89 b 09 da 28 cca 5. pdf • https: //www. researchgate. net/publication/273467743_Reviewi ng_the_Recommendations_for_Lupus_in_Children • https: //www. researchgate. net/publication/312338803_Karakte ristik_Klinis_Lupus_Eritematosus_Sistemik_pada_Anak • http: //www. depkes. go. id/resources/download/pusdatin/infodati n/Infodatin-Lupus-2017. pdf

Terima Kasih

Terima Kasih