Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Katarak by Heny
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Katarak by Heny Nurma Y
Pendahuluan Di seluruh dunia: (The World Health Report, 1998) • Kebutaan : 44, 8 juta • penyebab kebutaan: Onkoserkiasis 290. 000 Katarak 19. 340. 000 Glaukoma 6. 400. 000 Trakoma 5. 600. 000 Defisiensi vit. A 10. 430. 000
Di Indonesia (Depkes, 1992): • Penyebab kebutaan: Katarak 0, 76% Kekeruhan kornea 0, 13% Glaukoma 0, 10% Kelainan refraksi 0, 06% Kelainan retina 0, 03% Defisiensi vit. A 0, 02% • Prevalensi katarak 6, 9% dan ± 10% yang mendapat terapi. • 88% merupakan katarak senilis
Pengertian • Katarak merupakan keadaan di mana terjadi kekeruhan pada serabut atau bahan lensa di dalam kapsul lensa (Sidarta Ilyas, 1998) • Katarak adalah proses terjadinya opasitas secara progresif pada lensa atau kapsul lensa, umumnya akibat dari proses penuaan yang terjadi pada semua orang lebih dari 65 tahun (Marilynn Doengoes, dkk. 2000).
Pengertian Lanjutan… • Katarak adalah suatu keadaan patologik lensa di mana lensa rnenjadi keruh akibat hidrasi cairan lensa, atau denaturasi protein lensa. Kekeruhan ini terjadi akibat gangguan metabolisme normal lensa yang dapat timbul pada berbagai usia tertentu • Katarak adalah kekeruhan pada lensa tanpa nyeri yang berangsur – angsur penglihatan kabur akhirnya tidak dapat menerima cahaya (Barbara C. Long, 1996)
Klasifikasi • Katarak dapat diklasifikasikan dalam golongan berikut : – Katarak perkembangan (developmenta!) dan degeneratif. – Katarak kongenital, juvenil, dan senil. – Katarak komplikata. – Katarak traumatik.
Klasifikasi Lanjutan… • Berdasarkan usia pasien, katarak dapat di bagi dalam : – katarak kongenital, katarak yang terlihat pada usia di bawah 1 tahun – katarak juvenil, katarak yang terlihat pada usia di atas 1 tahun dan di bawah 40 tahun – katarak presenil, yaltu katarak sesudah usia 30 40 tahun – katarak senil, yaitu katarak yang mulai terjadi pada usia lebih dari 40 tahun
Katarak Kongenital • Katarak kongenital merupakan kekeruhan lensa yang didapatkan sejak lahir, dan terjadi akibat gangguan perkembangan embrio intrauterin. Biasanya kelainan ini tidak meluas mengenai seluruh lensa
Katarak Kongenital Lanjutan… q. Letak kekeruhan sangat tergantung pada saat terjadinya gangguan metabolisme serat lensa q. Katarak kongenital yang terjadi sejak perkembangan serat lensa terlihat segera setelah bayi Iahir sampai berusia 1 tahun
Katarak Kongenital Lanjutan… q. Katarak ini terjadi karena gangguan metabolisme serat lensa pada saat pembentukan serat lensa akibat infeksi virus atau gangguan metabolisme jaringan lensa pada saat bayi masih di dalam kandungan, dan gangguan metabolisme oksigen.
Katarak Kongenital Lanjutan… q Pada bayi dengan katarak kongenital akan terlihat bercak putih di depan pupil yang disebut sebagai leukokoria (pupil berwarna putih). q Setiap bayi dengan leukokoria sebaiknya dipikirkan diagnosis bandingnya seperti retinoblastorrma, endoftalmitis, fibroplasi retrolental, hiperplastik vitreus primer, dan miopia tinggi di samping katarak sendiri
Katarak Kongenital Lanjutan… q Katarak kongenital merupakan katarak perkembangan sehingga sel atau serat lensa masih muda dan berkonsistensi cair. q Umumnya tindakan bedah dilakukan dengan disisio lentis atau ekstraksi linear. q Tindakan bedah biasanya dilakukan pada usia 2 bulan untuk mencegah ambliopia eks anopsia. q Pasca bedahpasien memerlukan koreksi untuk kelainan refraksi matanya yang telah menjadi afakia
Katarak Juvenil q Katarak juvenil yang terlihat setelah usia 1 tahun lanjutan katarak kongenital yang makin nyata, q Penyulit penyakit lain, katarak komplikata, yang dapat terjadi akibat penyakit lokal pada satu mata, seperti akibat uveitis anterior. glaukoma, ablasi retina, miopia tinggi, ftisis bulbi, yang mengenai satu mata, penyakit sistemik, seperti diabetes, hipoparatiroid, dan akibat trauma tumpul. q Biasanya katarak juvenil ini merupakan katarak yang didapat dan banyak dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Katarak Senil q Katarak senil biasanya mulai pada usia 50 tahun, kecuali bila disertai dengan penyakit lainnya seperti diabetes melitus yang akan terjadi lebih cepat. q Kedua mata dapat terlihat dengan derajat kekeruhan yang sama ataupun berbeda. q Proses degenerasi pada lensa dapat terlihat pada beberapa stadium katarak senil.
Katarak Senil Lanjutan… q Pada katarak senil akan terjadi degenerasi lensa secara perlahan. q Tajam penglihatan akan menurun secara berangsur. q Katarak senil merupakan katarak yang terjadi akibat terjadinya degenerasi serat lensa karena proses penuaan
Stadium Katarak Senil 1. Stadium insipien, – di mana mulai timbul katarak akibat proses degenerasi lensa. – Kekeruhan lensa berbentuk bercak kekeruhan yang tidak teratur. – Pasien akan mengeluh gangguan penglihatan seperti melihat ganda dengan satu matanya. – Pada stadium ini. , proses degenerasi belum menyerap cairan mata ke dalam lensa sehingga akan terlihat bilik mata depan dengan kedalaman yang normal, iris dalam posisi biasa disertai dengan kekeruhan ringan pada lensa. – Tajam penglihatan pasien belum terganggu.
Stadium Katarak Senil Lanjutan… 2. Stadium imatur, – lensa yang degeneratif mulai menyerap cairan mata ke dalam – – – lensa sehingga lensa menjadi cembung. terjadi pembengkakan lensa yang disebut sebagai katarak intumesen. P terjadi miopisasi akibat lensa mata menjadi cembung pasien menyatakan tidak perlu kacamata sewaktu membaca dekat. Akibat lensa yang bengkak, iris terdorong ke depan, bilik mata dangkal dan sudut bilik mata akan sempit atau tertutup. Pada stadium ini dapat terjadi glaukoma sekunder. Pada pemeriksaan uji bayangan iris atau shadow test akan terlihat bayangan iris pada lensa. Uji bayangan iris positif.
Stadium Katarak Senil Lanjutan… 3. Stadium matur – – – merupakan proses degenerasi lanjut lensa. terjadi kekeruhan seluruh lensa. Tekanan cairan di dalam lensa sudah dalam keadaan seimbang dengan cairan dalam mata sehingga ukuran lensa akan menjadi normal kembali. Pada pemeriksaan terlihat iris dalam posisi normal, bilik mata depan normal, sudut bilik mata depan terbuka normal, uji bayangan iris negatif. Tajam penglihatan sangat menurun dapat hanya tinggal proyeksi sinar positif
Stadium Katarak Senil Lanjutan… 4. Stadium hipermatur – terjadi proses degenerasi lanjut lensa dan korteks lensa dapat mencair sehingga nukleus lensa tenggelam dalam korteks lensa (katarak Morgagni). – Pada stadium ini jadi juga degenerasi kapsul lensa sehingga bahan lensa ataupun korteks yang cair keluar dan masuk ke dalam bilik mata depan. – Pada stadium matur akan terlihat lensa yang lebih kecil daripada normal, yang akan mengakibatkan iris tremulans, dan bilik mata depan terbuka. – Pada uji bayangan iris terlihat positif walaupun seluruh lensa telah keruh sehingga stadium ini disebut uji bayangan iris pseudopositif. – Akibat bahan lensa keluar dari kapsul, maka akan timbul reaksi jaringan uvea berupa uveitis. – Bahan lensa ini juga dapat menutup jalan keluar cairan bilik mata sehingga timbul glaukoma fakolitik.
Katarak Traumatik • Kekeruhan lensa dapat terjadi akibat trauma tumpul atau trauma tajam yang menembus kapsul anterior. • Tindakan bedah pada katarak traumatik dilakukan setelah mata tenang akibat trauma tersebut. • Bila pecahnya kapsul mengakibatkan gejala radang berat, maka dilakukan aspirasi secepatnya
Katarak komplikata • • • Katarak komplikata terjadi akibat gangguan keseimbangan susunan sel lensa oleh faktor fisik atau kimiawi sehingga terjadi gangguan kejernihan lensa. Katarak komplikata dapat terjadi akibat iridosiklitis, koroiditis, miopia tinggi, ablasio retina, dan glaukoma. Katarak komplikata dapat terjadi akibat kelainan sistemik yang akan mengenai kedua mata atau kelainan lokal yang akan mengenai satu mata
Katarak sekunder • Pada tindakan bedah lensa dimana terjadi reaksi radang yang berakhir dengan terbentuknya jaringan fibrosis sisa lensa yang tertinggal maka keadaan ini disebut sebagai katarak sekunder. • Tindakan bedah yang dapat menimbulkan katarak sekunder adalah sisa disisio lentis, ekstraksi linear dan ekstraksi lensa ekstrakpsular. • Pada katarak sekunder yang menghambat masuknya sinar ke dalam bola mata atau mengakibatkan turunnya tajam penglihatan maka dilakukan disisio lentis sekunder atau kapsulotomi pada katarak sekunder tersebut
Etiologi q Penyebab terjadinya kekeruhan lensa ini dapat : – Primer, berdasarkan gangguan perkembangan dan metabalisme dasar lensa – Sekunder, akibat tindakan pembedahan lensa, – Komplikasi penyakit lokal ataupun umum.
Patofisiologi q. Lensa mengandung 3 komponen anatomis: – Nukleus zone sentral – Korteks perifer – Kapsul anterior dan posterior
q Nukleus mengalami perubahan warna menjadi coklat kekuningan dg bertambahnya usia q Perubahan fisik (perubahan pd serabut halus multiple (zunula) yg memanjang dari badan silier kesekitar daerah lensa) hilangnya tranparansi lensa q Perubahan kimia dlm protein lensa koagulasi mengabutkan pandangan q Terputusnya protein lensa disertai influks air kedalam lensa q Usia meningkat Penurunan enzim menurun degenerasi pd lensa
Patofisiologi. . . • Dalam keadaan normal transparansi lensa terjadi karena adanya keseimbangan atara protein yang dapat larut dalam protein yang tidak dapat larut dalam membran semipermiabel. Apabila terjadi pe↑ jumlah protein yang tdak dapat diserap dapat mengakibatkan pe↓ sintesa protein, perub biokimiawi, fisik dan protein tersebut mengakibatkan jumlah protein dalam lensa melebihi jumlah protein dalam bagian yg lain shg membentuk suatu kapsul yang dikenal dengan nama katarak. Terjadinya penumpukan cairan/degenerasi dan desintegrasi pada serabut tersebut menyebabkan jalannya cahaya terhambat dan mengakibatkan gangguan penglihatan.
Faktor yg mempengaruhi kejadian katarak • Radiasi sinar ultra violet B, Obat obatan, alkohol, merokok, diabetes, dan asupan vitamin antioksidan yg kurang dlm jangka waktu lama
Faktor lain • • • Usia Trauma mata Genetika Infeksi Penyakit kulit
Manifestasi Klinik • Data subyektif – Visus menurun – Silau • Data objektif – Pengembunan seperti mutiara keabuan pada pupil – Bila lensa sudah opak cahaya terpendar tdk pada retina pandangan kabur atau redup – Silau dan susah melihat pd malam hari – Pupil tampak kekuningan, abu dan putih.
Diagnostik Test • • Keratometri Oftalmoskop A Scan Ultrasoundm (Echography) Hitung sel endotel
Penatalaksanaan • Ada 2 macam tekhnik pembedahan katarak – Ekstraksi katarak intrakasuler (ICCE) – Ekstraksi katark ekstrakapsuler extraction (ECCE) 98 % keberhasilan • Fakoemulsifikasi penemuan terbaru pd ekstrakapsuler • Kaca mata apakia • Lensa kontak • Implan lensa okuler (IOL)
Pendidikan pasien setelah pembedahan katarak • Pembatasan aktivitas Diperbolehkan – Menonton televisi; membaca bila perlu, tp jangan terlalu lama – Mengerjakan aktivitas biasa tapi dikurangi – Pada awal mandi waslap selanjutnya menggunakan bak mandi atau pancuran – Tidak boleh membungkuk pd wastafel atau bak mandi; condongkan sedikit kepala kebelakang saat mencuci rambut
• Tidur dengan perisai pelindung mata logam pada malam hari; mengenakan kacamata pada siang hari • Ketika tidur, berbaring terlentang atau miring tidak boleh telengkup • Aktivitas dengan duduk • Mengenakan kacamata hitam untuk kenyamanan • Berlutut atau jongkok saat mengambil sesuatu dari lantai
Dihindari (paling tidak selama 1 minggu) • • • Tidur pd sisi yg sakit Menggosok mata; menekan kelopak untuk menutup Mengejan saat defekasi Memakai sabun mendekati mata Mengangkat benda yg lebih dari 7 Kg Hubungan seks Mengendarai kendaraan Batuk, bersin, dan muntah Menundukkan kepala sampai bawah pinggang, melipat lutut saja dan punggung tetap lurus untuk mengambil sesuatu dari lantai
Askep Pada Pasien Dengan Post Operasi Katarak • Pengkajian Data Subyektif – Nyeri – Mual – Diaporesis – Riwayat jatuh sebelumnya – Pengetahuan tentang regimen terapeutik – Sistem pendukung, lingkungan rumah.
• Data obyektif – Perubahan tanda – tanda vital – Respon yang azim terhadap nyeri – Tanda – tanda infeksi: • Kemerahan • Edema • Infeksi konjungtiva (pembuluh darah konjungtiva menonjol) • Drainase pada kelopak mata dan bulu mata • Zat purulen • Peningaktan suhu tubuh • Nilai laboratorium: peningkatan SDP, perubahan SDP, hasil pemeriksaan kultur sesitivitas abnormal.
Data Objective. . . – Ketajaman penglihatan masing – masing mata. – Cara berjalan, riwayat jatuh sebelumnya. – Kemungkinan penghalang lingkungan seperti; • • kaki kursi, perabot yang rendah Tiang infus Tempat sampah Sandal – Kesiapan dan kemampuan untuk belajar dan menyerap informasi.
Diagnosa Keperawatan • Nyeri akut b/d interupsi pembedahan jaringan tubuh • Resiko tinggi terhadap infeksi b/d peningkatan perentanan sekunder terhadap interupsi permukaan tubuh. • Resiko tinggi terhadap cidera b/d keterbatasan penglihatan, berada di lingkungan yang asing dan keterbatasan mobilitas dan perubahan kedalaman persepsi karena pelindung mata. • Resiko tinggi terhadap infektif penatalaksanaan regimen terapeutik b/d kurang aktivitas yang diijinkan, obat – obatan, komplikasi dan perawatan lanjutan. •
Tujuan perawatan mata post operasi katarak • Mencegah terjadinya resiko infeksi akibat interupsi pembedahan pada mata yang katarak. • Meningkatkan kemampuan penglihatan secara optimal. • Menunjang pemenuhan kebutuhan aktifitas sehari – hari secara mandiri.
THANKS For Your attention ! See You Next Week
- Slides: 50