HAM DAN RULE OF LAW Pert 10 Dr

  • Slides: 43
Download presentation
HAM DAN RULE OF LAW Pert. 10 Dr. H. Syahrial Syarbaini, MA. Dr. H.

HAM DAN RULE OF LAW Pert. 10 Dr. H. Syahrial Syarbaini, MA. Dr. H. Syahrial / Pkn 1

Pengertian HAM • • HAM adalah hak-hak yang melekat pada diri manusia, dan dapat

Pengertian HAM • • HAM adalah hak-hak yang melekat pada diri manusia, dan dapat hidup layak sebagai manusia. diperoleh bersama dengan kelahirannya HAM bersifat umum (universal) dimiliki tanpa perbedaan atas bangsa, ras, atau jenis kelamin Dr. H. Syahrial / Pkn 2

Ruang Lingkup HAM personal rights Political rights Property rights Social and cultural rights Dr.

Ruang Lingkup HAM personal rights Political rights Property rights Social and cultural rights Dr. H. Syahrial / Pkn Rights of legal equality Procedural rights 3

Tinggalkan Peran Negara Rakyat Bebas- Negara pengawas Konsep Barat Paham Individulis HAM Lebih Dahulu

Tinggalkan Peran Negara Rakyat Bebas- Negara pengawas Konsep Barat Paham Individulis HAM Lebih Dahulu dari Negara HAM Integrasi Dlm Masy. HAM Konsep Sosialis Negara melahirkan HAM GLOBAL Hak Negara Batasi HAM Tak bertentangan dgn Agama Konsep Asia. Afrika Penghormatan pada Keluarga Individu tgunduk pada Adat/Tradisi Konsep PBB Hak-hak sipil, politik, ekonomi, sosial dan Dr. H. Syahrial / Pknkebudayaan dinikmati manusia 4

Piagam Pengakuan HAM • Magna charta Dr. H. Syahrial / Pkn 5

Piagam Pengakuan HAM • Magna charta Dr. H. Syahrial / Pkn 5

Petition of Rights (1628) Dr. H. Syahrial / Pkn 6

Petition of Rights (1628) Dr. H. Syahrial / Pkn 6

Habeas Corpus Act Dr. H. Syahrial / Pkn 7

Habeas Corpus Act Dr. H. Syahrial / Pkn 7

Bill of Rights; Dr. H. Syahrial / Pkn 8

Bill of Rights; Dr. H. Syahrial / Pkn 8

Declaration Des Droits de L’homme et du citoyen Dr. H. Syahrial / Pkn 9

Declaration Des Droits de L’homme et du citoyen Dr. H. Syahrial / Pkn 9

Universal Decleration of Human Rights Franklin D. Roosevelt and Winston Churchill Third Washington Conference

Universal Decleration of Human Rights Franklin D. Roosevelt and Winston Churchill Third Washington Conference Dr. H. Syahrial / Pkn 10

c. Upaya Pemajuan, Penghormatan, dan Penegakan HAM Salah satu tonggak dalam upaya pemajuan, penghormatan

c. Upaya Pemajuan, Penghormatan, dan Penegakan HAM Salah satu tonggak dalam upaya pemajuan, penghormatan dan penegakan HAM, adalah ketika organisasi Persatuan Bangsa (PBB) membentuk Komisi PBB untuk Hak Asasi Manusia pada 1946. Langkah untuk pemajuan, penghormatan dan penegakan HAM, ketika Majelis Umum PBB mengeluarkan Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia (Universal Declaration of Human Rights) pada 10 Desember 1948.

Lanjutan. . . Perkembangan upaya pemajuan, penghormatan dan penegakan hak asasi manusia dari berbagai

Lanjutan. . . Perkembangan upaya pemajuan, penghormatan dan penegakan hak asasi manusia dari berbagai sumber atau dokumen: No Tahun Nama Dokumen Isi/Keterangan 1 2500 s. d. 1000 SM ---Hukum Hamurabi Perjuangan Nabi Ibrahim melawan kelaliman Raja Namrud yang memaksakan harus menyembah patung (berhala). Nabi Musa, memerdekakan bangsa Yahudi dari perbudakan Raja Fir’aun (Mesir). 2 600 SM ---- Di Athena (Yunani), Solon telah menyusun undang-undang yang menjamin keadilan dan persamaan bagi setiap warganya. 3 527 s. d. 322 SM Corpus Luris ---- Kaisar Romawi F. A. Justinianus menciptakan peraturan hukum modern yang terkodifikasi yang Corpus Luris sebagai jaminan atas keadilan dan hak asasi manusia. 4 30 SM s. d. 632 M Kitab Suci Injil Kitab Suci Al-Qur’an Dibawa oleh Nabi Isa Almasih sebagai peletak dasar etika Kristiani dan ide pokok tingkah laku manusia agar senantiasa hidup dalam cinta kasih, baik kepada Tuhan maupun sesama manusia. Diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW banyak mengajarkan tetang toleransi, berbuat adil, tidak boleh memaksa, bijaksana, menerapkan kasih sayang, memberikan rahmat kepada seluruh alam semesta, dan sebagainya.

Lanjutan. . . 5 1215 Magna Charta (Masa Pem. Lockland di Inggris) • Raja

Lanjutan. . . 5 1215 Magna Charta (Masa Pem. Lockland di Inggris) • Raja tidak boleh memungut pajak kalau tidak dengan izin dari Great Council. Orang tidak boleh ditangkap, dipenjara, disiksa atau disita miliknya tanpa cukup alasan menurut hukum negara. 6 1629 Pettion of Rights (Masa Pemerintahan Charles I di Inggris) • Pajak dan hak-hak istimewa harus denga izin parlemen. • Tentara tidak boleh diberi penginapan di rumah-rumah penduduk. Dalam keadaan damai, tentara tidak boleh menjalankan hukum perang. • Orang tidak boleh ditangkap tanpa tuduhan yang sah. 7 1679 Habeas Corpus Act (Masa Pemerintahan Charles II di Inggris) • Jika diminta, hakim harus dapat menunjukan orang yang ditangkapnya lengkap dengan alasan penangkapan itu. • Orang yang ditangkap harus diperiksa selambat-lambatnya dua hari setelah ditangkap. 8 1689 Bill of Rights (Masa Pemerintahan Willwem III di Inggris) • Membuat undang-undang harus dengan izin parlemen • Pengenaan pajak harus atas izin parlemen • Mempunyai tentara tetap harus dengan izin parlemen. • Kebebasan berbicara dan mengeluarkan pendapat bagi parlemen. Parlemen berhak mengubah keputusan raja 9 1776 Declaration of Independence (Amerika Serikat) • Bahwa semua orang yang diciptakan sama. Mereka dikaruniai oleh Tuhan ; hak hidup, hak kebebasan, dan hak mengejar kebahagiaaan (life, liberty, and pursuit of happiness). Amerika Serikat dianggap sebagai negara pertama yang mencantumkan hak asasi dalam konstitusi (dimuat secara resmi dalam Constitusi of USA tahun 1787) atas jasa presiden Thomas Jefferson.

Lanjutan. . . 10 1789 Declaration des Droits de L’homme et du Citoyen (Perancis)

Lanjutan. . . 10 1789 Declaration des Droits de L’homme et du Citoyen (Perancis) Pernyataan hak-hak asasi manusia dan warga negara sebagai hasil revolusi Perancis di bawah pimpinan Jendral Laffayete, antara lain menyebutkan: • Manusia dilahirkan bebas dan mempunyai hak-hak yang sama • Hak-hak itu ialah hak kebebasan, hak milik, keamanan dan sebagainya. 11 1918 Rights of Determination Tahun-tahun berikutnya, pencantuman hak asasi manusia dalam konstitusi diikuti oleh Belgia (1831), Unisoviet (1936), Indonesia (1945), dan sebagainya. Naskah yang diusulkan oleh Presiden Woodrow Wilson yang memuat 14 pasal dasar untuk mencapai perdamaian yang adil. 12 1941 Atlantic Charter (dipelopori oleh Franklin D. Rooselvt) Muncul pada saat berkobarnya Perang Dunia II, kemudian disebutkan empat kebebasan (The Four Freedoms) antara lain: • Kebebasan berbicara, mengeluarkan pendapat, berkumpul, dan berorganisasi. Kebebasan untuk beragama dan beribadah, Kebebasan dari kemiskinan dan kekurangan, Kebebasan seseorang dari rasa takut. 13 1948 Universal Declaration of Human Rights Pernyataan sedunia tentang hak-hak asasi manusia yang terdiri dari 30 pasal. Piagam tersebut menyerukan kepada semua anggota dan bangsa di dunia untuk menjamin dan mengakui hak-hak asasi manusia dimuat di dalam konstitusi negara masing-masing.

HAM di Indonesia: • Dalm Konstitusi NKRI • penegakan hukum dan HAM harus dilakukan

HAM di Indonesia: • Dalm Konstitusi NKRI • penegakan hukum dan HAM harus dilakukan secara tegas, tidak diskriminatif, dan konsisten: • • • Pemberantasan korupsi melalui pelaksanaan Rencana Aksi Nasional Pemberantasan Korupsi 2004 -2009. Pelaksanaan Rencana Aksi Nasional Hak Asasi Manusia (RANHAM) dari 2004 -2009 sebagai gerakan nasional. Pemberantasan tindak pidana terorisme dan penyalahgunaan narkotika serta obat berbahaya lainnya Dr. H. Syahrial / Pkn 15

3. Hambatan dan Tantangan Dalam Upaya Pemajuan, Penghormatan, dan Penegakan HAM di Indonesia a.

3. Hambatan dan Tantangan Dalam Upaya Pemajuan, Penghormatan, dan Penegakan HAM di Indonesia a. Perkembangan HAM di Indonesia : § Era 1945 s. d. 1955, bangsa Indonesia banyak disibukkan oleh perjuangan untuk mempertahankan kemerdekaan dan terjadinya rongan oleh berbagai pemberontakan sehingga masalah HAM masih terabaikan. § Era Orde Lama (1955 -1965) hingga peristiwa G 30 S PKI 1965, masih terjadi krisis politik & kekacauan sosial sehingga persoa-lan HAM tidak memperoleh perhatian. Era Orde Baru (1966 -1998), dalam perjalanannya rezim ini ku-rang konsisten terhadap masalah HAM. Meskipun telah berhasil membentuk Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM). §

Lanjutan. . . § Era Reformasi, telah banyak melahirkan produk peraturan perundangan tentang hak

Lanjutan. . . § Era Reformasi, telah banyak melahirkan produk peraturan perundangan tentang hak asasi manusia : 1. Ketetapan MPR No. XVII/MPR/1998 tentang Hak Asasi Manusia 2. UU No. 5 Tahun 1998 tentang pengesahan Konven-si menentang penyiksaan dan perlakuan atau penghukuman lain yang kejam, tidak manusiawi, atau merendahkan martabat manusia. 3. Keppres No. 181 Tahun 1998 tentang Komisi Nasio-nal Anti Kekerasan terhadap perempuan. 4. Keppres No. 129 Tahun 1998 tentang Rencana Aksi Nasional Hak-Hak Asasi Manusia Indonesia.

Lanjutan. . . 5. Inpres No. 26 Tahun 1998 tentang Menghentikan penggunaan istilah pribumi

Lanjutan. . . 5. Inpres No. 26 Tahun 1998 tentang Menghentikan penggunaan istilah pribumi dan nonpribumi dalam semua perumusan dan penyelenggaraan kebijakan, perencanaan program, ataupun pelaksanaan kegiatan penyelenggaraan pemerintahan. 6. UU No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia 7. UU No. 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia. 8. Amandemen kedua UUD 1945 (2000) Bab XA Pasal 28 A 28 J mengatur secara eksplisit Pengakuan dan Jaminan Perlindungan terhadap Hak Asasi Manusia.

b. Hambatan Penegakan HAM : Hambatan umum dalam pelaksanaan dan penegakan HAM di Indonesia

b. Hambatan Penegakan HAM : Hambatan umum dalam pelaksanaan dan penegakan HAM di Indonesia : • Faktor Kondisi Sosial-Budaya • Faktor Komunikasi dan Informasi • Faktor Kebijakan Pemerintah • Faktor Perangkat Perundangan • Faktor Aparat dan Penindakannya (Law Enforcement).

c. Tantangan Penegakan HAM : Tantangan dlm penegakan HAM di Indonesia untuk masa-masa yang

c. Tantangan Penegakan HAM : Tantangan dlm penegakan HAM di Indonesia untuk masa-masa yang akan datang, telah digagas oleh Presiden Soeharto pada saat akan menyampaikan pidatonya di PBB dalam Konfrensi Dunia ke-2 (Juni 1992) dengan judul “Deklarasi Indonesia Tentang HAM”. 1. Prinsip Universlitas, 2. Prinsip Pembangunan Nasional, 3. Prinsip Kesatuan Hak-Hak Asasi Manusia (Prinsip Indivisibility), 4. Prinsip Objektifitas atau Non Selektivitas, 5. Prinsip Keseimbangan, 6. Prinsip Kompetensi Nasional, 7. Prinsip Negara Hukum.

Lanjutan. . . Tantangan lain, adalah berkaitan adanya “pelanggaran berat” sebagaimana dimaksudkan dalam UU

Lanjutan. . . Tantangan lain, adalah berkaitan adanya “pelanggaran berat” sebagaimana dimaksudkan dalam UU Nomor 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia, yaitu Kejahatan Genosida dan Kejahatan Kemanusiaan. Kejahatan Genosida, adalah setiap perbuatan yang dilakukan dengan maksud untuk menghancurkan/memusnahkan seluruh atau sebagian kelompok bangsa, ras, kelompok etnik, dan kelompok agama. Kejahatan Terhadap Kemanusiaan, adalah perbuatan yg dilakukan dengan serangan yang meluas atau sistematik yang diketahui bahwa serangan tersebut ditujukan langsung thd penduduk sipil.

d. Rencana Aksi Nasional HAM Indonesia Kepres No. 129 Tahun 1998 tentang Rencana Aksi

d. Rencana Aksi Nasional HAM Indonesia Kepres No. 129 Tahun 1998 tentang Rencana Aksi Nasional Hak-hak Asasi Manusia (RANHAM) Indonesia yg kemudian diubah dengan Kepres No. 61 Tahun 2003. Mrp upaya nyata untuk menjamin peningkatan penghormatan, pemajuan, pemenuhan, dan perlindungan HAM di Indonesia dengan mempertimbangkan nilai-nilai agama, adat-istiadat, dan budaya bangsa yg berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. 6 (enam) Program Utama RANHAM 2004 – 2009 : • Pembentukan dan pengua-tan institusi pelaksanaan RANHAM, • Persiapan ratifikasi instru-men HAM Internasional, • Persiapan harmonisasi peraturan perundang-undangan, • Diseminasi dan pendidikan Hak Asasi Manusia, • Penerapan norma dan standar HAM, dan • Pemantauan, evaluasi dan pelaporan.

Piagam HAM Indonesia (isi): • Hak untuk hidup (bab I) • Hak Berkeluarga dan

Piagam HAM Indonesia (isi): • Hak untuk hidup (bab I) • Hak Berkeluarga dan melanjutkan keturunan (Bab II) • Hak mengembangkan diri (Bab III) • Hak keadilan (bab. IV) • Hak kemerdekaan (Bab V) • Hak atas kebebasan (Bab VI) • Hak atas kebebasan informasi (Bab VI) • Hak keamanan (Bab VII) • Hak Kesejahteraan (Bab VIII) • Kewajiban (Bab IX) • Perlindungan dan kemajuan (Bab X) Dr. H. Syahrial / Pkn 23

HAK ASASI MANUSIA DALAM UUD 1945 (BAB XA) berkewajiban menghargai hak orang dan pihak

HAK ASASI MANUSIA DALAM UUD 1945 (BAB XA) berkewajiban menghargai hak orang dan pihak lain serta tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan UU (Pasal 28 J) ** perlindungan, pemajuan, penegakan, dan pemenuhan HAM adalah tanggung jawab negara, terutama pemerintah (Pasal 28 I) ** hidup sejahtera lahir dan batin, memperoleh pelayanan kesehatan, mendapat kemudahan dan perlakuan khusus untuk memperoleh kesempatan dan manfaat guna mencapai persamaan dan keadilan (Pasal 28 H) ** perlindungan diri pribadi, keluarga, kehormatan, martabat, harta benda, dan rasa aman serta untuk bebas dari penyiksaan (Pasal 28 G) ** untuk hidup serta mempertahankan hidup dan kehidupan (Pasal 28 A) ** HAK ASASI MANUSIA berkomunikasi, memperoleh, mencari, memiliki, menyimpan, mengolah dan menyampaikan informasi, (Pasal 28 F) ** membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan, hak anak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan berkembang serta perlindungan dari kekerasan diskriminasi (Pasal 28 B) ** mengembangkan diri, mendapat pendidikan, memperoleh manfaat dari IPTEK, seni dan budaya, memajukan diri secara kolektif (Pasal 28 C) ** pengakuan yang sama di hadapan hukum, hak untuk bekerja dan kesempatan yg sama dalam pemerintahan, berhak atas status kewarganegaraan (Pasal 28 D) ** kebebasan memeluk agama, meyakini kepercayaan, memilih kewarganegaraan, memilih tempat tinggal, kebebasan berserikat, berkumpul dan berpendapat (Pasal 28 E) **

Pelanggaran HAM Dr. H. Syahrial / Pkn 25

Pelanggaran HAM Dr. H. Syahrial / Pkn 25

Kejahatan genosida, Dr. H. Syahrial / Pkn 26

Kejahatan genosida, Dr. H. Syahrial / Pkn 26

Kejahatan kemanusiaan, Dr. H. Syahrial / Pkn 27

Kejahatan kemanusiaan, Dr. H. Syahrial / Pkn 27

Pengadilan HAM Dr. H. Syahrial / Pkn 28

Pengadilan HAM Dr. H. Syahrial / Pkn 28

DASAR HUKUM RULE OF LAW Negara Indonesia ialah Negara Kesatuan, yang berbentuk Republik [Pasal

DASAR HUKUM RULE OF LAW Negara Indonesia ialah Negara Kesatuan, yang berbentuk Republik [Pasal 1 (1)] Negara Indonesia adalah negara hukum Kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar [Pasal 1 (3)***] [Pasal 1 (2)***]

Latar belakang Rule of Law: • Rule of Law adalah suatu doktrin hukum abad

Latar belakang Rule of Law: • Rule of Law adalah suatu doktrin hukum abad ke 19, bersamaan dengan negara konstitusi dan demokrasi • Rule of Law merupakan konsep tentang common law = supremasi hukum diatas prinsip keadilan dan egalitarian. Dr. H. Syahrial / Pkn 30

Pengertian: • Rule of Law - kekuasaan umum yang terorganisasi (organized public power), •

Pengertian: • Rule of Law - kekuasaan umum yang terorganisasi (organized public power), • Rule of Law menyangkut ukuran hukum yang baik dan buruk (just and unjust law). • Rule of Law terkait keadilan, menjamin keadilan masyarakat/bangsa. Dr. H. Syahrial / Pkn 31

Issue Rule of Law: • Rule of Law di Indonesia? • Rule of Law

Issue Rule of Law: • Rule of Law di Indonesia? • Rule of Law itu dilaksanakan? • Komitmen pemerintah prinsip Rule of Law? dan • Rule of Law dapat berjalan efektif? Dr. H. Syahrial / Pkn 32

Prinsip Rule of Law Indonesia: • Indonesia negara hukum • Kekuasaan kehakiman yang merdeka

Prinsip Rule of Law Indonesia: • Indonesia negara hukum • Kekuasaan kehakiman yang merdeka • Warganegara dan pemerintahan , wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya • Bab X A tentang Hak Asasi Manusia Dr. H. Syahrial / Pkn 33

Ciri-ciri Negara Hukum • • • HAM terjamin dalam undang-undang Supremasi hukum Trias politika

Ciri-ciri Negara Hukum • • • HAM terjamin dalam undang-undang Supremasi hukum Trias politika Kesamaan kedudukan di depan hukum Peradilan administrasi dalam menyelesaikan perselisihan • Kebebasan menyatakan pendapat • Pemilu yang bebas • Badan kehakiman yang bebas Dr. H. Syahrial / Pkn 34

Pengertian rule of law: penegakkan hukum yang menyangkut aturan hukum (baik dan buruk), dan

Pengertian rule of law: penegakkan hukum yang menyangkut aturan hukum (baik dan buruk), dan adanya jaminan keadilan bagi warga negara Fungsi rule of law: 1. Indonesia : negara hukum 2. Kekuasaan kehakiman: kekuasaan merdeka 3. Warga negara sama kedudukan dlm hukum 4. HAM (perlakuan dan jaminan hukum: adil) 5. Setiap orang mendapat imbalan dan perlakuan yang layak dlm bekerja Lembaga Rule of Law: 1. Kepolisian 2. Kejaksaan 3. Komisi pemberantasan korupsi 4. Badan Peradilan: MA, MK, PN dan PT Dr. H. Syahrial / Pkn 35

Pembrantasan Korupsi • Korupsi berkaitan perbuatan yang merugikan umum (publik) untuk keuntungan pribadi atau

Pembrantasan Korupsi • Korupsi berkaitan perbuatan yang merugikan umum (publik) untuk keuntungan pribadi atau kelompok tertentu. • Penyalahgunaan kekuasan atau jabatan publik untuk kepentingan pribadi • Menurut BPA: korupsi adalah melibatkan perilaku oleh sebagian pegawai sektor publik dan swasta dengan melawan hukum memperkaya diri sendiri atau orang dekat mereka dengan menyalahgunakan jabatan Dr. H. Syahrial / Pkn 36

Akibat Korupsi Ciri-ciri Korupsi Melibatkan lebih dari satu orang Negara mengalami krisis dan miskin

Akibat Korupsi Ciri-ciri Korupsi Melibatkan lebih dari satu orang Negara mengalami krisis dan miskin Perusahaan menjadi bangkrut / pailit Kegiatan serba rahasia Perekonomian negara lamban Keuntungan timbal balik Cita-cita keadilan dan kemakmuran terhambat Berlindung dibalik pembenaran hukum Mempengaruhi keputusan pemerintah Menimbulkan kekacauan, instabilitas Menimbulkan kerawanan sosial Mengandung penipuan kepada publik Pengkhianatan kepercayaan rakyat Melanggar norma Dr. H. Syahrial / Pkn 37

Pembrantasan Korupsi • United Nations Convention Against Corruption 2003 • UU No. 7/2006 Pengesahan

Pembrantasan Korupsi • United Nations Convention Against Corruption 2003 • UU No. 7/2006 Pengesahan konvensi PBB ybs • Instruksi Presiden No. 5/2004 ttg Percepatan pembrantasan Korupsi • UU No. 30 /2002 ttg Pembentukan KPK Dasar Hukum Penanggulangan • • • Langkahlangkah • • • Pemeriksaan kekayaan pejabat • Membangun sistem pencegahan diri • Menjamin hidup layak bagi pegawai • Menggunakan sistem pembuktian terbalik • Mengumunkan kekayaan pejabat Dimulai dilingkunganaudit sekitar Presiden Melakukan pemeriksakan pengadaan barang Mencegah penyimpangan proyek dan penyimpangan tender Penyelamatan aset-aset negara disetiap kementerian Pencekalan atau pencarian narapidana korupsi diluar negeri Dr. H. Syahrial / Pkn 38

BAB VIIIA. BADAN PEMERIKSA KEUANGAN Keanggotaan, Tugas, dan Wewenang Anggota BPK dipilih oleh DPR

BAB VIIIA. BADAN PEMERIKSA KEUANGAN Keanggotaan, Tugas, dan Wewenang Anggota BPK dipilih oleh DPR dengan memperhatikan pertimbangan DPD dan diresmikan oleh Presiden [Pasal 23 F (1)***] Untuk memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara diadakan satu Badan Pemeriksa Keuangan yang bebas dan mandiri [Pasal 23 E (1)***] BPK berkedudukan di ibu kota negara, dan memiliki perwakilan di setiap provinsi [Pasal 23 G (1)***] BPK Hasil pemeriksaan keuangan negara diserahkan kepada DPR, DPD, dan DPRD, sesuai dengan kewenangannya [Pasal 23 E (2)***] Hasil pemeriksaan tersebut ditindaklanjuti oleh lembaga perwakilan dan/atau badan sesuai dengan undang-undang [Pasal 23 E (3)***]

BAB VIIIA. BADAN PEMERIKSA KEUANGAN Pemilihan Anggota BPK [Pasal 23 F (1)***] Presiden calon

BAB VIIIA. BADAN PEMERIKSA KEUANGAN Pemilihan Anggota BPK [Pasal 23 F (1)***] Presiden calon Anggota BPK DPR pertimbangan DPD memilih calon anggota BPK terpilih diresmikan

KPK Masalah korupsi telah mengakar dalam ketatanegaraan Indonesia Persoalan korupsi adalah persoalan hukum, ekonomi

KPK Masalah korupsi telah mengakar dalam ketatanegaraan Indonesia Persoalan korupsi adalah persoalan hukum, ekonomi dan moral Pembrantasan harus melibatkan masyarakat dengan memberi kebebasan setiap warga memberikan informasi dugaan korupsi yang dilindungi oleh undang-undang Kegagalan dari penegak hukum (kejaksaan, Kepolisian) yang berada eksekutif sebagai hambatan adanya campurtangan eksekutif, legislatif dan yudikatif Oleh sebab itu dibentuklah KPK yang bersifat independen KPK berwenang melakukan penyelidikan, penyidikan dan penuntutan (UU 30/2002) Kewenangan khusus: KPK: menyadap, merekam pembicaraan, melncekal ke luar negeri, meminta keterangan Bank atas keuangan tersangka blokir rekening dll. Dapat memerintahkan Presiden agar membuat izin memerikrasa pejabat atas dugaan korupsi. Dr. H. Syahrial / Pkn 41

Pendalaman Materi • 1. Jelakan perbedaan dan persamaan hak sebagai warga negara dengan HAM?

Pendalaman Materi • 1. Jelakan perbedaan dan persamaan hak sebagai warga negara dengan HAM? • Sebutkan ruang lingkup HAM Indonesia dan contoh 2 nya? • Berikan contoh-contoh pelanggaran HAM di Indonesia? • Apakah usaha perintah yang telah dilaksanakan dalam rangka penegakan HAM? Dr. H. Syahrial / Pkn 42

Terima. Kasih Dr. H. Syahrial / Pkn 43

Terima. Kasih Dr. H. Syahrial / Pkn 43