FROZEN SEAFOOD SANITASI INDUSTRI PANGAN Nama Anggota Kelompok

  • Slides: 54
Download presentation
FROZEN SEAFOOD SANITASI INDUSTRI PANGAN

FROZEN SEAFOOD SANITASI INDUSTRI PANGAN

Nama Anggota Kelompok: Dewi Purwati Dicka Kelvin A Ayu Winda Ariska Siti Aminah Zesma

Nama Anggota Kelompok: Dewi Purwati Dicka Kelvin A Ayu Winda Ariska Siti Aminah Zesma Aulia (125100301111016) (125100307111057) (135100301111003) (135100301111090) (135100301111114) SANITASI INDUSTRI PANGAN KELAS L

Jenis-jenis Seafood Udang Kepiting Cumi-cumi Ikan Kerang, dll.

Jenis-jenis Seafood Udang Kepiting Cumi-cumi Ikan Kerang, dll.

FROZEN SEAFOOD (CRAB) A. UDANG

FROZEN SEAFOOD (CRAB) A. UDANG

PROFIL PRODUK Udang merupakan komoditas utama yang paling diminati sebagai makanan, karena dagingnya yang

PROFIL PRODUK Udang merupakan komoditas utama yang paling diminati sebagai makanan, karena dagingnya yang gurih dan rasanya begitu lezat, sehingga membuat komoditas udang ini begitu familiar dan sangat digemari oleh banyak orang.

Contoh Produk olahan Udang Fiesta Seafood adalah produk seafood olahan yang di produksi oleh

Contoh Produk olahan Udang Fiesta Seafood adalah produk seafood olahan yang di produksi oleh CP Prima beserta anak perusahaannya (CP Bahari. Produk ini menggunakan udang dan ikan yang 100% bebas antibiotik. Sebagai produk olahan, Fiesta Seafood tidak mengandung bahan pengawet dan warna pada produk pun berasal dari bahan-bahan alami, yaitu, warna merah dari udang dan warna hijau berasal dari bahan sayuran yang terkandung pada produk.

Lanjutan… Fiesta seafood diproduksi dari udang segar jenis vannamei yang langsung diangkat dari area

Lanjutan… Fiesta seafood diproduksi dari udang segar jenis vannamei yang langsung diangkat dari area pertambakan udang dengan pengelolaan secara terintegrasi (mulai pembibitan, budidaya, panen, dan pengolahan) yang seluruhnya dimiliki oleh CP Prima.

Proses pengolahan produk Fiesta Seafood dilakukan secara higienis dengan quality control yang ketat di

Proses pengolahan produk Fiesta Seafood dilakukan secara higienis dengan quality control yang ketat di setiap lini produksi. Produk Fiesta Seafood juga didinginkan di suhu -45 C sehingga bakteri mati dan proses distribusinya pun dilakukan pada suhu -18 C sepanjang perjalanan sampai ke pasar.

SUMBER KONTAMINASI Lingkungan pada lokasi pengolahan seafood dapat berkontribusi terhadap kontaminasi ke produk makanan.

SUMBER KONTAMINASI Lingkungan pada lokasi pengolahan seafood dapat berkontribusi terhadap kontaminasi ke produk makanan. Sumber kontaminasi lainnya adalah peralatan pengolahan, kontainer, dan kontak permukaan. Program Sanitasi yang efektif penting untuk mengurangi kontaminasi. udang mentah dan sumber pengolahan merupakan lingkungan yang berpotensi untuk terkontaminasi patogen Listeria monocytogenes.

PRINSIP SANITASI 1. Pemeriksaan Faktor Kritis pada Sanitasi, 2. Pemeriksaan Proses Produksi 3. Jadwal

PRINSIP SANITASI 1. Pemeriksaan Faktor Kritis pada Sanitasi, 2. Pemeriksaan Proses Produksi 3. Jadwal Pembersihan 4. Perlakuan High Hydrostatic Pressure (Hidrostatik Tekanan Tinggi) Pengolahan (HHP) adalah teknik perlakuan yang layak untuk digunakan dalam mengurangi kontaminasi mikroorganisme patogen untuk memperpanjang umur simpan produk pangan tersebut. 5. Penanganan Limbah Pengelolaan limbah, termasuk daur ulangproduk limbah seafood, merupakan hal penting. Selain pertimbangan ekonomi, sistem pemulihan yang efektif dapat memberikan kontribusi untuk operasi yang lebih higienis.

SOLUSI PENANGANAN SEAFOOD Produk dari hasil laut dikenal memiliki kualitas gizi yang cukup baik.

SOLUSI PENANGANAN SEAFOOD Produk dari hasil laut dikenal memiliki kualitas gizi yang cukup baik. Selain itu, rasanya juga cukup nikmat. Namun seafood tergolong dalam pangan yang mudah rusak (perishable). Oleh sebab itu, perhatian secara khusus dalam pemilihan, penyimpanan, dan penanganan produk-produk berbasis seafood perlu diperhatikan.

FROZEN SEAFOOD (CRAB) B. KEPITING

FROZEN SEAFOOD (CRAB) B. KEPITING

PROFIL PRODUK Kepiting merupakan salah satu komoditas perikanan unggulan yang bernilai ekonomis tinggi. Komoditas

PROFIL PRODUK Kepiting merupakan salah satu komoditas perikanan unggulan yang bernilai ekonomis tinggi. Komoditas ini sangat diminati oleh masyarakat karena rasanya yang enak dan kandungan gizinya yang tinggi.

 Karena produk kepiting sangat mudah membusuk dan kehilangan kesegaran, maka perlu cara dan

Karena produk kepiting sangat mudah membusuk dan kehilangan kesegaran, maka perlu cara dan proses yang dapat memperpanjang daya awet produk tersebut, sengan demikian produk dapat disimpan dalam waktu yang relatif lama dan dapat didistribusikan ke lokasi. Cara pengawetan produk kepiting : 1. frozen 2. pengolahan

dan rajungan merupakan jenis seafood yang cukup diminati sebagian orang, selain memiliki kandugan nutrisi

dan rajungan merupakan jenis seafood yang cukup diminati sebagian orang, selain memiliki kandugan nutrisi yang tinggi, juga memiliki rasa lezat. Perbedaan kepiting dan adalah: � Kepiting � Rajungan = kepiting yang hanya hidup di air laut, rajungan ada yang berwarna, kebiruan, bentuk tubuhnya lebih ramping, agak memanjang, cangkangnya berbintik-bintik dan lebih keras. � Kepiting= hidup di darat dan di laut, berwarna kemerah-merahan, kehijauan atau kebiruan � Perbedaan mendasar keduanya adalah habitat hidupnya.

Kontaminasi dan patogen dapat disebabkan oleh dua hal secara umum yaitu : kontaminasi lingkungan

Kontaminasi dan patogen dapat disebabkan oleh dua hal secara umum yaitu : kontaminasi lingkungan kontaminasi pekerja dan alat

Kontaminasi lingkungan � � � Kontaminasi logam berat di lingkungan merupakan masalah besar saat

Kontaminasi lingkungan � � � Kontaminasi logam berat di lingkungan merupakan masalah besar saat ini. Dampak kontaminasi logam berat di lingkungan khususnya sektor industri menyebabkan terjadinya peningkatan jumlah dan jenis pencemar yang masuk ke lingkungan, sehingga kesetimbangan lingkungan menjadi terganggu. Logam berat merupakan salah satu sumber pencemar bagi lingkungan hidup yang disebabkan oleh logam berat terutama bersumber dari limbah industri, baik dalam bentuk logam murni maupun bentuk campuran. Sehingga menyebabkan terjadinya kontaminasi pada hewan perairan seperti kepiting, udamg dan kerang.

Kontaminasi pekerja dan alat � Adanya 1. 2. 3. kontaminasi pekerja dan alat dalam

Kontaminasi pekerja dan alat � Adanya 1. 2. 3. kontaminasi pekerja dan alat dalam hal ini dapat disebabkan karena adanya : Penggunaan alat yang sama untuk proses yang berbeda sehingga menyebabkan adanya kontaminasi silang Kurangnya penerapan hyegene pada pekerja. Contoh: pemakaian perhiasan, dan kurangnya kedisiplinan cuci tangan. Adanya pekerja yang sakit sehingga berisiko pada produk makanan.

Prosedur sanitasi Tujuan adanya sanitasi adalah untuk mencegah masuknya kontaminan kedalam makanan dan peralatan

Prosedur sanitasi Tujuan adanya sanitasi adalah untuk mencegah masuknya kontaminan kedalam makanan dan peralatan pengolahan makanan, serta mencegah terjadinya kontaminasi.

Berikut merupakan prosedur sanitasi pada pengolahan kepiting termasuk didalamnya terdapat proses dari awal bahan

Berikut merupakan prosedur sanitasi pada pengolahan kepiting termasuk didalamnya terdapat proses dari awal bahan baku hingga menjadi produk : � 1. bahan mentah harus dibersihkan dicuci untuk menghilangkan lumpur dan kotoran � 2. peralatan yang berhubungan langsung dengan makanan sering dibersihkan disanitasi � 3. air yang digunakan dalam pengolahan harus diolah untuk menekan jumlah mikroba serendah mungkin � 4. peralatan yang dipanaskan selalu dijaga agar berada diatas suhu 170 derajat celcius � 5. bak-bak air pendingin harus mengandung sanitazing agent untuk mencegah kebususkan yang disebabkan konta, inasi air pendingin.

FROZEN SEAFOOD (CRAB) C. CUMI-CUMI & GURITA

FROZEN SEAFOOD (CRAB) C. CUMI-CUMI & GURITA

PROFIL PRODUK (Cumi-cumi) Cumi-cumi merupakan hasil laut yang bisa diolah menjadi aneka macam variasi

PROFIL PRODUK (Cumi-cumi) Cumi-cumi merupakan hasil laut yang bisa diolah menjadi aneka macam variasi hidangan seafood yang lezat. Tekstur dagingnya yang kenyal empuk menjadikan cumi-cumi banyak digemari merupakan jenis chepalopoda yang dikenal dalam dunia perdagangan disamping sotong dan gurita Dipasaran internasional cumi-cumi diperdagangkan dalam bentuk beku, asin kering, dan kalengan. Sedangkan di Indonesia, cumi-cumi masih diperdagangkan dalam bentuk segar, dan asin kering Cumi-cumi

PROFIL PRODUK (Gurita) Gurita merupakan hewan moluska dari kelas Cephalopoda (kaki hewan terletak di

PROFIL PRODUK (Gurita) Gurita merupakan hewan moluska dari kelas Cephalopoda (kaki hewan terletak di kepala), ordo Octopoda dengan terumbu karang di samudra sebagai habitat utama. Gurita merupakan sumber kalori rendah dengan bentuk ramping. Gurita merupakan sumber zat besi, kalsium, fosfor, kalium dan selenium, vitamin yang penting termasuk vitamin C, vitamin A dan beberapa vitamin B, serta beberapa omega-3 asam lemak.

 Cumi-cumi dan gurita biasa dijadikan dalam bentuk beku untuk mengawetkan produk. Pada dasarnya

Cumi-cumi dan gurita biasa dijadikan dalam bentuk beku untuk mengawetkan produk. Pada dasarnya pembekuan sama dengan pendinginan yang dimaksudkan untuk mengawetkan sifat – sifat alami produk yang dibekukan. Pembekuan mengubah hampir seluruh kandungan air pada produk yang dibekukan menjadi es. Keadaan beku menyebabkan bakteri dan enzim terhambat kegiatannya, sehingga daya awet produk yang dibekukan lebih besar dibandingkan dengan produk yang hanya didinginkan

Persyaratan bahan baku yang harus dipenuhi untuk proses pengolahan Gurita berdasarkan SNI 01 -6941.

Persyaratan bahan baku yang harus dipenuhi untuk proses pengolahan Gurita berdasarkan SNI 01 -6941. 12002 Jenis Uji a. Organoleptik, minimal b. Cemaran Mikroba : - ALT, maks - Escheria colli, maks. - Salmonella - Vibrio cholerae - Vibrio parahaemolyticus*), - Parasit, maks *) c. Cemaran Kimia : - Raksa (Hg), maks* - Timbal (Pb), maks* d. Fisika : - Suhu pusat, minimal Satuan Nilai (1 -9) Koloni/gram APM/ gram Per 25 gram APM per gram Ekor Syarat Mutu Minimal 7 5, 0 x 10 4 < 3 negatif < 3 0 mg/kg 0, 5 2 0 C -18

Proses pengolahan gurita Adapun proses pembekuan Gurita adalah sebagai berikut : 1. Penerimaan bahan

Proses pengolahan gurita Adapun proses pembekuan Gurita adalah sebagai berikut : 1. Penerimaan bahan baku 2. Penimbangan I 3. Sortasi 4. Penimbangan II 5. Penyusunan 6. Pembekuan 7. Pengemasan dan Penyimpanan

1. Penerimaan bahan baku Berdasarkan SNI 01 -6941. 3 -2002, ketika menerima bahan baku

1. Penerimaan bahan baku Berdasarkan SNI 01 -6941. 3 -2002, ketika menerima bahan baku berupa gurita ini harus ditangani secara cermat, bersih dengan suhu 50 C. Pada alur proses ini tidak dilakukan pencucian karena air dan es pada penerimaan bahan baku sudah bisa membersihkan sebagian kotoran yang menempel pada Gurita. Saat penerimaan ini, dapat memungkinkan didapatkan 2 keadaan gurita yaitu : a. Gurita Segar § Gurita masih memiliki organ tubuh yang lengkap § Bau masih segar § Lendir masih banyak pada Gurita dan timbul busa b. Gurita Tidak Segar § Organ tubuh pada Gurita sudah tidak lengkap lagi § Bau amoniak § Lendir sudah mulai berkurang

2. Penimbangan I Tujuan dilakukannya penimbangan I yaitu agar dapat mengetahui berat total gurita

2. Penimbangan I Tujuan dilakukannya penimbangan I yaitu agar dapat mengetahui berat total gurita yang di terima pada penerimaan bahan baku. Tujuan penimbangan adalah untuk mengetahui berat total ikan yang datang dari supplier dan menghitung berapa jumlah ikan tiap ukuran dan jenisnya serta sebagai pengawasan hasil sortasi 3. Sortasi Hal tersebut sudah sesuai menurut SNI 01 -6941. 3 -2002 yang menyebutkan bahwa Gurita harus di proses di meja proses dan disortir menurut ukuran dan mutu. Tujuan penyortiran adalah memperoleh Gurita dalam bentuk atau kualitas yang baik dan ukuran yang seragam.

4. Penimbangan II adalah tahapan penimbangan dimana Gurita yang telah disortasi kemudian ditimbang dengan

4. Penimbangan II adalah tahapan penimbangan dimana Gurita yang telah disortasi kemudian ditimbang dengan menggunakan timbangan. Tujuan penimbangan II adalah untuk mempermudah pengemasan dan perhitungan produk akhir. 5. Penyusunan 6. Pembekuan Salah satu cara melakukan proses pembekuan ialah dengan menggunakan Air Blast Freezer. Air Blast freezer merupakan sebuah ruangan atau kamar atau terowongan (tunnel). Udara dingin di dalamnya disirkulasikan ke sekitar produk yang dibekukan dengan bantuan pan. 7. Pengemasan dan penyimpanan Pengemasan dilakukan di ruang packing dengan tetap menjaga suhu ruangan. Menurut SNI 01 -6941. 3 -2002 yang mengatakan bahwa untuk membekukan produk maksimum suhu pusat 18 OC dalam waktu maksimum 8 jam

SUMBER KONTAMINASI Pada gurita, sumber cemaran dapat berasal dari lingkungan asal bahan. Cemaran yang

SUMBER KONTAMINASI Pada gurita, sumber cemaran dapat berasal dari lingkungan asal bahan. Cemaran yang dapat terjadi menurut SNI 01 -6941. 1 -2002 ialah: Cemaran Mikroba : - Escheria colli, maksimal. - Salmonella - Vibrio cholerae - Vibrio parahaemolyticus - Parasit, maks Cemaran Kimia : - Raksa (Hg), - Timbal (Pb),

PRINSIP SANITASI Sanitasi dan higiene dalam suatu perusahaan pengolahan hasil perikanan merupakan salah satu

PRINSIP SANITASI Sanitasi dan higiene dalam suatu perusahaan pengolahan hasil perikanan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi baik kualitas maupun kuantitas produk yang dihasilkan. Prosedur sanitasi meliputi : 1. 2. 3. 4. 5. Sanitasi Sanitasi dan dan dan Hygiene Karyawan Higiene Ruangan Higiene Bahan Baku Higiene Peralatan Hygiene LImbah

1. Sanitasi dan Hygiene Karyawan Adapun sanitasi dasar yang dapat diterapkan untuk karyawan meliputi

1. Sanitasi dan Hygiene Karyawan Adapun sanitasi dasar yang dapat diterapkan untuk karyawan meliputi : � Karyawan diharuskan memakai perlengkapan kerja yang lengkap. Setiap pekerja dalam industri penanganan atau pengolahan hasil perikanan harus memakai pakaian kerja yang bersih dan bekerja dengan tangan yang bersih pula. � Karyawan tidak boleh memakai perhiasan misalnya cincin selama bekerja. � Karyawan yang sakit tidak boleh masuk kerja karena dikhawatirkan dapat mengkontaminasi produk. � Sanitasi personal dari keseluruh karyawan yaitu meliputi kuku, rambut dll.

2. Sanitasi dan Higiene Ruangan Untuk mendapatkan produk yang memenuhi syarat maka penentuan lingkungan

2. Sanitasi dan Higiene Ruangan Untuk mendapatkan produk yang memenuhi syarat maka penentuan lingkungan produksi pada industri pengolahan hasil perikanan harus diperhatikan dan terencana. Adapun sanitasi dan higiene yang umum digunakan meliputi: Pengaturan lantai pada ruang proses dan wara serta sudut kemiringan. Lantai dapat berkemiringan 30 terbuat dari bahan yang kedap air, tahan lama dan mudah dibersihkan serta permukaan halus dan rata sehingga air kotor atau kotoran tidak tertinggal. � Pertemuan antara dinding dan lantai tidak bersudut dan kedap air. � Lapisan dinding dan ketinggian � Keadaan langit-langit tidak ada yang pecah atau retak juga tidak ada tonjolan dan warnanya terang � Penerangan �

3. Sanitasi dan Higiene Bahan Baku Sanitasi bahan baku sangat penting karena akan mempengaruhi

3. Sanitasi dan Higiene Bahan Baku Sanitasi bahan baku sangat penting karena akan mempengaruhi terhadap produk akhir sehingga penangan bahan baku perlu dilakukan dengan baik. Salah satu cara melakukan penanganan bahan baku ialah proses pengangkutan bahan baku dengan penambahan es batu sehingga bahan baku tidak cepat mengalami pembusukan. Es yang digunakan untuk proses pengolahan harus dibuat dari air yang bersih dan memenuhi persyaratan air minum yang ditangani dengan persyaratan sanitasi dan higiene, sedapat mungkin kelebihan es tidak digunakan lagi sebab menambah jumlah bakteri. Saat pembongkaran bahan baku, karyawan yang melakukan harus hati-hati dan menggunakan perlengkapan yang lengkap seperti sarung tangan.

4. Sanitasi dan Higiene Peralatan Untuk sanitasi dan higiene peralatan yang kontak langsung dengan

4. Sanitasi dan Higiene Peralatan Untuk sanitasi dan higiene peralatan yang kontak langsung dengan produk, diberikan beberapa perlakuan antara lain : a. Semua peralatan yang kontak langsung dengan produk seperti pisau, keranjang, inner pan, long pan dan sebagainya, sebelum dan sesudah digunakan dicuci. Peralatan yang akan digunakan harus segera dibersihkan disanitasi/didesinfeksi untuk mencegah kontaminasi silang pada makanan, baik pada tahap persiapan, pengolahan, penyimpanan sementara, maupun penyajian. b. Semua meja di dalam ruang proses dilakukan pembersihan dengan air sesudah penggunaannya kemudian dibilas hingga bersih dengan menggunakan air. 5 Sanitasi dan Hygiene LImbah Didalam proses pembekuan cumi –cumi maupun gurita dapat menghasilka dua jenis limbah yaitu limbah kering dan limbah cair. Berikut penangan keduanya : 1) Limbah cair harus dibuang melalui saluran pembuangan melalui tempat bersih ke tempat kotor. 2) Untuk limbah kering diletakkan dalam wadah atau basket dan tidak boleh menumpuk di ruang proses.

PERMASALAHAN DALAM PENGOLAHAN CUMI-CUMI DAN GURITA � Saat penerapan sanitasi masih besar kemungkinan terjadinya

PERMASALAHAN DALAM PENGOLAHAN CUMI-CUMI DAN GURITA � Saat penerapan sanitasi masih besar kemungkinan terjadinya ketidak disiplinan karyawan seperti pakaian kerja karyawan tidak layak untuk dipakai untuk proses karena masih kotor dan tidak menggunakan peralatan lengkap atau standar. � Pada proses pengolahan masih besar kemungkinan terjadinya kontaminasi silang yang terjadi di perusahaan dan karyawan juga bisa menjadi kontaminan dari produk. � Pada proses pengolahan dapat terjadi pula penyalahgunaan bahan pendukung seperti air es batu.

SOLUSI DALAM PEMECAHAN MASALAH YANG TIMBUL � Membiasakan karyawan untuk mentaati prosedur sanitasi yang

SOLUSI DALAM PEMECAHAN MASALAH YANG TIMBUL � Membiasakan karyawan untuk mentaati prosedur sanitasi yang diterapkan perusahaan. Selain itu, melakukan pengawasan terhadap hal tersebut. � Melatih karyawan agar dapat menjalankan prosedur sanitasi dengan benar. Selain itu dapat dengan penempatan poster-poster mengenai sanitasi yang dilakukan perusahaan. � Untuk mencegah kontaminasi silang atau sekedar meminimalisir timbulnya kontaminasi dapat dilakukan dengan meningkatkan fungsi pengawasan dan pengontrolan terkait proses pengolahan. Hal ini dapat pula digunakan sebagai penanganan masalah terkait penyalahgunaan bahan pendukung.

FROZEN SEAFOOD (CRAB) D. KERANG

FROZEN SEAFOOD (CRAB) D. KERANG

PROFIL PRODUK Shellfish merupakan binatang berkulit keras yang hidup di air. Memiliki tubuh yang

PROFIL PRODUK Shellfish merupakan binatang berkulit keras yang hidup di air. Memiliki tubuh yang lunak dengan kulit yang keras pada bagian luar yang berfungsi sebagai pelindung atau di sebut kerang. Kerang merupakan kuliner dan perikanan, sebagian besar jenis kerang yang dipanen dari lingkungan air asin , beberapa jenis hanya ditemukan di air tawar.

Ciri kerang segar: 1) 2) 3) 4) Jika membeli kerang dalam cangkang, pastikan cangkang

Ciri kerang segar: 1) 2) 3) 4) Jika membeli kerang dalam cangkang, pastikan cangkang banyak yang terbuka, ini menunjukkan kerang tersebut masih hidup Kalau membeli kerang yang lepas dari kulit cangkangnya pilihlah dagingnya masih padat dan terlihat utuh Warna daging kerang belum berubah dari aslinya , daging kerang yang telah berubah warna menunjukkan bahwa kerang telah busuk. Beraroma amis yang khas bukan beraroma busuk.

 Kandungan / Komposisi Shellfish banyak mengandung vitamin, yodium dan sodium yang sangat baik

Kandungan / Komposisi Shellfish banyak mengandung vitamin, yodium dan sodium yang sangat baik untuk pertumbuhan. Kandungan protein kerang hampir sekitar 25, 5 gr per 100 gr. Asam amino yang jumlahnya paling tinggi tiap 100 gramnya adalah glutamate 3474 mg, aspartat 2464 mg, lysine 1909 mg, arginin 1864 mg dan leusin 1798. Kerang juga mengandung vitamin B 12 yang tinggi sekitar 98. 9 mcg/100 mg. Kerang mengandung omega-3 (396 mg /100 gr) dan omega-6 (32 mg /100 gr) yang mampu menurunkan kolesterol jahat dan sangat baik untuk kesehatan jantung. Selain itu kerang juga kaya akan mineral terutama besi (28 mg /100 gr) dan selenium (64 mcg/100 gr).

Cara Menyimpan Kerang Kualitas kerang yang paling baik adalah ketika kondisinya masih hidup saat

Cara Menyimpan Kerang Kualitas kerang yang paling baik adalah ketika kondisinya masih hidup saat membeli. Cirinya adalah kerang nampak merespon keadaan sekitar, sebagai respon adanya gangguan dari luar. Ciri yang lain adalah dari bau kerang, jika sudah mati dan tidak segar lagi, baunya akan cenderung tajam dan tidak enak.

SUMBER KONTAMINASI Kontaminasi pada kerang dapat disebabkan oleh adanya bakteri patogen. Bakteri patogen dan

SUMBER KONTAMINASI Kontaminasi pada kerang dapat disebabkan oleh adanya bakteri patogen. Bakteri patogen dan kontaminasi pada kerang adalah: 1. Vibrio cholerae 2. Shigella sp

Vibrio cholerae genus Vibrio banyak ditemukan di perairan air tawar atau air laut, serta

Vibrio cholerae genus Vibrio banyak ditemukan di perairan air tawar atau air laut, serta merupakan bakteri patogen dalam budidaya ikan, kerang-kerangan dan udang. Dapat menetap 0, 5 -1, 5 bulan dalam saluran cerna hewan laut. Penyebab : gastroenteritis, pada infeksi yang parah penderita dapat diare 20 -30 kali sehari Kontaminasi pada makanan : hewan laut seperti kerang, kepiting dan rajungan. Spesies V. cholerae dan V. parahaemolyticus merupakan sumber kontaminasi silang antara buah dan sayuran mentah, sedangkan V. vulvinicus penyebab infeksi pada manusia.

Shigella sp merupakan bakteri patogen di usus manusia dan primata penyebab disentri basiler. Berbentuk

Shigella sp merupakan bakteri patogen di usus manusia dan primata penyebab disentri basiler. Berbentuk batang gram negatif, menyerupai E. coli, non motil, tumbuh pada 37 o. C. Penyebab : shigellosis (disentri basiler) Gejala infeksi : mulas, kejang perut, diare bercampur darah dan mukosa, demam sampai dengan 40 o. C, kadang muntah. Kontaminasi pada makanan : banyak berasal dari air yang dipakai untuk mengolah makanan. Makanan yang sering terkontaminasi adalah salad, sayuran segar (mentah), susu dan produk susu, es krim, puding, coklat, beberapa jenis ikan salah satu nya tuna, udang, makaroni. Sayuran segar yang tumbuh pada tanah terpolusi dapat menjadi faktor penyebab penyakit, seperti disentri basiler atau shigellosis yang disebabkan oleh Shigella sp.

PRINSIP SANITASI DAN PROSEDUR Program sanitasi seafood harus mencakup penanganan sanitasi yang tepat serta

PRINSIP SANITASI DAN PROSEDUR Program sanitasi seafood harus mencakup penanganan sanitasi yang tepat serta menejemen personalia yang baik. 1. Pemeriksaan Faktor Kritis pada Sanitasi 2. Pemeriksaan Proses Produksi 3. Manajemen Personalia 4. Jadwal Pembersihan 5. Perlakuan High Hydrostatic Pressure (Hidrostatik Tekanan Tinggi) 6. Penggunaan Ozon

Alasan dibalik pelaksanaan sanitasi makanan laut karena makanana laut dapat mengandung zat beracun. Kerang–kerangan

Alasan dibalik pelaksanaan sanitasi makanan laut karena makanana laut dapat mengandung zat beracun. Kerang–kerangan yang terkontaminasi kuman atau penyakit selama tahap pengolahan. Kemajuan tekhnologi, dan pembangunan limbah industri ke laut juga menyababkan keracunan bahan makanan ke dalam laut, misalnya penyakit minamata di Jepang. Makanan laut dapat dibagi menjadi beberapa golongan. q Golongan hewan, misalnya ikan dan kerangan. q Golongan tumbuhan, misalnya agar- agar laut q Golongan yang dapat diternakan, misalnya udang, ikan, dan kerang – kerangan.

Upaya–upaya yang dapat dilakukan di dalam pengawasan makanan laut adalah : 1. Tempat hidup

Upaya–upaya yang dapat dilakukan di dalam pengawasan makanan laut adalah : 1. Tempat hidup harus bersih, tidak hanya mengandung E. coli dan bebas dari pencemaran Approved area: E. coli tidak lebih dari 70/1000 ml air, terbaik untuk dikonsumsi. Conditionally approved area: sudah ada pencemaran, karena penuh penduduk, kandungan E. coli lebih dari 70/100 ml air, dan masih dapat dikonsumsi. 2. Makanan tidak boleh mengandung bibit penyakit dan zat beracun. Dengan demikian, beberapa jenis kerangan yang mengandung racun dapat membahayakan kesehatan. 3. Dalam pengolahan bahan makanan harus diperhatikan kebersihan dan sanitasinya, terutama yang berkaitan dengan peralatan, personal, dan sarana. 4. Pemasaran, tempat, sarana dan personal harus memenuhi syarat

SOLUSI ALTERNATIF Pemahaman mengenai karakteristik berbagai jenis ikan sangat penting untuk dikuasai oleh peritel

SOLUSI ALTERNATIF Pemahaman mengenai karakteristik berbagai jenis ikan sangat penting untuk dikuasai oleh peritel seafood karena berkaitan dengan mutu produk. q Menerapkan prinsip penanganan seafood yang baik. Adapun prinsip 3°C, yaitu "Keep seafood CLEAN, COLD, and handle with CARE" agar mutu dan keamanan produk tetap terjamin. Penjelasan dari prinsip tersebut adalah: 1. Clean: lindungi produk terhadap kontaminasi secara terus-menerus. 2. Care: hindari produk dari penanganan yang kasar, terjatuh, dan perlukaan. Lindungi produk dari kerusakan kemasan. 3. Keep it COLD: mempertahankan rantai pendinginan (cold chain), yaitu dengan: a. Pendinginan yang cepat dan tepat melalui pemberian es dan atau refrigerasi. b. Pembekuan, dibekukan dengan cepat dan lengkap sebelum penyimpanan. c. Menambahkan pelapis permukaan bila sesuai. d. Meminimalkan fluktuasi suhu setelahnya. q

FROZEN SEAFOOD (CRAB) TIPS-TIPS FROZEN SEAFOOD

FROZEN SEAFOOD (CRAB) TIPS-TIPS FROZEN SEAFOOD

tips dalam memilih bahan baku Seafood: 1. Aroma masih segar dan lembut. Tidak berbau

tips dalam memilih bahan baku Seafood: 1. Aroma masih segar dan lembut. Tidak berbau amis, asam, atau seperti ammonia 2. Mata ikan jernih dan sedikit menonjol 3. Daging agar keras dan mengkilap, serta insang yang merah cerah. Selain itu, pastikan tidak ada lendir di sekitarnya. 4. Warna fillet ikan tidak pudar, gelap, atau kering 5. Ketika daging ditekan, akan segera kembali ke bentuk semula 6. Untuk udang, dagingnya terang dan cerah serta tanpa bau 7. Jika memiliki indikator suhu pada kemasannya, cek selalu untuk memastikan penyimpannya telah pada suhu yang tepat.

tips memilih frozen seafood: 1. Jangan beli produk beku yang kemasannya sudah rusak 2.

tips memilih frozen seafood: 1. Jangan beli produk beku yang kemasannya sudah rusak 2. Jangan pilih produk beku yang disimpan di atas garis beku atau freezer case 3. Jangan pilih kemasan yang telah memiliki kristal es, karena bisa jadi produk tersebut telah disimpan terlalu lama atau mengalami pembekuan kembali.

N A I K SE H I S A K A M I TER

N A I K SE H I S A K A M I TER

REFERENSI Adawyah, R. 2007. Pengolahan dan Pengawetan Ikan. PT. Bumi Aksara. Jakarta Hulalata, A.

REFERENSI Adawyah, R. 2007. Pengolahan dan Pengawetan Ikan. PT. Bumi Aksara. Jakarta Hulalata, A. , Daisy M. M. , dan Rastuti W. P. 2013. Studi Pengolahan Cumi-cumi Asin Kering Dihubungkan dengan Kadar Air dan Tingkat Kesukaan Konsumen. Jurnal Media Teknologi Hasil Perikanan 1(2) : 26 -34 Moeljanto. 1992. Pengawetan dan Pengolahan Hasil Perikanan. Penebar Swadaya. Jakarta. Purnawijayanti, H. A. 2001. Sanitasi Higiene dan Keselamatan Kerja dalam Pengolahan Makanan. Kanisius. Yogyakarta. Sampul, M. R. 2001. Variasi Olahan Cumi-cumi. Gramedia. Jakarta. SNI 01 -6941. 1 -2002 Suseno, A. 2008. Diktat Penanganan Hasil Perikanan. Akademi Perikanan Sidoarjo