KELOMPOK 6 PERIODISASINUGROHO NOTOSUSANTO NAMA ANGGOTA KELOMPOK 1

  • Slides: 20
Download presentation
KELOMPOK 6 PERIODISASINUGROHO NOTOSUSANTO • NAMA ANGGOTA KELOMPOK : • 1. DEVI NOR ZA’IMAH

KELOMPOK 6 PERIODISASINUGROHO NOTOSUSANTO • NAMA ANGGOTA KELOMPOK : • 1. DEVI NOR ZA’IMAH • 2. EKA FIRDA GUSTINA • 3. INDAH PERMATASARI

 Nugroho PERIODISASI SASTRA MENURUT NUGROHO NOTOSUSANTO susanto merupakan ahli kesustraan indonesia yang juga

Nugroho PERIODISASI SASTRA MENURUT NUGROHO NOTOSUSANTO susanto merupakan ahli kesustraan indonesia yang juga menjabat sebagai menteri pendidikan dan kebudayaan indonesia pada kabinet pembangunan. Selain itu ia juga merupakan mantan rektor Universitas Indonesia yang menjabat dari tahun 1982 -1983. Meskipun diawal pendidikannya Nugroho Notosusanto mendalami keilmuan sejarah sebagai topik utama pembelajarannya, naamun kecintaannya pada dunia kesusraan kemudian menggiringnya menjadi salah satu sastrawan yang memegang peranan penting dalam kesejarahan sastra indonesia. Dia dikenal sebagai pengamat kesustraan dan juga penuis angkatan 66 yang melahirkan karya “hujan kepagian”

 PERIODISASI SASTRA Periodisasi adalah pembagian kronologi pejalanan sastra atas masanya, biasanya berupa dekade-dekade.

PERIODISASI SASTRA Periodisasi adalah pembagian kronologi pejalanan sastra atas masanya, biasanya berupa dekade-dekade. Secara historis, kesusastraan indonesia dapat dibagi atas periode-periode tertentu berdasarkan latar belakangnya karya sastra yang memiliki ciri-ciri yang sama.

Periodesasi Nugroho Notosusanto Pembagian sastra menurut Nugroho Notosusanto: 1. Sastra melayu lama 2. Sastra

Periodesasi Nugroho Notosusanto Pembagian sastra menurut Nugroho Notosusanto: 1. Sastra melayu lama 2. Sastra indonesia modern Masa kebangkitan (1920 -1945) - Masa perkembangan (1945 – sekarang ( 1963)) - • Masa kebangkitan terdiri 3 periode - Periode ’ 20 - Periode ‘ 33 - Periode ‘ 43 Masa perkembangan ada 2 periode : • Periode ‘ 45 • Periode ‘ 50

Sastra Melayu Lama Sastra melayu lama adalah sastra yang berbentuk lisan atau sastra melayu

Sastra Melayu Lama Sastra melayu lama adalah sastra yang berbentuk lisan atau sastra melayu yang tercipta dari suatu ujaran atau ucapan sastra melayu lama masuk ke indonesia bersamaan masuknya agama islam pada abad ke -13. Peninggalan sastra melayu lama terlihat pada dua bait syair pada batu nisan seorang muslim diminye tujuh , aceh. Sastra melayu adalah termasuk bagian dari karya sastra indonesia yang berkembang di lingkungan masyarakat sumatra seperti “ langkat , tapanuli , minangkabau dan daerah sumatra lainya “ , orang tionghoa dan masyarakat indo-eropa. Karya sastra pertama yang terbit sekitar tahun 1870 masih dalam bentuk syair lemah hikayat dan terjemahan novel barat.

 • CIRI-CIRI SASTRA MELAYU LAMA Anonim atau tidak ada nama pengarangnya Istana sentaris

• CIRI-CIRI SASTRA MELAYU LAMA Anonim atau tidak ada nama pengarangnya Istana sentaris (terikat pada kehidupan istana kerajaan) Tema karangan bersifat fantastis Proses perkembangannya statis. Penggolongan sastra melayu klasik.

Karya dalam angkatan sastra melayu lama 1. Robinson crusoe ( terjemahan ) 2. Lawan-

Karya dalam angkatan sastra melayu lama 1. Robinson crusoe ( terjemahan ) 2. Lawan- lawan merah mengelilingi bumi dalam 80 hari (terjemahan ) 3. Graaf de Monte cristo ( terjemahan 4. Kapten flamberger (terjemahan ) 5. Rocambole (terjmahan ) 6. Cerita siti aisyah oleh H. F. R kommer (indo) 7. Cerita nyai paina

Sastra indonesia modern ( Masa Kebangkitan 19201945 ) Masa Kebangkitan terdiri dari 3 periode

Sastra indonesia modern ( Masa Kebangkitan 19201945 ) Masa Kebangkitan terdiri dari 3 periode yaitu : 1. Periode ‘ 20 2. Periode’ 33 3. Periode ‘ 42

 Ciri-ciri karya sastra pada angkatan 20 -an 1. Menggambarkan tema pertentangan paham antara

Ciri-ciri karya sastra pada angkatan 20 -an 1. Menggambarkan tema pertentangan paham antara kaum tua dan muda, soal pertentangan adat contohnya, soal kawin paksa dan permaduan. 2. Soal kebangsaann belum mengemuka maih bersifat kedaerahan. 3. Gaya bahasa masih meggunakan perumpamaan yang klise, pepatah, peribahasa, tapi menggunakan bahasa percakapan sehari-hari. 4. Puisinya berupa syair dan pantun. 5. Isinya karya sastra bersifat didaktis.

1. Periode 20 (Angkatan Balai Pustaka) Di sebut angkatan dua puluhan karena novel yang

1. Periode 20 (Angkatan Balai Pustaka) Di sebut angkatan dua puluhan karena novel yang pertama kali terbit adalah novel azab dan sengsara yang diterbitkan pada tahun 1921 oleh Merari siregar. Di sebut juga sebagai angkatan balai pustaka karna karya-karya tersebut banyak di terbitkan oleh penerbit balai pustaka. Karya dalam angkatan 20 ( balai pustaka ) 1. Roman azab dan sengsara karya merare siregar 2. Roman siti nurbaya karya marah rusli 3. Roman dibawah lindungan ka’bah karya Hamka 4. Roman salah asuhan karya Abdul muis 5. Novel sengsara membawa nikmat karya tulis sutan sati 6. Novel apa dayaku karna aku seorang perempuan karya nur sutan iskandar 7. Kumpulan cerpen teman duduk karya M. Kasim 8. Novel kehilangan mestika karya hamidah.

Periode 33 (Pujangga Baru ) Pujangga baru adalah nama majalah “Poejangga Baroe” yang terbit

Periode 33 (Pujangga Baru ) Pujangga baru adalah nama majalah “Poejangga Baroe” yang terbit pada masa balai pustak (1993). Majalah itu berada dibawah pimpinan St. Takdir Alisahbana, Armijn pane, sanusi pane dan amir hamzah sekaligus sebagai pelopor berdirinya pujangga baru. Lahirnya pujangga baru karena adanya pemberontakan sastrawan balai pustaka terhadap karya sastrnya yang mendapat sensor dari pihak belanda. Jika hasil karya tidak sesuai dengan ketentuan hiburan dan misi belanda, maka tidak bisa diterbitkan. Karya dalam angkatan 33 (Pujangga Baru) yaitu : 1. Novel layar terkmbang dan roman dian tak kunjung padang karya Sutan takdir 2. Roman tenggelamnya kapal van der wijck karya Hamka 3. Novel belenggu karya Amin Pane 4. Drama ken arok dan ken dedes karya M. Yamin 5. Kumpulan puisi setanggi timur dan nyi sunyi karya Amir Hamzah 6. Bebasari karya Rustam Efendi 7. Manusia baru karya Sanuse Pane

Angkatan 42 (Masa jepang ) Karya sastra pada masa jepang di warisi angkatan pujangga

Angkatan 42 (Masa jepang ) Karya sastra pada masa jepang di warisi angkatan pujangga baru yang romantis dan idealis tetapi karya tersebut bersifat “ realitas dan kritis”. Perkembanga sastra pada zaman itu dapat disebut sastra peralihan dari alam romantis dan alam idealis menjadi alam realitas dan kritis. Pada masa penjajahan jepang, banyak jumlah orang yang menulis sajak dan cerpen, demikin juga sandiwara. Sedangkan roman kurang ditulis. Mungkin karna keadaan sosial dan keadaan perang menutut supaya orang bekerja serba cepat dan singkat.

 Ciri-ciri angkatan 42 (Masa Jepng) 1. Mencerminkan kekaguman, pujian dan simpati terhadap kegagahan

Ciri-ciri angkatan 42 (Masa Jepng) 1. Mencerminkan kekaguman, pujian dan simpati terhadap kegagahan beranian tentara jepang melawan musuh, dan diharapkan semangat itu mnjadi semangat bangsa indonesia. 2. Keraguan-keraguan dan kebingungan menghadapi keadaan tak menentu karena kesewenangan jepang. 3. Rasa benci, dendm dan bentrok terhadap keadaan yang mencekam oleh tindakan penduduk jepang.

 Karya dalam angkatan 42 (Masa jepang) Cinta Tanah air karangan oleh Nur St

Karya dalam angkatan 42 (Masa jepang) Cinta Tanah air karangan oleh Nur St Iskandar Palawija oleh karim Halim.

Karya indonesia modern ( masa perkembangan ) Masa perkembangan dibagi menjadi 2 periode :

Karya indonesia modern ( masa perkembangan ) Masa perkembangan dibagi menjadi 2 periode : 1. Periode 45 2. Periode 50

Periode 45 Angkatan ini memiliki ciri yang lebih bebas dalam prosa dan puisinya. Prosa

Periode 45 Angkatan ini memiliki ciri yang lebih bebas dalam prosa dan puisinya. Prosa dalam angkatan ini mempunyai corak realisme, sedangkan puisinya mempunyai corak ekspresionisme. Setting dan tema kebanyakan di ambil angkatan ini adalah masa revolusi. Angkatan ini lebih mementingkan isi sastra ketimbang keindahan bahasa yang dipakai , sehingga angakatan ini jarang yang menghasilkan roman seperti pada angkatan sebelumnya.

 • 2. PERIODE 50 Sastra angkatan 50 dilatarbelakangi oleh keadaan indonesia yang pada

• 2. PERIODE 50 Sastra angkatan 50 dilatarbelakangi oleh keadaan indonesia yang pada saat itu mengalami perubahan yang cukup drastis, yakni dari transisi penjajahan berdarah menuju ke merdekaan cemerlang. Tentunya suasana tersebut, para sastrawan mulai memikirkan ciri khas sastra pada angkatan 50 -an dan masalah kebudayaan yang sedang dialami indonesia untuk membedakannya dari angkatan sastra sebelumnya. Para sastrawan juga mulai mencari bahan-bahan yang merajuk pada kebudayaan indonesia yan murni dan membebaskannya dari pengaruh budaya asing setelah penjajah.