Tugas Kelompok Kimia Nama Kelompok Cahaya Mentari H

  • Slides: 44
Download presentation
Tugas Kelompok Kimia Nama Kelompok: Cahaya Mentari H. B. Fadhilah Putri D. Siti Syifa

Tugas Kelompok Kimia Nama Kelompok: Cahaya Mentari H. B. Fadhilah Putri D. Siti Syifa Setia Nigrum Wahyu Sada Saputra

Alat-Alat Laboratorium • Laboratorium adalah suatu tempat bagi seorang praktikan untuk melakukan percobaan. •

Alat-Alat Laboratorium • Laboratorium adalah suatu tempat bagi seorang praktikan untuk melakukan percobaan. • Praktikan adalah orang yang melakukan percobaan atau praktikum. • Di dalam laboratorium kimia terdapat alat dan baha kimia yang memerlukan perlakuan secara khusus. • Berikut adalah alat-alat yag sering digunakan untuk praktikum di laboratorium kimia.

Simbol-Simbol dalam laboratorium

Simbol-Simbol dalam laboratorium

Explosive (bersifatmudahmeledak) Sifatnya dapat meledak dengan adanya panas, percikan bunga api, guncangan atau gesekan.

Explosive (bersifatmudahmeledak) Sifatnya dapat meledak dengan adanya panas, percikan bunga api, guncangan atau gesekan. ) Contohnya : Asam nitrat dapat menimbulkan ledakan jika bereaksi dengan beberapa solven seperti aseton, dietileter, etanol, dll. Contoh yang lain KCl. O 3, NH 4 NO 3, C 6 H 2(NO 2)3 CH 3 Oxidizing (pengoksidasi) Bersifat pengoksidasi, dapat menyebabkan kebakaran dengan menghasilkan panas saat kontak dengan bahan organik, bahan pereduksi, dll. Contohnya : Kaliumklorat ( KCLO 3), Kaliumpermanganat (KMn. O 4), Hidrogen peroksida (H 2 O 2), Asamnitrat (HNO 3) pekat, dan K 2 Cr 2 O 7

3. Extremely flammable (amat sangat mudah terbakar) Bahan kimia yang sangat mudah terbakar. Bahan

3. Extremely flammable (amat sangat mudah terbakar) Bahan kimia yang sangat mudah terbakar. Bahan amat sangat mudah terbakar berupa gas dengan udara dapat membentuk suatu campuran bersifat mudah meledak di bawah kondisi normal. Contohnya dietileter (cairan) dan propane (gas) 4. Highly flammable (sangat mudah terbakar) Beberapa bahan sangat mudah terbakar menghasilkan gas yang amat sangat mudah terbakar di bawah pengaruh kelembaban. Contoh bahan dengan sifat tersebut misalnya aseton dan logam natrium, yang seringdigunakan di laboratorium sebagai solven dan agen pengering.

5. Fammable (mudah terbakar) Bahan kimia memiliki titik nyala rendah dan mudah menyala /

5. Fammable (mudah terbakar) Bahan kimia memiliki titik nyala rendah dan mudah menyala / terbakar dengan api bunsen, permukaan metal panas atau loncatan bunga api Contohnya yaitu, minyak terpentin, dietileter (C 2 H 5 OC 2 H 5), karbon disulfide (CS 2), asetilena (C 2 H 2). 6. Flammable solid (padatan mudah terbakar) Padatan yang mudah terbakar didefinisikan sebagai padatan yang memenuhi salah satu syarat dibawah ini: Merupakan bahan peledak basah, Merupakan zat yang dapat bereaksi sendiri, karena tidak stabil terhadap panas dan terdekomposisi menghasilkan panas (walaupun tanpa oksigen dari udara), Padatan yang mudah sekali terbakar.

7. Very toxic (sangat beracun) Bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya VERY

7. Very toxic (sangat beracun) Bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya VERY TOXIC dapat menyebabkan kerusakan kesehatan akut atau kronis dan bahkan kematian pada konsentrasi sangat rendah jika masuk ketubuh melalui inhalasi, melalui mulut (ingestion) , atau kontak dengan kulit. , Contoh bahan dengan sifat tersebut misalnya kalium sianida, hydrogen sulfida, nitrobenzene danatripin. 8. Toxic (beracun) Bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya TOXIC dapat menyebabkan kerusakan kesehatan akut atau kronis dan bahkan kematian pada konsentrasi sangat rendah jika masuk ketubuh melalui inhalasi, melalui mulut (ingestion), atau kontak dengan kulit. Contoh bahan dengan sifat tersebut misalnya solven-solven seperti metanol (toksik) dan benzene (toksik, karsinogenik). Karbon tetraklorida (CCl 4), Hidrogensulfida (H 2 S), Benzena (C 6 H 6)

9. Harmful (berbahaya) Bahan kimia dapat menyebabkan iritasi, luka bakar pada kulit, berlendir, mengganggu

9. Harmful (berbahaya) Bahan kimia dapat menyebabkan iritasi, luka bakar pada kulit, berlendir, mengganggu sistem pernafasan bila kontak dengan kulit, dihirup atau ditelan. Contoh bahan yang memiliki sifat tersebut misalnya solven 1, 2 -etane 1, 2 -diol atau etilenglikol (berbahaya), diklorometan (berbahaya, dicurigai karsinogenik). Na. OH, C 6 H 5 OH, Cl 2 10. Irritant (iritasi) Bahan dan formulasi dengan notasi ‘irritant’ adalah tidak korosif tetapi dapat menyebabkan inflamasi jika kontak dengan kulit atau selaput lendir. Frase-R untuk bahan irritant : R 36, R 37, R 38 dan R 41 Contoh bahan dengan sifat tersebut misalnya isopropilamina, kalsium klorida dan asam dan basa encer.

11. Corrosive (k orosif) Bahan dan formulasi dengan notasi CORROSIVE adalah merusak jaringan hidup.

11. Corrosive (k orosif) Bahan dan formulasi dengan notasi CORROSIVE adalah merusak jaringan hidup. Jika suatu bahan merusak kesehatan dan kulit hewan uji atau sifat ini dapat diprediksi karena karakteristik kimia bahan uji, seperti asam (p. H <2) dan basa (p. H>11, 5) Contoh bahan dengan sifat tersebut misalnya asam mineral seperti HCldan H 2 SO 4 maupun basa seperti larutan Na. OH (>2%). 12. Nature polluting (berbahaya bagi lingkungan) Bahan dan formulasi dengan notasi DANGEROUS FOR ENVIRONMENT adalah dapat menyebabkan efek tiba-tiba atau dalam sela waktu tertentu pada satu kompartemen lingkungan atau lebih (air, tanah, udara, tanaman, mikroorganisme) dan menyebab kan gangguan ekologi. Frase-R untuk bahan berbahaya bagi lingkungan : R 50, R 51, R 52 dan R 53. Contoh bahan yang memiliki sifat tersebut misalnya tributiltimah kloroda, tetra klorometan, dan petroleum hidrokarbonsepertipentanadan petroleum bensin, serta Ag. NO 3, Hg 2 Cl 2, Hg. Cl 2

13. Flammable liquid (cairan mudah terbakar) Digunakan dalam transportasi cairan yang mudah terbakar. Contohnya

13. Flammable liquid (cairan mudah terbakar) Digunakan dalam transportasi cairan yang mudah terbakar. Contohnya Alcohol, aseton, xylene, toluene, ethanol, methanol, hexane, acetonitrile, 14. Flammable gas (gas mudah terbakar) Simbol pengaman yang digunakan untuk transportasi atau penyimpanan gas yang mudah terbakar. Contohnya Hydrogen acetylene

15. Non flammable gas (bukan gas mudah terbakar) Simbol pengaman yang digunakan dalam transportasi

15. Non flammable gas (bukan gas mudah terbakar) Simbol pengaman yang digunakan dalam transportasi gas non mudah terbakar (dan karena nya sering tidak berbahaya, setidaknya di tempat terbuka). Contohnya Carbon dioxide, nitrogen, air 16. Spontaneously Combustible (Secara spontan mudah terbakar ) Secara spontan terbakar material 17. Miscellaneous danger (Miscellaneous bahaya) Semua simbol untuk semua bahaya lainnya (biasanya ditentukan dalam ruang). 18. Polutan. Kelautan /Marine Pollutant tidakmembuangdalamsistemsaluranpembuangan.

19. Poisonous Gas (Gas Beracun ) Digunakan untuk transportasi gas beracun pada tabung gas,

19. Poisonous Gas (Gas Beracun ) Digunakan untuk transportasi gas beracun pada tabung gas, atau kadang-kadang sebagai indikator pada kendaraan. 20. Organic Peroxide (Peroksida organic) Simbol keamanan bahan kimia yang digunakan dalam transportasi dan penyimpanan peroksida organik. Contohnya Asam peroksiasetat 21. Spontaneously Combustible (Secara spontan mudah terbakar ) 22. Dangerous when wet (Berbahaya saat basah ) Ini umumnya berarti bahwa ia akan bereaksi cukup keras dengan air. 23. Stow away from foodstuffs (Menyelundup jauh dari bahan makanan) Bahan Berbahaya bagi dijauhkan dari bahan yang dapat dimakan

Peraturan dan Tata Tertib di dalam Laboratorium

Peraturan dan Tata Tertib di dalam Laboratorium

1. Gunakan perlatan kerja seperti kacamata pengaman untuk melindungi mata, jas laboratorium untuk melindungi

1. Gunakan perlatan kerja seperti kacamata pengaman untuk melindungi mata, jas laboratorium untuk melindungi pakaian dan sepatu tertutup untuk melindungi kaki. 2. Dilarang memakai perhiasan yang dapat rusak karena bahan Kimia. 3. Dilarang memakai sandal atau sepatu terbuka atau sepatu berhak tinggi. 4. Wanita yang berambut panjang harus diikat. 5. Memasuki laboratorium kimia harus seijin dan dibawah pengawasan guru. 6. Hanya melalukan percobaan atau kegiatan yang disetujui guru. 7. Alat dan bahan hanya digunakan di Laboratorium dan mengikuti petunjuk-petunjuk yang ada. 8. Periksa sebelum bekerja apakah alat dan bahan telah tersedia.

9. Laporkan segera bila ada alat yang rusak atau hilang, bahan yang habis, dan

9. Laporkan segera bila ada alat yang rusak atau hilang, bahan yang habis, dan kecelakaan dan atau hal yang dapat menimbulkan kecelakaan. 10. Bacalah etiket pada botol bahan sebelum mengambilnya. 11. Etiket yang hilang atau rusak harus segera dilaporkan agar segera diganti. 12. Jangan maencoba mencicipi bahan kimia, Anggaplah itu semua beracun bagi mata, kulit, mulut, atau tubuh kita. 13. Muntahkanlah segera bila ada zat yang masuk dalam mulut, lalu berkumur dengan air yang banyak. 14. Cuci dengan air sebanyak-banyaknya bila bagian tubuh atau baju kita terkena asam atau basa. 15. Tutup botol jangan sampai tertukar dengan tutup botol yang lain. 16. Kembalikan alat ketempat semula dalam keadaan bersih.

17. Buanglah sampah ditempat pembuangan sampah. 18. Jangan membawa alat atau bahan keluar laboratorium.

17. Buanglah sampah ditempat pembuangan sampah. 18. Jangan membawa alat atau bahan keluar laboratorium. 19. Pembakar hanya dinyalakan bila diperlukan saja. 20. Hati-hati dengan api, matikan gas dan listrik bila meninggalkan laboratorium. 21. Bacalah pengumuman –pengumuman yang ada dan taati peraturan. 22. Setiap kegiatan, baik percobaan maupun yang lain selalu diakhiri dengan : – Membersihkan tempat, alat-alat yang digunakan, mengecek dan mengembalikan, ketempat semestinya. – Mengembalikan botol zat ketempatnya. – Mematikan kran air, gas dan listrik. – Mengelap dan mengeringkan meja serta bangku. – Menyerahkan hasil kegiatan atau laporan kepada guru pembimbing.

Pertolongan Pertama saat Terjadi Kecelakaan di dalam Laboratorium

Pertolongan Pertama saat Terjadi Kecelakaan di dalam Laboratorium

 Berikut ini ada tiga hal mendasar yang harus diidentifikasi sebelum mengangani suatu kecelakaan

Berikut ini ada tiga hal mendasar yang harus diidentifikasi sebelum mengangani suatu kecelakaan di laboratorium, yaitu: 1. Gambaran kecelakaan temasuk luka jika ada. 2. Sebab-sebab kecelakaan. 3. Gambaran tindakan yang harus dilakukan untuk mencegah terjadinya kembali kecelakaan

Jenis-jenis kecelakaan yang mungkin dapat terjadi di laboratorium, yaitu: 1. Luka 2. Keracunan 3.

Jenis-jenis kecelakaan yang mungkin dapat terjadi di laboratorium, yaitu: 1. Luka 2. Keracunan 3. Percikan zat 4. Tumpahan zat 5. Kebakaran

Kecelakaan di laboratorium dapat terjadi karena halhal berikut. 1. Kurang pengetahuan dan pemahaman terhadap

Kecelakaan di laboratorium dapat terjadi karena halhal berikut. 1. Kurang pengetahuan dan pemahaman terhadap bahan-bahan, proses, dan alat yang digunakan. 2. Kurang cukup instruksi atau supervisi oleh pengelola laboratorium. 3. Tidak menggunakan alat pelindung atau alat yang tepat. 4. Tidak memperhatikan instruksi atau aturan. 5. Tidak memperhatikan sikap yang baik waktu bekerja di laboratorium.

Yang bertanggung jawab terhadap keselamatan: • Petugas laboratorium, yang meyediakan alat-alat dan memelihara keamanan

Yang bertanggung jawab terhadap keselamatan: • Petugas laboratorium, yang meyediakan alat-alat dan memelihara keamanan dan keselamatan bekerja di laboratorium. • Pengelola/penanggungjawab laboratorium harus memberikan perintah yang penting kepada pengguna laboratorium mengenai keamanan dan keselamatan dan memperhatikan cara mereka bekerja. • Pengguna laboratorium, yang harus memperhatikan tata tertib, serta menghindari bahaya-bahaya dari bahan-bahan kimia.

Cara menangani Kecelakaan

Cara menangani Kecelakaan

Luka karena benda tajam: Luka ini dapat diakibatkan oleh potongan kecil atau keratan atau

Luka karena benda tajam: Luka ini dapat diakibatkan oleh potongan kecil atau keratan atau tusukan benda tajam. - Tindakan yang dapat dilakukan adalah membersihkan luka secara hati-hati, jika akibat pecahan kaca pada kulit terdapat pecahan kaca gunakan pinset dan kapas steril untuk mengambilnya. - Kemudian tempelkan plester berobat. - Jika luka agak dalam dan dikhawatirkan terjadi tetanus, si penderita hendaknya dibawa ke dokter.

 Luka bakar: Luka bakar dapat disebabkan oleh benda panas atau karena zat kimia

Luka bakar: Luka bakar dapat disebabkan oleh benda panas atau karena zat kimia 1) Luka bakar karena benda panas Luka bakar karena panas dapat terjadi akibat kontak dengan gelas/logam panas. - Jika kulit hanya memerah, olesi dengan salep minyak ikan atau levertran. - Jika luka bakar diakibatkan terkena api dan si penderita merasa nyeri, tindakan yang daapat dilakukan adalah mencelupkan bagian yang terbakar ke dalam air es scepat mungkin atau dikompres agar rasa nyeri berkurang. - Jika luka terlalu besar, hindarkan kontaminasi terhaadap luka dan jangan memberikan obat apa-apa. Tutup luka dengan kain/steril yang bersih, kemudian bawa si penderita ke dokter.

2) Luka bakar karena zat kimia a). Luka karena asam • Dihapus dengan kapas

2) Luka bakar karena zat kimia a). Luka karena asam • Dihapus dengan kapas atau lap halus, kemudian dicuci dengan air mengalir sebanyak-banyaknya. • Selanjutnya cuci dengan larutan 1% Na 2 CO 3, kemudian cuci lagi dengan air. • Keringkan dan olesi dengan salep levertran. b). Luka akibat basa • Kulit hendaknya segera dicuci dengan air sebanyak-banyaknya, kemudian bilas dengan larutan asam asetat 1%, cuci dengan air, kemudian keringkan dan olesi dengan salep boor.

c). Luka bakar karena terkena percikan natrium/kalium • Ambil logam yang menempel dengan pinset

c). Luka bakar karena terkena percikan natrium/kalium • Ambil logam yang menempel dengan pinset secara hati -hati, kemudian cuci kulit yang terkena zat tersebut dengan air mengalir selama kira-kira 15 -20 menit. • Netralkan dengan larutan asam asetat 1%, kemudian keringkan dan olesi dengan salep levertran atau luka ditutup dengan kapas steril atau kapas yang telah dibasahi dengan asam pikrat. d). Luka bakar karena percikan bromin • Jika kulit terkena percikan atau tumpahan bromin, kulit yang terkena segera olesi dengan larutan amoniak encer (1 bagian amoniak dalam 15 bagian air) kemudian luka tersebut tutup dengan pasta Na 2 CO 3. e) Luka bakar karena fosfor • Jika terkena kulit, kulit yang terkena dicuci denag air sebanyak-banyaknya kemudian cuci dengan larutan Cu. SO 4 3%.

 Luka pada mata: 1) Luka karena terkena percikan asam - Jika terkena percikan

Luka pada mata: 1) Luka karena terkena percikan asam - Jika terkena percikan asam encer, mata dapat dicuci dengan air bersih, baik dengan air kran maupun penyemprotan air. - Pencuciaan kira-kira 15 menit terus-menerus. Jika terkena asam pekat tindakan yang dapat dilakukan sama jika terkena asam pekat pada umumnya. - Kemudian mata dicuci dengan larutan Na 2 CO 3 1%. Jika si penderita masih kesakitan bawa ke dokter. 2) Luka karena terkena percikan basa - Cucilah mata yang terkena percikan dengan air banyak-banyak kemudian bilas dengan larutan asam borat 1%. - Gunakan gelas pencuci mata. 3) Luka karena benda asing/pecahan kaca - Jika mata terkenaa kaca, ambil benda yang menempel pada mata dengan ati -hati tetapi jika menancap kuat, jangan sekali-kali mengambilnya, hanya dokter yang dapat mengambilnya.

 Keracunan zat melalui pernapasan: - Keracunan akibat zat kimia seprti menghirup gas Cl

Keracunan zat melalui pernapasan: - Keracunan akibat zat kimia seprti menghirup gas Cl 2, HCl, SO 2, formaldehid, NH 3, dan gas lainnya atau debu terjadi melalui saluran pernapasan. - Tindakan pertama-tama yang sebaiknya dilakukan adalah menghindarkan korban dari lingkungan zat tersebut kemudian pindahkan korban ke tempat yang berudara segar. - Jika korban tidak bernapas, segera berikan pernapasan buatan berupa menekan bagian dada atau pemberian pernapasan dari mulut penolong ke mulut korban. - Tindakan selanjutnya segera hubungi dokter. - Ada dua cara pernapasan buatan, yaitu pernafasan buatan Holger Nielson dan Silbester.

Keracunan melalui mulut: a. Tertelan - Jika ada zat tertelan segera panggil dokter dan

Keracunan melalui mulut: a. Tertelan - Jika ada zat tertelan segera panggil dokter dan informasikan zat yang tertelan oleh penderita. - Jika penderita muntah-muntah, beri minum air hangat agar muntah terus dan mengencerkan racun dalam perut. - Jika korban tidak berhasil masukkan jari ke dalam tenggorokan korban agar muntah. Jika korban pingsan, pemberian sesuatu lewat mulut dihindarkan. - Segera bawa korban ke dokter/rumah sakit. b. Tidak tertelan - Jika mulut terkena asam, kumur-kumur dengan air sebanyaknya kemudian si penderita diberi minum air kapur atau susu untuk melindungi saluran pernapasan. - Jika mulut terkena basa kuat, kumur-kumur dengan air sebanyaknya kemudian minum sebanyak-banyaknya, selanjutnya beri minum susu atau dua sendok teh asam cuka dalam 1/2 liter air. - Jika mulut terkena zat kimia lain yang beracun, si penderita diberi 2 -4 gelas air atau susu dan diberi antidot yang umum dipakai dalam 1/2 gelas air hangat.

Beberapa upaya pencegahaan terhadap keracunan sebagai akibat dari kegiatan di laboratorioum kimia: 1. Pipet

Beberapa upaya pencegahaan terhadap keracunan sebagai akibat dari kegiatan di laboratorioum kimia: 1. Pipet digunakan untuk mengambil atau memindahkan bahan dengan jumlah tepat. 2. Jangan mencoba mencium senyawa-senyawa yang beracun dan harus diperhatikan bahwa senyawa beracun dapat memasuki tubuh lewat pernapasan, mulut, kulit, dan luka. 3. Jika bekerja dengan senyawa-senyawa beracun hendaknya dilakukan di lemari uap dan jika perlu gunakanlah sarung tangan. 4. Pada saat menggunakan asbes harus dijaga agar debu yang keluar jangan sampai terisap karena dapat menyebabkn gangguan pernapasan dan paru-paru

 Percikan Zat: Upaya pencegahan percikan zat adalah sebagai berikut. • sewaktu kita memasukkan

Percikan Zat: Upaya pencegahan percikan zat adalah sebagai berikut. • sewaktu kita memasukkan suatu larutan dalam tabung reaksi, arahkan mulut tabung reaksi tersebut ke arah yang tidak ada orang, dan jangan sekali menengok dari mulut tabung reaksi. • pada saat mengisi buret, disamping harus menggunakan corong kecil, juga buret harus diturunkan sehingga mulut buret berada setinggi mata. • Jika mengencerkan asam pekat, tambahkan sedikit demi sedikit asam pada air, jangan sebaliknya dan lakukanlah dengan hati-hati, jika perlu gunakan kacamata laboratorium. -Asam-asam pekat dinetralkan dengan natrium bikarbonat padat (serbuk), kemudian dengan air yang cukup banyak. -Larutan Na. OH harus dinetralkan dengan NH 4 Cl serbuk, kemudian dengan air yang cukup banyak. -Larutan sublimat (Hg. Cl 2) dinetralkan dengan serbuk belerang. -Setelah didiamkan sebentar, supaya terjadi penetralan, baru zat-zat tersebut dapat dibuang ke dalam air yang sedang mengalir. -Selama membersihkan jangan lupa mengenakan pelindung badan mata.

Tumpahan zat: • Raksa adalah zat kimia yang sangat beracun dapat terakumulasi dalam tubuh,

Tumpahan zat: • Raksa adalah zat kimia yang sangat beracun dapat terakumulasi dalam tubuh, walaupun menghirup uapnya dalam konsentrasi rendah sekalipun. • Jika menggunakan raksa dalam percobaan, gunakan alas kaki. • Jika raksa tumpah dari botolnya segera tutup dengan belerang atau larutan iodida. • Tumpahan yang sudah tertutup dengan belerang, bersihkan dengan lap basah, buang dan tempatkan ditempat khusus dengan lapnya.

Kebakaran Untuk menghindari hal tersebut: 1. Hindari penggunaan kabel yang bertumpuk pada satu stop

Kebakaran Untuk menghindari hal tersebut: 1. Hindari penggunaan kabel yang bertumpuk pada satu stop kontak 2. Gunakan penangas bila hendak memanaskan zat kimia yang mudah terbakar 3. Bila hendak bekerja dengan menggunakan pembakaran (api) jauhkan alat/bahan yang mudah terbakar (misal kertas, alkohol) dan bagi siswa perempuan yang berambut panjang untuk diikat 4. Gunakan alat pemadam kebakaran jika terjadi kebakaran

Isi dari Kotak P 3 K • • • Kain kasa steril Pembalut dari

Isi dari Kotak P 3 K • • • Kain kasa steril Pembalut dari berbagai ukuran Kapas Alat pencuci mata Gunting Peniti Betadin Obat gosok Natrium Hidrogenkarbonat (Na. HCO 3 1% ) Asam cuka 1% Salep livertran Salep Boor

Terimakasih ^_^

Terimakasih ^_^