Kimia Inti dan Radiokimia Kimia inti Kimia inti

  • Slides: 31
Download presentation
Kimia Inti dan Radiokimia

Kimia Inti dan Radiokimia

Kimia inti? • Kimia inti adalah ilmu yang mempelajari struktur inti atom dan pengaruhnya

Kimia inti? • Kimia inti adalah ilmu yang mempelajari struktur inti atom dan pengaruhnya terhadap kestabilan inti serta reaksi-reaksi inti yang terjadi pada proses peluruhan radio nuklida dan transmutasi inti • Radiokimia: mempelajari zat radioaktif dan penggunaannya dengan teknik 2 kimia. • Kimia radiasi: bidang kimia yang mempelajari efek radiasi radioaktif terhadap materi.

Nuklida • Nuklida spesies nuklir • Contoh: 6 C 12, 7 N 14, 6

Nuklida • Nuklida spesies nuklir • Contoh: 6 C 12, 7 N 14, 6 O 18 • Rumus umum: ZXA dengan, – Z= nomor atom – A=nomor massa -- N = A-Z • Berdasarkan kesamaan dalam nilai A, Z, dan N, nuklida-nuklida digolongkan menjadi 4 tipe.

Penggolongan Nuklida • Isotop kelompok nuklida dengan Z sama – Contoh: 82 Pb 204,

Penggolongan Nuklida • Isotop kelompok nuklida dengan Z sama – Contoh: 82 Pb 204, 82 Pb 206, 82 Pb 207, 82 Pb 208 • Isobar kelompok nuklida dengan A sama – Contoh: 6 C 14, 7 N 14, 8 O 14 • Isoton kelompok nuklida dengan N sama – Contoh: 1 H 3, 2 He 4 • Isomer inti nuklida dengan A dan Z sama tetapi berbeda dalam tingkat energinya – Contoh: Co 60 m, Co 60

5 Kelompok nuklida berdasar kestabilan dan proses pembentukannya di alam • Nuklida stabil secara

5 Kelompok nuklida berdasar kestabilan dan proses pembentukannya di alam • Nuklida stabil secara alamiah tidak mengalami perubahan A maupun Z, misal: 1 H 1, 6 C 12, 7 N 14 • Radionuklida alam primer radionuklida yang terbentuk secara alamiah dan bersifat radioaktif. Disebut primer karena waktu paruh panjang sehingga masih bisa ditemukan sampai sekarang. Contoh: 92 U 238 dengan waktu paruh=4, 5 x 109 th • Radionuklida alam sekunder radiaktif dan dapat ditemukan dialam. Waktu paruh pendek, tidak dapat ditemukan di alam, tetapi dapat dibentuk secara kontinu oleh radionuklida alam primer, misal 90 Th 234 dengan waktu paruh 24 hari.

 • Radionuklida alam terinduksi Misal 6 C 14 yang dibentuk karena interaksi sinar

• Radionuklida alam terinduksi Misal 6 C 14 yang dibentuk karena interaksi sinar kosmik dan nuklida 7 N 14 di atmosfir. • Radionuklida buatan merupakan radionuklida yang terbentuk tidak secara alamiah, tetapi hasil sintesis.

Kestabilan inti Faktor penentu kestabilan: • Angka banding jumlah netron terhadap proton (n/p) yang

Kestabilan inti Faktor penentu kestabilan: • Angka banding jumlah netron terhadap proton (n/p) yang terkandung dalam inti. Inti yang paling stabil adalah inti yang mempunyai nomor atom sampai 20, memiliki n/p=1 (kestabilan diagonal) • Pasangan nukleon yang ditunjukkan oleh hukum genap-ganjil • Energi pengikat inti pernukleon.

Angka Banding n/p • Apabila nuklida-nuklida stabil dihubungkan maka akan diperoleh pita kestabilan inti.

Angka Banding n/p • Apabila nuklida-nuklida stabil dihubungkan maka akan diperoleh pita kestabilan inti. • Unsur-unsur sampai dengan nomor atom 20 pita kestabilan inti membentuk sudut 45 o dengan sumbu N dan Z (n/p=1). • Suatu inti dikatakan bersifat radioaktif karena ia mengalami peluruhan spontan disertai pemancaran radiasi.

Jenis radiasi yang dipancarkan Partikel dasar Massa relatif Muatan Simbol Jenis Alfa Negatron (beta)

Jenis radiasi yang dipancarkan Partikel dasar Massa relatif Muatan Simbol Jenis Alfa Negatron (beta) 4 0 +2 -1 , 2 He 4 -, -1 e 0 Partikel Positron Gamma 0 0 +1 0 +, +1 e 0 Proton Netron 1 1 +1 0 1 p Partikel Gelombang elektromag net Partikel 1, 0 1 H n 1 1

Hukum Genap Ganjil • Dari jumlah nuklida stabil di alam, jika dikelompokkan berdasarkan jumlah

Hukum Genap Ganjil • Dari jumlah nuklida stabil di alam, jika dikelompokkan berdasarkan jumlah proton (Z) dan jumlah netron (N) penyusunnya maka akan diperoleh data sbb: Jenis nuklida Jumlah nuklida stabil Z genap, N genap 165 Z genap, N ganjil 55 Z ganjil, N genap 50 Z ganjil, N ganjil 4 • Data diatas menunjukkan urutan kestabilan relatif adalah Z genap, N genap > Z genap, N ganjil> Z ganjil, N ganjil. • Inti yang stabil menghendaki jumlah proton dan netron genap

Energi Pengikat Inti • Massa suatu inti selalu lebih kecil dari jumlah massa proton

Energi Pengikat Inti • Massa suatu inti selalu lebih kecil dari jumlah massa proton dan netron. • Berdasarkan hukum kesetaraan massa dan energi, selisih massa tersebut adalah merupakan energi pengikat nukleon dalam inti. • Semakin besar energi pengikat inti per nukleon, semakin stabil nuklidanya.

Reaksi Inti Spontan dan Buatan • Unsur paling berat yang terjadi secara alamiah adalah

Reaksi Inti Spontan dan Buatan • Unsur paling berat yang terjadi secara alamiah adalah uranium. • Isotop uranium 92 U 238 secara spontan akan memancarkan partikel alfa menjadi 90 Th 234. • Peluruhan 90 Th 234 dengan memancarkan sinr beta akan menghasilkan 91 Pa 234. • Unsur-unsur dengan Z > 92 yang dikenal dengan unsur buatan dihasilkan dari penembakan inti dengan proton, partikel alfa atau ion-ion positif unsur periode kedua.

Jenis Peluruhan Radioaktif • • • Peluruhan alfa Peluruhan beta Peluruhan gamma (transisi isomerik)

Jenis Peluruhan Radioaktif • • • Peluruhan alfa Peluruhan beta Peluruhan gamma (transisi isomerik) Pembelahan spontan Pemancaran netron terlambat

Peluruhan alfa • Partikel alfa terdiri atas 2 proton dan dua netron (partikel relatif

Peluruhan alfa • Partikel alfa terdiri atas 2 proton dan dua netron (partikel relatif besar). • Agar suatu nuklida mampu melepaskan partikel alfa, inti harus relatif besar. • Contoh: 210 Pb 206 + He 4. Po 84 82 2

Peluruhan beta • 3 jenis peluruhan beta: – Pemancaran negatron (beta negatif) – Pemancaran

Peluruhan beta • 3 jenis peluruhan beta: – Pemancaran negatron (beta negatif) – Pemancaran positron (beta positif) – Penangkapan elektron (electron capture, EC). • Contoh: 40 Ca 40 + 0; K 19 20 -1 Pemancaran negatron terjadi jika n/p > isobar yang lebih stabil, maka dalam inti terjadi perubahan 1 n menjadi 1 p : 0 n 1 1 H 1 + -1 0 + 44 Co 44 + 0. Se 21 20 +1 44 + e 0 Se 44. Ti 22 -1 21

Peluruhan Gamma (transisi isomerik) • Transisi diantara isomer inti. • Seringkali suatu inti berada

Peluruhan Gamma (transisi isomerik) • Transisi diantara isomer inti. • Seringkali suatu inti berada pada tingkat kuantum diatas tingkat dasarnya (metastabil). • Waktu paruh transisi isomerik kebanyakan dalam orde <10 -6 detik. • Contoh: 60 m Co 60 + Co 27 27

Pembelahan spontan • Peluruhan dengan pembelahan spontan hanya terjadi pada nuklida sangat besar. •

Pembelahan spontan • Peluruhan dengan pembelahan spontan hanya terjadi pada nuklida sangat besar. • Nuklida yang sangat besar membelah diri menjadi 2 nuklida yang massanya hampir sama disertai pelepasan beberapa netron. • Contoh: 254 Mp 108 + Ba 142 + 4 n 1 Cr 98 42 56 0

Pemancaran netron • Prose peluruhan ini terjadi pada nuklida yang memiliki kelebihan netron relatif

Pemancaran netron • Prose peluruhan ini terjadi pada nuklida yang memiliki kelebihan netron relatif terhadap inti yang stabil. • Contoh: 87 Kr 86 + n 1 Kr 36 36 0

Pemancaran netron terlambat • Proses peluruhan terjadi dengan didahului oleh pemancaran negatron kemudian dilanjutkan

Pemancaran netron terlambat • Proses peluruhan terjadi dengan didahului oleh pemancaran negatron kemudian dilanjutkan dengan pemancaran netron. • Contoh: 87 Kr 87 + 0 Kr 86 + n 1 Br 35 36 -1 36 0 87 disebut pemancar netron terlambat Br 35

Kinetika reaksi inti dan waktu paruh • Kebolehjadian suatu nuklida untuk meluruh tidak tergantung

Kinetika reaksi inti dan waktu paruh • Kebolehjadian suatu nuklida untuk meluruh tidak tergantung lingkungan (suhu, tekanan, keasaman, dll). • Tetapi, bergantung pada jenis dan jumlah nuklida. • Kecepatan peluruhan berbanding lurus dengan jumlah radionuklida, yang dinyatakan dengan: -d. N/dt N; dengan N=jumlah radionuklida, t=waktu

Kinetika reaksi inti dan waktu paruh • Perbandingan dapat diubah menjadi persamaan dengan memasukkan

Kinetika reaksi inti dan waktu paruh • Perbandingan dapat diubah menjadi persamaan dengan memasukkan tetapan perbandingan . -d. N/dt N -d. N/dt = N laju perluruhan=keaktifan(A) A = -d. N/dt A = N d. N/N = - dt (diintegralkan) Nt=N 0. e- t

Kinetika reaksi inti dan waktu paruh • Jika N 0 dan diketahui maka dapat

Kinetika reaksi inti dan waktu paruh • Jika N 0 dan diketahui maka dapat dihitung radionuklida N pada tiap waktu t. • Daftar tetapan peluruhan tidak ada, yang ada daftar waktu paruh nuklida sudah dikenal. • Jika t = t½, maka N = ½ N 0 ln ½ N 0/N 0 = - t½ t½ = ln 2 t½ = 0, 693/

Satuan keradioaktifan dosis radiasi • Keaktifan suatu zat radioaktif adalah jumlah peluruhan (disintegrasi) per

Satuan keradioaktifan dosis radiasi • Keaktifan suatu zat radioaktif adalah jumlah peluruhan (disintegrasi) per satuan waktu. • Satuan keaktifan suatu zat radioakt 9 if adalah Curie (Ci), semula didasarkan pada laju disintegrasi 1 gram radium, tetapi sekarang didefinisikan sebagai 3, 7 x 1010 disintegrasi S-1. • Satuan keaktifan dalam SI adalah becquerel (Bq) yang didefiniskan sebagai 1 disintegrasi S-1. 1 Bq = 1 disintegrasi/S • Keaktifan jenis adalah keaktifan per gram cuplikan zat radioaktif.

Satuan keradioaktifan dosis radiasi • Satu rad adalah jumlah energi radiasi yang diserap 100

Satuan keradioaktifan dosis radiasi • Satu rad adalah jumlah energi radiasi yang diserap 100 erg per gram bahan. • Dalam SI satuan dosis adalah Gray (Gy) yang didefinisikan sebagai 1 JKg-1. 1 Gy = 100 rad.

Reaksi Fisi • Reaksi Fisi : reaksi pembelahan inti menghasilkan netron • Setiap reaksi

Reaksi Fisi • Reaksi Fisi : reaksi pembelahan inti menghasilkan netron • Setiap reaksi pembelahan inti selalu dihasilkan energi sekitar 200 Mev. • Netron yang dihasilkan dapat digunakan untuk menembak inti lain sehingga terjadi pembelahan inti secara berantai. • Energi yang dihasilkan pada pembelahan 235 gram 235 U ekivalen dengan energi yang dihasilkan pada pembakaran 500 ton batubara.

Reaksi Fusi • Reaksi penggabungan dua atau beberapa inti ringan menjadi satu inti yang

Reaksi Fusi • Reaksi penggabungan dua atau beberapa inti ringan menjadi satu inti yang lebih berat. • Reaksi fusi menghasilkan energi yang sangat besar. • Reaksi ini memiliki energi pengaktifan, terutama untuk mengatasi gaya tolak menolak kedua inti yang akan bergabung. • Reaksi hanya mungkin terjadi pada suhu sangat tinggi, sekitar 100 juta derajat. • Pada suhu tersebut tidak terdapat atom melainkan plasma dari inti dan elektron.

Reaksi Fusi • Energi yang dihasilkan pada reaksi fusi sangat besar. • Energi yang

Reaksi Fusi • Energi yang dihasilkan pada reaksi fusi sangat besar. • Energi yang dihasilkan cukup untuk menyebabkan terjadinya reaksi fusi berantai yang dapat menimbulkan ledakan termonuklir. • Energi fusi dari 1 kg hidrogen setara dengan energi pembakaran 20 ribu ton batubara. • Keuntungan reaksi fusi dibandingkan reaksi fisi: – Energi yang dihasilkan lebih tinggi – Relatif lebih “bersih”, karena hasil reaksi fusi adalah nuklida-nuklida stabil.

Aplikasi Reaksi Inti dan Keradioaktifan • Reaksi inti (fusi dan fisi) sebagai penghasil energi

Aplikasi Reaksi Inti dan Keradioaktifan • Reaksi inti (fusi dan fisi) sebagai penghasil energi listrik. • Penentuan umur (dating) batuan atau fosil. • Dalam bidang kimia: – Analisis pengenceran isotop – Analisis pengaktifan netron sebagai perunut dalam menentukan mekanisme reaksi kimia. • Dalam bidang kedokteran, radioisotop digunakan sebagai perunut dalam terapi kanker. • Dalam bidang pertanian, radioisotop digunakan sebagai perunut dan juga untuk memperoleh bibit unggul (pemuliaan tanaman).

Contoh soal: • Ditemukan tulang suatu binatang purba yang mempunyai keaktifan C 14 2,

Contoh soal: • Ditemukan tulang suatu binatang purba yang mempunyai keaktifan C 14 2, 75 dpm/g. Perkirakan berapa tahun yang lampau binatang itu hidup? (t½ C 14 = 5668 tahun).