PENILAIAN ANGKA KREDIT DOSEN SESUAI DENGAN PERATURAN BERSAMA
PENILAIAN ANGKA KREDIT DOSEN SESUAI DENGAN PERATURAN BERSAMA MENDIKBUD DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 4/VIII/PB/2014 NOMOR 24 TAHUN 2014 TENTANG: KETENTUAN PELAKSANAAN PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI NOMOR 17 TAHUN 2013 SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH DENGAN PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARTUR NEGARA DAN REFORMASIBIROKRASI NOMOR 46 TAHUN 2013 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL DOSEN DAN ANGKA KREDITNYA Soetarno Joyoatmojo (Tim PAK UNS)
PENEGASAN PERATURAN BERSAMA MENDIKBUD DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 4/VIII/PB/2014 – 24 TAHUN 2014 HARUS DIGUNAKAN SECARA BERDAMPINGAN DENGAN: PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI NOMOR 17 TAHUN 2013 & PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARTUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI NOMOR 46 TAHUN 2013 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL DOSEN DAN ANGKA KREDITNYA SERTA PERATURAN PERUNDANGAN LAIN YANG MASIH BERLAKU (PERATURAN MENPAN & RB NOMOR 17/2013 YANG DIUBAH DENGAN PERATURAN MENPAN & RB NOMOR 46/2013 HANYA BEBERAPA PASAL DAN BEBERAPA LAMPIRAN, SEHINGGA PASAL-PASAL & LAMPIRAN DARI PERATURAN MENPAN & RB YANG TIDAK DIUBAH, TETAP BERLAKU)
JENJANG JABATAN FUNGSIONAL DOSEN, PANGKAT DAN GOLONGAN RUANG (PER. BERSAMA, PASAL 5; PER. MENPAN & RB NO. 17 PASAL 6) Nomor Jabatan Fungsional Pangkat/golongan ruang 1. ASISTEN AHLI PENATA MUDA TK I GOL. III/b 2. LEKTOR PENATA GOL. III/c dan PENATA TK. I GOL, III/d 3. LEKTOR KEPALA PEMBINA GOL IV/a PEMBINA TK I IV/b PEMBINA UTAMA MUDA GOL IV/c 4. PROFESOR PEMBINA UTAMA MADYA – IV/d PEMBINA UTAMA GOL IV/e
PEMENUHAN ANGKA KREDIT JABATAN/GOLONGAN (LAMP. II PER. MENPAN & RB NO. 46 & LAMP. III PER. MENPAN & RB NO. 17) JABATAN - GOLONGAN ANGKA KREDIT ASISTEN AHLI – III/b 150 200 300 400 550 700 850 1050 LEKTOR – III/c LEKTOR – III/d LEKTOR KEPALA – IV/a LEKTOR KEPALA – IV/b LEKTOR KEPALA – IV/c PROFESOR – IV/d PROFESOR - IV/e JUMLAH ANGKA KREDIT KUMULATIF PALING RENDAH TERSEBUT, MINIMAL 90% BERASAL DARI UNSUR UTAMA (DI LUAR “IJAZAH”) DAN MAKSIMAL 10% DARI UNSUR PENUNJANG (PERATURAN BERSAMA PASAL 28, ANGKA (1); PER MENPAN & RB NO. 46/2013 pasal 16)
PROSENTASE JUMLAH ANGKA KREDIT KUMULATIF PALING RENDAH DARI TUGAS POKOK DAN PENUNJANG NO JABATAN KUALIFIKASI PENDIDIKAN PELAKSANAAN PENELITIAN PELAKSANAAN P 2 M UNSUR PENUNJANG UNSUR 1 Asisten Ahli Magister ≥ 55% ≥ 25% ≤ 10% 2 Lektor Magister ≥ 45% ≥ 35% ≤ 10% 3 Lektor Kepala Doktor ≥ 40% ≤ 10% 4 Profesor Doktor ≥ 35% ≥ 45% ≤ 10% (LAMPIRAN IV PER. MENPAN & RB NOMOR 17/2013)
UNSUR-UNSUR KEGIATAN YANG DINILAI 1. UNSUR UTAMA, terdiri dari: a. PENDIDIKAN: - Doktor/Magister -Diklat Pra Jabatan Golongan III (Angka Kredit Pertama) (Lamp. I PER. MENPAN & RB No. 17/2013) b. TRIDHARMA PERGURUAN TINGGI: (1) Melaksanakan Pendidikan & Pengajaran; (2) Melaksanakan Penelitian; (3) Melaksanakan Pengabdian kepada Masyarakat (Per. Bersama psl 7 --- ada 62 kegiatan & Psl 16; Per. Men. PAN & RB No. 17/2013 psl 7 & 8 , serta Lampiran I) 2. UNSUR PENUNJANG TRIDHARMA PERGURUAN TINGGI (Peraturan Bersama Pasal 16 angka (3); Per. Men. PAN & RB No. 17/2013 Pasal 7 huruf e)
BATAS WAKTU KEGIATAN UNTUK KENAIKAN PANGKAT/JABATAN PENETAPAN ANGKA KREDIT UNTUK KENAIKAN PANGKAT DOSEN DILAKUKAN PALING KURANG 2 (DUA) KALI DALAM SETAHUN, YAITU 3 (TIGA) BULAN SEBELUM PERIODE KENAIKAN PANGKAT PEGAWAI NEGERI SIPIL, DENGAN KETENTUAN SEBAGAI BERIKUT: a. UNTUK KENAIKAN PANGKAT PERIODE APRIL, ANGKA KREDIT DITETAPKAN PALING LAMBAT PADA BULAN JANUARI TAHUN YANG BERSANGKUTAN; DAN b. UNTUK KENAIKAN PANGKAT PERIODE OKTOBER, ANGKA KREDIT DITETAPKAN PALING LAMBAT PADA BULAN JULI TAHUN YANG BERSANGKUTAN. ( Peraturan Bersama pasal 18)
PENGANGKATAN PERTAMA JABATAN AKADEMIK DOSEN DAN PENGANGKATAN DARI JABATAN LAIN PEGAWAI NEGERI SIPIL YANG DIANGKAT PERTAMA KALI DALAM JABATAN AKADEMIK DOSEN HARUS MEMENUHI SYARAT: a. BERIJAZAH PALING RENDAH MAGISTER (S 2) ATAU YANG SEDERAJAT DARI PENDIDIKAN TINGGI YANG TERAKREDITASI; b. PANGKAT PALING RENDAH PENATA MUDA TINGKAT I, GOLONGAN RUANG III/b; DAN c. NILAI PRESTASI KERJA PALING KURANG BERNILAI BAIK DALAM 1 (SATU) TAHUN TERAKHIR. PENGANGKATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DARI JABATAN LAIN KE JABATAN AKADEMIK DOSEN DAPAT DIPERTIMBANGKAN DENGAN KETENTUAN SEBAGAI BERIKUT: a. MEMENUHI SYARAT SEBAGAIMANA SYARAT UNTUK PENGANGKATAN PERTAMA DALAM JABATAN AKADEMIK DOSEN; b. MEMILIKI PENGALAMAN MENGAJAR (MAGANG) PADA PENDIDIKAN TINGGI PALING KURANG 2 (DUA) TAHUN; DAN c. TERSEDIANYA FORMASI UNTUK JABATAN AKADEMIK DOSEN. PANGKAT YANG DITETAPKAN YANG BERASAL DARI JABATAN LAIN ADALAH SAMA DENGAN PANGKAT YANG DIMILIKI, DAN JENJANG JABATAN DITETAPKAN SESUAI DENGAN JUMLAH ANGKA KREDIT YANG DITETAPKAN OLEH PEJABAT YANG BERWENANG MENETAPKAN ANGKA KREDIT YANG BERASAL DARI UNSUR UTAMA DAN UNSUR PENUNJANG. (PERATURAN BERSAMA, PASAL 10 AYAT (1) & PASAL 11 AYAT (1), (2), (3))
PERSIAPAN PENGUSULAN KENAIKAN PANGKAT/JABATAN (1) UNTUK KELANCARAN PENILAIAN DAN PENETAPAN ANGKA KREDIT, SETIAP DOSEN WAJIB MENCATAT DAN MENGINVENTERASASIKAN SELURUH KEGIATAN YANG DILAKUKAN. (2) HASIL CATATAN DAN INVENTARISASI KEGIATAN SEBAGAIMANA DIMAKSUD DITUANGKAN DALAM DAFTAR USUL PENETAPAN ANGKA KREDIT (DUPAK). (PERATURAN BERSAMA, PASAL 13) (1) PADA AWAL TAHUN, SETIAP DOSEN WAJIB MENYUSUN SASARAN KERJA PEGAWAI (SKP) YANG AKAN DILAKSANAKAN DALAM 1 (SATU) TAHUN BERJALAN. (2) SKP DISUSUN BERDASARKAN TUGAS POKOK DOSEN, SESUAI DENGAN JABATANNYA. (3) SKP YANG TELAH DISUSUN HARUS DISETUJUI DAN DITETAPKAN OLEH PIMPINAN UNIT KERJA. (4) UNTUK KEPENTINGAN DINAS, SKP YANG TELAH DISETUJUI DAN DITETAPKAN DAPAT DILAKUKAN PENYESUAIAN. (PERATURAN BERSAMA PASAL 14)
KENAIKAN JABATAN DOSEN DAPAT DIPERTIMBANGKAN DINAIKKAN JABATANNYA, APABILA: a. MENCAPAI ANGKA KREDIT YANG DIPERSYARATKAN; b. PALING SINGKAT 2 (DUA) TAHUN DALAM JABATAN TERAKHIR; c. NILAI PRESTASI KERJA PALING KURANG BERNILAI BAIK DALAM 1 (SATU) TAHUN TERAKHIR; d. MEMILIKI INTEGRITAS DALAM MENJALANKAN TUGAS. KENAIKAN JABATAN AKADEMIK DOSEN MENJADI: a. LEKTOR MINIMAL WAJIB MEMILIKI KARYA ILMIAH YANG DITERBITKAN PADA JURNAL ILMIAH. b. LEKTOR KEPALA YANG MEMILIKI: 1) IJAZAH DOKTOR (S 3) ATAU YANG SEDERAJAT HARUS MEMILIKI KARYA ILMIAH YANG DIPUBLIKASIKAN PADA JURNAL NASIONAL TERAKREDITASI, 2) IJAZAH MAGISTER (S 2) ATAU YANG SEDERAJAT HARUS MEMILIKI KARYA ILMIAH YANG DIPUBLIKASIKAN PADA JURNAL INTERNASIONAL c. PROFESOR HARUS MEMILIKI: 1) Ijazah DOKTOR (s 3) ATAU YANG SEDERAJAT 2) PALING SINGKAT 3 (TIGA) TAHUN SETELAH LULUS DOKTOR 3) KARYA ILMIAH DIPUBLIKASI DI JURNAL INTERN. BEREPUTASI; DAN 4) MEMILIKI PENGALAMAN KERJA SEBAGAI DOSEN TETAP PALING SINGKAT 10 (SEPULUH ) TAHUN. (Peraturan Bersama, Pasal 29)
KENAIKAN JABATAN (Lanjutan) DOSEN YANG BERPRESTASI LUAR BIASA DAN MEMENUHI PERSYARATAN LAINNYA DAPAT DIANGKAT KE JENJANG JABATAN AKDEMIS DUA TINGKAT LEBIH TINGGI ATAU LONCAT JABATAN. DIKECUALIKAN PALING SINGKAT 3 (TIGA) TAHUN SETELAH LULUS DOKTOR BAGI USULAN KE PROFESOR, APABILA DOSEN YANG BERSANGKUTAN MEMILIKI TAMBAHAN KARYA ILMIAH YANG DIPUBLIKASIKAN PADA JURNAL INTERNASIONAL BEREPUTASI SETELAH MEMPEROLEH GELAR DOKTOR (S 3) DAN MEMENUHI PERSYARATAN LAINNYA.
LINIERITAS USULAN KE PROFESOR MASALAH LINIERITAS TERKAIT DENGAN USULAN KE JABATAN PROFESOR, DITEGASKAN BAHWA YANG DIMAKSUD LINIERITAS TERSEBUT DIGAMBARKAN DALAM BAGAN BERIKUT: BIDANG PENUGASAN PROFESOR DOKTOR KARYA ILMIAH DENGAN DEMIKIAN SETIAP DOSEN YANG AKAN MENEMPUH PROGRAM DOKTOR, YANG AKAN MEMPERSIAPKAN KARYA ILMIAH DAN AKAN MENGUSULKAN KE JABATAN PROFESOR HARUS MEMPERHATIKAN BAGAN TERSEBUT.
PUBLIKASI ILMIAH/PELAKSANAAN PENELITIAN 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. CATATAN UMUM: PUBLIKASI ILMIAH BERUPA JURNAL HARUS DAPAT DITELUSURI SECARA ONLINE. ARTIKEL JURNAL YANG DIGUNAKAN UNTUK KE LEKTOR KEPALA DAN KE PROFESOR ADALAH DARI HASIL PENELITIAN, OLEH KARENA ITU STRUKTUR PENULISANNYA HARUS MENUNJUKKAN HAL ITU. JURNAL TERBITAN EDISI KHUSUS TIDAK DAPAT DIGUNAKAN UNTUK USULAN KE LEKTOR KEPALA DAN USULAN KE PROFESOR. JURNAL INTERNASIONAL YANG DIGUNAKAN UNTUK USULAN KE LEKTOR KEPALA DAN USULAN KE PROFESOR HARUS MEMILIKI PREDIKAT BEREPUTASI DITANDAI DENGAN TERINDEKS SCOPUS ATAU SCIMAGO JR. E-JOURNAL YANG DI-PRINT OUT HARUS MENYERTAKAN SUSUNAN DEWAN REDAKSI (BOARD OF EDITORS) DAN DAFTAR ISI JURNAL. PROSIDING SEMINAR HARUS MENCANTUMKAN EDITOR/DEWAN EDITOR DAN DAFTAR PEMAKALAH UNTUK MENELUSURI TINGKATAN SEMINAR APAKAH LOKAL/NASIONAL/INTERNASIONAL. MAKALAH SEMINAR YANG TIDAK DISERTAI SERTIFIKAT SEBAGAI PEMAKALAH TIDAK DAPAT DINILAI SEBAGAI MAKALAH SEMINAR. 8. BATAS KEPATUTAN PUBLIKASI ILMIAH DIHITUNG DARI TAHUN KENAIKAN TERAKHIR (DISESUAIKAN HITUNGAN TAHUNNYA).
Hasil Penelitian atau Hasil Pemikiran 1. Monograf : • Substansi satu hal dalam satu bidang ilmu • Memenuhi kaidah penulisan ilmiah yg utuh (rumusan masalah, pemecahan masalah, dukungan teori mutakhir, kesimpulan daftar pustaka) • Dalam bentuk buku yg diterbitkan • Disebarluaskan • Rujukan min. 20 (Per. Rektor UNS No. 251/ 2010) • Batas Kepatutan : 1 buku/tahun • Angka Kredit maks : 20 14
2. Buku Referensi : • Substansi satu bidang ilmu • Memenuhi kaidah penulisan ilmiah yg utuh (rumusan masalah, pemecahan masalah, dukungan teori mutakhir, kesimpulan daftar pustaka) • Tebal paling sedikit 40 hal (15, 5 cmx 23 cm) • Diterbitkan oleh Badan Ilmiah/Organisasi/PT • ISBN dan diedarkan • Tidak menyimpang dari Pancasila & UUD 1945 • Rujukan min. 20 (Per. Rektor UNS No. 251/2010) • Batas Kepatutan : 1 buku/tahun • Angka Kredit maks : 40 15
3. Majalah Ilmiah Nasional • Substansi satu masalah dlm satu bidang ilmu • Memenuhi kaidah penulisan ilmiah yg utuh (rumusan masalah, pemecahan masalah, dukungan teori mutakhir, kesimpulan daftar pustaka) • Diterbitkan oleh Badan Ilmiah/Organisasi/PT • Bahasa Indonesia dan atau Bahasa Inggris • Dewan Redaksi terdiri dari para ahli dlm bidangnya • Memiliki ISSN • Diedarkan secara nasional • Terakreditasi DIKTI atau • Tidak terakreditasi DIKTI • Angka Kredit : Terakreditasi : 25 & Tdk Terakreditasi : 10 • Batas Kepatutan : 2 artikel/semester/tdk akreditasi 1 artikel/semester/terakreditasi 16
4. Majalah Ilmiah Internasional • Substansi satu masalah dlm satu bidang ilmu • Memenuhi kaidah penulisan ilmiah • Editorial Board (Dewan Redaksi) para pakar di bidangnya, dan berasal dari berbagai negara serta berdomisili di negara masing-masing • Bahasa PBB (Inggris, Perancis, Arab, Rusia, Cina) • Memiliki ISSN • Terbit secara teratur (berkesinambungan) serta beredar di berbagai negara • Penulis dari berbagai negara • Angka Kredit maksimal : 40 • Batas Kepatutan : 1 (satu) artikel/semester 17
5. Disajikan dalam Seminar Internasional a. Kriteria Seminar • Diselenggarakan oleh Asosiasi Profesi atau Lembaga Ilmiah yg bereputasi • Pengarah (SC) adalah para pakar yg berasal dari berbagai negara • Bahasa Pengantar, Bahasa PBB (Inggris, Perancis, Arab, Rusia, Cina) • Pemakalah dan peserta dari berbagai negara b. Artikel • Dimuat dalam prosiding • Memenuhi kaidah penulisan ilmiah 18
c. Prosiding • • • Ditulis dalam bahasa resmi PBB Editors Board berasal dari berbagai negara Penulis dari berbagai negara Memiliki ISBN Diterbitkan oleh Lembaga Ilmiah yg bereputasi : Organisasi Profesi, PT, Lembaga Penelitian d. Angka Kredit : 15 e. Batas Kepatutan : 1 (satu) artikel/semester 19
6. Disajikan dalam Seminar Nasional a. Kriteria Seminar • Diselenggarakan oleh Asosiasi Profesi atau Lembaga Ilmiah yg bereputasi • Dewan Pengarah terdiri dari pakar di bidangnya • Bahasa Indonesia • Pemakalah dan peserta dari berbagai PT, Lembaga Ilmiah, Lingkup Nasional b. Artikel • Dimuat dalam prosiding • Memenuhi kaidah penulisan ilmiah 20
c. Prosiding • • Ditulis dalam bahasa Indonesia Editorial berasal dari bidang ilmunya Memiliki ISBN Diterbitkan oleh Organisasi Profesi, PT, Lembaga Penelitian d. Angka Kredit : 10 e. Batas Kepatutan : 2 (dua) makalah/semester 21
7. Hasil Penelitian yang Tidak Dipublikasikan • • Memenuhi kaidah penulisan ilmiah Dalam bentuk buku Tidak dipublikasikan Disimpan di perpustakaan (ada bukti pengesahan dari pejabat berwenang) • Angka Kredit maksimal : 3 (tiga) • Batas Kepatutan : 10% dari angka kredit minimal yg diperlukan utk melaksanakan penelitian/publikasi ilmiah • Contoh : - Angka kredit minimal utk penelitian : 60 - Angka kredit karya tulis yg tdk dipublikasikan adalah (maks) : 6 atau = 2 (dua) karya tulis CATATAN: TIDAK DAPAT DIGUNAKAN UNTUK USULAN KE PROFESOR. 22
8. Menterjemahkan/Menyadur Buku Ilmiah • Dari bahasa asing ke Bahasa Indonesia • Dari Bahasa Indonesia ke bahasa asing • Diterbitkan diedarkan dlm bentuk buku (Kriteria Buku Ajar/Referensi) • Angka Kredit : 15 • Batas Kepatutan : 1 Buku/semester Mengedit/Menyunting Buku Ilmiah • Suntingan/editing terhadap isi buku ilmiah • Memudahkan pemahaman bagi pembaca • Diterbitkan diedarkan dlm bentuk buku (Kriteria Buku Ajar/Referensi) • Angka Kredit : 10 • Batas Kepatutan : 1 Buku/semester 23
9. Membuat Rancangan dan Karya Teknologi yang Dipatenkan - Internasional : A. K. = 40 - Nasional : A. K. = 40 10. Membuat Rancanan dan Karya Teknologi yang Tidak Dipatenkan (Rancangan dan karta Seni Monumental, Seni Pertunjukan) Mendapat Penilaian Sejawat yg Memiliki Otoritas - Internasional : A. K. = 20 - Nasional : A. K. = 15 - Lokal : A. K. = 10 24
ENAM KOMPONEN BARU UNTUK BIDANG MELAKSANAKAN PENELITIAN YANG SUDAH DIAKUI DALAM PENILAIAN ANGKA KREDIT TINGKAT PUSAT 25
1. Jurnal Elektronik (e-Journal) yang Bereputasi Kriteria : - Ada editor yg mempunyai kepakaran - Memiliki ISSN - Diterbitkan oleh lembaga bereputasi Memenuhi syarat sbg Jurnal Ilmiah Nasional Terakreditasi Artikel : - Memenuhi kaidah penulisan ilmiah - Bahasa PBB (Internasional), atau - Bahasa Indonesia (Nasional) Status Jurnal : Disamakan dgn Jurnal Ilmiah Nasional Terakreditasi Bukti : - Printout (cover, editorial board, daftar isi, ISSN, Penerbit) Angka Kredit maksimal : 25 Batas Kepatutan : 1 / semester 26
2. Artikel dalam buku yang dipublikasikan dan berisi berbagai tulisan dari beberapa penulis, disetarakan dengan prosiding yg dipresentasikan Angka Kredit : 15 (Internasional) dan 10 (Nasional) Batas Kepatutan : 1 / sms (Internasional) dan 2 / sms (Nasional). 3. Jurnal Ilmiah yang berbahasa resmi PBB tetapi tidak memenuhi syarat Jurnal Ilmiah Internasional yang bereputasi, disetarakan dengan Jurnal Ilmiah Nasional Tidak Terakreditasi. 4. Hasil Penelitian disajikan dalam seminar tetapi tidak dimuat dalam prosiding yang dipublikasikan Angka Kredit : 5 (Internasional) dan 3 (Nasional) 27
5. Hasil Penelitian tidak disajikan dlm seminar tetapi dimuat dlm prosiding yg dipublikasikan Angka Kredit : 10 (Internasional) dan 5 (Nasional) 6. Jurnal Ilmiah Edisi Khusus a. Jurnal Ilmiah Internasional - Isi berupa prosiding seminar - Angka Kredit : 15 b. Jurnal Ilmiah Nasional Terakreditasi - Jurnal Terakreditasi - Isi berupa prosiding seminar - Angka Kredit : 10 28
• Publikasi sebagaimana tersebut pada butir 2 s/d 6, tidak dapat dipergunakan untuk memenuhi persyaratan (khusus) Kenaikan Jabatan kurun waktu 1 - 3 tahun, Loncat Jabatan, dan Profesor 29
Hakikat dan Tujuan Publikasi Ilmiah Publikasi ilmiah bukan hanya langkah untuk menyampaikan hasil penelitian, ide, atau gagasan Publikasi ilmiah juga bagian dari kegiatan ilmiah yang sarat etika ilmiah yang berlaku di masyarakat ilmiah Tujuan publikasi ilmiah adalah pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni (IPTEKS)
Kode Etik Ilmiah Seperangkat etika atau pedoman etis yang telah disepakati secara umum dalam mengusulkan, melaksanakan, melaporkan, dan mempublikasikan penelitian kejujuran, objektivitas, integritas, kecermatan, keterbukaan, penghargaan karya orang, kerahasiaan bertanggungjawab, nondiskriminatif, kompetensi, legalitas, penanganan subjek hayati, pengambilan keputusan etis
Pelanggaran Etika dalam Publikasi Ilmiah (1) Fabrikasi (fabrication) • mengarang, membuat atau “mempercantik” data atau hasil penelitian tanpa adanya proses ilmiah untuk dilaporkan atau dipublikasikan Falsifikasi/pemalsuan (falsification) • memalsukan atau memanipulasi hal-hal yang berkaitan dengan pelaksanaan dan/atau hasil penelitian • menyampaikan bahan, peralatan, proses penelitian, atau hal lain yang sebenarnya tidak digunakan • menghilangkan atau menambahkan sebagian hasil penelitian tanpa adanya justifikasi ilmiah untuk mendapatkan hasil yang lebih baik, lebih akurat atau lebih lengkap Plagiat (plagiarism) • mengambil hak kekayaan intelektual (intelectual property rights) orang lain dan menyatakan sebagai miliknya
Pelanggaran Etika dalam Publikasi Ilmiah (2) Kepenulisan (authorship) • Penulis dari suatu artikel ilmiah merupakan orang-orang yang terlibat dalam pelaksanaan riset dan penulisan artikel tersebut • Jika keterlibatannya dirasakan tidak signifikan, maka seseorang dapat ditempatkan juga pada bagian ucapan terima kasih/penghargaan atau acknowledgement • Kesalahan dalam penulisan karya ilmiah yang berkaitan dengan kepenulisan adalah: • memasukkan nama seseorang yang tidak mempunyai kontribusi sebagai bagian dari penulis (honorary/gift author) • menghilangkan nama seseorang yang mempunyai kontribusi penelitian dan/atau penulisan karya ilmiah dari daftar penulis (ghost author) atau dari acknowledgement
Pelanggaran Etika dalam Publikasi Ilmiah (3) Konflik kepentingan (conflict of interest) • Contoh tindakan yang termasuk dalam konflik kepentingan adalah • menyampaikan hasil penelitian sesuai dengan keinginan fihak pemberi dana (sponsor) tanpa dilakukan penelitian dengan baik dan benar • publikasi pada jurnal tanpa dilakukan proses review sesuai dengan aturan yang berlaku • publikasi yang dilakukan oleh penulis pada jurnal dimana penulis bertindak sebagai pengelola, pimpinan unit pengelola jurnal atau jabatan lain, tanpa melalui proses review yang benar
Pelanggaran Etika dalam Publikasi Ilmiah (4) Pengiriman ganda (multiple submission) • Penyampaian proposal penelitian (yang sama) kepada lebih dari satu pihak penyandang dana atau pengajuan manuskrip (yang sama) kepada lebih dari satu jurnal tanpa adanya perbedaan yang signifikan Retaliation (Perlawanan kode etik) • Tindakan perlawanan atau pembalasan terhadap kode etik ilmiah dan seseorang yang melaporkan atau memberikan informasi dugaan pelanggaran kode etik ilmiah dimasukkan sebagai tindakan yang melanggar kode etik. • Selain itu termasuk dalam kategori ini adalah tindakan melawan atau tidak menerima untuk diperiksa atas sangkaan pelanggaran kode etik ilmiah
Yang Bukan Pelanggaran Etika dalam Publikasi Ilmiah Kesalahan yang tidak disengaja yang disampaikan dengan jujur (honest error) dan perbedaan opini atau hasil dengan publikasi terdahulu bukan merupakan kegiatan pelanggaran kode etik
Definisi & Tujuan Plagiat (1) Definisi Umum Plagiat • pengambilan atau penyampaian hak kekayaan intelektual yang berupa ide, karya ilmiah/ tulisan/ teknologi/ seni atau karya lainnya milik orang/ institusi secara keseluruhan atau sebagian oleh seseorang/institusi tanpa melakukan sitasi atau rujukan dengan baik dan benar Tujuan Plagiat • biasanya adalah memberikan persepsi kepada pembaca bahwa ide atau karya ilmiah/tulis/teknologi/seni yang diambil adalah seolah-olah milik penulis
Definisi & Tujuan Plagiat (2) Definisi & Tujuan Plagiat menurut Permendiknas No. 17/2010 • Perbuatan secara sengaja atau tidak sengaja dalam memperoleh atau mencoba memperoleh kredit atau nilai untuk suatu karya ilmiah dengan mengutip sebagian atau seluruh karya dan/atau karya ilmiah pihak lain yang diakui sebagai karya ilmiahnya, tanpa menyatakan sumber secara tepat dan memadai.
Jenis Plagiat Pengelompokan umum • Plagiat terhadap naskah (teks, kalimat, kata-kata) • Plagiat terhadap data (angka, tabel, grafik) • Untuk mengaburkan tindakan plagiat, penulis memodifikasi data yang diambil untuk memberikan kredibilitas seolah-olah data tersebut milik penulis • Tindakan plagiat dapat dilakukan sengaja atau tidak sengaja. • Ketidaksengajaan dalam melakukan plagiat disebabkan oleh • ketidakmampuan penulis dalam memberikan sumbangan ilmiah dalam karya yang dibuat • ketidaktahuan/ ketidaktepatan dalam melakukan rujukan/sitasi
Contoh Plagiat (1) #1. Clone: Menyampaikan karya orang lain, kata demi kata, sebagai miliknya sendiri #2. Hybrid: Menggabung-gabungkan karya orang lain dari banyak sumber menjadi suatu karya ilmiah tanpa adanya kontribusi penulis secara signifikan #3. Recycle: Menyalin bagian dari karya orang lain (buku, artikel atau sumber-sumber elektronik) tanpa memberikan suatu kutipan #4. Mash Up: Mendasarkan pada kerja orang lain yang terlalu banyak sehingga kontribusi penulis tidak terlihat secara signifikan http: //www. lc. unsw. edu. au/onlib/plag. html; http: //www. plagiarism. org/
Contoh Plagiat (2) #5. error: Memberikan informasi dan data yang tidak benar dengan sengaja. Hal ini bertolak belakang dengan esensi tujuan publikasi untuk pengembangan ipteks. Memberikan rujukan atau sitasi yang tidak benar juga termasuk kriteria plagiat jenis ini #6. Persekongkolan: memberikan atau mengambil hak kepenulisan (authorship) kepada/dari orang lain walaupun dengan sukarela. Termasuk dalam kategori ini adalah pembelian, peminjaman hasil pekerjaan dan mengirimkan sebagai karya sendiri #7. Duplikasi: penerbitan karya ilmiah secara utuh atau sebagian yang telah dipublikasikan sebelumnya tanpa memberikan sitasi dan tanpa adanya hasil tambahan yang signifikan yang berguna dalam pengembangan ipteks dalam bidang tersebut. Publikasi dari dokumen yang belum dipublikasikan (unpublished document) oleh penulis yang sama tidak memerlukan sitasi. Sitasi terhadap karya sendiri diharuskan jika karya tersebut telah dipublikasikan (telah dimuat dalam media yang mempunyai ISSN dan/atau ISBN) namun sitasi terhadap karya orang lain harus dilakukan meskipun karya tersebut belum dipublikasikan http: //www. lc. unsw. edu. au/onlib/plag. html; http: //www. plagiarism. org/
Pencegahan Secara Institusi (1) Ditjen Dikti: sebagai institusi pembina pendidik dan tenaga kependidikan di lingkungan perguruan tinggi membentuk Tim Pencegahan dan Penanggulangan Plagiat yang bertugas • (i) menyusun pedoman pencegahan dan penanggulangan plagiat, • (ii) melakukan sosialisasi ke perguruan tinggi tentang kode etik ilmiah dengan fokus pada pencegahan dan penanggulangan plagiat, • (iii) merumuskan definisi pelanggaran kode etik ilmiah, • (iv) menyusun standar operasional prosedur (SOP) pelaksanaan pencegahan dan penanggulangan plagiat di PT, • (v) menyusun bahan sosialisasi tentang pencegahan dan penanggulangn plagiat di PT, • (vi) melaksanakan kajian dan penelaahan terhadap temuan dugaan plagiat di PT, • (vii) memberikan rekomendasi sebagai bahan pertimbangan keputusan sebagai tindak lanjut temuan plagiat di PT, • (viii) melaksanakan monitoring dan evaluasi pelaksanaan pencegahan dan penanggulangan plagiat di PT, dan • (ix) menyusun laporan pelaksanaan pencegahan dan penanggulangan plagiat di PT.
Pencegahan Secara Institusi (2) Perguruan Tinggi (amanat: Permendiknas Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2010) • Membentuk Komisi Etik Ilmiah yang beranggotakan para dosen yang berintegritas dan memiliki reputasi publikasi ilmiah dan bertugas menyusun pedoman pencegahan dan penanggulangan plagiat dan melakukan sosialisasi • Memberikan pelatihan kepada mahasiswa, dosen, peneliti, dan tenaga kependidikan tentang kode etik ilmiah dan pelanggarannya • Mendorong mahasiswa, dosen, peneliti dan tenaga kependidikan agar dapat menghargai karya ilmiah sendiri ataupun orang lain. • Memberi sanksi tegas kepada mahasiswa, dosen, peneliti dan tenaga kependidikan yang melakukan tindakan plagiat • Memasukkan pengetahuan tentang kode etik ilmiah dalam kurikulum pendidikan • Mendorong dosen agar melakukan proses pembimbingan tugas akhir dengan baik dan benar
Pencegahan melalui tindakan aktif penulis (1) Cara Terbaik Menghindari Plagiat • (i) mempunyai data sendiri yang layak dan diperoleh dari penelitian atau kajian, • (ii) mempunyai kepercayaan pada kemampuan diri dalam meyampaikan atau mengkomunikasikan hasil penelitian atau gagasan, dan • (iii) menghargai hak kekayaan intelektual orang lain dan diri sendiri
Pencegahan melalui tindakan aktif penulis (2) Cara-cara Tambahan (1) • Memahami hakikat penelitian dan publikasi ilmiah sebagai bagian dalam pengembangan ipteks • Memahami hakikat plagiat • Melakukan penelitian dan menulis karya ilmiah di bidang keahliannya • Membuat pernyataan ulang terhadap subjek dengan kalimat sendiri dengan tetap memberikan rujukan dengan merangkum, memparafrase dan mengutip • Memberikan tanda kutip dan sumber jika pengutipan secara penuh tidak bisa dihindari seperti pernyataan hukum, jargon, dll. • Memberikan kutipan kepada hal-hal yang dianggap meragukan apakah perlu diberi sitasi atau tidak
Pencegahan melalui tindakan aktif penulis (3) Cara-cara Tambahan (2) • Memahami hakikat hak cipta • Memahami berbagai teknik dan cara penulisan karya ilmiah • Berpedoman pada teknik atau cara penulisan karya ilmiah yang ditentukan • Memberikan informasi referensi yang digunakan dengan benar dan lengkap • Tidak menuliskan referensi yang tidak dirujuk dalam batang tubuh naskah • Melakukan koreksi artikel yang telah disusun kepada kolega yang berpengalaman dalam bidang yang sama dengan bidang artikel (peer-review) • Melakukan koreksi dengan menggunakan bantuan perangkat lunak
Penanggulangan Plagiat (3) Plagiat yang dilakukan Dosen/Peneliti/Tenaga Kependidikan (1) • Dalam hal diduga terjadi plagiat oleh Dosen/Peneliti/Tenaga Kependidikan maka Pemimpin PT melakukan persandingan bukti-bukti • Pemimpin PT meminta Senat Akademik atau organ sejenis untuk memberikan pertimbangan tertulis tentang kebenaran plagiat • Senat Akademik menugaskan Komisi Etik untuk melakukan telaah atas kebenaran dugaan plagiat dengan persandingan antara karya yang diduga plagiat dengan karya yang diduga menjadi sumber
Penanggulangan Plagiat (4) Plagiat yang dilakukan Dosen/Peneliti/Tenaga Kependidikan (2) • Komisi Etik memberikan hasil telaah kepada Senat Akademik • Dalam melaksanakan tugasnya Komisi Etik harus berdasarkan pada Pedoman Pencegahan dan Penanggulangan Plagiat di PT yang bersangkutan • Senat Akademik menyelenggarakan sidang dengan agenda membahas hasil telaah Komisi Etik dan memberi kesempatan kepada terduga pelaku plagiat untuk melakukan pembelaan • Senat Akademik memberikan pertimbangan dan rekomendasi tertulis kepada Pemimpin PT
Penanggulangan Plagiat (5) Plagiat yang dilakukan Dosen/Peneliti/Tenaga Kependidikan (3) • Apabila Dosen/Peneliti/Tenaga Kependidikan yang bersangkutan dinyatakan tidak terbukti melakukan plagiat maka Pemimpin PT memulihkan nama baik terduga pelaku plagiat, dan membuat laporan ke Ditjen Dikti • Apabila ditemukan bukti bahwa Dosen/Peneliti/Tenaga Kependidikan yang bersangkutan melakukan plagiat maka Pemimpin PT memberikan sanksi kepada pelaku plagiat dan membuat laporan ke Ditjen Dikti • Proses butir (a) sampai dengan (i) harus diselesaikan paling lama 6 (enam) bulan • Dalam hal butir (a) sampai (j) tidak dilakukan, Dirjen Dikti memanggil Pemimpin PT untuk menjelaskan tindak lanjut atas dugaan plagiat dan dapat melakukan pembinaan
Penanggulangan plagiat yang dilakukan Dosen/Peneliti/Tenaga Kependidikan
URUTAN USUL KENAIKAN JABATAN/PANGKAT DI TINGKAT FAKULTAS SET SENAT FAKULTAS KOMISI YG KOMPETEN/TIM YG DITUNJUK TAK BERMASALAH DEKAN/KETUA SENAT SIDANG PLENO SENAT FAK. TAK BERMASALAH DEKAN/KETUA SENAT DEKAN TIM YG DITUNJUK (TYD) BINAP FAKULTAS SARAN PENDAPAT TYD/BINAP USULAN DIPROSES DEKAN/KETUA SENAT SIDANG PLENO SENAT FAK.
URUTAN USUL KENAIKAN JABATAN/PANGKAT DI TINGKAT UNIVERSITAS SET SENAT UNIVERSITAS KOMISI SENAT UNIVERSITAS YANG KOMPETEN TAK BERMASALAH REKTOR/KETUA SENAT SIDANG PLENO SENAT UNIV. BERMASALAH TAK BERMASALAH REKTOR DHD BINAP UNIVERSITAS SARAN PENDAPAT DHD/BINAP USULAN DIPROSES REKTOR/KETUA SENAT SIDANG PLENO SENAT
- Slides: 53