PEMERIKSAAN FISIK NS HJ YULDANITA SKEP Konsep Dasar

  • Slides: 55
Download presentation
PEMERIKSAAN FISIK NS. HJ. YULDANITA, SKEP

PEMERIKSAAN FISIK NS. HJ. YULDANITA, SKEP

Konsep Dasar Pemeriksaan Fisik A. Prinsip dasar pemeriksaan fisik Pemeriksaan fisik atau pemeriksaan klinis

Konsep Dasar Pemeriksaan Fisik A. Prinsip dasar pemeriksaan fisik Pemeriksaan fisik atau pemeriksaan klinis adalah sebuah proses dari seorang ahli medis memeriksa tubuh pasien untuk menemukan tanda klinis penyakit. Hasil pemeriksaan akan dicatat dalam rekam medis. Rekam medis dan pemeriksaan fisik akan membantu dalam penegakkan diagnosis dan perencanaan perawatan pasien

Prinsip umum dari pemeriksaan fisik adalah dilakukan secara komprehensif. Hal-hal yang harus dipertimbangkan yaitu:

Prinsip umum dari pemeriksaan fisik adalah dilakukan secara komprehensif. Hal-hal yang harus dipertimbangkan yaitu: - Penjagaan kesopanan - Cara mengadakan hubungan dengan pasien - Pencahayaan dan lingkungan yang memadai - Tahap pertumbuhan/perkembangan pasien - Pencatatan data - Pengambilan tindakan yang sesuai dgn masalah klien - Pasien dalam posisi duduk/sesuai jenis pemeriksaan Hanya membuka bagian tubuh yg diperiksa, menutup bag. lain

Sistematis Bandingkan satu bagian tubuh dengan bagian Tubuh lain Penjelasan sederhana kpd klien Data

Sistematis Bandingkan satu bagian tubuh dengan bagian Tubuh lain Penjelasan sederhana kpd klien Data didokumentasikan dgn tepat (DO & DS)

B. TEKNIK PEMERIKSAAN FISIK 4 TEKNIK DALAM PEMERIKSAAN FISIK 1. Inspeksi Adalah pemeriksaan yang

B. TEKNIK PEMERIKSAAN FISIK 4 TEKNIK DALAM PEMERIKSAAN FISIK 1. Inspeksi Adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan cara melihat bagian tubuh yang diperiksa melalui pengamatan. Cahaya yang adekuat diperlukan agar perawat dapat membedakan warna, bentuk dan kebersihan tubuh klien.

Introduction

Introduction

Posterior Inspection

Posterior Inspection

Fokus inspeksi pada setiap bagian tubuh meliputi : �ukuran tubuh, � warna, �bentuk, �posisi,

Fokus inspeksi pada setiap bagian tubuh meliputi : �ukuran tubuh, � warna, �bentuk, �posisi, �simetris. �Perlu dibandingkan hasil normal dan abnormal bagian tubuh satu dengan bagian tubuh lainnya. Contoh : mata kuning (ikterus), terdapat struma di leher, kulit kebiruan (sianosis), dan lain-lain.

2. Palpasi � Palpasi adalah suatu teknik yang menggunakan indera peraba. Tangan dan jari-jari

2. Palpasi � Palpasi adalah suatu teknik yang menggunakan indera peraba. Tangan dan jari-jari adalah instrumen yang sensitif digunakan untuk mengumpulkan data, misalnya tentang : temperatur, turgor, bentuk, kelembaban, vibrasi, ukuran. � Langkah-langkah yang perlu diperhatikan selama palpasi : q Ciptakan lingkungan yang nyaman dan santai. q Tangan perawat harus dalam keadaan hangat dan kering q Kuku jari perawat harus dipotong pendek. q Semua bagian yang nyeri dipalpasi paling akhir. Misalnya : adanya tumor, oedema, krepitasi (patah tulang), dan lain-lain.

Anterior Inspection and Palpation

Anterior Inspection and Palpation

Posterior Palpation

Posterior Palpation

3. Perkusi �Perkusi adalah pemeriksaan dengan jalan mengetuk bagian permukaan tubuh tertentu untuk membandingkan

3. Perkusi �Perkusi adalah pemeriksaan dengan jalan mengetuk bagian permukaan tubuh tertentu untuk membandingkan dengan bagian tubuh lainnya (kiri kanan) dengan tujuan menghasilkan suara. �Perkusi bertujuan untuk mengidentifikasi lokasi, ukuran, bentuk dan konsistensi jaringan. Perawat menggunakan kedua tangannya sebagai alat untuk menghasilkan suara.

Posterior Percussion

Posterior Percussion

Anterior Percussion

Anterior Percussion

Adapun suara-suara yang dijumpai pada perkusi adalah : �Sonor : suara perkusi jaringan yang

Adapun suara-suara yang dijumpai pada perkusi adalah : �Sonor : suara perkusi jaringan yang normal. �Redup : suara perkusi jaringan yang lebih padat, misalnya di daerah paru-paru pada pneumonia. �Pekak : suara perkusi jaringan yang padat seperti pada perkusi daerah jantung, perkusi daerah hepar. �Hipersonor/timpani : suara perkusi pada daerah yang lebih berongga kosong, misalnya daerah caverna paru, pada klien asthma kronik.

4. Auskultasi �Adalah pemeriksaan fisik yang dilakukan dengan cara mendengarkan suara yang dihasilkan oleh

4. Auskultasi �Adalah pemeriksaan fisik yang dilakukan dengan cara mendengarkan suara yang dihasilkan oleh tubuh. Biasanya menggunakan alat yang disebut dengan stetoskop. Hal-hal yang didengarkan adalah : bunyi jantung, suara nafas, dan bising usus.

Posterior Auscultation

Posterior Auscultation

Anterior Auscultation

Anterior Auscultation

Summary

Summary

Pendekatan pengkajian fisik dapat menggunakan : 1. Head to toe (kepala ke kaki) Pendekatan

Pendekatan pengkajian fisik dapat menggunakan : 1. Head to toe (kepala ke kaki) Pendekatan ini dilakukan mulai dari kepala dan secara berurutan sampai ke kaki. Mulai dari : keadaan umum, tanda-tanda vital, kepala, wajah, mata, telinga, hidung, mulut dan tenggorokan, leher, dada, paru, jantung, abdomen, ginjal, punggung, genetalia, rectum, ektremitas.

2. ROS (Review of System / sistem tubuh) Pengkajian yang dilakukan mencakup seluruh sistem

2. ROS (Review of System / sistem tubuh) Pengkajian yang dilakukan mencakup seluruh sistem tubuh, yaitu : keadaan umum, tanda vital, sistem pernafasan, sistem kardiovaskuler, sistem persyarafan, sistem perkemihan, sistem pencernaan, sistem muskuloskeletal dan integumen, sistem reproduksi. Informasi yang didapat membantu perawat untuk menentukan sistem tubuh mana yang perlu mendapat perhatian khusus.

C. Pemeriksaan Fisik per sistem pemeriksaan fisik persistem meliputi : �Keadaa Umum : Kesadaran,

C. Pemeriksaan Fisik per sistem pemeriksaan fisik persistem meliputi : �Keadaa Umum : Kesadaran, Tanda Vital (TD, HR, RR, Suhu), Pemeriksaan Antopometri (BB, TB, LILA) Kepala dan muka→ inspeksi dan palpasi Simetris, rambut, bengkak, lembab, lesi dan bau.

�Mata → inspeksi Gerakan bola mata, simetris/tdk, kelainan bentuk/penglihatan, sekret, kedaan sklera/konjungtiva/pupil. �Hidung →

�Mata → inspeksi Gerakan bola mata, simetris/tdk, kelainan bentuk/penglihatan, sekret, kedaan sklera/konjungtiva/pupil. �Hidung → inspeksi dan palpasi Bentuk, masalah pada sinus, trauma, epistaksis (mimisan), hidung tersumbat �Telinga → inspeksi dan palpasi Bentuk, canalis bersih/tidak, Tinitus (keluar cairan putih dari lubang telinga), gangguan/kehilangan pendengaran

� Mulut → inspeksi dan palpasi Bibir → warna, simetris, lesi, kelembaban, pengelupasan dan

� Mulut → inspeksi dan palpasi Bibir → warna, simetris, lesi, kelembaban, pengelupasan dan bengkak Rongga mulut → stomatitis, kemampuan menggigit, mengunyah dan menelan Gusi → warna dan edema Gigi → karang gigi, caries, sisa gigi Lidah → kotor, warna, kesimetrisan, kelembaban, luka, bercak dan pembengkakan Kerongkongan → tonsil, peradangan, lendir/sekret. � Leher → inspeksi dan palpasi Pembesaran kelenjar gondok & limfe, nyeri tekan, kaku pada leher. � Payudara : Benjolan, nyeri tekan / rasa tidak nyaman

�Pernafasan Batuk, sputum, asma, bronkhitis, sesak napas, pilek, batuk darah �Jantung : Tekanan darah

�Pernafasan Batuk, sputum, asma, bronkhitis, sesak napas, pilek, batuk darah �Jantung : Tekanan darah tinggi, masalah – masalah jantung, nyeri dada, palpitasi, dispnea, ortopnea, edema �Gastointestinal: Kembung, mual, muntah, nyeri tekan, kolik, obstipasi (sembelit di rektum dapt menyebabkan sulit BAB), konstipasi (sembelit di kolon), regurgitasi, salah cerna, perdarahan rektal sehingga feses berwarna hitam/melena, diare, sendawa berlebihan, pengeluaran gas berlebihan

�Genetalia pria : hernia, sakit pada penis, nyeri testikular/teraba massa pada testis, dll. Genetalia

�Genetalia pria : hernia, sakit pada penis, nyeri testikular/teraba massa pada testis, dll. Genetalia wanita : menstruasi, gangguan haid, benjolan, sakit, nyeri tekan, Leukhoea, gejala klimakterium, HPHT �Perkemihan Frekwensi berkemih, poli uria, nokturia, rasa sakit spt t’bakar saat berkemih, inkontinensia, prostatitis �Vaskular perifer Keram pada tungkai, varises vena, bekuan pada vena �Muskuloskeletal Nyeri otot / sendi, kekakuan, artritis, nyeri

�Neurologis Pingsan, kejang, kesemutan, tremor/gerakan involunter lain �Hematologis Anemia, berdarah, memar, kemungkinan reaksi tranfusi

�Neurologis Pingsan, kejang, kesemutan, tremor/gerakan involunter lain �Hematologis Anemia, berdarah, memar, kemungkinan reaksi tranfusi �Endokrin Masalah thyroid, intoleransi terhadap panas/dingin, keringat berlebihan, diabetes, haus & lapar berlebihan �Psikiatri : kegelisahan, tegang, depresi

D. Pemeriksaan Fisik Head To Toe � Pemeriksaan Umum : Inspeksi derajat kesadaran (kompos

D. Pemeriksaan Fisik Head To Toe � Pemeriksaan Umum : Inspeksi derajat kesadaran (kompos mentis, apatis, letargi, somnolen, sopor, koma) Palpasi & auskultasi Vital Sign Ø Kulit : Inpeksi & palpasi Hiperpigmentasi, sianosis, edema, turgor, makula, papula, vesikula, pustula, bula, nodul, sikatriks, nevi. Ø Kepala : Inspeksi & palpasi : rambut (jenis, warna, kelainan) edema / tdk, kebersihan Ø Mata : Inspeksi & palpasi: Starbismus, konjungtiva, sklera Ø Telinga : Inspeksi & palpasi : Serumen, tinitus Ø Hidung : Inspeksi & palpasi : epistaksis, ingus

�Mulut / Gigi : Inspeksi bibir, gigi, lidah, palatoskisis Ø Leher : Inspeksi &

�Mulut / Gigi : Inspeksi bibir, gigi, lidah, palatoskisis Ø Leher : Inspeksi & palpasi pembesaran kelj thyroid �Dada : Inspeksi simetris, retraksi, benjolan patologis, keadaan mammae Ø Perut : Inspeksi & palpasi hepar, gaster, nyeri tekan Ø Genetalia : Inspeksi & palpasi tumor, luka parut, dll

�Ekstremitas : Inpeksi, palpasi, perkusi : bentuk, ukuran, kelainan Ø Punggung : Inspeksi: skoliosis,

�Ekstremitas : Inpeksi, palpasi, perkusi : bentuk, ukuran, kelainan Ø Punggung : Inspeksi: skoliosis, kifosis, lordosis

Pemeriksaan Fisik Bayi dan Balita �Dasar Teori : Dilakukan sesaat sesudah bayi lahir pada

Pemeriksaan Fisik Bayi dan Balita �Dasar Teori : Dilakukan sesaat sesudah bayi lahir pada saat kondisi/suhu tubuh stabil dan setelah dilakukan pembersihan jalan nafas/resusitasi, pembersihan badan bayi, perawatan tali pusat dan bayi ditempatkan ditempat yang hangat. �Tujuan : Mengenal/menemukan kelainan yang perlu mendapat tindakan segera → “ Observasi KU bayi & cegah terjadinya Hipotermi.

�Pemeriksaan fisik pada bayi terdiri atas beberapa hal yang menyangkut fungsi pada sistem tubuh

�Pemeriksaan fisik pada bayi terdiri atas beberapa hal yang menyangkut fungsi pada sistem tubuh bayi. �Pemeriksaan fisik pada bayi Pemeriksaan fisik yang dilakukan oleh bidan, perawat, atau dokter untuk menilai status kesehatan yang dilakukan pada saat bayi baru lahir, 24 jam setelah lahir, dan pada waktu pulang dari rumah sakit. Dalam melakukan pemeriksaan ini sebaiknya bayi dalam keadaan telanjang di bawah lampu terang, sehingga bayi tidak mudah kehilangan panas.

�Tujuan pemeriksaan fisik secara umum pada bayi adalah menilai status adaptasi atau penyesuaian kehidupan

�Tujuan pemeriksaan fisik secara umum pada bayi adalah menilai status adaptasi atau penyesuaian kehidupan intrauteri ke dalam kehidupan ekstrauteri serta mencari kelainan pada bayi. Adapun pemeriksaan fisik yang dapat dilakukan pada bayi antara lain sebagai berikut:

�Hitung Frekuensi Napas Pemeriksaan frekuensi napas ini dilakukan dengan menghitung rata-rata pernapasan dalam satu

�Hitung Frekuensi Napas Pemeriksaan frekuensi napas ini dilakukan dengan menghitung rata-rata pernapasan dalam satu menit. normal frekuensinya antara 30 -60 kali per menit, tanpa adanya retraksi dada dan suara merintih saat ekspirasi, tetapi apabila bayi dalam keadaan lahir kurang dari 2. 500 gram atau usia kehamilan kurang dari 37 minggu, kemungkinan terdapat adanya retraksi dada ringan. Jika pernapasan berhenti beberapa detik secara periodik, maka masih dikatakan dalam batas normal.

�Lakukan Inspeksi pada Warna Bayi Pemeriksaan ini berfungsi untuk mengetahui apakah ada warna pucat,

�Lakukan Inspeksi pada Warna Bayi Pemeriksaan ini berfungsi untuk mengetahui apakah ada warna pucat, ikterus, sianosis sentral, atau tanda lainnya. Bayi dalam keadaan aterm umumnya lebih pucat dibandingkan bayi dalam keadaan preterm, mengingat kondisi kulitnya lebih tebal.

�Hitung Denyut Jantung Bayi dengan Menggunakan Stetoskop Pemeriksaan denyut jantung untuk menilai apakah bayi

�Hitung Denyut Jantung Bayi dengan Menggunakan Stetoskop Pemeriksaan denyut jantung untuk menilai apakah bayi mengalami gangguan vang menyebabkan jantung dalam keadaan tidak normal, seperti suhu tubuh yang tidak normal, perdarahan, atau gangguan napas. Pemeriksaan denyut jantung ini dikatakan normal apabila frekuensinya antara 100160 kali per menit,

�Ukur Suhu Aksila Lakukan pemeriksaan suhu melalui aksila untuk menentukan apakah bayi dalam keadaan

�Ukur Suhu Aksila Lakukan pemeriksaan suhu melalui aksila untuk menentukan apakah bayi dalam keadaan hipo atau hipertermi. Dalam kondisi normal suhu bayi antara 36, 5 -37, 5 derajat celcius.

� Kaji Postur dan Gerakan Pemeriksaan ini untuk menilai ada atau tidaknya epistotonus/hiperekstensi tubuh

� Kaji Postur dan Gerakan Pemeriksaan ini untuk menilai ada atau tidaknya epistotonus/hiperekstensi tubuh yang berlebihan dengan kepala dan tumit ke belakang, tubuh melengkung ke depan, adanya kejang/ spasme, serta tremor. Pemeriksaan postur dalam keadaan normal apabila dalam keadaan istirahat kepalan tangan longgar dengan lengan panggul dan lutut semi fleksi. Selanjutnya pada bayi berat kurang dari 2. 500 gram atau usia kehamilan kurang dari 37 minggu ekstremitasnya dalam keadaan sedikit ekstensi. Apabila bayi letak sungsang, di dalam kandungan bayi akan mengalami fleksi penuh pada sendi panggul atau lutut/sendi lutut ekstensi penuh, sehingga kaki bisa mencapai mulut. Selanjutnya gerakan ekstremitas bayi harusnya terjadi secara spontan dan simetris disertai dengan gerakan sendi penuh dan pada bayi normal dapat sedikit gemetar.

�Periksa Tonus atau Kesadaran Bayi Pemeriksaan ini berfungsi untuk melihat adanya letargi, yaitu penurunan

�Periksa Tonus atau Kesadaran Bayi Pemeriksaan ini berfungsi untuk melihat adanya letargi, yaitu penurunan kesadaran di mana bayi dapat bangun lagi dengan sedikit kesulitan, ada tidaknya tonus otot yang lemah, mudah terangsang, mengantuk, aktivitas berkurang, dan sadar (tidur yang dalam tidak merespons terhadap rangsangan). Pemeriksaan ini dalam keadaan normal dengan tingkat kesadaran mulai dari diam hingga sadar penuh serta bayi dapat dibangunkan jika sedang tidur atau dalam keadaan diam.

�Pemeriksaan Ekstremitas Pemeriksaan ini berfungsi untuk menilai ada tidaknya gerakan ekstremitas abnormal, asimetris, posisi

�Pemeriksaan Ekstremitas Pemeriksaan ini berfungsi untuk menilai ada tidaknya gerakan ekstremitas abnormal, asimetris, posisi dan gerakan yang abnormal (menghadap ke dalam atau ke luar garis tangan), serta menilai kondisi jari kaki, yaitu jumlahnya berlebih atau saling melekat.

�Pemeriksaan Kulit Pemeriksaan ini berfungsi untuk melihat ada atau tidaknya kemerahan pada kulit atau

�Pemeriksaan Kulit Pemeriksaan ini berfungsi untuk melihat ada atau tidaknya kemerahan pada kulit atau pembengkakan, postula (kulit melepuh), luka atau trauma, bercak atau tanda abnormal pada kulit, elastisitas kulit, serta ada tidaknya main popok (bercak merah terang dikulit daerah popok pada bokong). Pemeriksaan ini normal apabila tanda seperti eritema toksikum(titik merah dan pusat putih kecil pada muka, tubuh, dan punggung) pada hari kedua atau selanjutnya, kulit tubuh yang terkelupas pada hari pertama.

�Pemeriksaan Tali Pusat Pemeriksaan ini unluk melihat apakah ada kemerahan, bengkak, bernanah, berbau, atau

�Pemeriksaan Tali Pusat Pemeriksaan ini unluk melihat apakah ada kemerahan, bengkak, bernanah, berbau, atau lainnya pada tali pusat. Pemeriksaan ini normal apabila warna tali pusat putih kebiruan pada hari pertama dan mulai mengering atau mengecil dan lepas pada hari ke-7 hingga ke-10.

PEMERIKSAAN FISIK ANAK BALITA Pemeriksaan umum meliputi: �status kesadaran, status gizi, tanda vital dll

PEMERIKSAAN FISIK ANAK BALITA Pemeriksaan umum meliputi: �status kesadaran, status gizi, tanda vital dll � PEMERIKSAAN KESADARAN Tujuan : Menilai status kesadaran anak. Px kesadaran ada 2 : 1. Kualitatif : Komposmetis, Apatis, Somnolen, Sopor, Koma. 2. Kuantitatif : Penilaian diukur melalui penilaian skala koma(glasgow)yang dinyatakan dengan GCS(Glasgow coma scale )

� PEMERIKSAAN STATUS GIZI Dilakukan dgn cara seperti memeriksa antropometrik, meliputi: 1. Berat badan

� PEMERIKSAAN STATUS GIZI Dilakukan dgn cara seperti memeriksa antropometrik, meliputi: 1. Berat badan 2. Tinggi badan 3. Lingkar lengan atas � PEMERIKSAAN NADI Dilakukan pada saat keadaan tidur/ istirahat. Alat & bahan : 1. Arloji / stopwatch 2. Buku catatan nadi

� PEMERIKSAAN TEKANAN DARAH Tujuan : menilai adanya kelainan pd gangguan sistem kardiovaskuler Alat

� PEMERIKSAAN TEKANAN DARAH Tujuan : menilai adanya kelainan pd gangguan sistem kardiovaskuler Alat dan bahan: 1. Sphygmomanometer 2. Stetoskop 3. Buku catatan tanda vital Prosedur kerja: palpasi dan auskutasi Ø PEMERIKSAAN PERNAPASAN Tujuan: u/menilai frekuensi pernafasan, irama, kedalam dan tipe/polapernafasan Alat dan bahan: Arloji dan buku catatan

�PEMERIKSAAN SUHU Pemeriksaan ini dg cara: 1. oral 2. aksila

�PEMERIKSAAN SUHU Pemeriksaan ini dg cara: 1. oral 2. aksila