PEMERIKSAAN FISIK ORGAN REPRODUKSI PERTEMUAN 4Kep Maternitas2018 Ety

  • Slides: 17
Download presentation
PEMERIKSAAN FISIK ORGAN REPRODUKSI PERTEMUAN 4_Kep. Maternitas_2018 Ety Nurhayati, S. Kp. , M. Kep.

PEMERIKSAAN FISIK ORGAN REPRODUKSI PERTEMUAN 4_Kep. Maternitas_2018 Ety Nurhayati, S. Kp. , M. Kep. , Ns. Sp. Kep. Mat ILMU KEPERAWATAN & ILMU-ILMU KESEHATAN

KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN Mahasiswa mampu menunjukkan praktik keperawatan maternitas individu selama proses pembelajaran

KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN Mahasiswa mampu menunjukkan praktik keperawatan maternitas individu selama proses pembelajaran pemeriksaan fisik organ reproduksi seperti pemeriksaan payudara, pemeriksaan organ genetalia bagian dalam dan pemeriksaan organ genetalia bagian luar.

PENGERTIAN PEMERIKSAAN FISIK Pemeriksaan fisik adalah pemeriksaan tubuh klien secara keseluruhan atau hanya bagian

PENGERTIAN PEMERIKSAAN FISIK Pemeriksaan fisik adalah pemeriksaan tubuh klien secara keseluruhan atau hanya bagian tertentu yang dianggap perlu, untuk memperoleh data yang sistematif dan komprehensif, memastikan/membuktikan hasil anamnesa, menentukan masalah dan merencanakan tindakan keperawatan yang tepat bagi klien. ( Dewi Sartika, 2010)

TEKNIK-TEKNIK PEMERIKSAAN FISIK • • Inspeksi adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan cara melihat bagian

TEKNIK-TEKNIK PEMERIKSAAN FISIK • • Inspeksi adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan cara melihat bagian tubuh yang diperiksa melalui pengamatan (mata atau kaca pembesar). (Dewi Sartika, 2010). Fokus inspeksi pada setiap bagian tubuh meliputi : ukuran tubuh, warna, bentuk, posisi, kesimetrisan, lesi, dan penonjolan/ pembengkakan. setelah inspeksi perlu dibandingkan hasil normal dan abnormal bagian tubuh satu dengan bagian tubuh lainnya. Alpasi adalah teknik pemeriksaan yang menggunakan indera peraba; tangan dan jari -jari, untuk mendeterminasi ciri 2 jaringan atau organ seperti: temperatur, keelastisan, bentuk, ukuran, kelembaban dan penonjolan. (Dewi Sartika, 2010 Perkusi adalah pemeriksaan dengan jalan mengetuk bagian permukaan tubuh tertentu untuk membandingkan dengan bagian tubuh lainnya (kiri/kanan) dengan menghasilkan suara, yang bertujuan untuk mengidentifikasi batas/ lokasi dan konsistensi jaringan (Dewi Sartika, 2010). Auskultasi adalah pemeriksaan fisik yang dilakukan dengan cara mendengarkan suara yang dihasilkan oleh tubuh. Biasanya menggunakan alat yang disebut dengan stetoskop. Hal-hal yang didengarkan adalah : bunyi jantung, suara nafas, dan bising usus. (Dewi Sartika, 2010)

PENGERTIAN SADARI Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) yaitu belajar melihat dan memeriksa payudara sendiri setiap

PENGERTIAN SADARI Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) yaitu belajar melihat dan memeriksa payudara sendiri setiap bulan dengan melakukannya secara teratur agar seorang perempuan dapat lebih yakin bahwa dia dalam keadaan sehat (Kemenkes RI, 2010). TUJUAN Tujuan dilaksanakannya SADARI oleh wanita adalah untuk mendeteksi dini terjadinya kanker payudara yang berupa benjolan-benjolan di sekitar payudara.

WAKTU PEMERIKSAAN SADARI ini sebaiknya dilakukan sekali setiap satu bulan secara teratur. Bagi wanita

WAKTU PEMERIKSAAN SADARI ini sebaiknya dilakukan sekali setiap satu bulan secara teratur. Bagi wanita usia reproduksi, pemeriksaan dilakukan pada hari ke 7 sampai ke 10 dari awal mula haid atau 2 -3 hari setelah haid berhenti. Pada saat itulah payudara dalam keadaan Pemeriksaan SADARI sebaiknya dilakukan oleh perempuan setiap bulan sekali, dapat dilakukan mulai usia berapapun tetapi sangat dianjurkan bila usianya sudah lebih dari 20 tahun atau sejak menikah. Pemeriksaan klinis oleh petugas kesehatan yang terlatih sebaiknya dilakukan pada usia di atas 30 -50 tahun setiap 3 bulan sekali, kecuali bagi mereka yang memiliki faktor resiko. Pemeriksaan mamografi dilakukan 1 tahun sekali setelah usia di atas 40 tahun dan dilakukan pemeriksaan USG 1 tahun sekali bagi usia di bawah 40 tahun. (Depkes RI, 2009)

CARA PEMERIKSAAN SADARI Ada dua cara, yaitu : 1. Posisi Berdiri : Berdiri tegak

CARA PEMERIKSAAN SADARI Ada dua cara, yaitu : 1. Posisi Berdiri : Berdiri tegak menghadap cermin. Amati bila ada perubahan payudara dalam hal ukuran, bentuk, warna, tekstur kulit, serta perubahan pada puting. Tidak usah khawatir bila bentuk payudara kanan dan kiri tidak terlalu simetris, asalkan perbedaannya tidak terlalu mencolok. Berdiri dengan mengangkat kedua lengan keatas. Posisi siku ditekuk lalu letakkan tangan dibelakang kepala. Kemudian, dorong siku kearah depan. Amati payudara. Selanjutnya, dorong siku ke arah belakang dan amati payudara. Adakah bagian payudara yang menampilkan kelainan, misal benjolan atau perubahan tekstur kulit ? Berdiri dengan memosisikan tangan dengan pinggul. Condongkan bahu kearah depansehingga payudara menggantung lalu dorong kedua siku kearah depan. amati payudara. Kemudian, tegak kembali dan tekan kuat tangan ke pinggul agar otot dibelakang payudara berkontreaksi. Amati payudara. Adakah kelainan seperti yang disebutkan diatas ?

 Raba payudara kanan, yakni dengan mengangkat lengan kanan ke atas. Perabaan payudara kanan

Raba payudara kanan, yakni dengan mengangkat lengan kanan ke atas. Perabaan payudara kanan dilakukan dengan menggunakan tiga jari tangan kiri, yakni jari telunjuk, jari tengah dan jari manis. Bagian jari yang digunakan untuk meraba adalah sepanjang dua ruas jari terluar. Tekan perlahan permukaan payudara dan rasakan apakah ada benjolan? Tekanan dilakukan payudara hingga ketiak. • Secara zig zag, atas bawah, dari sisi ketiak hingga tengah dada. • Melingkar dari puting hingga bagian tepi payudara. • Gerakan dari tepi payudara menuju puting lalu sebaliknya. Langkah diatas bisa dilakukan saat mandi dengan permukaan kulit yg basah dan licin. Posisi berbaring dengan bantal diatas dada, yakni dengan mengangkat lengan kanan dan meletakkannya di belakang atas kepala. Perabaan pada payudara kanan dilakukann menggunakan tiga ujung jari tangan kiri dengan metode pada langkah diatas (poin 4). Tekan dan pijat areola (area gelap disekitar puting) kearah puting. Amati apakah ada cairan keluar ? jika ada, apakah bewarna bening atau keruh, atau berwarna putih kekuningan, atau merah coklat hitam. Ulangi langkah 4 hingga 7 pada payudara kiri.

2. Posisi Berbaring • Letakkan bantal di bawah bahu atau di bawah punggung untuk

2. Posisi Berbaring • Letakkan bantal di bawah bahu atau di bawah punggung untuk mempermudah pemeriksaan. • Letakkan tangan kanan di bawah kepala dan tangan kiri meraba sambil menekan perlahan-lahan payudara sebelah kanan. Begitu pula sebaliknya, letakkan tangan kiri dibawah kepala dan periksa payudara sebelah kiri dengan tangan kanan. • Lakukan perabaan dengan gerakkan memutar disertai tekanan secara perlahan- lahan. Gunakan tiga ujung jari telunjuk, jari tengah, dan jari manis untuk meraba (Mardiana, 2009).

PEMERIKSAAN AKSILA Periksa masing-masing kulit aksila, mencatat fakta : 1. Ruam : Deodoran dan

PEMERIKSAAN AKSILA Periksa masing-masing kulit aksila, mencatat fakta : 1. Ruam : Deodoran dan ruam lainnya. 2. Infeksi : Infeksi kelenjar keringat (Hidrodenitis Suppurativa). 3. Pigmentasi yang tidak biasa : Deeply berpigmen, kulit ketiak beludru menunjukkan acanthosis nigricans, salah satu bentuk yang dikaitkan dengan keganasan internal. Rabaan Untuk memeriksa ketiak kiri, meminta pasien untuk bersantai dengan lengan kiri bawah. Bantuan dengan mendukung pergelangan tangan kiri atau tangan dengan tangan kiri anda. Angkat bersama-sama jari-jari tangan kanan anda dan mencapai setinggi yang anda bisa menuju puncak aksila. Memperingatkan pasien bahwa ini mungkin merasa tidak nyaman. Jari-jari anda harus berada tepat di belakang otot dada, menunjuk ke arah midclavicle.

Gunakan tangan kiri Anda untuk memeriksa ketiak kanan. Jika node pusat merasa besar, keras,

Gunakan tangan kiri Anda untuk memeriksa ketiak kanan. Jika node pusat merasa besar, keras, atau membuat, atau jika ada lesi yang mencurigakan di daerah drainase untuk kelenjar getah bening aksilaris, merasa untuk kelompok lain dari kelenjar getah bening aksila : • “Pectoral nodes” : Memegang dada lipatan ketiak anterior antara ibu jari dan jari-jari, dan dengan jari-jari. Anda meraba dalam perbatasan dari otot dada. • “Lateral nodes” : Dari tinggi di ketiak, rasakan sepanjang humerus atas. pasien • belakang “Subscapular Langkah nodes” : sisi otot dari lipatan ketiak posterior. Juga, merasa untuk node infraklavikula dan menguji kembali node supraklavikula.

Posisi Berbaring Terlentang : 1. Baring dengan suatu bantal di bawah bahu kanan mu.

Posisi Berbaring Terlentang : 1. Baring dengan suatu bantal di bawah bahu kanan mu. Tempatkan lengan tangan kananmu di belakang kepalamu. 2. Gunakan bantalan jari yaitu ke tiga jari tengah pada [atas] tangan kiri mu untuk merasakan bengkak di dada kanan. Bantalan Jari adalah puncak yang ketiga dari tiap jari. 3. Tekan dengan kekuatan cukup untuk mengetahui bagaimana rasa dada mu. Suatu punggung bukit di (dalam) kurva yang lebih rendah dari tiap dada adalah normal. Jika kamu tidak yakin bagaimana kekuatan untuk menekan, berbicara dengan penyedia pelayanan kesehatan mu, atau mencoba untuk mencontoh cara doktor atau perawat mengerjakan itu. 4. Tekan dengan kuat pada [atas] dada dan turun atau melepaskan pakaian. Kamu dapat juga menggunakan suatu pola lingkar atau baji, tetapi jadilah pasti untuk menggunakan pola yang sama setiap kali. Memeriksa keseluruhan area dada, dan mengingat bagaimana merasakan dada mu dari bulan ke bulan. 5. Ulangi pemeriksaan seperti di atas pada dada kiri mu, menggunakan bantalan jari tangan kanan. 6. Jika kamu temukan perubahan apapun, hubungi doktor mu segera.

PEMERIKSAAN FISIK GENETALIA BAGIAN LUAR DAN DALAM Tujuan Pemeriksaan Genetalia : Untuk mengetahui apakah

PEMERIKSAAN FISIK GENETALIA BAGIAN LUAR DAN DALAM Tujuan Pemeriksaan Genetalia : Untuk mengetahui apakah klien mempunyai masalah dengan genetalia (alat vital) baik intern/ekstern. 1. Melihat dan mengetahuai organ oragan yang termasuk dalam genetalia. 2. Mengetahui adanya abnormalitas pada genetalia, missal varises, edema, Tumor, atau benjolan, infeksi, luka dan iritasi, pengeluaran cairan atau darah dan sebagainya. 3. Melakukan perawatan genetalia. 4. Mengetahui kemajuan proses persalinan pada ibu hamil atau persalinan. Metode yang digunakan: Pada pria : 1. Inspeksi 2. Palpasi Pada wanita : Pengakajian alat kelamin wanita luar dan bagian dalam

Langkah pemeriksaan fisik genetalia. Pada pria: 1. Inspeksi a) Pertama inspeksi rambu pubis, perhatikan

Langkah pemeriksaan fisik genetalia. Pada pria: 1. Inspeksi a) Pertama inspeksi rambu pubis, perhatikan penyebaran dan pola pertumbuhan rambut pubis. Catat bila rambut pubis tumbuh sedikit atau tidak sama sekali. b) Inspeksi kulit, ukuran , dan adanya kelainan lain yang tampak pada penis. c) Pada pria yang tidak dikhitam, pegang penis dan buka kulup penis, amati lubang uretra dan kepala penis untuk mengetahui adanya ulkus. jaringan parut, benjolan, peradangan, dan rabas, ( bila pasien malu, penis dapat dibuka oleh pasien sendiri ). Lubang uretra normal terletak ditengah kepala penis. d) Inpeksi skotrum dan perhatikan bila ada tanda kemerahan , bengkak, ulkus, eksoriasi , atau nodular, angkat skrotrum dan amati area dibelakang skrotrum. 2. Palpasi a) Melakukan palpasi penis untuk mengetahui adanya nyeri tekan, benjolan, dan kemungkinan adanya cairan kental yang keluar. b) Palpasi stroktum dan testis dengan menggunakan jempol dan tiga jari pertama. Palpasi tiap testis dan perhatikan ukuran, konstitrnsi, bentuk, dan kelicinanya. Testis normalnya teraba elastic, licin tidak ada benjolan atau massa, dan berukuran sekitar 2 -4 cm. c) Palpasi epidemis yang memanjang dari puncak testis kebelakang, normalnya epididimis teraba lebih keras daripada epidedimis.

Pengkajian alat kelamin wanita bagian luar a) Bari kesempatan kepada pasien untuk mengosongkan kandung

Pengkajian alat kelamin wanita bagian luar a) Bari kesempatan kepada pasien untuk mengosongkan kandung kemih sebelum pengkajian dimulai. Bila diperlukan urine untuk specimen laboratorium. b) Ajurakan pasien membuka celana , bantu mengatur posisi, litotomi dan selimuti bagian yang tidak diamati. c) Mulai dengan mengamati rambut pubis, perhatikan distibusi dan jumlahnya dan bandingkan sesuai usia perkembangan pasien. d) Amati kulit dan area pubi, perhatikan adana lesi, eritema, fisura, leukoplakia, dan ekskorasi. e) Buka labuia minora, klitoris dan amati bagian dalam labia mayora labia minora klitoris dan meatus utera. Perhatikan setiap ada pembekakan, ulkus, rabas atau nodular.

Pengkajian alat kelamin bagian dalam Atur posisi pasien secara tepat dan pakai sarung tangan

Pengkajian alat kelamin bagian dalam Atur posisi pasien secara tepat dan pakai sarung tangan steril. Lumasi jari telunjuk anada dengan air steril, masukkan ke dalam vagina , dan identikasi kelunakan serta permukaan serviks. Tindakan ini bermaafaat untuk mempergunakan dan memilih speculum yang tepat. Keluarkan jari bila sudah selesai. Siapakan speculum dengan ukuran dan bentuk ang sesuai dan lumasi dengan air hangat terutama bila akan mengambil specimen. Letakan dua jari pada pintu vagina dan tekankan kebawah kearah perianal. Yakinkan bahwa tidak ada rambut pubis pada pintu vangina dan masukan speceulum dengan sudut 45 derajat dan hati dengan menggunakan tangan satunya sehingga tida menjepit rambut pubis atau labia. Bila speculum sudah berada di vagina, keluarkan dua jari anda, dan putar speculum kea rah posisi horizontal dan pertahankan penekanan pada sisi bawah / posterior. Buka bila speculum, letakkan pada servisks dan kunci bila sehingga tetap membuka.

 Bila serviks sudat terlihat, atur lampu untuk memperjelas penglihatan dan amati ukuran, laserisasi

Bila serviks sudat terlihat, atur lampu untuk memperjelas penglihatan dan amati ukuran, laserisasi erosi , nodular, masa, rabas, dan warna serviks. Normalnya bentuk servik melingkar atau oval pada nulipara, sedangkan pada para membentuk celah. Bila diperlukan specimen sitologi, ambil dengan cara usapan menggunakan aplikator dari kapas. Bila sudah selesai, kendurkan sekrup speculum. Tutup speculum dan tarik keluar secara perlahan. Lakukan palpasi secara bmanual bila diperlukan dengan cara memakai serung tangan steril. Meluamasi jari telunjuk dan jari tengah, kemudian memasukkan jari tersebut ke lobang vagina dengan penekanan kea rah posterior, dan meraba dinding vagina untuk mengetahui adanya nyeri tekan dan nodular. Palpasi serviks dengan dua jari anda dan perhatikan posisi, ukuran, konsitensu , regularitas, mobilitas, dan neri tekan, normalnya serviks dapat digerakakan tanpa terasa nyeri. Palpasi uterus dengan cara jari-jari tangan yang ada dalam vagina mengahap ke atas. Tangan yang ada diluar letakkan di abdomen dan tekanan ke bawah. Palpasi uterus untuk mengetahui ukuran. Bentuk konsistensi , dan mobilitasnya. Palpasi ovarium dengan cara menggeser dua jari yang ada dalam vagina ke formiks leteral kanan. Tangan untuk ada di abdomen tekankan ke bawah kearah kuadran kanan bawah. Palpasi ovarium kanan untuk mengetahui ukuran, mobilitas, bentuk, konsistensi, dan nyeri tekan (normalnya tidak teraba) ulangi untuk ovarium sebelahnya.