METODE DALAM PENELITIAN KUANTITATIF PERTEMUAN 3 Dr RATNAWATI

  • Slides: 93
Download presentation
METODE DALAM PENELITIAN KUANTITATIF PERTEMUAN 3 Dr. RATNAWATI SUSANTO, M. M. , M. Pd

METODE DALAM PENELITIAN KUANTITATIF PERTEMUAN 3 Dr. RATNAWATI SUSANTO, M. M. , M. Pd PGSD - FKIP

KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN 1. Mendeskripsikan konsep dasar metode dalam penelitian kuantitatif yang mencakup

KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN 1. Mendeskripsikan konsep dasar metode dalam penelitian kuantitatif yang mencakup macam-macam metode penelitian kuantitatif. 2. Menentukan populasi dan samping dengan menggunakan teknik sampling. 3. Menggunakan teknik pengumpulan data 4. Menggunakan skala pengukuran pada instrumen penelitian 5. Merancang instrumen penelitian 6. Menggunakan teknik analisis data dalam pengolahan data penelitian.

A. MACAM-MACAM METODE PENELITIAN KUANTITATIF • Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mengumpulkan data

A. MACAM-MACAM METODE PENELITIAN KUANTITATIF • Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mengumpulkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Keilmiahan metode dalam penelitian adalah terletak pada bagaimana metode digunakan sebagai cara yang rasional, empiris dan sistematis dalam menjawab permasalahan yang akan dicarikan jawabannya. Sementara yang dimaksud dengan metodologi penelitian adalah pengtahuan yang mengkaji ketentuan mengenai metode-metode yang digunakan dalam penelitian. Penelitian dan ilmu merupakan operasionalisasi dari metode yang digunakan dalam penelitian ilmiah • Penelitian kuantitatif memiliki 2 metode, yaitu: (1) metode survei, dan (2) metode eksperimen.

PENELITIAN SURVEI • Penelitian survei adalah satu pendekatan penelitian yang pada umumnya digunakan untuk

PENELITIAN SURVEI • Penelitian survei adalah satu pendekatan penelitian yang pada umumnya digunakan untuk pengumpulan data yang luas dan banyak. Penelitian ini dilakukan pada populasi besar maupun kecil, ttapi datanya dari sampel yang diambil dari populasi tersebut. • Survei merupakan cara yang utama untuk mengumpulkan data primer bila data sekunder dianggap belum cukup lengkap untuk menjawab suatu pertanyaan, Bila data sekunder sudah cukup lengkap dan hipotesis sudah dapat diuji dengna data sekunder maka pengumpulan data primer sudah tidak perlu dilakukan kembal

TUJUAN PENELITIAN SURVEI • Untuk mendapatkan informasi secara rinci atas topik atau hal yang

TUJUAN PENELITIAN SURVEI • Untuk mendapatkan informasi secara rinci atas topik atau hal yang sedang hangat. • Mengidentifikasi masalah dan untuk mendapatkan justifikasi atas keadaan dan ekgiatan yang sedang berjalan. • Mengetahui hal-hal yang dilakukan oleh orang yang menjadi sasaran penelitian dalam pemecahan masalah. • Sebagai bahan penyusunan renccana dan pengambilan keputusan.

CIRI-CIRI PENELITIAN SURVEI • Data survei dikumpulkan dari seluruh populasi atau sebagian dari populasi.

CIRI-CIRI PENELITIAN SURVEI • Data survei dikumpulkan dari seluruh populasi atau sebagian dari populasi. • Untuk hal yang sifatnya nyata. • Hasil survei bermanfaat bagi kepentingan yang sifatnya trbatas mengingat data yang dikumpulkan dibatasi oleh waktu dan saat data itu dikumpulkan. • Survei dimanfaatkan untuk pemecahan amsalah insidental. • Survei dapat dilakukan dengan metode cross sectional dan longitudinal. • Survei emnggunakan data kuantitatif. • Survei mengandalkan teknik pengumpilan data berupa kuesioner dan wawancara berstruktur.

 • Contoh Judul Penelitian Survei: • Pengaruh kemampuan dan motivasi berprestasi trhadap kualitas

• Contoh Judul Penelitian Survei: • Pengaruh kemampuan dan motivasi berprestasi trhadap kualitas pekerjaan pada mahasiswa PGSD Universitas Esa Unggul. • Hubungan keterampilan dan pengetahuan siswa terhadap hasil belajar.

MACAM-MACAM DESAIN PENELITIAN EKSPERIMEN DESIGN EKSPERIMEN PRE EKSPERIMENTAL TRUE EKSPERIMENTAL ONE SHOT CASE STUDY

MACAM-MACAM DESAIN PENELITIAN EKSPERIMEN DESIGN EKSPERIMEN PRE EKSPERIMENTAL TRUE EKSPERIMENTAL ONE SHOT CASE STUDY POSTTEST ONLY CONTROL DESIGN TIME SERIES DESIGN ONE GROUP PRETEST – POST TEST PRETEST CONTROL GROUP DESIGN NONEQUIVALENT CONTROL GROUP DESIGN INTEC GROUP COMPARISON FACTORIAL EKSPERIMENTAL QUASI EKSPERIMENTAL

PENELITIAN EKSPERIMEN • Penelitian eksperimen adalah penelitian yang ebrusaha mencari pengaruh varaibel tertentu trhadap

PENELITIAN EKSPERIMEN • Penelitian eksperimen adalah penelitian yang ebrusaha mencari pengaruh varaibel tertentu trhadap variabel yang lain dalam kondisi terkontrol secara ketat. Karakteristik dari penelitian eksperimen adalah: • Menggunakan kelompok kontrol sebagai garis dasar untuk dibandingkan dengan kelompok perlakuan eksperimental. • Menggunakans edikitnya dua kelompok. • Memper 5 timbangkan kesahihan ke dalam (internal validity) • Mempertimbangkan kesahihan keluar (external validity)

LANGKAH-LANGKAH DALAM PENELITIAN EKSPERIMEN 1. Melakukan kajian secara induktif yang terkait erat dengan permasalahan

LANGKAH-LANGKAH DALAM PENELITIAN EKSPERIMEN 1. Melakukan kajian secara induktif yang terkait erat dengan permasalahan yang hendak dipecahkan, 2. Mengidentifikasi dan mendefinisikan masalah. 3. Melakukan studi literatur dan beberapa sumber yang relevan, memformulasikan hipotesis penelitian, menentukan variabel dan merumuskan definisi operasional dan definisi istilah. 4. Membuat rencana penelitian yang didalamnya mencakup kegiatan: • Mengidentifikasi variabel luar yang tidak diperlukan ttapi memungkinkan terjadinya kontaminasi proses eksperimen. • Menentukan cara mengontrol. • Memilih rancangan penelitian yang tepat.

 • • • Menentukan populasi, memilih sampel yang mewakili dan memilih subjek penelitian.

• • • Menentukan populasi, memilih sampel yang mewakili dan memilih subjek penelitian. Membagi subjek dalam kelompok kontrol dan eksperimen. Membuat instrumen, memvalidasi dan melakukans tudi pendahuluan agar diperoleh instrumen yang memnuhi persyaratan untuk mengambil data yang diperlukan. Mengidentifikasi prossedur pengumpulan data dan menentukan hipotesis. Melaksanakan eksperimen. Mengumpulkan data kasar dan proses eksperimen. Mengorganisasikan dan mendeksripsikan data sesuaid engan variabel yang ditentukan. Menganalisa data dan melakukan signifikansi dengan teknik statistika yang relevan untuk menentukan tahap signifikansi hasilnya. Menginterpretasikan hasil, perumusan kesimpulan dan pembuatan laporan.

DESAIN EKSPERIMEN 1. Pre-experimental design. • Digunakan bukan sebagai eksperimen sungguh-sungguh karena terdapatnya variabel

DESAIN EKSPERIMEN 1. Pre-experimental design. • Digunakan bukan sebagai eksperimen sungguh-sungguh karena terdapatnya variabel luar yang masih berpengaruh terhadap terbentuknya variabel dependen. a. One – shoot case study (studi kasus satu tembakan. • Terdapatnya kelompok treatment yang diobservasi hasilnya sebagai variabel independent. b. One – group pretest posttest design (satu kelompok pretes – posttest) • Terdapatnya pretest sebelum di beri perlakuan sehingga data lebih akurat, c. Intact group comparison • Terdapatnya satu kelompok penelitian tetapi dibagi dua yaitu setengah kelompok untuk eksperimen dan setengahnya tidak diberi perlakuan.

DESAIN ONE SHOT CASE STUDY • Judul: Pengaruh Metode CLD Loops terhadap Pengambilan Keputusan

DESAIN ONE SHOT CASE STUDY • Judul: Pengaruh Metode CLD Loops terhadap Pengambilan Keputusan X O X = Treatment yg diperlukan (Variabel indepedent) O = observasi ( hasilnya = variabel dependent) X O

DESAIN ONE GROUP PRETESTPOSTTEST DESIGN • Judul: Pengaruh Metode CLD Loops terhadap Pengambilan Keputusan

DESAIN ONE GROUP PRETESTPOSTTEST DESIGN • Judul: Pengaruh Metode CLD Loops terhadap Pengambilan Keputusan X O X = Treatment yg diperlukan (Variabel indepedent) O 1 = Nilai pretest (sebelum diberikan metode) O 2 = Nilai posttest (stelah diberi metode) O 2 – O 1 = pengaruh metode terhadap pengambilan keputusan O 1 X O 2

INTACT GROUP COMPARISON • Satu kelompok digunakan untuk penelitian dibagi 2 (untuk kel eksperimen

INTACT GROUP COMPARISON • Satu kelompok digunakan untuk penelitian dibagi 2 (untuk kel eksperimen dan 1 tidak) • X O 1 O 2 X = Treatment yg diperlukan (Variabel indepedent) O 1 = Hasil pengukuran ½ kelompok yg diberi perlakuan O 2 = Hasil pengukuran ½ kelompok yang tidak diberi perlakuan.

 • • 2. True esperimental design Dilakukan karena dilakukan kontrol semua variabel yang

• • 2. True esperimental design Dilakukan karena dilakukan kontrol semua variabel yang mempengaruhi jalannya eksperimen. Cirinya bahwa sampel yang digunakan untuk eksperimen maupun sebagai kelompok kontrol diambil secara random. » Posttest – only control design Terdapat dua kelompok yang masing-masing dipilih secara random (R). Kelompok pertama diberi perlakuan (X) dan kelompok lain tidak, » Pretest posttest control group design Terdapat dua kelompok yang dipilih secara acak kemudian diberi pretest untuk mengtahui keadaan awal apakah ada perbedaan antara kelompok kontrol dan eksperimen. » The Solomon four – group design Salah satu dari empat kelompok dipilih secaa random, Dua kelompok diberi pretes dan dua kelompok tidak. Salah satu dari kelompok pretest dan satu dari kelompok nonpretest diberi perlakuan eksperimen dans etelah itu keempat kelompok diberi posttest.

POST TEST ONLY CONTROL DESIGN • O 1 = Kelompok 1 diberi eksperimen •

POST TEST ONLY CONTROL DESIGN • O 1 = Kelompok 1 diberi eksperimen • O 2 = Kelompok 2 tidak diberi eksperimen R R X O 1 02

PRE TEST POSTTEST CONTROL GROUP DESIGN • 2 kelompok random diberi pre test •

PRE TEST POSTTEST CONTROL GROUP DESIGN • 2 kelompok random diberi pre test • Apa ada perbedaan kelompok eksperimen dan kontrol • Hasil pretest bila tidak ada perbedaan signifikan antara kelompok eksperimen dan kontrol Pengaruh (O 2 – O 1) – (O 4 – O 3) R O 1 X O 2 R O 3 O 4

3. Quasi experimental design • • • Merupakan pengembangan true esperimental design. Desain ini

3. Quasi experimental design • • • Merupakan pengembangan true esperimental design. Desain ini mempunyai kelompok kontrol ttapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel -variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. Kelompok kontrol tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk pengontrolan variabel luar dan desain ini banyak digunakan karena sulitnay melalukan true experimental design. » Time series design Dalam desain ini kelompok tidak dapat dipilih secara acak, Sebelum diberi perlakuan, kelompok diberi pretest sampai emapt kali dengan maksud untuk mengetahui tingkat kestabilitan dan kejelasan keadaan kelompok sebelu diberi perlakuan, Bila empat kali tes men unjukkan hasil berbeda maka keadaan kelompok itu labil dan tidak konsisten, Bila kestabilan kelompok sudah trjadi maka baru diberikan perlakuan, Desain ini memerlukan satu kelompok saja dan tidak emmerlukan kelompok kontrol.

TIME SERIES DESIGN O 1 O 2 O 3 O 4 X O 5

TIME SERIES DESIGN O 1 O 2 O 3 O 4 X O 5 O 6 O 7 O 8 • Tidak dipilih secara random • Sebelum diberi perlakuan, kelompok diberi pretest sampai 4 kali agar dapat dilihat kestabilan sebelum diberikan percobaan. • Bila hingga 4 kali masih berbeda berarti belum labil maka tidak menentu dan tidak konsisten. • Setelah stabil baru diberikan treatment. • Hanya menggunakans atu kelompok saja sehingga tidak perlu kelompok kontrol.

TIME SERIES DESIGN O 1 O 2 O 3 O 4 X O 5

TIME SERIES DESIGN O 1 O 2 O 3 O 4 X O 5 O 6 O 7 O 8 • Hasil tes O 1 = O 2 = O 3 = O 4 • Hasil perlakuan yang baik : O 5 = o 6 = O 7 = O 8 • Besarnya pengaruh perlakuan = (o 5 + o 6 + o 7 + o 8) – (O 1 + O 2 + O 3 + o 4)

3. Quasi experimental design • • » Nonequivalent control group design’ Desain ini sama

3. Quasi experimental design • • » Nonequivalent control group design’ Desain ini sama dengan posttest control group design, namun kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tidak dipilih secara acak, Kelompok eksperimen dan kontrol dibandingkan. Kedua kelompok diberi pretest kemudian diberi perlakuan dan trfalhir diberikan posttest. » Conterbalanced design Semua kelompok menerima semua perlakuan namun dalam urutan eprlakuan yang berbeda-beda da dilakukans ecara random.

NONEQUIVALENT CONTROL GROUP DESIGN • Hampir sama dengan pretest posttest control group design, perbedaannya

NONEQUIVALENT CONTROL GROUP DESIGN • Hampir sama dengan pretest posttest control group design, perbedaannya pada desain ini kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random. O 1 03 X O 2 O 4

NONEQUIVALENT CONTROL GROUP DESIGN • Pengaruh Perlakuan Senam otak terhadap Fokus Belajar Mahasiswa. •

NONEQUIVALENT CONTROL GROUP DESIGN • Pengaruh Perlakuan Senam otak terhadap Fokus Belajar Mahasiswa. • Dipilih satu kelompok mahasiswa. • Setengahnya diberikan senam otak setiap perkuliahan dan setengahnya lagi tidak. • O 1 dan O 3 adalah tingkat fokus belajar mahasiswa sebelum ada perlakuans enam otak. • O 2 adalah tingkat fokus belajar mahasiswa seelah senam otak selama 1 semester. • O 4 adalah tingkat fokus belajar mahasiswa yang tidak diberi perlakuan senam otak. • Pengaruh senam otak terhadap tingkat fokus belajar adalah (O 2 – O 1) – (O 4 – O 3)

4. Factorial design • Melibatkan dua atau lebih variabel bebas (sekurang-kurangnya satu yang dimanipulasi).

4. Factorial design • Melibatkan dua atau lebih variabel bebas (sekurang-kurangnya satu yang dimanipulasi). Tujuannya untuk menentukan apakah efek suatu varaibel dapat digeneralisasikan lewat semua level dari suatu variabel kontrol dan apakah efek dari suatu variabel eksperimen trsebut. Penelitian ini digunakan untuk menunjukkan hbuungan yang tidak dapat dilakukan oleh desain eksperimental variabel tunggal. Contoh judul penelitian eksperimen: • Pengaruh perbedaan hasil belajar dengan metode speed reading dan metode konvensional pada pemmelajaran Bahasa Indoensia di tingkat Sekolah Dasar.

4. Factorial design • Melibatkan dua atau lebih variabel bebas (sekurang-kurangnya satu yang dimanipulasi).

4. Factorial design • Melibatkan dua atau lebih variabel bebas (sekurang-kurangnya satu yang dimanipulasi). Tujuannya untuk menentukan apakah efek suatu varaibel dapat digeneralisasikan lewat semua level dari suatu variabel kontrol dan apakah efek dari suatu variabel eksperimen trsebut. Penelitian ini digunakan untuk menunjukkan hbuungan yang tidak dapat dilakukan oleh desain eksperimental variabel tunggal. Contoh judul penelitian eksperimen: • Pengaruh perbedaan hasil belajar dengan metode speed reading dan metode konvensional pada pemmelajaran Bahasa Indoensia di tingkat Sekolah Dasar.

FACTORIAL DESIGN • • Modifikasi dari design true esperimental Adanya kemungkinan variabel moderator Kelompok

FACTORIAL DESIGN • • Modifikasi dari design true esperimental Adanya kemungkinan variabel moderator Kelompok dipilih random (R) dan semua diberi pretest Kelompok disebut baik bila semua kelompok pretestnya sama yaitu O 1 = O 3 = O 5 = O 7 • Variael moderator : Y 1 dan Y 2

FACTORIAL DESIGN Contoh : Pengaruh metode kerja baru terhadap kepuasan pelanggan • 4 kelompok

FACTORIAL DESIGN Contoh : Pengaruh metode kerja baru terhadap kepuasan pelanggan • 4 kelompok random dengan variabel moderator jenis kelamin yaitu Laki-laki (Y 1) dan perempuan (Y 2) • Treatmen/perlakuan = metode kerja baru • Treatmen dicobakan pada kelompok eksperimen pertama yang telah diberi pretest (O 1 = kelompok laki-laki) dan kelompok eksperimen kedua yang telah diberi pretest (O 5 – kelompok perepuan) • Pengaru perlakuan (X) terhadap kepuasan konsumen untuk kelompok laki-laki = (O 2 – O 1) – (O 4 – O 3)

FACTORIAL DESIGN • Bila terdapat perbedaan pengaruh metode kerja baru terhadap kepuasan pelayanan antara

FACTORIAL DESIGN • Bila terdapat perbedaan pengaruh metode kerja baru terhadap kepuasan pelayanan antara kerja pada laki-laki dan perempuan maka penyebab utamanya bukan pada treatmen (karena metode sama, tempat kerja sama nyamannya) tetapi karena variabel moderator. R R O 1 O 3 O 5 O 7 X Y 1 X Y 2 O 2 O 4 O 6 O 8

B. POPULASI DAN SAMPLING • Populasi adalah wilyah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang

B. POPULASI DAN SAMPLING • Populasi adalah wilyah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. • Sampel adalah: bagian dari jumlah dan karaktristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Apa yang diambil dari sampel itu, kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi, maka sampel yang ediambil dari populasi harus betul-betul representatif (mewakili). • Teknik Sampling: adalah teknik pengambilan sampling.

TEKNIK SAMPLING PROBABILITY SAMPLING 1. Simple Random Sampling 2. Proportional Strtified Random Sampling 3.

TEKNIK SAMPLING PROBABILITY SAMPLING 1. Simple Random Sampling 2. Proportional Strtified Random Sampling 3. Disproportionate Stratified Random Sampling 4. Area (cluster) sampling (Sampling Menuru 5 t Daerah) NON PROBABILITY SAMPLING 1. 2. 3. 4. 5. 6. Sampling sistematis. Sampling kuota. Sampling incidental. Purposive sampling. Sampling jenuh. Snowball sampling,

PROBABILITY SAMPLING • Adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap

PROBABILITY SAMPLING • Adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Probability sampling terdiri dari: 1. Simple Random Sampling, yaitu pengambilan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi. Cara ini dilakukan bila anggota populasi homogen. Populasi Homogen Relatif Homogen Diambil secara random Sampel Yang Representatif

PROBABILITY SAMPLING 2. Proportionate Stratified Random Sampling. • Digunakan bila populasi mempunyai anggota yang

PROBABILITY SAMPLING 2. Proportionate Stratified Random Sampling. • Digunakan bila populasi mempunyai anggota yang tidak homogen an berstrata secara proporsional. • Misal: populasi dengan latar belakang pendidikan SMA, D 3, S 1, S 2, S 3.

PROBABILITY SAMPLING 3. Disproportionate Stratified Random Sampling • Digunakan untuk menentukan jumlah sampel, bila

PROBABILITY SAMPLING 3. Disproportionate Stratified Random Sampling • Digunakan untuk menentukan jumlah sampel, bila populasi berstrata ttapi kurang proporsional. • Contoh : karyawan dengan lulusan : D 3 = 200 orang, S 1 = 100 orang, S 2 = 5 orang, S 3 = 2 orang. Maka lulusan S 2 dan S 3 diambil semuanya karena terlalu kecil jumlahnya.

PROBABILITY SAMPLING 4. Cluster Sampling (Area Sampling) • Digunakan untuk menentukan sampel bila obyek

PROBABILITY SAMPLING 4. Cluster Sampling (Area Sampling) • Digunakan untuk menentukan sampel bila obyek yang akan diteliti atau sumber data sangat luas. Maka ditentukan berdasarkan daerah populasi yant telah ditetapkan. • Misal: Pengambilan 15 propinsi sebagai sampel dari populasi 30 propinsi • Tekniknya dengan 2 langkah. Yaitu: a. Lakukan dulu dengan stratified random sampling untuk menentukan daerah dikarenakan tiap propinsi penduduknya tidak sama dan berstrata (baik jumlah penduduknya, karateristik daerahnya dsbnya sebagai bagian pertimbangan) b. dan yang kedua menentukan orang-orangnya.

NONPROBABILITY SAMPLING • Adalah teknik pengambilan sampling yang tidak memberi peluang yang sama bagi

NONPROBABILITY SAMPLING • Adalah teknik pengambilan sampling yang tidak memberi peluang yang sama bagi setiap unsur atqau anggota populasi untuk dipilih sebagai sampel. Jenisnya: a. Sampling Sistematis, adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan urutan dari anggota populasi yang telah diberi nomor urut. Lalu tntukan apakah yang diambil nomor genap saja, atau nomor ganjil saja.

NONPROBABILITY SAMPLING b. Sampling Kuota, adalah teknik pengambilan sampel untuk menentukan sampel dari populasi

NONPROBABILITY SAMPLING b. Sampling Kuota, adalah teknik pengambilan sampel untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (juota) yang diinginkan. Contoh : penelitian survei jajak pendapat tentang kebijakan nomor ganjil genap untuk kuota 500 pendapat, maka penelitian dianggap belum selesai bila belum mencapai kuota 500 oang. c. Sampling Insidental, adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan kebetulan, siapa saja yang secara kebetulan/insidental bertemua dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel bila dipandang orng yang ditemui itu cocok sebagai sumber data.

NONPROBABILITY SAMPLING d. Sampling Purposive, adalah teknik pengambilan sampel dengan pertimbangan tertentu. Misalnya akan

NONPROBABILITY SAMPLING d. Sampling Purposive, adalah teknik pengambilan sampel dengan pertimbangan tertentu. Misalnya akan melakukan penelitian tentang gizi, maka populasi dan sampel diambil dari orang-orang yang merupakan ahli gizi. e. Sampling Jenuh/Sensus. adalah teknik pengambilan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil dan kurang dari 30 orang. Disebut juga sensus

NONPROBABILITY SAMPLING f. Snowball Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil kemudian

NONPROBABILITY SAMPLING f. Snowball Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil kemudian membesar seperti bola salju yang menggelinding dan lama-lama membesar. Tekniknya: • pertama-tama dipilih satu – dua orang saja dan ini belum cukup karena data yang diperoleh pasti belum lengkap. • Peneliti lalu mencari orang lain yang dipandang lebih tahu dan dapat melengkapi data yang diberikan oleh dua orang sebelumnya. • Dan seterusnya hingga jumlah menjadi membesar.

MENENTUKAN UKURAN SAMPEL • Makin dekat jumlah sampel mewakili jumlah populasi maka peluang kesalahan

MENENTUKAN UKURAN SAMPEL • Makin dekat jumlah sampel mewakili jumlah populasi maka peluang kesalahan generalisasi semakin kecil dan sebaliknya. • Berapa jumlah anggota sampel yang tepat digunakan dalam penelitian akan tergantung pada tingkat ketelitian atau kesalahan yang dikehendaki yang sangat ditntukan pula oleh ketrediaan dana, waktu dan tenaga.

MENENTUKAN UKURAN SAMPEL Beberapa Macam Formula untuk menentukan jumlah sampel: 1. Penentuan Jumlah sampel

MENENTUKAN UKURAN SAMPEL Beberapa Macam Formula untuk menentukan jumlah sampel: 1. Penentuan Jumlah sampel dari populasi tertntu dengan taraf kesalahan 1%, 5% dan 10% dari Iaac dan Michael.

MENENTUKAN UKURAN SAMPEL 2. Dengan formula Herry King Contoh: Populasi 200 dengan taraf kesalahan

MENENTUKAN UKURAN SAMPEL 2. Dengan formula Herry King Contoh: Populasi 200 dengan taraf kesalahan 5% atau derajat kepercayaan 95% Langkahnya: • Tarik pada garis populasi 200 dengan taraf kesalahan 5% akan bertemu di sekitar 58 • Faktor pengali 95% adalah 1, 195 (lihat tabel) Berarti : • Sampel = 0, 58 x 200 x 1, 195 = 19, 12 org = 19 orang

MENENTUKAN UKURAN SAMPEL 3. Dengan rumus Slovin n = N 1 + N e

MENENTUKAN UKURAN SAMPEL 3. Dengan rumus Slovin n = N 1 + N e 2 dengan : n = ukuran sampel N = ukuran populasi e = tingkat kesalahan (dalam %) Contoh : populasi 200 orang dengan tingkat kesalahan 5%. Maka : Ukuran Sampel = n = 200 1 + 200 (0, 05 x 0, 05) = 200 1 + 200 ( 0, 0025) = 200 1 + 0, 5 = 200 = 133, 33 = 133 1, 5

C. TEKNIK PENGUMPULAN DATA Kualitas data penelitian sangat ditentukan oleh 2 faktor, yaitu: 1.

C. TEKNIK PENGUMPULAN DATA Kualitas data penelitian sangat ditentukan oleh 2 faktor, yaitu: 1. Kualitas instrumen penelitian: Validitas dan Reliabilitas. 2. Kualitas pengumpulan data: cara-cara yang digunakan. Teknik pengumpulan data: 1. Wawancara (interview): 4. Tes a. Wawancara terstruktur 5. Dokumentasi b. Wawancara tidak terstruktur. 2. Kuesioner (Angket) 3. Observasi a. Observasi berperan serta. b. Observasi nonpartisipan Dari jenis instrumennya : Observasi terstruktur dan tidak terstruktur.

INTERVIEW (WAWANCARA) Digunakan apabila : • peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan

INTERVIEW (WAWANCARA) Digunakan apabila : • peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti • Peneliti ingin mengetahui hal-hal yang independen yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit. Teknik : • Laporan tentang diri sendiri/self report

INTERVIEW (WAWANCARA) Jenisnya: a. Wawancara terstrukur b. Wawancara tidak terstruktur Wawancara terstruktur: • Bila

INTERVIEW (WAWANCARA) Jenisnya: a. Wawancara terstrukur b. Wawancara tidak terstruktur Wawancara terstruktur: • Bila peneliti telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh dan instrumennya telah disiapkan dan altrnatif jawaban juga telah disiapkan, dan setiap responden diberikan dengan pertanyaan yang sama. Contoh instrumen: 1. Bagaimana tanggapan bapak/ibu terhadap profesionalitas dosen PGSD FKIP UEU? a. Sangat bagus b. Bagus c. Tidak bagus d. Sangat tidak bagus 2. Bagaimana tanggapan bapak/ibu tentang mutu pembelajaran PGSD? a. Sangat bagus b. Bagus c. Tidak bagus d. Sangat tidak bagus

INTERVIEW (WAWANCARA) Wawancara Tidak Terstruktur. • Adalah wawancara bebas dan peneliti tidak menggunakan pedoman

INTERVIEW (WAWANCARA) Wawancara Tidak Terstruktur. • Adalah wawancara bebas dan peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara. • Pedoman yang digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan. • Contoh: bagaimanakah pendpaat bapak/ibu tentqang kebijakan beasiswa yang baru saja digulirkan pada Mart 2017 ini? Dan bagaimana dampaknya terhadap putra-putri bapak/ibu?

KUESIONER (ANGKET) • Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau

KUESIONER (ANGKET) • Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. • Cocok digunakan bila jumlah responden cukup besar dan tersebar. • Kuesioner dapat berupa pertanyaan/pernyataan tertutup atau trbuka. Prinsip Penulisan Angket: • Isi dan tujuan : jika tujuann ya untuk pengukuran, maka isi harus berbentuk pengukuran maka pertanyaan harus dibuat teliti, memiliki skala pengukuran dan mengukur variabel yang diteliti baik aspek/dimensi/sub dimensi dan jumlah itemnya.

KUESIONER (ANGKET) Prinsip penulisan angket (lanjutan). • Bahasa yang digunakan, harus disesuaikan dengan kemampuan

KUESIONER (ANGKET) Prinsip penulisan angket (lanjutan). • Bahasa yang digunakan, harus disesuaikan dengan kemampuan berbahasa responden. • Tipe dan bentuk pertanyaan : dapat terbuka dan tertutup, dapat positif dan negatif. Bersifat terbuka: artinya responden menuliskan jawabannya sendiri. Bersifat tertutup: jawaban sudah disiapkan dan tinggal memilih. Bentuk pertanyaan tertutup berarti data yagn dihasilkan adalah data nominal, ordinal, interval dan ratio, • Dalam setiap pertanyaan hanya ada 1 maksud dan tidak mendua Contoh: bagaimana tanggapan anda tentang kualitas pelayanan dan kecepatan pemberian tindakan para dokter?

KUESIONER (ANGKET) Prinsip penulisan angket (lanjutan). • Tidak menanyakan yang sudah lupa Misal :

KUESIONER (ANGKET) Prinsip penulisan angket (lanjutan). • Tidak menanyakan yang sudah lupa Misal : bagaimana kebijakan pada 25 tahun lalu mengenai beasiswa? • Pertanyaan tidak menggiring Contoh: Bagaimana bila para mahasiswa diberikan kebebasan mengatur jadwal eprkuliahan? • Jangan menggunakan pertanyaan yang panjang dan jumlah yang banyak (jangan beranak kalimat dan jumlah item ideal 20 -30 item) • Urutan pertanyaan : sistematis dari umum ke khusus. • Prinsip pengukuran : menggunakan item soal yang valid dan reliabel. • Penampilan fisik angket dibuat baiik, menarik dan tidak kabur.

OBSERVASI • Sebagai alat pengumpulan data yang memiliki ciri khusus karena tidak terbatas pada

OBSERVASI • Sebagai alat pengumpulan data yang memiliki ciri khusus karena tidak terbatas pada orang sebagai objek pengamatan tetapi juga pada objek alam. • Merupakan proses yang kompleks dan membutuhkan pengamatan dan ingatan. • Digunakan bila penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala alam dan responden yang diamati tidak terlalu besar. Observai dari sisi pelaksanaan pengumpulan data: a. Partisipan observation (observasi berperan serta) b. Non Participant observation.

OBSERVASI Observasi Berperan Serta. • Peneliti terjun dalam ekgiatan sehari-hari terhadap apa yang diamati.

OBSERVASI Observasi Berperan Serta. • Peneliti terjun dalam ekgiatan sehari-hari terhadap apa yang diamati. • Mengamati dan melakukan apa yang dilakukan sehingga mendalami dan peneliti dapat menjadi sumber data. Observasi Nonpartisipan. • Peneliti tidak terlibat dan hanya sebagai pengamat independent. • Peneliti mencatat, menganalisis dan membuat kesimpulan. • Hasil menjadi kurang mendalam dibandingkan dengna observasi berperan serta.

OBSERVASI Observasi dari sisi instrumentasi. a. Observasi terstruktur b. Observasi tidak terstruktur. Observasi Terstruktur

OBSERVASI Observasi dari sisi instrumentasi. a. Observasi terstruktur b. Observasi tidak terstruktur. Observasi Terstruktur • Observasi yang telah dirancang secara sistematis tentang apa yang akan diamati dan d mana tempatnya. Observasi dilaukan karena telah diektahui tentang apa yang akan diamati Observasi Tidak Terstruktur. • Observasi tidak disiapkan secara sistematik tentang apa yang akan diobservasi. • Hal ini dilakukan karena peneliti tidak tahu secara pasti apa yang akan diamati. Instrumen hanya sebagai rambu garis besar.

TES • Digunakan sebagai instrumen pengumpul data untuk mengukur keterampilan pengetahuan, intelegensia, kemampuan, bakat

TES • Digunakan sebagai instrumen pengumpul data untuk mengukur keterampilan pengetahuan, intelegensia, kemampuan, bakat baik individu ataupun kelompok. Macam-macam tes: • Tes kepribadian • Tes bakat • Tes prestasi • Res Intelegensia • Tres Sikap

DOKUMENTASI • Ditujukan untuk memperoleh data langsung dari tempat penelitian, yang menccakup: buku, peraturan,

DOKUMENTASI • Ditujukan untuk memperoleh data langsung dari tempat penelitian, yang menccakup: buku, peraturan, laporan, foto, film dokumenter dan data penelitian.

D. SKALA PENGUKURAN PADA INSTRUMEN PENELITIAN • Penelitian kuantitatif menggunakan instrumen sebagai alat pengukuran,

D. SKALA PENGUKURAN PADA INSTRUMEN PENELITIAN • Penelitian kuantitatif menggunakan instrumen sebagai alat pengukuran, sementara dalam peenlitian kualitatif key instrumen penelitian adalah peneliti itu sendiri. • Instrumen penelitian digunakan untuk mengukur nilai variabel yang diteliti. Banyaknya instrumen sesuai dengan banyaknya variabel yang diteliti. • Karena instrumen digunakan untuk mengukur nilai variabel, maka instrumen menggunakan skala pegnukuran. Skala pengukuran trdiri dari: 1. Skala Likert. Untuk mendapatkan data interval 2. Skala Guttman atau ratio. 3. Rating Scale 4. Semantic Deferential.

SKALA LIKERT • Digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang

SKALA LIKERT • Digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. • Variabel yang diukur dijabarkan menjadi indiaktor berdasarkan teori yang sudah dikembangkan. • Jawaban dari skala Likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif, antara lain berupa: a. Sangat setuju a. Selalu b. Setuju b. Sering c. Ragu-ragu c. Kadang-kadang d. Tidak Setuju d. Tidak pernah e. Sangat tidak setuju

SKALA LIKERT a. b. c. d. Sangat positif Positif Negatif Sangat negatif a. Sangat

SKALA LIKERT a. b. c. d. Sangat positif Positif Negatif Sangat negatif a. Sangat baik b. Baik c. Tidak baik d. Sangat tidak baik Untuk keperluan analisis kuantittif digunakan: 1. Setuju/selalu/sangat positif diberi skor 2. Setuju/sering/positif diberi skor 3. Ragu-ragu/kadang-kadang/netral diberi skor 4. Tidak setuju/hampir tidak pernah/negatif diberi skor 5. Sangat tidak setuju/Tidak pernah diberi skor 5 4 3 2 1

SKALA LIKERT Contoh bentuk cek list. Berilah jawaban yang sesuai dengan pendapat anda dengan

SKALA LIKERT Contoh bentuk cek list. Berilah jawaban yang sesuai dengan pendapat anda dengan memberi tanda (v) pada kolom yang tersedia. NO 1 PERTANYAAN Aturan main yang jelas dalam perkuliahan harus segera ditrapkan. SS ST V RG TS STS

SKALA GUTTMAN • Digunakan untuk mendapatkan jawaban yang tegas berupa : Ya – Tidak,

SKALA GUTTMAN • Digunakan untuk mendapatkan jawaban yang tegas berupa : Ya – Tidak, Benar - salah, Pernah – tidak perna, Positirf – negatif. • Data yang diperoleh adalah data interval atau ratio (dikotomi dua altrnatif) • Skala nilai ada pada 0 dan 1. Contoh: Bagaimana pendapat anda bila ia terpilih sebagai karyawan terbaik bulan ini? a. Setuju b. Tidak setuju Apakah anda pernah melakukan pemeriksaan sebelum terjadinya peristiwa ini? a. Pernah b. Tidak pernah

SEMANTIC DIFFERENTIAL • Dikembangkan oleh Osgood dan digunakan untuk mengukur sikap atau karakteristik seseorang.

SEMANTIC DIFFERENTIAL • Dikembangkan oleh Osgood dan digunakan untuk mengukur sikap atau karakteristik seseorang. • Tersusun dalam bentuk satu garis kontinum • Jawaban yang sangat positif terletak di bagian kanan garis dan jawaban yang sangat negatif letaknya dis ebelah kiri garis atau sebaliknya. • Datanya berbentuk interval. Contoh: Berilah nilai pada gaya kepemimpinan Ketua RT 012. Berahabat 5 4 3 2 1 Tidak bersahabat Tepat janji 5 4 3 2 1 Lupa janji Bersaudara 5 4 3 2 1 Memusuhi Memberi pujian 5 4 3 2 1 Mencela Mempercayai 5 4 3 2 1 Mendominasi

RATING SCALE • Adalah mengolah data mentah yang diperoleh berupa angka kemudian ditafsirkan dalam

RATING SCALE • Adalah mengolah data mentah yang diperoleh berupa angka kemudian ditafsirkan dalam pengertian kualitatif. Contoh: Berilah jawaban dengna angka: 4 bila karangan itu sangat baik 3 bila karangan itu cukup baik 2 bila karangan itu kurang baik 1 bila karangan itu sangat tidak baik NO PERTANYAAN TENTANG KARANGAN INTERVAL JAWABAN 1. Isi dari karangan yang dibuat. 4 3 2 1 2. Kalimat yang digunakan dalam karangan. 4 3 2 1

RATING SCALE Seberapa tinggi perbedaan sikap belajar mahasiswa PGSD FKIP UEU sebelum dan sesudah

RATING SCALE Seberapa tinggi perbedaan sikap belajar mahasiswa PGSD FKIP UEU sebelum dan sesudah mengalami pendkondisian belajar dengan senam otak. SIKAP BELAJAR SEBELUM MENGIKUTI SENAM OTAK DIMENSI SIKAP BELAJAR SETELAH MENGIKUTI SENAM OTAK 0 1 2 3 4 Fokus/Konsentrasi 0 1 2 3 4 Positif 0 1 2 3 4 Tujuan 0 1 2 3 4 Mengelola 0 1 2 3 4 Mengatur 0 1 2 3 4 Partisipasi aktif 0 1 2 3 4 Lingkari angka : 0 = bila sama sekali belum tahu 1 = telah mengetahui sampai dengan 25% 2 = telah mengetahui sampai dengan 50% : 3 = telah mengetahui sampai dengan 75% 4 = telah mengetahui sampai dengan 100%.

TABULASI JAWABAN RESPONDEN Hasil dari jawaban responden atas senam otak dapat digambarkan sebagai berikut:

TABULASI JAWABAN RESPONDEN Hasil dari jawaban responden atas senam otak dapat digambarkan sebagai berikut:

E. MERANCANG INSTRUMEN PENELITIAN Instrumen untuk menjaring data nominal Contoh: 1. Berapa jumlah mahasiswa

E. MERANCANG INSTRUMEN PENELITIAN Instrumen untuk menjaring data nominal Contoh: 1. Berapa jumlah mahasiswa PGSD tahun 2016 -2017? 2. Berapa orang mahasiswa perempuan? 3. Berqapa orang mahasiswa laki-laki? 4. Berapa jumlah mahasiswa asal lulusan SMA? 5. Berapa jumlah mahasiswa asal lulusan SMK? 6. Berapa jumlah mahasiswa pindahan? 7. Dari mana asal sebagian besar mahasiswa? 8. Dari mana mahasiswa mengetahui Kampus UEU?

E. MERANCANG INSTRUMEN PENELITIAN Instrumen untuk menjaring data ordinal Buat ranking untuk mahasiswa penerima

E. MERANCANG INSTRUMEN PENELITIAN Instrumen untuk menjaring data ordinal Buat ranking untuk mahasiswa penerima beasiswa: NAMA MAHASISWA RANKING NOMOR

E. MERANCANG INSTRUMEN PENELITIAN Titik tolak penysunan instrumen penelitian: 1, Menentukan definisi konseptual dari

E. MERANCANG INSTRUMEN PENELITIAN Titik tolak penysunan instrumen penelitian: 1, Menentukan definisi konseptual dari variabel. 2. Menentukan definisi operasional dari variabel. 3. Menentukan indikator. 4. Menentukan butir-butir pertanyaan atau pernyataan. Perangkat kerja untuk menyusun instrumen penelitian: 1. Matriks pengembangan instrumen. 2. Kisi-kisi instrumen.

E. MERANCANG INSTRUMEN PENELITIAN Contoh Judul Penelitian: Hubungan Kecerdasan Emosional terhadap Akuntabilitas Definisi Konseptual:

E. MERANCANG INSTRUMEN PENELITIAN Contoh Judul Penelitian: Hubungan Kecerdasan Emosional terhadap Akuntabilitas Definisi Konseptual: Akuntabilitas adalah pertanggungjawaban manajer atas tugas dan pekerjaan yang diberikan oleh manajer senior, dengan indikator-indiaktor: (1) menetapkan tujuan dengan tepat, (2) mengalokasikan sumber daya secara efisien, (3) mengarahkanb awahan melakukan pekerjaan sesuai standar yang ditetapkan, (4) mengontrol pekerjaan bawahan, (5) melakukan tindakan korektif atas pekerjaan bawahan yang tidak sesuai dengan yang ditetapkan, (6) meminta pelaporan kerja dari bawahan, dan (7) mempertanggungjawabkan hasil sesuai standar kepada manajer senior.

E. MERANCANG INSTRUMEN PENELITIAN Contoh Judul Penelitian: Hubungan Kecerdasan Emosional terhadap Akuntabilitas Definisi Operasional:

E. MERANCANG INSTRUMEN PENELITIAN Contoh Judul Penelitian: Hubungan Kecerdasan Emosional terhadap Akuntabilitas Definisi Operasional: Akuntabilitas adalah skor jawaban responden atas angket akuntabilitas sebagai penilaian ketua yayasan terhadap kepala sekolah atas pertanggungjawaban tugas dan pekerjaan kepala sekolah dengan menggunakan instrumen angket variael akuntailitas dengan indikator-indikator: (1) menetapkan tujuan dengan tepat, (2) mengalokasikan sumber daya secara efisien, (3) mengarahkan guru melakukan pekerjaan sesuai standar yang ditetapkan, (4) mengontrol pekerjaan guru, (5) melakukan tindakan korektif atas pekerjaan guru yang tidak sesuai dengan standar yang ditetapkan, (6) meminta pelaporan kerja dari guru, dan (7) mempertanggungjawabkan hasil sesuai standar kepada yaysan.

E. MERANCANG INSTRUMEN PENELITIAN Contoh Judul Penelitian: Hubungan Kecerdasan Emosional terhadap Akuntabilitas. Kisi-Kisi Instrumen

E. MERANCANG INSTRUMEN PENELITIAN Contoh Judul Penelitian: Hubungan Kecerdasan Emosional terhadap Akuntabilitas. Kisi-Kisi Instrumen Sebelum Uji Coba Variabel Akuntabilitas

E. MERANCANG INSTRUMEN PENELITIAN Contoh Judul Penelitian: Hubungan Kecerdasan Emosional terhadap Akuntabilitas Definisi Konseptual:

E. MERANCANG INSTRUMEN PENELITIAN Contoh Judul Penelitian: Hubungan Kecerdasan Emosional terhadap Akuntabilitas Definisi Konseptual: Kecerdasan emosional adalah : kemampuan pengenalan emosi diri dan orang lain dalam membina hubungan dengan orang lain dengan cara yang konstruktif, dengan indikator-indikator: (1) mengenali emosi diri, (2) mengendalikan emosi, (3) mengarahkan diri terhadap hal yang positif, (4) kepekaan terhadap emosi orang lain, dan (5) membina hubungan dengan orang lain.

E. MERANCANG INSTRUMEN PENELITIAN Contoh Judul Penelitian: Hubungan Kecerdasan Emosional terhadap Akuntabilitas Definisi Operasional:

E. MERANCANG INSTRUMEN PENELITIAN Contoh Judul Penelitian: Hubungan Kecerdasan Emosional terhadap Akuntabilitas Definisi Operasional: Kecerdasan emosional adalah : skor yang diperoleh dari jawaban responden atas angket kecerdasan emosional sebagai penilaian kemampuan pengenalan emosi diri dan orang lain dalam membina hubungan dengan guru di unit kerja dengan cara yang konstruktif, dengan indikator-indikator: (1) mengenali emosi diri, (2) mengendalikan emosi, (3) mengarahkan diri terhadap hal yang positif, (4) kepekaan terhadap emosi orang lain, dan (5) membina hubungan dengan orang lain.

E. MERANCANG INSTRUMEN PENELITIAN Contoh Judul Penelitian: Hubungan Kecerdasan Emosional terhadap Akuntabilitas. Kisi-Kisi Instrumen

E. MERANCANG INSTRUMEN PENELITIAN Contoh Judul Penelitian: Hubungan Kecerdasan Emosional terhadap Akuntabilitas. Kisi-Kisi Instrumen Sebelum Uji Coba Variael Kecerdasan Emosional

E. MERANCANG INSTRUMEN PENELITIAN INSTRUMEN UJI COBA VARIABEL KECERDASAN EMOSIONAL

E. MERANCANG INSTRUMEN PENELITIAN INSTRUMEN UJI COBA VARIABEL KECERDASAN EMOSIONAL

E. MERANCANG INSTRUMEN PENELITIAN

E. MERANCANG INSTRUMEN PENELITIAN

E. MERANCANG INSTRUMEN PENELITIAN INSTRUMEN UJI COBA VARIABEL KECERDASAN EMOSIONAL 2. Adapun teknis pengisiannya

E. MERANCANG INSTRUMEN PENELITIAN INSTRUMEN UJI COBA VARIABEL KECERDASAN EMOSIONAL 2. Adapun teknis pengisiannya adalah sebagai berikut: a. Berilan tanda silang (X) pada nilai yang sesuai dengan pendapatnya sebagai jawaban yang dianggap paling tepat atau paling mendekati dengan kondisi yang Bapak/Ibu rasakan. b. Tidak diperkenankan mengisi lebih dari satu jawaban dalam satu pernyataan.

E. MERANCANG INSTRUMEN PENELITIAN INSTRUMEN UJI COBA VARIABEL KECERDASAN EMOSIONAL A. Definisi Konseptual. Kecerdasan

E. MERANCANG INSTRUMEN PENELITIAN INSTRUMEN UJI COBA VARIABEL KECERDASAN EMOSIONAL A. Definisi Konseptual. Kecerdasan emosional adalah penilaian kemampuan pengenalan emosi diri sendiri dan orang lain dalam membina hubungan dengan orang lain dengan cara yang konstruktif, dengan indikator-indikator: (1) mengenali emosi diri, (2) mengendalikan emosi, (3) mengarahkan diri terhadap hal yang positif , (4) Kepekaan terhadap emosi orang lain, dan (5) membina hubungan dengan orang lain. B. Definisi Operasional. Kecerdasan emosional adalah skor jawaban responden atasangket variabel kecerdasan emosional sebagai penilaian kemampuan pengenalan emosi diri sendiri dan orang lain dari seorang kepala sekolah dalam membina hubungan dengan guru di unit kerja dengan cara yang konstruktif, yang diukur oleh penilaian kepala sekolah sendiri atas angket instrumen variabel kecerdasan emosional, dengan indikator-indikator: (1) mengenali emosi diri, (2) Mengendalikan emosi, (3) mengarahkan diri terhadap hal yang positif , (4) kepekaan terhadap emosi orang lain, dan (5) membina hubungan dengan orang lain.

E. MERANCANG INSTRUMEN PENELITIAN INSTRUMEN UJI COBA VARIABEL KECERDASAN EMOSIONAL NO INDIKATOR NOMOR BUTIR

E. MERANCANG INSTRUMEN PENELITIAN INSTRUMEN UJI COBA VARIABEL KECERDASAN EMOSIONAL NO INDIKATOR NOMOR BUTIR Jml 1. Mengenali emosi diri 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7 7 2. Mengendalikan emosi 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14 7 3. Mengarahkan diri terhadap hal yang positif 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21 7 4. Kepekaan terhadap emosi orang lain 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28 7 5. Membina hubungan dengan orang lain 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35 7 Jumlah 35

E. MERANCANG INSTRUMEN PENELITIAN INSTRUMEN UJI COBA VARIABEL KECERDASAN EMOSIONAL NAMA RESPONDEN : .

E. MERANCANG INSTRUMEN PENELITIAN INSTRUMEN UJI COBA VARIABEL KECERDASAN EMOSIONAL NAMA RESPONDEN : . . . . . NAMA SEKOLAH : . . . . .

E. MERANCANG INSTRUMEN PENELITIAN Uji Coba Instrumen Dilakukan dengan melakukan : 1. Uji Validitas

E. MERANCANG INSTRUMEN PENELITIAN Uji Coba Instrumen Dilakukan dengan melakukan : 1. Uji Validitas Instrumen 2. Uji Reliabilitas Instrumen Uji Validitas Instrumen • Sebelum dilakukan penelitian, maka instrumen ayng telah dibuat harus diuji coba dulu dan disebut sebagai instrumen uji coba. • Instrumen uji coba diujicobakan pada responden uji coba penelitian dengan minimal 30 orang sebagai standar (distribusi normal). • Lalu dilakukan uji coba validitas (mengukur apa yang harus diukur/derajat ketepatan) dengan rumus Product Moment.

E. MERANCANG INSTRUMEN PENELITIAN Uji Coba Instrumen : Uji Validitas Instrumen

E. MERANCANG INSTRUMEN PENELITIAN Uji Coba Instrumen : Uji Validitas Instrumen

E. MERANCANG INSTRUMEN PENELITIAN Uji Coba Instrumen Uji Validitas Instrumen Hasil perhitungan dilakukan dengan

E. MERANCANG INSTRUMEN PENELITIAN Uji Coba Instrumen Uji Validitas Instrumen Hasil perhitungan dilakukan dengan membandingkan antara koefisien korelasi (skor r butir atau r hitung) dan nilai kritis (skor r tabel) adalah. . . Pada taraf signifikansi α = 0, 05 dengan n = 30, dan kritria kesahihan buti 4 r adalah sebagai berikut: • Jika rhitung > skor r butir maka butir sudah valid (sahih) dan dipakai untuk penelitian sebenarnya. • Jika rhitung ≤ skor rtabel maka butir ditolak atau tidak valid dan tidak digunakan untuk peenlitian sebenarnya. Maka berdasarkan hasil uji coa butir yang tidak valid dibuang dan tidak digunakan dalam penelitian dan susun kembali kisi=kisi hasil uji coba.

E. MERANCANG INSTRUMEN PENELITIAN Tabel Bantuan Perhitungan Validitas Instrumen dengan Korelasi Product Moment.

E. MERANCANG INSTRUMEN PENELITIAN Tabel Bantuan Perhitungan Validitas Instrumen dengan Korelasi Product Moment.

E. MERANCANG INSTRUMEN PENELITIAN TABEL PERHITUNGAN KORELASI BUTIR Menghitung Korelasi Butir Variabel Akuntabilitas

E. MERANCANG INSTRUMEN PENELITIAN TABEL PERHITUNGAN KORELASI BUTIR Menghitung Korelasi Butir Variabel Akuntabilitas

E. MERANCANG INSTRUMEN PENELITIAN Tabel Bantuan Perhitungan Validitas Instrumen dengan Korelasi Product Moment.

E. MERANCANG INSTRUMEN PENELITIAN Tabel Bantuan Perhitungan Validitas Instrumen dengan Korelasi Product Moment.

E. MERANCANG INSTRUMEN PENELITIAN Tabel Bantuan Perhitungan Reliabilitas Instrumen

E. MERANCANG INSTRUMEN PENELITIAN Tabel Bantuan Perhitungan Reliabilitas Instrumen

E. MERANCANG INSTRUMEN PENELITIAN Tabel Bantuan Perhitungan Reliabilitas Instrumen

E. MERANCANG INSTRUMEN PENELITIAN Tabel Bantuan Perhitungan Reliabilitas Instrumen

E. MERANCANG INSTRUMEN PENELITIAN Tabel Bantuan Perhitungan Reliabilitas Instrumen (rumus alpha conbach)

E. MERANCANG INSTRUMEN PENELITIAN Tabel Bantuan Perhitungan Reliabilitas Instrumen (rumus alpha conbach)

E. MERANCANG INSTRUMEN PENELITIAN Kisi-kisi instrumen variabel Kecerdasan emosional hasil uji coba

E. MERANCANG INSTRUMEN PENELITIAN Kisi-kisi instrumen variabel Kecerdasan emosional hasil uji coba

E. MERANCANG INSTRUMEN PENELITIAN Mnghitung Reliabilitas Instrumen (pada Uji Coba) • Reliabilitas instrumen merupakan

E. MERANCANG INSTRUMEN PENELITIAN Mnghitung Reliabilitas Instrumen (pada Uji Coba) • Reliabilitas instrumen merupakan penilaian instrumen apakah variabel atau tidak. • Langkah-langkah perhitungan adalah sebagai berikut: a. Menghitung varians tiap butir dengan rumus: b. Menghitung varians total dengan rumus:

E. MERANCANG INSTRUMEN PENELITIAN Mnghitung Reliabilitas Instrumen (pada Uji Coba) c. Menghitung reliabilitas dengnn

E. MERANCANG INSTRUMEN PENELITIAN Mnghitung Reliabilitas Instrumen (pada Uji Coba) c. Menghitung reliabilitas dengnn alpha cronbach dengan rumus: Keterangan: k = mean kuadrat antar subjek = mean kuadrat kesalahan = varians total Berdasarkan hasil perhitungan uji coba untuk perhitungan reliabilitas instrumen diperoleh koefisien reliabilitas instrumen variabel. . . . ri = 0, 0433 Menunjukkan instrumen ini reliabel.

F. TEKNIK ANALISIS DATA 1. Menyajikan data dengan statistika deskriptif yang dikelompokkan sesuai dengan

F. TEKNIK ANALISIS DATA 1. Menyajikan data dengan statistika deskriptif yang dikelompokkan sesuai dengan banyakn ya variabel penelitian. 2. Melakukan uji persyaratan analisis dengan uji normalitas data galat taksiran a. Menentukan garis persamaan regresi dengan rumus regresi linier sederhana regresi ganda (sesuai dengan paradigma penelitian) b. Melakukan uji normalitas data galat taksiran dengan uji Liliefors, c. Melakukan uji hipotesis, yang meliputi: analisis regresi, analisis korelasi (dan analisis korelasi parsial) Catatan : Teknik analisis data akan dibahas mendalam pada bab IV)

SELESAI

SELESAI