Metodemetode dalam Psikologi Pendidikan METODEMETODE DALAM PSIKOLOGI PENDIDIKAN

  • Slides: 36
Download presentation
Metode-metode dalam Psikologi Pendidikan

Metode-metode dalam Psikologi Pendidikan

METODE-METODE DALAM PSIKOLOGI PENDIDIKAN Introspeksi Observasi Metode Klinis Metode Diferensial Metode Ilmiah Metode Eksperimen

METODE-METODE DALAM PSIKOLOGI PENDIDIKAN Introspeksi Observasi Metode Klinis Metode Diferensial Metode Ilmiah Metode Eksperimen

1. Instrospeksi Melakukan pengamatan ke dalam diri sendiri/self observation yaitu dengan melihat keadaan mental

1. Instrospeksi Melakukan pengamatan ke dalam diri sendiri/self observation yaitu dengan melihat keadaan mental pada waktu tertentu.

2. Observasi Kegiatan melihat sesuatu di luar diri sehingga yang diperoleh merupakan data overt

2. Observasi Kegiatan melihat sesuatu di luar diri sehingga yang diperoleh merupakan data overt behavior (perilaku yang tampak).

3. Metode Klinis Digunakan untuk mengumpulkan data secara lebih rinci mengenai perilaku penyesuaian dan

3. Metode Klinis Digunakan untuk mengumpulkan data secara lebih rinci mengenai perilaku penyesuaian dan kasus-kasus perilaku menyimpang. Studi Kasus Klinis Studi Kasus Perkembangan • Longitudinal • Cross-Sectional

4. Metode Diferensial Digunakan untuk meneliti perbedaan individual yang terdapat di antara anak didik.

4. Metode Diferensial Digunakan untuk meneliti perbedaan individual yang terdapat di antara anak didik. Menggunakan berbagai macam teknik pengukuran (contoh: tes, angket, dsb) serta menggunakan statistik untuk menganalisis.

5. Metode Ilmiah Merupakan prosedur yang sistematik dalam memecahkan permasalahan dan merupakan suatu pendekatan

5. Metode Ilmiah Merupakan prosedur yang sistematik dalam memecahkan permasalahan dan merupakan suatu pendekatan objektif yang terbuka untuk dikritik, dikonfirmasikan, dimodifikasi atau bahkan mungkin ditolak kebenarannya oleh penelitian berikutnya. Digunakan untuk menyelesaikan permasalahan perilaku yang lebih kompleks yang harus bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

6. Metode Eksperimen Melakukan pengontrolan secara ketat terhadap faktor-faktor atau variabel yang diperkirakan dapat

6. Metode Eksperimen Melakukan pengontrolan secara ketat terhadap faktor-faktor atau variabel yang diperkirakan dapat mencemari atau mengotori hasil penelitian.

BAKAT & INTELEGENSI BAKAT LINGKUNGAN & HEREDITAS KELAS SOSIAL & IMPLIKASINYA DALAM PENDIDIKAN DIKOTOMI

BAKAT & INTELEGENSI BAKAT LINGKUNGAN & HEREDITAS KELAS SOSIAL & IMPLIKASINYA DALAM PENDIDIKAN DIKOTOMI JENIS DESA-KOTA KELAMIN

Pendahuluan Bakat & intelegensi merupakan kemampuan mental individu

Pendahuluan Bakat & intelegensi merupakan kemampuan mental individu

B. INTELEGENSI Sejarah Intelegensi Pengertian Intelegensi Teori-teori Intelegensi Pengukuran Intelegensi Kurve Normal Dalam Intelegensi

B. INTELEGENSI Sejarah Intelegensi Pengertian Intelegensi Teori-teori Intelegensi Pengukuran Intelegensi Kurve Normal Dalam Intelegensi

B. INTELEGENSI 1. Sejarah Intelegensi Wundt(Jerman), Galton(Inggris), Cattel(AS) tes untuk anak-anak. Hasilnya: ada perbedaan

B. INTELEGENSI 1. Sejarah Intelegensi Wundt(Jerman), Galton(Inggris), Cattel(AS) tes untuk anak-anak. Hasilnya: ada perbedaan ketepatan dan kecepatan individu dalam mengerjkan tes. Pra 1800 -an tes hanya untuk mengukur satu kemampuan 1880 Ebbinghause menemukan berbagai tes memori Alfred Binet & Theopile Simon membedakan intelegensi anak normal dengan anak lemah pikir Tes Binet-Simon

B. INTELEGENSI 2. Pengertian Intelegensi TERMAN Suatu kemampuan untuk berpikir berdasarkan atas gagasan yang

B. INTELEGENSI 2. Pengertian Intelegensi TERMAN Suatu kemampuan untuk berpikir berdasarkan atas gagasan yang abstrak. BINET Intelegensi mencakup 4 hal yaitu: pemahaman, hasil penemuan, arahan dan pembahasan. STREN Kapasitas umum dari individu yang secara sadar dapat menyesuaikan jiwa yang umum dengan masalah dan kondisi hidup baru. THORNDIKE Daya kekuatan respon yang baik dari sudut pandang kebenaran dan

B. INTELEGENSI 3. Teori-teori Intelegensi CHARLES SPEARMAN Dua faktor intelegensi, yaitu: Faktor G: mencakup

B. INTELEGENSI 3. Teori-teori Intelegensi CHARLES SPEARMAN Dua faktor intelegensi, yaitu: Faktor G: mencakup semua kegiatan intelektual dan dimiliki oleh semua orang. Faktor S: mencakup semua faktor khsusus tertentu yang relevan dengan tugas tertentu.

B. Intelegensi 3. Teori-teori Intelegensi THURSTONE Intelegensi beroperasi pada empat tingkat trial & error

B. Intelegensi 3. Teori-teori Intelegensi THURSTONE Intelegensi beroperasi pada empat tingkat trial & error yaitu : Perilaku nyata (trial & error) Perseptual (trial & error) Ideational Konseptual dijadikan acuan bagi pengukuran intelegensi

B. INTELEGENSI 3. Teori-teori Intelegensi KEMAMPUAN KONSEPTUAL THURSTONE: Verbal Comprehention (V) Number (N) Spatial

B. INTELEGENSI 3. Teori-teori Intelegensi KEMAMPUAN KONSEPTUAL THURSTONE: Verbal Comprehention (V) Number (N) Spatial Relation (S) Word Fluency (W) Memory (M) Reasoning (R)

B. INTELEGENSI 4. Pengukuran Intelegensi Ø KUALITATIF Perbedaan intelegensi disebabkan karena kualitas individu yang

B. INTELEGENSI 4. Pengukuran Intelegensi Ø KUALITATIF Perbedaan intelegensi disebabkan karena kualitas individu yang berbeda. Ø KUANTITATIF Perbedaan intelegensi disebabkan karena terdapat perbedaan kuantitas individu.

B. INTELEGENSI 4. Pengukuran Intelegensi ALFRED BINET TES STANFORD BINET IQ = MA CA

B. INTELEGENSI 4. Pengukuran Intelegensi ALFRED BINET TES STANFORD BINET IQ = MA CA X 100 IQ = Intelligence Quotient MA = Mental Age CA = Chronological Age

B. INTELEGENSI 4. Pengukuran Intelegensi Klasifikasi IQ Menurut Stanford-Binet

B. INTELEGENSI 4. Pengukuran Intelegensi Klasifikasi IQ Menurut Stanford-Binet

B. INTELEGENSI 4. Pengukuran Intelegensi DAVID WECHSLER Wechsler-Bellevue Intellegence Scale (1939) Wechsler Intellegence Scale

B. INTELEGENSI 4. Pengukuran Intelegensi DAVID WECHSLER Wechsler-Bellevue Intellegence Scale (1939) Wechsler Intellegence Scale for Children (1949) Wechsler Adult Intellegence Scale (1955)

B. INTELEGENSI 4. Pengukuran Intelegensi Klasifikasi IQ Menurut Wechsler

B. INTELEGENSI 4. Pengukuran Intelegensi Klasifikasi IQ Menurut Wechsler

B. INTELEGENSI 5. Kurve Normal Dalam Intelegensi

B. INTELEGENSI 5. Kurve Normal Dalam Intelegensi

C. BAKAT Sejarah Bakat Pengertian Bakat & Intelegensi Pengukuran Bakat

C. BAKAT Sejarah Bakat Pengertian Bakat & Intelegensi Pengukuran Bakat

C. Bakat 1. Sejarah Bakat Pendidikan = Bakat Aplikasi Bakat Ideal pendidikan & lapangan

C. Bakat 1. Sejarah Bakat Pendidikan = Bakat Aplikasi Bakat Ideal pendidikan & lapangan kerja Thorndike Tiga jenis intelegensi : Abstrak Mekanis Sosial Spearman intelegensi Teori faktor G & faktor S dalam

C. Bakat 2. Pengertian Bakat Crow dan Crow : Bakat merupakan kualitas yang dimiliki

C. Bakat 2. Pengertian Bakat Crow dan Crow : Bakat merupakan kualitas yang dimiliki oleh semua orang dalam tingkat yang beragam William B. Michael : bakat adalah kapasitas seseorang dalam melakukan tugas, yang dedikit sekali dipengaruhi atau tergantung dari latihan Brigham : Bakat kondisi, kualitas, atau sekumpulan kualitas yang dititik beratkan pada apa yang dapat dilakukan individu (segi performance/kinerja) setelah individu mendapat latihan.

C. Bakat 2. Pengertian Bakat Woodworth dan Marquis : bakat adalah prestasi yang dapat

C. Bakat 2. Pengertian Bakat Woodworth dan Marquis : bakat adalah prestasi yang dapat diramalkan dapat diukur melalui tes khusus. Bakat merupakan kemampuan yang memiliki tiga arti, yaitu: 1. Achievement Kemampuan aktual 2. Capacity Kemampuan potensial 3. Aptitude Kualitas

C. Bakat 2. Pengertian Bakat Guilford : bakat adalah kemampuan kinerja yang mencakup dimensi

C. Bakat 2. Pengertian Bakat Guilford : bakat adalah kemampuan kinerja yang mencakup dimensi perseptual, dimensi psikomotor, dan dimensi intelektual Suryabrata : Analisis mengenai bakat selalu merupakan analisis mengenai tingkah laku. Tingkah laku mengandung tiga aspek : 4 aspek tindakan (performance/act) 4 aspek sebab atau akibatnya (a person causes a result) 4 aspek ekspresif Aspek kedua banyak dibahas terutama bila dikaitkan dengan bakat

C. Bakat 3. Bakat dan Intelegensi b Binet dan Weschler menekankan pada berfungsinyaseluruh kemampuan

C. Bakat 3. Bakat dan Intelegensi b Binet dan Weschler menekankan pada berfungsinyaseluruh kemampuan mental individu. b Hasil tes intelegensi bisa mengukur bakat. b Pengukuran intelegensi bersifat meramalkan tentang keberhasilan seseorang dalam menyelesaikan beberapa tugas pekerjaan yang memerlukan kemampuan mental. b Pengukuran bakat bertujuan menunjukkan kemampuan yang

C. Bakat 4. Pengukuran Bakat Prosedur pengukuran bakat (Suryabrata, 1995) : a. Analisis jabatan/lapangan

C. Bakat 4. Pengukuran Bakat Prosedur pengukuran bakat (Suryabrata, 1995) : a. Analisis jabatan/lapangan b. Deskripsi jabatan/lapangan studi c. Menemukan persyaratan yang diperlukan d. Menyusun alat pengungkap bakat, biasanya berbentuk tes

D. LINGKUNGAN & HEREDITAS Studi terhadap keluarga Studi terhadap anak kembar

D. LINGKUNGAN & HEREDITAS Studi terhadap keluarga Studi terhadap anak kembar

D. Lingkungan & Hereditas 1. Studi terhadap Keluarga Galton tinggi orang tua IQ tinggi

D. Lingkungan & Hereditas 1. Studi terhadap Keluarga Galton tinggi orang tua IQ tinggi = IQ anak _ Asumsi dulu: IQ dipengaruhi faktor keturunan _ Asumsi sekarang: IQ kemungkinan dipengaruhi faktor lingkungan

D. Lingkungan & Hereditas 2. Studi terhadap Anak Kembar Penelitian Hardy dan Heyes, 1988:

D. Lingkungan & Hereditas 2. Studi terhadap Anak Kembar Penelitian Hardy dan Heyes, 1988: ` Kembar monozigotik dibesarkan bersama: IQ hampir sama berperan besar IQ yang berbeda jauh nuture berperan besar ` faktor nature faktor Kembar monozigotik dibesarkan, terpisah IQ hampir sama berperan kecil IQ yang berbeda jauh faktor nature faktor

E. KELAS SOSIAL Havighurst kelas sosial & intelegensi, laki-laki & perempuan Makin tinggi kelas

E. KELAS SOSIAL Havighurst kelas sosial & intelegensi, laki-laki & perempuan Makin tinggi kelas sosial, makin tinggi tingkat intelegensi Tidak ada perbedaan laki-laki & perempuan

F. DIKOTOMI DESA-KOTA Crow & Crow (1989) intelegensi anak kota anak desa Colleman, dkk

F. DIKOTOMI DESA-KOTA Crow & Crow (1989) intelegensi anak kota anak desa Colleman, dkk prestasi anak metropolitan anak non metropolitan

G. JENIS KELAMIN Intelegensi laki-laki = perempuan (Cage & Berliner, 1979; Crow & Crow,

G. JENIS KELAMIN Intelegensi laki-laki = perempuan (Cage & Berliner, 1979; Crow & Crow, 1989)

G. JENIS KELAMIN Perbedaan laki-laki & perempuan (Cage & Berliner, 1979): Ø Kemampuan verbal

G. JENIS KELAMIN Perbedaan laki-laki & perempuan (Cage & Berliner, 1979): Ø Kemampuan verbal (p l) Ø Kemampuan matematika (l p) Ø Kemampuan spasial (l p) Ø Problem solving (l p) Ø Orientasi prestasi