TRANSAKSI AKRUAL TRANSAKSI KAS PELAKSANAAN ANGGARAN TRANSAKSI AKRUALDALAM

  • Slides: 53
Download presentation
TRANSAKSI AKRUAL

TRANSAKSI AKRUAL

 • TRANSAKSI KAS PELAKSANAAN ANGGARAN TRANSAKSI AKRUALDALAM SAP AKRUAL TRANSAKSI • • Pendapatan

• TRANSAKSI KAS PELAKSANAAN ANGGARAN TRANSAKSI AKRUALDALAM SAP AKRUAL TRANSAKSI • • Pendapatan masih harus diterima Pendapatan diterima dimuka Beban yang masih harus dibayar Beban dibayar dimuka Beban Penyusutan Beban Penyisihan piutang Transaksi belanja modal dan pembiayaan langsung ke pos dalam neraca

PENYESUAIAN KAS - AKRUAL Pendapatan LRA dan Pendapatan LO LO LRA Belanja dan Beban

PENYESUAIAN KAS - AKRUAL Pendapatan LRA dan Pendapatan LO LO LRA Belanja dan Beban Belanja Sekalig us Beban Pendapatan-LO Sekaligus Pendapatan. LRA Pend. Diterima Dimuka Pendapatan LO sudah diterima Kas-nya LO LRA Piutang Pendapatan Belanja Dibayar Dimuka Beban sudah dikeluarkan Kas-nya/ Dibayar Utang atas Belanja (YMHD)

TRANSAKSI KAS • Transaksi Kas dicatat sebagai pendapatan LRA dan Belanja LRA • Beberapa

TRANSAKSI KAS • Transaksi Kas dicatat sebagai pendapatan LRA dan Belanja LRA • Beberapa transaksi kas sebenarnya juga mencerminkan akrual sehingga sama dengan Pendapatan atau Beban dalam LO • Pembayaran gaji pada periode anggaran atas seorang yang telah bekerja • Pembayaran beban sewa selama satu periode anggaran • Penerimaan pendapatan untuk periode tersebut retribusi • Beberapa transaksi kas yang bukan transaksi akrual • • Pembiayaan Belanja modal Pembayaran belanja untuk dimanfaatkan jangka panjang Penerimaan pendapatan untuk jasa di masa datang

ANGGARAN - SKPD • Jurnal anggaran digunakan untuk mencatat penetapan anggaran. • Jurnal ini

ANGGARAN - SKPD • Jurnal anggaran digunakan untuk mencatat penetapan anggaran. • Jurnal ini tidak harus secara formaal dibuat. Tanggal 1 Januari 20 X 5 ditetapkan bahwa Estimasi Pendapatan SKPD A untuk tahun 20 X 5 adalah Rp 500. 000, sedangkan belanjanya dianggarkan sebesar Rp 650. 000. Tanggal 2 Jan 20 x 5 Finansial Anggaran Estimasi Pendapatan Estimasi SAL Aproriasi Belanja 500. 000 150. 000 650. 000

PENDAPATAN • Pendapatan yang diterima akan diakui sebagai pendapatan ketika kas sudah diterima –

PENDAPATAN • Pendapatan yang diterima akan diakui sebagai pendapatan ketika kas sudah diterima – pajak, retribusi, transfer, pendapatan lain. • Pada akhir tahun akan dilakukan penyesuaian jika ada pajak yang belum dibayar akan diakui sebagai piutang. Pada tanggal 1 Juni 20 X 2 diterima pendapatan pajak sebesar 300. 000. Pada 31 Desember masih ada pajak yang belum dibayar 50. 000 Tanggal Finansial Anggaran 2 Juni 20 x 2 Kas Pendapatan pajak – LO 300. 000 Perubahan SAL 300. 000 Pendapatan – LRA 31 Des Piutang Pajak Pendapatan pajak – LO 50. 000 Tidak dicatat 50. 000 300. 000

PENDAPATAN - SKPD • Tanggal 28 Mei 20 X 5 Surat Ketetapan Pajak (SKP)

PENDAPATAN - SKPD • Tanggal 28 Mei 20 X 5 Surat Ketetapan Pajak (SKP) daerah terbit dan dinyatakan bahwa SKPD Aman memiliki pendapatan pajak hotel atas Hotel Bulan sebesar Rp 50. 000 • Tanggal 10 Juni 20 X 5 Hotel Bulan membayar pajak hotel ke SKPD Tentram Rp 50. 000. • Tanggal 11 Juni 20 X 5 Bendahara Penerimaan SKPD Aman menyetorkan uang pajak tersebut ke rekening Kas Daerah. Tanggal Finansial Anggaran 28 Mei 20 X 5 Piutang pajak hotel Pendapatan LO 50. 000 - 10 Juni 20 X 5 Kas di Bendahara Penerimaan Piutang pajak hotel 50. 000 Perubahan SAL 50. 000 Pendapatan pajak hotel - LRA 50. 000 11 Juni 20 X 5 RK PPKD Kas di Bendahara Penerimaan 50. 000

PENDAPATAN - SKPD • Tanggal 29 Mei 20 X 5 Surat Ketetapan Pajak (SKP)

PENDAPATAN - SKPD • Tanggal 29 Mei 20 X 5 Surat Ketetapan Pajak (SKP) daerah terbit dan dinyatakan bahwa SKPD Aman memiliki pendapatan pajak hiburan atas Bioskop 71 sebesar Rp 400. 000 • Tanggal 14 Juni 20 X 5 Bioskop 71 membayar pajak hiburan ke kas daerah Tentram Rp 360. 000. • Tanggal 30 Juni 20 X 5 masih terdapat saldo piutang pajak hiburan Rp 40. 000 Tanggal Finansial Anggaran 28 Mei 20 X 5 Piutang pajak hiburan Pendapatan pajak hiburan - LO 400. 000 - 14 Juni 20 X 5 RK PPKD Piutang pajak hiburan 360. 000 Perubahan SAL 360. 000 Pendapatan pajak hiburan - LRA 360. 000 14 Juni 20 X 5 PPKD Kas RK SKPD 360. 000

PENDAPATAN YANG MASIH HARUS DITERIMA Des. 20 X 2 Pembayaran 1 Februari 20 X

PENDAPATAN YANG MASIH HARUS DITERIMA Des. 20 X 2 Pembayaran 1 Februari 20 X 3 Rp. 250 Jt. Pendapatan tahun 20 X 2 Diakui sebagai pendapatan pada tahun 20 X 2 dan dicatat sebagai “Pendapatan yang masih harus diterima = Aset” Pembayaran atas piutang yang telah diakui pada 31 Des 20 X 2 9

PENDAPATAN MASIH HARUS DITERIMA Pada tanggal 31 Desember 20 X 2 terdapat SKP yang

PENDAPATAN MASIH HARUS DITERIMA Pada tanggal 31 Desember 20 X 2 terdapat SKP yang telah dikirimkan ke pengusaha restoran dan hotel namun belum diterima pelunasannya. Sebesar 250. 000. Pelunasan baru dilakukan pada 1 Februari 20 X 3 Pada 31 Desember 20 X 2, terdapat deposito Pemda tertanggal 1 Nopember 20 X 2 sebesar 500. 000 berbunga 6%, jangka waktu 3 bulan, jatuh tempo 1 Februari 20 X 3 Tanggal Finansial Anggaran 31 Des 20 X 2 Piutang Pendapatan Pajak – LO 250. 000 Tidak dicatat 250. 000 31 Des 20 X 2 Piutang Bunga Pendapatan Bunga – LO 5. 000 Tidak dicatat 5. 000 1 Feb 20 X 3 Kas Piutang Pendapatan 250. 000 Perubahan SAL 250. 000 Pendapatan Pajak-LRA 250. 000 1 Feb 20 X 3 Kas Piutang Bunga Pendapatan Bunga – LO 7. 500. 000 Perubahan SAL 5. 000 Pendapatan bunga 2. 500. 000 LRA 7. 500. 000

PENYESUAIAN PENDAPATAN LO CTA AKRUAL § Pendapatan LO = § Pendapatan LRA tahun berjalan

PENYESUAIAN PENDAPATAN LO CTA AKRUAL § Pendapatan LO = § Pendapatan LRA tahun berjalan § -/Piutang awal periode § +/+ Piutang akhir periode § Pendapatan LO = Pendapatan LRA + kenaikan piutang pendapatan atau – penurunan piutang Pendapatan LRA Piutang 20 X 5 300. 000 25. 000 Pendapatan LRA + kenaikan piutang Pendapatan LRA Piutang 20 X 5 800. 000 50. 000 Pendapatan LRA – penurunan piutang 20 X 4 Pendapatan LO 300. 000 20. 000 5. 000 kenaikan 305. 000 20 X 4 Pendapatan LO 800. 000 80. 000 30. 000 penurunan 770. 000

PENDAPATAN DITERIMA DIMUKA • Pendapatan Diterima Dimuka merupakan pendapatan yang telah diterima oleh pemerintah

PENDAPATAN DITERIMA DIMUKA • Pendapatan Diterima Dimuka merupakan pendapatan yang telah diterima oleh pemerintah dan sudah disetor ke Kas Umum Daerah, namun wajib pajak dan/atau wajib setor belum menikmati barang/jasa/fasilitas dari pemerintah. • Contoh: – Pajak / Retribusi Diterima Dimuka Pajak / Retribusi yang diterima lebih dari satu periode. – Penerimaan sewa yang diterima untuk jangka waktu lebih dari satu periode

PENDAPATAN DITERIMA DIMUKA Des. 20 X 3 Des. 20 X 2 Pembayaran 1 Juli

PENDAPATAN DITERIMA DIMUKA Des. 20 X 3 Des. 20 X 2 Pembayaran 1 Juli 20 X 2 Rp. 100 Jt. Berakhir 30 Jun 20 X 4 50 Jt. 25 Jt. Sewa selama 2 tahun berakhir 30 Juni 20 X 4 6 bulan sebagai “Pendapatan Akrual” 18 bulan sebagai : - Kewajiban (Pendapatan Diterima Dimuka); - Pengurang Pendapatan Akrual 13 12 bulan pendapatan 20 X 3, 6 bulan Pendapatan diterima dimuka, yang akan diakui pendapatan LO 20 x 4

PENDAPATAN DITERIMA DIMUKA Pada tanggal 1 Juli 20 X 2 Diterima pendapatan sewa atas

PENDAPATAN DITERIMA DIMUKA Pada tanggal 1 Juli 20 X 2 Diterima pendapatan sewa atas gedung yang tidak dipakai dalam rangka pendayagunaan aset daerah dengan nilai sewa 100 juta untuk masa 2 tahun. Tanggal Finansial Anggaran 1 Juli 20 x 2 Kas Pendapatan diterima dimuka – LO 100. 000 Perubahan SAL 100. 000 Pendapatan – LRA 31 Des Pendapatan diterima dimuka - LO Pendapatan – LO 25. 000 Tidak dicatat 25. 000 100. 000

PENYESUAIAN PENDAPATAN LO CTA AKRUAL § Pendapatan LO = § Pendapatan LRA tahun berjalan

PENYESUAIAN PENDAPATAN LO CTA AKRUAL § Pendapatan LO = § Pendapatan LRA tahun berjalan § +/+ Pendapatan diterima dimuka awal § -/Pendapatan diterima dimuka akhir periode § Pendapatan LO = Pendapatan LRA – kenaikan pendapatan diterima dimuka + penurunan pendapatan diterima dimuka Pendapatan LRA Pendapatan diterima dimuka 20 X 2 400. 000 30. 000 20 X 1 Pendapatan LO 400. 000 10. 000 Pendapatan LRA – kenaikan pendapatan diterima dimuka 20 X 2 Pendapatan LRA 600. 000 Pendapatan diterima dimuka 50. 000 Pendapatan LRA + penurunan pendapatan diterima dimuka (20. 000) kenaikan 380. 000 20 X 1 Pendapatan LO 90. 000 600. 000 40. 000 penurunan 640. 000

PENDAPATAN JAMINAN Pada tanggal 1 Juli 20 X 2 diterima uang jaminan sebesar 20.

PENDAPATAN JAMINAN Pada tanggal 1 Juli 20 X 2 diterima uang jaminan sebesar 20. 000. Pada 31 Desember jaminan dieksekusi oleh Pemda Tanggal Finansial Anggaran 1 Juli 20 x 2 Kas Utang jaminan 20. 000 tidak dicatat 20. 000 31 Des Utang jaminan Pendapatan – LO 20. 000 Perubahan SAL 20. 000 Pendapatan – LRA 20. 000

PENYESUAIAN PENDAPATAN LO CTA AKRUAL § Pendapatan LO = § Pendapatan LRA tahun berjalan

PENYESUAIAN PENDAPATAN LO CTA AKRUAL § Pendapatan LO = § Pendapatan LRA tahun berjalan § -/Piutang awal periode § +/+ Piutang akhir periode § +/+ Pendapatan diterima dimuka awal § -/Pendapatan diterima dimuka akhir periode § Pendapatan LO = Pendapatan LRA + kenaikan piutang pendapatan – kenaikan pendapatan diterima dimuka 20 X 2 Pendapatan LRA 20 X 1 Pendapatan LO 300. 000 Piutang 25. 000 20. 000 5. 000 kenaikan Pendapatan diterima dimuka 10. 000 14. 000 (4. 000) penurunan Pendapatan LRA + kenaikan piutang + penurunan pendapatan diterima dimuka 309. 000

PENDAPATAN BUKAN KAS • Pendapatan LO meliputi pendapatan yang diterima bukan dalam bentuk kas,

PENDAPATAN BUKAN KAS • Pendapatan LO meliputi pendapatan yang diterima bukan dalam bentuk kas, misalnya • Hibah dalam bentuk barang • Hibah dalam bentuk jasa yang dapat diukur dengan andal. • Pendapatan bukan kas, akan diakui sebagai pendapatan LO namun tidak diakui sebagai pendapatan LRA. • Klasifikasi pendapatan mengikuti kententuan dalam kontrak pemberian barang/jasa dan bagan akun entitas. • Untuk hibah dalam bentuk jasa, harus dipastikan bentuk dari jasa tersebut (terukur) dan manfaat yang dihasilkan dalam meningkatkan kinerja misal jasa perawatan gedung, jasa sewa gedung, jasa tenaga dokter.

PENDAPATAN BUKAN KAS Pada 3 Januari 20 X 2, entitas menerima hibah dari perusahaan

PENDAPATAN BUKAN KAS Pada 3 Januari 20 X 2, entitas menerima hibah dari perusahaan swasta berupa 2 unit kendaraan untuk dinas pendidikan dengan nilai 420. 000 beserta service pemeliharaan kendaraan gratis selama 1 tahun dengan nilai jasa pemeliharaan sebesar 10. 000 Tanggal Finansial Anggaran 3 Jan 20 X 2 Kendaraan Pendapatan hibah 420. 000 Tidak dicatat 420. 000 3 Jan 20 X 2 Beban Pemeliharaan Pendapatan hibah 10. 000

BEBAN • Beban akan diakui pada saat terdapat bukti transaksi beban telah terjadi. Biasanya

BEBAN • Beban akan diakui pada saat terdapat bukti transaksi beban telah terjadi. Biasanya terkait dengan bukti pembayaran. • Belanja yang dibayarkan dapat seluruhnya menjadi beban namun ada juga belanja yang pada akhir tahun masih belum dimanfaatkan sehingga perlu dibuat jurnal penyesuaian • Pada 2 Juni 20 X 2 dibayar beban barang (pembelian ATK) 30. 000. Pada 31 Desember masih ada persediaan 2. 000 • Pada 30 Juni 20 X 2 dibayar gaji sebesar 300. 000 • Pada 1 Juli 20 X 2 diayar sewa ruang sebesar 200. 000 untuk masa sewa dua tahun. Tanggal Finansial Anggaran 2 Juni 20 x 2 Persediaan Kas 30. 000 Belanja Barang 30. 000 Perubahan SAL 30. 000 31 Des Beban Barang Persediaan 28. 000 Tidak dicatat 28. 000 30 Juni Beban Gaji Pegawai Kas 300. 000 Belanja Gaji Pegawai 300. 000 Perubahan SAL 300. 000 1 Juli Sewa dibayar dimuka Kas 200. 000 Belanja Sewa 200. 000 Perubahan SAL 200. 000 31 Des Beban sewa Sewa dibayar dimuka 50. 000 Tidak dicatat 50. 000

BEBAN - SKPD § Tanggal 15 Februari 20 X 5 Bendahara Pengeluaran mengajukan SPP

BEBAN - SKPD § Tanggal 15 Februari 20 X 5 Bendahara Pengeluaran mengajukan SPP UP sebesar Rp 25. 000 kepada PA melalui PPK SKPD. Pada hari yang sama PPK SKPD menerbitkan SPM UP, SPM ini diotorisasi dan langsung diserahkan oleh PA kepada BUD. Tanggal 16 Februari 2015 BUD menerbitkan SP 2 D UP. § Tanggal 20 Februari 20 X 5 Bendahara pengeluaran SKPD Aman membayar makan dan minum rapat dengan uang UP senilai Rp 500. 000. § Tanggal 25 April 20 X 5 Bendahara pengeluaran SKPD Aman melakukan pembayaran dengan menggunakan uang UP atas belanja ATK sebesar Rp 2. 500. 000 § Tanggal 28 Februari 20 X 5 BUD menerbitkan SP 2 D LS Gaji Pokok sebesar Rp 215. 000. Tanggal Finansial Anggaran 16 Feb 20 X 5 Kas di Bend. Pengeluaran RK PPKD 25. 000 - - 20 Feb 20 X 5 Beban makan dan minum rapat Kas di Bendahara Pengeluaran 500. 000 Belanja makan minum rapat Perubahan SAL 500. 000 25 Feb 20 X 5 Persediaan Kas di Bendahara Pengeluaran 2. 500. 000 Belanja barang Perubahan SAL 2. 500. 000 28 Feb 20 X 5 Beban Gaji Pokok RK PPKD 215. 000 Belanja Gaji Pokok Perubahan SAL 215. 000 500. 000 2. 500. 000

BEBAN YANG MASIH HARUS DIBAYAR • Beban yang masih harus dibayar merupakan kewajiban yang

BEBAN YANG MASIH HARUS DIBAYAR • Beban yang masih harus dibayar merupakan kewajiban yang timbul akibat hak atas barang/jasa yang telah diterima dan dinikmati dan/atau perjanjian komitmen telah dilakukan, namun sampai akhir periode pelaporan belum dilakukan pembayaran/pelunasan/realisasi atas hak/perjanjian/komitmen tersebut. • Contoh: – Belanja Pegawai yang masih harus dibayar – Belanja Barang yang masih harus dibayar – Belanja lainnya yang masih harus dibayar

BEBAN YANG MASIH HARUS DIBAYAR Des. 20 X 2 Pembayaran 1 Februari 20 X

BEBAN YANG MASIH HARUS DIBAYAR Des. 20 X 2 Pembayaran 1 Februari 20 X 3 Rp. 150 Jt. Beban tahun 20 X 2 Diakui sebagai beban pada tahun 20 X 2 dan dicatat sebagai “Beban yang masih harus dibayar = Kewajiban” Pembayaran atas utang yang telah diakui pada 31 Des 20 X 2 23

BEBAN YANG MASIH HARUS DIBAYAR Pada tanggal 31 Desember 20 X 2 terdapat tagihan

BEBAN YANG MASIH HARUS DIBAYAR Pada tanggal 31 Desember 20 X 2 terdapat tagihan atas kegiatan pemeliharaan rutin sebesar 20. 000 yang telah diselesaikan oleh seorang rekanan, namun belum dibayar. Karena kegiatan rutin ini disatukan dalam kontrak pemeliharaan setahun maka pembayaran baru dilakukan pada 1 Maret 20 X 3 Tanggal Finansial Anggaran 31 Des 20 X 2 Beban barang/jasa Beban yang masih harus dibayar 20. 000 Tidak dicatat 20. 000 1 Mar 20 X 3 Beban yang masih harus dibayar Kas 20. 000 Belanja barang/jasa Perubahan SAL 20. 000

BEBAN LO CTA AKRUAL § Beban LO = § Belanja tahun berjalan § -/Beban

BEBAN LO CTA AKRUAL § Beban LO = § Belanja tahun berjalan § -/Beban yang masih harus dibayar awal periode § +/+ Beban yang masih harus dibayar akhir periode § Beban LO = Beban LRA – penurunan beban yang masih harus dibayar + kenaikan beban yang masih harus dibayar. 20 X 2 20 X 1 Belanja pegawai 500. 000 Beban yang masih harus dibayar 40. 000 30. 000 Belanja LRA - penurunan beban yang masih harus dibayar + kenaikan beban yang masih harus dibayar Beban 500. 000 10. 000 Kenaikan 20 X 2 20 X 1 Belanja pegawai 300. 000 Beban yang masih harus dibayar 10. 000 30. 000 Belanja LRA - penurunan beban yang masih harus dibayar + kenaikan beban yang masih harus dibayar Beban 300. 000 20. 000 Penurunan 510. 000 280. 000

BEBAN DIBAYAR DIMUKA • Beban Dibayar Dimuka merupakan pengeluaran satuan kerja/pemerintah yang telah dibayarkan

BEBAN DIBAYAR DIMUKA • Beban Dibayar Dimuka merupakan pengeluaran satuan kerja/pemerintah yang telah dibayarkan dari rekening Kas dan membebani pagu anggaran, namun barang/jasa/fasilitas dari pihak ketiga belum diterima/dinikmati satuan kerja/pemerintah. • Persediaan dan aset tetap sebenarnya beban dibayar dimuka, namun karakteristiknya khusus • Contoh: – Beban Pegawai dibayar dimuka – Beban Barang dibayar dimuka – Uang muka kegiatan

BEBAN DIBAYAR DIMUKA Des. 20 X 2 Pembayaran 1 Januari 20 X 2 Rp.

BEBAN DIBAYAR DIMUKA Des. 20 X 2 Pembayaran 1 Januari 20 X 2 Rp. 40 Jt untuk 4 tahun. Berakhir 31 Des 20 X 5 10 Jt. 30 Jt. Sewa ruangan selama 4 tahun berakhir 31 Desember 20 X 5 1 tahun sebagai Beban sewa 3 tahun diakui sebagai beban tahun 20 X 3 -20 X 5 3 tahun sebagai Aset (Beban dibayar dimuka) 27

BEBAN DIBAYAR DIMUKA Pada tanggal 1 Januari 20 X 2 dibayar sewa ruangan untuk

BEBAN DIBAYAR DIMUKA Pada tanggal 1 Januari 20 X 2 dibayar sewa ruangan untuk ruang kantor unit SKPD dengan nilai sewa 40 juta untuk masa 4 tahun. Tanggal Finansial Anggaran BEBAN 40. 000 DIBAYAR DIMUKA Belanja barang/jasa 1 Januari 20 X 2 Beban sewa dibayar dimuka Kas 31 Des 20 X 2 Beban sewa dibayar dimuka 10. 000 Tidak dicatat 10. 000 31 Des 20 X 3 Beban sewa dibayar dimuka 10. 000 Tidak dicatat 10. 000 40. 000 Perubahan SAL 40. 000

BEBAN LO CTA AKRUAL § Beban LO = § Belanja tahun berjalan § +/+

BEBAN LO CTA AKRUAL § Beban LO = § Belanja tahun berjalan § +/+ Beban dibayar dimuka awal periode § -/Beban dibayar dimuka akhir periode § Beban LO = Beban LRA – penurunan beban dibayar dimuka + kenaikan beban dibayar dimuka. 20 X 5 Belanja pegawai Beban dibayar dimuka 500. 000 30. 000 20 X 4 40. 000 Belanja LRA + penurunan beban dibayar dimuka – kenaikan beban dibayar dimuka 20 X 5 20 X 4 Belanja pegawai Beban dibayar dimuka 200. 000 20. 000 10. 000 Belanja LRA + penurunan beban dibayar dimuka – kenaikan beban dibayar dimuka Beban 500. 000 10. 000 Penurunan 510. 000 Beban 200. 000 (10. 000)Kenaikan 190. 000

BEBAN LO CTA AKRUAL § Beban LO = § Belanja tahun berjalan § +/+

BEBAN LO CTA AKRUAL § Beban LO = § Belanja tahun berjalan § +/+ Beban dibayar dimuka awal periode § -/Beban dibayar dimuka akhir periode § -/Beban yang masih harus dibayar awal periode § +/+ Beban yang masih harus dibayar akhir periode § Beban LO = Beban LRA +penurunan beban dibayar dimuka + kenaikan biaya yang masih harus dibayar. 20 X 2 Belanja pegawai 20 X 1 500. 000 Beban dibayar dimuka 30. 000 40. 000 10. 000 Penurunan Beban yang masih harus dibayar 20. 000 14. 000 6. 000 Kenaikan Belanja LRA + penurunan beban dibayar dimuka – kenaikan beban yang masih harus dibayar 516. 000

PEMBELIAN ASET TETAP • Aset tetap yang dibeli akan dicatat sebagai aset dan kas

PEMBELIAN ASET TETAP • Aset tetap yang dibeli akan dicatat sebagai aset dan kas yang dikeluarkan untuk membayar. Transaksi ini akan dicatat dalam LRA sebagai belanja modal. • Atas peralatan akan dibuat jurnal penyusutan Pada tanggal 2 Juni 20 X 2 dibeli peralatan sebesar 50. 000. Pada 31 Desember beban depresiasi 5. 000 Tanggal Finansial Anggaran 2 Juni 20 x 2 Peralatan Kas 50. 000 Belanja Modal 50. 000 Perubahan SAL 31 Des Beban penyusutan Akumulasi penyusutan 5. 000 Tidak dicatat 5. 000 50. 000

ASET TETAP - SKPD • • Tanggal 9 Juni 20 X 5 BUD menerbitkan

ASET TETAP - SKPD • • Tanggal 9 Juni 20 X 5 BUD menerbitkan SP 2 D LS Barang untuk pembelian kendaraan dinas senilai Rp 400. 000 Tanggal 15 Juni 20 X 5 menerima hibah peralatan dari aktivitas CSR BUMN senilai 200. 000. Tanggal 29 Juni melakukan pelelangan aset tetap. Peralatan dijual seharga Rp 20. 000, peralatan tersebut harga perolehannya 80. 000 dan telah disusutkan semuanya. Kendaraan dijual dengan harga Rp 50. 000, harga perolehan 200. 000, akumulasi penyusutan 125. 000 Tanggal 30 Juni 20 X 5 mengakui beban depresiasi peralatan sebesar 50. 000 Tanggal Finansial Anggaran 9 Juni 20 X 5 Kendaraan RK PPKD 400. 000 Belanja Modal Perubahan SAL 400. 000 15 Juni 20 X 5 Peralatan Pendapatan hibah 200. 000 - - 29 Juni 20 X 5 Kas Akumulasi Penyusutan Surplus penjualan aset Peralatan 20. 000 80. 000 Perubahan SAL Pendapatan lain-lain 20. 000 29 Juni 20 X 5 Kas Bend Penerimaan Akumulasi Penyusutan Defisit penjualan aset Kendaraan 50. 000 125. 000 200. 000 Perubahan SAL Pendapatan lain-lain 50. 000 30 Juni 20 X 5 Beban Penyusutan Akumulasi Penyusutan 50. 000 - - 20. 000 50. 000

SURPLUS/DEFISIT PENJUALAN ASET • Penjualan aset dalam LRA akan dicatat sebesar nilai kas yang

SURPLUS/DEFISIT PENJUALAN ASET • Penjualan aset dalam LRA akan dicatat sebesar nilai kas yang diterima dari penjualan tersebut. • Dalam LO transaksi tersebut akan dicatat debit kas, akumulasi depresiasi, kredit aset yang dijual, selisihnya akan dicatat sebagai kredit surplus penjualan aset (keuntungan) atau debit defisit penjualan aset (kerugian) • Untuk pelepasan aset, akan diakui defisit pelepasan aset sebesar selisih nilai aset dan akumulasi depresiasi.

PENJUALAN ASET TETAP • Aset tetap yang dijual akan dicatat kas yang diterima, aset

PENJUALAN ASET TETAP • Aset tetap yang dijual akan dicatat kas yang diterima, aset yang dijual dihapuskan dari pembukuan nilai aset dan akumulasinya. Dalam LRA akan dicatat sebagai penerimaan pendapatan lain sebesar kas yang diterima Pada tanggal 30 Desember 20 X 2 dijual peralatan sebesar 10. 000. Pada tanggal penjualan saldo peralatan 50. 000, akumulasi penyusutan sebesar 30. 000 Tgl 2 Juni 20 x 2 Finansial Kas Akumulasi penyusutan Defisit penjualan aset Peralatan Anggaran 10. 000 Perubahan SAL 30. 000 Pendapatan lain-lain 10. 000 50. 000 10. 000

PENJUALAN ASET Pada 2 Januari 20 X 2, entitas melakukan penjualan peralatan dengan harga

PENJUALAN ASET Pada 2 Januari 20 X 2, entitas melakukan penjualan peralatan dengan harga 70. 000. Berdasarkan catatan yang ada, nilai perolehan aset sebesar 400. 000 dan akumulasi depresiasi sebesar 350. 000 Tanggal 2 Januari 20 X 2 Finansial Kas Akumulasi Depresiasi Peralatan Surplus penjualan aset LO Anggaran 70. 000 Perubahan SAL 350. 000 Pendapatan lain 400. 000 20. 000 70. 000

PENJUALAN ASET Pada 2 Januari 20 X 2, entitas melakukan penjualan peralatan dengan harga

PENJUALAN ASET Pada 2 Januari 20 X 2, entitas melakukan penjualan peralatan dengan harga 40. 000. Berdasarkan catatan yang ada, nilai perolehan aset sebesar 300. 000 dan akumulasi depresiasi sebesar 240. 000 Tanggal 2 Januari 20 X 2 Finansial Kas Akumulasi Depresiasi Defisit penjualan aset peralatan Peralatan Anggaran 40. 000 20. 000 300. 000 Perubahan SAL Pendapatan lain 40. 000

JURNAL PENGELUARAN & PENYELESAIAN KDP Pada 30 Desember 20 X 0 SKPD ABC melakukan

JURNAL PENGELUARAN & PENYELESAIAN KDP Pada 30 Desember 20 X 0 SKPD ABC melakukan pengeluaran untuk KDP berbentuk gedung sebesar 700 juta. Pada 30 Desember 20 X 1 pengeluaran untuk pembangunan sebesar 500 juta. Pada 30 Juni pengeluaran 300 juta dan gedung diserahterimakan dan mulai digunakan. Depresiasi 20 tahun. Tanggal 30/12/20 X 0 Finansial KDP Kas 30/12/20 X 1 KDP Kas 30/6/20 X 2 Aset Tetap KDP 31/12/20 X 2 Beban dep. Ak. Dep Anggaran 700. 000 500. 000 300. 000 1. 500. 000 Belanja Modal Perubahan SAL Tidak ada jurnal 1. 500. 000 75. 000 Tidak ada jurnal 700. 000 500. 000 300. 000

BIAYA PENYUSUTAN • Penyusutan adalah alokasi biaya atas penggunaan aset tetap penyesuaian nilai akibat

BIAYA PENYUSUTAN • Penyusutan adalah alokasi biaya atas penggunaan aset tetap penyesuaian nilai akibat pemanfaatan dari suatu aset. • Metode penyusutan yang dapat digunakan: – Metode garis lurus – Metode saldo menurun ganda – Metode unit produksi • Akumulasi Penyusutan disajikan sebagai pengurang aset di neraca. • Beban penyusutan identik dengan beban pemakaian aset tetap • Beban penyusutan beban LO tidak ada dalam LRA

REKONSILIASI DATA PENYUSUTAN • Kenaikan akumulasi penyusutan = beban penyusutan jika dalam periode tersebut

REKONSILIASI DATA PENYUSUTAN • Kenaikan akumulasi penyusutan = beban penyusutan jika dalam periode tersebut tidak terdapat penjualan / pelepasa aset. • Rekonsiliasi data : • akumulasi penyusutan awal periode • +/+ beban penyusutan • -/- akumulasi penyusutan aset yang dijual / dilepaskan • = akumulasi penyusutan akhir periode • Beban depresiasi = akumulasi penyusutan akhir periode – akumulai penyusutan awal periode + akumulasi penyusutan barang yang terjual

REKONSILIASI DATA ASET TETAP • Dalam Akrual aset tetap akan dicatat dalam LRA sebagai

REKONSILIASI DATA ASET TETAP • Dalam Akrual aset tetap akan dicatat dalam LRA sebagai belanja modal dan akan dicatat dalam siklus akuntansi sebagai penambah aset tetap. • Dalam akhir periode harus dilakukan rekonsiliasi : • Aset tetap akhir periode = Aset tetap awal + penambahan • Penambahan = pembelian (belanja modal) + hibah aset dari pihak lain • Pengurangan = penjualan aset tetap + aset yang dihibahkan kepada pihak lain + aset yang dihapuskan. • Jika terjadi penjualan aset harus dihitung keuntungan atau kerugian penjualan aset = harga jual aset – (harga perolehan aset yang dijual – akumulasi depresiasi yang telah diakui). • Jika aset dihapuskan juga haru dihitung keuntungan / kerugiannya. Jika nilai aset yang dihapuskan tidak nol maka akan muncul kerugian.

BIAYA PENYISIHAN PIUTANG • Penyisihan piutang adalah penyisihan atas jumlah piutang yang kemungkinan tidak

BIAYA PENYISIHAN PIUTANG • Penyisihan piutang adalah penyisihan atas jumlah piutang yang kemungkinan tidak tertagih di masa depan. • Aset merupakan manfaat masa depan yang akan mengalir ke entitas, sehingga jika piutang kemungkinan tidak dapat ditagih akan dilakukan penyisihan. • Besarnya piutang ditetapkan dalam kebijakan akuntansi yang mengacu regulasi yang ada. • Penyisihan piutang hanya membuat nilai aset agar menceriminkan nilai yang dapat direalisasi, namun entitas tetap berupaya untuk melakukan penagihan atas piutang yang telah disisihkan. • Untuk proses penghapusan piutang, mengikuti regulasi yang berlaku.

PENYUSUTAN DAN PENYISIHAN Pada 31 Desember 20 X 2, berdasarkan kebijakan akuntansi yang ditetapkan

PENYUSUTAN DAN PENYISIHAN Pada 31 Desember 20 X 2, berdasarkan kebijakan akuntansi yang ditetapkan jumlah penyusutan tahun 20 X 2 sebesar 230. 000 dan penyisihan piutang sebesar 10. 000 Tanggal Finansial Anggaran 31 Des 20 X 2 Beban penyusutan Akumulasi penyusutan 230. 000 Tidak dicatat 230. 000 31 Des 20 X 3 Beban penyisihan piutang Akumulasi penyisihan piutang 10. 000 Tidak dicatat 10. 000

PERSEDIAAN • Persediaan dalam perlakuan akuntansi sebenarnya hampir sama dengan beban dibayar dimuka. •

PERSEDIAAN • Persediaan dalam perlakuan akuntansi sebenarnya hampir sama dengan beban dibayar dimuka. • Perbedaannya dalam penentuan persediaan yang dibebankan dalam satu periode didasarkan pada perhitungan secara fisik. • Beban persediaan (barang) dalam LO merupakan beban penggunaan persediaan. • Beban persediaan = persediaan awal + belanja barang persediaan (LRA) – persediaan akhir

PERSEDIAAN • Pada 31 Desember 20 X 1, entitas memiliki saldo persediaan sebesar 45.

PERSEDIAAN • Pada 31 Desember 20 X 1, entitas memiliki saldo persediaan sebesar 45. 000. Selama peride 20 X 2 persediaan yang dibeli (3 Juli) sebesar 150. 000. Pada akhir periode, persediaan yang masih tersisa sebesar 50. 000. Persediaan yang terpakai = 45. 000+150. 000 -50. 000=145. 000 Tanggal Finansial Anggaran 3 Juli 20 X 2 Persediaan Kas 150. 000 Belanja barang 150. 000 Perubahan SAL 31 Des Beban persediaan Persediaan 145. 000 Tidak ada jurnal 145. 000 150. 000

INVESTASI JANGKA PENDEK Pada 30 Maret 20 X 2, Pemerintah Kota Bengawan menempatkan dananya

INVESTASI JANGKA PENDEK Pada 30 Maret 20 X 2, Pemerintah Kota Bengawan menempatkan dananya sebesar 200. 000 pada deposito berjangka 6 bulan dapat diperpanjang (ARO) di Bank Amarta, bunga 5%. Pada 30 September 20 X 2 diterima bunga deposito 5. 000. Deposito ini sampai akhir tahun belum dicairkan. Tanggal 30 Mar 20 X 2 30 Sep 20 X 2 31 Des 20 X 2 30 Mar 20 X 3 Finansial Invesasi jangka pendek Kas Pendapatan bunga – LO Piutang Bunga Pendapatan bunga – LO Ksd Anggaran 200. 000 Tidak ada jurnal 200. 000 5. 000 Perubahan SAL Pendapatan bunga – LRA 5. 000 2. 500. 000 5. 000 Pendapatan bunga – LO 2. 500. 000 Piutang bunga 2. 500. 000 Perubahan SAL Pendapatan bunga – LRA 5. 000

INVESTASI JANGKA PANJANG METODE EKUITAS Pada 1 Juli 20 X 2, Pemerintah Kota Bengawan

INVESTASI JANGKA PANJANG METODE EKUITAS Pada 1 Juli 20 X 2, Pemerintah Kota Bengawan mengambilalih investasi sebuah perusahaan swasta (PT. Lawu) menjadi BUMD dengan nilai investasi 8. 000 dengan kepemilikan Pemda sebesar 60%. Selama tahun 20 X 2 PT. Lawu menghasilkan laba sebesar 800. 000, hak Pemda 480. 000 dan membagikan dividen pada 25 Mart 20 X 3 sebesar 500. 000 juta, yang menjadi hak Pemda 300. 000 Tanggal 1 Juli Finansial Invesasi jangka panjang Kas 31 Des Investasi jangka panjang Pendapatan investasi – LO 25 Des Kas Investasi jangka panjang Anggaran 8. 000 480. 000 Pengeluaran Pembiayaan Perubahan SAL 8. 000 Tidak ada jurnal 480. 000 300. 000 Perubahan SAL Pendapatan dividen -LRA 300. 000

INVESTASI JANGKA PANJANG PENJUALAN Pada 1 Juli 20 X 5 nilai investasi di BUMD

INVESTASI JANGKA PANJANG PENJUALAN Pada 1 Juli 20 X 5 nilai investasi di BUMD di neraca sebesar 5. 000. Pemda menjual 20%nya dengan harga 1. 750. 000. (asumsi telah dilakukan pencatatan atas pengakuan laba sampai dengan semester tersebut. Tanggal 1 Juli Finansial Kas Investasi jangka panjang Surplus penjualan investasi Anggaran 1. 750. 000 1. 000 750. 000 Perubahan SAL Penerimaan pembiayaan dari penjualan investasi 1. 750. 000

TRANSAKSI UTANG JANGKA PENDEK Pada 30 Desember 20 X 2 SKPD ABC menerima penagihan

TRANSAKSI UTANG JANGKA PENDEK Pada 30 Desember 20 X 2 SKPD ABC menerima penagihan atas kegiatan pemeliharaan rutin AC 10. 000. Kegiatan telah diselesaikan Namun tagihan diterima setelah tutup anggaran sehingga tidak dapat dikeluarkan kas untuk membayar kegiatan tersebut. Tanggal 30 Juni Finansial Beban pemeliharaan Utang 30 Juni Utang Kas Anggaran 200. 000 Tidak ada jurnal 200. 000 10. 000 Belanja pemeliharaan Perubahan SAL 10. 000

TRANSAKSI UTANG Pada 1 April 20 X 2 Kota Bengawan menerima utang dari Luar

TRANSAKSI UTANG Pada 1 April 20 X 2 Kota Bengawan menerima utang dari Luar Negeri 5. 000 untuk pengembangan jaringan transportasi yang dapat menunjang industri di kota tersebut. Utang tersebut berbunga rendah 4% per tahun. Bunga dibayar setiap tanggal 1 April dan pembayaran akan dilakukan setelah 5 tahun selama 5 kali angsuran. Tanggal 1 April 20 X 2 Finansial Kas Utang 31 Des 20 X 3 Beban bunga Utang bunga 1 Des 20 X 3 Anggaran 5. 000 150. 000 Penerimaan pembiayaan - utang jangka panjang 5. 000 Tidak ada jurnal 150. 000 Utang bunga 150. 000 Beban bunga 50. 000 Kas Perubahan SAL 200. 000 Belanja bunga Perubahan SAL 200. 000

ILUSTRASI - PENYESUAIAN § § § Entitas membeli peralatan awal 2013 sebesar 200 juta,

ILUSTRASI - PENYESUAIAN § § § Entitas membeli peralatan awal 2013 sebesar 200 juta, masa manfaat 5 tahun. 1 Jan 2015 akumulasi penyusutan = 80 koreksi Koreksi kesalahan//kebijakan 80 Akumulasi penyusutan 80 Beban penyusutan 40 Akumulasi penyusutan 40 Beban penyusutan 40 LO Koreksi kesalahan 80 LPE Akumulasi penyusutan 120 Neraca Entitas 3 Jan 2014 membayar sewa sebesar 500 juta untuk masa sewa 5 tahun. 1 Jan 2015 sewa dibayar dimuka = 400 koreksi Sewa dibayar dimuka 400 Koreksi kesalahan/kebijakan 400 Beban sewa 100 Sewa dibayar dimuka 300 Neraca Beban sewa 100 LO Koreksi kesalahan 400 LPE Persediaan awal sebesar 200 juta, belanja barang sebesar 1. 500 juta, stock opname 500 juta. Persediaan 1. 500 Belanja barang 1. 500 Kas 1. 500 Perubahan SAL 1. 500 Beban barang 1. 200 Persediaan 1. 200

ILUSTRASI § Entitas memiliki peralatan dan tahun perolehan berikut ini: Aset Nilai Masa manfaat

ILUSTRASI § Entitas memiliki peralatan dan tahun perolehan berikut ini: Aset Nilai Masa manfaat Tahun Terlewat Beban Depresiasi Akumulasi Depresiasi 1/1/2015 A 40. 000 40 2005 10 1. 000 10. 000 B 10. 000 20 2008 7 500 3. 500 C 2. 000 10 2012 3 200 600 D 1. 500 5 2010 5 300 1. 500 E 1. 600 4 2013 2 400 800 2. 400 16. 400 TOT § Entitas memiliki peralatan dan tahun perolehan berikut ini: Beban Penyusutan 2. 400 Koreksi kesalahan/kebijakan 16. 400 Akumulasi penyusutan 18. 800

ILUSTRASI § Entitas pada 4 Januari 2012 menerima pendapatan sewa untuk masa sewa 5

ILUSTRASI § Entitas pada 4 Januari 2012 menerima pendapatan sewa untuk masa sewa 5 tahun sebesar 250 juta. 1 Jan 2015 pendapatan sewa diterima dimuka = 100 koreksi Koreksi kesalahan//kebijakan 100 Pendapatan diterima dimuka 50 Pendapatan sewa 100 50 Koreksi kesalahan 100 LPE Pendapatan sewa 50 LO Pendapatan diterima dimuka 50 Neraca § Entitas 31 Desember 2015 memiliki piutang pajak 400. Piutang awal tahun 300 juta. Selama satu tahun terdapat penerimaan pajak kas 5. 000 Kas 5. 000 Pendapatan pajak LO Piutang pajak 100 Pendapatan pajak LO 5. 000 100 Perubahan SAL 5. 000 Pendapatan LRA 5. 000

Akuntan TERIMA KASIH Profesi untuk Mengabdi pada Negeri Dwi Martani 081318227080 martani@ui. ac. id

Akuntan TERIMA KASIH Profesi untuk Mengabdi pada Negeri Dwi Martani 081318227080 martani@ui. ac. id atau dwimartani@yahoo. com http: //staff. blog. ui. ac. id/martani/