PENILAIAN RANAH AFEKTIF Oleh Amat Jaedun Jurusan Pendidikan

  • Slides: 24
Download presentation
PENILAIAN RANAH AFEKTIF Oleh : Amat Jaedun Jurusan Pendidikan Teknik Sipil & Perencanaan Fakultas

PENILAIAN RANAH AFEKTIF Oleh : Amat Jaedun Jurusan Pendidikan Teknik Sipil & Perencanaan Fakultas Teknik UNY

Hakikat Pembelajaran Afektif �Hasil belajar menurut Bloom (1976) mencakup: ranah kognitif, ranah psikomotorik, dan

Hakikat Pembelajaran Afektif �Hasil belajar menurut Bloom (1976) mencakup: ranah kognitif, ranah psikomotorik, dan ranah afektif. �Andersen (1981), berpendapat bahwa karakteristik manusia meliputi cara yang tipikal dari: berpikir, berbuat, dan perasaan. �Tipikal berpikir berkaitan dengan ranah kognitif, tipikal berbuat berkaitan dengan ranah psikomotor, dan tipikal perasaan berkaitan dengan ranah afektif.

Tingkatan Ranah Afektif 1. Tingkat receiving �Pada tingkat receiving atau attending, peserta didik memiliki

Tingkatan Ranah Afektif 1. Tingkat receiving �Pada tingkat receiving atau attending, peserta didik memiliki keinginan memperhatikan suatu fenomena khusus atau stimulus tertentu. �Tugas pendidik adalah mengarahkan perhatian peserta didik pada fenomena tertentu yang positif. Misalnya, mengarahkan agar peserta didik senang membaca buku, senang bekerjasama, dsb.

2. Tingkat responding �Responding merupakan partisipasi aktif peserta didik, yaitu sebagai bagian dari perilakunya.

2. Tingkat responding �Responding merupakan partisipasi aktif peserta didik, yaitu sebagai bagian dari perilakunya. Pada tingkat ini peserta didik tidak saja memperhatikan fenomena khusus tetapi ia juga sudah memberikan reaksi. �Hasil pembelajaran pada ranah ini menekankan pada pemerolehan respons, berkeinginan memberi respons, atau kepuasan dalam memberi respons. �Tingkat yang tinggi pada kategori ini adalah minat, yaitu hal-hal yang menekankan pada pencarian kesenangan thd sesuatu objek atau aktivitas yg khusus. Misalnya: senang membaca buku, senang bertanya, senang membantu teman, senang dengan kebersihan dan kerapian, dan sebagainya.

3. Tingkat valuing �Valuing melibatkan penentuan nilai, keyakinan atau sikap yang menunjukkan derajat internalisasi

3. Tingkat valuing �Valuing melibatkan penentuan nilai, keyakinan atau sikap yang menunjukkan derajat internalisasi dan komitmen. Derajat rentangannya mulai dari menerima suatu nilai, sampai pada tingkat komitmen. �Valuing atau penilaian didasarkan pada internalisasi dari seperangkat nilai yang spesifik. �Hasil belajar pada tingkat ini berhubungan dengan perilaku yang konsisten dan stabil berkaitan dgn nilai yg dianut. Dalam tujuan pembelajaran, penilaian ini diklasifikasikan sebagai sikap dan apresiasi.

4. Tingkat organization �Pada tingkat organization, nilai satu dengan nilai lain dikaitkan, konflik antar

4. Tingkat organization �Pada tingkat organization, nilai satu dengan nilai lain dikaitkan, konflik antar nilai diselesaikan, dan mulai membangun sistem nilai internal yang konsisten. �Hasil pembelajaran pada tingkat ini berupa konseptualisasi nilai atau organisasi sistem nilai. Misalnya, pengembangan falsafah hidup seseorang.

5. Tingkat characterization �Tingkat ranah afektif tertinggi adalah karakterisasi (characterization) nilai. �Pada tingkat ini

5. Tingkat characterization �Tingkat ranah afektif tertinggi adalah karakterisasi (characterization) nilai. �Pada tingkat ini peserta didik memiliki sistem nilai yg menjadi karakter dirinya, yang akan mengendalikan semua perilaku sampai pada waktu tertentu hingga terbentuk gaya hidup. �Hasil pembelajaran pada tingkat ini berkaitan dengan karakter pribadi, emosi, dan sikap sosial.

Karakteristik Ranah Afektif Lima karakteristik afektif yang penting, yaitu: sikap, minat, konsep diri, nilai,

Karakteristik Ranah Afektif Lima karakteristik afektif yang penting, yaitu: sikap, minat, konsep diri, nilai, dan moral. 1. Sikap � Sikap merupakan suatu kencendrungan untuk bertindak secara suka atau tidak suka terhadap suatu objek. � Menurut Fishbein dan Ajzen (1975), sikap adalah suatu predisposisi kepribadian yang dipelajari untuk merespon secara positif atau negatif terhadap suatu objek, situasi, konsep, atau orang. 2. Minat � Menurut Getzel (1966), minat adalah suatu disposisi yang terorganisir melalui pengalaman yang mendorong seseorang untuk berusaha memperoleh objek khusus, aktivitas, pemahaman, dan keterampilan untuk tujuan perhatian atau pencapaian. � Menurut kamus besar bahasa Indonesia, minat atau keinginan adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu.

Lanjutan Karakteristik Ranah Afektif 3. Konsep Diri � Menurut Smith, konsep diri adalah evaluasi

Lanjutan Karakteristik Ranah Afektif 3. Konsep Diri � Menurut Smith, konsep diri adalah evaluasi yang dilakukan individu thd. kemampuan dan kelemahan yang dimilikinya. � Penilaian konsep diri dapat dilakukan dengan penilaian diri. 4. Nilai � Menurut Rokeach (1968), nilai merupakan suatu keyakinan tentang perbuatan, tindakan, atau perilaku yang dianggap baik dan buruk. 5. Moral � Moral berkaitan dengan perasaan salah atau benar terhadap tindakan yang dilakukan diri sendiri, dan berkaitan perasaan dengan orang lain. Misalnya, membohongi orang lain, atau melukai orang lain baik fisik maupun psikis. � Moral juga sering dikaitkan dengan keyakinan agama seseorang, yaitu keyakinan akan perbuatan yang berdosa dan berpahala. Jadi, moral berkaitan dengan prinsip, nilai, dan keyakinan seseorang.

Pengukuran Ranah Afektif �Menurut Andersen (1980), ada dua metode yang dapat digunakan untuk mengukur

Pengukuran Ranah Afektif �Menurut Andersen (1980), ada dua metode yang dapat digunakan untuk mengukur ranah afektif, yaitu: (1) metode observasi, dan (2) metode laporan diri. �Penggunaan metode observasi didasarkan pada asumsi bahwa karakteristik afektif dapat dilihat dari perilaku atau perbuatan yang ditampilkan dan/atau reaksi psikologis seseorang. �Metode laporan diri berasumsi bahwa yang mengetahui keadaan seseorang adalah dirinya sendiri. Namun, metode ini menuntut kejujuran dalam mengungkap karakteristik afektif diri sendiri.

Pengembangan Penilaian Aspek Afektif 1. membuat kisi-kisi instrumen 2. menulis instrumen 3. menentukan skala

Pengembangan Penilaian Aspek Afektif 1. membuat kisi-kisi instrumen 2. menulis instrumen 3. menentukan skala pengukuran 4. menentukan pedoman penskoran 5. menelaah (validitas isi) instrumen 6. melakukan ujicoba instrumen 7. menganalisis hasil ujicoba 8. memperbaiki instrumen 9. melaksanakan pengukuran 10. menafsirkan hasil pengukuran

Instrumen Sikap �Definisi konseptual: Sikap merupakan kecenderungan merespon secara konsisten baik menyukai atau tidak

Instrumen Sikap �Definisi konseptual: Sikap merupakan kecenderungan merespon secara konsisten baik menyukai atau tidak menyukai suatu objek. �Definisi operasional: sikap adalah perasaan positif atau negatif terhadap suatu objek. �Cara yang mudah untuk mengetahui sikap peserta didik adalah melalui kuesioner.

Pengembangan Instrumen Sikap �Contoh indikator sikap thd. mata pelajaran matematika �Membaca buku matematika �Mempelajari

Pengembangan Instrumen Sikap �Contoh indikator sikap thd. mata pelajaran matematika �Membaca buku matematika �Mempelajari matematika �Melakukan interaksi dengan guru matematika �Mengerjakan tugas matematika �Melakukan diskusi tentang matematika �Contoh pernyataan untuk kuesioner: �Saya senang membaca buku matematika �Tidak semua orang harus belajar matematika �Saya jarang bertanya pada guru tentang pelajaran matematika �Saya tidak senang pada tugas pelajaran matematika �Saya berusaha mengerjakan soal-soal matematika sebaiknya

Instrumen minat Definisi konseptual: �Minat adalah keinginan yang tersusun melalui pengalaman yang mendorong individu

Instrumen minat Definisi konseptual: �Minat adalah keinginan yang tersusun melalui pengalaman yang mendorong individu berusaha mencari objek, melakukan aktivitas, dan keterampilan untuk tujuan memperoleh kepuasan. Definisi operasional: �Minat adalah keingin-tahuan seseorang tentang keadaan suatu objek, dan atau melakukan aktivitas tertentu.

Pengembangan Instrumen Minat �Contoh indikator minat thd pelajaran matematika: �Memiliki catatan pelajaran matematika. �Berusaha

Pengembangan Instrumen Minat �Contoh indikator minat thd pelajaran matematika: �Memiliki catatan pelajaran matematika. �Berusaha memahami matematika �Memiliki buku matematika �Mengikuti pelajaran matematika �Contoh pernyataan untuk kuesioner: �Catatan pelajaran matematika saya lengkap �Saya selalu menyiapkan pertanyaan sebelum mengikuti pelajaran matematika �Saya berusaha memahami mata pelajaran matematika �Saya senang mengerjakan soal matematika. �Saya berusaha selalu hadir pada pelajaran matematika

Instrumen konsep diri �Instrumen konsep diri bertujuan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan diri sendiri.

Instrumen konsep diri �Instrumen konsep diri bertujuan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan diri sendiri. �Definisi konseptual: konsep diri merupakan persepsi seseorang terhadap dirinya sendiri yang menyangkut keunggulan dan kelemahannya. �Definisi operasional: konsep diri adalah pernyataan tentang kemampuan diri sendiri yang terkait dengan sesuatu hal.

Pengembangan Instrumen Konsep Diri �Contoh indikator konsep diri: �Memilih mata pelajaran yang mudah dipahami

Pengembangan Instrumen Konsep Diri �Contoh indikator konsep diri: �Memilih mata pelajaran yang mudah dipahami �Memiliki kecepatan memahami mata pelajaran �Menunjukkan mata pelajaran yang dirasa sulit �Contoh pernyataan untuk instrumen: �Saya �Saya fisika. sulit mengikuti pelajaran matematika mudah memahami bahasa Inggris mudah menghafal suatu konsep. mampu membuat karangan yang baik bisa bermain sepak bola dengan baik mampu membuat karya seni yang baik perlu waktu yang lama untuk memahami pelajaran

Instrumen Nilai �Nilai seseorang pada dasarnya terungkap melalui bagaimana ia berbuat atau keinginan untuk

Instrumen Nilai �Nilai seseorang pada dasarnya terungkap melalui bagaimana ia berbuat atau keinginan untuk berbuat. �Nilai berkaitan dengan keyakinan, sikap dan aktivitas atau tindakan seseorang terhadap sesuatu yg merupakan refleksi dari nilai yang dianutnya. �Definisi konseptual: Nilai adalah keyakinan terhadap suatu pendapat, kegiatan, atau objek. �Definisi operasional: nilai adalah keyakinan seseorang tentang keadaan suatu objek atau kegiatan.

Pengembangan Instrumen Nilai �Contoh indikator nilai adalah: � Menyakini keberhasilan peserta didik � Menunjukkan

Pengembangan Instrumen Nilai �Contoh indikator nilai adalah: � Menyakini keberhasilan peserta didik � Menunjukkan keyakinan atas kemampuan guru. � Mempertahankan keyakinan akan harapan masyarakat �Contoh pernyataan untuk kuesioner tentang nilai peserta didik: � Saya berkeyakinan bahwa prestasi belajar peserta didik sulit untuk ditingkatkan. � Saya berkeyakinan bahwa kinerja pendidik sudah maksimal. � Saya berkeyakinan bahwa peserta didik yang ikut bimbingan tes cenderung akan diterima di perguruan tinggi. � Saya berkeyakinan bahwa hasil yang dicapai peserta didik adalah atas usahanya sendiri.

Instrumen Moral �Instrumen ini bertujuan untuk mengetahui moral peserta didik. �Contoh indikator moral sesuai

Instrumen Moral �Instrumen ini bertujuan untuk mengetahui moral peserta didik. �Contoh indikator moral sesuai dengan definisi tersebut adalah: �Memegang janji �Memiliki kepedulian terhadap orang lain �Menunjukkan komitmen terhadap tugas-tugas �Memiliki Kejujuran

Pengembangan Instrumen Moral �Contoh pernyataan untuk instrumen moral: �Bila saya berjanji pada teman, tidak

Pengembangan Instrumen Moral �Contoh pernyataan untuk instrumen moral: �Bila saya berjanji pada teman, tidak harus menepati. �Bila menghadapi kesulitan, saya selalu meminta bantuan orang lain. �Bila ada orang lain yang menghadapi kesulitan, saya berusaha membantu. �Bila bertemu teman, saya selalu menyapanya walau ia tidak melihat saya. �Saya selalu bercerita hal yang menyenangkan teman, walau tidak seluruhnya benar. �Bila ada orang yang bercerita, saya tidak selalu mempercayainya.

Skala Instrumen Penilaian Afektif Contoh Skala Thurstone: Minat terhadap pelajaran sejarah N o PERNYATAAN

Skala Instrumen Penilaian Afektif Contoh Skala Thurstone: Minat terhadap pelajaran sejarah N o PERNYATAAN 1. Saya senang belajar Sejarah 2. Pelajaran sejarah bermanfaat 3. Saya berusaha hadir tiap ada jam pelajaran sejarah 4. Saya berusaha memiliki buku pelajaran Sejarah 5. Pelajaran sejarah membosankan dst 7 6 5 4 3 2 1

Sikap thd Mata Pelajaran matematika N O 1. 2. 3. 4. 5. PERNYATAAN Pelajaran

Sikap thd Mata Pelajaran matematika N O 1. 2. 3. 4. 5. PERNYATAAN Pelajaran matematika bermanfaat Pelajaran matematika sulit Tidak semua harus belajar matematika Pelajaran matematika harus dibuat mudah Pembelajaran matematika menyenangkan SS S N TS STS

Contoh Skala Beda Semantik �Pelajaran ekonomi 7 6 5 4 3 2 1 Menyenangkan

Contoh Skala Beda Semantik �Pelajaran ekonomi 7 6 5 4 3 2 1 Menyenangkan Membosankan Sulit Mudah Bermanfaat Sia-sia Menantang Menjemukan Banyak Sedikit Dst.