ORGANISASI INFORMASI KATALOG KLASIFIKASI Oleh M I Eko

  • Slides: 86
Download presentation
ORGANISASI INFORMASI (KATALOG – KLASIFIKASI ) Oleh: M. I. Eko Wiyanti M Si. Wakil

ORGANISASI INFORMASI (KATALOG – KLASIFIKASI ) Oleh: M. I. Eko Wiyanti M Si. Wakil Ketua II PP ATPUSI Koord. Perpustakaan Sekolah Santa Laurensia HP. 0856 111 3983 email: ekowiyanti@yahoo. com

Tujuan Pembelajaran Setelah mengikuti pelatihan ini peserta diharapkan: • Mampu memahami sistem pengatalogan koleksi

Tujuan Pembelajaran Setelah mengikuti pelatihan ini peserta diharapkan: • Mampu memahami sistem pengatalogan koleksi sesuai dengan pedoman katalogisasi, yaitu AACR (Anglo-American Cataloging Rules) • Mampu memahami sistem klasifikasi koleksi sesuai dengan Sistem Klasifikasi Dewey (Dewey Decimal Classification). • Mampu menerapkan katalogisasi dan klasifikasi di perpustakaan.

Pengertian Pengatalogan • Pengkatalogan (Cataloguing) adalah kegiatan penyusunan daftar koleksi menurut prinsip tertentu. •

Pengertian Pengatalogan • Pengkatalogan (Cataloguing) adalah kegiatan penyusunan daftar koleksi menurut prinsip tertentu. • Katalog perpustakaan adalah daftar koleksi perpustakaan yang disusun berdasarkan prinsip/pedoman tertentu. • Pedoman pengkatalogan adalah AACR 2 (Anglo American Cataloging Rules) yang disusun bersama oleh American Library Association, Library Association (Inggris), Library of Congress, dan Canadian Library Association tahun 1978.

Tujuan Pengkatalogan • Katalog menunjukkan buku (koleksi) yang dimiliki sebuah perpustakaan • Membantu pemustaka

Tujuan Pengkatalogan • Katalog menunjukkan buku (koleksi) yang dimiliki sebuah perpustakaan • Membantu pemustaka menemukan buku dengan mudah (pencarian melalui pengarang, judul atau subyek) • Membantu pemustaka dalam memilih buku yang dibutuhkannya (berdasarkan edisi, topik, atau karakternya).

Jenis Katalog • Katalog Pengarang, yaitu entri pengarang disusun secara alfabetis. Pengertian pengarang termasuk

Jenis Katalog • Katalog Pengarang, yaitu entri pengarang disusun secara alfabetis. Pengertian pengarang termasuk di dalamnya editor, penyusun, ilustrator, penerjemah, dan sebagainya. • Katalog judul, yaitu entri judul disusun secara alfabetis. • Katalog subyek, yaitu entri subyek disusun secara alfabetis. • Katalog leksikal, yaitu katalog yang mencakup semua entri dalam satu jajaran. Dalam ini, katalog pengarang, judul dan subyek dijadikan satu dalam sebuah urutan. Katalog ini seringkali disebut juga katalog kamus, karena mudah digunakan seperti layaknya kamus.

Jenis Media Katalog • Katalog kartu. Umumnya berukuran 7. 5 x 12. 5 cm.

Jenis Media Katalog • Katalog kartu. Umumnya berukuran 7. 5 x 12. 5 cm. Setiap entri (pengarang, judul, dan subjek) ditulis pada satu kartu. Biasanya kartu ini dijajarkan dalam laci katalog. • Katalog Buku. Katalog dalam bentuk buku, biasanya dicetak atau diprint sesuai kebutuhan. • Katalog pada komputer (OPAC). Katalog ini sudah menggunakan software otomasi perpustakaan. Sekarang ini, sudah banyak perpustakaan yang menggunakan software otomasi perpustakaan, sehingga katalog nya tampil di layar komputer. Katalog kartu dan katalog buku sudah jarang digunakan.

Hubungan Katalog dengan Kerangka Dasar Sistem Informasi 7

Hubungan Katalog dengan Kerangka Dasar Sistem Informasi 7

Contoh Katalog Perpustakaan (Manual)

Contoh Katalog Perpustakaan (Manual)

ONLINE PUBLIC ACCESS CATALOG (OPAC)

ONLINE PUBLIC ACCESS CATALOG (OPAC)

10

10

11

11

Isi Katalog Nomor Panggil Tajuk Entri Utama Deskripsi Bibliografi

Isi Katalog Nomor Panggil Tajuk Entri Utama Deskripsi Bibliografi

Contoh Kartu Katalog

Contoh Kartu Katalog

Pedoman Pengkatalogan Kegiatan Pengatalogan Deskriptif Pedoman Yang Digunakan Fungsi AACR 2 (Anglo American Cataloguing

Pedoman Pengkatalogan Kegiatan Pengatalogan Deskriptif Pedoman Yang Digunakan Fungsi AACR 2 (Anglo American Cataloguing Rules) edisi 2. Bab I menyerap ISBD (International Standard Bibliographic Description) Pedoman dalam pembuatan katalog deskriptif untuk semua jenis bahan pustaka. DDC (Dewey Decimal Classification) UDC (Universal Decimal Classification) Pedoman untuk menentukan nomor kelas (subyek) suatu bahan pustaka Daftar Tajuk Subyek, contohnya: Daftar Tajuk Subyek untuk Perpustakaan Sears List of Subject Headings, Library of Congres Subject Headings Pedoman untuk menentukan Tajuk Subyek (titik akses) untuk sebuah cantuman blibliografi (katalog) Pengindeksan Subyek

Pengatalogan Deskriptif Dua Kegiatan Pengatalogan Pengindeksan Subyek

Pengatalogan Deskriptif Dua Kegiatan Pengatalogan Pengindeksan Subyek

Hasil kegiatan pengatalogan deskriptif dan pengindeksan subyek : Teks distabilo Merah adalah hasil dari

Hasil kegiatan pengatalogan deskriptif dan pengindeksan subyek : Teks distabilo Merah adalah hasil dari proses pengindeksan subyek berupa NOTASI (nomor kelas) yaitu 2 X 0. 32 dan Tajuk Subyek yaitu ISLAM DAN POLITIK. Sedangkan tulisan yang tidak distabilo adalah hasil dari pengatalogan deskriptif.

ANGLO-AMERICAN CATALOGUING RULES (AACR) Bagian I: Peraturan untuk menentukan tajuk, bentuk tajuk pustaka buku

ANGLO-AMERICAN CATALOGUING RULES (AACR) Bagian I: Peraturan untuk menentukan tajuk, bentuk tajuk pustaka buku dan non buku Bagian II: Peraturan untuk menetapkan unsur-unsur mana yang perlu dimuat dalam deskripsi pada uraian utama.

PRINSIP DLM MENENTUKAN TAJUK/ BENTUK TAJUK • Tajuk Entri Utama (TEU) & Tajuk Entri

PRINSIP DLM MENENTUKAN TAJUK/ BENTUK TAJUK • Tajuk Entri Utama (TEU) & Tajuk Entri Tambahan (TET) merupakan salah satu pintu akses untuk temu kembali informasi • TEU: nama pengarang, nama badan korporasi yang bertanggung jawab pada isi suatu karya, nama seminar, nama konferensi • Nama pengarang perorangan: artis, fotografer, komponis • Badan korporasi: perkumpulan, lembaga, perusahaan dagang, badan sosial.

TAJUK PERORANGAN (1) • Karya Pengarang tunggal: karya yang dibuat oleh satu orang pengarang

TAJUK PERORANGAN (1) • Karya Pengarang tunggal: karya yang dibuat oleh satu orang pengarang • Karya Pengarang Ganda: karya yang dibuat oleh 2 orang atau lebih TEU: pengarang 1; TET pengarang 2 • Karya Pengarang > 3 orang tanpa pengarang utama TEU: Pengarang 1; TET: Pengarang 2 & 3

TAJUK PERORANGAN (2) • Karya Pengarang > 3 orang, tanpa pengarang utama TEU: Judul;

TAJUK PERORANGAN (2) • Karya Pengarang > 3 orang, tanpa pengarang utama TEU: Judul; TET: pengarang yg disebut pertama • Karya Campuran TEU: tergantung peranan pengarang • Karya Terjemahan TEU: pengarang asli: TET: penterjemah

TAJUK PERORANGAN (3) • Karya Saduran (ditulis dalam gaya bahasa sastra yang berbeda) TEU:

TAJUK PERORANGAN (3) • Karya Saduran (ditulis dalam gaya bahasa sastra yang berbeda) TEU: penyadur; TET: pengarang asli • Karya Anonim (tidak diketahui pengarang asli) TEU: Judul • Karya Editor TEU: Judul; TET: editor

TAJUK BADAN KORPORASI • Badan Korporasi Sekolah Taman Siswa Jogyakarta • Badan Pemerintah INDONESIA.

TAJUK BADAN KORPORASI • Badan Korporasi Sekolah Taman Siswa Jogyakarta • Badan Pemerintah INDONESIA. Departemen Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. • Pejabat Pemerintah INDONESIA. Presiden (2004 -2009: Susilo Bambang. Yudoyono)

DESKRIPSI BIBLIOGRAFIS Definisi: data bibliografis yang mencatat & mengidentifikasi suatu publikasi Sumber deskripsi: 1.

DESKRIPSI BIBLIOGRAFIS Definisi: data bibliografis yang mencatat & mengidentifikasi suatu publikasi Sumber deskripsi: 1. Halaman judul 2. Balik halaman judul 3. Bagian lain dari publikasi (prakata, teks, lampiran, kulit buku, punggung buku) 4. Data dari luar publikasi ditulis

PRINSIP PEMBUATAN URAIAN UTAMA • Memuat keterangan penting dari suatu karya • Data harus

PRINSIP PEMBUATAN URAIAN UTAMA • Memuat keterangan penting dari suatu karya • Data harus padat, hemat, sesuai kebutuhan pembaca yang akan menggunakan katalog • Seragam dalam ejaan, huruf kapital, singkatan, angka • Umumnya terdiri dari: A. Tajuk B. Deskripsi bibliografis

1. a. Pengarang 2. Edisi 1. b. Judul 510 IND p INDRIATI, Sisca Pengantar

1. a. Pengarang 2. Edisi 1. b. Judul 510 IND p INDRIATI, Sisca Pengantar Matematika : disertai dengan rangkuman soal dan solusi/ Sisca Indriarti. –ed. 3. -- Jakarta : Erlangga edu, 2008. 213 hlm; 29 cm. ISBN 979 -213 - 145 – 2 1. Matematika 5. Kolasi 3. Impresum I. Judul 8. No standar 7. Catatan

DESKRIPSI BIBLIOGRAFIS 8 Daerah • Daerah Judul & pernyataan pertanggungjawaban • Daerah Edisi •

DESKRIPSI BIBLIOGRAFIS 8 Daerah • Daerah Judul & pernyataan pertanggungjawaban • Daerah Edisi • Daerah Impresum (tempat terbit, tempat cetak, nama penerbit, nama percetakan, tahun terbit, tahun percetakan) • Daerah Kolasi / Deskripsi Fisik (Jumlah halaman, jumlah jilid, pernyataan ilustrasi, ukuran, lampiran & tambahan) • Daerah Seri (pernyataan seri, anak seri, nomor seri, International Standard Serial Number/ISSN) • Daerah Catatan • Daerah ISBN (Nomor Standar) dan Harga • Jejakan. Setiap daerah dipisahkan oleh tanda. --

1. JUDUL • Judul. Apabila terlalu panjang, disingkat tanpa mengurangi informasi. Diganti … •

1. JUDUL • Judul. Apabila terlalu panjang, disingkat tanpa mengurangi informasi. Diganti … • Judul sejajar (=) • Anak judul (: ) • Pernyataan kepengarangan pertama (/) • Pernyataan kepengarangan kedua (, )

2. Edisi • Keterangan edisi • Pernyataan kepengarangan yang berhubungan dengan edisi (/)

2. Edisi • Keterangan edisi • Pernyataan kepengarangan yang berhubungan dengan edisi (/)

3. IMPRESUM • Tempat terbit (: ) • Nama penerbit (, ) • Tahun

3. IMPRESUM • Tempat terbit (: ) • Nama penerbit (, ) • Tahun terbit (. ) • [s. l]: [s. n], [s. a] • s. l = sine loco (tempat terbit/cetak tidak diketahui) • s. n = sine nomine (nama penerbit/percetakan tidak diketahui) • s. a = sine ano (tahun terbit tidak diketahui)

4. Materi Khusus Daerah data khusus (untuk buku tidak digunakan). Dalam bahan buku daerah

4. Materi Khusus Daerah data khusus (untuk buku tidak digunakan). Dalam bahan buku daerah data khusus biasanya hanya untuk bahan tertentu saja seperti: Bahan kartografi (bab 3) Musik (bab 5) Berkas komputer (bab 9) Terbitan berseri (bab 12) Dalam kasus tertentu untuk bahan Bentuk mikro.

5. DESKRIPSI FISIK (KOLASI) • • Jumlah halaman, jilid(: ) Illustrasi; Ukuran tinggi buku

5. DESKRIPSI FISIK (KOLASI) • • Jumlah halaman, jilid(: ) Illustrasi; Ukuran tinggi buku Lampiran, tambahan (+)

6. Seri – Judul seri • JUDUL SERI • KETERANGAN SUB SERI • NOMOR

6. Seri – Judul seri • JUDUL SERI • KETERANGAN SUB SERI • NOMOR SERI

7. Catatan SESUAI DENGAN KEPERLUAN Seperti mencantumkan • JUDUL ASLI • BIBLIOGRAFI • INDEKS

7. Catatan SESUAI DENGAN KEPERLUAN Seperti mencantumkan • JUDUL ASLI • BIBLIOGRAFI • INDEKS DLL

8. Nomor Standar ISBN (International Standard Book Number) • ISBN terdiri dari 10 digit

8. Nomor Standar ISBN (International Standard Book Number) • ISBN terdiri dari 10 digit nomor dengan urutan penulisan adalah kode negara kode penerbit kode buku no identifikasi. Namun, mulai Januari 2007 penulisan ISBN mengalami menjadi 13 digit nomor. Perbedaannya hanya terletak pada tiga digit nomor pertama ditambah 978. Jadi, penulisan ISBN 13 digit adalah 978 kode negara kode penerbit kode buku no identifikasi. • Prefiks ISBN untuk negara Indonesia adalah 979 dan 602. Contoh pola ISBN untuk buku di Indonesia: • 978 979 penerbit kode buku no identifikasi • 978 602 penerbit kode buku no identifikasi • 979 602 penerbit kode buku no identifikasi • Catatan: 2 pola akhir belum digunakan dan akan digunakan apabila prefiks 978 sudah penuh. Hal ini berlaku untuk semua negara dimana prefiks awal 979 menggantikan penempatan prefiks 978.

Penulisan Entri Utama Nama Orang • Kata utama pada tajuk nama orang adalah nama

Penulisan Entri Utama Nama Orang • Kata utama pada tajuk nama orang adalah nama keluarga/marga • Nama Indonesia, kata utamanya adalah nama keluarga/marga, atau bagian nama terakhir • Nama Cina tradisional, nama keluarga disimpan pada bagian depan, nama Cina modern tetap nama keluarga yg utama • Nama nama yg diakhiri dg singkatan, kata utamanya adalah kata didepannya • Nama yg disertai kata sambung, tanda sambungnya diikutsertakan

Contoh katalog dengan macam tajuk utama (main entry) 1 • Pengarang 1 624. 182

Contoh katalog dengan macam tajuk utama (main entry) 1 • Pengarang 1 624. 182 1 FLORIN, Gustaf Theory and design of surface strutured slabs and plates/by Gustaf Florin. – Rockport, MA: Trans Tech, 1979. 214 p. : ill. ; 24 cm. – (series on Structural Engineering) ISBN 0 87849 035 3 1. Title 2. Series I. Steel: structural design: engineering

Contoh katalog dengan macam tajuk utama (main entry) 2 • Kartu tambahan: judul Theory

Contoh katalog dengan macam tajuk utama (main entry) 2 • Kartu tambahan: judul Theory and design 624. 182 1 FLORIN, Gustaf Theory and design of surface structured slabs and plates/by Gustaf Florin. Rockport, MA: Trans Tech. , 1979. 214 p. : ill. ; 24 cm. (Series on Structural Engineering) ISBN 0 87849 035 3

Contoh katalog dengan macam tajuk utama (main entry) 3 • Pengarang 2 orang R

Contoh katalog dengan macam tajuk utama (main entry) 3 • Pengarang 2 orang R 499. 221 342 PODO, Hadi Kamus ungkapan Indonesia – Inggris: pandai berbahasa Indonesia, jilid II: M Z/ oleh Hadi Podo dan Joseph J. Sullivan Jakarta: Gramedia, 1985. xiii, p. 678 1243 ; 23 cm. 1. Indonesia English dictionary 2. Title I. SULLIVAN, Joseph J.

Contoh katalog dengan macam tajuk utama (main entry) 4 • Pengarang lebih dari 3

Contoh katalog dengan macam tajuk utama (main entry) 4 • Pengarang lebih dari 3 orang 625. 85 HOT mix asphalt materials, mixture design, and construction/ by Freddy L. Roberts [a. o]. Lanham, Maryland: NAPA Foundation, 1991. xvi, 490 p. : ill. ; 24 cm. 1. Construction materials 2. Title I. ROBERTS, Freddy L.

Contoh katalog dengan macam tajuk utama (main entry) 5 • Karya editor R 621.

Contoh katalog dengan macam tajuk utama (main entry) 5 • Karya editor R 621. 69 PUMP handbook/ ed. by Igor J. Karassik [a. o]. 2 nd ed. New York: Mc Graw Hill, 1986. 1280 p. : ill. ; 23 cm. ISBN 0 07 03302 5 1. Pump Catatan: [a. o] singkatan dari and others. I. KARASSIK, Igor J.

Contoh katalog dengan macam tajuk utama (main entry) 6 • Konferensi 553. 28 INDONESIAN

Contoh katalog dengan macam tajuk utama (main entry) 6 • Konferensi 553. 28 INDONESIAN PETROLEUM ASSOCIATION SILVER ANNIVERSARY CONVENTION (25 th: October 8 10, 1996: Jakarta) Establishing Indonesia's sustainable growth in the energy industry, vol. I: exploration: proceedings of the twenty fifth silver. Jakarta: Indonesian Petroleum Association, 1996. 10 vols. : ill. , tab. ; 29 cm. 1. Petroleum engineering I. Indonesian Petroleum Association

Contoh katalog dengan macam tajuk utama (main entry) 7 • Karya Badan Korporasi 553.

Contoh katalog dengan macam tajuk utama (main entry) 7 • Karya Badan Korporasi 553. 28 CALTEX PACIFIC INDONESIA (PT) Annual report 1997/1998. — Jakarta: PT CPI, 1998. 34 p. : ill. ; 29 cm. 1. Title 2. Petroleum engineering – organization

 • LATIHAN

• LATIHAN

Klasifikasi • Menentukan nomor/kode klasifikasi bahan pustaka menggunakan pedoman DDC (Dewey Decimal Clasification)

Klasifikasi • Menentukan nomor/kode klasifikasi bahan pustaka menggunakan pedoman DDC (Dewey Decimal Clasification)

Pengertian q Klasifikasi adalah pengelompokan yang sistematis pada sejumlah objek, gagasan, buku atau benda

Pengertian q Klasifikasi adalah pengelompokan yang sistematis pada sejumlah objek, gagasan, buku atau benda lain ke dalam kelas atau golongan tertentu berdasarkan ciri-ciri yang sama (Hamakonda dan Tairas, 1999: 1) q Klasifikasi adalah suatu cara pengelompokan sejumlah objek secara sistematis, ke dalam kelas atau golongan tertentu berdasarkan ciri yang sama. (Harods Librarian Glossary) 45

Klasifikasi/pengelompokan dapat didasarkan pada : q Bentuk fisik pustaka q Penggunaan pustaka q Subjek

Klasifikasi/pengelompokan dapat didasarkan pada : q Bentuk fisik pustaka q Penggunaan pustaka q Subjek pustaka 46

MANFAAT • Membantu pemustaka untuk memperoleh koleksi yang dibutuhkannya secara mudah dan cepat. 47

MANFAAT • Membantu pemustaka untuk memperoleh koleksi yang dibutuhkannya secara mudah dan cepat. 47

PRINSIP MENGKLAFISIKASI PUSTAKA • Usahakan menggunakan satu sistem secara taat azas (konsisten)

PRINSIP MENGKLAFISIKASI PUSTAKA • Usahakan menggunakan satu sistem secara taat azas (konsisten)

Macam Pedoman Sistem Klasifikasi Ada beberapa macam pedoman sistem klasifikasi perpustakaan yang digunakan, diantaranya:

Macam Pedoman Sistem Klasifikasi Ada beberapa macam pedoman sistem klasifikasi perpustakaan yang digunakan, diantaranya: 1. Dewey Decimal Classification (DDC) 2. Universal Decimal Classification (UDC) 3. Library of Congress Classification Dari ketiga sistem klasifikasi di atas, yang paling banyak digunakan di perpustakaan adalah Dewey Decimal Classification (DDC). Pada pembahasan ini hanya akan diuraikan Dewey Decimal Classification (DDC). 49

KEUNTUNGAN PENGGUNAAN DDC • Menggunakan notasi angka yang logik dan sederhana sehingga DDC mudah

KEUNTUNGAN PENGGUNAAN DDC • Menggunakan notasi angka yang logik dan sederhana sehingga DDC mudah difahami dan diingat • Sifatnya Fleksibel • Memiliki lembaga yang mengawasi perkembangannya, yaitu Forest Press Committee di Amerika Serikat, sehinga DDC selalu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan, dengan cara melakukan revisi terus menerus.

KEUNTUNGAN PENGGUNAAN DDC • Karena sistem klasifikasi DDC paling banyak digunakan di dunia •

KEUNTUNGAN PENGGUNAAN DDC • Karena sistem klasifikasi DDC paling banyak digunakan di dunia • Buku DDC sudah diterjemahkan dalam berbagai bahasa, termasuk Bahasa Indonesia, diterbitkan oleh Perpustakaan Nasional RI.

Dewey Decimal Classification diciptakan oleh seorang pustakawan Ambhers College bernama Melvil Dewey pada tahun

Dewey Decimal Classification diciptakan oleh seorang pustakawan Ambhers College bernama Melvil Dewey pada tahun 1873. Sistem ini membagi ilmu pengetahuan ke dalam 10 kelas utama, masing-masing kelas utama dibagi lagi menjadi 10 divisi, masing-masing divisi dibagi lagi menjadi 10 seksi, sehingga terdapat 10 kelas utama, 100 divisi, dan 1000 seksi. 52

Unsur Pokok DDC a. Sistematika pembagian ilmu pengetahuan yang dituangkan ke dalam suatu bagan

Unsur Pokok DDC a. Sistematika pembagian ilmu pengetahuan yang dituangkan ke dalam suatu bagan yang lengkap dan dilandaskan pada beberapa prinsip dasar tertentu. b. Notasi, yang terdiri dari serangkaian simbol berupa angka, yang mewakili serangkaian istilah (yang mencerminkan subjek tertentu) yangterdapat pada bagan. c. Indeks relatif, yang terdiri dari sejumlah tajuk dengan perincian aspek-aspeknya yang disusun secara alfabetis, dan memberikan petunjuk berupa nomor kelas, yang memungkinkan orang mencari tajuk yang tercantum dalam indeks bagan. 53

Unsur Pokok DDC d. Tabel pembantu, yang berbentuk serangkaian notasi khusus, yang dipakai untuk

Unsur Pokok DDC d. Tabel pembantu, yang berbentuk serangkaian notasi khusus, yang dipakai untuk menyatakan aspek-aspek tertentu yang selalu terdapat dalam beberapa subjek yang berbeda. Terdapat 7 tabel pembantu, yaitu: i. Tabel 1 Subdivisi Standar ii. Tabel 2 Wilayah iii. Tabel 3 Subdivisi Kesusastraan iv. Tabel 4 Subdivisi Bahasa v. Tabel 5 Ras, Bangsa, Kelompok Etnis vi. Tabel 6 Bahasa vii. Tabel 7 tentang Orang/Pribadi e. Di samping itu, sistem klasifikasi harus menyediakan kelas untuk Karya Umum, untuk menempatkan karya-karya yang begitu luas cakupannya, sehingga tidak dapat dimasukkan ke dalam salah satu kelas utama manapun. 54

Kelas Utama 000 100 200 300 400 500 600 700 800 900 Karya Umum

Kelas Utama 000 100 200 300 400 500 600 700 800 900 Karya Umum Filsafat Agama Ilmu-ilmu Sosial Bahasa Ilmu Murni Ilmu Terapan Kesenian Kesusastraan Sejarah dan Geografi 55

Divisi 300 Ilmu-ilmu Sosial 310 Statistik 320 Ilmu Politik 330 Ilmu Ekonomi 340 Ilmu

Divisi 300 Ilmu-ilmu Sosial 310 Statistik 320 Ilmu Politik 330 Ilmu Ekonomi 340 Ilmu Hukum 350 Administrasi Negara 360 Layanan Sosial Asosiasi 370 Pendidikan 380 Perdagangan, Komunikasi, Pengangkutan 390 Adat Istiadat & Kebiasaan, Etiket Folklor 56

Seksi 330 Ilmu Ekonomi 331 332 333 334 335 336 337 338 339 Ekonomi

Seksi 330 Ilmu Ekonomi 331 332 333 334 335 336 337 338 339 Ekonomi Perburuhan Ekonomi Keuangan Ekonomi Tanah Koperasi Sosialisme Keuangan Negara Ekonomi internasional Produksi & Industri Makroekonomi 57

Indeks Relatif Indeks relatif merupakan sarana yang sangat membantu proses klasifikasi yang disediakan oleh

Indeks Relatif Indeks relatif merupakan sarana yang sangat membantu proses klasifikasi yang disediakan oleh DDC. Indeks relatif ini merupakan daftar subjek yang diurutkan secara alfabetis dengan disertai notasi klasifikasi. Cara penggunaan indeks relatif dalam proses klasifikasi adalah sebagai berikut: a. Tentukan subjek dari koleksi b. Cari subjek tersebut pada indeks relatif c. Cek notasi yang didapatkan dari indeks relatif ke dalam bagan DDC 58

Indeks Relatif Berikut ini salah satu contoh bagian dari indeks relatif: Bit Sayur 635.

Indeks Relatif Berikut ini salah satu contoh bagian dari indeks relatif: Bit Sayur 635. 1 Tanaman ladang 633. 4 Blokade Hukum internasional 341. 5 Militer 355. 4 59

Pembentukan Notasi Kadangkala suatu subjek dari sebuah bahan pustaka tidak hanya cukup diambil dari

Pembentukan Notasi Kadangkala suatu subjek dari sebuah bahan pustaka tidak hanya cukup diambil dari notasi dasar yang ada dalam bagan DDC. Dengan demikian, DDC menyediakan tabel pembantu yang dapat digunakan dalam pembentukan notasi yang tidak hanya cukup dengan notasi dasar DDC. Cara menggabungkan notasi dasar dengan tabel pembantu adalah sebagai berikut: 60

Pembentukan Notasi a. Tabel 1 Subdivisi Standar (T 1) Tabel ini secara ringkas adalah

Pembentukan Notasi a. Tabel 1 Subdivisi Standar (T 1) Tabel ini secara ringkas adalah sebagai berikut: 01 Filsafat dan teori 02 Aneka ragam 03 Kamus, ensiklopedi, konkordans 04 Topik topik khusus 05 Penerbitan berseri 06 Organisasi dan manajemen 07 Pendidikan, penelitian, topic topik berkaitan 08 Sejarah dan deskripsi berkenaan jenis orang 09 Pengolahan historis 61

Pembentukan Notasi Cara pembentukan notasi dari tabel subdivisi standar: i. Tidak terdapat petunjuk penggunaan

Pembentukan Notasi Cara pembentukan notasi dari tabel subdivisi standar: i. Tidak terdapat petunjuk penggunaan 1) Notasi dasar dengan angka terakhir 0 Notasi dasar yang berakhir dengan angka 0 sebelum ditambah notasi Subdivisi Standar (T 1), angka 0 pada notasi dasar dihilangkan terlebih dahulu. Contoh: Ilmu Kedokteran 610 Kamus (T 1) -03 Kamus ilmu kedokteran 610 + -03 ? 610. 3 2)Notasi dasar tanpa angka akhir 0 Notasi dasar yang tanpa diakhiri angka 0, langsung ditambahkan notasi Subdivisi Standar. Contoh: Koperasi 334 Majalah (T 1) -05 Majalah Koperasi 334 + -05 ? 334. 05 62

Pembentukan Notasi ii. Ada petunjuk penggunaan 1)Terdaftar di dalam bagan Kadangkala di dalam bagan

Pembentukan Notasi ii. Ada petunjuk penggunaan 1)Terdaftar di dalam bagan Kadangkala di dalam bagan sudah terdapat notasi dasar yang tergabung dengan notasi subdivisi standar. Contoh: 101 Teori filsafat 102 Aneka ragam filsafat 2) Ada petunjuk tertentu pada bagan Kadangkala pada bagan ada petujuk dalam pembentukan notasi dasar ditambah notasi subdivisi standar. Contoh: 300 Ilmu-ilmu sosial Gunakan 300. 1 -300. 9 untuk subdivisi standar 63

Pembentukan Notasi b. Tabel 2 Wilayah (T 2) Tabel ini secara ringkas adalah sebagai

Pembentukan Notasi b. Tabel 2 Wilayah (T 2) Tabel ini secara ringkas adalah sebagai berikut: 1 Wilayah, daerah, tempat pada umumnya 2 Manusia pada umumnya tanpa mengindahkan wilayah, daerah 3 Dunia jaman purbakala 4 Eropa Barat 5 Asia. Timur Jauh 6 Afrika 7 Amerika Utara 8 Amerika Selatan 9 Bagian bagian lain dari bumi dan dunia lain. Oseania 64

Pembentukan Notasi Cara pembentukan notasi dari tabel wilayah (T 2) ini adalah sebagai berikut:

Pembentukan Notasi Cara pembentukan notasi dari tabel wilayah (T 2) ini adalah sebagai berikut: i. Ada petunjuk penggunaan Kadangkala suatu notasi dalam bagan disertai petunjuk penggunaan tabel wilayah. Contohnya: 346 Hukum perdata 346. 3. 9 Jurisdiksi dan wilayah khusus Tambahkan notasi wilayah 3 9 dari Tabel 2 pada angka dasar 346 Indonesia (T 2) 598 Hukum perdata Indonesia 346 + 598 ? 346. 598 ii. Tidak terdapat petunjuk penggunaan Jika tidak ada petunjuk pada bagan maka proses pembentukkan notasinya adalah Notasi Dasar + 09 (T 1) + T 2. Contohnya: Pertanian 630 Asia (T 1) 5 Pertanian di Asia 630 + 09 + 5 ? 630. 95 65

Pembentukan Notasi iii. Menentukan notasi geografi wilayah Notasi geografi suatu wilayah dapat dibentuk dengan:

Pembentukan Notasi iii. Menentukan notasi geografi wilayah Notasi geografi suatu wilayah dapat dibentuk dengan: 1) Tentukan notasi dasar 910 2) Buang angka terakhir 0 3) Tambahkan notasi wilayah dari Tabel 2. Contoh: Geografi 910 Iran (T 2) 55 Geografi Iran 910 + 55 ? 915. 5 iv. Menentukan notasi sejarah wilayah Notasi sejarah wilayah dapat dibentuk dengan: 1) Tentukan notasi dasar 900 2) Buang angka terakhir 0 3) Tambahkan notasi wilayah dari Tabel 2. Contoh: Sejarah 900 Italia (T 2) 45 Sejarah Italia 900 + 45 ? 945 66

Pembentukan Notasi c. Tabel 3 Subdivisi Kesusastraan (T 3) Tabel ini secara ringkas adalah

Pembentukan Notasi c. Tabel 3 Subdivisi Kesusastraan (T 3) Tabel ini secara ringkas adalah sebagai berikut: 1 Puisi 2 Drama 3 Fiksi 4 Esai 5 Pidato pidato 6 Surat surat 7 Satir dan humor 8 Aneka ragam tulisan Notasi pada tabel ini hanya dapat ditambahkan pada kelas 800. Cara pembentukan notasinya adalah notasi dasar kelas 800 + T 3. Contoh: Kesusastraan Jerman 830 Puisi (T 3) 1 Puisi Jerman 830 + 1 ? 831 67

Pembentukan Notasi d. Tabel 4 Subdivisi Bahasa (T 4) Tabel ini secara ringkas berisi:

Pembentukan Notasi d. Tabel 4 Subdivisi Bahasa (T 4) Tabel ini secara ringkas berisi: 1 Sistem tulisan dan fonologi dari bentuk standar dari bahasa 2 Etimologi dari bentuk standar bahasa 3 Kamus dari bentuk standar bahasa 5 Sistem struktural (tata bahasa) dari bentuk standar bahasa 6 Prosodi 7 Bentuk bukan standar dari bahasa 8 Penggunaan standar dari bahasa 9 Lain lain Notasi pada tabel ini hanya dapat ditambahkan pada kelas 400. Mekanisme pembentukkan notasinya adalah notasi dasar dari kelas 400 + T 4. Contoh: Bahasa Inggris 420 Tata bahasa (T 4) 5 Tata bahasa Inggris 420 + 5 ? 425 Dengan Tabel 4 dapat dibentuk kamus dwibahasa, sebagai berikut: Notasi dasar bahasa (4) + Notasi Bahasa I (T 6) + T 4 + Notasi Bahasa II (T 6) Contoh: Bahasa 400 Italia (T 6) 51 Kamus (T 4) 3 Spanyol (T 6) 61 Kamus Italia – Spanyol 400 + 51 + 3 + 61 451. 361 68

Pembentukan Notasi e. Tabel 5 Ras, Bangsa dan Kelompok Etnik (T 5) Ringkasan dari

Pembentukan Notasi e. Tabel 5 Ras, Bangsa dan Kelompok Etnik (T 5) Ringkasan dari tabel ini adalah sebagai berikut: 1 Ras/etnis Indonesia 2 Ras/etnis Anglo Saxon, Inggris 3 Ras/etnis Nordik 4 Ras/etnis Latin Modern 5 Ras/etnis Italia 6 Ras/etnis Spanyol, Portugis 8 Yunani 9 Kelompok lain 69

Pembentukan Notasi Cara pembentukan notasinya adalah sebagai berikut: i. Terdapat petunjuk Adakalanya notasi pada

Pembentukan Notasi Cara pembentukan notasinya adalah sebagai berikut: i. Terdapat petunjuk Adakalanya notasi pada bagan terdapat petunjuk penggabungan dengan Tabel 5. Contoh: 155. 84 Etnopsikologi, terdapat petujuk: tambahkan ras, etnik, kelompok kebangsaan 01 -99 dari Tabel 5 pada angka dasar 155. 84. Etnik Swiss (T 5) -35 Etnopsikologi Swiss 155. 84 + -35 ? 155. 843 5 ii. Tidak terdapat petunjuk Mekanisme pembentukkannya adalah Notasi dasar + -089 (T 1) + T 5 Contohnya: Seni Keramik 738 Bangsa Jerman (T 5) -31 Seni Keramik Bangsa Jerman 738 + -089 + -31 ? 738. 089 31 70

Pembentukan Notasi f. Tabel 6 Bahasa (T 6) Ringkasan dari tabel ini adalah sebagai

Pembentukan Notasi f. Tabel 6 Bahasa (T 6) Ringkasan dari tabel ini adalah sebagai berikut: 1 Bahasa Indonesia 2 Bahasa Inggris 3 Bahasa Jerman 4 Bahasa Perancis 5 Bahasa Italia 6 Bahasa Spanyol 7 Bahasa Latin 8 Bahasa Yunani 9 Bahasa bahasa lain 71

Pembentukan Notasi Cara pembentukan notasinya adalah sebagai berikut: i. Terdapat petunjuk Jika terdapat petunjuk

Pembentukan Notasi Cara pembentukan notasinya adalah sebagai berikut: i. Terdapat petunjuk Jika terdapat petunjuk pada bagan ikutilah instruksinya. Contoh: 2 X 1. 2 Al Qur’an dan Terjemah Ada petunjuk: Tambahkan notasi bahasa dari tabel 6 DDC pada notasi 2 X 1. 2. Bahasa Indonesia (T 6) 1 Terjemahan Al Qur’an dalam bahasa Indonesia 2 X 1. 2 + 1 ? 2 X 1. 21 ii. Tidak terdapat petunjuk Jika tidak terdapat petunjuk, mekanisme pembentukan notasinya adalah sebagai berikut: notasi dasar + 0175 (T 1) + T 6 Contoh: Kitab Injil 220 Bahasa Italia (T 5) 5 Kitab Injil dalam bahasa Italia 220 + 0175 + 5 ? 220. 175 5 72

ANALISIS PUSTAKA • Yaitu suatu proses meneliti, mengkaji, dan menyimpulkan isi yang dibahas di

ANALISIS PUSTAKA • Yaitu suatu proses meneliti, mengkaji, dan menyimpulkan isi yang dibahas di dalam satu pustaka (buku).

LANGKAH ANALISIS PUSTAKA • Analisis pustaka mulai dilihat dari: – Judul pustaka. Nomor kelas

LANGKAH ANALISIS PUSTAKA • Analisis pustaka mulai dilihat dari: – Judul pustaka. Nomor kelas dapat dianalisis dari judul, walaupun tidak semua kalimat pada judul selalu menggambarkan isi pustaka – Daftar isi – Rujukan dan kata pengantar – Keahlian penulis – Pendahuluan – Uraian isi pustaka – Sumber lain

PANDUAN MENGKLAFISIKASI PUSTAKA • Tentukan subjek yang paling spesifik ditinjau dari tujuan penulis dan

PANDUAN MENGKLAFISIKASI PUSTAKA • Tentukan subjek yang paling spesifik ditinjau dari tujuan penulis dan selanjutnya diikuti bentuk penyajiannya • Bila pustaka dapat ditentukan pada 2 subjek (nomor kelas) yang berbeda, maka pilih nomor yang paling bermanfaat untuk pengguna perpustakaan tersebut.

PANDUAN MENGKLAFISIKASI PUSTAKA • Bila pustaka membahas lebih dari satu subjek dan subjek tersebut

PANDUAN MENGKLAFISIKASI PUSTAKA • Bila pustaka membahas lebih dari satu subjek dan subjek tersebut merupakan bagian dari subjek yang lebih luas, maka klasifikasikan pada subjek yang lebih luas. • Bila pustaka membahas subjek yang tidak memiliki nomor klasifikasi pada sistem yang dipakai, maka tentukan kelas yang paling mendekati atau paling berhubungan dengan nomor klasifikasi yang telah ada.

CARA PEMAKAIAN DDC • Lihat 10 ringkasan kelas utama • Bacalah bagian Pendahuluan (jilid

CARA PEMAKAIAN DDC • Lihat 10 ringkasan kelas utama • Bacalah bagian Pendahuluan (jilid 1) • Lihat Tabel pembantu beserta petunjuk pemakaiannya • Pilih nomor kelas secara tidak langsung melalui indeks relatif. Selanjutnya lihat bagan DDC untuk mencocokkan kelas yang dipilih

CATATAN DAN PERINTAH • Pada bagan DDC, terdapat beberapa catatan perintah yang perlu diperhatikan

CATATAN DAN PERINTAH • Pada bagan DDC, terdapat beberapa catatan perintah yang perlu diperhatikan oleh pengklasir • Catatan definisi dan ruang lingkup Contoh 630[. 15] Scientific principles Do not use; class in 630. 21 630. 29 630. 715 Adult education and on the job training Class here extension departments and services For extension work for young people, see 630. 717

CATATAN DAN PERINTAH • Catatan ‘termasuk’ (including) Contoh 631. 37 Power and power machinery

CATATAN DAN PERINTAH • Catatan ‘termasuk’ (including) Contoh 631. 37 Power and power machinery 631. 371 Kinds of power Including human, animal, mechanical, electric power 631. 372 Tractors 631. 373 Transport equipment Including trucks, wagons

CATATAN DAN PERINTAH • Catatan ‘pilihan’ (optional) • DDC memberikan kesempatan kepada pengklasir untuk

CATATAN DAN PERINTAH • Catatan ‘pilihan’ (optional) • DDC memberikan kesempatan kepada pengklasir untuk memilih notasi yang sesuai dengan kebutuhan perpustakaan Contoh 016 Bibliographies and catalogs of works on specific subjects (Option: Class with the specific discipline or subject, using notation T 1 016 from Table 1, e. g. , bibliographies of medicine 610. 16) Pilihan nomor klas untuk Bibliographies of medicine: 016. 61 atau 610. 16

CATATAN DAN PERINTAH • Instruksi ‘tambahkan pada’ (add to) • DDC memberikan kesempatan untuk

CATATAN DAN PERINTAH • Instruksi ‘tambahkan pada’ (add to) • DDC memberikan kesempatan untuk mengembangkan suatu notasi agar diperoleh subjek yang lebih khusus Contoh 630. 2011 630. 2012 Tabulated, illustrative, related materials Add to base number 630. 201 the numbers following T 1 02 in notation T 1 021 – T 1 022 from Table 1, e. g. , agricultural pictures 630. 201 22

Contoh penentuan nomor klas • Judul buku: “Pengantar akuakultur” • Tentukan subjek: Akuakultur (Aquaculture)

Contoh penentuan nomor klas • Judul buku: “Pengantar akuakultur” • Tentukan subjek: Akuakultur (Aquaculture) • Cari di Indeks Relatif (DDC jilid 4) • 639. 8 Aquaculture • Lihat di Bagan, apakah ada pilihan lain atau tidak

Contoh penentuan nomor klas • • Subjek: Farm Keterangan Lokasi: American Nomor utk subjek:

Contoh penentuan nomor klas • • Subjek: Farm Keterangan Lokasi: American Nomor utk subjek: 630 Nomor keterangan lokasi: 09 Nomor lokasi: 73 (Tbl 2) Menurut teori: 630. 097 3 Menurut Bagan: 630. 973 Nomor yang digunakan sesuai yang ditentukan oleh perintah Bagan: 630. 973

Referensi Hamakonda, Towa P. & Tairas, J. N. B. (1999). Pengantar Klasifikasi Persepuluhan Dewey.

Referensi Hamakonda, Towa P. & Tairas, J. N. B. (1999). Pengantar Klasifikasi Persepuluhan Dewey. Jakarta: BPK Gunung Mulia. Suwarno, Wiji. (2007). Dasar-Dasar Ilmu Perpustakaan: Sebuah Pendekatan Praktis. Yogyakarta: Ar Ruzz Media. 84

LATIHAN Temukan 10 koleksi perpustakaan (sesuaikan dengan jenis perpustakaan tempat anda bekerja) uraikan deskripsi

LATIHAN Temukan 10 koleksi perpustakaan (sesuaikan dengan jenis perpustakaan tempat anda bekerja) uraikan deskripsi bibliografis, tajuk subyek dan nomor klasifikasinya.

Terimakasih 86

Terimakasih 86