ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS PADA POPULASI TERLANTAR ANAK JALANAN

  • Slides: 28
Download presentation
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS PADA POPULASI TERLANTAR : ANAK JALANAN KELOMPOK 2

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS PADA POPULASI TERLANTAR : ANAK JALANAN KELOMPOK 2

KONSEP TEORITIS

KONSEP TEORITIS

Populasi Terlantar • Anak terlantar adalah anak yang berusia 6 – 18 tahun yang

Populasi Terlantar • Anak terlantar adalah anak yang berusia 6 – 18 tahun yang mengalami perlakuan salah dan ditelantarkan karena sebab tertentu (karena beberapa kemungkinan : miskin/tidak mampu, salah seorang dari orang tuanya/wali pengampu sakit, salah seorang/kedua orang tuanya/wali pengampu atau pengasuh meninggal, keluarga tidak harmonis, tidak ada pengampu atau pengasuh), sehingga tidak dapat terpenuhi kebutuhan dasarnya dengan wajar baik secara jasmani, rohani maupun social (kementrian Soaial RI)

Ciri – ciri anak terlantar • Mempunyai orang tua tapi tidak mendapat perhatian, kasih

Ciri – ciri anak terlantar • Mempunyai orang tua tapi tidak mendapat perhatian, kasih sayang dan perlakuan yang baik dari orang tuanya, • Sudah tidak memiliki kedua orang tua atau tidak ada orang pengasuh yang lain, • Berasal dari keluarga miskin atau broken home. • Tidak terpenuhinya hak-hak anak, • Anak yang menghabiskan waktunya untuk bekerja atau bermain di jalanan atau tempat umum.

Anak Jalanan • Menurut Departemen Sosial RI (2005: 5), Anak jalanan adalah anak yang

Anak Jalanan • Menurut Departemen Sosial RI (2005: 5), Anak jalanan adalah anak yang menghabiskan sebagian besar waktunya untuk melakukan kegiatan hidup sehari-hari di jalanan, baik untuk mencari nafkah atau berkeliaran di jalan dan tempat-tempat umum lainnya. Anak jalanan mempunyai ciri-ciri, berusia antara 5 sampai dengan 18 tahun, melakukan kegiatan atau berkeliaran di jalanan, penampilannya kebanyakan kusam dan pakaian tidak terurus, mobilitasnya tinggi.

Karakteristik anak jalanan Menurut penelitian Departemen Sosial RI dan UNDP di Jakarta dan Surabaya

Karakteristik anak jalanan Menurut penelitian Departemen Sosial RI dan UNDP di Jakarta dan Surabaya (BKSN, 2000: 24), anak jalanan dikelompokkan dalam empat kategori, yaitu: – Anak jalanan yang hidup di jalanan, dengankriteria: » Putus hubungan atau lama tidak bertemu dengan orangtuanya » 8 – 10 jam berada di jalanan untuk bekerja (mengamen, mengemis, memulung) dan sisinyamenggelandang/tidur » Tidak lagisekolah » Rata-rata berusia di bawah 14 tahun

Anak yang rentan menjadi anak jalanan, dengankriteria: • Bertemu teratur setiap hari/tinggal dan tidur

Anak yang rentan menjadi anak jalanan, dengankriteria: • Bertemu teratur setiap hari/tinggal dan tidur dengan keluarganya • 4 – 5 jam bekerja dijalanan • Masihbersekolah • Pekerjaan: penjual koran, penyemir sepatu, pengamen, dll • Usia rata-rata di bawah 14 tahun

– Anak jalanan berusia di atas 16 tahun, dengankriteria: » Tidak lagi berhubungan/berhubungan tidak

– Anak jalanan berusia di atas 16 tahun, dengankriteria: » Tidak lagi berhubungan/berhubungan tidak teratur dengan orangtuanya » 8 – 24 jam berada dijalanan » Tidur di jalanan atau rumah orangtua » Sudah taman SD atau SMP, namun tidak bersekolahlagi » Pekerjaan: calo, mencuci bus, menyemir, dll.

Anak jalanan yang bekerja di jalanan, dengankriteria: Berhubungan tidak teratur dengan orangtuanya 8 –

Anak jalanan yang bekerja di jalanan, dengankriteria: Berhubungan tidak teratur dengan orangtuanya 8 – 16 jam berada dijalanan Mengontrak kamar sendiri, bersama teman, ikut orang tua atau saudara, umumnya di daerahkumuh » Tidak lagisekolah » Pekerjaan: penjual koran, pengasong, pencuci bus, pemulung, penyemir, dll. » Rata-rata berusia di bawah 16 tahun. – » » »

 • karakteristik anak jalanan berdasarkan ciri-ciri fisik dan psikis mereka adalah: – Ciri-cirifisik

• karakteristik anak jalanan berdasarkan ciri-ciri fisik dan psikis mereka adalah: – Ciri-cirifisik • • Penampilan dan warna kulitkusam Rambutkemerah-merahan Kebanyakan berbadankurus Pakaian tidakterurus – Ciri-ciripsikis • • • Mobilitastinggi Acuh takacuh Penuhcuriga Sangatsensitif Berwatakkeras Kreatif

karakteristik anak jalanan berdasarkan intensitas anak jalanan berhubungan dengan keluarga ada tiga macam, yaitu:

karakteristik anak jalanan berdasarkan intensitas anak jalanan berhubungan dengan keluarga ada tiga macam, yaitu: • Masih berhubungan teratur dengan orang tua ataukeluarga • Masih berhubungan dengan orang tua atau keluarga tetapi tidak teratur dengan frekuensi sangatkurang • Sudah tidak berhubungan lagi dengan orang tua maupunkeluarga.

 • Berdasarkan usia yaitu bahwa yang dapat dikategorikan sebagai anak jalanan adalah yang

• Berdasarkan usia yaitu bahwa yang dapat dikategorikan sebagai anak jalanan adalah yang memiliki usia berkisar antara 6 sampai 18 tahun. • Berdasarkan tempat tinggal seperti Tidak mempunyai tempat tinggal sehingga menggelandang dan tinggal di jalanan serta tidur di sembarang tempat, Mengontrak sendiri atau bersama dengan teman, Tinggal bersama orang tua atau wali. • Berdasarkan aktivitas seperti menyemir sepatu, mengasong, menjadi calo, menjajakan koran atau majalah, mengelap mobil, mencuci kendaraan, menjadi pemulung, pengamen, menjadi kuli angkut, menyewakan payung, dan menjadi penghubung atau penjual jasa.

Factor – factor yang mempengaruhi Anak Jalanan Departemen Sosial (2001: 25 -26) menyebutkan bahwa

Factor – factor yang mempengaruhi Anak Jalanan Departemen Sosial (2001: 25 -26) menyebutkan bahwa penyebab keberadaan anak jalanan ada 3 macam, yakni • faktor pada tingkat mikro (immediate causes), Faktor pada tingkat mikro ini yaitu faktor yang berhubungan dengan anak dan keluarganya. Departemen Sosial (2001: 25 -26) menjelaskan pula bahwa pada tingkat mikro sebab yang bisa diidentifikasi dari anak dan keluarga yang berkaitan tetapi juga berdiri sendiri seperti keluarga miskin, kehilangan orang tua akibat perceraian dan kekerasan dalam keluarga

 • faktor pada tingkat messo (underlying causes), Faktor-faktor penyebab munculnya anak jalanan pada

• faktor pada tingkat messo (underlying causes), Faktor-faktor penyebab munculnya anak jalanan pada tingkat ini yaitu faktor yang ada di masyarakat dan Menurut Departemen Sosial RI (2001: 25 -26), pada tingkat messo (masyarakat), terdapat sebab yang dapat diidentifikasi seperti mengikuti teman, bermasalah dengan komunitas, ketidakpedulian terhadap anak jalanan

 • faktor pada tingkat makro (basic causes). Faktor-faktor penyebab munculnya anak jalanan pada

• faktor pada tingkat makro (basic causes). Faktor-faktor penyebab munculnya anak jalanan pada tingkat makro yaitu faktor yang berhubungan dengan struktur makro. Departemen Sosial RI (2001: 25 -26) menjelaskan bahwa pada tingkat makro (struktur masyarakat), sebab yang dapat diidentifikasi seperti ekonomi, penggusuran, korban bencana, korban penculikan, Adanya kesenjangan sistem jaring pengamanan sosial sehingga jaring pengamanan sosial tidak ada ketika keluarga dan anak menghadapi kesulitan.

Perlindungan den pemberdayaan Anak Jalanan • Perlindungan terhadap anak dan kesejahteraan anak di Indonesia

Perlindungan den pemberdayaan Anak Jalanan • Perlindungan terhadap anak dan kesejahteraan anak di Indonesia telah tercantum dalam Undang -Undang RI Nomor 4 Tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak, Undang-Undang RI Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, dan Undang-Undang RI Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial. • Undang-Undang inilah yang menjadi dasar pemerintah untuk melindungi dan memberdayakan anak-anak bangsa, tidak terkecuali anak jalanan yang notabene kurang memperoleh hak mereka sebagai seoranganak.

ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS

ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS

Pengkajian Data Inti Komunitas • Riwayat daerah Pada kasus terjadinya anak jalanan dapat dipengaruhi

Pengkajian Data Inti Komunitas • Riwayat daerah Pada kasus terjadinya anak jalanan dapat dipengaruhi oleh riwayat daerah. Dimana riwayat daerah yang memiliki aspek-aspek keberlangsungan hidupnya rendah seperti sosial ekonomi yang rendah, permasalahan-permasalahan internal yang banyak maupun karna aspek-aspek lainnya. Jadi riwayat daerah sangat mempengaruhi kejadian anak jalanan. • Demografi (usia dan karakteristik jenis kelamin) Biasanya kasus anak jalanan dapat dipengaruhi oleh usia dan jenis kelamin, biasanya kebanyakan anak jalanan yaitu anak pada usia sekolah, dari hasil penelitian memiliki persentase yaitu 72%. sedangkan jenis kelamin juga mempengaruhi, dimana dari hasil penelitian anak jalanan 75% berjenis kelamin laki-laki. Oleh karena itu, dibuktikan bahwa usia dan jenis kelamin memiliki hubungan terhadap anak jalanan.

Data Sub Sistem Komunitas • Lingkungan Fisik Biasanya lingkungan fisik juga dapat mempengaruhi anak

Data Sub Sistem Komunitas • Lingkungan Fisik Biasanya lingkungan fisik juga dapat mempengaruhi anak jalanan. Perilaku anak termasuk dalam hal kesehtan yang sangat dipengaruhi oleh lingkungan fisik dan sosial serta nilai-nilai yang ada pada lingkungan mereka. Apabila anak berada pada lingkungan yang positif, maka perilaku yang terbentuk adalah perilaku yang positif pula, . kondisi ini juga terjadi pada anak jalanan. Semakin lama seotrang anak hidup di jalanan maka semakin sulit untuk mengentasnya dari jalanan. Anakanak tersebut telah melakukan perubahan pada sikap dan perilaku sebagai upayanya untuk mengahadapai keekrasan di jalanan, eksploitasi dan mengatasi bahaya. • Pelayanan Kesehatan dan Sosial Biasanya peranan dari pelayanan kesehatan dan sosial juga memiliki peran penting terhadap angka kejadian anak jalanan, karena pelayanan kesehatan maupun sosial disini dapat berperan sebagai edukator atau pendidik untuk memberikan dukungan sosial terhadap anak jalanan. Dukungan sosial ini berfungsi untuk memotivasi anak jalanan untuk dapat menyesuaikan diri dengan kehidupan mereka.

 • Ekonomi Umumnya anak jalanan ditimbulkan oleh dampak negatif yang ditimbulkan dari pembangunan

• Ekonomi Umumnya anak jalanan ditimbulkan oleh dampak negatif yang ditimbulkan dari pembangunan ekonomi yang tidak merata. Pembangunan hanya dinikmati oleh segelintir orang saj, sehingga terjadi jurang pemisah sosial dan kemiskinan. Jadi karna hal itulah ekonomi sangat mempengaruhi adanya anak jalanan ini. • Transportasi Biasanya transportasi tidak mempengaruhi anak jalanan. Tetapi terkadang soisal dan transportasi tersebut dapat memberikan pengaruh perubahan sosial dari anak jalanan. Dimana terlihat pernadaan perubahan sosial pada seorang anak jalanan. Kontroling anak jalanan yang tidak baik akan menimbulakan masalah.

 • Politik dan Pemerintah Biasanya politik dan pemerintah juga dapat mempengaruhi angka kejadian

• Politik dan Pemerintah Biasanya politik dan pemerintah juga dapat mempengaruhi angka kejadian anak jalanan. karena jika pemerintah tidak memperhatikan sektor ini, maka tentunya akan menyebabkan angka kejadian anak jalanan semakin meningkat. Maka dari itu pemerintah melakukan aplikasi regulasi pembinaan anak jalanan. Sehingga anak jalanann dapat lebih terarah. • Komunikasi Biasanya komunikasi dapat memberikan pengaruh terhadap penurunan angka kejadian anak jalanan yaitu contohnya ada pengaruuh media pendidikan tentang anaak jalanan dapat mendapat dukungan sosial secara menyeluruh

 • Pendidikan Biasanya pendidikan memiliki pengaruh terhadap abgka kejadian anak jalanan, biasanaya anak

• Pendidikan Biasanya pendidikan memiliki pengaruh terhadap abgka kejadian anak jalanan, biasanaya anak jalanan memiliki tingkat pendidikan sekolah. Dimana pada umur tersebut belum mengetahui perubahan sifat yang diperoleh dari lingkungan fisik dan lainnya. • Rekreasi Biasanya rekreasi memiliki pengaruh terhadap terjadinya anak jalanan. Dimana dengan adanya rekreasi sehingga dapat melonggarkan terapi, sehingga dapat memberikan letengan agar tidak tertekan pada anak tersebut.

Diagnosa keperawatan • Defisit Perawatan Diri : Berpakaian b. d Fungsi Penilaian Terganggu. •

Diagnosa keperawatan • Defisit Perawatan Diri : Berpakaian b. d Fungsi Penilaian Terganggu. • Harga Diri Rendah b. d Pengalaman Tidak Menyenangkan.

Intervensi keperawatan Dx SLKI SIKI Defisit Perawatan Diri : Berpakaian b. d Fungsi Penilaian

Intervensi keperawatan Dx SLKI SIKI Defisit Perawatan Diri : Berpakaian b. d Fungsi Penilaian Terganggu. Perawatan Diri Kriteria Hasil : Kemampuan mandi : 5 (meningkat). Kemampuan mengenakan pakaian : 5 (meningkat). Minat melakukan perawatan diri : 5 (meningkat). Mempertahankan kebersihan diri : 5 (meningkat). Pencegahan primer Kontrak perilaku positif Tindakan : Identifikasi kemampuan mental dan kognitif untuk membuat kontrak. Identifikasi hambatan menerapkan perilaku positif. Fasilitasi pembuatan kontrak tertulis. Diskusikan perilaku kesehatan yang ingin diubah.

DX SLKI SIKI Pencegahan sekunder Dukungan perawatan diri : berhias Tindakan : Identifikasi usia

DX SLKI SIKI Pencegahan sekunder Dukungan perawatan diri : berhias Tindakan : Identifikasi usia dan budaya dalam membantu berpakaian/berhias Sediakan pakaian pada tempat yang mudah dijangkau. Sediakan pakaian pribadi, sesuai kebutuhan. Fasilitasi berhias. Jaga privasi selama berpakaian.

DX SLKI SIKI Harga Diri Rendah Situasional b. d Pengalaman Tidak Menyenangkan. Harga Diri

DX SLKI SIKI Harga Diri Rendah Situasional b. d Pengalaman Tidak Menyenangkan. Harga Diri Kriteria Hasil : Penilaian diri positif : 5 (meningkat). Perasaan memiliki kelebihan atau kemampuan positif : 5 (meningkat). Konsentrasi : 5 (meningkat). Kontak mata : 5 (meningkat). Pencegahan primer Manajemen perilaku Tindakan : Identifikasi harapan untuk mengendalikan perilaku. Diskusikan tanggung jawab terhadap perilaku. bicara dengan nada rendah dan tenang. Hindari sikap mengancam dan berdebat.

DX SLKI SIKI Pencegahan sekunder Promosi harga diri Tindakan : Identifikasi budaya, agama, ras,

DX SLKI SIKI Pencegahan sekunder Promosi harga diri Tindakan : Identifikasi budaya, agama, ras, jenis kelamin. Dan usia terhadap harga diri. Motivasi terlibat dalam verbalisasi positif untuk diri sendiri. Anjurkan mengidentifikasi kekuatan yang dimiliki. Ajarkan cara mengatasi bullying. Latih cara berfikir dan berprilaku positif.

TERIMAKASIH

TERIMAKASIH