Analisis Rangkaian Listrik di Kawasan Waktu Model Sinyal
- Slides: 31
Analisis Rangkaian Listrik di Kawasan Waktu Model Sinyal
Bentuk gelombang sinyal adalah suatu persamaan atau suatu grafik yang menyatakan sinyal sebagai fungsi dari waktu. Ada dua macam bentuk gelombang, yaitu: Bentuk Gelombang Dasar Bentuk Gelombang Komposit Hanya ada 3 macam bentuk gelombang dasar yaitu: Bentuk gelombang komposit merupakan kombinasi (penjumlahan, pengurangan, perkalian) dari bentuk gelombang dasar. Anak tangga (step) Eksponensial Sinus
Contoh Bentuk Gelombang Komposit Tiga Bentuk Gelombang Dasar v v v 0 t t Anak tangga Sinus teredam 0 t Eksponensial ganda v t Sinus v v 0 0 t Deretan pulsa v 0 Eksponensial t Gelombang persegi v v 0 t Gigi gergaji t 0 t Segi tiga
Bentuk Gelombang Dasar
Fungsi Anak-Tangga ( Fungsi Step ) v 1 Amplitudo = 1 0 t VA v Amplitudo = VA 0 t Muncul pada t = 0 VA v 0 Muncul pada t = 0 Ts t Amplitudo = VA Muncul pada t = Ts Atau tergeser positif sebesar Ts
Bentuk Gelombang Eksponensial v VA Amplitudo = VA : konstanta waktu 0. 368 VA 0 1 2 3 4 5 t / Pada t = sinyal sudah menurun sampai 36, 8 % VA. Pada t = 5 sinyal telah menurun sampai 0, 00674 VA , kurang dari 1% VA. Kita definisikan durasi (lama berlangsungnya) suatu sinyal eksponensial adalah 5. Makin besar konstanta waktu, makin lambat sinyal menghilang.
Contoh 10 Konstanta waktu = 2 v [V] 5 v 2 v 3 Konstanta waktu = 2 v 1 0 0 5 t [detik] 10 Konstanta waktu = 4 Makin besar konstanta waktu, makin lambat gelombang menurun
Gelombang Sinus v T 0 VA 0 VA T 0 v VA 0 t VA TS t v = VA cos(2 t / To) ( Nilai puncak pertama terjadi pada t = 0 ) Dapat ditulis maka ( Nilai puncak pertama terjadi pada t = TS )
Bentuk Gelombang Komposit
Fungsi Impuls v Dipandang sebagai terdiri dari dua gelombang anak tangga 0 v 0 A T 1 T 2 t A T 1 A T 2 t Muncul pada t = T 1 Muncul pada t = T 2
Impuls Satuan v Impuls simetris thd sumbu tegak dengan lebar impuls diperkecil namun dipertahankan luas tetap 1 Impuls simetris thd sumbu tegak Luas = 1 0 Lebar impuls terus diperkecil sehingga menjadi impuls satuan dengan definisi: v (t) 0 t t
Fungsi Ramp v Amplitudo ramp berubah secara linier Ramp muncul pada t = 0 r(t) t 0 Kemiringan = 1 Fungsi Ramp Tergeser r r(t) 0 T 0 ramp berubah secara linier muncul pada t = T 0 t Kemiringan fungsi ramp Pergeseran sebesar T 0
Sinus Teredam VA v Faktor yang menyebabkan penurunan secara eksponensial Maksimum pertama fungsi sinus < VA 0 t Fungsi sinus beramplitudo 1 Fungsi eksponensial beramplitudo VA
CONTOH: (bentuk gelombang anak tangga dan kompositnya) v 1 a). v 1 = 4 u(t) V b). 4 V 0 c). v 3 4 V 1 V 0 v 2 1 2 3 4 5 0 3 V t v 3 = 4 u(t) 3 u(t 2) V t 1 2 3 4 5 dipandang sebagai tersusun dari dua gelombang anak tangga t v 2 = 3 u(t 2) V v 3 4 V 0 va = 4 u(t) V t 1 2 3 4 5 v = 3 u(t 2) V b
Dipandang sebagai tersusun dari tiga gelombang anak tangga d). v 4 v = 4 u(t) 7 u(t 2)+3 u(t 5) V 4 4 V 0 3 V 1 2 3 4 5 6 t v 4 4 V va = 4 u(t) V vc = 3 u(t 5) V t 0 1 2 3 4 5 6 7 V vb = 7 u(t 2) V
CONTOH: (fungsi ramp dan kompositnya) a). v 1 4 V 0 v 1 = 2 t u(t) V 1 2 3 4 5 6 b). v 2 0 t 1 2 3 4 5 6 t 4 V 2(t 2) u(t 2) V 2 tu(t) V c). v 3 4 V 0 2 tu(t) 2(t 2) u(t 2) V 1 2 3 4 5 6 t v 3 4 V Dipandang sebagai tersusun dari dua fungsi ramp 0 1 2 3 4 5 6 t 2(t 2) u(t 2) V
CONTOH: (fungsi ramp dan kompositnya) d). v 4 4 V 4 V 0 1 2 3 4 5 6 t 0 2 tu(t) V 1 2 3 4 5 6 e). 0 2 tu(t) 2(t 2)u(t 2) 4 u(t 5) 1 2 3 4 5 6 t 2(t 2) u(t 2) V 2 tu(t) 4(t 2)u(t-2) V v 5 4 V 2 tu(t) 2(t 2) u(t 2) V f). v 6 4 V 2 tu(t) 2(t 2)u(t 2) 4 u(t 2) t 1 2 3 4 5 6 t
CONTOH: sinus teredam 10 V 5 0 v 1 v 2 0 0. 1 0. 2 0. 3 0. 4 t [detik] -5 -10 sinus teredam yang dapat diabaikan nilainya pada t > 0, 5 detik
Spektrum Sinyal
Suatu sinyal periodik dapat diuraikan atas komponen-komponen penyusunnya. Komponen-komponen penyusun tersebut merupakan sinyal sinus. Kita juga dapat menyatakan sebaliknya, yaitu susunan sinyal-sinyal sinus akan membentuk suatu sinyal periodik. Komponen sinus dengan frekuensi paling rendah disebut komponen sinus dasar, sedang komponen sinus dengan frekuensi lebih tinggi disebut komponen-komponen harmonisa. Komponen harmonisa memiliki frekuensi yang merupakan kelipatan bulat dari frekuensi sinus dasar. Jika sinus dasar memiliki frekuensi f 0, maka harmonisa ke-3 mempunyai frekuensi 3 f 0, harmonisa ke-7 memiliki frekuensi 7 f 0, dst. Berikut ini adalah suatu contoh penjumlahan sinyal sinus yang akhirnya membentuk gelombang persegi.
Contoh : Susunan sinyal sinus yang membentuk Gelombang Persegi sinus dasar sin dasar + harmonisa 3 + 5 + 7 sin dasar + harmonisa 3 s/d 21
Sinyal: Uraian: Frekuensi 0 f 0 2 f 0 4 f 0 Amplitudo (V) 10 30 15 7, 5 Sudut fasaini kita akan 0 melihat 90 suatu 180 Berikut penjumlahan sinyal sinus yang kemudian analisis komponen Uraian amplitudokita setiap komponen membentuk spektrum amplitudo per komponen. Uraian sudut fasa setiap komponen membentuk spektrum sudut fasa Kedua spektrum tersebut digambarkan sebagai berikut:
Spektrum Sudut Fasa 40 180 30 90 Sudut Fasa [ o ] Amplitudo [ V ] Spektrum Amplitudo 20 10 0 0 1 2 3 4 -90 0 0 1 2 3 4 Frekwensi [ x fo ] 5 -180 Frekwensi [ x fo ] Dalam spektrum ini, frekuensi sinyal terendah adalah 0, yaitu komponen arus searah Frekuensi komponen sinus terendah adalah f 0. Frekuensi komponen sinus tertinggi adalah 4 f 0. 5
Lebar Pita (band width) Lebar pita adalah selisih dari frekuensi tertinggi dan terendah Frekuensi tertinggi adalah batas frekuensi dimana amplitudo dari harmonisa-harmonisa yang frekuensinya di atas frekuensi ini dapat diabaikan Batas frekuensi terendah adalah frekuensi sinus dasar jika bentuk gelombang yang kita tinjau tidak mengandung komponen searah. Jika mengandung komponen searah maka frekuensi terendah adalah nol
Spektrum sinyal periodik merupakan uraian sinyal menjadi deret Fourier
Deret Fourier Suatu fungsi periodik dapat dinyatakan sebagai: atau Komponen searah dimana: Amplitudo komponen sinus Sudut Fasa komponen sinus yang disebut sebagai koefisien Fourier
Jika sinyal simetris terhadap sumbu-y, banyak koefisien Fourier bernilai nol Simetri Genap y(t) A -T 0/2 t To Simetri Ganjil y(t) A T 0 t A
Contoh: simetri ganjil - Penyearahan Setengah Gelombang v T 0 t Contoh: simetri genap - Sinyal Segitiga v T 0 A t
Contoh: Uraian Penyearahan Setengah Gelombang Koefisien Fourier Amplitudo [rad] a 0 0, 318 a 1 0 0, 5 1, 57 b 1 0, 5 a 2 -0, 212 0 b 2 0 a 4 -0, 042 0 Uraian ini dilakukan hanya sampai pada harmonisa ke-6 b 4 0 a 6 -0, 018 0 Dan kita mendapatkan spektrum amplitudo sebagai berikut: b 6 0 0, 018 0. 6 [V] 0. 5 0. 4 0. 3 0. 2 0. 1 0 0 1 2 3 4 5 6 harmonisa
0. 6 [V] 0. 5 0. 4 0. 3 0. 2 0. 1 0 0 1 2 3 4 5 6 harmonisa Jika dari spektrum yang hanya sampai harmonisa ke-6 ini kita jumlahkan kembali, kita peroleh bentuk gelombang: 1. 2 [V] 0. 8 v hasil penjumlahan 0. 4 0 Sinus dasar 0 90 180 270 [o] 360 Terdapat cacat pada bentuk gelombang hasil penjumlahan -0. 4 Sampai harmonisa ke berapa kita harus menguraikan suatu bentuk gelombang periodik, tergantung seberapa jauh kita dapat menerima adanya cacat yang mungkin terjadi pada penjumlahan kembali spektrum sinyal
Course Ware Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan Waktu Model Sinyal Sudaryatno Sudirham
- Perbedaan sinyal waktu kontinyu dan sinyal waktu diskrit
- Gambar diatas adalah rangkaian listrik
- Analisis rangkaian waktu
- Beberapa alat dengan konsep elektronika analog yaitu
- Rangkaian kawasan setempat
- Maksud rangkaian komputer
- Konstanta waktu rangkaian rl
- Rangkaian transien
- Mengapa rangkaian seri disebut rangkaian pemecah tegangan
- Sifat rangkaian seri
- Contoh soal kontradiksi
- Simbol merupakan komponen elektronika dari
- Hukum dasar rangkaian listrik
- Dari rangkaian
- Gambar rangkaian kompor listrik
- Gambarkan rangkaian paralel
- Ciri ciri rangkaian listrik terbuka
- Contoh soal gaya gerak listrik
- Rangkaian
- Rangkaian listrik
- Rangkaian listrik
- Konsep dasar rangkaian listrik analog
- Rangkuman hantaran listrik
- Sebuah ketel listrik dihubungkan ke stop kontak listrik pln
- Contoh gejela listrik statis
- Listrik statis dinamis
- Pengantar analisis rangkaian
- Pengantar analisis rangkaian
- Pengantar analisis rangkaian
- Kapasitor paralel
- Elemen pasif
- Analisis rangkaian kombinasional