SEMINAR PROPOSAL Hubungan Kecerdasan Emosional terhadap Kemampuan Komunikasi
SEMINAR PROPOSAL Hubungan Kecerdasan Emosional terhadap Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Oleh Neneng Faizatul Hasanah 1684202019 Pembimbing 1 Ibu Retno Andriyani, M. Pd Pembimbing 2 Ibu Westi Bilda, M. Pd
Proposal n 01 a BAB ahulu d Pen 02 BAB asa d Lan 03 tis ori e T n an BAB de P o Met liti ene
BAB I Pendahuluan
Latar Belakang 1 2 Kemampuan komunikasi matematis adalah tujuan umum pembelajaran matematika Kecerdasan emosional dapat mempengaruhi proses pembelajaran siswa. Kemampuan komunikasi matematis siswa belum pernah diukur pada sekolah yang dituju. 3 Sebagian siswa tidak dapat mengelola kecerdasan emosionalnya dalam pembelajaran. 4
Identifikasi Masalah q Sebagian siswa kurang mampu mengelola kecerdasan emosional dengan baik dalam proses pembelajaran. q. Kecerdasan emosional diduga berhubungan erat dengan kemampuan komunikasi matematis siswa.
Batasan Masalah q Pada penelitian ini kecerdasan emosional yang dimaksudkan meliputi: mengenali emosi diri, mengelola emosi, memotivasi diri sendiri, mengenali emosi orang lain dan membina hubungan. q Pada penelitian ini difokuskan diukur pada kemampuan komunikasi matematis siswa.
Power. Point Presentation Rumusan Masalah q Apakah terdapat hubungan antara kecerdasan emosional terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa? q Berapa besar hubungan antara kecerdasan emosional terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa? Modern Power. Point Presentation
Tujuan Penelitian 01 Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara kecerdasan emosional terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa. 02 Untuk mengetahui berapa besar hubungan antara kecerdasan emosional terhadap kemampuan komunikasi matematis.
Manfaat Penelitian Manfaat Teoritis Hasil penelitian dapat digunakan sebagai tolak ukur bagi penelitian yang dilakukan lebih lanjut dengan variabel yang lebih banyak. Untuk mendukung teori EQ yang mengungkapkan bahwa kecerdasan intelektual hanya sebagian yang dapat mempengaruhi keberhasilan seseorang. Manfaat Praktis Bagi Peneliti Sebagai bentuk bantuan bagi peneliti lain tentang penelitian yang telah dilakukan dalam membuktikan hubungan kecerdasan emosional terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa. Bagi Siswa Bagi Sekolah Penelitian ini diharapkan menjadi masukan data sekolah yang dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam memperbaiki proses pembelajaran. Bagi Guru Hasil penelitian ini dapat membantu guru menggunakan pembelajaran untuk mengukur kemampuan komunikasi matematis siswa dan kecerdasan emosionalnya. Hasil penelitian ini dapat membantu siswa untuk melatih tingkat kemampuan mereka, khususnya tingkat kemampuan komunikasi matematis dalam pelajaran matematika dan kecerdasan emosionalnya.
BAB II Landasan Teoritis, Kerangka Berfikir Dan Pengajuan Hipotesis
Pengertian Komunikasi Menurut Ansari (2018: 12) Komunikasi adalah suatu transaksi, proses simbolik yang menghendaki orang-orang mengatur lingkungannya dengan (1) membangun hubungan antar sesama manusia; (2) pertukaran informasi, ide, keterampilan, dengan menggunakan simbol, gambar dsb; (3) menguatkan sikap dan tingkah laku orang lain; (4) berusaha mengubah sikap dan tingkah. Menurut Hovland (dalam Effendy, 2018: 10) Komunikasi adalah proses mengubah perilaku orang lain apabila komunikasinya komunikatif, artinya kedua belah pihak saling mengerti makna dari bahan percakapannya. Menurut Gerbner (dalam Ansari, 2018: 11) komunikasi tidak hanya sebatas verbal melainkan juga menggunakan simbol-simbol, kata-kata, gambar, grafik dan lain-lain yang sejenis. 1 2 Your Content Here 3 Maka dapat disimpulkan komunikasi adalah suatu proses pertukaran ide, informasi dan keterampilan dengan menggunakan simbol, kata-kata, grafik, gambar ataupun yang lainnya.
Pengertian Komunikasi Matematis Schulman (dalam Ansari, 2018: 16) mengatakan bahwa kemampuan komunikasi matematis dapat terjadi ketika siswa (1) menyatakan ide matematika melalui ucapan, tulisan, demontrasi, dan melukiskannya secara visual dalam tipe yang berbeda, (2) memahami, menafsirkan dan menilai ide yang disajikan dalam tulisan, atau dalam bentuk visual, (3) mengkonstruk, menafsirkan dan menghubungkan bermacam-macam repsentasi ide dan hubungannya. Kadir (2008) menjelaskan bahwa komunikasi matematis siswa dapat dilakukan dengan melihat kemampuan siswa dalam mendiskusikan masalah dan membuat ekspresi matematika secara tertulis baik gambar, model matematika, maupun simbol atau bahasa sendiri. Menurut Lestari & Yudhanegara (2017: 83) Kemampuan komunikasi matematis adalah kemampuan menyampaikan gagasan/ide matematis, baik secara lisan maupun tulisan serta kemampuan memahami dan menerima gagasan/ide matematis orang lain secara cermat, analitis, kritis, dan evaluatif untuk memepertajam pemahaman Dari uraian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan komunikasi matematis adalah kemampuan seseorang dalam menyatakan gagasan/ide matematis baik secara lisan atau tulisan, mampu memahami dan menafsirkan berbagai ide tertulis baik gambar, simbol atau bahasa sendiri, serta mampu menghubungkan ide-ide yang satu dengan yang lainnya.
Indikator Kemampuan Komunikasi Matematis Menurut Lestari & Yudhanegara (2017: 83) indikator kemampuan komunikasi matematis meliputi: (a) menghubungkan benda nyata, gambar dan diagram kedalam ide matematika; (b) menjelaskan ide, situasi, dan relasi matematika secara lisan atau tulisan dengan benda nyata, grafik dan aljabar; (c) menyatakan peristiwa sehari-hari dalam bahasa atau simbol matematika; (d) mendengarkan, berdiskusi, dan menulis tentang matematika; (e) membaca dengan pemahaman atau presentasi matematika tertulis; (f) membuat konjektur, menyusun argumen, merumuskan definisi dan generalisasi. Menurut Kadir (dalam Hodiyanto, 2017) indikator kemampuan komunikasi matematis adalah: 1. Menulis 2. Menggambar 3. Mengekspresi Matematika Dalam penelitian ini indikator yang digunakan diadopsi dari Kadir (dalam Hodiyanto, 2017) yaitu: 1. Menulis 2. Menggambar 3. Ekspresi Matematika Indikator kemampuan komunikasi matematis lainnya yang dikemukakan oleh LACOE (dalam Hendriana, Rohaeti & Sumarmo 2018: 63) yaitu: (a) merefleksi dan mengklarifikasi pemikiran tentang ide-ide matematika; (b) menghubungkan bahasa sehari-hari dengan bahasa matematika dengan menggunakan simbol-simbol; (c) menggunakan keterampilan membaca, mendengarkan, mengevaluasi, menginterpretasikan ide-ide matematika; dan (d) menggunakan ide-ide matematika untuk membuat dugaan dan membuat argument yang meyakinkan.
Pengertian Kecerdasan Menurut Uno (2012: 58) Kecerdasan merupakan kemampuan seseorang dalam menyelesaikan dan memecahkan masalah yang ia hadapi secara terarah serta mampu menguasai lingkungan secara efektif dalam penerimaan informasi yang cepat dan dapat menggunakan pengalaman masa lalu untuk kedepannya menjadi lebih baik. Kecerdasan merupakan kekuatan atau kemampuan untuk melakukan sesuatu. Kosasih & Sumarna (2014: 167) Kesimpulan Kecerdasan adalah kemampuan individu untuk berfikir dan bertindak secara terarah, menyelesaikan suatu masalah, memperoleh pengetahuan, menguasai lingkungan secara efektif, serta menggunakan pengalaman masa lalu untuk mewujudkan suatu perubahan dalam diri kearah yang lebih baik. Susanto (dalam Rahma, 2017) Keceradasan adalah kemampuan kecerdasan yang sangat mempengaruhi terhadap cepat atau lambatnya penerimaan informasi serta terpecahkan atau tidaknya suatu permasalahan.
Pengertian Emosi Menurut Kartono (dalam Sugihartono, dkk, 2013: 20) Emosi adalah tergugahnya perasaan yang disertai dengan perubahan dalam tubuh, misalnya otot menegang, jantung berdebar. Menurut Arends (dalam Rahma, 2017) Emosi dapat berinteraksi dengan kesadaran manusia, termasuk cara belajar siswa disekolah. Sejalan dengan pernyataan Dirman (dalam Rahma, 2017) yang mengatakan bahwa emosi merupakan faktor dominan yang mempengaruhi tingkah laku siswa. Sukmadinata (2016: 80) Emosi merupakan perpaduan dari beberapa perasaan yang mempunyai intensitas yang relatif tinggi dan menimbulkan suatu gejolak suasana batin, suatu stirred up or aroused state of the human organization. Dari beberapa uraian diatas maka emosi dapat diartikan sebagai perpaduan perubahan dari beberapa perasaan yang dapat menimbulkan gejolak suasana batin, emosi juga dapat mempengaruhi berinteraksi dengan kesadaran manusia dalam cara belajar siswa.
Pengertian Kecerdasan Emosional Menurut Nggermanto (2015: 98) Goleman (2003: 512) Kecerdasan emosional adalah kemampuan yang merujuk dalam mengenali perasaan kita sendiri dan perasaan orang lain, kemampuan memotivasi diri sendiri, dan kemampuan mengelola emosi dengan baik pada diri sendiri dan dalam hubungan dengan orang lain. Dari beberapa uraian tersebut maka dapat disimpulkan kecerdasan emosional adalah kecerdasan yang dapat mempengaruhi akademik seseorang serta dapat mengenali emosi diri sendiri dan orang lain, mampu untuk memotivasi diri sendiri dan orang lain dengan baik, dan juga mampu bertahan menghadapi frustasi dan mengendalikan dorongan hati. Kecerdasan emosional adalah kemampuan-kemampuan yang berbeda tetapi saling melengkapi dengan kecerdasan akademik, yaitu kemampuan-kemampuan yang diukur dengan IQ. Salovey dan Mayer (dalam Uno, 2012: 69) Kecerdasan emosional sebagai kemampuan memantau dan mengendalikan perasaan sendiri dan orang lain, serta menggunakan perasaan itu untuk memandu pikiran dan tindakan.
Indikator Kecerdasan Emosional Goleman (2003: 514) • Mengenali Emosi Diri Sendiri • Mengelola Emosi • Memotivasi Diri Sendiri • Mengenali Emosi Orang Lain • Membina Hubungan Stein dan Book (dalam Uno, 2012, h. 77) • Ranah Intrapribadi • Ranah Antarpribadi • Ranah Penyesuaian Diri • Ranah Pengendalian Stres • Ranah Suasana Hati Umum Goleman (dalam Trihandini, 2005) • Self Awareness • Self Management • Motivation • Social Awareness • Relationship Management Indikator yang digunakan dalam penelitian ini diadapsi dari Goleman (2003: 514) yaitu: • Mengenali Emosi Diri Sendiri • Mengelola Emosi • Memotivasi Diri Sendiri • Mengenali Emosi Orang Lain • Membina Hubungan
Penelitian yang Relevan Penelitian yang dilakukan oleh Suryani pada tahun 2019 yang berjudul “Hubungan antara Kecerdasan Emosional dengan Kemampuan Pemecehan Masalah Matematika pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3 Kecamatan Teras Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2018/2019” dengan subyek penelitian siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Boyolali, hasil penelitiannya menunjukkan bahwa terdapat hubungan signifikan antara kecerdasan emosional dengan kemampuan pemecahan masalah matematika dengan nilai koefisien korelasi 0, 586 dan taraf signifikan 1%. Dari beberapa penelitian yang relevan diatas terdapat beberapa perbedaan dan kesamaan dengan penelitian ini, pada penelitian yang dilakukan oleh Ramadhani, dkk serta Suryani terdapat perbedaan pada tempat, tahun dan variabel terikatnya sedangkan persamaan pada penelitian ini terdapat pada variabel bebasnya yaitu kecerdasan emosional dan pada jenis penelitiannya kuantitatif. Sedangkan pada penelitian yang dilakukan oleh Wahyuni, Hudiono, dan Suratman terdapat perbedaan pada tempat, subyek dan jenis penelitiannya yaitu kualitatif sedangkan persamaan pada penelitian ini terdapat pada salah satu variabelnya yaitu kemampuan komunikasi matematis. Penelitian yang di lakukan oleh Wahyuni, Hudiono, dan Suratman yang berjudul “Analisis Kemampuan Komunikasi Matematis Pembelajaran Operasi Hitung Bilangan Bulat di SMPN 3 Sungai Ambawang” dengan subyek penelitian siswa kelas VII B di SMPN 3 Sungai Ambawang yang berjumlah 40 orang, hasil penelitiannya menunjukkan bahwa kemampuan siswa menyatakan suatu situasi kedalam kalimat matematika dan kemampuan menganalisis informasi tergolong sangat baik.
Kerangka Berfikir Kecerdasan emosional merupakan salah satu faktor penting yang dapat mempengaruhi hubungan kecerdasan emosional terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa, siswa yang mempunyai kecerdasan emosional yang tinggi akan mampu mengatasi berbagai masalah yang dihadapi.
HIPOTESIS PENELITIAN
BAB III Metode Penelitian
Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di MTs Daarul Muttaqien Tangerang yang beralamat Jln. Raya Mauk KM. 07 Cadas Sepatan Kabupaten Tangerang, Banten. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VIII semester ganjil 2020/2021.
Metode Penelitian Hubungan antara variabel penelitian: X Y Jenis penelitian yang mendasar pada penelitian ini adalah kuantitatif dengan metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu expost facto, penelitian expost facto digunakan karena pada penelitian ini tidak memberikan perlakuan terhadap variabel-variabelnya. Pada penelitian ini variabel bebas dan variabel terikatnya akan dihubungkan sebagai penelitian korelasi dan diprediksikan jika variabel bebas mempunyai hubungan tertentu terhadap variabel terikat
Populasi dan Sampel No Kelas Jumlah 1 VIII A Putra 62 2 VIII B Putra 62 3 VIII A Putri 32 4 VIII B Putri 38 Jumlah 194 Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII MTs Daarul Muttaqien Tangerang yang terdiri dari empat kelas yaitu VIII A sampai B untuk kelas Putra dan VIII A sampai B untuk kelas Putri dengan jumlah 194 siswa. Dalam penelitian ini pengambilan sampel dilakukan dengan teknik Simple Random Sampling. Dengan teknik Simple Random Sampling maka diperoleh kelas VIII A Putri dengan jumlah 32 siswi.
Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen 01 D Soal uraian terdiri dari 8 butir soal pada materi aljabar D D Tes Soal Uraian 02 Non Tes Angket (kuesioner) Angket terdiri dari 20 item pernyataan dengan 10 item bersifat positif (favorable) dan 10 item bersifat negatif (unfavorable)
Uji Validitas Instrumen 100% Ket. Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau ketepatan suatu instrumen yang digunakan
Uji Reliabilitas Instrumen 100% Reliabilitas suatu instrumen adalah kekonsistenan instrumen tersebut bila diberikan pada subjek yang sama meskipun oleh orang yang berbeda, waktu yang berbeda atau tempat yang berbeda, maka akan memberikan hasil yang sama atau relatif sama (tidak berbeda secara signifikan). (Lestari dan Yudhanegara, 2015: 206) Rumus uji realibilitas menggunakan Alpha Cronbach : 50% 100%
Hipotesis Statistik Hipotesis statistic yang diajukan adalah sebagai berikut: 1 Keterangan: 2 3 4
Teknik Analisis Data Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah sampel berdistribusi normal atau tidak. Untuk melakukan uji normalitas maka dapat menggunakan rumus Chi kuadrat. Uji Homogenitas 01 02 S W O T Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah sebaran data dari dua varian atau lebih berasal dari populasi yang homogeny atau tidak. Untuk menguji homogenitas dapat menggunakan uji-F.
Uji Hipotesis Pearson Product Moment Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0, 000 -0, 199 Sangat Rendah 0, 200 -0, 399 Rendah 0, 400 -0, 599 Cukup Kuat 0, 600 -0, 799 Kuat 0, 800 -1, 000 Sangat Kuat Pengujian korelasi Pearson product moment pada penelitian ini menggunakan bantuan SPSS 20.
Thank Youu
- Slides: 32