Metodologi Penelitian Teori Konsep Kerangka Berfikir Pengajuan Hipotesis
Metodologi Penelitian (Teori, Konsep, Kerangka Berfikir, Pengajuan Hipotesis) SUWARTO, SE. , MM.
1. Pengertian Teori Suatu penjelasan sistematis tentang hukum-hukum dan kenyataan-kenyataan yang dapat diamati yang berkaitan dengan aspek khusus dari kehidupan manusia (Jonathan Turner) Suatu sistem gagasan dan abstraksi yang memadatkan dan mengorganisir berbagai pengetahuan manusia tentang dunia sosial sehingga mempermudah pemahaman manusia tentang dunia sosial (Neuman) Pendapat lain : Landasan Teori Mengemukakan kaidah-kaidah keilmuan, dalil-dalil, ketentuan, konsep-konsep yang dijadikan dasar acuan dalam menyelesaikan masalah atau menciptakan karya teknologi. Landasan teori diperoleh dari kajian pustaka dengan cara memilih-milih, membanding-bandingkan dan membahasnya secara kritis, bukan sekadar soal “kutip-mengutip”. Cantumkan referensi yang digunakan.
Fungsi Umum Teori Menyederhanakan penjelasan tentang gejala sosial yang rumit dan kompleks. Teori juga dapat memprediksikan suatu gejala dengan mudah. Hubungan Teori dengan Penelitian Tidak mungkin melakukan penelitian tanpa teori dan tidak mungkin mengembangkan suatu teori tanpa penelitian. Teori menyediakan konsep-konsep yang relevan, asumsi-asumsi dasar yang bisa digunakan, membantu dalam mengarahkan pertanyaan penelitian yang dapat diajukan dan membantu dalam memberikan makna terhadap data.
Kedudukan Teori Berdasarkan Jenis Penelitian Terapan Deskriptif lebih memfokuskan pada analisa data dan rekomendasi. Teori sebagai alat bantu dan menyediakan konsep-konsep yang digunakan dalam penelitian dan membantu dalam menafsirkan data. Penelitian Murni lebih menekankan ada penggunaan teori sebagai sentral kegiatannya karena tujuan dari penelitian ini adalah pengembangan ilmu pengetahuan. 2 Bentuk Penggunaan Teori Pendekatan Deduktif: penelitian yang menempatkan teori sebagai titik tolak utama kegiatan penggalian informasi kebenaran. Menguji teori guna memperbaiki atau mengembangkan teori. Pendekatan Induktif: penelitian yang menempatkan teori sebagai produk dari penelitian. Dilakukan melalui proses eksplorasi langsung dari kenyataan empiris.
Komponen Teori Konsep: suatu citra tentang suatu obyek yang ada di dalam pikiran kita yang diperoleh melalui abstrak terhadap suatu obyek. Cluster Concept: setiap konsep memiliki sejumlah konsep lain yang mempunyai pertalian erat dalam penggunaannya. Asumsi: suatu pernyataan tentang hakekat dari suatu gejala. Asumsi merupakan titik tolak dari dibangunnya suatu konsep. Dimensi Konsep: sebagai aspek dari konsep yang muncul sebagai konsekuensi dari pendefinisian konsep tersebut. Cakupan Teori: setiap teori mempunyai tingkat abstraksi yang berbeda. Semakin abstrak suatu teori semakin luas cakupan teori tersebut.
Jenis-jenis Teori: Berdasar Penalaran Pendekatan Deduktif: Teori menjadi titik tolak penting dari perencanaan penelitian. Pendekatan Induktif: Teori dikembangkan melalui kekuatan penafsiran terhadap data. Jenis-jenis Teori: Berdasar Tingkat Kenyataan Sosial Tingkat Makro: menjelaskan berbagai gejala sosial di tingkat individual. Tingkat Mezzo: menjelaskan berbagai gejala sosial yang terjadi di tingkat komunitas, kelompok dan atau organisasi. Tingkat Mikro: menjelaskan berbagai gejala sosial di itngkat masyarakat atau kebudayaan.
Jenis-jenis. Teori: Berdasar Isi Penjelasan Teori Formal: kelompok teori yang dikembangkan untuk menjelaskan suatu bidang gejala sosial yang lebih mendasar dan umum. Teori Substantif: jenis teori yang dikembangkan untuk menjelaskan bidang khusus dari gejala sosial.
Jenis-jenis. Teori : Berdasar Bentuk Penjelasan Kasual: teori yang melihat hubungan sebab akibat diantara 2 variabel atau lebih. Struktural: biasanya terlihat dari teori sistem yang berkaitan diantara fungsi-fungsi dan pola-pola dalam suatu sistem hubungan sosial Interpretatif: kelompok teori pemahaman, selalu berusaha memberikan makna terhadap gejala-gejala sosial yang ada (pemberian makna). Berusaha menangkap dan memahami gejala sosial dengan cara pandang orang yang mereka teliti.
Manfaat landasan teori Memperdalam pengetahuan tentang bidang yang diteliti Mengetahui hasil penelitian yang berhubungan yang sudah pernah dilaksanakan Memperjelas masalah penelitian Penulisan sumber catatan Format dasar Teks (Nama Keluarga Pengarang, Tahun terbitan) Nama pengarang Teks (Tahun Terbitan)
Penulisan Sumber Bacaan Lebih dari satu pengarang, (Kountur, 2010: 28) Teks (Nama Pengarang & Judul Buku, Tahun terbitan & halaman) • Contoh; • Kepemimpinan adalah kegiatan mempengaruhi orang lain agar ikut serta dalam mencapai tujuan umum (H. Koontz & C. O'Donnell, 2015: 119). Nama pengarang dan Nama pengarang, Teks (Tahun Terbitan). • Contoh • Menurut H. Koontz dan C. O'Donnell, Kepemimpinan adalah kegiatan mempengaruhi orang lain agar ikut serta dalam mencapai tujuan umum (2015: 119).
Pedoman Penulisan / Penyusunan Daftar Pustaka 1. Daftar Pustaka disusun sesuai urutan abjad berdasarkan nama keluarga. Tidak perlu diberi nomor urut. Tidak perlu memisahkan sumber menurut jenisnya (artikel jurnal, buku) Nama penulis diketik rapat ke kiri, baris berikutnya diketik menjorok ke dalam. Jika Anda memiliki dua buku atau artikel dengan penulis yang sama, maka buku atau artikel kedua dan seterusnya tidak perlu ditulis nama penulisnya lagi, tetapi cukup dengan memberi garis saja. Jika Anda memiliki dua penulis dengan nama keluarga yang sama, gunakan inisial mereka. Contoh : Costello, P dan Costello, T. Jangan mereferensi materi kuliah yang disampaikan secara lisan atau komunikasi personal. 2. 3. 4. 5.
Penulian Sumber Pustaka Handoko, T. Hani. 2014. Manajemen (edisi 2), Jogjakarta, BPFE. Sedarmayanti. 2017. Sumber Daya Manusia dan Produktivitas, Bandung: CV. Alfabeta Tarigan, Henry Guntur dan Tarigan, Jago. 2015. Manajemen Sumber Daya Manusis Edisi Terbaru. Bandung, Bumi Angkasa. Kalau artiker dan jurnal Gray, Giles Wilkenson. 2014. “Speech Mecanism Hyphotesis”. The Quartly Journal of Speech, (32), (892 -906). Suwarto. 2017. Pengaruh Motivasi dan Pengawasan Terhadap Produktivitas Karyawan UM Metro, Jurnal Derivatif, (2), (97 -105) Kutipan Apabila kutipan kurang dari 5 baris memakai 2 spasi (double) dimulai dan diakhiri dengan tanda petik (“). Jika diatas 5 baris menggunakan 1 spasi dan pengetikan.
2. Konsep adalah istilah dan definisi yang diguna-kan untuk menggambarkan gejala secara abstrak, contohnya seperti kejadian, keadaan, kelompok. Diharapkan peneliti mampu memformulasikan pemikirannya kedalam konsep secara jelas dalam kaitannya dengan penyederhanaan beberapa masalah yang berkaitan satu dengan yang lainnya. Kerangka konsep: Kerangka konsep harus dinyatakan dalam bentuk skema atau diagram. Penjelasan kerangka konsep penelitian dalam bentuk narasi mencakup identifikasi variabel, jenis serta hubungan antar variabel. (Badan Litbangkes, 2006) Kerangka konsep dibuat dalam bentuk diagram yang menunjukkan jenis serta hubungan antar variabel yang diteliti dan variabel lain yang terkait. Kerangka konsep yang baik dapat memberikan informasi yang jeas dan mempermudah pemilihan desain penelitian. Kerangka konsep tidak sama dengan kerangka desain atau langkah-langkah penelitian. (FKUI, 2006).
Kerangka Konseptual terkait dengan: 1. Variabel harus diidentifikasi dan diberi lambang 2. Penjelasan mengenai mengapa dua atau lebih variabel saling berhubungan, dengan merujuk pada logika teori yang mendasarinya 3. Sifat dan arah hubungan (positif / negatif) sebaiknya dapat dijelaskan 4. Seharusnya dijelaskan secara tajam harapan apa yang ingin dicapai terkait dengan hubungan antar variabel tersebut 5. Sebaiknya disajikan dalam bentuk diagram skematik, sehingga dapat dilihat dan mudah dipahami
Contoh KERANGKA KONSEPTUAL ( dari contoh rumusan masalah kausal nomor 4 ) Gaji/Upah (X 1) Supervisi (X 2) Jenjang Karir (X 3) Kepuasan Kerja (Y)
Kerangka Konsep Paradigma penelitian merupakan pola pikir yang menunjukkan hubungan antar variabel yang akan diteliti. Paradigma sederhana yang menunjukkan pengaruh dan hubungan antara variabel X dan variabel Y X 1 Y 1 X Y X 2 Y 2 Keterangan: = Variabel = Indikator = Garis hubungan X 1 X 2 X Y Y 1 = Garis indikator Y 2
3. Perumusan Hipotesis berasal dari kata “hypo” yang berarti dibawah dan kata “thesa” yang berarti kebenaran. Hipotesis adalah jawaban yang bersifat sementara terhadap masalah penelitian yang kebenarannya masih lemah, sehingga harus diuji secara empiris. Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan dan pengujian data.
Manfaat Hipotesis 1. Menjelaskan masalah penelitian 2. Menjelaskan variabel-variabel yang akan diuji 3. Pedoman untuk memilih metode analisis data 4. Dasar untuk membuat kesimpulan penelitian.
Contoh Hipotesis “Ada pengaruh positif yang signifikan pemberian insentif, lingkungan kerja, dan kepemimpinan , terhadap semangat kerja karyawan PEMDA KOTA METRO HIPOTESIS DAPAT MENUJUKKAN: MASALAH PENELITIAN VARIABEL PENELITIAN METODE ANALISIS DATA KESIMPULAN
Dasar Merumuskan Hipotesis Berdasarkan pada teori 2. Berdasarkan penelitian terdahulu 3. Berdasarkan penelitian pendahuluan 4. Berdasarkan penalaran akal-sehat peneliti 1.
Perumusan Hipotesis Dalam Penelitian Sumber Masalah Kehidupan sehari-hari Teoritis Teori Penelitian terdahulu Penelitian Pendahuluan Akal sehat Perumusan Hipotesis Instrumen penelitian Variabel, Data Pengujian Hipotesis Kesimpulan Dan Implikasi
Macam-macam Hipotesis 1. HIPOTESIS DESKRIPTIF Pelayanan Rumah sakit XY tidak Memuaskan Kinerja Keuangan Bank Z Sangat Baik Semangat Kerja Karyawan PT. YS Sangat Tinggi 2. HIPOTESIS KOMPARATIF Rumah sakit XY lebih memuaskan dibandingkan pelayanan rumah sakit ZT Kinerja keuangan bank A lebih baik dibandingkan dengan kinerja bank B Semangat kerja karyawan PT. XY lebih tinggi dibandingkan dengan semangat kerja PT. AB. 3. HIPOTESIS ASOSIATIF Kepuasan pasien berpengaruh signifikan terhadap loyalitas pasien Jumlah nasabah berpengaruh terhadap kinerja keuangan bank XY Semangat kerja karyawan berpengaruh positif terhadap produktifitas karyawan.
Hipotesis Deskriptip Hipotesis Deskriptif adalah nilai suatu variabel mandiri, bukan perbandingan dan bukan hubungan. Sebagai contoh, kalau rumusan masalah penelitiannya sbb: • Seberapa tinggi produktivitas Appel di Kota Metro? • Berapa lama daya segar buah Apel Manalagi pada kondisi ruangan? Rumusan hipotesisnya: • Produktivitas Appel di Kota Metro 10 ton/ha. • Daya tahan segar buah Appel Manalagi pada suhu ruangan adalah 10 hari.
Hipotesis Komparatif merupakan pernyataan yang menunjukkan dugaan nilai satu variabel atau lebih pada sampel yang berbeda. Contoh : Pertanyaan penelitiannya: • Apakah ada perbedaan produktivitas Appel Manalagi di Kota Metro dan di Kota Bumi? • Apakah ada perbedaan kadar gula pada buah Apel Manalagi dan Buah buah Apel Anna dari Kota Bumi? Rumusan hipotesisnya: • Tidak terdapat perpedaan produktivitas buah Appel di Kota Metro dan di Kotabumi. Ho: 1 = 2 • Ha: 1 2 • Kadar gula buah appel Manalagi tidak berbeda dibandingkan buah appel Anna. Ho: 1 = 2 • Ha: 1 2.
Hipotesis Asosiatif merupakan pernyataan yang menunjukkan dugaan hubungan antara dua variabel atau lebih. Contoh : Pertanyaan penelitiannya: • Apakah ada hubungan antara harga buah dengan volume penjualan buah Apel? • Apakah ada pengaruh pemupukan tanaman Apel Manalagi terhadap kadar gula buah Apel Manalagi ? Rumusan hipotesis: • Tidak ada hubungan antara harga buah appel dengan volume penjualan buah apel. Ho: = 0 Ha: 0 • Tidak ada pengaruh pemupukan tanaman terhadap kadar gula buah Appel. Ho: = 0 Ha: 0.
DALAM SEBUAH PENELITIAN HIPOTESIS DAPAT DINYATAKAN DALAM BEBERAPA BENTUK 1. Hipotesis Nol Merupakan hipotesis yang menyatakan hubungan atau pengaruh antar variabel, sama dengan nol. Atau dengan kata lain tidak ada perbedaan, tidak ada hubungan atau tidak ada pengaruh antar variabel. Contoh untuk hipotesis 1 Ho : ß 1 = ≤ 0 atau Ho : ß 1 = 0 kalau hipotesis 4 Ho : ß 1, ß 2, ß 3 = ≤ 0 atau Ho : ß 1, ß 2, ß 3 = 0 Hipotesis Alternatif Merupakan hipotesis yang menyatakan adanya perbedaan, hubungan atau pengaruh antar variabel tidak sama dengan nol. Atau dengan kata lain ada perbedaan, ada hubungan atau ada pengaruh antar variabel (merupakan kebalikan dari Hipotesis Nol) contoh untuk hopotesis 1 Ha : ß 1 = > 0 atau Ha : ß 1 0 Kalau hipotesis 4 Ho : ß 1, ß 2, ß 3 = > 0 atau Ho : ß 1, ß 2, ß 3 0
Ciri-Ciri Hipotesis Yang Baik: Dinyatakan dalam kalimat yang tegas 1. Upah memiliki pengaruh yang berarti terhadap produktifitas karyawan (jelas) Upah memiliki pengaruh yang kurang berarti terhadap produktifitas karyawan (tidak jelas) Dapat diuji secara alamiah 2. Upah memiliki pengaruh yang berarti terhadap produktifitas karyawan (dapat diuji) Batu yang belum pernah terlihat oleh mata manusia dapat berkembang biak (Pada hipotesis ini tidak dapat dibuktikan karena kita tidak dapat mengumpulkan data tentang batu yang belum terlihat manusia) Landasan dalam merumuskan hipotesis sangat kuat 3. Harga barang berpengaruh negatif terhadap permintaan (memiliki dasar kuat yaitu teori permintaan dan penawaran) Uang saku memiliki pengaruh yang signifikant terhadap jam belajar mahasiswa. (tidak memiliki dasar kuat)
ASAL DAN FUNGSI HIPOTESIS Hipoptesis dapat diturunkan dari teori yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti. Jadi, Hipotesis tidak jatuh dari langit secara tiba-tiba. . . !!!!!! Misalnya seorang peneliti akan melakukan penelitian mengenai ”harga beras” maka agar dapat menurunkan hipotesis yang baik, sebaiknya yang bersangkutan membaca teori mengenai ”harga beras”.
FUNGSI HIPOTESIS Hipotesis merupakan kebenaran sementara yang akan diuji kebenarannya, oleh karena itu hipotesis juga dapat berfungsi sebagai kemungkinan untuk menguji kebenaran suatu teori. Jika hipotesis sudah diuji dan dibuktikan kebenaranya, maka hipotesis tersebut dapat menjadi suatu teori. Jadi sebuah hipotesis diturunkan dari suatu teori yang sudah ada, kemudian diuji kebenarannya dan pada akhirnya dapat menjadi teori baru.
Fungsi Hipotesis Untuk menguji kebenaran suatu teori, Memberikan gagasan baru untuk mengembangkan suatu teori Memperluas pengetahuan peneliti mengenai suatu gejala yang sedang dipelajari.
UJI HIPOTESIS Tabel berikut menjelaskan rumus untuk uji hipotesis. Nama Satu sampel z-test (En=One-sample z-test) Dua sampel z-test (En=Two-sample z-test) Rumus Asumsi / Catatan (Populasi normal atau n > 30) dan σ diketahui. (z adalah jarak dari rata-rata sehubungan dengan simpangan baku rata-rata). Untuk distribusi non-normal memungkinkan untuk dihitung proporsi terkecil dalam sebuah populasi yang berada di dalam k simpangan baku untuk setiap k. Populasi normal dan observasi independen dan σ1 dn σ2 diketahui Satu sampel t-test (En=One-sample t-test) (Populasi normal atau n > 30) dan Pasangan t-test (En=Paired t-test) (Populasi normal dari perbedaan atau n > 30) dan tidak diketahui
UJI HIPOTESIS Dua sampel t-test digabung (En=Two-sample pooled t -test) varians yang sama (Populasi normal atau n 1 + n 2 > 40) dan observasi independen dan σ1 = σ2 tidak diketahui
UJI HIPOTESIS Dua sampel t-test terpisah (En=Two-sample unpooled t-test) varians tidak sama (Populasi normal atau n 1 + n 2 > 40) dan observasi independen dan kedua σ1 ≠ σ2 diketahui
Beberapa Uji Hipotesis pada Statistika Parametrik 1. Uji rata-rata dari sampel besar Uji Z 1 sampel 2. Uji rata-rata dari sampel kecil Uji t 1 sampel 3. Uji beda rata-rata dari 2 sampel besar Uji Z 2 sampel 4. Uji beda rata-rata dari 2 sampel kecil Uji t 2 sampel 5. Uji korelasi Uji Korelasi Pearson 6. Uji regresi linear
- Slides: 34