METODOLOGI PENELITIAN SESI 6 PENGUKURAN MEASUREMENT SAMPLING PENGUKURAN

  • Slides: 41
Download presentation
METODOLOGI PENELITIAN SESI 6 PENGUKURAN (MEASUREMENT) & SAMPLING

METODOLOGI PENELITIAN SESI 6 PENGUKURAN (MEASUREMENT) & SAMPLING

PENGUKURAN (MEASUREMENT) Pengukuran Konstruk merupakan abstraksi dari suatu fenomena atau realitas. Fenomena atau realitas

PENGUKURAN (MEASUREMENT) Pengukuran Konstruk merupakan abstraksi dari suatu fenomena atau realitas. Fenomena atau realitas untuk keperluan penelitian harus dioperasionalisasi dalam bentuk yang diukur dengan berbagai macam nilai

PENGUKURAN CONSTRUCT Definisi operasional merupakan penjelasan mengenai cara-cara tertentu yang dibunakan peneliti untuk mengoperasionalkan

PENGUKURAN CONSTRUCT Definisi operasional merupakan penjelasan mengenai cara-cara tertentu yang dibunakan peneliti untuk mengoperasionalkan construct menjadi variabel yang dapat diuji. Construct yang dioperasionalkan menajdi variabel dapat diukur dengan menggunakan angka atau atribut yang menggunakan skala

Skala Pengukuran Skala Nominal Ordinal interval Rasio

Skala Pengukuran Skala Nominal Ordinal interval Rasio

Skala Nominal Skala pengukuran yang menyatakan kategori (penamaan; nomos=nama), kelompok atau klasifikasi dari konstruk

Skala Nominal Skala pengukuran yang menyatakan kategori (penamaan; nomos=nama), kelompok atau klasifikasi dari konstruk yang diukur dalam bentuk variabel Contoh: jenis kelamin merupakan variabel yang terdiri dari dua ketegori: Pria dan wanita. Skala pengukuran jenis kelamin dapat dinyatakan dengan angka: 1 Pria, 2. Wanita

Skala nominal bersifat saling meniadakan (mutually exclusive): Contoh responden hanya memiliki kategori pria saja

Skala nominal bersifat saling meniadakan (mutually exclusive): Contoh responden hanya memiliki kategori pria saja atau wanita saja. Skala nominal bersifat collectively exhaustive yaitu tidak ada kategori yang lain kecuali dinyatakan dalam skala nominal. Contoh variabel yang memiliki mutually exclisive dan colectively exhaustive adalah status perkawinan dan agama yang dianut responden.

Contoh Skala Nominal

Contoh Skala Nominal

Skala Ordinal Skala yang selain mengandung unsur kategori/penamaan juga menunjukkan peringkat/urutan (order=urut) Skala ini

Skala Ordinal Skala yang selain mengandung unsur kategori/penamaan juga menunjukkan peringkat/urutan (order=urut) Skala ini tidak menunjukan jarak dan interval

Contoh: 1. Sebutkan peringkat wilayah pemasaran di wilayah jateng bagin utara yang potensi untuk

Contoh: 1. Sebutkan peringkat wilayah pemasaran di wilayah jateng bagin utara yang potensi untuk mengembangkan usaha: …. . Kodia Semarang …. . . kab. Demak …. . . Kab. Kendal …. . . Kab. Semarang

Skala Interval Skala yang menyatakan kategori, peringkat dan jarak konstruk yang diukur. Skala ini

Skala Interval Skala yang menyatakan kategori, peringkat dan jarak konstruk yang diukur. Skala ini dinyatakan dengan angka 1 sampai dengan 5, atau 1 sampai dengan 7. Skala ini menggunakan konsep jarak yang sama (equality interval)karena skala ini tidak menggunakan angka nol sebagai titik awal perhitungan.

Penunjuk waktu adalah contoh skala interval. Jumlah hari antara 1 sampai dengan 4 adalah

Penunjuk waktu adalah contoh skala interval. Jumlah hari antara 1 sampai dengan 4 adalah sama dengan jumlah hari antara tanggal 21 sampai dengan 24

Contoh Skala Interval

Contoh Skala Interval

Skala Rasio Skala yang menunjukan kategori, peringkat, jarak dan perbandingan construct yang diukur. Skala

Skala Rasio Skala yang menunjukan kategori, peringkat, jarak dan perbandingan construct yang diukur. Skala rasio menggunakan nilai absolut

Contoh Skala Rasio Berapa total penjualan bersih bapak/ibu dalam setahun? … Antara Rp 500

Contoh Skala Rasio Berapa total penjualan bersih bapak/ibu dalam setahun? … Antara Rp 500 juta s/d 1 Milyar …. Lebih dari Rp 1 Milyar s/d 100 milyar …. Lebih dari Rp 100 milyar s/d Rp 500 milyar. …Lebih dari Rp 500 Milyar Contoh lain: berat badan, jumlah pendapatan.

Ringkasan Tentang Skala Tipe Pengukuran Kategori Peringkat Jarak Perbandingan Nominal Ya Tidak Ordinal Ya

Ringkasan Tentang Skala Tipe Pengukuran Kategori Peringkat Jarak Perbandingan Nominal Ya Tidak Ordinal Ya Ya Tidak Interval Ya Ya Ya Tidak Rasio Ya Ya

Desain Pengukuran 1. Skala Likert 2. Skala Guttman 3. Skala Semantic Deferensial 4. Skala

Desain Pengukuran 1. Skala Likert 2. Skala Guttman 3. Skala Semantic Deferensial 4. Skala Rating

Skala Likert’s digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang tentang fenomena sosial. Contoh:

Skala Likert’s digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang tentang fenomena sosial. Contoh: Pelayanan rumah sakit ini sudah sesuai dengan apa yang saudara harapkan. a. Sangat setuju skor 5 b. Setuju skor 4 c. Tidak ada pendapat skor 3 d. Tidak setuju skor 2 e. Sangat tidak setuju skor 1

Skala Guttman akan memberikan respon yang tegas, yang terdiri dari dua alternatif. Misalnya :

Skala Guttman akan memberikan respon yang tegas, yang terdiri dari dua alternatif. Misalnya : Ya Tidak Baik Pernah Punya Buruk Belum Pernah Tidak Punya

Skala Semamtik Deferensial Skala ini digunakan untuk mengukur sikap tidak dalam bentuk pilihan ganda

Skala Semamtik Deferensial Skala ini digunakan untuk mengukur sikap tidak dalam bentuk pilihan ganda atau checklist, tetapi tersusun dari sebuah garis kontinuem dimana nilai yang sangat negatif terletak disebelah kiri sedangkan nilai yang sangat positif terletak disebelah . kanan Contoh: Bagimana tanggapan saudara terhadap pelayanan dirumah sakit ini ? 1. Sangat buruk 5. Sangat baik

Skala Rating Dalam skala rating data yang diperoleh adalah data kuantitatif kemudian peneliti baru

Skala Rating Dalam skala rating data yang diperoleh adalah data kuantitatif kemudian peneliti baru mentranformasikan data kuantitatif tersebut menjadi data kualitatif. Contoh: Kenyaman ruang loby Bank CBA: 5 4 3 2 1 Kebersihan ruang parkir Bank CBA: 5 4 3 2 1

POPULASI DAN SAMPEL POPULASI : -Sekelompok orang, kejadian atau segala sesuatu yang memiliki karakteristik

POPULASI DAN SAMPEL POPULASI : -Sekelompok orang, kejadian atau segala sesuatu yang memiliki karakteristik tertentu. -Obyek/ subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Desain Sampling Alasan Menggunakan Sampel 1. Mengurangi kerepotan 2. Jika populasinya terlalu besar maka

Desain Sampling Alasan Menggunakan Sampel 1. Mengurangi kerepotan 2. Jika populasinya terlalu besar maka akan ada yang terlewati 3. Dengan penelitian sampel maka akan lebih efesien 4. Seringkali penelitian populasi dapat bersifat merusak 5. Adanya bias dalam pengumpulan data 6. Seringkali tidak mungkin dilakukan penelitian dengan populasi

PERMASALAHAN DALAM SAMPEL 1. Berapa jumlah sampel yang akan diambil 2. Bagaimana teknik pengambilan

PERMASALAHAN DALAM SAMPEL 1. Berapa jumlah sampel yang akan diambil 2. Bagaimana teknik pengambilan sampel

Pertimbangan Dalam Menentukan Sampel 1. Seberapa besar keragaman populasi 2. Berapa besar tingkat keyakinan

Pertimbangan Dalam Menentukan Sampel 1. Seberapa besar keragaman populasi 2. Berapa besar tingkat keyakinan yang kita perlukan 3. Berapa toleransi tingkat kesalahan dapat diterima 4. Apa tujuan penelitian yang akan dilakukan 5. Keterbatasan yang dimiliki oleh peneliti

Prosedur Penentuan Sampel Identifikasi populasi tarjet Memilih Kerangka sampel Menentukan Metode Pemilihan Sampel Merencanakan

Prosedur Penentuan Sampel Identifikasi populasi tarjet Memilih Kerangka sampel Menentukan Metode Pemilihan Sampel Merencanakan Prosedur Pemilihan Unit Sampel Menentukan ukuran Sampel Menentukan unit sampel Pelaksanaan Kerja Lapangan

Pedoman Menentukan Jumlah Sampel 1. Pendapat Slovin Kita akan meneliti pengaruh upah terhadap semangat

Pedoman Menentukan Jumlah Sampel 1. Pendapat Slovin Kita akan meneliti pengaruh upah terhadap semangat kerja pada karyawan PT. Cucak Rowo. Di dalam PT tersebut terdapat 130 orang karyawan. Dengan tingkat kesalahan pengambilan sampel sebesar 5%, berapa jumlah sampel minimal yang harus diambil ?

2. Interval Penaksiran Untuk menaksir parameter rata-rata Seorang mahasiswa akan menguji suatu hipotesis yang

2. Interval Penaksiran Untuk menaksir parameter rata-rata Seorang mahasiswa akan menguji suatu hipotesis yang menyatakan bahwa Indek Prestasi Mahasiswa Jurusan Manajemen Unsoed adalah 2, 7. dari 30 sampel percobaan dapat diperoleh informasi bahwa standar deviasi indek Prestasi mahasiswa adalah 0, 25 Untuk menguji hipotesisi ini berapa jumlah sampel yang diperlukan jika kita menginginkan tingkat keyakinan sebesar 95% dan error estimasi kurang dari 0, 05, ?

Untuk menaksir parameter proporsi P Kita akan meperkirakan proporsi mahasiswa yang mnggunakan angkutan kota

Untuk menaksir parameter proporsi P Kita akan meperkirakan proporsi mahasiswa yang mnggunakan angkutan kota waktu pergi kuliah. Berapa sampel yang diperlukan jika dengan tingkat kepercayaan 95% dan kesalahan yang mungkin terjadi 0, 10 ?

3. Pendekatan Isac Michel a. Untuk menentukan sampel untuk menaksir parameter rata-rata Seorang mahasiswa

3. Pendekatan Isac Michel a. Untuk menentukan sampel untuk menaksir parameter rata-rata Seorang mahasiswa akan menguji suatu hipotesis yang menyatakan bahwa Indek Prestasi Mahasiswa Jurusan Manajemen Unsoed yang berjumlah 175 mahasiswa adalah 2, 7. Dari 30 sampel percobaan dapat diperoleh informasi bahwa standar deviasi Indek Prestasi mahasiswa adalah 0, 25 Untuk menguji hipotesisi ini berapa jumlah sampel yang diperlukan jika kita menginginkan tingkat keyakinan sebesar 95% dan error estimasi kurang dari 5 persen ?

B. Untuk menentukan sampel untuk menaksir parameter proporsi P Kita akan meperkirakan proporsi mahasiswa

B. Untuk menentukan sampel untuk menaksir parameter proporsi P Kita akan meperkirakan proporsi mahasiswa jurusan manajemen unsoed yang berjumlah 175 orang. Brdasarkan penelitian pendahuluan diperolh data proporsi mahasiswa manajemen unsoed menggunakan angkutan kota waktu pergi kuliah adalah 40%. Berapa sampel yang diperlukan jika dengan tingkat kepercayaan 95% dan derajat penyimpangan sebesar 0, 10. ?

Teknik Pengambilan Sampel Teknik Sampling Probability Sampling § § § Simple Random Sampling Stratified

Teknik Pengambilan Sampel Teknik Sampling Probability Sampling § § § Simple Random Sampling Stratified Sampling Propotional Disproportional Cluster Sampling Double Sampling Non Probability Sampling §Convenience Sampling §Purposive sampling §Judgement Sampling §Quota Sampling §Snowball Sampling

Simple Random Sampling Simple random sampling merupakan teknik pengambilan sampel yang memberikan kesempatan yang

Simple Random Sampling Simple random sampling merupakan teknik pengambilan sampel yang memberikan kesempatan yang sama kepada pulasi untuk dijadikan sampel. Syarat untuk dapat dilakukan teknik simple random sampling adalah: – Anggota populasi tidak memiliki strata sehingga relatif homogen – Adanya kerangka sampel yaitu merupakan daftar elemen populasi yang dijadikan dasar untuk pengambilan sampel. Populasi Samp el

Sistematis Random Sampling Merupakan cara pengambilan sampel dimana sampel pertama ditentukan secara acak sedangkan

Sistematis Random Sampling Merupakan cara pengambilan sampel dimana sampel pertama ditentukan secara acak sedangkan sampel berikutnya diambil berdasarkan satu interval tertentu

Stratified Random Sampling Adakalanya populasi yang ada memiliki strata atau tingkatan dan setiap tingkatan

Stratified Random Sampling Adakalanya populasi yang ada memiliki strata atau tingkatan dan setiap tingkatan memiliki karakteristik sendiri Strata Persenta se (%) Sampel 2 3 4 = (3 x 50) SD 150 37, 5 19 SMP 125 31, 25 16 SMU 75 18, 75 9 Sarjana 50 12, 5 6 Jumlah 400 100 50 1 Anggota Populasi

Disproporsional Random Sampling Strata Persentase (%) Sampel proporsional 2 3 4 = (3 x

Disproporsional Random Sampling Strata Persentase (%) Sampel proporsional 2 3 4 = (3 x 50) 5 SD 150 37, 5 19 18 SMP 125 31, 25 16 15 SMU 122 30, 5 15 14 Sarjana 3 0, 75 0 3 Jumlah 400 100 50 50 1 Anggota Populasi Sampel Non proprsional

Cluster Sampling Pada prinsipnya teknik cluster sampling hampir sama dengan teknik stratified. Hanya yang

Cluster Sampling Pada prinsipnya teknik cluster sampling hampir sama dengan teknik stratified. Hanya yang membedakan adalah jika pada stratified anggota populasi dalam satu strata relatif homogen sedangkan pada cluster sampling anggota dalam satu cluster bersifat heterogen Purwokerto §Purwokerto utara §Purwokerto selatan §Purwokerto barata §Purwokerto timur §Baturaden §Sokaraja Purwokerto §Purwokerto utara §Baturaren

Double Sampng/Multyphase Sampling Double sample (sampel ganda) sering juga disebut dengan istilah sequential sampling

Double Sampng/Multyphase Sampling Double sample (sampel ganda) sering juga disebut dengan istilah sequential sampling (sampel berjenjang, multiphase-sampling (sampel multi tahap). Purwokerto §Pwt-Utara §Pwt-Selatan §Pwt-Barat §Pwt-Timur §Baturaden §Sokaraja Pwt-Utara §Grendeng §Sumampir §Bancatkembar §Buaran §Kararangwangkal §karanggintung Sumampir. Rw I §Rw III §Rw IV

Convenience Sampling Sampel convenience adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan saja, anggota populasi yang

Convenience Sampling Sampel convenience adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan saja, anggota populasi yang ditemui peneliti dan bersedia menjadi responden di jadikan sampel.

Purposive Sampling Merupakan metode penetapan sampel dengan berdasarkan pada kriteria-kriteria tertentu

Purposive Sampling Merupakan metode penetapan sampel dengan berdasarkan pada kriteria-kriteria tertentu

Quota Sampling Merupakan metode penetapan sampel dengan menentukan quota terlebih dahulu pada masing-masing kelompok,

Quota Sampling Merupakan metode penetapan sampel dengan menentukan quota terlebih dahulu pada masing-masing kelompok, sebelum quata masing kelompok terpenuhi maka penelitian belum dianggap selesai.

Snow Ball Sampling Adalah teknik pengambilan sampel yang pada mulanya jumlahnya kecil tetapi makin

Snow Ball Sampling Adalah teknik pengambilan sampel yang pada mulanya jumlahnya kecil tetapi makin lama makin banyak berhenti sampai informasi yang didapatkan dinilai telah cukup. Teknik ini baik untuk diterapkan jika calon responden sulit untuk identifikasi. A B 1 C 1 B 2 C 3 B 3 C 4 C 5 C 6