Beberapa Proposisi tentang Keruntuhan Majapahit Agus Aris Munandar

Beberapa Proposisi tentang Keruntuhan Majapahit Agus Aris Munandar Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019

Kejayaan Majapahit • Bukan karena peperangan dan penaklukkan daerah-daerah lain yang belum di bawah pengaruhnya. • Kejayaan Majapahit diperoleh dengan pembangunan dalam negerinya sendiri, membentuk kesejahteraan rakyat, menjaga banyak patirthan, pembangunan kota, dan berbagai macam bangunan suci, para kawi menggubah karya sastra.

SUNDARAPANDYA, 1323 M (H. B. Sarkar 1935) SUWARNADWIPA (San-bo-zhai), tahun 1379 (Berita Cina) TUMASIK, (Sejarah Melayu) BALI, 1343 M (Nagarakrtagama) MAJAPAHIT PADOMPOSUMBAWA, 1357 M (Pararaton)

Membangun kemegahan • Majapahit jaya karena adanya penghargaan yang diberikan oleh daerah-daerah lainnya. • Majapahit menata keadaan dalam negerinya sendiri sehingga dalam era kemegahannya kerajaan itu aman dan penduduknya sejahtera. • Raja Hayam Wuruk melakukan perjalanan keliling pedalaman Majapahit. • Banyak bangunan candi didirikan. • Hukum dan perundang-undangan ditetapkan dilaksanakan (Kutaramanawadharmasastra).

PUNCAK KEJAYAAN MAJAPAHIT PENGAKUAN INTERNASIONAL POLITIK NUSANTARA SENI PERNIAGAAN NUSANTARA KEAJEGAN PEMERINTAHAN RAJASANAGARA UPACARA KEMEGAHAN DI ISTANA KEHIDUPAN KEAGAMAAN SISTEM PEMERINTAHAN

RIWAYAT MAJAPAHIT Rajasanagara 1351— 89 M ian d b ga en p e od ada i r Pe jah M Ga Terbunuhnya Krtanagara Jayakatwang, 1292, mitra drohaka Suhita (1429— 1447) Tribhuwanottunggadewi (1328— 1350) Jayanagara (1309— 1328) Krtarajasa Jayawarddhana (1293— 1309) Hayam Wuruk Wikramawardhana (1389— 1429 M). Paregreg (1401 -1406) Bhre Krtabhumi (1468— 1478) Girindrawardhana Dyah Ranawijaya (1474— 1519)

MAJAPAHIT SETELAH MASA KEMEGAHANNYA Raja-raja: Wikramawarddhana Suhita Dyah Krtawijaya Rajasawarddhana Interregnum Girisawarddhana, Dyah Suraprabhawa, Bhre Kertabhumi MASA KEMEROSOTAN Dimulai setelah selesainya Perang Paregreg, tahun 1401 --1406 1478 M Tahun keruntuhan antara Girindrawarddhana Dyah Ranawijaya MASA KERUNTUHAN 1519 --1525

Kondisi sosial-politik yang merosot • Terjadinya Perang Paregreg (1401— 1406 M). • Ketegangan dan perselisihan kerapkali terjadi (antara Majapahit dan Kadiri). • Lunturnya pengakuan dari daerah-daerah Nusantara. • Bandar-bandar pantai utara Jatim mempunyai kebebasan mengatur kekuasaannya, karena kontrol yang longgar dari Majapahit. • Terbukanya banyak saluran untuk masuknya budaya luar yang baru, sebelumnya tidak dikenal (Islam, Cina, Asia Tenggara).

Sosial-Religius • Rakyat kehilangan tokoh panutan pemujaan Bima, kultus tokoh Panji. • Tidak diperhatikannya nasib dan kehidupan rakyat di desa-desa sehingga bwat haji atau pengabdian kepada raja melemah. • Ketidakpedulian rakyat kepada rajanya, pemimpinnya. • Ketidakpedulian rakyat terhadap kerajaan dan nasib negaranya.

Perkembangan Islam • Serat Darmagandhul: Prabhu Brawijaya mengizinkan Sayid Rakhmat kemenakan Putri Campa untuk tinggal di Ngampeldenta sambil menyebarkan agama Islam. • Data Arkeologis: Pemeluk Islam telah ada di kota Majapahit, terbukti ditemukannya nisan-nisan kuno di situs Trowulan. • Carita Lasem: Penduduk Majapahit banyak yang berpindah agama Islam secara sukarela, karena agama lama memberatkan kehidupan.

Carita Lasem: Berkembangnya Islam (Karsono 1985: 50) AGAMA LAMA 1. Islam tidak banyak keperluan yang membuang, tidak banyak memerlukan barang yang tidak penting. 2. Tidak banyak sajian yang detail dan bermacam upacara yang merepotkan. 3. Tidak banyak mantra yang dibaca berlama-lama. 4. Tidak banyak upacara persembahyangan untuk berbakti kepada dewa. 5. Tidak ada kegiatan upacara yang melelahkan tubuh. 6. Menghapus kasta dan tindak keangkaramurkaan. ISLAM

Data arkeologis: Bangsawan Majapahit mementingkan diri pribadi • Menguatnya konsep ista-dewata, dewa-dewa menjelma pada diri pribadi. • Makin banyak dibangun candi pendharmaan (uraian Pararaton). • Banyak dibuatnya arca-arca perwujudan seseorang yang telah meninggal.

Candi pendharmaan: tempat memuja seseorang yang telah mangkat CANDI SANGGRAHAN • Terletak di Tulungagung selatan, abad ke-15. • Latar belakang agama Buddha. • Pendharmaan Bhre Paguhan dengan nama Kuti Sanggraha

CANDI JABUNG Candi Jabung (Bajrajinaparamitapura), terletak di Probolinggo, Jawa Timur. Menurut kitab Pararaton adalah tempat pendharmaan dari Bhre Gundal, kerabat Hayam Wuruk

Candi-candi pendharmaan

Arca-arca perwujudan

Bangunan suci di Gunung Pawitra (Penanggungan)

Kondisi-kondisi kemerosotan • Majapahit bertahan dari perekonomian dalam negeri di daerah pedalaman. • Hubungan dengan daerah-daerah Nusantara harus melalui daerah-daerah pesisiran yang dikuasai oleh penguasa lokal yang telah beragama Islam. • Kehidupan keagamaan kaum pertapa (karsyan) dan sekte Hindu-Tantrayana di pedalaman semakin marak berkembang. • Terjadi serangan dari Girindrawarddhana Dyah Ranawijaya terhadap Bhre Krtabhumi tahun 1400 Saka (1478 M).

Penyerangan Kadiri ke Majapahit R. PATAH GIRINDRAWARDDHANA DEMAK KADIRI MAJAPAHIT C. SUKUH (Sunan Lawu) G. DYAH RANAWIJAYA BHRE KRTABHUMI TENGGER BALI

DEMAK Kondisi-kondisi menjelang keruntuhan Kondisi-kondisi kemerosotan 1519 BHRE KRTABHUMI DYAH RANAWIJAYA MAJAPAHIT Runtuh 1478 KADIRI-KLING Penyerangan Majapahit ke Giripura dan Bonang

IKON HINDU-TANTRAYANA

Carita Lasem: Kondisi-kondisi Menjelang Keruntuhan • Pemerintahan yang tidak ajeg, banyaknya jabatan yang tidak jelas tugasnya (pemerintahane semrawud ruwed, moyag-mayig). • Banyak pejabat mementingkan diri sendiri. • Orang-orang berada mengambil kayu-kayu dengan merusak hutan, menebangi pohon untuk membuat perumahan besar. • Para pejabat saling fitnah (menebar hoax ? ). • Orang-orang kecil menjadi korban, dan selalu disalahkan. • Banjir besar, sebab tanggul Sungai Berantas tidak ada yang mengurus (Karsono 1985: 51).

Kajian berdasarkan data arkeologi sejarah • Majapahit masih ada dalam kuasa Girindrawarddhana Dyah Ranawijaya sampai awal abad ke-16. • Sekitar tahun 1519 Majapahit-Ranawijaya diserang oleh gabungan tentara Demak dan kekuatan pesisir (Djafar 2012: 161— 163). • Dyah Ranawijaya sangat mungkin tewas, atau mengungsi ke pedalaman, lalu ke Bali (? ).

Serat Darmogandhul: Keruntuhan Majapahit • Tentara Majapahit menyerang Giripura karena sudah 3 tahun lamanya para penguasa Giri tidak menghadap ke Majapahit. Pesantren Benang (Bonang) juga turut diserang karena santrinya merusak Kertasana (bangunan suci). • Sunan Giri dan Sunan Bonang mengungsi ke Demak, mentahbiskan Raden Patah Adipati Demak, menjadi penguasa baru dengan sebutan Senapati Jimbuningrat (Jambhu ning rat). • Majapahit jatuh karena serangan Demak yang dibantu para penguasa pesisir, Brawijaya menyingkir ke Bali.

Babad Dalem Bali • Setelah mangkatnya Hayam Wuruk, para pembesar Majapahit saling berebut kekuasaan dan kewibawaan. • Harta Majapahit hilang, dibawa ke Pasuruan, Blambangan, Bali dan Madura. • Penduduk Majapahit meninggalkan kota, kota sunyi senyap ketika dikunjungi oleh Raja Bali Smara Kapakisan. • Kota Majapahit kembali menjadi dusun dan hutan (Rai Putra 1995: 29— 31).

Babad Tanah Jawi (Galuh. Mataram) • Raja Majapahit terakhir, yaitu Prabhu Brawijaya moksa, dan menjelma menjadi Sunan Lawu. • Istana dan Kota Majapahit murca dipindah oleh sang Prabhu ke alam gaib di Gunung Lawu. • Balatentara Demak hanya mendapatkan danau luas di lokasi bekas kedaton Majapahit. (Soewito-Santoso 1970: 169— 170).

H. J. de Graaf & Th. G. Th. Pigeaud: Keruntuhan Majapahit • Keruntuhan Majapahit terjadi tahun 1527, akibat serangan Demak bersama daerah-daerah pesisir lainnya. • Terdapat dua alasan untuk meruntuhkan Majapahit: • a. penyebaran agama Islam yang dipelopori oleh golongan menengah yang merupakan kaum alimulama. • Perluasan kekuasaan kerajaan Islam yang baru saja dikembangkan. (de Graaf & Pigeaud 1985: 61— 63).

Penyerangan Demak ke Majapahit (revance Raden Patah/Pati Unus) PARA BUPATI PESISIR PARA WALI R. PATAH DEMAK G. DYAH RANAWIJAYA Tewas MAJAPAHIT BALI ? PENANGGUNGAN

Epilog • Thesa utama yang dapat dijadikan pelajaran tentang keruntuhan Majapahit. Bahwa setiap kerajaan atau negara dapat bertahan apabila ada dukungan rakyatnya sebagai penduduk yang hidup dalam naungan sistem negara tersebut. Apabila rakyatnya tidak perduli pada negaranya, niscaya sistem kerajaan atau negara itu akan hancur. • Ketidakperdulian rakyat terhadap nasib negaranya biasanya terjadi akibat kekecewaanmereka kepada para penguasanya, pejabatnya dan sistem pemerintahan yang tidak mampu membahagiakan kehidupan rakyat. Kekecewaan rakyat itu yang harus segera dihilangkan dengan memenuhi kehidupan yang baik dan kesejahteraan mereka.

Terima kasih
- Slides: 30