Proposisi dan pengujianya dalam Metodologi Penelitan Proposisi dan

  • Slides: 8
Download presentation
Proposisi dan pengujianya dalam Metodologi Penelitan

Proposisi dan pengujianya dalam Metodologi Penelitan

Proposisi dan Pengujiannya Proposisi adalah kalimat pernyatan yang terdiri dari dua variasi atau lebih

Proposisi dan Pengujiannya Proposisi adalah kalimat pernyatan yang terdiri dari dua variasi atau lebih yang menyatakan hubungan sebab akibat (kausalitas). Dari batasan tersebut terdapat kata hubung sebab akibat yang mempunyai makna bagi proposisi tersebut. Tiga hal yang bersangkutan dengan makna proposisi tersebut pertama mengenai bentuk hubungan ; kedua, mengenai ketegasan (linkage) hubungan; dan ketiga, mengenai tingkat nilai nformatifnya.

Bentuk Hubungan Variabel karena proposisi adalah hubungan variabel-variabelkausalitas maka terdapat variabel-variabel yang termasuk penentu

Bentuk Hubungan Variabel karena proposisi adalah hubungan variabel-variabelkausalitas maka terdapat variabel-variabel yang termasuk penentu dan yang termasuk akibat. Atau ada golongan variabel yang menetukan ( variabel bebas = independent variable), ada golongan variabel yang ditentukan (depent variable).

Tentang Ketegasan (Linkage) Hubungan Yang diartikan dengan ketegasan (linkage) proposisi adalah ketegasan hubungan variabel-

Tentang Ketegasan (Linkage) Hubungan Yang diartikan dengan ketegasan (linkage) proposisi adalah ketegasan hubungan variabel- variabelnya. Makin eksak suatu ilmu , makin tegas hubungan variabelnya.

Tingkat Nilai Informatif sebagai hasil berfikir deduktif maupun induktif, proposisi itu mempunyai tingkat nilai

Tingkat Nilai Informatif sebagai hasil berfikir deduktif maupun induktif, proposisi itu mempunyai tingkat nilai imformatif yang berfariasi. Dari rendah ( low informative value) sampai tinggi ( high informative value). Hal ini disebabkan karena cakupan pengertian dari konsep yang dipakai. Suatu fakta (berbentuk proposisi) yang mencapai nilai informativf tinggi disebut hukum (dalil), sedangkan proposisinya disebut “ theoritical proposition”.

suatu proposisi yang derajat keberlakuannya tergantung pada waktu atau tempat ( dan atau kondisi

suatu proposisi yang derajat keberlakuannya tergantung pada waktu atau tempat ( dan atau kondisi lain ) tertent pada umumnya merupakan “ low informative value”. Misalnya dari proposisi yang nilai informatifnya rendah antara lain sebagai berikut : v Jika status posisi seorang masyarakat tinggi, maka seseorang akan kuat terhadap norma. v Jika satu hektar tanaman padi ipupuk dengan satu kuintal urea, maka memberikan hasil sampai 6 ton gabah kering panen. Proposisi yang pertma dikatakan rendah karena cakupan pengertian konsep “ status posisi” dan “norma” adalah tidak luas. Sedangkan proposisi yang kedua, disebabkan karena hal- hal pemupukan pada tanaman keberlakuannya selalu tergantung pada waktu, tempat dan kondisi situasional yang tertentu.

Makin luas cakupan pengrtian konsep atau sifat variabel “ determinant” yang dapat menerangkan “result”,

Makin luas cakupan pengrtian konsep atau sifat variabel “ determinant” yang dapat menerangkan “result”, maka akan makin tinggi nilai informatif itu. Kita perlu kembali pada conceptualisasi fenomena; terutama dalam pengkajian konsep sampai pada variabel yang mendasar itu. Selain itu dapat pula dilakukan dengan penelusuran pada taxonomical approach ( dengan anggapan penelitian verikatif merupakan kelanjutan dari penelitian deskriptif atau paling tidak didasari oleh penelitian deskriptif) ; maka ketelitian diagnosis pada prinsip taxonominya akan mempertinggi nilai informatif dari proposisi yang dirumuskan itu.

Perjanjian Proposisi yang telah dirumuskan dalam berbagai hubungan dengan ketegasannya serta telah dipertimbangkan nilai

Perjanjian Proposisi yang telah dirumuskan dalam berbagai hubungan dengan ketegasannya serta telah dipertimbangkan nilai informatifnya itu harus di uji dengan data empirik. Pengujian tingkat kebenarannya ini dilakukan dengan mempergunakan metode atau teknik statistik yang dewasa ini dianggap mempunyai keampuhan dalam menguji kebenaran itu. pengukuran sampai kepada penentuan atau penyusunan skala itu tidak lain adalah untuk menyatakannya dengan nilai- nilai kuantitatif dari variabel-variabel kualitatif yang dicari hubungan-hubungannya, agar dapat diuji secara statistik. Dan ternyata dari variabel-variabel yang dihubungkan itu tidak selalu simetris, yang menentukan teknik- teknik statistik mana yang harus digunakan untu memudahkan metode atau teknik statistik mana yang tepat bagi pengujian bentuk-bentuk hubungan variabel itu, .