SIFAT KIMIA TANAH PARANITA ASNUR Reaksi Tanah p
- Slides: 20
SIFAT KIMIA TANAH PARANITA ASNUR
Reaksi Tanah (p. H Tanah) • Reaksi tanah menunjukkan sifat kemasamaan/kebasaan tanah yang dinyatakan sbg p. H tanah
Pentingny p. H Tanah 1. Menentukan mudah tidaknya UH diserap oleh tanaman 2. Menunjukkan kemungkinan adanya unsur-unsur beracun 3. Mempengaruhi perkembangan mikroorganisme Ø p. H > 5, 5 bakteri berkembang dengan baik Ø p. H < 5, 5 jamur berkembang dengan baik Ø p. H > 5, 5 bakteri pengikat N 4. Mengubah p. H tanah : tanah masam ditambahkan kapur, tanah basa duturunkan dengan menambahkan belerang
Koloid Tanah • Adalah bahan mineal dan bahan organik yang sangat halus (< 1µ) • Termasuk liat (koloid anorganik) dan humus (koloid organik) • Koloid liat : tersusun dari koloid silikat dan non silikat
Koloid Liat SIFAT DAN CIRI KOLOID LIAT 1. Umumnya berbentuk kristal 2. Mudah mengalami substitusi isomorfik 3. Bermuatan negatif umumnya 4. Sebagian kecil bermuatan positif 5. Menjerap air 6. Menjerap dan mempertukarkan kation 7. Mempunyai permukaan yang luas 8. Merupakan suatu garam yang bersifat masam
Lanjutan. . . • Liat silikat kecuali alofan, adalah berbentuk kristal • Adanya substitusi isomorfik dan patahnya pinggiran kristal menyebabkan mineral liat bermuatan negatif • Akibat bermuatan negatif terjadilah penyerapan dan pertukaran kation • Adanya reaksi protonasi menyebabkan timbulnya muatan positif, sehingga terjadilah penyerapan & pertukaran anion • Terdapat ruang antar lapisan mineral liat menyebabkan koloid liat menyerap air • Liat mempunyai permukaan yang luas karena ukurannya yang halus dan berbentuk lempeng (ada permukaan dalam, samping dan permukaan luar)
Lanjutan. . . • Koloid sebagai garam bersifat masam. • Koloid Misel: a. Ca • b. Al • c. H • d. M • a, b, c, d = jumlah yang berbeda dari kation • M = kation basa seperti Mg, K, Na, dll • Jika kation yang terjerap digantikan seluruhnya oleh H, maka akan diperoleh H misel • Jika kation yang terjerap digantikan seluruhnya oleh Ca, mk akan diperoleh Ca misel. Misel
Koloid Organik • Bahan organik yang bersifat koloid adalah humus • Koloid humus juga bermuatan negatif • Muatan negatif berasal dari gugus karboksil dan fenolik yang dinetralkan dan berasosiasi dengan unit pusat dari koloid humus
Lanjutan. . . • Muatan koloid humus tergantung pada p. H. • Dalam suasana asam hidrogen terikat kuat sekali dan tidak mudah digantikan oleh kation lain. • Dalam keadaan demikian koloid bermuatan negatif rendah. • Sebaliknya dalam suasana basa, hidrogen dari kelompok hidroksil berionisasi dan disusul oleh hidrogen dari kelompok fenolik, selanjutnya akan digantikan oleh Ca, Mg, dan kation lain
Kapasitas Tukar Kation (KTK) • KTK tanah adalah suatu kemampuan koloid tanah menjerap dan mempertukarkan kation. • KTK berbagai tanah sangat beragam, bahkan tanah sejenispun berbeda KTKnya • Besarnya KTK tanah dipengaruhi oleh sifat dan ciri tanah antara lain adalah: • -Reaksi tanah atau p. H • -Tekstur tanah atau jumlah liat • -Jenis mineral liat • -Bahan organik • -Pengapuran dan pemupukan
Lanjutan. . . • Reaksi diatas terjadi pada tanah mineral dilapisan olah yang banyak Ca terjerap dan berada di daerah humid. • Sejumlah asam karbonat dan asam lainnya dibentuk bersamaan dengan proses dekomposisi bahan organik • Ion H yang terbentuk mulai menggantikan ion Ca yang berada pada kompleks jerapan. Pertukaran ini terjadi sebagai akibat aksi massa, disamping itu juga karena ion H dijerap lebih kuat oleh koloid tanah dari pada ion Ca • Pertukaran ion Ca dengan H berlangsung secara ekuivalen. Apabila terjadi penurunan ion H atau penambahan ion Ca , reaksi akan beralih kekiri. Sebaliknya jika H bertambah, atau ion ca berkurang, reaksi akan berali kekanan
Faktor-Faktor yang mempegaruhi KTK • Reaksi Tanah/p. H • Muatan koloid permanen (liat) tidak berubah dengan perubahan p. H, tetapi muatan tergantung p. H jelas meningkat dengan meningkatnya p. H
Lanjutan. . . • Pertukaran kation brubah dg berubahnya p. H tnh • - Pada p. H rendah, hanya muatan permanen liat, dan sbagian muatan koloid organik memegang ion yang dapat digantikan melalui pertukaran kation. Dengan demikian KTK relatif rendah, karena kebanyakan tempat pertukaran kation koloid organik dan beberapa fraksi liat, H dan mungkin hidroksi-Al terikat kuat, sehingga sedikit dipertukarkan • - Dengan meningkatnya p. H, H yang diikat koloid organik dan liat berionisasi dan dapat digantikan. Demikian pula ion hidroksil-Al yang terjerap akan terlepas dan membentuk Al(OH)3, maka terciptalah tapak-tapak pertukaran baru pada koloid liat. Seiring dengan itu KTK pun meningkat
Lanjutan. . . • Tekstur tanah atau jumlah liat • -KTK tanah berbanding lurus dengan jlh btr liat • -KTK berbanding terbalik dengan besar butir liat • Jenis mineral liat • -Jenis koloid mempunyai muatan yang beragam, maka jenis koloid juga mempunyai KTK yg beragam
Nilai KTK pada beberapa mieral liat dan humus Macam minarel KTK (C mol/kg) Humus 100 – 300 Chlorit 10 – 40 Montmorilonit 80 – 150 Illit 10 – 40 Kaolinit 3 – 15 Haloisit 2 H 2 O 5 – 10 Haloisit 4 H 2 O 40 – 50 Seskuioksida 0 -3
Lanjutan. . . • Bahan Organik • -Bahan organik mempunyai daya jerap kation yang lebih besar daripada koloid liat • -Makin tinggi kandungan bahan organik suatu tanah makin tinggi pula KTK • Pengapuran dan pemupukan • -Pada tanah yang bermuatan tergantung p. H (montmorilonit atau koloid organik), maka KTK akan meningkat dengan pengapuran
Lanjutan. . . • Besarnya KTK dinyatakan dengan satuan miliekuivalen (me) yang berarti, satu miliekuivalen adalah suatu jumlah yang setara dengan 1 mghidrogen atau sejumlah ion lain yang dapat berkombinasi atau menggantikan ion hidrogen. • Jumlah atom dalam setiap ekuivalen adalah 6, 02 x 10 (bilangan avogadro). Dengan demikian 1 miliekuivalen setara dengan 1 mghidrogen dan terdiri atas 6, 02 x 10 atom hidrogen. • Untuk memudahkan satuan ini digunakan yang dapat dirubah menjadi ppm. • Ekuivalen atau kesetaraan bobot suatu unsur adalah perbandingan antara berat molekul atau berat atom unsur tersebut dengan valensinya: • Me =BA/Valensi • mg = (BA/V) x me • ppm = me x 10
Kejenuhan Basa • KB berhubungan erat dengan p. H tanah, dimana tanah-tanah dengan p. H rendah umumnya mempunyai KB rendah, sedangkan tanah-tanah dengan p. H tinggi mempunyai KB tinggi pula. • Hubungan p. H dgn KB pd p. H 5, 5 -6, 5 hampir mrpk suatu garis lurus • Tanah-tanah dengan KB rendah berarti komplek jerapan lebih banyak diisi oleh kation-kation asamya itu H dan Al. • Tanah-tanah dengan KB yang sama dan komposisi mineral liat berlainan akan memberikan nilai p. H yang berbeda. Hal ini disebabkan oleh perbedaan derajat dissosiasiion H yang dijerap pada permukaan koloid tanah. • Ion H yang dijerap oleh komplek organik (humus) akan lebih mudah mengalami dissosiasi hingga p. H tanah organik dengan KB tertentu akan lebih rendah dari pada p. H tanah mineral dgn KB yang sama.
Lanjutan. . • KB selalu dihubungkan sebagai petunjuk mengenai kesuburan tanah. Kemudahan dalam melepaskan ion yang dapat diserap tanaman tgtg pada KB. • > 80% sangat subur • 50% – 80% sedang • < 80% tidak subur • Nilai KB 80% berarti 4/5 bagian tempat pertukaran dijenuhi oleh basa K, Ca, Mg dan Na serta 1/5 bagian komplek jerapan ditempati oleh Al dan H.
Hubungan p. H taah dengan KB
- Sifat - sifat -sifat pemerintah reformasi di indonesia
- Sifat wajib mustahil dan jaiz
- Reaksi kimia dalam larutan air
- Ciriciri reaksi oksidasi
- Reaksi kimia anorganik
- Rumus qc dan kc
- Reaksi kimia dibedakan menjadi
- Reaksi kimia anabolisme
- Pengertian neraca massa
- Ilmu kimia yang mempelajari tentang perubahan kalor disebut
- Unsur unsur gas mulia
- 2-metil-1-butanamina
- Reaksi redoks pada daur ulang perak
- Ch2 = ch2 + hcl →
- Sifat fisik ester
- Aluminium amfoter
- Fraksi mol
- Sifat fisik laut
- Sifat kimia telur
- Sifat kimia air laut
- Asid + alkali =