KELAINAN KONGENITAL HIDUNG Dr Andriana Sp THT MSi
- Slides: 27
KELAINAN KONGENITAL HIDUNG Dr. Andriana, Sp. THT, MSi. Med 2016.
1. Labio palatoskisis Menyebabkan deformitas hidung sumbatan hidung bermakna. Fistula dpt menetap pd palatum / ginggivobukal isi rongga mulut mengkontaminasi hidung edem mukosa. Perlu tindakan rekonstruksi
2. Atresia koana o Penutupan satu/kedua koana posterior oleh memb abnormal/tulang. v Parsial /total. Kongenital/didapat. v Etiologi: Kongenital ok infeksi yg berat intra uterin(sifilis, difteri). v Gejala: Tdk adanya/tdk adekuat jalan nafas hidung pd bayi ba lahir kead gawat darurat. v Dx: Kateter tdk dpt masuk dr hidung ke nasofaring. v Tx: Tindakan bedah dg membuat lubang
3. Ensefalokel dan Glioma hidung - Serupa dlm embriogenesis dan histologi, dibentuk jar glia ekstradural. - Ensefalokel merup lesi yg berhubungan dg SSP, sdg Glioma tdk. - Ensefalokel wr kebiruan, dpt ditekan, berdenyut, dpt bertransiluminasi, Furstenberg positif, st cacat kranium harus ada (def : herniasi meningen dan otak ekstrakranial) - DD: Kista dermiod, neurofibroma, hemangioma. - Tx: perlu interfensi bedah saraf
Biasanya sdh ada sejak lahir, tdk diketahui sp masa kanak/dewasa. Mengandung semua unsur kulit: folikel rambut, kelj keringat, kelj sebaseus, jar ikat. Tidak dpt ditekan dan tdk 4. Kista dermoid hidung berdenyut. Tampak spt lubang pd dorsum nasi dan kadang mengeluarkan sekret. Dx: CT-scan. DD; Glioma, ensefalokel, osteomielitis, hemangioma, neurofibroma.
SEPTUM NASI
Septum deviasi
DEFINISI : � Septum nasi yang tidak terletak lurus di tengah rongga hidung. Bila cukup berat akan menyebabkan penyempitan pada satu sisi hidung sehingga fungsi hidung terganggu. ETIOLOGI : � � Waktu lahir, kecelakaan Ketidakseimbangan pertumbuhan masing-masing tulang/tulang rawan pembentuk septum DIAGNOSIS : � Sumbatan hidung yang menetap. Mula-mula unilateral, kemudian bisa bilateral sebagai akibat hypertrophy concha compensatoir dari cavum nasi kontralateral � Nyeri kepala (vacuum headache ) � Hiposmia � Epistaksis
BENTUK DEFORMITAS Bentuk deformitas septum adalah; 1. Deviasi, biacanya berbentuk huruf C atau S 2. Dislokasi, yaitu bagian bawah kartilago septum keluar dari krista maksila dan masuk kedalam rongga hidung. 3. Penonjolan tulang atau tulang rawan septum, bila memanjang dari depan ke belakang disebut krista dan bila sangat runcing dan pipih disebut spina 4. Bila deviasi dan krista septum bertemu dan melekat dengan konka dihadapannya disebut sinekia. Bentuk ini akan menambah beratnya obstruksi.
GEJALA KLINIK � sumbatan hidung → unilateral - bilateral, → sisi deviasi terdapat konka hipotrofi, → sisi sebelahnya terjadi konka hipertrofi → akibat mekanisme kompensasi � Keluhan lainnya : a) Rasa nyeri di kepala dan di sekitar mata. b) Pembauan terganggu c) Sinusitis d) Perdarahan hidung berulang. e) Mendengkur ketika tidur (pada bayi dan anak 2) Pemeriksaan fisik : � Pada sisi deviasi → konka hipotrofi, sebelahnya bisa konka hipertrofi. � Luas rongga hidung kanan dan kiri tidak sama � Deviasi septum bentuk C atau S, dislokasi, penonjolan tulang atau Tl rawan, berbentuk krista atau spina atau perlekatan (sinekia)
v PENATALAKSANAAN : Obstruksi ringan → kauterisasi pada concha inferior Obstruksi berat → operasi pelurusan septum dengan jalan a) RESEKSI � � SUBMUKOSA (SUBMUCOUS SEPTUM RESECTION ) Mukosa perikondium dan mukoperiostium kedua sisi dilepaskan dari tulang rawan dan tulang septum. Bagian tulang atau tulang rwan dari septum kemudiangkat, sehingga mukoperikondrium dan mukoperistium sisi kiri dan kanan akan langsung bertemu di garis tengah. Komplikasi seperti terjadinya hidung pelana (saddle nose) akibat turunnya puncak hidung b) SEPTOPLASTI � ATAU REPOSISI SEPTUM Tulang rawan yang bengkok direposisi. Hanya bagian yang berlebihan saja yang dikeluarkan, dapat dicegah komplikasi seperti terjadinya perforasi septum dan hidung pelana PROGNOSIS � Prognosis pada pasien deviasi septum setelah menjalani operasi cukup baik dan menghindari terjadinya trauma.
POLIP NASI
POLIP NASI Definisi : - Massa lunak, bertangkai, bulat, berwarna putih/keabu-abuan yang terdapat di dalam rongga hidung - Berasal dari pembengkakan mukosa rongga hidung yang berisi cairan interseluler & terdorong ke dalam rongga hidung ok gravitasi - Asal konka inferior, konka media, septum, sinus paranasal biasanya bilateral
Etiologi : 1. Faktor Alergi : Penimbunan eosinofil dalam jumlah besar jaringan polip/sekret hidung Biasanya pada penderita Asma & RA 2. Faktor Infeksi : - Infeksi virus & bakteri - Banyak ditemukan infiltrasi sel-sel neutrofil eosinofil (-) - Sekret hidung mukoid sp purulen - Pemberian kortikosteroid tdk berpengaruh 3 Faktor deviasi septum : cukup berat dapat menyebabkan penyempitan pada salah satu sisi hidung mengganggu fungsi hidung
Gejala & Tanda : - Hidung tersumbat biasanya bilateral Pilek dan bersin-bersin Gangguan penghidu dan pengecapan Rasa tidak enak di daerah muka Patogenesis : - Alergi & infeksi rangsangan/denervasi dari ujung-ujung syaraf Kolinergik & adrenergik vasokonstriksi Permeabilitas pembuluh darah kapiler meningkat transudasi cairan ke dlm jar udem Karena proses yang lama berlanjut Alergi pengaruh histamin terhadap vaskuler peningkatan permeabilitas & hipersekresi - Pada SD polip lebih sering didapatkan pd rongga hidung dg septum yang cekung
Diagnosis 1. Anamnesis 2. Pemeriksaan hidung: Bilateral, multiple, atap rongga hidung sinus etnoid - Polip + Mucosa pucat, basah, sekret encer, membran basalis menebal, sikologi : bnyk sel eosinofil RA - Polip+Mucosa merah, sekret kental/ purulen, banyak sel lemfosit, sel PMN lekosit tanpa penebalan konka, memb basalis infeksi 3. Pemeriksaan Penunjang - Pemeriksaan lab X foto sinus paranasal Pemr histologi Biokimia Histokimia
4. Penatalaksanaan a. Medika mentosa - Kortikosteroid oral : Prednisone Dosis dewasa : 5 – 6 mg/hr, tapp-of 2 -3 mgg Dosis anak : 0, 05 – 2 mg/kg BB/hr, tapp-of 2 -3 mgg b. -Steroid Topikal Untuk mengurangi/ menghambat pertumbuhan polip efektif utk perawatan post operasi. Kartikosteroid Dosis dewasa : 2 x spray tiap lubang hidung Dosis anak : < 12 th tidak diijinkan > 12 th sm spt dewasa - Budesomde : < 6 th tdk diijinkan
c. Penatalaksanaan bedah - Bila tlh mengganggu pengaliran ostium etmoid, maxilla - Menghambat jalan nafas - Menyebabkan gangguan penghidu Polipektomi : lokal, general d. Penatalaksanaan diet, konsultasi Diet : mak penyebab alergi dihindari Konsul : ahli pulmo riwayat asma, Cystic Fibrosis e. Follow up : 1 – 2 x /th
BENDA ASING HIDUNG Definisi : Benda yang berasal dari eksogen atau endogen yang dalam keadaan normal tidak ada pada hidung. � Anorganik � Organik Sering pada anak-anak usia 1 - 4 tahun. Sayangnya hal ini terkadang tidak diketahui selama berhari – hari. �
Berdasarkan asalnya Eksogen : berasal dari luar tubuh, � hidung atau mulut. � benda padat, cair atau gas. Padat � organik →kacang 2 an (tumbuhan 2 an, tulang) � anorganik: → peniti, batu, kapur barus, mainan, manik 2, dll. Cair � iritatif � zat kimia. Cair � non iritatif � cairan dengan ph 7, 4 v Endogen : berasal dari dalam tubuh. � Sekret kental, � darah atau bekuan darah � Nanah � krusta v
Gejala utama � � � Karena sering tidak terdeteksi, maka waspadai bila mencium bau tidak enak dari hidung anak. Keluarnya discharge dari hidung unilateral berbau busuk, kadang bercampur darah Tidak nyeri
CARA MENGAMBIL
- Koana hidung
- Kode diagnosa tinnitus
- Limphoid
- Tht logo
- Icd 10 serumen prop
- Propioseptik
- Sefalisasi
- Adiatus
- Humidifikasi hidung adalah
- Anatomi hidung
- Terminologi medis sistem pernapasan
- Peribahasa tiada tempat bergantung
- Bagaimana bunyi gendang begitulah tarinya maksud
- Distosia kelainan jalan lahir
- Peta konsep tentang tulang
- Pt msi produksi apa
- Msi sdk
- Msi circuits
- Bcd adder
- Combinational logic with msi and lsi
- Ece 271
- Protocolo msi
- Nsf cise msi
- Dari 100 responden didapat harga rata rata untuk angket
- Thermal voltage drift is defined as
- Tfpt.msi
- Msi tutoring ucsc
- Msi counter