Agroklimatologi Klimatologi Pertanian Ilmu Iklim Pertanian Laboratorium TanahSumberdaya
Agroklimatologi =Klimatologi Pertanian =Ilmu Iklim Pertanian Laboratorium Tanah/Sumberdaya Lahan, PS Agroteknologi, Fakultas Pertanian, UNSOED
RADIASI MATAHARI SUHU UDARA TEKANAN UDARA 3 ANGIN 5 1 2 PENGUAPAN AIR (ET) KEL. UDARA AWAN DAN HUJAN 7 4 6
POKOK BAHASAN AGROKLIMATOLOGI I. Pendahuluan II. Cuaca dan Iklim III. Unsur-unsur cuaca dan pengaruh cuaca terhadap tanaman, tanah, dan OPT IV. Iklim Indonesia (Tropis) V. Klasifikasi (pengkelasan) Ikllim VI. Pengelolaan Cuaca (iklim) VII. Pranata Mangsa VIII. Perubahan iklim dan dampaknya pada bidang pertanian IX. Peranan pemodelan dalam Pengelolaan Sitem Pertanian
I. KLASIFIKASI (pengelompokkan) IKLIM A. Maksud, masalah, dan pengertian klasifikasi iklim q Di atas permukaan bumi ini terdapat banyak sekali macam iklim, maka sulit (rumit) untuk memahami pola iklim dunia. q Di permukaan bumi tidak ada dua tempat yang mempunyai iklim yang identik, (namun dapat dikelompokkan ) disederhanakan dijelaskan polanya q Untuk menyederhanakan dan menjelaskan pola iklim yang rumit itu perlu suatu cara untuk mengatur data iklim yang sangat beragam. q Pengaturan itu dengan cara mengelompokkan data iklim, menyederhanakan sebaran data iklim, dan akhirnya memahami pola iklim dunia.
A. Maksud , masalah, dan pengertian klasifikasi iklim. . q Unsur iklim ada 7 unsur, tetapi akan dimunculkan 1 hasil pengelompokkan. q Penggunaan hanya 1 unsur iklim untuk mengelompokkan belum memenuhi syarat definisi iklim. q Penggunaan semua unsur iklim menghasilkan kerumitan yang berlawanan dengan tujuan pengelompokkan iklim, yakni kesederhanaan dan kejelasan. q Berapa unsur iklim yang digunakan? Cukup dipilih unsur iklim yang dianggap penting yang berhubungan dengan tujuan pengelompokkan q Unsur iklim yang sering digunakan adalah curah hujan dan suhu udara.
A. Maksud , masalah, dan pengertian klasifikasi iklim. . Misalnya pengungkapan data curah hujan: 1. jumlah hari hujan, 2. CH bulan terkering, 3. CH tahunan. 4. Jumlah bulan basah, dll. . Selain memilih unsur dan pengungkapan juga menentukan nilai ambang unsur yang dipilih. q Untuk menghindari permasalahan yang ditimbulkan dari definisi iklim, maka diperlukan indek (penjurus) iklim. Indek iklim ini erat hubungannya dengan kondisi iklim. Yang sering digunakan adalah Indek tanaman (vegetasi) alami. q Kelemahan menggunakan indek tanaman adalah karena tanaman dipenga-ruhi oleh relief, tanah, dan macam kegiatan manusia (irigasi). q Masalah lain dalam penglompokkan iklim adalah kecukupan
Pengelompokkan iklim yang baik seperti apa? q Cakupan (wilayah) berlakunya luas. Biasanya sistem pengelompokkan iklim yang cakupan wilayahnya luas kurang teliti q Teliti (=bisa membedakan dengan jelas) Biasanya sistem pengelompokkan yang teliti wilayah cakupannya tidak luas. q Data yang digunakan mudah diukur dan didapatkan
Pendekatan pengelompokkan iklim Pendekatan genetik -Pengelompokkan didasarkan pada penentu iklim, yaitu faktor yang menentukan iklim berbeda, misalnya sirkulasi udara, radiasi bersih, dan fluks kelembaban, zona angin, penerimaan radiasi mathr. -Cakupan wil. luas tetapi kurang teliti Pendekatan generik atau empirik -Pengelompokkan didasarkan unsur iklimnya sendiri -Cakupan wil. sempit, tetapi lebih teliti -Pendekatan empirik (1) berdasarkan neraca air (Moisture budget) (2) berdasarkan pertumbuhan vegatasi
Pendekatan pengelompokkan iklim …. . Pengukuran penentu iklim (genetik) lebih sulit daripada pengu-kuran unsur iklim (empirik atau generik), sehingga pengelom-pokkan iklim menggunakan pendekatan empirik lebih berkem-bang dari pada yang genetik, karena data mudah didapatkan.
Pendekatan pengelompokkan iklim Pendekatan genetik Klasifikasi iklim atas dasar sirkulasi udara, sistem angin dan CH (Flohn, 1950) Pendekatan generik atau empirik 1. Klasifikasi iklim secara empirik- neraca air Sistem Thornthwaite 2. Klasifikasi iklim secara empirik – pertumbuhan vegetasi Sistem Koppen (1900) 3. Klasifikasi iklim empirik – pertumbuhan vegetasi sistem Schmidth-Ferguson 4. Klasifikasi iklim empirik – pertumbuhan vegetasi Sistem Oldeman
Pengelompokkan iklim secara genetik Atas dasar penerimaan radiasi matahari Iklim Wilayah Kutub Utara 66, 5 o LU-90 o LU Sub-tropik Utara 23, 5 o. LU-66, 5 o LU Tropik 23, 5 o LS-23, 5 o LU Sub-tropik Selatan 23, 5 o LS-66, 5 o LS Kutub Selatan 66, 5 o LS-90 o LS Keterangan KU KS
Pengelompokkan secara genetik… Atas dasar sirkulasi udara, sistem angin dan CH (Flohn, 1950) Tipe iklim Sifat/ciri Vegetasi Zona ekuatorial Selalu basah Hutan tropis Zona tropika Hujan musim panas Savana Hutan kering Zona sub-tropika kering Stepa, gurun stepa, gurun Zona hujan musim dingin Hujan musim dingin Pohon berdaun keras Zona ekstra tropika Hujan sepanjang tahun Pohon berdaun lebar dan hutan campuran Zona sub-polar Hujan sepanjang tahun terbatas Hutan koniferus Zona benua Boreal Hujan misim panas, salju musim dingin terbatas tundra Zona Kutub Hujan musim panas di awal musim dingin Gurun es
Pengelompokkan iklim secara empirik- neraca air Sistem Thornthwaite Dasarnya adalah Evapotranspirasi potensial (EP). EP digunakan, karena EP menyatakan perpindahan energi bahang dan lengas ke atmosfer dari energi radiasi matahari. Energi yang digunakan untuk evapotrans. dan jumlah air yang dievapotranspirsikan pada musim panas > musim dingin. Demikian pula energi dan jumlah air yang di trans. wilayah iklim panas > iklim dingin. Dengan membandingkan antara evapotraspirsi potensial (EP) dan curahan (P) di suatu wilayah dapat ditentukan apakah suatu musim mengalami surplus air atau defisit air, dan apakah suatu wil. Iklim basah atau kering.
Pengelompokkan iklim secara empirik- neraca air …. Sistem Thornthwaite Evapotranspirasi (EP), Curahan (P) dan hubungan kedua unsur cuaca tersebut digunakan untuk menyususn 4 kriteria dalam pengelompokkan iklim suatu wilayah. 1. kecukupan kelengasan dinyatakan dengan indek kelengasan (Im) 2. keefisienan termal dinyatakan dengan EP 3 bulan musim panas 3. agihan musiman dari kecukupan kelengasan 4. konsentrasi musim panas dari keefisienan termal
Batas kuliah 1
Pengelompokkan iklim secara empirik- neraca air …. Sistem Thornthwaite 1. EP = evapotranspiras bulanan = 1, 6 (10 T/I)a cm, T = suhu udara bulanan, i =12 I = indek panas (i) selama 12 bulan ; I = Σ (Ti /5) 1, 54, i =1 a = 675. 10 -9 x I 3 -771. 10 -7 x I 2 + 0, 01792 x I + 0, 4429 2. Indek kelengasan Im = {(100 S-100 D)/EP} direvisi Im = 100 {(P/EP) -1} S = surplus air tahunan, P = CH tahunan, EP = evapotrans. tahunan, dan D = defisit air tahunan
Pengelompokkan iklim secara empirik- neraca air …. Sistem Thornthwaite Bl Suhu Min Max EA EP (cm) CH (cm) Rataa n (CH thn-EP thn)(cm) S D Jan Tjan 1, 6 (10 Tjn/I)a CHjn + Feb Tfeb 1, 6 (10 Tfb/I)a CHfb + Mrt Tmrt 1, 6 (10 Tmt/I)a CHmr + Apr Tapr 1, 6 (10 Tap/I)a CHap + Mei Tmei 1, 6 (10 Tmi/I)a CHmi + Jun Tjun 1, 6 (10 Tjn/I)a CHjni + Jul Tjul 1, 6 (10 Tjl/I)a CHjli - Ags Tags 1, 6 (10 Tags/I)a CHags - Sep Tsep 1, 6 (10 Tsep/I)a CHsep - Oct Toct 1, 6 (10 Tokt/I)a CHokt - Nov Tnov 1, 6 (10 Tnov/I)a CHnov + Dec Tdec 1, 6 (10 Tdec/I)a CHdec + CH thn. S thn EP thn. D thn
t maks. t min. Medan Pontianak t rata-rata. Jakarta Surabaya Daerah pantai Kupang
t maks. t min. t rata-rata. Cipetir 570 m dpl pusakanegara 7 m dpl Pacet 1. 100 m dpl Mojowarno 50 m dpl Suhu udara rata-rata antara 18 dan 28 o. C Beda tinggi tempat Tosari 1. 755 m dpl
Perhitungan Im = [100 (S-D)/EP] Im = [(CHthn/EPthn-1) x 100]
Sistem Thornthwaite … 1. Kecukupan lengas (Im) Kode Jenis Kecukupan lengas Indek kelengasan Im =100 {(CHthn/EPthn) 1} A Perhumid (perlembab) >100 B 4 Humid (lembab) 80 -100 B 3 Humid (lembab) 60 -80 B 2 Humid (lembab) 40 -60 B 1 Humid (lembab) 20 -40 C 2 Sub-humid lembab (sub-lembab) 0 -20 C 1 Sub-humid kering (sub-lembab kering) -33, 0 -0 D Semi arid (paruh kering) -66, 7 - -33, 3 E Arid (kering) -100— 66, 7
Sistem Thornthwaite … 2. Keefisienan termal EP (cm/3 bulan musim panas) Megatermal >114 Mesotermal 99, 7 -114 Mesotermal 85, 5 -99, 7 Mesotermal 71, 2 -85, 5 Mesotermal 57, 0 -71, 2 Mikrotermal 42, 7 -57 Mikrotermal 28, 5 -42, 7 Tundra 14, 2 -28, 5 beku 0 -14, 2
Sistem Thornthwaite … 3. konsentrasi musim panas dari keefisienan termal % Konsenrasi = EP 3 bulan musim panas (cm)/EP 12 bulan (cm) x 100 Jenis konsentarasi musim panas Konsentrasi (%) a 1 > 48 b 1 4 48 -51, 9 b 1 3 51, 9 -56, 3 b 1 2 56, 3 -61, 6 b 1 1 61, 6 -68, 0 c 1 2 68, 0 -76, 3 c 1 1 76, 3 -88, 0 d 1 >88, 0 % konsentarsi = persentase dari rata-rata EP kumulatif selama 3 bulan musim panas
Sistem Thornthwaite … 4. Kecukupan kelengasan musiman Indek kekersanagan = [S/EP] x 100 Kode Iklim lengas(A, B, C 2) Indek kekersangan r Sedikit atau tak ada defisit air 0 -10 s Defisit musim panas sedang 10 -20 w Defisit musim dingin sedang 10 -20 s 2 Defisit musim panas besar 20 ke atas w 2 Defisit musim dingin besar 20 ke atas Iklim Kering (C, D, E) Indeks kelembaban d Sedikit atau tiada surplus air 0 - 16, 7 s Surplus musim dingin sedang 16, 7 – 33, 3 w Surplus musim dingin sedang 16, 7 -33, 3 s 2 Surplus musim dingin besar >33, 3 w 2 Surplus musim dingin besar >33, 3
Pengelompokkan iklim secara empirik …. Sistem Thornthwaite Im Kelembaban (tipe iklim) PE (cm) Keefisienan termal > 100 Perhumid (A) > 114 megatermal 20 -100 Humid (B 1 -B 4) 57 -114 mesotermal 0 -20 Sub-humid lelmbab (C 2) 28, 5 -57 mikrotermal -33 -0 Sub-humid kering (C 1) 14, 2 -28, 5 tundra -67 - -33 Semi arid (D) < 14 frost -100 - -67 Arid (E) < 14 frost
Pernyataan cara Thornthwaite EA 1 da 1 E = adalah daerah kersang dengan indeks kelengasan antara -100 dan -66, 7 A 1 = jenis keefisienannya adalah megatermal dengan PE > 114 cm d = tidak surplus air a 1 = konsentrasi musim panas < 48 %
Pengelompokkan iklim secara empirik – pertumbuhan vegetasi Sistem Koppen (1900) Dasarnya hubungan antara klim dan pertumbuhan tetumbuhan (vegetasi). Vegetasi? Vegetasi alami mencerminkan iklim tempat tumbuh Vegetasi tumbuh alami sesusai dengan CH efektif Jumlah hujan yang sama akan berbeda gunanya bila jatuh pada musim yang berbeda Variabel (data) iklim yang digunakan adalah: Suhu udara bulanan dan suhu udara tahunan Curah hujan bulanan dan curah hujan tahunan
Pengelompokkan iklim secara empirik – pertumbuhan vegetasi Sistem Koppen (1900) Jenis iklim utama Simbol A B C D E Jenis iklim utama Iklim hujan tropis Iklim kering Iklimm hujan sedang panas Iklim hutan salju sejuk Iklim kutub
Keterangan iklim utama Sistem Koppen (1900) A Suhu rata-rata bulan terdingin > 18 o. C. Isoterm musim dingin 18 o. C adalah kritis untuk hidup tetumbuhan tropis tt. CH tahunan > Et tahunan B Evapotranspirasi tahunan rata-rata > curah hujan tahunan rata Defisit air C Suhu rata-rata bulan terdingin antara -3 dan 18 o. C. Bulan terpanas >10 o. C. Isoterm musim panas 10 o. C berkorelasi dengan batas ke arah kutub dari pertumbuhan pohon dan isoterm -3 o. C menujukkan batas ke arah khatulistiwa D Suhu rata-rata bulan terdingin di bawah -3 o. C dan bulan terpanas mempunyai rata-rata > 10 o. C. E Suhu rata-rata bulan terpanas < 10 o. C. Bulan terpanas dari ET mempu-nyai suhu rata-rata antara 0 dan 10 o. C. Bulan terpanas EF mempunyai suhu rata-rata < 0 o. C
Pengelompokkan iklim secara empirik Sistem Koppen (1900) …. A B C Iklim hujan tropis Af iklim hutan hujan tropis Aw iklim savana Am iklim monsun tropis Iklim kering BSh iklim stepe terik BSk iklim stepe sejuk BWh iklim gurun terik BWk iklim gurun sejuk Iklim hujan sedang panas Cfa lengas semua musim, musim panas terik Cfb lengas semua musim, musim panas Cfc lengas semua musim, musim panas pendek, sejuk Cwa hujan musim panas, musim panas terik
Pengelompokkan iklim secara empirik Sistem Koppen (1900) … C D E CWb hujan musim panas, musim panas Csa hujan musim dingin, musim panas terik Csb hujan musim dingin, musim panas Iklim hutan salju sejuk Dfa lengas semua musim, musim panas terik Dfb lengas semua musim, musim panas Dfc lengas semua musim, musim panas sejuk Dfd lengas semua musim, musim dingin, luar bisa dingin Dwa hujan musim panas, musim panas terik Dwb hujan musim panas, musim panas Dwc hujan musim panas, musim panas sejuk Dwd hujan musim panas, musim dingin, luarbiasa dingin Iklim kutub ET tundra EF salju es abadi
Kriteria pembagian jenis iklim utama Sistem Koppen (1900) …. Distribusi musiman curahan (pengaruh hujan) f Tidak ada musim kering, basah sepanjang tahun (A, C, D), CH bul. > 60 mm m Monsun, dengan musim kering pendek dan hujan lebat sepanjang sisa tahun (A) w Hujan musim panas (A, C, D) S Musim kering pada musim panas (B) W Musim kering pada musim dingin (B) Karakteristik suhu tambahan (pengaruh suhu) a Musim panas terik, suhu rata-rata bulan terpanas > 22 o. C b Musim panas, suhu rata-rata bulan terpanas < 22 o. C c Musim panas sejuk dan pendek, kurang dari 4 bln. suhu rata-rata > 10 o. C d Musim dingin sanagat dingin, bulan terdingin bersuhu rata-rata < -38 o. C h Terik, suhu tahunan rata-rata > 18 o. C o
Peta Iklim Dunia dari Koppen
Klasifikasi Koppen Kunci Determinasi Koppen
. No. 1 2 Menentukan tipe iklim menurut Koppen Deskripsi Apabila suhu rata-rata bulan terpanas (ttp): < 10 o. C > 10 o. C Tipe iklim Lajut ke No. E A, C, D 8 2 B A, C, D 5 3 A, C, D berbeda dengan B, apabila a. CH merata sepanjang tahun (CHto) CHto < 2 t + 14 CHto > 2 t + 14 b. CH terkosnsentrasi pada musim panas (summer) (CHmp) CHmp < 2 t + 28 CHmp > 2 t + 28 c. CH terkosnsentrasi pada musim dingin (winter) (CH md) CHmd < 2 t CHmd > 2 t
Menentukan tipe iklim menurut Koppen …. . No. Deskrisi Tipe iklim 3 4 Iklim A, C, dan D dipisahkan berdasarkan suhu rata-rata bulan terdingin (ttd): t td >18 o. C <ttd > -3 o. C t td < -3 o. C Iklim A dibedakan ke Af, Am, Aw dengan: a. CH tahunan (CHthno) dan CH bulan terkering (CHbtko) (Chbtko) > 60 mm (Chbtko) < 60 mm b. Dengan CH bulan terkering rumus (CHbtkr) = [(CH thn -10)/25] (CHthno) > (CHbtkor) (CHthno) < (Chbtkor) A C D Lajut ke No. 4 6 7 Af Am, Aw 4 b Am Aw
Menentukan tipe iklim menurut Koppen. No. 5 Deskripsi Iklm B dibedakan menjadi BS dan BW didasarkan pada CH tahunan (CHthno) dan suhu rata-rata tahunan (t thno) a. Bila CH merata sepanjang tahun (CHthnr) = (tthno +7) (CHthno) < (CHthnr) (CHthno) > (CHthnr) b. Bila CH maksimum pada musim panas (CHmakmp) (CHthnr) = (tthno +14) (CHmakmp) < (CHthnr) (CHmakmp) > (CHthnr) c. Bila CH masimum pada musim dingin (CHmakmd) (CHthnr) = (tthno) (CHmakmd) < (CHthnr) (CHmakmd) > (CHthnr) Tipe iklim BS BW Lajut ke No.
Menentukan tipe iklim menurut Koppen. No. 6 7 Deskrisi Iklm C dibedakan menjadi Cf, Cw, Cs didasarkan pada CH maksimum (CHmak) dan CH bulan terkering (CHbtk) a. Bila CH merata sepanjang tahun (CHbtk) > 30 mm b. Bila CH maksimum pada musim panas (CHbtk) ≥ 10 x CH terkering musim dingin c. Bila CH maksimum pada musim dingin (CHbtk) ≥ 3 x CH terkering musim panas Iklm D dibedakan menjadi Df, dan Dw didasarkan pada penye-baran CH maksimum (CHmak) dan CH bulan terkering (CHbtk) a. Bila CH merata sepanjang tahun (CHbtk) > 30 mm b. Bila CH maksimum pada musim panas (CHbtk) ≥ 10 x CH terkering musim dingin Tipe iklim Cf Cw Cs Df Dw Lajut ke No.
Menentukan tipe iklim menurut Koppen. No. 8 Deskripsi Iklm E dibedakan menjadi ET dan EF didasarkan pada suhu udara bulan terpanas (ttpn) a. Bila 10 o. C > (ttpn) > 0 o. C Bila (ttpn) < 0 o. C Tipe iklim ET EF Untuk Indonesia klasifikasi iklim Koppen ? Kurang teliti (untuk perkebunan) Suhu terdingin di Indonesia > 18 o. C hanya A Lajut ke No.
Pengelompokkan secara empirik – pertumbuhan vegetasi Sistem Schmidth-Ferguson Modifikasi dari pengelompokkan iklim menurut Mohr Di Indonesia, sangat terkenal, lebih teliti dr pada cara Koppen. Untuk wilayah perkebunan dan hutan tropik humid Data (variabel) iklim yang digunakan adalah: 1. Curah hujan bulanan, minimum 10 tahun Type iklim (Q) ditentukan dari perbandingan antara rata -rata jumlah bulan kering dan rata-rata jumlah bulan basah Q = [rata-rata Σ BK/rata-rata Σ BB] x 100 Curah hujan bulanan dibedakan: Bulan basah (BB) bila CH bulanan > 100 mm Bulan lembab (BL) bila CH bulanan antara 60 dan 100 mm Bulan kering (BK) bila CH bulanan < 60 mm
Pengelompokkan iklim secara empirik – pertumbuhan vegetasi Sistem Schmidth-Ferguson … No. Tahun Bulan Jan. Feb. Maret Jumlah ----- Des. BB BL BK 1 Ke 1 - - - - 2 Ke 2 - - - - 3 Ke 3 - - - - 4 Ke 4 - - - - n Ke n - - - - Σjan ΣFeb ΣMrt ΣDes ΣBB ΣBL ΣBK Jan Feb Mrt. Des BB BL BK ------ Jangan dengan ini S-F Q = {[(ΣBK/n)/(ΣBB/n)]x 100} atau Q = BK/BB x 100
Gambar segitiga S-F . 0 12 G 8 7 16 F 7 50 = ½ = 2/4 = 3/6 = 4/8 E 6 , 0 5 9 Bl; 6 BL; 4 BL; 0 BL 33 C 3 2 , 3 D 4 , 3 60 B 1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Rata-rata jumlh bulan basah 14 Rata-rata jumlh bulan kering 9 0 30 0 10 Q = {[(ΣBK/n)/(ΣBB/n)]x 100} (%) 10 H 70 11 10 A 11 12
1. Tipe iklim 8 tipe iklim Deskripsi (candra) A (0 -14, 3) Daerah sangat basah dengan vegetasi hutan hujan tropik B (14, 3 -33, 3) Daerah basah dengan vegetasi hutan hujan tropik C (33, 3 -60, 0) Daerah agak basah dengan vegetasi hutan rimba, di antaranya terdapat jenis vegetasi yang daunnya gugur pada musim kema-rau, misalnya Jati D (60 -100) Daerah sedang dengan vegetasi hutan musiman E (100 -167) Daerah agak kering dengan vegetasi hutan savana F (167 -300) Daerah kering dengan vegetasi hutan savana G (300 -700) Daearh sangat kering dengan vegtasi padang illalang H (> 700) Daerah ekstrim kering dengan vegtasi padang illalang
Pengelompokkan secara empirik – pertumbuhan vegetasi Sistem Oldeman Di Indonesia tergolong sistem pengelompokkan iklim baru q Cara ini sangat berguna dalam pengembangan lahan pertanian tanaman pangan q Data iklim (variabel) yang digunakan adalah curah hujan bulanan. q q Dasarnya bahwa: 1. Padi sawah membutuhkan 145 mm air perbulan dalam musim hujan 2. palawija membutuhkan 50 mm air perbulan pada musim kemarau 3. Hujan bulanan yang diharapkan memp peluang kejadian P 75 = (0, 82 CH-30) mm 4. Hujan efektif untuk padi sawah 100 % 5. Hujan efektif untuk palawija dengan tajuk rapat =75 %
Pengelompokkan secara empirik – pertumbuhan vegetasi Sistem Oldeman … CH bulanan dibedakan menjadi: 1. Bulan basah (BB), bulan dengan CH bulanan rata-rata >200 mm 2. Bulan lembab (BL) bulan dengan CH bulanan rata-rata antara 100 dan 200 mm 3. Bulan kering (BK), bulan dengan CH bulanan rata-rata < 100 mm Pengelompokkannya menggunakan panjang periode bulan basah dan bulan kering berturut-turut. Struktur penglompokkan dibu-at 5 tipe utama dan 4 subdivisi Tipe utama dibedakan atas dasar jumlah bulan basah bertu-rutan. Tipe utama A B C Σ BB berturutan >9 7 -9 5 -6
Pengelompokkan iklim empirik – pertumbuhan vegetasi Sistem Oldeman … Sub-divisi dibedakan atas dasar jumlah bulan kering berturutan Sub-divisi Σ BK berurutan 1 <2 2 2 -3 3 4 -6 4 >6 Gabungan antara tipe utama dan sub-divisi terdapat 17 daerah (zona) agroklimat, iaitu A 1, A 2, B 1, B 2, B 3, C 1, C 2, C 3, C 4, D 1, D 2, D 3, D 4, E 1, E 2, E 3, E 4.
Segitiga Oldeman Length of growing period Length of dry period Periode BK Length of wet period Periode BB
PONTIANAK KOTA BUMI Bulan Basah SERANG Kupang Bulan kering
Pengelompokkan iklim empirik – pertumbuhan vegetasi Sistem Oldeman … N o. Tahun Bulan 1 Ke 1 J. F. Mt. 2 Ke 2 - - 3 Ke 3 - 4 Ke 4 5 n A. D B B BL BK - - - - - Ke 5 - - - - Ke n - - - - ΣJ ΣF ΣM ΣA ΣM ΣJ n ΣJl ΣA ΣS ΣO ΣN ΣD Σ B ΣL ΣK J F M A Mi Jn Jl A S O N D B B BL BK Cari BB dan BK yang berturutan Mi Jn Jl S-F A S O N
Penjabaran tipe iklim Oldeman Tipe Pejabaran A 1 , A 2 Sesuai untuk padi terus menerus, Produksi kurang, karena kerapatan (flux) radiasi matahari rendah sepanjang tahun B 1 Sesuai untuk padi-padi dengan perencanaan awal musim yang baik. Produksi baik di musim kemarau (sadon) B 2 Padi-padi (varietas pendek) dan palawija. C 1 Padi 1 x dan 2 x palawija [ padi-palawija]. C 2 , C 3 , C 4 Dalam 1 tahun 1 x padi, 2 x palawija. Palawija ke 2 hati-hati jangan jumbuh dengan bulan kering D 1 1 x padi umur pendek dan 2 x palawija D 2 , D 3 , D 4 Mungkin hanya 1 x padi, 2 x palawija tergantung ketersediaan air irigasi E Terlalu kering, mungkin 1 x palawija itu pun tergantung CHnya
Pengelompokkan iklim empirik – pertumbuhan vegetasi Sistem Scmidt-Ferguson Bulan Σ Bulan Tahun J. F. 1982 355 229 250 291 0 0 14 0 0 0 1983 475 335 269 332 513 5 0 0 12 1984 549 259 397 492 130 83 128 60 1985 297 396 263 376 209 102 55 1986 194 520 618 328 84 275 1987 320 714 321 235 78 1988 506 220 385 178 1989 491 601 341 1990 408 309 1991 662 Jum. Ratarata Mrt A. Mi Jn Jl A S O N D B L K 57 275 5 0 7 325 382 431 8 0 4 350 247 197 265 10 2 0 33 24 330 472 244 9 0 3 74 23 249 237 555 256 9 2 1 46 29 0 0 0 605 743 6 1 5 441 237 20 132 77 331 550 396 10 1 1 471 294 458 114 60 0 294 355 254 10 1 1 286 317 646 230 196 162 79 221 312 525 11 1 0 496 227 318 0 0 0 256 511 0 6 4257 4079 3357 3338 2395 1436 630 470 791 2241 3996 3386 84 8 28 425, 7 407, 9 335, 7 333, 8 239, 5 143, 6 63 47 79, 1 224, 1 399, 6 338, 6 8, 4 0, 8 2, 8 Q = (rata-rata Σ bln kering/rata-rata Σ bln basah) = [2, 8/8, 4] x 100 = 33, 33 C atau B Bukan Q = 1/9 x 100 = 11, 11 SALAH
. TERIMAKASIH
- Slides: 62