Soft System Methodology Disampaikan pada kegiatan Pelatihan Metodologi

  • Slides: 31
Download presentation
Soft System Methodology Disampaikan pada kegiatan : Pelatihan Metodologi Penelitian Bagi Dosen Universitas Sahid

Soft System Methodology Disampaikan pada kegiatan : Pelatihan Metodologi Penelitian Bagi Dosen Universitas Sahid Jakarta, 29 Maret 2017

Soft System Methodology q Sebuah pendekatan holistik dalam melihat aspek-aspek riil dan konseptual di

Soft System Methodology q Sebuah pendekatan holistik dalam melihat aspek-aspek riil dan konseptual di masyarakat. q SSM melihat setiap yang terjadi sebagai Humas Activity System, karena serangkaian aktivitas manusia dapat disebut sebagai sebuah sistem (Nandish, 1995), yaitu setiap aktivitas-aktivitas tersebut saling berhubungan dan membentuk suatu ikatan. q. Cara berpikir sistem : 1. Hard : masalah yang tampak nyata, dapat dirumuskan dengan jelas 2. Soft : masalah tidak dapat diformulasikan atau dinyatakan dengan tepat, dan seringkali masalah tersebut hanya merupakan isu yang membutuhkan perhatian

Soft System Methodology q Hard system methodology mampu menjawab persoalan di tataran terstruktur q

Soft System Methodology q Hard system methodology mampu menjawab persoalan di tataran terstruktur q Soft System Methodology dapat digunakan ketika pendekatan mekanikal tidak bisa menjelaskan secara utuh realitas dunia nyata. q SSM : metode yang unik karena dapat digunakan untuk menganalisa berbagai situasi riil, kompleks serta komseptual paradigmatik di lingkungan sosial, ekonomi, politik atau pada tataran kebijakan sekalipun (situasi soft) (Hidayatullah, 2011)

Perbedaan antara SSM dengan riset kualitatif • Dalam debating dan concluding, praktisi SSM membuat

Perbedaan antara SSM dengan riset kualitatif • Dalam debating dan concluding, praktisi SSM membuat alat bantu terlebih dahulu yaitu dalam bentuk Conceptual Model (CM) • Praktisi riset kualitatif cukup story telling dan sudah berani mengambil kesimpulan. • Alat bantu yang dapat digunakan selain CM misalnya AHP, ISM, sistem dinamis, dll dalam memasuki dan melewati tahap 5 dan 6 (SSM based multimethodology)

Soft System Methodology (Checkland dan Poulter , 200 Proses mencari tau yang berorientasi aksi

Soft System Methodology (Checkland dan Poulter , 200 Proses mencari tau yang berorientasi aksi atas situasi problematis dari kehidupan nyata sehari-hari; para pengguna SSM melakukan pembelajaran yang dimulai dari menemukenali situasi sampai merumuskan dan atau mengambil tindakan guna memperbaiki situasi problematis tersebut. Proses pembelajaran terjadi melalui proses yang terorganisir dimana situasi nyata dieksplorasi dengan menggunakan alat intelektual –yang memungkinkan terjadinya eksekusi yang terarah-yang disebut sejumlah model aktivitas yang punya maksud yang dibangun berdasarkan sejumlah sudut pandang (worldview) yang murni

Soft System Methodology • SSM selalu bergerak dari dua level yaitu reality dan actuality

Soft System Methodology • SSM selalu bergerak dari dua level yaitu reality dan actuality • Tahap 1, 2, 5 dan 6 : reality • Tahap 3 dan 4 : actuality (tidak boleh ada study literatur maupun metode) karena merupakan tahap mengkonstruksikan semua data dari dunia nyata (reality) ke dalam otak kita (menjadi actuality) atau system thinking about reality/actuality

SSM • Pengolahan data dengan otak kita (SSM ada di tahap 3 dan 4)

SSM • Pengolahan data dengan otak kita (SSM ada di tahap 3 dan 4) • Pikiran kita mengkonstruksikan seluruh data dari dunia nyata yang diperoleh pada tahap 1 dan 2 menjadi alat intelektual yang disebut konseptual model. • • Minum kopi : reality Membayangkan minum kopi : aktuality SSM bukan tujuan tapi alat Tujuan penelitian : kesimpulan tahap 5 dan 6

SSM – overview (seven stage model) situation 1 considered problematic 2 problem situation expressed

SSM – overview (seven stage model) situation 1 considered problematic 2 problem situation expressed 7 action to improve the problem situation 6 changes: systemically desirable, culturally feasible comparison of models and real world 5 real world 3 root definition of relevant systems conceptual models of systems described in root definitions 4 systems thinking about real world source: Checkland: Systems Thinking, Systems Practice

7 Tahapan SSM Tahap 1. Situation Considered Problematic Tahap 2. Problem Situation Bisa dilakukan

7 Tahapan SSM Tahap 1. Situation Considered Problematic Tahap 2. Problem Situation Bisa dilakukan bersamaan Expressed Rich Picture : Teknik : Brainstorming, story board, paper-based prototype Penyajian struktur, proses, hubungan antar struktur dan pokok perhatian (concern)

7 Tahapan SSM Tahap 3. Root Definition (RD) Of Relevant Systems • Alat untuk

7 Tahapan SSM Tahap 3. Root Definition (RD) Of Relevant Systems • Alat untuk membuat konseptual model • Memilih dan memberi nama sebuah Human Activity System (HAS) atau RD dilakukan dengan teknik PQR (Mengerjakan P dengan Q untuk mewujudkan R) • PQR menjawab prtanyaan What, How, Why terkait proses transformasi • Dimatangkan difinalkan dengan CATWOE • Dilanjutkan dengan pertanyaan kriteria pengukuran kinerja (3 E atau 5 E)

7 Tahapan SSM Tahap 3. Root Definition (RD) Of Relevant Systems CATWOE Urutan pengerjaan

7 Tahapan SSM Tahap 3. Root Definition (RD) Of Relevant Systems CATWOE Urutan pengerjaan CATWOE : • • • Kerjakan T terlebih dahulu Mengapa T penting maka di justifikasi oleh W Siapa yang melakukan T adalah Actor (A) Siapa C (Customernya)? Siapa O (ownernya)? Konstrain yang membatasi T adalah E

7 Tahapan SSM Tahap 3. Root Definition (RD) Of Relevant Systems Kriteria pengukuran kinerja

7 Tahapan SSM Tahap 3. Root Definition (RD) Of Relevant Systems Kriteria pengukuran kinerja 1. 2. 3. 4. 5. Efficacy Efficiency Effectiveness Elegance Ethicality

7 Tahapan SSM Tahap 4. Conceptual Models Of Systems Described In Root Definitions Membuat

7 Tahapan SSM Tahap 4. Conceptual Models Of Systems Described In Root Definitions Membuat CM dari HAS yang sudah dipilih dan diberi nama di tahap 3, digunakan dasar : • Teori • Data yang sudah diambil dari dunia nyata • Logika peneliti

7 Tahapan SSM Tahap 4. Conceptual Models Of Systems Described In Root Definitions •

7 Tahapan SSM Tahap 4. Conceptual Models Of Systems Described In Root Definitions • Model konseptual bukan model berupa hubungan antar variabel seperti dalam metode kuantitatif maupun sistem dinamis. • • CM berisi activity (purposeful activity) Ideal type (menurut weber) Jumlah model konseptual : 7± 2 Validasi model konseptual : 3 E atau 5 E

7 Tahapan SSM Tahap 4. Conceptual Models Of Systems Described In Root Definitions •

7 Tahapan SSM Tahap 4. Conceptual Models Of Systems Described In Root Definitions • Dibuat sebagai alat intelektual bagi peneliti, sebagai alat bantu supaya peneliti lebih cermat, mendalam dan lengkap dalam memahami dunia nyata. • CM dipakai untuk tahap comparing, debating dan discussion (Tahap 5) dan recommendation (tahap 6) tahap conclusion and • Prinsip membuat konseptual model : a. Reality/data b. Teoritical framework/Teori c. Logic (Activity apa saja yang logic tapi berbasis data dan teori)

7 Tahapan SSM Tahap 5. Comparison Of Models And Real World Kaidah membandingkan :

7 Tahapan SSM Tahap 5. Comparison Of Models And Real World Kaidah membandingkan : • Apakah kegiatan-kegiatan di dalam model tersebut juga terjadi di dalam situasi dunia nyata? • Siapa saja yang melakukan kegiatan-kegiatan tersebut? • Kapan kegiatan tersebut dilaksanakan? • Siapa lagi yang dapat melakukan kegiatan-kegiatan tersebut? • Bagaimana cara lain yang mungkin untuk melakukan kegiatan-kegiatan tersebut?

7 Tahapan SSM Tahap 6. Changes: systemically Desirable, culturally Feasible • Diperoleh dari akomodasi

7 Tahapan SSM Tahap 6. Changes: systemically Desirable, culturally Feasible • Diperoleh dari akomodasi atas pandangan orang-orang dengan beragam sudut pandang dan pendapat • Memenuhi syarat : 1. dapat diterima argumennya/cocok dengan sistem aktivitas manusia 2. dapat dimungkinkan secara kultural • 3 aspek yang dipertimbangkan untuk perbaikan, penyempurnaan, atau perubahan § Perubahan terkait dengan struktur § Perubahan terkait dengan proses § Perubahan terkait dengan sikap

7 Tahapan SSM Tahap 7. Action To Improve The Problem Situation • Dilakukan berdasarkan

7 Tahapan SSM Tahap 7. Action To Improve The Problem Situation • Dilakukan berdasarkan rumusan saran langkah tindakan sebagaimana tahap 6

Contoh Aplikasi SSM

Contoh Aplikasi SSM

Tahap 1

Tahap 1

Tahap 2

Tahap 2

Tahap 3

Tahap 3

Tahap 3

Tahap 3

Tahap 3

Tahap 3

Tahap 3

Tahap 3

Tahap 4

Tahap 4

Tahap 5

Tahap 5

Tahap 6

Tahap 6

Rich Picture Kemendikbud

Rich Picture Kemendikbud

Root Definition Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (O) mewujudkan sistem pendidikan untuk kepentingan nasional (W)

Root Definition Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (O) mewujudkan sistem pendidikan untuk kepentingan nasional (W) yang mengintegrasikan upaya pembinaan karakter dan pengembangan kompetensi (T) dari Peserta Didik, Pendidik, Tenaga Pendidikan ( C ) pada pendidikan formal, informal dan non formal melalui mekanisme birokrasi yang efektif dan efisien (E) serta koordinasi kelembagaan di pusat dan daerah (A) terkait mutu dan standardisasi kurikulum, standardisasi lulusan, distribusi pendidik dan tenaga kependidikan, sarana prasarana serta evaluasi proses pembelajaran (T).

Purposively Activity Model (PAM) 1. Apresiasi mandat Pendidikan Nasional 4. Pengembangan Kompetensi 2. Apresiasi

Purposively Activity Model (PAM) 1. Apresiasi mandat Pendidikan Nasional 4. Pengembangan Kompetensi 2. Apresiasi mandat Kebudayaan 7. Pembinaan teknis kebudayaan 3. Pembinaan Karakter Bangsa 8. Pendidikan sejarah & Nilai Budaya 6. Pembinaan Pendidikan formal, informal, non formal 9. Penjaminan Mutu Pendidikan 12. Standardisasi & Sertifikasi 5. Pembinaan Pendidikan Luar Sekolah 11. Pelestarian keanekaragaman budaya 15. Pengelolaan anggaran Pendidikan 10. Penyediaan Sarana & Prasarana Pendidikan 14. Diplomasi Kebudayaan 20. IPM 13. Akreditasi 18. Pengendalian penyelenggaraan pendidikan 16. Monitoring Pemerintah 17. Penentuan Kriteria • Angka partisipasi sekolah; Kompetensi • Efikasi; Efisiensi; Efektivitas 19. Daya saing bangsa