IDENTIFIKASI SCARPS PADA CITRA FUSI LANDSAT 7 dan

  • Slides: 29
Download presentation
IDENTIFIKASI SCARPS PADA CITRA FUSI LANDSAT 7 dan TERRASAR-X UNTUK MENINGKATKAN KEDETAILAN ZONASI KERENTANAN

IDENTIFIKASI SCARPS PADA CITRA FUSI LANDSAT 7 dan TERRASAR-X UNTUK MENINGKATKAN KEDETAILAN ZONASI KERENTANAN GERAKAN TANAH DI KABUPATEN CIANJUR, JAWA BARAT Oleh: Fitriani Agustin (PSG-BG) Yukni Arifianti (PVMBG-BG) Sukristiyanti (Geoteknologi-LIPI) GEOSEMINAR 11 September 2015 Longsor Kp. Margalaksana, Campaka, Cianjur 2011 – credit photo PVMBG

Outline • • Pendahuluan Maksud dan Tujuan Data primer & sekunder longsor Pengolahan dan

Outline • • Pendahuluan Maksud dan Tujuan Data primer & sekunder longsor Pengolahan dan Pemrosesan data citra Satelit Hasil interpretasi dan checking lapangan Diskusi dan Pembahasan Kesimpulan

Gerakan Tanah (Landslides) Gerakan massa tanah/batuan merupakan proses pergerakan material penyusun lereng meluncur atau

Gerakan Tanah (Landslides) Gerakan massa tanah/batuan merupakan proses pergerakan material penyusun lereng meluncur atau jatuh ke arah kaki lereng karena kontrol gravitasi bumi. Gerakannya dapat berupa gerakan yang lambat (disebut rayapan) maupun sangat cepat (Mc Geary et al. , 2004).

Landslide scarp from Satellite Images • Bentukan morfologi gerakan tanah (landslides); tapal kuda (cekung),

Landslide scarp from Satellite Images • Bentukan morfologi gerakan tanah (landslides); tapal kuda (cekung), gawir terjal (scarp), rekahan sejajar dengan tebing longsor, kelembapan tanah di lereng bawah tebing, undak topografi di sepanjang tebing sungai (Yunarto, 2010). • Pemetaan bentukan scarp bisa dijadikan prediksi potensi gerakan tanah (Chigira, 2011). • Morfologi scarp (gawir) berhubungan dengan aktifitas sesar, terutama sesar normal http: //landsat. visibleearth. nasa. gov/view. php? id=83883

The landslide scarps 1. The Tumbi Quarry landslide in Papua New Guinea A =

The landslide scarps 1. The Tumbi Quarry landslide in Papua New Guinea A = primary landslides (area of disrupted) B = secondary landslides C = Flow deposits from upper components http: //blogs. agu. org/landslideblog/2012/02/22/the-tumbi-quarry-landslide-an-initialforensic-examination-of-the-images/

2. Banjarnegara Landslide Scarps (2014)

2. Banjarnegara Landslide Scarps (2014)

Peta Zonasi Kerentanan Longsor (Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, No. 1452/K/10/MEM/2000) •

Peta Zonasi Kerentanan Longsor (Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, No. 1452/K/10/MEM/2000) • Peta zona kerentanan gerakan tanah (PZKGT) diterbitkan oleh PVMBG, Badan Geologi • Zonasi Gerakan Tanah (zona sangat rendah, menengah, dan tinggi) • Metode hasil skoring peta parameter yaitu peta geologi, peta kemiringan lereng, dan peta tata guna lahan

Tujuan Penelitian • Mengidentifikasi bentukan gawir (scarp) • Mendelineasi area potensi gerakan tanah di

Tujuan Penelitian • Mengidentifikasi bentukan gawir (scarp) • Mendelineasi area potensi gerakan tanah di wilayah Kabupaten Cianjur • Memvalidasi bentukan scarp dengan data titik gerakan tanah dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cianjur dan dari Peta ZKGT Lembar Cianjur.

 Data Primer & Sekunder Primer: • Citra digital Landsat TM 7 (30 m

Data Primer & Sekunder Primer: • Citra digital Landsat TM 7 (30 m ) • Citra digital DSM TERRASAR-X (9 m) Sekunder: • Peta Rupa Bumi Indonesia (RBI) skala 1: 25. 000 • Peta Geologi regional skala 1: 100. 000 (Koesmono, 1996) • Peta Geologi inderaan jauh skala 1: 50. 000 (Agustin, 2013, unpublished) • Peta Zona Kerentanan Gerakan Tanah skala 1: 100. 000 yang bersumber dari PVMBG • Data kejadian bencana gerakan tanah yang bersumber dari BPBD Kabupaten Cianjur tahun 2009 -2011.

Tahapan penelitian (1) Processing citra Landsat TM & Terra. Sar X (3) Overlay dengan

Tahapan penelitian (1) Processing citra Landsat TM & Terra. Sar X (3) Overlay dengan data sekunder (geologi, titik gerakan tanah, dll) (2) Interpretasi visual bentukan scarps & its affected areas (4) Checking lapangan, Analisis dan Diskusi, Kesimpulan

Pengolahan dan Pemrosesan data citra Satelit (1) – FUSI CITRA • • Citra fusi

Pengolahan dan Pemrosesan data citra Satelit (1) – FUSI CITRA • • Citra fusi antara citra Landsat 7 dan TERRASAR-X menghasilkan citra baru yang lebih baik kualitasnya TERRASAR-X dengan resolusi spasial 9 m digabungkan dengan 3 band (band 4, 5, dan 7) yang dimiliki oleh citra Landsat-7. Kualitas yang lebih baik dalam hal resolusi spasialnya menjadi lebih tajam (9 m), Tampilan warna komposit RGB (Red-Green-Blue), dan hillshading untuk memberikan kenampakan kontras elevasi dan topografi Gambar 1. Citra Fusi Landsat-7 dengan DSM TERRASAR-X

Hill shading Effect

Hill shading Effect

Interpretasi Visual bentukan morfologi scarps • topografi yang melengkung (curve) • Lereng curam •

Interpretasi Visual bentukan morfologi scarps • topografi yang melengkung (curve) • Lereng curam • Diameter scarp (kurang dari 500 m) hingga gawir yang telah berevolusi menjadi lebih besar sekitar 3 -5 km lebarnya. • Area luncuran aneka bahan gerakan tanah semakin besar seiring dengan semakin lebarnya diameter dari gawir tersebut. • Tingkat erosifitas tinggi - sedang, rona gelap (efek jenuh air) • Tekstur sedang – halus (volcanic n sedimen)

HASIL INTERPRETASI SCARPS dan DAERAH BERPOTENSI DAMPAK GERAKAN TANAH gawir (scarps)/ SC: direpsentasikan dalam

HASIL INTERPRETASI SCARPS dan DAERAH BERPOTENSI DAMPAK GERAKAN TANAH gawir (scarps)/ SC: direpsentasikan dalam bentukan morfologi menggunakan garis bergerigi yang melingkar membentuk cekungan seperti tapal kuda. zona prediksi gerakan tanah (ZPGT): area berdasarkan asumsi bahwa zona tersebut berada di sekitar gawir sesar dimulai dari area sekitar mahkota (crown) dan menerus mengikuti lereng hingga pada batas dimana sudah tidak ada lagi gaya gravitasi yang mendorong produk gerakan tanah.

Analisis SC & ZPGT Wilayah Kabupaten Cianjur • SC & ZPGT tersebar hampir merata

Analisis SC & ZPGT Wilayah Kabupaten Cianjur • SC & ZPGT tersebar hampir merata di seluruh wilayah • ZPGT wilayah selatan >> ZPGT wilayah utara • SC selatan menoreh batuan-batuan kurang mampat; formasi vulkanik muda di endapan lahar G. Malang, serta batuan gunungapi tuf bersisipan dengan lempung yang kurang padu pada Formasi Bentang (Tmbe)

Analisis SC & ZPGT Wilayah Kabupaten Cianjur (2) • • • SC di utara

Analisis SC & ZPGT Wilayah Kabupaten Cianjur (2) • • • SC di utara Cianjur – tidak secara langsung berhubungan dengan zona gerakan tanah di sekitar scarp. Beberapa titik gerakan tanah di wilayah ini berkaitan dengan tipe endapan aluvium yang dihasilkan oleh produk gunungapi G. Gede Kipas alluvium kipas vulkanik (area berwarna kuning) Kipas vulkanik : bentuk lonjong, memanjang arah barat ke timur, seperti kipas, pola aliran semi-radial & semi-braided, vegetasi penutup (tumbuhan akar tidak kuat, semak, dan rumput), Permukiman di area kipas vulkanik ini cukup padat karena banyak mengandung sumber air.

Kipas vulkanik Gunung Gede (kipas alluvial) Gn. Gede

Kipas vulkanik Gunung Gede (kipas alluvial) Gn. Gede

Endapan kipas vulkanik Gunung Gede (kipas alluvial) (Peta Geologi Inderaan Jauh skala 1: 50.

Endapan kipas vulkanik Gunung Gede (kipas alluvial) (Peta Geologi Inderaan Jauh skala 1: 50. 000 - unpublished)

Validasi SC & ZPGT dengan titik lokasi gerakan tanah dan Peta Zona Kerentanan Gerakan

Validasi SC & ZPGT dengan titik lokasi gerakan tanah dan Peta Zona Kerentanan Gerakan Tanah (PZKG) Kabupaten Cianjur Validasi Titik lokasi Gertan • 65% ZPGT terdapat pada titik lokasi gertan , dan 35% tidak Validasi dengan PZKG • SC & ZPGT terletak pada zona kerentanan gerakan tanah tinggi dan menengah, zona rendah terdapat di bagian utara Cianjur • Gerakan tanah yang terjadi diutara dimungkinkan karena pengaruh morfologi kipas aluvial dari endapan vulkanik G. Gede

Diskusi • Di wilayah yang mempunyai zona gerakan tanah tinggi dan menengah masih ada

Diskusi • Di wilayah yang mempunyai zona gerakan tanah tinggi dan menengah masih ada beberapa daerah yang masih tidak terkena efek dari kejadian gerakan tanah yakni area di luar dari area yang diinterpretasi berpotensi gerakan tanah. • Area berpotensi gerakan tanah (ZPGT )memungkinkan untuk mengupdate informasi Peta Zona Kerentanan Tanah (PZKT) • Titik gerakan tanah dijadikan sebagai validasi di lapangan. Sementara titik gerakan tanah kejadiannya hanya sesaat, tetapi area yang diinterpretasi berpotensi terjadinya gerakan tanah ini bisa dijadikan kemungkinan akan terjadi gerakan tanah di masa yang akan datang.

Kesimpulan • Area berpotensi gerakan tanah (ZPGT ) bisa digunakan untuk mengupdate Peta Zona

Kesimpulan • Area berpotensi gerakan tanah (ZPGT ) bisa digunakan untuk mengupdate Peta Zona Kerentanan Gerakan tanah dalam upaya pengumpulan data yang lebih detail dari zonasi yang telah ada. • Hasil penelitian ini juga bisa dimanfaatkan untuk kepentingan penataan ruang. • Citra DSM dari Terra. Sar X dengan resolusi sekitar 9 m data dasar untuk mengidentifikasi SC dan ZPGT • Lokasi potensi gerakan tanah tidak hanya dimiliki oleh gawir (scarps) saja, tetapi lokasi yang memiliki geomorfologi berupa kipas aluvial juga harus diwaspadai. • Dengan memperkirakan berapa area yang terkena dampak gerakan tanah, bersama data lain seperti data desa dan jumlah penduduknya, akan bisa diperkirakan berapa resiko kerugian yang mungkin akan diderita apabila terjadi gerakan tanah. • Hal ini penting untuk dijadikan perhatian terutama kepada pihak pemerintah daerah khususnya Badan Penanggulangan Bencana Daerah setempat.

KOLEKSI FOTO CHECKING LAPANGAN LOKASI GERAKAN TANAH DI WILAYAH CIANJUR DAN SEKITARNYA (sumber :

KOLEKSI FOTO CHECKING LAPANGAN LOKASI GERAKAN TANAH DI WILAYAH CIANJUR DAN SEKITARNYA (sumber : Laporan Tim Ger. Tan PVMBG unpublished) Rumah di pinggir jalan raya yang terseret material longsoran dari atas Retakan pada tubuh jalan dan bangunan

Longsoran yang terjadi di kampung Margalaksana, Campaka, merupakan longsor lama yang aktif kembali. Mengancam

Longsoran yang terjadi di kampung Margalaksana, Campaka, merupakan longsor lama yang aktif kembali. Mengancam bangunan (rumah) yang ada diatas dan dibawahnya. Perlu dibuat dinding penguat dan perbaikan aliran air permukaan, serta penenaman pohon yag berakar kuat dan dalam Retakan pada tubuh jalan dan bangunan ruas jalan jl. Cianjur – Cidaun

Gerakan tanah di Kampung Pasir Haur, Desa Sindangkerta. Foto Kiri atas memperlihatkan retakan di

Gerakan tanah di Kampung Pasir Haur, Desa Sindangkerta. Foto Kiri atas memperlihatkan retakan di areal persawahan. Foto tengah, retakan di sawah dan rumah serta mesjid yang terancam jika gerakan tanah terus berkembang. Foto kanan memperlihatkan retakan di areal sawah (garis hitam) dan dua rumah yang terancam jika gerakan tanah terus berkembang. Foto bawah memperlihatkan mahkota longsoran yang berada dekat di depan sebuah rumah yang akan terancam (tanda panah).

Ucapan Terima Kasih • Pusat Survei Geologi – Badan Geologi • Pusat Vulkanologi dan

Ucapan Terima Kasih • Pusat Survei Geologi – Badan Geologi • Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi - Badan Geologi • Geoteknologi LIPI

Referensi • • • Anon. , 2013. 320 Desa Di Cianjur Rawan Bencana, Delapun

Referensi • • • Anon. , 2013. 320 Desa Di Cianjur Rawan Bencana, Delapun Puluh Persen Ancaman Gerakan Tanah. [Online] Available At: Http: //Www. Pikiran. Rakyat. Com/Node/257289 [Diakses 2 April 2014]. Barlow, J. , Martin, Y. , and Franklin, S. E. 2003. Detecting translational landslide scars using segmentation of Landsat ETM+ and DEM data in the northern Cascade Mountains, British Columbia. Canadian Journal of Remote Sensing. Vol. 29, No. 4, pp. 510– 517. Chigira, M. , 2011. Geological And Geomorphological Characteristics Of Deep. Seated Catastropic Landslides Induced By Rain And Earthquakes. Journal Of Chinese Soil And Water Conservations, 4(42), Pp. 265 -278. Crozier, M. J. & Glade T. 2004. Landslide Hazard And Risk : Issues, Concepts And Approach. Dalam Glade, T. , Anderson, M. & Crozier, M. J. (Penyunting). “Landslides Hazard And Risk”, Hlm. 1 -35. John Wiley And Sons. Doshida, S. , Chigira, M. , Nakamura, T. 2006. Characterization of Landslides by using Precise DEM Data in Ribira, Hokkaido Shoji. Tokyo: Universal Academy Press. Djadja, B. U. , 2004. Peta Zona Kerentanan Gerakan Tanah Lembar Cianjur Skala 1: 100. 000. Bandung: Direktorat Vulkanologi Dan Bencana Geologi.

 • Mc Geary, D. , Plummer, Cc. , And Carlson, Dh. , 2004.

• Mc Geary, D. , Plummer, Cc. , And Carlson, Dh. , 2004. Earth Revealed. Mc Graw Hill – 5 th Edition, New York, P. 314 • M. Koesmono, K. N. , 1996. Peta Geologi Lembar Sindangbarang Dan Bandarwaru, Jawa, Skala 1: 100. 000. Bandung: Pusat Penelitian Dan Pengembangan Geologi. • Onywere, S. M. , 2005. Morphological Structure And The Anthropogenic Dynamics In The Lake Naivasha Drainage Basin And Its Implication To Water Flows. Kenya, Topics Of Integrated Watershed Management. • Schand, D. S. , 2008. Landslides Monitoring In Space And Time Using Optical Satellite Imagery And Dem Derived Parameters: Case Study From Garhwal Himalaya, Uttarakhand, India, Enschede, The Netherland: International Institute For Geo. Information Science And Earth Observation. • Sidarto, 2010. Perkembangan Teknologi Inderaan Jauh Dan Pemanfaatannya Untuk Geologi Di Indonesia. Bandung: Badan Geologi. • Sni 13 -7124 -2005, 2005. Penyusunan Peta Zona Kerentanan Gerakan Tanah. Bandung: Pusat Vulkanologi Dan Mitigasi Bencana Geologi • Yunarto, S. , 2010. Penyusunan Peta Zona Potensi Bencana Alam Geologi Gerakan Tanah Berbasis Penginderaan Jauh Dan Sistem Informasi Geografis Wilayah Cianjur Selatan, Jawa Barat, Bandung: Pusat Penelitian Geoteknologi Lipi.