FAIR VALUE ASET KEUANGAN ASET TETAP PROPERTI INVESTASI

  • Slides: 74
Download presentation
FAIR VALUE: ASET KEUANGAN, ASET TETAP, PROPERTI INVESTASI Presented : Dwi Martani

FAIR VALUE: ASET KEUANGAN, ASET TETAP, PROPERTI INVESTASI Presented : Dwi Martani

Agenda 1. Konsep Umum Fair Value 2. Aset Keuangan 3. Aset Tetap 4. Properti

Agenda 1. Konsep Umum Fair Value 2. Aset Keuangan 3. Aset Tetap 4. Properti Investasi 5. PSAK lain

Karakteristik IFRS • IFRS menggunakan “Principles Base “ : – Lebih menekankan pada intepratasi

Karakteristik IFRS • IFRS menggunakan “Principles Base “ : – Lebih menekankan pada intepratasi dan aplikasi atas standar sehingga harus berfokus pada spirit penerapan prinsip tersebut. – Standar membutuhkan penilaian atas substansi transaksi dan evaluasi apakah presentasi akuntansi mencerminkan realitas ekonomi. – Membutuhkan profesional judgment pada penerapan standar akuntansi. • Menggunakan fair value dalam penilaian, jika tidak ada nilai pasar aktif harus melakukan penilaian sendiri (perlu kompetensi) atau menggunakan jasa penilai • Mengharuskan pengungkapan (disclosure) yang lebih banyak baik kuantitaif maupun kualitatif 3

Nilai Wajar – PSAK Nilai di mana suatu aset dapat dipertukarkan atau suatu kewajiban

Nilai Wajar – PSAK Nilai di mana suatu aset dapat dipertukarkan atau suatu kewajiban diselesaikan antara pihak yang memahami dan berkeinginan untuk melakukan transaksi wajar (arm’s length transaction) Bukan nilai yang akan diterima atau dibayarkan entitas dalam suatu transaksi yang dipaksakan, likuidasi yang dipaksakan, atau penjualan akibat kesulitan keuangan. 4

Hirarki Penentuan Nilai Wajar • Kuotasi harga di pasar aktif; • Jika pasar tidak

Hirarki Penentuan Nilai Wajar • Kuotasi harga di pasar aktif; • Jika pasar tidak aktif, maka menggunakan teknik penilaian yang meliputi: – penggunaan transaksi-transaksi pasar wajar yang terkini antara pihak-pihak yang mengerti, berkeinginan, jika tersedia; – referensi atas nilai wajar terkini dari instrumen lain yang secara substansial sama; – analisis arus kas yang didiskonto (discounted cash flow analysis); dan – model penetapan harga opsi (option pricing model) 5

FAIR VALUE Aset Tetap Instrumen Keuangan PSAK 50, 55, 60 PSAK 16 FAIR VALUE

FAIR VALUE Aset Tetap Instrumen Keuangan PSAK 50, 55, 60 PSAK 16 FAIR VALUE IFRS 13 PSAK 48, 58 Penurunan Nilai IAS 41 PSAK 13 PSAK 19 Properti Investasi Aset takberwujud Penurunan Nilai Aset Tidak Lancar Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan 6

Assets CM or RM PUC p n assets l ess lan ob l i

Assets CM or RM PUC p n assets l ess lan ob l i g a arbitr t ary ru ion & les r © IFRS Foundation | 30 Cannon Street | London EC 4 M 6 XH | UK. www. ifrs. org M i Fa FV Biological assets lue Fair va to sts less co sell e lu a v or st Lo we r so of m C e or FV N M RV Co FV pl an PUC p assets le ss lan & arb obligation itrary rules FV pl a Financial C Defined Benefit Inv Property M us FV rio us rio or Etc Va Assets st Inventory Intangible CM PP&E Nil Co Va Cost Nil Am M R CM or 7

ASSET TYPE MEASUREMENT AT INITIAL RECOGNITION MODEL BASED ON FAIR VALUE IFRS 9 Financial

ASSET TYPE MEASUREMENT AT INITIAL RECOGNITION MODEL BASED ON FAIR VALUE IFRS 9 Financial Instruments Fair value For specified financial assets and for particular business models: fair value IAS 16 Property, Plant and Equipment Purchase costs + construction costs + costs to bring to the location and condition necessary to be capable of operating in the manner intended by management. Accounting policy choice: revaluation model IAS 38 Intangible Assets Purchase costs + development costs + costs to bring to the location and condition necessary to be capable of operating as intended by management Accounting policy choice: revaluation model IAS 40 Investment Property Cost including transaction costs Accounting policy choice: fair value IAS 41 Agriculture Fair value less costs to sell 8 BASIS OF IMPAIRMENT TEST Compare carrying amount to recoverable amount. Recoverable amount is greater of value in use and fair value less disposal costs (IAS 36)

Konsep Fair Value IFRS 13 • Tujuan IFRS 13: – Klarifikasi definisi fair value

Konsep Fair Value IFRS 13 • Tujuan IFRS 13: – Klarifikasi definisi fair value – Satu standar “bagaimana” mengukur fair value • Sebelumnya tidak konsisten dan persyaratannya beragam • Tidak merubah kapan nilai wajar digunakan. – Pengungkapan lebih banyak – Meningkatkan konvergen dengan US GAAP

Ruang Lingkup IFRS 13 • Diterapkan ketika IFRS lain mengijinkan: – Pengukuran fair value

Ruang Lingkup IFRS 13 • Diterapkan ketika IFRS lain mengijinkan: – Pengukuran fair value aset dan liabilitas keuangan atau pengungkapan fair value. • Dikecualikan dari ruang lingkup, IFRS 2 (shared based payment) dan IAS 17 Leases, • Tidak diperlukan untuk pengukuran yang sejenis – IAS 2 inventories net realizable values – IAS 36 Impairment value in use • Pengungkapan tidak diperlukan untuk IAS 19 Employee benefit, IAS 26 Retirement benefit plant, recoverable amount under IAS 36 Impairment Aset.

Definisi Fair Value IFRS 3 • Fair value adalah harga yang diterima atas penjualan

Definisi Fair Value IFRS 3 • Fair value adalah harga yang diterima atas penjualan aset atau pembayaran untuk mentransfer liabilitas dalam transaksi antar pihak yang berkepentingan pada tanggal pengukuran. • “. . . the price that would be received to sell an asset or transfer a liability in an orderly transaction between market participants at the measurement date. ” IFRS 13 para 9 11

Definisi Fair Value IFRS 3 • Exit price didaarkan pada pasa aktif. Jika tidak

Definisi Fair Value IFRS 3 • Exit price didaarkan pada pasa aktif. Jika tidak ada didasarkan teknik valuasi. • Bukan berasal dari transaksi dari pihak yang mengalami kesulitan keunagan • Nilai fair value merupkan pengukuran pasar, bukan ukuran spesifik suatu entitas. Konsekuensinya entitas yang memiliki keinginan untuk memegang aset tersebut atau menjualnya tidak relevan dalam pengukuran nilai wajar. • Biaya transaksi diabaiikan karenna bukan merupakan karakteristik dari aset dan liabilitas yang diukur. • Mengasumsikan terjadi di pasar. 12

Pedoman penerapan • Saat mengukur nilai wajar menggunakan asumsi bahwa pihak yang berpartisipasi dalam

Pedoman penerapan • Saat mengukur nilai wajar menggunakan asumsi bahwa pihak yang berpartisipasi dalam pasar menentukan harga aset atau liablitas berdasarkan kondisi pasar saat itu, termasuk asumsi tentang risiko. • Karakteristik atas aset dan liablitas khusus yang dipertimbangkan pihak berpartisipasi dalam pasar saat menentukan harga pada tanggal pengukuran, termasuk • Umur, kondisi dan lokasi aset • Ristriksi atas penjualan atau penggunaan

Definisi Lama Kelemanah Nilai di mana suatu aset dapat dipertukarkan atau suatu kewajiban diselesaikan

Definisi Lama Kelemanah Nilai di mana suatu aset dapat dipertukarkan atau suatu kewajiban diselesaikan antara pihak yang memahami dan berkeinginan untuk melakukan transaksi wajar (arm’s length transaction) ? Tidak spesifik apakan entitas menjual atau membeli aset Tidak jelas tentang diselesaikan, karena tidak menunjukkan kreditor Tidak jelas tentang pengertian nilai wajar Tidak menjelaskan kapan transaksi terjadi

Fair Value Is there a quoted price in an active market for an identical

Fair Value Is there a quoted price in an active market for an identical asset or liability? YES NO Use this quoted price to measure fair value (Level 1) Replicate a market price using another valuation technique* (Levels 2 and 3) *A valuation technique must maximise the use of relevant observable inputs and minimise the use of unobservable inputs. *

The fair value hierarchy Yes Is there a quoted price in an active market

The fair value hierarchy Yes Is there a quoted price in an active market for an identical asset or liability? (Level 1 input) * Maximise the use of relevant observable inputs. Observable inputs include market data (prices and other information) that is publicly available ‡ Unobservable inputs include the entity’s own data (eg budgets, forecasts), which must be adjusted if market participants would use different assumptions No Are there any observable inputs* other than quoted prices for an identical asset or liability? Use the Level 1 input = Level 1 measurement Must use without adjustment 16 Yes No No use of significant unobservable (Level 3) inputs‡ = Level 2 measurement 16 Use of significant unobservable (Level 3) inputs‡ = Level 3 measurement

Transaction and Price • Measured using the price in the principal market for the

Transaction and Price • Measured using the price in the principal market for the asset or liability (ie the market with the greatest volume and level of activity for the asset or liability) or, in the absence of a principal market, the most advantageous market for the asset or liability. 17

Judgements and estimates • An entity must take all information that is reasonably available

Judgements and estimates • An entity must take all information that is reasonably available to search for a principal market. • determining fair value and the highest and best-use. for a nonfinancial asset. • Assumptions that a market participant would use (including assumptions about risk). • Determining the correct valuation technique to use and the inputs to the techniques, particularly on the income approach, require a wide range of estimates as: • discount rates • future cash flows • risks and uncertainty • The inputs used in the valuation techniques should primarily be based on observable inputs (where possible) to minimise the use of unobservable inputs. 18

Highest and best use • Fair value assumes a non-financial asset is used by

Highest and best use • Fair value assumes a non-financial asset is used by market participants at its highest and best use – The use of a non-financial asset by market participants that maximises the value of the asset • Physically possible • Legally permissible • Financially feasible • Highest and best use is usually (but not always) the current use – If for competitive reasons an entity does not intend to use the asset at its highest and best use, the fair value of the asset still reflects its highest and best use by market participants (defensive value) • Does not apply to financial instruments or liabilities

Valuation premise • A non-financial asset either: – Provides maximum value through its use

Valuation premise • A non-financial asset either: – Provides maximum value through its use in combination with other assets and liabilities as a group • Is its value influence by it being ‘operated’ with other assets? • An example: equipment used in production facility – Provides maximum value through its use on a standalone basis • Is its value independent of its use with other assets? • An example: a vehicle or an investment property • Does not apply to financial instruments or liabilities

The exit transaction • In the principal market: – The market with the greatest

The exit transaction • In the principal market: – The market with the greatest volume and level of activity for the asset or liability • Or (if no principal market) in the most advantageous market: – The market that maximises the amount that would be received to sell the asset and minimises the amount that would be paid to transfer the liability • In most cases, these markets will be the same – Arbitrage opportunities will be competed away

Market participants • Market participants are buyers and sellers in the principal (or most

Market participants • Market participants are buyers and sellers in the principal (or most advantageous) market who are: – Independent of each other • Not related parties – Knowledgeable and sufficiently informed about the asset or liability and the transaction • Due diligence efforts – Able to enter into a transaction for the asset or liability • Has a use for the asset • Can fulfil the obligation – Willing to enter into a transaction for the asset or liability • Not forced or otherwise compelled • Market participants act in their economic best interest

Fair value disclosures • More information for Level 3: – Quantitative disclosure of unobservable

Fair value disclosures • More information for Level 3: – Quantitative disclosure of unobservable inputs and assumptions used – Reconciliation of opening to closing balances – Description of valuation process in place – Sensitivity analysis: • Narrative discussion about sensitivity to changes in unobservable inputs, including inter-relationships between inputs that magnify or mitigate the effect on the measurement • Quantitative sensitivity analysis for financial instruments

Instrumen Keuangan 50, 55, 60 Instrumen Keuangan IAS 32 IAS 39 PSAK 50 PSAK

Instrumen Keuangan 50, 55, 60 Instrumen Keuangan IAS 32 IAS 39 PSAK 50 PSAK 55 • Definisi dan klasifikasi • Pemisahan liabilitas keuangan dan ekuitas • Akuntansi untuk instrumen keuangan majemuk. • Akuntansi untuk penarikan saham dan saham treasury • Saling hapus atas aset dan liablitas • Definisi, klasifikasi dan reklasifikasi • Pengakuan dan penghapusan • Pengukuran setelah pengakuan awal • Akuntansi untuk derivarif untuk diperdagangkan dan hedging. IFRS 7 PSAK 60 § Pengungkapan instrumen keuangan dan risiko 24

Jenis Instrumen Keuangan Aset Keuangan Liabilitas Keuangan Aset Keuangan yang diukur pada nilai wajar

Jenis Instrumen Keuangan Aset Keuangan Liabilitas Keuangan Aset Keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi Liabilitas Keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi Investas dimiliki hingga jatuh tempo Pinjaman diberikan dan Piutang Aset keuangan tersedia untuk dijual Kewajiban Lainnya Instrumen Ekuitas Instrumen Derivatif Instrumen Lindung Nilai Instrumen Ekuitas Biasa Derivatif Biasa Atas Nilai Wajar Instrumen Ekuitas Majemuk Derivatif Melekat Atas Arus Kas Instrumen Ekuitas Sinstesis Atas Investasi Neto pada Operasi Luar Negeri 25

PSAK 55 • Pada saat pengakuan awal aset keuangan atau liabilitas keuangan, entitas mengukur

PSAK 55 • Pada saat pengakuan awal aset keuangan atau liabilitas keuangan, entitas mengukur pada nilai wajarnya. • Dalam hal aset keuangan atau liabilitas keuangan tidak diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, nilai wajar tersebut ditambah biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung dengan perolehan atau penerbitan aset keuangan atau liabilitas keuangan tersebut.

Pengukuran Awal Aset dan Kewajiban Keuangan Diukur pada nilai wajar melalui laba rugi Tidak

Pengukuran Awal Aset dan Kewajiban Keuangan Diukur pada nilai wajar melalui laba rugi Tidak diukur pada nilai wajar melalui laba rugi Nilai wajar ditambah Biaya Transaksi (biaya transaksi expense) (biaya transaksi dikapitalisasi) 27

Pengukuran Pengakuan awal Ilustrasi 1 : Bunga atas pinjaman jangka panjang kepada karyawan •

Pengukuran Pengakuan awal Ilustrasi 1 : Bunga atas pinjaman jangka panjang kepada karyawan • Bank memberikan pinjaman sebesar 100 juta kepada karyawan yang telah bekerja lebih dari 10 tahun. Pinjaman tersebut dibayar kembali karyawan melalui angsuran bulanan selama 5 tahun mendatang. • Bunga pasar untuk pinjaman serupa sebesar 10, 8%. • Nilai kini dari 100 juta selama lima tahun dengan • Nilai kini (present value) dari 100 juta, dengan bunga 10. 8% dan pembayaran bulanan sebesar 60 juta. Pertanyaan: Berapakan nilai pinjaman tersebut pada pengakuan awal?

Pengukuran Pengakuan awal Ilustrasi 2: Pinjaman dengan fee • Bank meminjamkan uang kepada bank

Pengukuran Pengakuan awal Ilustrasi 2: Pinjaman dengan fee • Bank meminjamkan uang kepada bank sebesar 5. 000 juta, yang akan dilunasi 5 tahun mendatang. • Bunga 5% dibayar tahunan • Tingkat bunga pasar atas pinjaman serupa 8% • ABC membayar Bank untuk fee kredit sebesar 600 juta. • Nlai kini dengan tingkat diskon 8% atas pinjaman 5. 000 juta sebesar 4. 400 juta. Pertanyaan : Berapakah pinjaman tersebut dicatat pada saat pengakuan awal. 5. 000 juta atau 4. 400 juta.

Pengukuran Setelah Pengakuan Awal a) Nilai wajar b) Biaya diamortisasi c) Biaya (penggunaan terbatas

Pengukuran Setelah Pengakuan Awal a) Nilai wajar b) Biaya diamortisasi c) Biaya (penggunaan terbatas hanya jika nilai wajar tidak dapat ditentukan) • PSAK 55 mengklasifikasikan: – 4 kategori aset keuangan – 2 kategori kewajiban keuangan • Kategori tersebut menentukan metode yang digunakan untuk pengukuran selanjutnya 30

Initial recognition and subsequent measurement Category Initial recognition Subsequent measurement Treatment of changes in

Initial recognition and subsequent measurement Category Initial recognition Subsequent measurement Treatment of changes in carrying amount FVTPL Cost Fair value 1. 2. Change in fair value to income statement. Interest income recognized using effective interest method HTM Cost Amortized cost using effective interest method 1. Amortized interest, impairment loss and foreign exchange gain/ loss goes to income statement Loans and Receivables Cost Amortized cost using effective interest method 1. Amortized interest, impairment loss and foreign exchange gain/ loss goes to income statement AFS Cost Fair value 1. 2. Change in fair value taken to equity Interest income recognized using effective interest method Debt instrument – impairment loss and foreign exchange gain/loss goes to income statement Hedged item – change in fair value attributable to hedged risk taken to income statement to offset gain/loss on hedging instrument 31 3. 4.

Pengukuran Selanjutnya Klasifikasi FVTPL HTM Pinjaman Diberikan dan Piutang Neraca Biaya Transaksi Nilai wajar

Pengukuran Selanjutnya Klasifikasi FVTPL HTM Pinjaman Diberikan dan Piutang Neraca Biaya Transaksi Nilai wajar Dibebankan Biaya Dikapitalisasi Diamortisasi Biaya Dikapitalisasi diamortisasi Keuntungan Bunga atau dan Kerugian Dividen Nilai Wajar Penurunan Pembalikan Nilai Penurunan Nilai Laba atau By default rugi Laba rugi By default Laba rugi

Pengukuran Selanjutnya Klasifikasi AFS Laporan Jenis / Biaya Posisi Transaksi Keuangan Keuntungan Bunga atau

Pengukuran Selanjutnya Klasifikasi AFS Laporan Jenis / Biaya Posisi Transaksi Keuangan Keuntungan Bunga atau dan Kerugian Dividen Nilai Wajar Penurunan Pemulihan Nilai Penurunan Nilai Utang/ Nilai wajar Pendapatan Laba Rugi Dikapitalisasi komprehensif lain* Laba Rugi Ekuitas/ Nilai wajar Pendapatan Laba Rugi Dikapitalisasi komprehensif lain* Laba Rugi Pendapatan komprehensif lain Ekuitas: Harga Tidak dapat perolehan diukur secara andal/ Dikapitalisasi Laba Rugi * Dibebankan ke laba rugi saat pelepasan atau terjadi penurunan nilai

Biaya Diamortisasi Jumlah saat pengukuran awal PLUS OR MINUS Akumulasi amortisasi dg effectiv interest

Biaya Diamortisasi Jumlah saat pengukuran awal PLUS OR MINUS Akumulasi amortisasi dg effectiv interest method Pembayaran MINUS Penurunan Nilai 34

Suku bunga efektif • Dalam menghitung nilai amortisasi menggunakan suku bunga efektif. • Suku

Suku bunga efektif • Dalam menghitung nilai amortisasi menggunakan suku bunga efektif. • Suku bunga yang menyamakan antara nilai awal aset dengan nilai kini dari pembayaran yang diterima di masa mendatang. • Nilai awal aset keuangan termasuk biaya transaksi dan biaya lain terkait dengan perolehan/penerbitan aset/liabilitas keuangan • Suku bunga efektif tidak selalu sama dengan suku bunga yang ditetapkan. • Suku bunga efektif digunakan untuk mengitung amortisasi premium atau diskon 35

Pengungkapan Nilai Wajar PSAK 60 • Untuk setiap kelompok aset keuangan dan liabilitas keuangan,

Pengungkapan Nilai Wajar PSAK 60 • Untuk setiap kelompok aset keuangan dan liabilitas keuangan, entitas mengungkapkan nilai wajar dari kelompok aset dan liabilitas keuangan tersebut dengan cara yang memungkinkan untuk dibandingkan dengan jumlah tercatatnya. • Kecuali untuk aset keuangan : – yang dicatat dengan suatu perkiraan wajar atas nilai wajar misal piutang dan utang jangka pendek. – investasi dalam instrumen keuangan yagn tidak memiliki kuotasi harga pasar dalam pasar aktif. – Untuk kontrak yang mengandung fitur partisipasi tidak mengikat (Kontrak asuransi)

Pengungkapan Hirarki Nilai Wajar PSAK 60 • Pengukuran nilai wajar yang diakui dalam laporan

Pengungkapan Hirarki Nilai Wajar PSAK 60 • Pengukuran nilai wajar yang diakui dalam laporan posisi keuangan mengungkapkan: • Tingkatan Hirarki Nilai Wajar: Tingkatan Tingkat 1 harga kuotasian (belum disesuaikan) dalam pasar aktif Tingkat 1 untuk aset atau liabilitas yang identik; Tingkat 2 input selain harga kuotasian yang termasuk dalam Tingkat 1 yang dapat diobservasi untuk aset atau liabilitas, baik Tingkat 2 secara langsung (yaitu sebagai harga) atau secara tidak langsung (yaitu diperoleh dari harga); dan Tingkat 3 input untuk aset atau liabilitas yang bukan berdasarkan data pasar yang dapat diobservasi (input yang tidak dapat diobservasi).

Pengertian Aset Tetap • Definisi Aset tetap adalah aset berwujud yang: (par 6) 1.

Pengertian Aset Tetap • Definisi Aset tetap adalah aset berwujud yang: (par 6) 1. Dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa, untuk direntalkan kepada pihak lain, atau untuk tujuan administratif; dan 2. Diharapkan digunakan selama lebih dari satu periode. § Ciri ► “Used in operations” and not for resale. ► Long-term in nature and usually depreciated. ► Possess physical substance. § Tidak berlaku untuk Hak penambangan Reservasi tambang 38

Pengukuran Awal Suatu aset tetap yang memenuhi kualifikasi untuk diakui sebagai aset tetap pada

Pengukuran Awal Suatu aset tetap yang memenuhi kualifikasi untuk diakui sebagai aset tetap pada awalnya harus diukur sebesar biaya perolehan. (par 15) Biaya Perolehan Biaya yang dapat diatribusikan secara langsung Biaya pembongkaran dan pemindahan aset tetap dan restorasi lokasi aset 39

Pengukuran setelah Pengakuan Awal Entitas harus memilih antara: Cost Model Revaluation Model § Sebagai

Pengukuran setelah Pengakuan Awal Entitas harus memilih antara: Cost Model Revaluation Model § Sebagai kebijakan akuntansinya, dan § Menerapkan kebijakan tersebut terhadap seluruh aset tetap dalam kelompok yang sama. 40

Pengukuran setelah Pengakuan Awal Cost Model Setelah diakui sebagai aset, aset tetap dicatat sebesar

Pengukuran setelah Pengakuan Awal Cost Model Setelah diakui sebagai aset, aset tetap dicatat sebesar : § Biaya perolehan dikurangi § Akumulasi penyusutan dan Akumulasi rugi penurunan nilai aset Revaluation Model Setelah diakui sebagai aset, aset tetap dicatat sebesar : – Jumlah revaluasian, yaitu nilai wajar pada tanggal revaluasi, dikurangi – Akumulasi penyusutan dan Akumulasi rugi penurunan nilai aset yang terjadi setelah tanggal revaluasi. 41

Penentuan Nilai Wajar • Nilai wajar tanah dan bangunan biasanya ditentukan melalui penilaian yang

Penentuan Nilai Wajar • Nilai wajar tanah dan bangunan biasanya ditentukan melalui penilaian yang dilakukan oleh penilai yang memiliki kualifikasi professional berdasarkan bukti pasar. • Nilai wajar pabrik dan peralatan biasanya menggunakan nilai pasar yang ditentukan oleh penilai. 42

Pengukuran setelah Pengakuan Awal • Jika tidak ada pasar yang dapat dijadikan dasar penentuan

Pengukuran setelah Pengakuan Awal • Jika tidak ada pasar yang dapat dijadikan dasar penentuan nilai karena sifat aset yang khusus dan jarang diperjualbelikan, kecuali sebagai bagian dari bisnis yang berkelanjutan, maka § Entitas mengestimasi nilai wajar menggunakan pendekatan § penghasilan atau § biaya pengganti yang telah disusutkan (depreciated replacement cost). 43

Frekuensi Penilaian • Frekuensi revaluasi tergantung perubahan nilai wajar dari suatu asset tetap. •

Frekuensi Penilaian • Frekuensi revaluasi tergantung perubahan nilai wajar dari suatu asset tetap. • Jika nilai wajar dari asset yang direvaluasi berbeda secara material dari jumlah tercatatnya, maka revaluasi lanjutan perlu dilakukan. • Beberapa asset tetap mengalami perubahan nilai wajar secara signifikan dan fluktuatif, sehingga perlu direvaluasi secara tahunan. • Revaluasi tahunan tidak perlu, apabila perubahan nilai wajar tidak signifikan, asset dapat direvaluasi setiap tiga atau lima tahun sekali. 44

Revaluation Model Revaluasi harus dilakukan secara reguler Untuk memastikan jumlah tercatat tidak berbeda secara

Revaluation Model Revaluasi harus dilakukan secara reguler Untuk memastikan jumlah tercatat tidak berbeda secara material dengan nilai wajar pada tanggal neraca. Akumulasi penyusutan pada tanggal revaluasi diperlakukan dengan metode: proporsional, atau eliminasi. 45

Akumulasi Penyusutan – Revalution Model Revaluation Model Akumulasi penyusutan pada tanggal revaluasi diperlakukan dengan

Akumulasi Penyusutan – Revalution Model Revaluation Model Akumulasi penyusutan pada tanggal revaluasi diperlakukan dengan metode: • proporsional Nilai akumulasi depresiasi dan harga perolehan dinaikkan secara proporsional sehingga nilai bersih aset sama dengan nilai revaluasi. • eliminasi. Nilai akumulasi depresiai ditutup mengurangi nilai aset. Kemudian aset dinaikkan menjadi nilai revaluasi 46

Revaluation Model Metode Proporsional 1/1/2012 31/12/ 2012 Example Peralatan senilai 4. 000 diperoleh tanggal

Revaluation Model Metode Proporsional 1/1/2012 31/12/ 2012 Example Peralatan senilai 4. 000 diperoleh tanggal 1 Januari 2012 dengan masa manfaat ekonomis 5 tahun tanpa nilai sisa. tanggal 31 Desember 2012 nilai wajar aset adalah 4. 800. 000. Aset tetap Kas Beban Penyusutan Akumulasi Penyusutan 4. 000, 000 Aset Tetap Akumulasi Penyusutan Surplus Revaluasi 2. 000, 000 4. 000, 000 800. 000 400. 000* 1. 600. 000 *(4. 800. 000 - 3. 200. 000) / 3. 200. 000) x 800. 000 = 400. 000 47

Revaluation Model Peralatan senilai 4. 000 diperoleh tanggal 1 Januari 2012 dengan masa manfaat

Revaluation Model Peralatan senilai 4. 000 diperoleh tanggal 1 Januari 2012 dengan masa manfaat ekonomis 5 tahun tanpa nilai sisa. tanggal 31 Desember 2012 nilai wajar aset adalah 4. 800. 000. Metode Eliminasi 1/1/ 2012 Aset tetap 4. 000, 000 Kas 31/12/ 2012 Beban Penyusutan 4. 000, 000 800. 000 Akumulasi Penyusutan 31/12/ 2012 Example Akumulasi Penyusutan 800. 000 Aset Tetap Surplus Revaluasi 800. 000 1. 600, 000 1. 600. 000 48

Pengukuran setelah Pengakuan Awal Revaluation Model • • • Jika suatu aset tetap direvaluasi,

Pengukuran setelah Pengakuan Awal Revaluation Model • • • Jika suatu aset tetap direvaluasi, maka – seluruh aset tetap dalam kelompok yang sama harus direvaluasi Jika jumlah tercatat aset meningkat akibat revaluasi, kenaikan tersebut langsung dikreditkan ke ekuitas pada bagian surplus revaluasi. – Dikredit ke saldo laba jika sebelumnya ada penurunan akibat revaluasi terdahulu / impairment. Jika jumlah tercatat aset menurun akibat revaluasi, penurunan tersebut diakui dalam laporn laba rugi. – Didebit ke surplus revaluasi (ekuitas) – sejumlah saldo kredit surplus revaluasi (jika ada) sebelum debit ke saldo laba. Entire class To Equity directly Negative to P/L 49

Revaluation Model • Surplus revaluasi di ekuitas dapat dipindahkan langsung ke sado laba pada

Revaluation Model • Surplus revaluasi di ekuitas dapat dipindahkan langsung ke sado laba pada saat aset tersebut dihentikan penggunaannya. • Namun, pemindahan ke saldo laba dapat dilakukan seiring dengan penggunaan aset oleh entitas. (partially realized) saat penyusutan – Dipindahkan sebesar perbedaan penyusutan dengan revaluasian dan penyusutan dengan biaya perolehan (atau nilai surplus revaluasi dibagi sisa manfaat ekonomis) Dr Surplus Revaluasi Cr Saldo Laba • Pemindahan surplus revaluasi tidak dilakukan melalui Laporan Laba Rugi. 50

Revaluation Model Example • Aset tetap dengan biaya perolehan Rp 6. 000 dan akumulasi

Revaluation Model Example • Aset tetap dengan biaya perolehan Rp 6. 000 dan akumulasi penyusutan Rp 3. 300. 000 dilakukan revaluasi dan menghasilkan nilai Rp 3. 900. 000. Dr - Akumulasi Penyusutan 3. 300. 000 Cr – Aset Tetap Dr – Aset Tetap Cr – Surplus Revaluasi 3. 300. 000 1. 200. 000 51

Revaluation Model Example Aset tetap dengan biaya perolehan Rp 6. 000 dan akumulasi penyusutan

Revaluation Model Example Aset tetap dengan biaya perolehan Rp 6. 000 dan akumulasi penyusutan Rp 3. 300. 000 dilakukan revaluasi dan menghasilkan nilai Rp 3. 900. 000. Sebelumnya pernah direvaluasi dengan penurunan Rp 400. 000. Dr - Akumulasi Penyusutan Cr – Aset Tetap 3. 300. 000 Dr – Aset Tetap 1. 200. 000 Cr – Keuntungan Revaluasi Cr - Surplus Revaluasi 3. 300. 000 400. 000 800. 000 52

Revaluation Model Example • Aset tetap dengan biaya perolehan Rp 6. 000 dan akumulasi

Revaluation Model Example • Aset tetap dengan biaya perolehan Rp 6. 000 dan akumulasi penyusutan Rp 3. 300. 000 dilakukan revaluasi dan menghasilkan nilai Rp 2. 000. Dr - Akumulasi Penyusutan Cr – Aset Tetap 3. 300. 000 Dr – Rugi Revaluasi Cr – Aset Tetap 700. 000 3. 300. 000 700. 000. 53

Revaluation Model Example • Aset tetap dengan biaya perolehan Rp 6. 000 dan akumulasi

Revaluation Model Example • Aset tetap dengan biaya perolehan Rp 6. 000 dan akumulasi penyusutan Rp 3. 300. 000 dilakukan revaluasi dan menghasilkan nilai Rp 2. 000. Sebelumnya pernah direvaluasi dengan surplus Rp 400. 000. Dr - Akumulasi Penyusutan 3. 300. 000 Cr – Aset Tetap Dr – Rugi Revaluasi Dr – Surplus Revaluasi Cr – Aset Tetap 3. 300. 000 400. 000 700. 000 54

Revaluation Model • • Contoh 1. 1. 2010 Dr Aset tetap 50, 000 PT.

Revaluation Model • • Contoh 1. 1. 2010 Dr Aset tetap 50, 000 PT. Kenanga membeli Cr Kas 50, 000 mesin dengan harga 50. 000 pada 1 Jan 2010 31. 12. 2010 dan menggunakan Dr Beban Penyusutan 10, 000 metode revaluasi Cr Akumulasi Penyusutan 10, 000 Mesin tersebut disusutkan dengan Dr Akumulasi Penyusutan 10, 000 metode garis lurus 5 thn. Cr Aset tetap 2, 000 Pada 31 Desember 2010 Cr Surplus Revaluasi 8, 000 direvaluasi sebesar 31. 12. 2011 48. 000 Dr Beban Penyusutan ($48 K/4) 12, 000 Buat jurnal untuk tahun Cr Akumulasi Penyusutan 12, 000 2010 dan 2011. Dr Surplus Revaluasi 2, 000 Cr Saldo Laba 2, 000 55

PSAK 13 - Properti Investasi • Properti Investasi adalah: – properti (tanah atau bangunan—atau

PSAK 13 - Properti Investasi • Properti Investasi adalah: – properti (tanah atau bangunan—atau bagian dari bangunan—atau keduanya) yang dikuasai (oleh pemilik atau lessee melalui sewa pembiayaan) untuk menghasilkan rental atau untuk kenaikan nilai, atau kedua-duanya, dan tidak untuk: 1. Digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa atau untuk tujuan administratif; atau 2. Dijual dalam kegiatan usaha sehari-hari. 56

PSAK 13 Pengakuan Investasi Properti • Kriteria Pengakuan Sama dengan PSAK 16 – Memiliki

PSAK 13 Pengakuan Investasi Properti • Kriteria Pengakuan Sama dengan PSAK 16 – Memiliki manfaat ekonomi di masa mendatang – Dapat diukur dengan andal • Properti investasi pada awalnya diukur sebesar biaya perolehan. – Biaya transaksi termasuk dalam pengukuran awal – Biaya pengurusan surat-surat • Setelah pengukuran awal perusahaan dapat memilih menggunakan : – Metode biaya harga perolehan dikurangi akumulasi depresiasi – Metode nilai wajar nilai properti pada tanggal pelaporan, selisih perubahan nilai diakui dalam laporan laba rugi komprehensif, aset properti investasi tidak disusutkan. 57

PSAK 13 Pengukuran setelah Pengakuan Awal Fair value model (PSAK 13) Revaluation model (PSAK

PSAK 13 Pengukuran setelah Pengakuan Awal Fair value model (PSAK 13) Revaluation model (PSAK 16) • Menggunakan nilai wajar • Perubahan nilai wajar diakui dalam laporan laba rugi pada periode terjadinya. • Perubahan nilai wajar diakui dalam ekuitas atau laba rugi untuk penurunan nilai. • Tidak ada penyusutan. • Penyusutan. • Mencerminkan kondisi pasar pada tanggal neraca. • Tidak spesifik, hanya mengharuskan secara reguler. 58

Ilustrasi PSAK 13 • Entitas membeli bangunan seharga 5. 200 juta pada 1/1/2011. Entitas

Ilustrasi PSAK 13 • Entitas membeli bangunan seharga 5. 200 juta pada 1/1/2011. Entitas menggunakan fair value model. – Nilai wajar pada 31/12/2011 sebesar 5. 500 – Nilai wajar pada 31/12/2012 sebesar 5. 400 § 1/1/2011 Bangunan – Properti investasi Kas 5. 200 § 31/12/2011 Bangunan – Properti investasi 300 Keuntungan kenaikan nilai 300 § 31/12/2012 Kerugian penurunan nilai 100 Bangunan – Properti investasi 100 5. 200 59

Nilai wajar – PSAK 13 • Nilai wajar adalah nilai pada tanggal tertentu. •

Nilai wajar – PSAK 13 • Nilai wajar adalah nilai pada tanggal tertentu. • Karena kondisi pasar dapat berubah, jumlah yang dilaporkan berdasarkan nilai wajar mungkin salah atau tidak tepat jika diestimasi pada waktu yang berbeda. • Definisi nilai wajar mengasumsikan pertukaran dan penyelesaian secara serempak dari kontrak penjualan tanpa perbedaan harga juga dapat terjadi dalam suatu transaksi yang wajar antara pihak-pihak yang berkeinginan dan memiliki pengetahuan memadai seandainya pertukaran dan penyelesaian tersebut tidak dilakukan secara serempak. 60

Nilai wajar – PSAK 13 • Nilai wajar properti investasi mencerminkan, antara lain, penghasilan

Nilai wajar – PSAK 13 • Nilai wajar properti investasi mencerminkan, antara lain, penghasilan rental dari sewa yang sedang berjalan dan asumsi-asumsi yang layak dan rasional yang mencerminkan keyakinan pihak-pihak yang berkeinginan bertransaksi dan memiliki pengetahuan memadai mengenai asumsi tentang penghasilan rental dari sewa di masa depan dengan mengingat kondisi sekarang. • Nilai wajar juga mencerminkan arus kas keluar (termasuk pembayaran rental dan arus keluar Iainnya) yang dapat diperkirakan sehubungan dengan properti tersebut. 61

Nilai wajar – PSAK 13 • Pedoman nilai wajar terbaik mengacu pada harga kini

Nilai wajar – PSAK 13 • Pedoman nilai wajar terbaik mengacu pada harga kini dalam pasar aktif untuk properti serupa dalam lokasi dan kondisi yang sarna dan berdasarkan pada sewa dan kontrak lain yang serupa. • Entitas harus memperhatikan adanya perbedaan dalam sifat, lokasi, atau kondisi properti, atau ketentuan yang disepakati dalam sewa dan kontrak lain yang berhubungan dengan properti. 62

Nilai wajar – PSAK 13 • Tidak tersedianya harga kini dalam pasar aktif yang

Nilai wajar – PSAK 13 • Tidak tersedianya harga kini dalam pasar aktif yang sejenis, suatu entitas harus mempertimbangkan informasi dari berbagai sumber: – Harga kini dalam pasar aktif untuk properti yang memiliki sifat, kondisi dan lokasi berbeda (atau berdasarkan pada sewa ataukontrak. lain yang berbeda), disesuaikan untuk mencerrninkan perbedaan tersebut; – harga terakhir properti serupa dalam pasar yang kurang aktif, dengan penyesuaian untuk mencerminkan adanya perubahan dalam kondisi ekonomi sejak tanggal transaksi terjadi pada hargatersebut, dan – proyeksi arus kas diskontoan berdasarkan estimasi arus kas di masa depan yang dapat diandalkan, didukung dengan syarat/klausul yang terdapat dalam sewa dan kontrak lain yang ada dan (jika mungkin) dengan bukti ekstemal seperti pasar kini rental untuk properti serupa dalam lokasi dan kondisi yang sama, dan penggunaan tarif diskonto yang mencerrninkan penilaian pasar kini dari ketidakpastian dalam jumlah atau waktu arus kas. 63

“Fair value” dalan IAS 41 • IAS 41 Agriculture – Biological asset dinilai sebesar

“Fair value” dalan IAS 41 • IAS 41 Agriculture – Biological asset dinilai sebesar nilai wajar dikurangi dengan biaya penjualan (point-of-sale costs), baik pada pengakuan pertama maupun pada tanggal laporan – Agriculture product dinilai wajar dikurangi dengan biaya penjualan (point-of-sale costs), pada pengakuan pertama. § Nilai hewan dinilai pada saat pembelian sebesar nilai wajar dan setiap • both on initial recognition and at each balance sheet tanggal pelaporan nilai wajar perubahan nilai wajar pendapatan laporan laba rugi. date § Tanaman sawit dicatat pada awalnya sebesar nilai wajar saat perolehan, setiap tangga pelaporan dinilai kembali nilai wajar perubahan nilai wajar pendapatan L/R tahun berjalan. § Hasil pertanian / perkebunan saat panen nilai wajar persediaan § Pendapatan kenaikan nilai aset biologi dan hasil panen 64

Ilustrasi Jurnal IAS 41 JURNAL Debit Kredit Pengakuan awal pembelian bibit Aset biologi 2.

Ilustrasi Jurnal IAS 41 JURNAL Debit Kredit Pengakuan awal pembelian bibit Aset biologi 2. 000 Kas 2. 000 Biaya operasi untuk menumbuhkan aset biologi Biaya operasi 3. 000 Kas 3. 000 Kenaikan nilai aset biologi menjadi 7. 000 Aset Biologi 5. 000 Pendapatan hasil pertumbuhan 5. 000 Kalkulasi Pendapatan 5. 000 Biaya operasi 3. 000 Laba 2. 000 Aset biologi 7. 000

JURNAL Debit Kredit Tambahan biaya pada periode berikutnya Biaya operasi 4. 000 Kas 4.

JURNAL Debit Kredit Tambahan biaya pada periode berikutnya Biaya operasi 4. 000 Kas 4. 000 Aset biologi siap dijual 15. 000 Aset biologi 8. 000 Pendapatan hasil pertumbuhan Ket 8. 000 FV adj Reklasifikasi menjadi persediaan Penjualan Biaya operasi 15. 000 Aset biologi 15. 000 HPP Biaya penjualan Piutang dagang Penjualan HPP Laba 16. 000 15. 000 Persediaan Biaya penjualan Kas 15. 000 16. 000 8. 000 (4. 000) (15. 000) (1. 000) 4. 000

PSAK 48 - Penurunan Nilai • Penurunan Nilai Aset, yang membahas: 1. Bagaimana entitas

PSAK 48 - Penurunan Nilai • Penurunan Nilai Aset, yang membahas: 1. Bagaimana entitas melakukan review atas nilai tercatat aset, 2. Bagaimana menentukan recoverable amount suatu aset, dan 3. Kapan mengakui atau membalik rugi penurunan nilai. • Penurunan nilai terjadi jika nilai tercatat aset lebih tinggi dibandingkan nilai terpulihkan (recoverable amount) – Recoverable amount adalah nilai tertinggi antara nilai wajar dikurangi biaya penjualan dengan nilai kini penggunaan aset. • Penurunan nilai diakui di laporan laba rugi • Penurunan boleh dapat dibalikkan sebesar yang telah terjadi • Revew penurunan nilai dilakukan setiap pelaporan 67

Pendekatan Umum dari Pengukuran Penurunan Nilai Carrying Amount Recoverable Amount Nilai tertinggi Nilai Aset

Pendekatan Umum dari Pengukuran Penurunan Nilai Carrying Amount Recoverable Amount Nilai tertinggi Nilai Aset Nilai Wajar dikurangi Biaya Penjualan Nilai Pakai Akumulasi Penyusutan dan Akumulasi Rugi Penurunan Nilai Recovered through sale Recovered through use 68

PSAK 58 - Aset tidak lancar dimiliki untuk dijual dan operasi dihentikan • Kriteria

PSAK 58 - Aset tidak lancar dimiliki untuk dijual dan operasi dihentikan • Kriteria : • aset (atau kelompok lepasan) harus berada dalam keadaan yang dapat dijual dengan segera • penjualan tersebut dapat dikatakan sangat mungkin terjadi, manajemen pada hirarki yang memadai harus mempunyai komitmen terhadap rencana penjualan aset. – Diukur pada nilai yang lebih rendah antara jumlah tercatat dan nilai wajar setelah dikurangi biaya untuk menjual, dan penyusutan atas aset tersebut dihentikan – Aset Yang Dimiliki Untuk Dijual disajikan sebagai aset lancar dan terpisah dari pos lainnya. 69

PSAK 22 Prinsip Pengukuran Kombinasi bisnis adalah suatu transaksi atau peristiwa lain dimana pihak

PSAK 22 Prinsip Pengukuran Kombinasi bisnis adalah suatu transaksi atau peristiwa lain dimana pihak pengakuisisi memperoleh “pengendalian” atas satu atau lebih bisnis. “penggabungan sesungguhnya (true merger)” atau “penggabungan setara (merger of equals)” Pihak pengakuisisi mengukur aset teridentifikasi yang diperoleh dan liabilitas yang diambil-alih dengan nilai wajar pada tanggal akuisisi. • Pengukuran kepentingan nonpengendali baik pada nilai wajar atau pada proporsi kepemilikan non pengendali atas aset neto teridentifikasi dari pihak yang diakuisisi. • Pengukuran nilai wajar aset teridentifikasi tertentu dan kepentingan non pengendali 70

Ilustrasi Penggabungan usaha • PT. Induk mengakuisi 80% saham PT. Anak. Aset yang diserahkan

Ilustrasi Penggabungan usaha • PT. Induk mengakuisi 80% saham PT. Anak. Aset yang diserahkan untuk akuisisi 1. 200. 000. Non pengendali 20%. Nilai buku Ekuitas PT. Anak pada (1/1/20 x 1): 1. 000). Dalam akuisisi terdapat perbedaan nilai buku dengan nilai wajar 300. 000 untuk tanah 200. 000 dan gedung 100. 000 (10 thn). Laba Anak selama tahun tersebut 200. 000, dividen yang dibagikan 100. 000 Induk Aset lancar 3. 200. 000 Aset tidak lancar 5. 000 Anak Induk 2. 200. 000 1. 500. 000 Ekuitas 6. 000 1. 000 8. 200. 000 2. 000 Induk Anak Aset lancar 2. 000 Aset tidak lancar 5. 000 Investasi di anak 1. 200. 000 8. 200. 000 500. 000 Liabilitas Anak 500. 000 Liabilitas Induk Anak 2. 200. 000 1. 500. 000 Ekuitas 6. 000 1. 000 2. 000 8. 200. 000 2. 000

Ilustrasi Penggabungan usaha • • • Goodwill = Investasi S – (% P’ownership x

Ilustrasi Penggabungan usaha • • • Goodwill = Investasi S – (% P’ownership x fair value asset) Nilai wajar aset = 1. 000 + 300. 000 = 1. 300. 000 Goodwill = 1. 200. 000 – 80% * 1. 300. 000 = 160. 000 goodwill untuk parent Goodwill untuk np = 160. 000/80% * 20% = 40. 000 Aset Jika goodwilll hanya untuk parent = 160. 000 menjadi Jika untuk parent dan non pengendali = 200. 000 lebih besar • • Aset digabungkan sebesar nilai wajar 1. 500. 000+300. 000 = 1. 800. 000(total) PSAK lama yang digabungkan hanya 1. 500. 000 + 80%*300. 000 PSAK lama non controlling interest = 1. 000 * 20% = 200. 000 PSAK baru non controlling interest = 1. 300. 000 * 20% = 260. 000 Induk Anak FV 500. 000 Liabilitas Induk Anak FV 2. 200. 000 1. 000 Aset lancar 3. 200. 000 Aset tidak lancar 5. 000 1. 800. 000 Ekuitas 6. 000 1. 300. 000 8. 200. 000 2. 300. 000

Ilustrasi Penggabungan usaha Induk Aset lancar 2. 000 Aset tidak lancar 5. 000 Investasi

Ilustrasi Penggabungan usaha Induk Aset lancar 2. 000 Aset tidak lancar 5. 000 Investasi di anak 1. 200. 000 8. 200. 000 Anak FV Induk Anak FV 2. 200. 000 1. 800. 000 Ekuitas 6. 000 1. 300. 000 2. 300. 000 8. 200. 000 2. 300. 000 500. 000 Liabilitas Konsolidasi Aset lancar 2. 500. 000 Liabilitas 3. 200. 000 Aset tidak lancar 6. 800. 000 Ekuitas 6. 000 Goodwill Knsl 2. 500 L 3. 200 ATL 6. 740 E 6. 000 GW 160 NP 9. 400 73 2. 500 L 3. 200 260. 000 ATL 6. 800 E 6. 000 9. 460. 000 GW Goowill parent 200 9. 400 200 NP 9. 500 Knsl AL PSAK LAMA Knsl AL 160. 000 Non pengendali 9. 460. 000 Knsl 300 9. 500 Goowill parent & NCI Aset menjadi lebih besar: Fakto r: Jml akuisisi, Perbedaan BV, FV, HP

TERIMA KASIH Dwi Martani Departemen Akuntansi FEUI martani@ui. ac. id atau dwimartani@yahoo. com http:

TERIMA KASIH Dwi Martani Departemen Akuntansi FEUI martani@ui. ac. id atau dwimartani@yahoo. com http: //staff. blog. ui. ac. id atau dwimartani. com 08161932935 atau 081318227080 74