Evaluasi Penggunaan Pestisida Peran Pemerintah Pemerintah Daerah Swasta

  • Slides: 22
Download presentation
Evaluasi Penggunaan Pestisida

Evaluasi Penggunaan Pestisida

Peran Pemerintah, Pemerintah Daerah, Swasta dan Masyarakat v Peran Pemerintah, Pemerintah daerah, swasta dan

Peran Pemerintah, Pemerintah Daerah, Swasta dan Masyarakat v Peran Pemerintah, Pemerintah daerah, swasta dan masyarakat sangat penting dalam menunjang penggunaan insektisida dalam bidang kesehatan dengan baik, sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang ada.

Peran Pemerintah dan Pemerintah Daerah ØPeran Pemerintah dalam penanganan/pengelolaan pestisida meliputi lintas sektor yang

Peran Pemerintah dan Pemerintah Daerah ØPeran Pemerintah dalam penanganan/pengelolaan pestisida meliputi lintas sektor yang terkait dengan penggunaan dampak insektisida antara lain Kementerian Dalam Negeri, Kementrian Kesehatan, Kementerian Pertanian, Kementerian Perindustrian, Kementerian Perdagangan, Kementerian Keuangan, Kementerian Lingkungan Hidup dan sektor terkait lainnya.

Peran Pemerintah dan Pemerintah Daerah: 1). Pengaturan jenis insektisida dalam pengendalian vektor penyakit dan

Peran Pemerintah dan Pemerintah Daerah: 1). Pengaturan jenis insektisida dalam pengendalian vektor penyakit dan insektisida rumah tangga, meliputi dosis, cara pemakaian dan perizinan insektisida. 2). Pengaturan jenis peralatan pengendalian vektor, meliputi spesifikasi alat, cara aplikasi, cara pemeliharaan dan standarisasi alat. 3). Pengaturan standar kompetensi dan perizinan tenaga pelaksana.

4). Pengaturan tatalaksana pegelolaan insektisida untuk mencegah keracunan, meliputi penyimpanan, pengangkutan, penggunaan dan pemusnahan.

4). Pengaturan tatalaksana pegelolaan insektisida untuk mencegah keracunan, meliputi penyimpanan, pengangkutan, penggunaan dan pemusnahan. 5). Penatalaksanaan kasus keracunan, pada tingkat pelayanan dasar di Puskesmas dan lanjutan di rumah sakit. 6). Pengaturan pendoman pengelolaan lingkungan dampak pencemaran insektisida. 7). Pengaturan pedoman distribusi insektisida pada distributor, agen dan penjual.

Peran swasta dalam pengendalian vektor penyakit v Peran swasta (perusahaan jasa pest control, produsen

Peran swasta dalam pengendalian vektor penyakit v Peran swasta (perusahaan jasa pest control, produsen insektisida, distributor insektisida, industri rumah tangga, kelompok pemangku kepentingan yang peduli terhadap pengendalian vektor) dalam penanganan/pengelolaan insektisida meliputi lintas sektor yang terkait dengan penggunaan dampak insektisida. v Adapun peran swasta meliputi penggunaan insektisida dalam pengendalian vektor, penyediaan bahan dan peralatan pengendalian vektor, melakukan pembinaan / pelatihan (peningkatan SDM), memberikan penyuluhan, melakukan penelitian dan pengembangan.

Peran masyarakat dalam pengendalian vektor penyakit v Peran masyarakat (organisasi profesi, ormas, LSM, individu,

Peran masyarakat dalam pengendalian vektor penyakit v Peran masyarakat (organisasi profesi, ormas, LSM, individu, keluarga, tokoh masyarakat) dalam penanganan/pengelolaan insektisida yang terkait dengan penggunaan dampak insektisida meliputi berpartisipasi dalam kegiatan pengendalian vektor (pengelolaan lingkungan), melaporkan permasalahan masyarakat dalam pengendalian vektor dan memberikan penyuluhan.

Pembinaan dan Pengawasan Setiap pihak yang melakukan pengendalian vektor harus mengacu pada pedoman dan

Pembinaan dan Pengawasan Setiap pihak yang melakukan pengendalian vektor harus mengacu pada pedoman dan Permenkes 374/Menkes/Per/III/2010 tanggal 17 Maret 2010 pasal 16 tentang pembinaan dan pengawasan. Pembinaan dan pengawasan terhadap penggunaan pestisida penting agar kegiatan pengendalian vektor dapat dilakukan dengan baik. Pembinaan dan Pengawasan dilakukan oleh petugas yang berwenang di Kementerian Kesehatan termasuk UPT di daerah, dinas kesehatan provinsi dan dinas kesehatan kabupaten/kota.

Pembinaan teknis terhadap penyelenggaraan pengendalian vektor mengacu pada KEPMENKES No. 1350 / 2001 Bab

Pembinaan teknis terhadap penyelenggaraan pengendalian vektor mengacu pada KEPMENKES No. 1350 / 2001 Bab VI Pasal 20. Setiap usaha jasa pengendalian vektor (pest control) harus mendapat izin operasional dari Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota (KEPMENKES No. 1350 / 2001 dan PERMENKES 374 / 2010 Pasal 11). Untuk wilayah pelabuhan atau bandara harus mendapat pembinaan dari Kantor Kesehatan Pelabuhan setempat Pelanggaran terhadap usaha pengendalian vektor dapat dikenakan sanksi administratif seperti teguran lisan, teguran tertulis sampai pencabutan izin operasional (PERMENKES 374 / 2010 Pasal 15).

Pengawasan dapat dilakukan dengan cara : pemeriksaan kualitas insektisida (quality control) terhadap jenis, formulasi

Pengawasan dapat dilakukan dengan cara : pemeriksaan kualitas insektisida (quality control) terhadap jenis, formulasi insektisida yang digunakan oleh pemerintah maupun swasta dilakukan di laboratorium independen. 1. Pemantauan cara aplikasi insektisida di lapangan 2. Pemeriksaan peralatan 3. Pemantauan tenaga/petugas pelaksana 4. Monitoring kerentanan vektor 5. Evaluasi dampak (hasil) pengendalian vektor

Monitoring dan Evaluasi Monitoring dan evaluasi adalah satu proses kegiatan untuk memantau dan mengevaluasi

Monitoring dan Evaluasi Monitoring dan evaluasi adalah satu proses kegiatan untuk memantau dan mengevaluasi pelaksanaan program agar dapat diketahui sampai sejauh mana program tersebut dapat dilaksanakan. Monitoring dan evaluasi ini sangat penting dilaksanakan untuk mengetahui keberhasilan dan kendala pelaksanaan sehingga dapat meningkatkan kinerja program.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah: a. Jenis Mencatat golongan insektisida yang digunakan. b.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah: a. Jenis Mencatat golongan insektisida yang digunakan. b. Kuantitas Mencatat pemaparan insektisida yang digunakan dalam jangka waktu tertentu. c. Kadar Mencatat kandungan bahan aktif dan takaran yang digunakan oleh pengguna insektisida. d. Cakupan Intervensi Cakupan intervensi penggunaan insektisida diukur berdasarkan satuan wilayah administratif seperti: kelompok rumah, desa, kecamatan, kabupaten.

e. Metode Aplikasi Metode aplikasi adalah cara aplikasi penggunaan insektisida di lapangan, misalnya pengasapan

e. Metode Aplikasi Metode aplikasi adalah cara aplikasi penggunaan insektisida di lapangan, misalnya pengasapan (fogging), larviciding, indoor recidual spray (IRS), dusting, dan lain-lain sesuai dengan vektor sasaran. f. Alat Mencatat ketersediaan dan kondisi alat. g. Tenaga pelaksana Mencatat jumlah tenaga entomologi kesehatan atau tenaga terlatih dan kompeten dalam pengendalian vektor. h. Buku Panduan / SOP (Standar Operasional Prosedur) Mencatat adanya buku panduan pengendalian vektor yang dikeluarkan oleh Kemenkes.

Indikator monitoring dan evaluasi penggunaan insektisida adalah : - Jumlah kasus keracunan - Jumlah

Indikator monitoring dan evaluasi penggunaan insektisida adalah : - Jumlah kasus keracunan - Jumlah Kasus penyimpangan pengelolaan insektisida - Jumlah wilayah dilakukan monitoring kerentanan vektor - Status kerentanan vektor - Minimal 80 % daerah endemis dilakukan pengendalian vektor - 100 % daerah KLB dilakukan pengendalian vektor - Penurunan kepadatan vektor

Pengawasan pengadaan, peredaran, penggunaan pupuk dan pestisida dilaksanakan secara terkoordinasi antara pusat dan daerah,

Pengawasan pengadaan, peredaran, penggunaan pupuk dan pestisida dilaksanakan secara terkoordinasi antara pusat dan daerah, antar instansi terkait dibidang pupuk dan pestisida. Komisi Pengawasan Pupuk dan. Pestisida (KP 3) baik tingkat Provinsi maupun Kabupaten/ Kota merupakan wadah kordinasi pengawasan pupuk dan pestisida yang dibentuk oleh Gubernur/ Bupati/ Walikota. Dengan keterlibatan instansi terkait dibidang pupuk dan pestisida dalam komisi pengawasan tersebut diharapkan permasalahan peredaran dan pengunaan pupuk dan pestisida yang terjadi di daerah dapat diatasi secara cepat dan tepat.

Sebagai kelembagaan Ad Hock, KP 3 memiliki tugas untuk melakukan pengawasan, pemantauan dan evaluasi

Sebagai kelembagaan Ad Hock, KP 3 memiliki tugas untuk melakukan pengawasan, pemantauan dan evaluasi terhadap pengadaan, penyaluran sekaligus memantai Harga Eceran Tertinggi (HET) dari pupuk bersubsidi. Hal yang sama juga dilakukan untuk melakukan pengawasan terhadap penggunaan Pestisida. KP 3 memiliki fungsi yang sangat strategis, khususnya dalam menolong para petani agar memperoleh pupuk yang dibutuhkan ketika musim tanam berlangsung.

Berbagai perangkat peraturan perundang-undangan terkait dengan peredaran dan penggunaan pupuk dan pestisida termasuk pembentukan

Berbagai perangkat peraturan perundang-undangan terkait dengan peredaran dan penggunaan pupuk dan pestisida termasuk pembentukan komisi pengawasan telah diterbitkan, namun kenyataannya penggunaan pestisida tidak memenuhi aturan yang berlaku bahkan belum adanya bukti fisik laporan kinerja dari komisi pengawasan sesuai dengan peraturan yang tertuang dalam Keputusan Menteri Pertanian Nomor: 42/ Permentan/ SR. 140/ 5/ 2007 Bab. V Pelaporan Pasal 20. Oleh karena itu, implementasi kebijakan pemerintah mengenai pembentukan komisi pengawasan pestisida tersebut perlu dievaluasi dan di analisis.

Teori Dunn (2003) mengemukakan kriteria rekomendasi kebijakan yang sama dengan kriteria evaluasi kebijakan. Oleh

Teori Dunn (2003) mengemukakan kriteria rekomendasi kebijakan yang sama dengan kriteria evaluasi kebijakan. Oleh karena itu, teori ini menjadi tolak ukur dalam penelitian untuk mengkaji evaluasi dari kebijakan yang berlaku tentang pengawasan pestisida.

Aspek-aspek kinerja kebijakan yang harus dievaluasi adalah sebagai berikut: Efektifitas Apakah hasil yang diinginkan

Aspek-aspek kinerja kebijakan yang harus dievaluasi adalah sebagai berikut: Efektifitas Apakah hasil yang diinginkan telah tercapai? Efisiensi Seberapa banyak upaya yang diperlukan untuk mencapai hasil yang diinginkan? Kecukupan Seberapa jauh pencapaian hasil yang diinginkan untuk memecahkan masalah? Pemerataan Apakah biaya manfaat didistribusikan secara merata kepada kelompok-kelompok yang berbeda? Responsivitas Apakah hasil kebijakan memuaskan kebutuhan/preferensi atau nilai-nilai kelompok tertentu? Ketepatan Apakah hasil (tujuan) yang diinginkan benar-benar berguna atau bernilai? (Dunn, 2003)

Evaluasi keberhasilan penggunaan pestisida dapat dilihat pada : 1). Evaluasi biologis adalah evaluasi yang

Evaluasi keberhasilan penggunaan pestisida dapat dilihat pada : 1). Evaluasi biologis adalah evaluasi yang dilakukan langsung pada OPT sasaran yang dikendalikan. Pengendalian OPT secara kimiawi dikatakan berhasil bila setelah aplikasi populasi OPT menurun, serangan OPT terhenti, atau tanaman tidak diserang OPT sama sekali dibandingkan dengan tanaman yang tidak diaplikasi. 2). Evaluasi fisik adalah evaluasi pada sasaran fisik untuk menilai tingkat keberhasilan penyemprotan yang dilakukan. (Djojosumarto, 2008)

Parameter yang menentukan keberhasilan aplikasi pestisida menurut Dadang (2006) adalah : 1). Serangan OPT

Parameter yang menentukan keberhasilan aplikasi pestisida menurut Dadang (2006) adalah : 1). Serangan OPT menurun, ini dapat dilihat dari menurunnya luas serangan, intensitas serangan, dan populasi. 2). Tidak adanya kerusakan pada tanaman baik pada daun maupun pada buah. 3). Keberadaan serangga penyerbuk dan musuh alami, diharapkan aplikasi pestisida tidak mengakibatkan penurunan populasi penyerbuk dan musuh alami. 4). Residu pestisida pada produk baik buah maupun daun.

Terima Kasih

Terima Kasih