PESTISIDA Asal kata Pest cide Organisme Pengganggu Tanaman

  • Slides: 45
Download presentation

PESTISIDA Asal kata Pest - cide Organisme Pengganggu Tanaman (hama, patogen, gulma) -cida =

PESTISIDA Asal kata Pest - cide Organisme Pengganggu Tanaman (hama, patogen, gulma) -cida = Killer

Suatu substansi yang digunakan untuk mengendalikan, mencegah, merusak, menolak atau mengurangi organisme pengganggu a.

Suatu substansi yang digunakan untuk mengendalikan, mencegah, merusak, menolak atau mengurangi organisme pengganggu a. b. Semua zat/campuran zat yang khusus untuk mengendalikan, mencegah atau menolak gangguan dari serangga, binatang pengerat, nematoda, cendawan, gulma, virus, bakteri, jasad renik yang dianggap hama kecuali virus, bakteri atau jasad renik yang terdapat pada manusia dan binatang lainnya Semua zat/campuran zat yang dimaksudkan untuk digunakan sebagai pengatur pertumbuhan tanaman atau pengering tanaman

MENURUT P. P. NO. 7 TAHUN 1973 : PESTISIDA adalah semua zat kimia atau

MENURUT P. P. NO. 7 TAHUN 1973 : PESTISIDA adalah semua zat kimia atau bahan lain serta jasad renik dan virus yang dipergunakan untuk : 1. Memberantas atau mencegah hama-hama dan penyakit yang merusak tanaman, bagian-bagian tanaman atau hasil-hasil pertanian 2. Memberantas rerumputan 3. Mematikan daun dan mencegah pertumbuhan yang tidak diinginkan 4. Mengatur dan merangsang pertumbuhan tanaman atau bagian-bagian tanaman tidak termasuk pupuk

MENURUT P. P. NO. 7 TAHUN 1973 : PESTISIDA adalah semua zat kimia atau

MENURUT P. P. NO. 7 TAHUN 1973 : PESTISIDA adalah semua zat kimia atau bahan lain serta jasad renik dan virus yang dipergunakan untuk : 5. Memberantas atau mencegah hama-hama luar pada hewan-hewan piaraan dan ternak 6. Memberantas atau mencegah hama-hama air 7. Memberantas atau mensegah binatang-binatang dan jasad renik dalam rumah tangga, bangunan dalam alat-alat pengangkutan 8. Memberantas atau mencegah binatang-binatang yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia atau binatang yang perlu dilindungi dengan penggunaan pada tanaman, tanah dan air

PENGGOLONGAN berdasarkan sasaran berdasarkan kimia pestisida berdasarkan cara kerja

PENGGOLONGAN berdasarkan sasaran berdasarkan kimia pestisida berdasarkan cara kerja

Tabel 1. Klasifikasi pestisida, kegunaan, dan asal katanya Kelas Pestisida Kegunaan Asal kata* Akarisida

Tabel 1. Klasifikasi pestisida, kegunaan, dan asal katanya Kelas Pestisida Kegunaan Asal kata* Akarisida membunuh tungau Gr. akari, kutu, atau tungau Algisida membunuh gang L. alga, gang Avisida membunuh burung L. aves, burung Bakterisida membunuh bakteri Fungisida membunuh jamur Herbisida membunuh gulma Insektisida membunuh serangga L. insectum, berbuku Larvisida membunuh larva L. lar, topeng atau hantu Mitisida membunuh tungau sama dengan Akarisida / menolak L. bacterium, Gr. baktro, renik L. fungus, Gr. spongos, jamur L. herba, tumbuhan semusim

Lanjutan Tabel 1 ……… Kelas Pestisida Kegunaan Asal kata* L. molluscus, kerang lunak atau

Lanjutan Tabel 1 ……… Kelas Pestisida Kegunaan Asal kata* L. molluscus, kerang lunak atau kerang L. nematoda, Gr. nema, benang Moluskisida membunuh bekicot Nematisida membunuh nematoda Ovisida membunuh telur L. ovum, telur Pedikulisida membunuh kutu/caplak L. pedis, caplak Piscisida membunuh ikan L. piscis, ikan Predisida membunuh predator L. praeda, predator Rodentisida membunuh roden L. rodere, mengerat Silvisida mematikan pohon L. silva, hutan Termitisida membunuh rayap L. termes, penggerek kayu

Senyawa kimia yang diklasifikasikan sebagai pestisida tanpa akhiran sida Atraktans memikat serangga Khemosterilan memandulkan

Senyawa kimia yang diklasifikasikan sebagai pestisida tanpa akhiran sida Atraktans memikat serangga Khemosterilan memandulkan serangga, atau hama vertebrata (burung, roden) Defolian peluruh daun Desikan mempercepat pengeringan pada tumbuhan Desinfektan menghilangkan atau menginaktivasi mikroorganisme yang merugikan Zat pengatur mempercepat atau menghambat pertumbuhan pada tumbuh (IGR) serangga atau tumbuhan Feromon memikat serangga atau vertebrata Repelen menolak serangga, kutu, tungau, atau vertebrata (kelinci, anjing, burung dll. )

Kelebihan dan Keuntungan Pestisida: • Pestisida mudah didapat dan mudah digunakan • Pestisida secara

Kelebihan dan Keuntungan Pestisida: • Pestisida mudah didapat dan mudah digunakan • Pestisida secara umum sangat efektif untuk mengendalikan OPT, ketika tidak ada permasalahan resistensi • Perlakuan pestisida dapat dilaksanakan secara cepat ketika dibutuhkan, dengan senjang waktu yang minimal, dan mempunyai aktivitas penyembuhan yang cepat dalam mencegah kehilangan hasil lebih lanjut

Kelebihan dan Keuntungan Pestisida: • Perlakuan pestisida seringkali lebih murah dan memberikan keuntungan, terutama

Kelebihan dan Keuntungan Pestisida: • Perlakuan pestisida seringkali lebih murah dan memberikan keuntungan, terutama jika perlakuan alternatif lain memerlukan banyak tenaga kerja • Sifat-sifat, penggunaan, dan cara aplikasinya mempunyai kisaran luas untuk menghadapi berbagai macam keadaan hama, termasuk untuk mengendalikan ledakan populasi OPT pada areal yang sangat luas

Pestisida digunakan dalam program PHT ketika cara lain yang efektif tidak tersedia atau cara

Pestisida digunakan dalam program PHT ketika cara lain yang efektif tidak tersedia atau cara lain tidak cukup kuat untuk mempertahan populasi OPT tetap di bawah ambang kerusakan ekonomis maksimalkan keuntungan dan kelebihan pestisida sementara berbagai potensi bahaya diminimalkan

PENGGUNAAN PESTISIDA SECARA BERLEBIHAN Beberapa permasalahan yang diakibatkan: • Resistensi terhadap Pestisida frekuensi aplikasi

PENGGUNAAN PESTISIDA SECARA BERLEBIHAN Beberapa permasalahan yang diakibatkan: • Resistensi terhadap Pestisida frekuensi aplikasi yg rapat dan dosis tinggi • Peracunan terhadap Musuh Alami dan Organisme bukan sasaran terjadi resurgensi dalam populasi hama dan laju pertumbuhannya jauh lebih cepat dibandingkan musuh alaminya

PENGGUNAAN PESTISIDA SECARA BERLEBIHAN Beberapa permasalahan yang diakibatkan: • Kesehatan Masyarakat dan Lingkungan pengaruh

PENGGUNAAN PESTISIDA SECARA BERLEBIHAN Beberapa permasalahan yang diakibatkan: • Kesehatan Masyarakat dan Lingkungan pengaruh merugikan terhadap kesehatan manusia, satwaliar, air tanah, dan kualitas lingkungan secara keseluruhan • Biaya Pestisida faktor resistensi hama, menyebabkan umur pemasaran pendek akibatnya biaya produksi tinggi shg berimbas pada harga pestisida tinggi

AMA N EFEKTI F EFISIE N

AMA N EFEKTI F EFISIE N

Azas penggunaan pestisida pertanian BENAR Penggunaan pestisida BIJAKSANA Efektif LEGAL (A) Meminimalkan dampak negatif

Azas penggunaan pestisida pertanian BENAR Penggunaan pestisida BIJAKSANA Efektif LEGAL (A) Meminimalkan dampak negatif pestisida terhadap pengguna, konsumen dan lingkungan (B) Efisien dan ekonomis

RESIKO PENGGUNAAN PESTISIDA PERTANIAN (1) Pengguna (2) Konsumen Umum Keracunan & gangguan kesehatan Pencemaran

RESIKO PENGGUNAAN PESTISIDA PERTANIAN (1) Pengguna (2) Konsumen Umum Keracunan & gangguan kesehatan Pencemaran lingkungan dan segala akibatnya (3) Lingkungan Agroekosistim Resistensi; Resurjensi; Ledakan OPT lain; Kematian musuh alami hama; Fitotoksik; Perubahan flora; dsb.

Faktor-faktor yang mempengaruhi efikasi pestisida di lapangan è Hubungan: sasaran - pestisida - Kesesuaian

Faktor-faktor yang mempengaruhi efikasi pestisida di lapangan è Hubungan: sasaran - pestisida - Kesesuaian antara pestisida dan OPT sasaran - Penentuan bidang sasaran aplikasi yang tepat - OPT sasaran masih peka terhadap pestisida tsb. è Teknik penggunaan (teknik aplikasi) - Kapan pestisida di gunakan? (Tepat waktu) - Berapa takarannya? (Tepat takaran) - Bagaimana menggunakannya? (Tepat cara)

Faktor-faktor yang mempengaruhi efikasi pestisida di lapangan 1. SASARAN kesesuaian & kepekaan 2. PESTISIDA

Faktor-faktor yang mempengaruhi efikasi pestisida di lapangan 1. SASARAN kesesuaian & kepekaan 2. PESTISIDA TEKNIK APLIKASI 3. WAKTU 4. TAKARAN 5. CARA/METODA APLIKASI

I. Sasaran aplikasi (1) SASARAN BIOLOGIS spesifik tanaman hama, penyakit, gulma. spesifik OPT tanaman,

I. Sasaran aplikasi (1) SASARAN BIOLOGIS spesifik tanaman hama, penyakit, gulma. spesifik OPT tanaman, daun, air, tanah, gulma, dst. SASARAN APLIKASI (2) BIDANG SASARAN

II. Pemilihan pestisida Pilih pestisida sesuai sasaran Untuk hama serangga : insektisida Untuk penyakit

II. Pemilihan pestisida Pilih pestisida sesuai sasaran Untuk hama serangga : insektisida Untuk penyakit oleh jamur : fungisida Lihat Tabel 1. Klasifikasi Pestisida

III. WAKTU APLIKASI PRINSIP : “ NO PEST NO SPRAY “ Gunakan ambang pengendalian

III. WAKTU APLIKASI PRINSIP : “ NO PEST NO SPRAY “ Gunakan ambang pengendalian atau ambang ekonomi( hama / penyakit ). Aplikasikan pestisida segera setelah gejala serangan nampak ( hama / penyakit ). Aplikasikan pestisida saat OPT pada tahap peka terhadap pestisida. Aplikasikan pestisida saat udara tidak terlalu panas dan tidak terlalu kering, angin tidak terlalu kencang.

IV. DOSIS / TAKARAN PESTISIDA DOSIS : Jumlah pestisida yang dibutuhkan untuk setiap satuan

IV. DOSIS / TAKARAN PESTISIDA DOSIS : Jumlah pestisida yang dibutuhkan untuk setiap satuan luas bidang sasaran ( kg / ha ; lt / ha ) KONSENTRASI : Jumlah pestisida yang dicampur untuk setiap liter pelarut ( gr / lt ; ml / lt )

BAHAYA PENGGUNAAN PESTISIDA

BAHAYA PENGGUNAAN PESTISIDA

SEBUAH KISAH Setiap tahun ada 25 juta pekerja yang keracunan pestisida petani anak-anak Merusak

SEBUAH KISAH Setiap tahun ada 25 juta pekerja yang keracunan pestisida petani anak-anak Merusak ekologi WHO (World Health Organisation) 3 juta orang yang bekerja pada sektor pertanian di negara-negara berkembang terkena racun pestisida dan sekitar 18. 000 orang diantaranya meninggal setiap tahunnya (Miller, 2004)

Pestisida berpengaruh negatip terhadap kesehatan manusia, Pestisida berpengaruh buruk terhadap kualitas lingkungan, dan Pestisida

Pestisida berpengaruh negatip terhadap kesehatan manusia, Pestisida berpengaruh buruk terhadap kualitas lingkungan, dan Pestisida meningkatkan perkembangan populasi jasad penganggu tanaman. Dr. Therestia tahun 1993, ia menemukan kandungan Organoklorin dalam tubuh ikan sebanyak 0, 0792 ppm di Lembang dan 0, 020 ppm di Pengalengan.

DAMPAK TERHADAP KESEHATAN karsiogenic (pembentukan jaringan kanker pada tubuh), mutagenic (kerusakan genetik untuk generasi

DAMPAK TERHADAP KESEHATAN karsiogenic (pembentukan jaringan kanker pada tubuh), mutagenic (kerusakan genetik untuk generasi yang akan datang), dan teratogenic (kelahiran anak cacad dari ibu yang keracunan). residu sisa berbahaya bagi konsumen

BAGAIMANA PESTISIDA MENGKONTAMINASI ? Melalui kulit Kasus yg paling byk ditemukan, Melalui pernafasan pestisida

BAGAIMANA PESTISIDA MENGKONTAMINASI ? Melalui kulit Kasus yg paling byk ditemukan, Melalui pernafasan pestisida yg terhirup saat penyemprotan Melalui mulut Apabila gelas tercemar/makanan yg terkontiminasi

WWW. THEMEGALLERY. COM

WWW. THEMEGALLERY. COM

DAMPAK KRONIS PESTISIDA sistem syaraf Neurotoksin : masalah ingatan yang gawat, sulit berkonsentrasi, perubahan

DAMPAK KRONIS PESTISIDA sistem syaraf Neurotoksin : masalah ingatan yang gawat, sulit berkonsentrasi, perubahan kepribadian, kelumpuhan, kehilangan kesadaran dan koma. Hati Perut Muntah-muntah, sakit perut dan diare adalah gejala umum dari keracunan sistem kekebalan keseimbangan hormon

DAMPAK KRONIS PESTISIDA keguguran (embriotoksin) kematian bayi (fetotoksin) kemandulan pria (spermatotoksin) menyebabkan bayi lahir

DAMPAK KRONIS PESTISIDA keguguran (embriotoksin) kematian bayi (fetotoksin) kemandulan pria (spermatotoksin) menyebabkan bayi lahir cacat

JENIS PESTISIDA YANG MENYEBABKAN CACAT PD BAYI HERBISIDA FUNGISIDA INSEKTISIDA Acrolein Benomyl Avermectin Bentazone

JENIS PESTISIDA YANG MENYEBABKAN CACAT PD BAYI HERBISIDA FUNGISIDA INSEKTISIDA Acrolein Benomyl Avermectin Bentazone Captafol Chlordimeform Cyanazine Folpet Endosulfan Bromoxynil HCB Ethion 2, 4 -D Mancozeb Phosmet Dinocap Maneb Methyl parathion Dinoseb Tributyltin oxide Mirex Diquat Tripbutyltin fluoride Trichlorfon Nitrofen Triphenyltin acetate

JENIS PESTISIDA YG MEMUNGKINKAN KANKER insektisida Fungisida Herbisida Fumigan Arsenic Cadmium Chlordane Chlordimeform DDT

JENIS PESTISIDA YG MEMUNGKINKAN KANKER insektisida Fungisida Herbisida Fumigan Arsenic Cadmium Chlordane Chlordimeform DDT Dichlorvos Dieldrin Heptachlor Captafol Captan Chlorothalonil Folpet HCB Maneb Mancozeb Acetochlor. Aci DBCP fluorfen EDB Alachor Dichloropropane Amitrole Oxadiazon

PESTISIDA TIPE APA YANG PALING BERBAHAYA? Jenis pestisida yang paling beracun adalah yang mirip

PESTISIDA TIPE APA YANG PALING BERBAHAYA? Jenis pestisida yang paling beracun adalah yang mirip dengan gas syaraf, yaitu jenis Organofosfat dan Metilcarbamat. Organosfosfat Metilcarbamat Azinophosmethyl Demeton methyl Dichlorvos / DDVP Disulfoton Ethion Ethyl parathion / Parathion Fenamiphos Fensulfothion Methamidophos Methidathion Methyl parathion Mevinphos Phorate Sulfotepp Terbufos Aldicarb Carbofuran Fomentanate Methomyl Oxamyl Propoxur

APA YANG PERLU DILAKUKAN ? Cek kemasan pestisida yang Anda gunakan. Apakah ada yang

APA YANG PERLU DILAKUKAN ? Cek kemasan pestisida yang Anda gunakan. Apakah ada yang merupakan jenis gas syaraf ? Seberapa sering Anda terkena pestisida ini? Bagaimanakah caranya pestisida ini memasuki tubuh ?

BERPENGARUH TERHADAP KUALITAS LINGKUNGAN Pestisida sebagai bahan beracun, termasuk bahan pencemar yang berbahaya bagi

BERPENGARUH TERHADAP KUALITAS LINGKUNGAN Pestisida sebagai bahan beracun, termasuk bahan pencemar yang berbahaya bagi lingkungan Residu pestisida pd makanan sayur n buah (akumulasi residu) resistensi hama matinya hewan non target

TANDA DAN GEJALA KERACUNAN PESTISIDA a. Pestisida Golongan Organoklor ( Dicofan 460 EC ;

TANDA DAN GEJALA KERACUNAN PESTISIDA a. Pestisida Golongan Organoklor ( Dicofan 460 EC ; Keltane 250 EC ) Pestisida golongan organoklor bekerja mempengaruhi sistem syaraf pusat. Tanda dan gejala keracunan pestisida organoklor dapat berupa sakit kepala, rasa pusing, mual, muntah-muntah, mencret, badan lemah, gugup, gemetar, kejang-kejang dan kesadaran hilang. b. Pestisida Golongan Organofostat ( Basta 150 EC ; Eagle 480 AS ) Apabila masuk kedalam tubuh, baik melalui kulit, mulut dan saluran pernafasan maupun saluran pencernaan, pestisida golongan organofosfat akan berikatan dengan enzim dalam darah yang berfungsi mengatur bekerjanya saraf, yaitu kholonesterase. Apabila kholonesterase terikat, maka enzim tersebut tidak dapat melaksanakan tugasnya sehingga syaraf terusmenerus mengirimkan perintah kepada otot-otot tertentu. Dalam keadaan demikian otot-otot tersebut senantiasa bergerak tanpa dapat dikendalikan.

Disamping timbulnya gerakan-gerakan otot-otot tertentu, tanda dan gejala lain dari keracunan pestisida organofosfat adalah

Disamping timbulnya gerakan-gerakan otot-otot tertentu, tanda dan gejala lain dari keracunan pestisida organofosfat adalah pupil atau celah iris mata menyempit sehingga penglihatan menjadi kabur, mata berair, mulut berbusa atau mengeluarkan banyak air liur, sakit kepala, rasa pusing, berkeringat banyak, detak jantung yang cepat, mual, muntah-muntah, kejang pada perut, mencret, sukar bernafas, otot-otot tidak dapat digerakkan atau lumpuh dan pingsan. c. Pestisida Golongan Karbamat ( Sevin 85 S ; Darmafur 3 G) Cara kerja pestisida Karbamat sama dengan pestisida organofosfat, yaitu menghambat enzim kholonesterase. Tetapi pengaruh pestisida Karbamat terhadap kholonesterase hanya berlangsung singkat karena pestisida Karbamat cepat mengurai dalam tubuh. d. Pestisida Golongan Senyawa / dipiridil ( Top Star 300 EW ) Senyawa dipirindi dapat membentuk ikatan dan merusak jaringan epithel dari kulit, kuku, saluran pernafasan dan saluran pencernaan, sedangkan larutan yang pekat dapat menyebabkan peradangan.

Tanda dan gejala keracunan senyawa dipirindil selalu terlambat diketahui atau disadari karena gejala baru

Tanda dan gejala keracunan senyawa dipirindil selalu terlambat diketahui atau disadari karena gejala baru timbul setelah beberapa lama, 24 -72 jam setelah keracunan baru terlihat gejala yang ringan seperti sakit perut, mual, muntah, dan diare karena ada iritasi pada saluran pencernaan, 48 -72 jam baru timbul gejala-gejala kerusakan ginjal seperti albunuria, proteinnura, haematuria dan peningkatan kretanin lever, 72 jam-24 hari, tanda-tanda kerusakan pada paru-paru. e. Pestisida Golongan Arsen ( Score 250 EC ) Keracunan pestisida Arsen pada umumnya melalui mulut walaupun bisa juga diserap melalui kulit dan saluran pencernaan. Tanda dan gejala keracunan akut pestisida golongan Arsen adalah nyeri pada perut, muntah, dan diare, sedang keracunan sub akut akan timbul gejala seperti sakit kepala, pusing dan banyak keluar ludah.

f. Pestisida Golongan Antikoagulan ( Klerat ) Pestisida golongan koagulan bekerja menghambat pembekuan darah

f. Pestisida Golongan Antikoagulan ( Klerat ) Pestisida golongan koagulan bekerja menghambat pembekuan darah dan merusak jaringan-jaringan pembuluh darah. Hal ini mengakibatkan terjadinya pendarahan, terutama di bagian dalam tubuh. Tanda dan gejala keracunan yang ditimbulkan oleh pestisida antikoagulan meliputi rasa nyeri pada punggung, lambung, dan usus, muntah, pendarahan pada hidung dan gusi, timbul bintik-bintik merah pada kulit, terdapat darah dalam air seni dan tinja, timbul lebam pada bagian sekitar lutut, sikut, dan pantat serta kerusakan ginjal.

TOKSIKOLOGI PESTISIDA Organoklorin Senyawa-senyawa OK (organokhlorin, chlorinated hydrocarbons) sebagian besar menyebabkan kerusakan pada komponen-komponen

TOKSIKOLOGI PESTISIDA Organoklorin Senyawa-senyawa OK (organokhlorin, chlorinated hydrocarbons) sebagian besar menyebabkan kerusakan pada komponen-komponen selubung sel syaraf (Schwann cells) sehingga fungsi syaraf terganggu. Peracunan dapat menyebabkan kematian atau pulih kembali. Kepulihan bukan disebabkan karena senyawa OK telah keluar dari tubuh tetapi karena disimpan dalam lemak tubuh. Semua insektisida OK sukar terurai oleh faktor-faktor lingkungan dan bersifat persisten, Mereka cenderung menempel pada lemak dan partikel tanah sehingga dalam tubuh jasad hidup dapat terjadi akumulasi, demikian pula di dalam tanah. Akibat peracunan biasanya terasa setelah waktu yang lama, terutama bila dose kematian (lethal dose) telah tercapai. Hal inilah yang menyebabkan sehingga penggunaan OK pada saat ini semakin berkurang dan dibatasi. Efek lain adalah biomagnifikasi, yaitu peningkatan peracunan lingkungan yang terjadi karena efek biomagnifikasi (peningkatan biologis) yaitu peningkatan daya racun suatu zat terjadi dalam tubuh jasad hidup, karena reaksi hayati tertentu

ORGANOFOSFAT DAN KARBAMAT menghambat aksi pseudokholinesterase dalam plasma dan kholinesterase dalam sel darah merah

ORGANOFOSFAT DAN KARBAMAT menghambat aksi pseudokholinesterase dalam plasma dan kholinesterase dalam sel darah merah dan pada sinapsisnya. Enzim tersebut secara normal menghidrolisis asetylcholin menjadi asetat dan kholin. Pada saat enzim dihambat, mengakibatkan jumlah asetylkholin meningkat dan berikatan dengan reseptor muskarinik dan nikotinik pada system saraf pusat dan perifer. Hal tersebut menyebabkan timbulnya gejala keracunan yang berpengaruh pada seluruh bagian tubuh.

TABEL : EFEK MUSKARINIK, NIKOTINIK DAN SARAF PUSAT PADA TOKSISITAS ORGANOFOSFAT. Gejala Efek 1.

TABEL : EFEK MUSKARINIK, NIKOTINIK DAN SARAF PUSAT PADA TOKSISITAS ORGANOFOSFAT. Gejala Efek 1. Muskarinik § § § 2. nikotinik §Pegal-pegal, lemah §Tremor §Paralysis §Dyspnea §Tachicardia 3. sistem saraf pusat §Bingung, gelisah, insomnia, neurosis §Sakit kepala. Emosi tidak stabil §Bicara terbata-bata §Kelemahan umum. Convuls §Depresi respiras § dan gangguan jantung. Koma Salivasi, lacrimasi, urinasi dan diaree (SLUD) Kejang perut Nausea dan vomitus Bradicardia Miosis Berkeringat

Semua senyawa OF (organofosfat, organophospates) dan KB (karbamat, carbamates) bersifat perintang Ch. E (ensim

Semua senyawa OF (organofosfat, organophospates) dan KB (karbamat, carbamates) bersifat perintang Ch. E (ensim choline esterase), ensim yang berperan dalam penerusan rangsangan syaraf. Peracunan dapat terjadi karena gangguan dalam fungsi susunan syaraf yang akan menyebabkan kematian atau dapat pulih kembali. Umur residu dari OF dan KB ini tidak berlangsung lama sehingga peracunan kronis terhadap lingkungan cenderung tidak terjadi karena faktor-faktor lingkungan mudah menguraikan senyawa-senyawa OF dan KB menjadi komponen yang tidak beracun. Walaupun demikian senyawa ini merupakan racun akut sehingga dalam penggunaannya faktor-faktor keamanan sangat perlu diperhatikan. Karena bahaya yang ditimbulkannya dalam lingkungan hidup tidak berlangsung lama, sebagian besar insektisida dan sebagian fungisida yang digunakan saat ini adalah dari golongan OF dan KB.

PENGOBATAN Pengobatan keracunan pestisida ini harus cepat dilakukan terutama untuk toksisitas organophosphat. Bila dilakukan

PENGOBATAN Pengobatan keracunan pestisida ini harus cepat dilakukan terutama untuk toksisitas organophosphat. Bila dilakukan terlambat dalam beberapa menit akan dapat menyebabkan kematian. Diagnosis keracunan dilakukan berdasarkan terjadinya gejala penyakit dan sejarah kejadiannya yang saling berhubungan. Pada keracunan yang berat , pseudokholinesterase dan aktifits erytrocyt kholinesterase harus diukur dan bila kandungannya jauh dibawah normal, kercaunan mesti terjadi dan gejala segera timbul. Pengobatan dengan pemberian atrophin sulfat dosis 1 -2 mg i. v. dan biasanya diberikan setiap jam dari 25 -50 mg. Atrophin akan memblok efek muskarinik dan beberapa pusat reseptor muskarinik. Pralidoxim (2 -PAM) adalah obat spesifik untuk antidotum keracunan organofosfat. Obat tersebut dijual secara komersiil dan tersedia sebagai garam chlorin.