DASAR PENGUKURAN DAN PENGUKURAN PSIKOLOGIS Indah Mulyani Pengukuran

  • Slides: 19
Download presentation
DASAR PENGUKURAN DAN PENGUKURAN PSIKOLOGIS Indah Mulyani

DASAR PENGUKURAN DAN PENGUKURAN PSIKOLOGIS Indah Mulyani

Pengukuran �Apakah Pengukuran itu ? �Ilmu Pengukuran Cabang dari statistika terapan yang bertujuan membangun

Pengukuran �Apakah Pengukuran itu ? �Ilmu Pengukuran Cabang dari statistika terapan yang bertujuan membangun dasar-dasar pengembangan tes yang lebih baik sehingga dapat menghasilkan tes yang berfungsi secara optimal, valid dan reliabel.

�Pengukuran Suatu prosedur pemberian angka terhadap atribut atau variabel sepanjang suatu kontinum. �Contoh: Kecepatan

�Pengukuran Suatu prosedur pemberian angka terhadap atribut atau variabel sepanjang suatu kontinum. �Contoh: Kecepatan mobil A 50 km/jam Kecepatan mobil B 85 km/jam Letakkan pada kontinum kecepatan! 50 km/jam 85 km/jam

Kontinum fisik: Kontinum berat, kontinum kecepatan, kontinum tinggi, kontinum panjang dan lain. KONTINUM Kontinum

Kontinum fisik: Kontinum berat, kontinum kecepatan, kontinum tinggi, kontinum panjang dan lain. KONTINUM Kontinum psikologis: Kecerdasan, depresi, konformitas dan banyak variabel psikologis lainnya.

Karakteristik Pengukuran 1. � � Merupakan perbandingan antara atribut yang diukur dengan alat ukurnya

Karakteristik Pengukuran 1. � � Merupakan perbandingan antara atribut yang diukur dengan alat ukurnya Yang diukur adalah atributnya, bukan bendanya Benda atau manusia yang diiukur merupakan subjek pengukuran Objek pengukuran adalah dimensi atau variabel yang diukur Kita dapat mengetahui alat ukurnya bila atribut yang hendak diukur telah diketahui terlebih dahulu

2. Hasilnya dinyatakan secara kuantitatif �Berwujud angka selalu benar dalam setiap pengukuran, baik pada

2. Hasilnya dinyatakan secara kuantitatif �Berwujud angka selalu benar dalam setiap pengukuran, baik pada aspek fisik dan nonfisik �Angka satuan nominal skor atau nilai Contoh : Skor IQ Adi = 120

3. Hasilnya bersifat deskriptif � Hanya berbentuk angka � Untuk diinterpretasikan secara lebih jauh

3. Hasilnya bersifat deskriptif � Hanya berbentuk angka � Untuk diinterpretasikan secara lebih jauh butuh pengukuran dan perbandingan lebih jauh (evaluasi)

Evaluasi �Interpretasi terhadap hasil pengukuran akan bersifat evaluatif apabila disandarkan pada suatu norma atau

Evaluasi �Interpretasi terhadap hasil pengukuran akan bersifat evaluatif apabila disandarkan pada suatu norma atau kriteria. �Norma harga rata-rata bagi suatu kelompok subjek. �Karakteristik evaluasi : �Perbandingan antara hasil ukur dengan suatu norma. �Hasilnya dinyatakan secara evaluatif. �Bersifat kualitatif.

Pengukuran Psikologis �Pengukuran Psikologis Suatu prosedur pemberian angka terhadap atribut atau variabel (psikologis) sepanjang

Pengukuran Psikologis �Pengukuran Psikologis Suatu prosedur pemberian angka terhadap atribut atau variabel (psikologis) sepanjang suatu kontinum (psikologis). �Atribut Psikologis : suatu konstruk teoritik yang dikonsepkan guna mendeskripsikan dimensi psikologis yang ada di dalam individu.

Perkembangan Upaya Pengukuran Psikologis �Kontribusi Psikofisika Mempelajari hubungan antara kejadian-kejadian fisik dengan kejadian-kejadian psikologis

Perkembangan Upaya Pengukuran Psikologis �Kontribusi Psikofisika Mempelajari hubungan antara kejadian-kejadian fisik dengan kejadian-kejadian psikologis stimulus respon �Kontribusi Francis Galton (Bidang Biologi) Perbedaan orang dalam satu keluarga dan yang bukan satu keluarga (hereditas) mendirikan lab antropometri �Awal gerakan psikologi James M. Cattel mempopulerkan istilah “mental test”

Tujuan Pengukuran Psikologis �Keperluan diagnosis (Klinisi) �Keperluan konseling (Sekolah) �Keperluan seleksi, penempatan, dan promosi

Tujuan Pengukuran Psikologis �Keperluan diagnosis (Klinisi) �Keperluan konseling (Sekolah) �Keperluan seleksi, penempatan, dan promosi (Perusahaan)

Definisi Tes Psikologi �Alat ukur yang objektif dan terstandar dari suatu sampel tingkah laku

Definisi Tes Psikologi �Alat ukur yang objektif dan terstandar dari suatu sampel tingkah laku (Anastasi, 1990) �Suatu set soal-soal yang didesain untuk mengukur karakteristik manusia yang berhubungan dengan tingkah laku (Kaplan & Saccuzo, 1993)

Syarat Tes Psikologi yang Baik �Standardisasi Keseragaman cara (prosedur) dalam administrasi dan skoring tes

Syarat Tes Psikologi yang Baik �Standardisasi Keseragaman cara (prosedur) dalam administrasi dan skoring tes (waktu, instruksi, situasi tes, cara menjawab) �Objektif Lepas dari penilaian subjektif penguji �Validitas Seberapa baik res memenuhi fungsinya sbg alat tes �Reliabilitas Konsistensi hasil tes keajegan kehandalan

Performansi yang Diungkap Oleh Tes Psikologi �Performansi Maksimal �Identik dengan kemampuan/abilitas kognitif. �Stimulus berupa

Performansi yang Diungkap Oleh Tes Psikologi �Performansi Maksimal �Identik dengan kemampuan/abilitas kognitif. �Stimulus berupa soal terstruktur jelas sehingga pertanyaan dan arah jawaban yang dikehendaki dipahami oleh individu. �Jawaban dapat bernilai benar/salah �Contoh : tes intelegensi (WAIS, CFIT, dll), tes prestasi belajar (UTS/UAS), dan tes potensi belajar (TPA)

�Performansi Tipikal �Kecenderungan diri individu dalam menghadapi situasi tertentu. �Stimulus berupa soal tidak terstruktur

�Performansi Tipikal �Kecenderungan diri individu dalam menghadapi situasi tertentu. �Stimulus berupa soal tidak terstruktur jelas sehingga individu merespon sesuai dengan aspek afektif dari dirinya. �Jawaban tidak dapat bernilai salah �Contoh : tes kepribadian (Wartegg, TAT, Rorschach), skala sikap, inventori, dll.

Permasalahan yang Dihadapi dalam Usaha Pengukuran Psikologis (Crocker dan Algina, 1986) 1. Tidak ada

Permasalahan yang Dihadapi dalam Usaha Pengukuran Psikologis (Crocker dan Algina, 1986) 1. Tidak ada pendekatan tunggal dalam pengukuran konstrak apapun yang dapat diterima secara universal � Satu konstrak dapat dioperasionalkan secara berbeda tergantug teori yang dipakai � Konstrak yang sama, tipe prilaku berbeda, maka prosedur penelitian dan kesimpulan berbeda

2. Pengukuran psikologis pada umumnya didasarkan pada sampel perilaku yang jumlahnya terbatas. �Indikator atribut

2. Pengukuran psikologis pada umumnya didasarkan pada sampel perilaku yang jumlahnya terbatas. �Indikator atribut psikologis sangat banyak �Terkadang subjek tidak bida diminta untuk menjawab soal yang banyak dengan lasan keterbatasan dan efisiensi �Perlu memperhatikan dalam memilih sampel perilaku yang merupakan kawasan konstrak yang akan diukur

3. Pengukuran selalu mengandung adanya kemungkinan eror. � Karena manusia itu dinamis, sehingga inkonsistensi

3. Pengukuran selalu mengandung adanya kemungkinan eror. � Karena manusia itu dinamis, sehingga inkonsistensi bisa menjadi sumber eror dalam pengukuran 4. Satuan dalam skala pengukuran tidak dapat didefinisikan dengan baik � Sulit menentukan skor kontrak psikologis � Skor 0 ≠ tidak memiliki atribut yang diukur

5. Konstrak psikologis tidak dapat didefinisikan secara operasional semata tetapi harus pula menampakkan hubungan

5. Konstrak psikologis tidak dapat didefinisikan secara operasional semata tetapi harus pula menampakkan hubungan dengan kontrak/fenomena lain yang dapat diamati �Konstrak psikologis harus didefinisikan dalam bentuk hubungan logis dengan konstrak/fenomena lain.