PENGANTAR PSIKOMETRI Firda Fitri Fatimah PENGERTIAN PSIKOMETRI Psikometri

  • Slides: 23
Download presentation
PENGANTAR PSIKOMETRI Firda Fitri Fatimah

PENGANTAR PSIKOMETRI Firda Fitri Fatimah

PENGERTIAN PSIKOMETRI Psikometri merupakan cabang dari psikologi yang berfokus pada pengukuran faktor-faktor tertentu atau

PENGERTIAN PSIKOMETRI Psikometri merupakan cabang dari psikologi yang berfokus pada pengukuran faktor-faktor tertentu atau atribut-atribut tertentu dalam psikologi

PENGERTIAN PSIKOMETRI Psikometri merupakan gabungan psikologi & statistik

PENGERTIAN PSIKOMETRI Psikometri merupakan gabungan psikologi & statistik

PENGERTIAN PENGUKURAN Pengukuran adalah suatu prosedur pemberian angka (kuantifikasi) terhadap atribut atau variabel sepanjang

PENGERTIAN PENGUKURAN Pengukuran adalah suatu prosedur pemberian angka (kuantifikasi) terhadap atribut atau variabel sepanjang suatu kontinum

KONTINUM Definisi kontinum: deretan angka yang berurutan panjang

KONTINUM Definisi kontinum: deretan angka yang berurutan panjang

1. Kontinum Fisik – A. Tinggi

1. Kontinum Fisik – A. Tinggi

1. Kontinum Fisik – B. Kecepatan

1. Kontinum Fisik – B. Kecepatan

1. Kontinum Fisik – C. Bobot

1. Kontinum Fisik – C. Bobot

2. Kontinum Psikologis Mengukur atribut psikologis suatu konstruk teoritik yang dikonsepkan guna mendeskripsikan dimensi

2. Kontinum Psikologis Mengukur atribut psikologis suatu konstruk teoritik yang dikonsepkan guna mendeskripsikan dimensi psikologis yang ada di dalam individu.

Atribut Psikologis Variabel Psikologis? Overt Behavior Covert Behavior

Atribut Psikologis Variabel Psikologis? Overt Behavior Covert Behavior

Mengapa Perlu Pengukuran? • Menarik konsep atribut dalam psikologi menjadi lebih riil

Mengapa Perlu Pengukuran? • Menarik konsep atribut dalam psikologi menjadi lebih riil

Mengapa Perlu Pengukuran? (lanj. ) • Alasan praktis menghasilkan tes yang dapat berfungsi secara

Mengapa Perlu Pengukuran? (lanj. ) • Alasan praktis menghasilkan tes yang dapat berfungsi secara optimal, valid, dan reliabel

TUJUAN PENGUKURAN Keperluan diagnosis (Klinisi) Keperluan konseling (Sekolah) Keperluan seleksi, penempatan, dan promosi (Perusahaan)

TUJUAN PENGUKURAN Keperluan diagnosis (Klinisi) Keperluan konseling (Sekolah) Keperluan seleksi, penempatan, dan promosi (Perusahaan)

Karakteristik Pengukuran • Perbandingan antara atribut yang diukur dengan alat ukurnya • Hasilnya dinyatakan

Karakteristik Pengukuran • Perbandingan antara atribut yang diukur dengan alat ukurnya • Hasilnya dinyatakan secara kuantitatif • Hasilnya bersifat deskriptif

Perbandingan Antara Atribut yang Diukur dengan Alat Ukurnya • Benda atau manusia yang dimensinya

Perbandingan Antara Atribut yang Diukur dengan Alat Ukurnya • Benda atau manusia yang dimensinya diukur merupakan subjek pengukuran, bukan objek. • Objek pengukuran adalah dimensi yang akan diukur. • Contoh : meja vs. panjang meja, manusia vs. kepribadian manusia

Perbandingan Antara Atribut yang Diukur dengan Alat Ukurnya (lanj. ) • Alat ukur akan

Perbandingan Antara Atribut yang Diukur dengan Alat Ukurnya (lanj. ) • Alat ukur akan diketahui jika kita mengetahui terlebih dahulu apa yang akan diukur

Hasil Pengukuran Berbentuk Kuantitatif • Berwujud angka • Selalu benar dalam setiap pengukuran •

Hasil Pengukuran Berbentuk Kuantitatif • Berwujud angka • Selalu benar dalam setiap pengukuran • Contoh : Pengukuran panjang = 25 cm, pengukuran kecerdasan (IQ) sebesar 120.

Hasil Pengkuran Bersifat Deskriptif • Hanya sebatas memberikan angka • Tidak bisa diinterpretasi secara

Hasil Pengkuran Bersifat Deskriptif • Hanya sebatas memberikan angka • Tidak bisa diinterpretasi secara lebih jauh tidak ada pemberian makna terhadap hasil pengukuran • Contoh : Kendaraan yang melaju dengan kecepatan 60 km/jam hanya dikatakan berkecepatan 60 km/jam tanpa diberi keterangan bahwa kecepatan sangat tinggi atau sedang.

Permasalahan yang Dihadapi dalam Usaha Pengukuran Psikologis (Crocker dan Algina, 1986) 1. Tidak ada

Permasalahan yang Dihadapi dalam Usaha Pengukuran Psikologis (Crocker dan Algina, 1986) 1. Tidak ada pendekatan tunggal dalam pengukuran konstrak apapun yang dapat diterima secara universal – Satu konstrak dapat dioperasionalkan secara berbeda tergantug teori yang dipakai – Konstrak yang sama, tipe perilaku berbeda, maka prosedur penelitian dan kesimpulan berbeda

Permasalahan yang Dihadapi dalam Usaha Pengukuran Psikologis (Crocker dan Algina, 1986) 2. Pengukuran psikologis

Permasalahan yang Dihadapi dalam Usaha Pengukuran Psikologis (Crocker dan Algina, 1986) 2. Pengukuran psikologis pada umumnya didasarkan pada sampel perilaku yang jumlahnya terbatas. – Indikator atribut psikologis sangat banyak – Terkadang subjek tidak bisa diminta untuk menjawab soal yang banyak dengan alasan keterbatasan dan efisiensi – Perlu memperhatikan dalam memilih sampel perilaku yang merupakan kawasan konstrak yang akan diukur

Permasalahan yang Dihadapi dalam Usaha Pengukuran Psikologis (Crocker dan Algina, 1986) 3. Pengukuran selalu

Permasalahan yang Dihadapi dalam Usaha Pengukuran Psikologis (Crocker dan Algina, 1986) 3. Pengukuran selalu mengandung adanya kemungkinan eror. – Karena manusia itu dinamis, sehingga inkonsistensi bisa menjadi sumber eror dalam pengukuran 4. Satuan dalam skala pengukuran tidak dapat didefinisikan dengan baik – Sulit menentukan skor kontrak psikologis – Skor 0 ≠ tidak memiliki atribut yang diukur

Permasalahan yang Dihadapi dalam Usaha Pengukuran Psikologis (Crocker dan Algina, 1986) 5. Konstrak psikologis

Permasalahan yang Dihadapi dalam Usaha Pengukuran Psikologis (Crocker dan Algina, 1986) 5. Konstrak psikologis tidak dapat didefinisikan secara operasional semata tetapi harus pula menampakkan hubungan dengan kontrak/fenomena lain yang dapat diamati – Konstrak psikologis harus didefinisikan dalam bentuk hubungan logis dengan konstrak/fenomena lain.