ASESMEN DAN DIAGNOSA FISIOTERAPI PADA MUSCULOSKELETAL Johanes Hardjono

  • Slides: 37
Download presentation
ASESMEN DAN DIAGNOSA FISIOTERAPI PADA MUSCULOSKELETAL Johanes Hardjono

ASESMEN DAN DIAGNOSA FISIOTERAPI PADA MUSCULOSKELETAL Johanes Hardjono

Sistem Asuhan Fisioterapi input Pasien PT is Peralatan Metode Kode etik SOP dll proses

Sistem Asuhan Fisioterapi input Pasien PT is Peralatan Metode Kode etik SOP dll proses Assesment Diagnosis Planning Intervensi Evaluasi output Pasien sembuh PT is Pandai Modi Peralatan Metode baru ? dll standard praktik fisioterapi outcome Kepuasan pasien PT is Manajemen Share Hoder

ASESSMENT DIAGNOSE PLANNING INTERVENTION REEVALUATION COORDINATION, COMMUNICATION, DOCUMENTATION STANDAR PRAKTEK FISIOTERAPI PROSES FISIOTERAPI

ASESSMENT DIAGNOSE PLANNING INTERVENTION REEVALUATION COORDINATION, COMMUNICATION, DOCUMENTATION STANDAR PRAKTEK FISIOTERAPI PROSES FISIOTERAPI

A D P S I L E A A S G N M N

A D P S I L E A A S G N M N N E O I N S N A G I R N E T E E V R A V L E U N A S S I I PROSES FISIOTERAPI

ASESMEN ( PENGKAJIAN ) Assessment includes both the examination of individuals or groups with

ASESMEN ( PENGKAJIAN ) Assessment includes both the examination of individuals or groups with actual or potential impairments, functional limitations, disabilities, or other conditions of health by history taking, screening and the use of specific tests and measures and evaluation of the results of the examination through analysis and synthesis within a process of clinical reasoning.

Asesmen termasuk pemeriksaan pada perorangan atau kelompok, nyata atau yang berpotensi untuk terjadi kelemahan,

Asesmen termasuk pemeriksaan pada perorangan atau kelompok, nyata atau yang berpotensi untuk terjadi kelemahan, keterbatasan fungsi, ketidakmampuan atau kondisi kesehatan lain dengan cara pengambilan perjalanan penyakit (history taking), skreening, test khusus, pengukuran dan evaluasi dari hasil pemeriksaan melalui analisis dan sintesa dalam sebuah proses pertimbangan klinis.

Pemeriksaan examination of individuals or groups with actual or potential impairments, functional limitations, disabilities,

Pemeriksaan examination of individuals or groups with actual or potential impairments, functional limitations, disabilities, or other conditions of health by Ø history taking, Ø screening and Ø the use of specific tests Ø and measures

evaluasi evaluation of the results of the examination through analysis and synthesis within a

evaluasi evaluation of the results of the examination through analysis and synthesis within a process of clinical reasoning. Pemeriksaan Evaluasi Pengumpulan • Analisis Data - data • Sintesis Clinical reasoning

Pemeriksaan & evaluasi hasil pemeriksaan • Pemeriksaan : – history taking : Riwayat penyakit,

Pemeriksaan & evaluasi hasil pemeriksaan • Pemeriksaan : – history taking : Riwayat penyakit, anamnese – screening : Penyaringan : ada vs tidak ada – the use of specific tests : mis. mc murray – measurements : pengukuran - pengukuran • Evaluasi – analisa - mengurai, – sintesa - merangkai yang cocok

PROBLEMATIK FISIOTERAPI 1. Aerobic Capacity / Endurance 2. Anthropometric Characteristic 3. Arousal, Attention, Cognition

PROBLEMATIK FISIOTERAPI 1. Aerobic Capacity / Endurance 2. Anthropometric Characteristic 3. Arousal, Attention, Cognition 4. Assistive and adaptive device 5. Circulation 6. Cranial and Peripheral Nerve Integrity 7. Environmental, home, work bariers 8. Ergonomics and body mechanic 9. Gait, locomotion and balance 10. Integumentary

Jenis test dan pengukuran fisioterapi ( lanjutan ) 11. 12. 13. 14. 15. 16.

Jenis test dan pengukuran fisioterapi ( lanjutan ) 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. Joint Integrity and mobility Motor Function Muscle performance Neuro Development / sensory Integration. Orthotic, Protective, Suportive devices Pain Posture

Jenis test dan pengukuran fisioterapi ( lanjutan ) 18. 19. 20. 21. 22. 23.

Jenis test dan pengukuran fisioterapi ( lanjutan ) 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. Prosthetic Requirement Range of Motion ( including Musle length) Reflex Integrity ADL and IADL Sensory Integrity Ventilation / Respiration/Gas Exchange Work, Community, Leisure Integration.

Diagnose Diagnosis arises from the examination and evaluation and represents the outcome of the

Diagnose Diagnosis arises from the examination and evaluation and represents the outcome of the process of clinical reasoning. This may be expressed in terms of movement dysfunction or may encompass categories of impairments, functional limitations, abilities/disabilities or syndromes.

Diagnosa Fisioterapi dihasilkan dari : pemeriksan dan evaluasi dan merupakan hasil dari alasan-alasan klinis

Diagnosa Fisioterapi dihasilkan dari : pemeriksan dan evaluasi dan merupakan hasil dari alasan-alasan klinis yang dapat menunjukkan adanya disfungsi gerak dan dapat mencangkup gangguan/kelemahan (impairment), Limitasi Fungsi (functional limitations), Ketidakmampuan (disabilities ), Sindroma ( syndromes ).

Diagnosa Fisioterapi • Menunjukkan / mengekpresikan adanya • Disfungsi gerak dan dapat mencangkup –

Diagnosa Fisioterapi • Menunjukkan / mengekpresikan adanya • Disfungsi gerak dan dapat mencangkup – Gangguan / kelemahan (impairment), – Limitasi Fungsi (functional limitations), – Ketidakmampuan (disabilities ), – Sindroma ( syndromes ).

Diagnosis • • Merupakan pernyataan, label, menggambarkan multi dimensi pasien/klien Dari tingkat basis (

Diagnosis • • Merupakan pernyataan, label, menggambarkan multi dimensi pasien/klien Dari tingkat basis ( sel )> tertinggi fungsi biasanya : ‘ impact of a condition on functional at level of the system, especially the movement system and at the whole person ‘

Diagnosis • Menggambarkan keadaan pasien • menuntun menentukan prognosis • menuntun rencana intervensi –

Diagnosis • Menggambarkan keadaan pasien • menuntun menentukan prognosis • menuntun rencana intervensi – Mengindikasikan disfungsi – direct intervension

Isi diagnose fisioterapi • Paling tidak berisikan : – Pernyataan masalah pasien misalnya :

Isi diagnose fisioterapi • Paling tidak berisikan : – Pernyataan masalah pasien misalnya : Gangguan mobilitas sendi, motor function, kinerja otot, dan ROM, gait, locomotion, balance, sensory integration, ventilasi, respirasi/gas exchange, aerobic capacity/indurance – hubungan dengan sistem, terkait misalnya : connective tissue, inflamasi lokal, kerusakan spinal, fraktur, Arthroplasti sendi.

Planning begins with determination of the need for intervention and normally leads to the

Planning begins with determination of the need for intervention and normally leads to the development of a plan of intervention, including measurable outcome goals negotiated in collaboration with the patient/client, family or care giver. Alternatively it may lead to referral to another agency in cases which are inappropriate for physical therapy.

Perencanaan dimulai dengan pertimbangan kebutuhan intervensi dan biasanya menuntun kepada pengembangan rencana intervensi, termasuk

Perencanaan dimulai dengan pertimbangan kebutuhan intervensi dan biasanya menuntun kepada pengembangan rencana intervensi, termasuk hasil sesuai dengan tujuan yang terukur yang disetujui pasien/klien, famili atau pelayan kesehatan lainnya. Dapat menjadi pemikiran perencanaa alternatif untuk dirujuk kepada pihak lain bila dipandang kasusnya tidak tepat untuk fisioterapi

Intervention is implemented and modified in order to reach agreed goals and may include

Intervention is implemented and modified in order to reach agreed goals and may include manual handling; movement enhancement; physical, electro-therapeutic and mechanical agents; functional training; provision of aids and appliances; patient related instruction and counselling; documentation and co-ordination, and communication. Intervention may also be aimed at prevention of impairments, functional limitations, disability and injury including the promotion and maintenance of health, quality of life, and fitness in all ages and populations.

Intervensi di-implementasikan dimodifikasikan untuk mencapai tujuan yang disepakati dan dapat termasuk penanganan secara manual;

Intervensi di-implementasikan dimodifikasikan untuk mencapai tujuan yang disepakati dan dapat termasuk penanganan secara manual; peningkatan gerakan; peralatan fisis, peralatan elektroterapuetis dan peralatan mekanis; pelatihan fungsional; penentuan bantuan dan peralatan bantu; instruksi dan konseling; dokumentasi dan koordinasi, komunikasi.

Intervensi dapat juga ditujukan pada pencegahan ketidak-normalan (kelemahan), keterbatasan fungsi, ketidakmampuan dan cidera, termasuk

Intervensi dapat juga ditujukan pada pencegahan ketidak-normalan (kelemahan), keterbatasan fungsi, ketidakmampuan dan cidera, termasuk juga peningkatan dan pemeliharaan kesehatan , kualitas hidup, kebugaran segala umur dan segala lapisan masyarakat.

Selection of procedural intervention • Berdasarkan hasil assesment ( pemeriksaan dan evaluasi, serta diagnosa.

Selection of procedural intervention • Berdasarkan hasil assesment ( pemeriksaan dan evaluasi, serta diagnosa. • Prognosis yang berhubungan peningkatan kondisi • Rencana asuhan Fisioterapi, misalnya intensitas, frekwensi, durasi, urutan dll. • Selain itu dipertimbangkan komplesitas dan beratringannya kondisi klinis • mempertimbangkan kemampuan pasien/klien • Harapan pasien/klien, famili

INTERVENSI • Coordination, Communication, Documentation • Patient / client related intruction • Prosedural intervention

INTERVENSI • Coordination, Communication, Documentation • Patient / client related intruction • Prosedural intervention

Coordination, Communication, Documentation • Sistem administrasi yang menjamin pasien/klien menerima kualitas pelayanan yang tepat,

Coordination, Communication, Documentation • Sistem administrasi yang menjamin pasien/klien menerima kualitas pelayanan yang tepat, komprehensif, efisien dan efektif mulai dari kedatangan sampai selesai • Koordinasi adalah kerja sama semua bagian yang tersangkut dengan pasien/klien • Komunikasi adalah adanya pertukaran informasi baik dngan pasien/klien maupun sesama pemberi pelayanan • Dokumentasi adalah pencatatan yang dibuat selama pasien/klien mendapat asuhan Fisioterapi

Coordination Patient/client Prosedural Communication related intervention Documentation instruction Therapuetic Exercise, Functional traning, Manual terapy

Coordination Patient/client Prosedural Communication related intervention Documentation instruction Therapuetic Exercise, Functional traning, Manual terapy Devices and equipment, Airways clearance, Integument repair, Electro therapuetics modalities, Physical agent, mechanical modalities.

Pemilihan intervensi • • General definition of each category Clinical consideration Intervention, metoe, prosedur,

Pemilihan intervensi • • General definition of each category Clinical consideration Intervention, metoe, prosedur, tehnik Anticipated goals and expected outcomes

Patient / client related instruction • Proses pemberian informasi, pendidikan, atau pelatihan kepada pasien/klien/famili

Patient / client related instruction • Proses pemberian informasi, pendidikan, atau pelatihan kepada pasien/klien/famili • Instruksi berkaitan dengan: kondisi saat ini, rencana asuhan, pentingnya asuhan, transisi perubahan, Faktor resiko, dll. • Fisioterapis bertanggung jawab atas instruksi-instruksi.

Evaluation necessitates re-examination for the purpose of evaluating outcomes. EVALUASI KEHARUSAN UNTUK PEMERIKSAAN KEMBALI

Evaluation necessitates re-examination for the purpose of evaluating outcomes. EVALUASI KEHARUSAN UNTUK PEMERIKSAAN KEMBALI UNTUK TUJUAN EVALUASI HASIL

Criteria for termination. • Discharge – proses pengakhiran pelayanan FT yang telah diberikan selama

Criteria for termination. • Discharge – proses pengakhiran pelayanan FT yang telah diberikan selama satu episode, bila tujuan telah tercapai. – Bersasarkan analysis fisioterapis tujuan telah tercapai. • Discontinuation – Proses pengakhiran pelayanan FT yang telah diberikan dalam suatu episode, oleh kehendak pasien/klien – Pasien/klien tak dapat melanjutkan karena komplikasi, keuangan dll – Fisioterapis berpendapat bahwa PT sudah tak beguna lagi

Diagnosa Musculoskeletal (1) 1. Berpotensi untuk terjadi gangguan kinerja system muskulo skeletal 2. Gangguan

Diagnosa Musculoskeletal (1) 1. Berpotensi untuk terjadi gangguan kinerja system muskulo skeletal 2. Gangguan Sikap 3. Gangguan Kinerja otot 4. Gangguan mobilitas sendi, motor function, kinerja otot, dan ROM yang berkaitan dengan connective tissue. 5. Gangguan mobilitas sendi, motor function, kinerja otot, dan ROM yang berkaitan dengan inflamasi lokal.

Diagnosa Musculoskeletal (2) 6. Gangguan mobilitas sendi, motor function, kinerja otot, dan ROM yang

Diagnosa Musculoskeletal (2) 6. Gangguan mobilitas sendi, motor function, kinerja otot, dan ROM yang berkaitan dengan kerusakan spinal. 7. Gangguan mobilitas sendi, motor function, kinerja otot, dan ROM yang berkaitan dengan fraktur. 8. Gangguan mobilitas sendi, motor function, kinerja otot, dan ROM yang berkaitan dengan Arthroplasti sendi.

Diagnosa Musculoskeletal (3) 9. Gangguan mobilitas sendi, motor function, kinerja otot, dan ROM yang

Diagnosa Musculoskeletal (3) 9. Gangguan mobilitas sendi, motor function, kinerja otot, dan ROM yang berkaitan dengan bedah tulang atau jaringan lunak. 10. Gangguan mobilitas sendi, motor function, kinerja otot, ROM, gait, locomotion, balance yang berkaitan dengan amputasi

Secara mandiri atau bersama-sama dalam team, Fisioterapi memeriksa pasien, kemudian merencanakan dan memberikan pengobatan

Secara mandiri atau bersama-sama dalam team, Fisioterapi memeriksa pasien, kemudian merencanakan dan memberikan pengobatan dan program pendidikan kepada pasien dan keluarganya. Fisioterapi terlibat dalam program-program skreening dan pencegahan, pendidikan kesehatan maupun penelitian. Fisioterapis dapat menjadi konsultan pada lembaga-lembaga pendidikan, kesehatan dan sosial yang berkenaan dengan perawatan kesehatan.

Secara luas, tindakan fisioterapis adalah tanggung jawab fisioterapis secara individu, yang disertai oleh keputusan

Secara luas, tindakan fisioterapis adalah tanggung jawab fisioterapis secara individu, yang disertai oleh keputusan profesi mereka yang tidak dapat dikontrol atau dikompromikan oleh pegawai, orang dari profesi lain atau lainnya. Sebagai pembatasan otonomi profesi yang benar, profesi fisioterapi mempunyai tanggung jawab yang berkesinambungan untuk mengaturan diri (self regulating)