TAHAPAN RISET DALAM PENELITIAN KOMUNIKASI Eko Hartanto Tahapan

  • Slides: 27
Download presentation
TAHAPAN RISET DALAM PENELITIAN KOMUNIKASI Eko Hartanto

TAHAPAN RISET DALAM PENELITIAN KOMUNIKASI Eko Hartanto

Tahapan Riset Tahapan atau proses riset bukanlah sebuah proses yang sederhana, melainkan proses yang

Tahapan Riset Tahapan atau proses riset bukanlah sebuah proses yang sederhana, melainkan proses yang memerlukan beberapa tahapan kegiatan. Pertama, adalah menanyakan pertanyaan (asking question). Tahap ini merupakan tahap yang menyertai seluruh proses periset. � Kedua, adalah observasi (observation). Di sini periset melakukan pengamatan terhadap suatu objek. � Ketiga, adalah mengkonstruksi jawaban (constructing answers). Pada tahap ini periset mencoba mendefinisikan, menggambarkan, dan menjelaskan serta memberikan penilaian. Upaya mengkonstruksi jawaban ini selain mengacu dan menguji teori juga pada akhirnya dapat menghasilkan pengetahuan atau teori baru. �

Tahapan Riset Lanjutan Ketiga tahap yang dimaksud bukan sebuah proses linear, melainkan sebuah proses

Tahapan Riset Lanjutan Ketiga tahap yang dimaksud bukan sebuah proses linear, melainkan sebuah proses yang memungkinkan setiap tahap saling memengaruhi. Observasi sering menstimuli munculnya pertanyaan atau masalah baru. Teori sering memunculkan pertanyaan baru dan menentukan metode observasi apa yang harus dilakukan. Question Theory Observation

Perumusan Masalah (Latar Belakang Masalah) Riset adalah upaya untuk menjawab permasalahan yang dirumuskan. Sebelum

Perumusan Masalah (Latar Belakang Masalah) Riset adalah upaya untuk menjawab permasalahan yang dirumuskan. Sebelum merumuskan masalah, periset harus mendeskripsikan latar belakang masalah (LBM). Latar Belakang Masalah (LBM) berisi deskripsi tentang: Mengapa permasalahan itu muncul? � Mengapa permasalahan itu menarik dan penting diriset? � Apakah ada kesenjangan antara tataran teoretis dengan realitas di lapangan. Misalnya, kampanye penggunaan kompor gas dilakukan secara gencar, tetapi banyak orang masih memilih minyak tanah. Berarti ada kesenjangan antara yang diharapkan dengan kenyataan. � Apa yang diriset dan bagaimana merisetnya? �

Perumusan Masalah (Latar Belakang Masalah) Lanjutan Deskripsi latar belakang harus menampilkan bukti, informasi tambahan,

Perumusan Masalah (Latar Belakang Masalah) Lanjutan Deskripsi latar belakang harus menampilkan bukti, informasi tambahan, dan contoh-contoh. Bukti bisa berasal dari riset sebelumnya atau dapat ditarik secara logis; informasi tambahan dalam mende-finisikan masalah, menunjukkan makna masalah, mem-berikan “bingkai” teori. Bukti, informasi tambahan, dan contoh-contoh diperlu-kan untuk memperkuat dan memperkaya uraian LBM. Bahan membuat LBM ini bisa diperoleh dari pengamat-an, seminar, diskusi, media massa, riset sebelumnya, artikel atau data-data sekunder (misalnya dokumen).

What’s the problem Conceptualization What are the meanings of the concepts & variables you

What’s the problem Conceptualization What are the meanings of the concepts & variables you want to study? Research Method • Field Observation Content analysis • Experiments • Evaluation • Survey • Focus Group Population & Sampling Whom do you want to be able to draw conclusion about? Who will be observed for that purpose? Getting the Data Operationalization How will you actually measure the variables you want to study Data Processing Transforming data into usable form Analysis Interpreting the data - what it means & conclusions What are all the variables that could affect your research everys, problems, and so on? Implementation Putting it all to use in your PR Campaign Evaluation did it work? How well? Tahapan Riset

Perumusan Masalah (Latar Belakang Masalah) Lanjutan Contoh yang akan diriset: “korelasi antara tingkat kognitif

Perumusan Masalah (Latar Belakang Masalah) Lanjutan Contoh yang akan diriset: “korelasi antara tingkat kognitif tentang AIDS dan frekuensi penggunaan narkoba” � LBM-nya mesti menjelaskan mengapa ini penting diriset, mengapa yang diriset AIDS bukan lainnya atau apa kaitan AIDS dengan narkoba? � Adakah kesenjangan antara tataran teoretis (seharusnya) dengan kenyataan, yaitu penderita AIDS terbanyak adalah pengguna narkoba, sementara sosialisasi AIDS begitu men-jamur sehingga asumsinya masyarakat akan takut menggu-nakan narkoba. Tetapi, kenyataannya pengguna narkoba kok makin banyak. Ada apa ini?

Perumusan Masalah (What is the Problem? ) Perumusan masalah dirumuskan dalam kalimat tanya. Perumusan

Perumusan Masalah (What is the Problem? ) Perumusan masalah dirumuskan dalam kalimat tanya. Perumusan masalah mengandung konsep yang akan diriset atau dengan kata lain berada di level konseptual. � Misalnya, perumusan masalah “Bagaimana profil penonton SCTV? ” ini adalah contoh jenis riset diskriptif karena hanya satu konsep, yaitu konsep profil penonton.

Perumusan Masalah (What is the Problem? ) Lanjutan Dalam riset komunikasi, ketika merumuskan masalah

Perumusan Masalah (What is the Problem? ) Lanjutan Dalam riset komunikasi, ketika merumuskan masalah perlu mempertimbangkan pertanyaan: � Apakah masalah yang akan diriset fenomena komunikasi atau tidak? Anda harus mengaitkan dengan objek formal komunikasi. � Apakah hasil riset bermanfaat bagi pengembangan ilmu dan masyarakat? Hal yang baru? � Apakah permasalahan tersebut sesuai dengan minat periset atau tidak? � Apakah riset dapat dilaksanakan atau tidak? Disini harus mempertimbangkan: waktu, dana, tenaga, perizinan, kemampuan teoritis, dll.

Perumusan Masalah (What is the Problem? ) Lanjutan Perumusan masalah yang baik harus dapat

Perumusan Masalah (What is the Problem? ) Lanjutan Perumusan masalah yang baik harus dapat menjelaskan beberapa hal penting seperti metode risetnya, objek risetnya, hubungan antar-variabel (untuk eksplanasi), dan tujuan riset. Perumusan masalah adalah titik tolak sebuah proses riset yang menentukan desain riset.

Perumusan Masalah (What is the Problem? ) Lanjutan Permasalahan riset dapat berasal dari berbagai

Perumusan Masalah (What is the Problem? ) Lanjutan Permasalahan riset dapat berasal dari berbagai sumber. � Periset dapat merumuskan permasalahan dari pengalaman pribadinya. � Misalnya, periset adalah dosen universitas X, maka dari pengalaman pribadinya, ia ingin meriset bagaimana pengaruh kepuasan komunikasi dengan motivasi kerja karyawan universitas X. Periset dapat memperoleh sumber masalah dari dosen, periset senior atau lembaga pemberi dana. Misalnya periset mendapatkan dana riset dari stasiun RCTI untuk meneliti opini penonton terhadap progran sinetron RCTI. Permasalahan riset juga dapat diperoleh dari kegiatan kepustakaan (literature review). Misalnya, periset membaca buku, jurnal, majalah bahkan menonton televisi pun dapat menghasilkan masalah riset.

Tujuan dan Manfaat Riset (Signifikansi) Tujuan riset adalah menjawab permasalahan riset. Jika perumusan masalah

Tujuan dan Manfaat Riset (Signifikansi) Tujuan riset adalah menjawab permasalahan riset. Jika perumusan masalah dalam bentuk kalimat tanya, tujuan berbentuk kalimat pernyataan. Manfaat riset berkorelasi dengan bab saran. Artinya agar manfaat riset bisa dioptimalkan, maka periset menyampaikan saran-sarannya. Pada dasarnya manfaat riset adalah sesuatu yang diharapkan dapat tercapai melalui riset yang dilakukan.

Tinjauan Pustaka atau Kajian Teori (Menyusun Kerangka Pemikiran/Conceptualizalion) Tinjauan pustaka (literatur review) berisi teori,

Tinjauan Pustaka atau Kajian Teori (Menyusun Kerangka Pemikiran/Conceptualizalion) Tinjauan pustaka (literatur review) berisi teori, konsep-konsep dan premis-premis yang relevan dengan permasalahan. Tinjauan pustaka diperlukan sebagai alat analisis periset. Jadi, sebelum terjun ke lapangan atau mela-kukan pengumpulan data, periset diharapkan mampu menjawab secara teoretis permasalahan penelitian. Upaya menjawab masalah ini disebut kerangka pemikiran. Kerangka pemikiran merupakan kajian tentang bagai-mana huhungan teori dengan berbagai konsep yang ada dalam perumusan masalah.

Tinjauan Pustaka atau Kajian Teori Jenis Kerangka Pemikiran Deskriptif Eksplanatif (Analitik) Kerangka konsep Kerangka

Tinjauan Pustaka atau Kajian Teori Jenis Kerangka Pemikiran Deskriptif Eksplanatif (Analitik) Kerangka konsep Kerangka teori Hasilnya: Definisi teoritis dari konsep/variabel dan hipotesis teoritis

Tinjauan Pustaka atau Kajian Teori Proses Penyusunan Kerangka Pemikiran Konsep Menentukan teori dan premis

Tinjauan Pustaka atau Kajian Teori Proses Penyusunan Kerangka Pemikiran Konsep Menentukan teori dan premis (hasil penelitian sebelumnya) Teori dan premis dikaji/dianalisis secara kritis Hipotesis riset Sintesis/kesimpulan

Penyusunan Perangkat Metodologi Memilih jenis metodologi atau pendekatan. Menentukan metode riset. Menentukan metode pengukuran

Penyusunan Perangkat Metodologi Memilih jenis metodologi atau pendekatan. Menentukan metode riset. Menentukan metode pengukuran atau prosedur operasionalisasi konsep. Menentukan teknik pengumpulan data. Menentukan metode analisis data.

Penyusunan Perangkat Metodologi Meterangkan atau menjelaskan apa dan mengapa sebuah pendekatan kita pilih. Misalnya

Penyusunan Perangkat Metodologi Meterangkan atau menjelaskan apa dan mengapa sebuah pendekatan kita pilih. Misalnya yang dipakai adalah pendekatan atau metodologi kuantitatif, maka dijelaskan apa itu prinsip-prinsip kuantitatif dan mengapa itu yang dipakai.

Penyusunan Perangkat Metodologi Metode Riset Metode adalah cara atau teknik yang digunakan untuk riset.

Penyusunan Perangkat Metodologi Metode Riset Metode adalah cara atau teknik yang digunakan untuk riset. Metode mengatur langkah-langkah dalam melakukan riset. Penentuan metode riset, periset memilih metode apa yang akan dipakai dalam mendekati dan mencari data, apakah melalui metode survei, analisis isi, eksperimen, semiotik, analisis historis, etnometodologi, FGD atau pun observasi partisipan. Metode ini disesuaikan dengan permasalahan, pendekatan, juga bentuk data yang diinginkan.

Penyusunan Perangkat Metodologi Metode Pengukuran Penentuan metode pengukuran atau prosedur operasionalisasi konsep dilakukan dengan

Penyusunan Perangkat Metodologi Metode Pengukuran Penentuan metode pengukuran atau prosedur operasionalisasi konsep dilakukan dengan memilih definisi konsep dan menurunkannya dalam definisi operasional. Operasionalisasi konsep adalah tahap mengubah konsep agar menjadi variabel yang dapat diukur. Pendefinisian ini berasal dari literature review atau premis-premis (riset-riset sebelumnya). Konsep yang telah dioperasional-kan, dalam riset eksplanatif dijadikan pedoman untuk menyusun hipotesis riset.

Penyusunan Perangkat Metodologi Teknik Pengurnpulan Data Teknik atau metode pengumpulan data merupakan kelengkapan atau

Penyusunan Perangkat Metodologi Teknik Pengurnpulan Data Teknik atau metode pengumpulan data merupakan kelengkapan atau pengembangan metode riset yang dipilih, agar data bisa dikumpulkan. � Metode survei bisa menggunakan kuesioner, � metode eksperimen bisa menggunakan kuesioner dilengkapi observasi, � FGD bisa menggunakan observasi dan interview, � etnometodologi bisa menggunakan partisipan observasi sebagai teknik pengumpulan datanya, dan sebagainya.

Penyusunan Perangkat Metodologi Teknik Analisis Data Harus disampaikan metode analisisnya apa (deskriptif atau eksplanatif

Penyusunan Perangkat Metodologi Teknik Analisis Data Harus disampaikan metode analisisnya apa (deskriptif atau eksplanatif misalnya), alat untuk menganalisis (misalnya, apa rumus statistiknya) dan prosedur menganalisisnya. Teknik analisis data kuantitatif menggunakan statistik, baik deskriptif maupun inferensial. � Untuk eksplanatif, pada tahap ini mengubah hipotesis penelitian menjadi hipotesis statistik. Analisis kualitatif bisa menggunakan teknik analisis domain, semiotik maupun kritis ideologi. Teknik Analisis Data ini mencakup dua hal, yaitu analisis data dan interpretasi data.

Penyusunan Perangkat Metodologi Kesimpulan dan Saran Kesimpulan merupakan ringkasan dan sintesis dari hasil analisis

Penyusunan Perangkat Metodologi Kesimpulan dan Saran Kesimpulan merupakan ringkasan dan sintesis dari hasil analisis dan interpretasi data. Kesimpulan adalah jawaban dari tujuan riset. Kesimpulan berada pada tataran teoretis/konseptual sehingga periset mesti menghindari kalimat-kalimat empiris. Contoh: Komposisi penonton TV adalah 79% perempuan dan 21% pria (empiris). Penonton TV didominasi oleh kaum perempuan (konseptual). Saran merupakan jawaban dari bab manfaat. Saran berisi rekomendasi periset agar di masa datang, apa yang tertulis pada bab manfaat dapat dioptimalkan.

DESAIN RISET (PENELITIAN) Prosedur riset pada dasarnya berupa tahapan atau proses yang harus dilalui

DESAIN RISET (PENELITIAN) Prosedur riset pada dasarnya berupa tahapan atau proses yang harus dilalui dalam melakukan riset. Membuat sebuah desain riset sebenarnya tergantung pada beberapa faktor, antara lain: a. Metodologi atau pendekatan yang digunakan; b. Metode riset yang akan dipakai; c. Jenis riset yang direncanakan; dan d. Metode analisis data.

Desain Riset Kuantitatif Desain riset kuantitatif sudah dibuat sebelum riset dilakukan atau sebelum periset

Desain Riset Kuantitatif Desain riset kuantitatif sudah dibuat sebelum riset dilakukan atau sebelum periset terjun ke lapangan. Desain riset dibuat secara terstruktur dan sistematik mulai dari perumusan masalah, definisi konsep, definisi operasional, hipotesis sampai dengan teknik analisis data. Harus diupayakan membuat desain yang pasti dan tidak mudah mengubah, karena dapat mengabur-kan variabel (variabel terlalu luas dan tidak jelas indikatornya) yang akhirnya akan memengaruhi instrumen dan analisis data.

Desain Riset Kuantitatif BAB I Pendahuluan, berisi: 1. Latar belakang Masalah 2. Perumusan Masalah

Desain Riset Kuantitatif BAB I Pendahuluan, berisi: 1. Latar belakang Masalah 2. Perumusan Masalah 3. Tujuan Riset 4. Manfaat Riset BAB II Kajian Teori, berisi: 1. Tinjaun Pustaka, berisi: a. Kajian pustaka, teori-teori, konsep-konsep, hasil studi atau (bila ada) uraian observasi awal b. Kerangka berpikir/pemikiran (kenangka konseptual untuk riset deskriptif dan kerangka teori untuk riset eksplanatif) 2. Definisi konsep: konseptualisasi konsep/permasalahan berdasarkan kajian pustaka) 3. Perumusan Hipotesis teoretis (terutama untuk riset eksplanatif)

Desain Riset Kuantitatif BAB III Metodologi, berisi: 1. 2. 3. 4. Pendekatan dan metodologi

Desain Riset Kuantitatif BAB III Metodologi, berisi: 1. 2. 3. 4. Pendekatan dan metodologi Metode dan tipe riset Operasionalisasi konsep (untuk riset kuantitatif) Perumusan Hipotesis riset/empiris (terutama untuk riset eksplanatif) 5. Populasi dan sampel 6. Teknik pengumpulan data 7. Teknik analisis dan interpretasi data Bab IV Analisis dan Interpretasi Data, termasuk didalamnya adalah objek penelitian Bab V Kesimpulan dan saran

Desain Riset Kualitatif Bab I. Latar Belakang Masalah a. Latar belakang masalah b. Perumusan

Desain Riset Kualitatif Bab I. Latar Belakang Masalah a. Latar belakang masalah b. Perumusan masalah/identifikasi masalah c. Pembatasan masalah/fokus riset d. Tujuan riset e. Manfaat riset Bab II. Kepustakaan yang Berkaitan Bab III. Metodologi Riset a. Deskripsi latar, sumber data, satuan kajian b. Tahap-tahap riset c. Metode riset d. Pengumpulan dan pencatatan data e. Analisis dan penafsiran data f. Pemeriksaan keabsahan data Bab IV. Analisis dan Interpretasi Data Bab V. Kesimpulan dan Saran