ELEMEN DASAR RISET KOMUNIKASI Eko Hartanto RUANG LINGKUP

  • Slides: 59
Download presentation
ELEMEN DASAR RISET KOMUNIKASI Eko Hartanto

ELEMEN DASAR RISET KOMUNIKASI Eko Hartanto

RUANG LINGKUP RISET KOMUNIKASI Komunikasi disebut ilmu karena mempunyai beberapa unsur yang harus ada

RUANG LINGKUP RISET KOMUNIKASI Komunikasi disebut ilmu karena mempunyai beberapa unsur yang harus ada dalam ilmu, yaitu: Ruang lingkup/objek: ada objek yang dijadikan kajian atau telaah. Ilmu Komunikasi mengkaji proses pertukaran pesan antar manusia. � Teori-teori: penjelasan yang logis dan empiris tentang objek yang dikaji. � Metodologi Riset: aturan-aturan dalam mengkaji objek. � Kritik: ilmu bersifat tentatif, artinya kebenaran ilmu tidak mutlak, bisa didebat. � Aplikasi: kajian-kajian ilmiah dan teoretis dapat diaplikasikan dalam praktik-praktik nyata di kehidupan. �

RUANG LINGKUP RISET KOMUNIKASI Riset komunikasi mencakup: � � � Studi komunikator (who), yaitu

RUANG LINGKUP RISET KOMUNIKASI Riset komunikasi mencakup: � � � Studi komunikator (who), yaitu studi mengenai komunikator sebagai individu maupun institusi. Contoh: riset mengenai kredibilitas Radio Tri Jaya FM dalam menginformasikan berita kriminal. Studi pesan (says what), yaitu studi mengenai isi pesan, analisis teks, semiotik, pesan verbal maupun nonverbal, copy-testing untuk iklan atau analisis program PR. Contoh: riset tentang penggunaan bahasa Sunda dalam suatu acara di TV lokal Bandung. Studi media (in which channel), yaitu studi mengenai medianya (salurannya). Contoh, studi tentang proses pembuatan berita di meja redaksi dan proses manajemen media. Studi khalayak (to whom), yaitu studi mengenai khalayak atau komunikan. Contoh: riset tentang opini, profil, uses & gratifications, agenda setting. Studi efek (with what effect), yaitu studi mengenai efek terpaan pesan. Efek adalah dampak dari terpaan pesan komunikasi. Contoh: riset mengenai efek terpaan iklan produk “X” terhadap motif membeli produk “X”.

RUANG LINGKUP RISET KOMUNIKASI Individu Kolektivitas Media Massa Individu Kolektivitas Muncul : • Komunikasi

RUANG LINGKUP RISET KOMUNIKASI Individu Kolektivitas Media Massa Individu Kolektivitas Muncul : • Komunikasi antar personal • Komunikasi organisasi • Komunikasi Massa • Dan bentuk-bentuk komunikasi lain

Bandingkan contoh masalah berikut ini: 1. 2. 3. 4. Opini mahasiswa terhadap pemberitaan konflik

Bandingkan contoh masalah berikut ini: 1. 2. 3. 4. Opini mahasiswa terhadap pemberitaan konflik Aceh di Majalah Tempo. Korelasi antara terpaan pemberitaan konflik Aceh dengan opini mahasiswa terhadap konflik Aceh. Opini mahasiswa terhadap konflik Aceh. Korelasi antara afiliasi politik mahasiswa dengan opini mahasiswa terhadap konflik Aceh.

Lanjutan Masalah (1) dan (2) adalah fenomena komunikasi. Alasannya karena mencakup interaksi antara mahasiswa

Lanjutan Masalah (1) dan (2) adalah fenomena komunikasi. Alasannya karena mencakup interaksi antara mahasiswa sebagai khalayak dengan produksi, proses, dan pengaruh media, yaitu berita tentang konflik Aceh dan pengaruhnya terhadap khalayak. Berita adalah sekumpulan tanda atau lambang yang disusun sedemikian rupa sehingga nenimbulkan makna tertentu. Sedangkan (3) dan (4) lebih memfokuskan pada opini mahasiswa tentang suatu peristiwa sosial yang terjadi, yaitu konflik Aceh.

ELEMEN DASAR RISET KOMUNIKASI Ilmu Komunikasi termasuk rumpun ilmu-ilmu sosial, sehingga metodologi riset yang

ELEMEN DASAR RISET KOMUNIKASI Ilmu Komunikasi termasuk rumpun ilmu-ilmu sosial, sehingga metodologi riset yang berlaku pada ilmu-ilmu sosial secara umum juga berlaku pada riset Ilmu Komunikasi. Ada beberapa elemen dasar dalam riset komunikasi yang harus diketahui oleh setiap peneliti. Pemahaman yang baik atas beberapa elemen ini adalah hal yang esensial untuk mengarahkan riset kita agar tepat dan bermakna. Dengan kata lain pemahaman atas elemen ini merupakan pengetahuan dasar sebelum kita melaksanakan riset.

ELEMEN DASAR RISET KOMUNIKASI Konsep merupakan sejumlah ciri atau standar umum suatu objek. Konstruk

ELEMEN DASAR RISET KOMUNIKASI Konsep merupakan sejumlah ciri atau standar umum suatu objek. Konstruk merupakan konsep yang dapat diamati dan diukur atau memberikan batasan pada konsep. Variabel adalah suatu konstruk yang sifat-sifatnya sudah diberi nilai dalam bentuk bilangan. Hipotesis merupakan pendapat atau pernyataan yang masih belum tentu kebenarannya, masih harus diuji lebih dulu dan karenanya bersifat sementara atau dugaan awal. Data merupakan sekumpulan fakta-fakta atau bukti. Teori adalah himpunan konstruk (konsep), definisi, dan proposisi yang mengemukakan pandangan sistematis tentang gejala dengan menjabarkan relasi di antara variabel, untuk menjelaskan dan meramalkan gejala tersebut.

KONSEP Konsep adalah istilah yang mengekspresikan sebuah ide abstrak yang dibentuk dengan menggeneralisasikan objek

KONSEP Konsep adalah istilah yang mengekspresikan sebuah ide abstrak yang dibentuk dengan menggeneralisasikan objek atau hubungan fakta-fakta yang diperoleh dari pengamatan. Bungin (2001: 73) mengartikan konsep sebagai generalisasi dari sekelompok fenomena tertentu yang dapat dipakai untuk menggambarkan berbagai fenomena yang sama. Kerlinger (1986: 28) menyebut konsep sebagai abstraksi yang dibentuk dengan menggeneralisasikan hal-hal khusus. Jadi, konsep merupakan sejumlah ciri atau standar umum suatu objek.

Konsep Pengetahuan tentang konsep penting dipahami karena beberapa alasan. � � � Pertama, untuk

Konsep Pengetahuan tentang konsep penting dipahami karena beberapa alasan. � � � Pertama, untuk menyederhanakan proses riset dengan cara mengombinasikan karakteristik-karakteristik tertentu, objek-objek atau individu-individu ke dalam kategori yang lebih umum. Kedua, konsep menyederhanakan komunikasi di antara orang (ilmuwan, akademisi, praktisi, mahasiswa) yang ingin berbagi pemahaman tentang konsep yang digunakan dalam riset. Periset menggunakan konsep untuk mengorganisasikan apa yang diamatinya ke dalam kesimpulan atau kategori yang bermakna Ketiga, sebagai dasar untuk membangun variabel maupun skala pengukuran yang akan digunakan. Contohnya, konsep “jenis kelamin” mempunyai dua nilai, yaitu perempuan dan laki-laki yang merupakan jenis variabel dan skala pengukuran nominal.

Konsep “Meja” adalah sebuah konsep yang merepresentasikan, sebuah objek hasil pengamatan yang terbuat dari

Konsep “Meja” adalah sebuah konsep yang merepresentasikan, sebuah objek hasil pengamatan yang terbuat dari kayu, mempunyai empat kaki sebagai penyangga sebuah bidang datar yang kadang terbuat dari kaca, yang semua bahannya bersifat konkret. Coklat, putih, kuning, abu-abu digeneralisasikan sebagai konsep “warna” Kilogram, ons, ton, kwintal digeneralisasikan sebagai konsep “berat”. 5 m, 10 km digeneralisasikan sebagai konsep “jarak”.

Konsep Di lapangan ditemui ada konsep yang mudah dijelaskan dan ada yang lebih sulit.

Konsep Di lapangan ditemui ada konsep yang mudah dijelaskan dan ada yang lebih sulit. Misalnya konsep “tingkat pendidikan” lebih mudah diukur daripada konsep “tingkat kepandaian”. Pemberian makna pada setiap konsep memungkin-kan terjadi perbedaan tergantung pada latar belakang orang yang memaknainya. Latar belakang ini bisa karena budaya, tingkat ekonomi, pendidikan, agama dan cara pandang akan dunia.

Konsep Kesulitan mengartikan sebuah konsep terjadi karena: � Pertama, ilmu-ilmu sosial lebih sukar diukur

Konsep Kesulitan mengartikan sebuah konsep terjadi karena: � Pertama, ilmu-ilmu sosial lebih sukar diukur daripada ilmu alam. Ilmu alam mempunyai sifat relatif tetap. � Kedua, kesulitan mengkonsepsi ini disebabkan sikap subjektivitas orang yang sering kali membuat peneliti terjebak pada sikap stereotype (pandangan yang salah terhadap kelompok tertentu). Hal ini disebabkan adanya intervensi subjektif dan kepentingan tertentu. Konsep pada ilmu sosial lebih memungkinkan hanya berlaku pada tempat tertentu, dalam waktu tertentu atau dalam konteks tertentu.

KONSTRUK Konstruk adalah konsep yang dapat diamati dan diukur atau memberikan batasan pada konsep.

KONSTRUK Konstruk adalah konsep yang dapat diamati dan diukur atau memberikan batasan pada konsep. Proses mengubah konsep menjadi konstruk disebut definisi konsep. � Misalnya, “kemiskinan” adalah konsep, setelah pengertiannya dibatasi secara khusus sebagai “kondisi di mana penghasilan per bulan di bawah Rp. 150 ribu”, sehingga dapat diamati dan diukur maka disebut konstruk. � Misalnya, “tingkah laku agresif” dibatasi sebagai frekuensi dilakukannya tindakan agresif pada objek tertentu.

VARIABEL Sebuah konsep dan konstruk mempunyai sifat yang berlainan, misalnya: � Konstruk jenis kelamin

VARIABEL Sebuah konsep dan konstruk mempunyai sifat yang berlainan, misalnya: � Konstruk jenis kelamin mempunyai dua sifat: laki-laki dan perempuan. � Terpaan media mempunyai sifat: sangat sering, jarang. Jika nilai-nilai tertentu diberikan pada sifat konstruk, maka konstruk tersebut berubah menjadi variabel. Variabel adalah suatu konstruk yang sifat-sifatnya sudah diberi nilai dalam bentuk bilangan.

VARIABEL Lanjuta n Untuk mengukur konstruk “pemarah” kita dapat membuat skala dari 1 sampai

VARIABEL Lanjuta n Untuk mengukur konstruk “pemarah” kita dapat membuat skala dari 1 sampai 5, di mana (1) sangat tidak pemarah dan (5) sangat pemarah. Tinggi badan: (3) sangat tinggi, (2) sedang, (1) pendek; Berat badan: (3) gemuk, (2) sedang, (1) kurus. Artinya, nilai yang diberikan sangat bervariasi. Inilah mengapa disebut variabel (Inggris: variable) yang berarti bervariasi.

VARIABEL Lanjuta n Variabel sebenarnya adalah konsep dalam bentuk konkret atau konsep operasional. Suatu

VARIABEL Lanjuta n Variabel sebenarnya adalah konsep dalam bentuk konkret atau konsep operasional. Suatu variabel adalah konsep tingkat rendah, yang acuan-acuannya secara relatif mudah diidentifikasikan diobservasi serta mudah diklasifikasi, diurut atau diukur (Mayer, 1984: 215). Jadi, variabel adalah bagian empiris dari sebuah konsep atau konstruk. Variabel berfungsi sebagai penghubung antara dunia teoretis dengan dunia empiris. Variabel merupakan fenomena dan peristiwa yang dapat diukur atau dimanipulasi dalam proses riset. Variabel dapat mempunyai lebih dari satu nilai dalam kontinum tertentu (bervariasi).

VARIABEL Lanjuta n Terpaan Media Konsep Frekuensi dan durasi seseorang dalam menonton TV Konstruk

VARIABEL Lanjuta n Terpaan Media Konsep Frekuensi dan durasi seseorang dalam menonton TV Konstruk Frekuensi: (1)sangat sering, (2)sering, (3)jarang; Durasi: (1)sangat lama, (2)lama, (3) sebentar Variabel

VARIABEL (Jenisnya) Lanjuta n Variabel Pengaruh/Bebas (Independent Variable) dan Variabel Tergantung/Tak Bebas (Dependent Variable)

VARIABEL (Jenisnya) Lanjuta n Variabel Pengaruh/Bebas (Independent Variable) dan Variabel Tergantung/Tak Bebas (Dependent Variable) � Variabel pengaruh adalah variabel yang diduga sebagai penyebab atau pendahulu dari variabel lainnya. Variabel ini secara sistematis divariasi oleh periset. � Variabel tergantung adalah variabel yang diduga sebagai akibat atau yang dipengaruhi oleh variabel yang mendahuluinya. Variabel ini adalah diobservasi dan nilainya diasumsikan tergantung pada efek dari variabel pengaruh.

VARIABEL (Jenisnya) Hubungan dua variabel dalam analisis bivariat Lanjuta n Tingkat Pengetahuan tentang Pemilu

VARIABEL (Jenisnya) Hubungan dua variabel dalam analisis bivariat Lanjuta n Tingkat Pengetahuan tentang Pemilu Keikutsertaan dalam Pemilu Variabel Pengaruh Variabel Tergantung/ Terpengaruh Hubungan dua variabel dalam analisis multivariat Tingkat Pendidikan Tingkat Ekonomi Aktivitas di organisasi Jenis Kelamin Agama Variabel Pengaruh Preferensi Terhadap Program Televisi Variabel Tergantung/ Terpengaruh

VARIABEL (Jenisnya) Lanjuta n Variabel Anteseden dan Variabel Prediktor � Variabel yang biasanya digunakan

VARIABEL (Jenisnya) Lanjuta n Variabel Anteseden dan Variabel Prediktor � Variabel yang biasanya digunakan untuk memprediksi atau diasumsikan menjadi sebab (dapat disamakan dengan independent variabel) disebut dengan variabel prediktor atau variabel anteseden. � Sedangkan variabel yang diprediksi atau diasumsikan menjadi akibat (dapat disamakan dengan dependent variabel) terkadang disebut criterion variable (Wimmer Dominick, 2000: 46).

VARIABEL (Jenisnya) Hubungan dalam Analisis Multivariat dengan Variabel Kontrol Variabel Pengaruh Variabel Terpengaruh Terpaan

VARIABEL (Jenisnya) Hubungan dalam Analisis Multivariat dengan Variabel Kontrol Variabel Pengaruh Variabel Terpengaruh Terpaan iklan di TV Perilaku membeli produk A Daya Beli Distribusi Kemasan Kebutuhan Lanjuta n

VARIABEL (Jenisnya) Variabel Berdasarkan Nilainya � Variabel Lanjuta n dikotomis jika variabel tersebut hanya

VARIABEL (Jenisnya) Variabel Berdasarkan Nilainya � Variabel Lanjuta n dikotomis jika variabel tersebut hanya berisi dua nilai, misalnya ya-tidak, laki-perempuan. � Variabel diskrit jika datanya hanya mempunyai satu nilai tertentu saja, misalnya jumlah anak yang dimiliki. � variabel kontinu jika nilai-nilainya bergerak dalam interval tertentu bahkan tak terbatas antara dua nilai, misalnya tinggi badan seseorang: 1, 57; 1, 89, dan lainnya.

VARIABEL (Jenisnya) Variabel berdasarkan cara pengukurannya Lanjuta n � Variabel Nominal, yaitu variabel yang

VARIABEL (Jenisnya) Variabel berdasarkan cara pengukurannya Lanjuta n � Variabel Nominal, yaitu variabel yang ditetapkan berdasarkan penggolongan. Artinya hanya mengelompokkan peristiwa dalam kategori tertentu. Bersifat diskrit (satu nilai) dan mutually exclusive (satu objek masuk hanya pada satu kelompok). Contoh jenis variabel ini antara lain status perkawinan, jenis kelamin, status pendidikan, agama, dan lainnya. � Variabel Ordinal, yaitu variabel yang memiliki jenjang tingkatan, diurutkan dan yang paling tinggi ke paling rendah atau sebaliknya dengan tidak memerhatikan interval (jarak)nya. Jenjang tertinggi dan jenjang terendah ditetapkan menurut kesepakatan sehingga angka 1 atau angka 8 dapat berada pada tingkatan jenjang tertinggi atau terendah. Variabel jenis ini antara lain variabel tinggi badan mahasiswa, rangking mahasiswa terpandai, dan lainnya.

VARIABEL (Jenisnya) Lanjutan Variabel berdasarkan cara pengukurannya � Variabel Interval, yaitu variabel seperti variabel

VARIABEL (Jenisnya) Lanjutan Variabel berdasarkan cara pengukurannya � Variabel Interval, yaitu variabel seperti variabel ordinal, namun mempunyai jarak atau interval yang sama. Diasumsikan mempunyai satuan pengukuran yang sama. Mempunyai ciri angka nol tidak mutlak. Misalnya, variabel tingkat penghasilan (antara 100. 000 - 199. 000; 200. 000 - 299. 000); variabel kepuasan kerja, angka 0 pada Indeks Prestasi mahasiswa setara dengan < 30 pada skala nilai 1 - 100. � Variabel Rasio, yaitu variabel yang mempunyai permulaan angka nol mutlak. Contohnya variabel umur, ada yang berumur 0, 1, 2, 3 tahun; luas bangunan 0 m 2 berarti tidak ada bangunannya, inilah yang dimaksud dengan angka nol mutlak.

OPERASIONALISASI KONSEP Sebuah konsep harus dioperasionalkan, agar dapat diukur. Proses ini disebut dengan operasionalisasi

OPERASIONALISASI KONSEP Sebuah konsep harus dioperasionalkan, agar dapat diukur. Proses ini disebut dengan operasionalisasi konsep atau definisi operasional. Hasilnya berupa konstruk dan variabel beserta indikator-indikator pengukurannya. Riset tergantung pada pengamatan dan pengamatan tidak dapat dibuat tanpa sebuah pernyataan atau batasan yang jelas mengenai apa yang diamati. Pernyataan atau batasan ini adalah hasil dari kegiatan mengoperasionalkan konsep, yang memungkinkan riset mengukur konsep/konstruk/variabel yang relevan, dan berlaku bagi semua jenis variabel.

Tahapan Riset Level Konsep Perumusan masalah Tinjauan pustaka Hipotesis teoritis Kesimpulan Operasionalisasi Interpretasi Hipotesis

Tahapan Riset Level Konsep Perumusan masalah Tinjauan pustaka Hipotesis teoritis Kesimpulan Operasionalisasi Interpretasi Hipotesis riset Analisis data Level Empiris

Hubungan antara konsep, variabel, indikator dan pengukuran KONSEP KONSTRUK VARIABEL (konsep/konstruk yang diberi nilai

Hubungan antara konsep, variabel, indikator dan pengukuran KONSEP KONSTRUK VARIABEL (konsep/konstruk yang diberi nilai berupa indikator dan skala pengukuran)

Contoh: Operasionalisasi Konsep Terpaan Film Kekerasan di TV Variabel Indikator Jumlah/berbagai 1. Memukul adegan

Contoh: Operasionalisasi Konsep Terpaan Film Kekerasan di TV Variabel Indikator Jumlah/berbagai 1. Memukul adegan kekerasan 2. Membanting di TV 3. Menendang 4. Menyiksa Skala Pengukuran Instrumen Pengukuran Semuanya menggunakan Kuesioner skala interval, misalnya: (1) hampir tidak pernah: <5 kali; (2) jarang: 6 -10 kali; (3) sering: 11 - 15 kali; (4) sangat sering: 1620 kali

contoh operasionalisasi konsep dalam riset kuantitatif Level Konsep Level Empiris (Dioperasionalkan sebagai) 1. Pengetahuan

contoh operasionalisasi konsep dalam riset kuantitatif Level Konsep Level Empiris (Dioperasionalkan sebagai) 1. Pengetahuan tentang A 1. Skor pengakuan verbal apa yang diketahui tentang A 2. Sikap terhadap A 2. Skor pengakuan verbal tentang suka atau tidak suka terhadap A 3. Terpaan Film Kekerasan 3. Jumlah adegan memukul, berkata kasar, di TV menendang, yang disaksikan di TV setiap hari 4. Terpaan iklan di Radio 4. Frekuensi tayangan iklan yang didengar di radio setiap hari 5. Terpaan Berita Politik di 5. Jumlah berita pemilu, pemenintahan, partai Koran yang dibaca di koran setiap hari 6. Tingkah Iaku gresif 6. Frekuensi dilakukannya tindakan menyakiti pada objek-objek tertentu 7. Agenda Media 7. Rangking urutan isu-isu yang diberitakan media massa X, berdasarkan frekuensi pemberitaan mengenai isu-isu tersebut

HIPOTESIS Sebelum membahas hipotesis, ada baiknya kita mengenal satu konsep penting Iainnya dalam riset,

HIPOTESIS Sebelum membahas hipotesis, ada baiknya kita mengenal satu konsep penting Iainnya dalam riset, yaitu proposisi. Proposisi adalah suatu pernyataan mengenai konsep-konsep yang dapat dinilai benar atau salah melalui suatu fenomena yang diamati. � Misalnya, semakin sering seseorang menonton adegan kekerasan di televisi maka semakin tinggi frekuensi dia dalam berperilaku agresif. Pernyataan ini adalah sebuah proposisi. Bilamana suatu proposisi dirumuskan untuk diuji secara empiris, maka ia disebut hipotesis.

HIPOTESIS Lanjutan Secara asal kata (etimologis) hipotesis berasal dan kata hypo dan thesis. Hypo

HIPOTESIS Lanjutan Secara asal kata (etimologis) hipotesis berasal dan kata hypo dan thesis. Hypo berarti kurang dan tesis berarti pendapat. Kedua kata itu dapat diartikan bahwa hipotesis adalah pendapat yang kurang, maksudnya bahwa hipotesis ini merupakan pendapat atau pernyataan yang masih belum tentu kebenarannya, masih harus diuji lebih dulu dan karenanya bersifat sementara atau dugaan awal. Hipotesis adalah teori, proposisi yang belum terbukti, diterima secara tentatif untuk menjelaskan fakta-fakta atau menyediakan dasar untuk melakukan investigasi dan menyatakan argumen (Webbster’s New World Dictionary, 1977)

HIPOTESIS Lanjutan Hipotesis memberikan fungsi yang penting bagi proses riset. Fungsi-fungsi tersebut antara lain:

HIPOTESIS Lanjutan Hipotesis memberikan fungsi yang penting bagi proses riset. Fungsi-fungsi tersebut antara lain: � � Hipotesis mengarahkan riset. Dengan mempunyai hipotesis, riset tidak melenceng dan fokus. Adanya isolasi area atau topik riset. Dengan demikian hipotesis adalah petunjuk atau pembimbing (guide) agar riset tidak mengambang dan salah arah. Hipotesis membantu periset agar tidak terjebak pada upaya trial and error dalam mencari jawaban riset. Hipotesis membantu periset menghilangkan variabel-variabel yang tak ada hubungannya dengan riset, yang berpotensi mengintervensi, sehingga menjadikan permasalahan melebar. Hipotesis membantu periset mengkuantifikasikan variabel sehingga dapat diukur. Segala fenomena dapat dikuantifikasi jika dioperasionalkan lebih dahulu.

HIPOTESIS Lanjutan Merancang Hipotesis Membuat hipotesis memerlukan sumber-sumber informasi yang dijadikan sebagai inspirator periset

HIPOTESIS Lanjutan Merancang Hipotesis Membuat hipotesis memerlukan sumber-sumber informasi yang dijadikan sebagai inspirator periset untuk merancang atau merumuskan hipotesis. Pertama, periset dapat menggunakan teori-teori yang sudah ada (sumber teori). � Teori ini diperoleh dari kegiatan kajian pustaka (literatur review), baik itu membaca buku atau bahan tulisan ilmiah lain, hasil riset sebelumnya maupun diskusi-diskusi. � Kerangka teori sangat membantu periset untuk menentukan arah atau tujuan risetnya melalui pemilihan konsep-konsep yang tepat untuk pengajuan hipotesisnya. � Selain dari teori, hipotesis dapat diperoleh dari data di lapangan melalui observasi yang cermat dan sistematis. �

HIPOTESIS Lanjutan Sumber yang dijadikan acuan membangun hipotesis paling banyak berasal dan teori-teori, ini

HIPOTESIS Lanjutan Sumber yang dijadikan acuan membangun hipotesis paling banyak berasal dan teori-teori, ini disebab-kan konsep dan proposisi-proposisi dalam teori telah teruji sebelumnya sehingga memudahkan periset. Penggunaan hipotesis paling banyak ditemukan pada riset kuantitatif, yang bergerak dari hal-hal yang bersifat umum (tataran teori/deduksi), daripada riset kualitatif, yang bergerak dari hal-hal khusus (empiris/fakta di lapangan/induksi).

HIPOTESIS Hipotesis Teoretis dan Hipotesis Riset Lanjuta n Hipotesis teoretis adalah hipotesis yang dirumuskan

HIPOTESIS Hipotesis Teoretis dan Hipotesis Riset Lanjuta n Hipotesis teoretis adalah hipotesis yang dirumuskan setelah periset melakukan kegiatan berteori. Hipotesis ini belum cukup operasional untuk langsung diuji. Biasanya sebelum terjun ke lapangan atau melakukan pengumpulan data, seorang periset diharapkan telah mampu menjawab permasalahan melalui suatu kerangka pemikiran (kerangka berpikir), literature review atau sering disebut sebagai kerangka konseptual atau kerangka teori. � Severin & Tankard (2005: 47) mengatakan sebagai hipotesis operasional, yaitu proses penerjemahan hipotesis abstrak ke dalam fenomena dunia nyata. Jadi, hipotesis teoretis masih dalam level teoretis atau konsepsi sedangkan hipotesis riset sudah pada level empiris. �

HIPOTESIS Lanjuta n Permasalahan : “Apakah film kekerasan di TV memengaruhi munculnya tingkah laku

HIPOTESIS Lanjuta n Permasalahan : “Apakah film kekerasan di TV memengaruhi munculnya tingkah laku agresif anak? ” Hipotesis teoritis : “Terpaan film kekerasan di TV berpengaruh pada tingkah laku agresif anak” Hipotesis riset : Jumlah adegan kekerasan yang disaksikan di tiap harinya oleh anak berkorelasi dengan frekuensi dilakukannya tindak agresif pada objek-objek tertentu”

HIPOTESIS Hipotesis Nol (The Null Hypothesis) dan Hipotesis Alternatif (Ha) � Hipotesis Lanjuta n

HIPOTESIS Hipotesis Nol (The Null Hypothesis) dan Hipotesis Alternatif (Ha) � Hipotesis Lanjuta n nol (Ho) sering disebut juga sebagai hipotesis tidak ada perbedaan (the hypothesis of no difference). Disebut demikian karena hipotesis ini menjelaskan ‘tidak adanya perbedaan’ antara parameter dengan statistik atau pengertian lainnya adalah ‘tidak adanya perbedaan’ antara ukuran populasi dan ukuran sampel (Ruslan, 2003: 162). � Ho adalah alternatif logis dari hipotesis alternatif (Ha) begitu sebaliknya.

HIPOTESIS Ha: “Besarnya level perhatian pada siaran radio berhubungan secara positif dengan kemampuan mengingat

HIPOTESIS Ha: “Besarnya level perhatian pada siaran radio berhubungan secara positif dengan kemampuan mengingat pesan iklan” Lanjuta n mempunyai alternatif logis dengan hipotesis nol Ho yaitu: ‘Besarnya level perhatian pada siaran radio tidak berhubungan secara positif dengan kemampuan mengingat pesan iklan”.

HIPOTESIS Hipotesis Deskriptif Lanjuta n Bentuk hipotesis deskriptif ini adalah dugaan tentang nilai suatu

HIPOTESIS Hipotesis Deskriptif Lanjuta n Bentuk hipotesis deskriptif ini adalah dugaan tentang nilai suatu variabel mandiri, tidak membuat perbandingan atau hubungan tertentu. Terdapat pada riset deskriptif. Contoh Perumusan masalah dan hipotesis deskriptif: � � � Berapa persentase berita-berita politik di Surat Kabar Kompas pada 2009? Bagaimana model public relations yang diterapkan oleh Manajer PR Hotel Santika? Bagaimana tingkat kepuasan pelanggan terhadap kinerja pelayanan PT Telkom Divre V?

HIPOTESIS Dari perumusan masalah tersebut, dapat dibangun hipotesis sebagai berikut: � � � Lanjuta

HIPOTESIS Dari perumusan masalah tersebut, dapat dibangun hipotesis sebagai berikut: � � � Lanjuta n Persentase berita-berita politik di Surat Kabar Kompas pada 2009 paling besar. Model public relations yang diterapkan oleh Manajer PR Hotel Santika adalah model Simetris. Tingkat kepuasan pelanggan terhadap kinerja pelayanan PT Telkom Divre V sangat signifikan atau memuaskan. Hipotesis-hipotesis di atas semuanya berbentuk hipotesis teoretis dan hipotesis alternatif (Ha). Jika Ha ditolak maka Ho diterima.

HIPOTESIS Lanjuta n Hipotesis Komparatif Merupakan pernyataan yang menunjukkan dugaan nilai dalam satu variabel

HIPOTESIS Lanjuta n Hipotesis Komparatif Merupakan pernyataan yang menunjukkan dugaan nilai dalam satu variabel atau lebih pada sampel yang berbeda. Contoh perumusan masalah komparatif dan hipotesisnya: “Adakah perbedaan frekuensi pemuatan berita-berita politik di Kompas dan Koran Tempo? ” Rumusan Hipotesisnya adalah sebagai berikut : a. Tidak ada perbedaan frekuensi pemuatan berita-berita politik di Kompas dan Koran Tempo. b. Frekuensi pemuatan berita-berita politik di Kompas lebih besar daripada Koran Tempo. c. Frekuensi pemuatan berita-berita politik di Koran Tempo lebih besar daripada Kompas.

HIPOTESIS Hipotesis Asosiasi Lanjuta n Hipotesis asosiasi ini merupakan pernyataan yang menunjukkan dugaan tentang

HIPOTESIS Hipotesis Asosiasi Lanjuta n Hipotesis asosiasi ini merupakan pernyataan yang menunjukkan dugaan tentang hubungan antara dua variabel atau lebih. � Hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya dapat berbentuk hubungan korelasional dan hubungan sebab akibat � Contoh rumusan masalah: “Apakah ada hubungan antara frekuensi press relations dengan pemberitaan yang positif di Kompas? ”. � Rumusan Ho: “tidak ada hubungan antara frekuensi pressrelations dengan pemberitaan yang positif di Kompas”. �

DATA Data adalah sesuatu yang belum mempunyai arti bagi penerimanya dan masih memerlukan adanya

DATA Data adalah sesuatu yang belum mempunyai arti bagi penerimanya dan masih memerlukan adanya suatu pengolahan. Data bisa berwujud suatu keadaan, gambar, suara, huruf, angka, model matematika, bahasa ataupun simbol-simbol lainnya yang bisa kita gunakan sebagai bahan untuk melihat lingkungan, obyek, kejadian ataupun suatu konsep. Riset (penelitian) adalah kegiatan untuk mencari kebenaran suatu masalah. Upaya mencari kebenaran ini melalui kegiatan mengumpulkan fakta-fakta, menganalisisnya, menginterpretasikan, dan menarik kesimpulan. Kesimpulan ini adalah wujud kebenaran yang dicari.

DATA Data Kualitatif Lanjuta n � Data ini adalah data yang paling banyak ditemui

DATA Data Kualitatif Lanjuta n � Data ini adalah data yang paling banyak ditemui pada penelitian kualitatif. Data kualitatif adalah data yang berbentuk kata-kata, kalimat-kalimat, narasi-narasi. � Data ini berhubungan dengan kategorisasi, karakteristik berwujud pertanyaan atau berupa kata-kata. Misalnya, “wanita itu cantik, pria itu tampan”, “harga minyak turun, harga dolar naik”

DATA Sering ditemukan data kualitatif mempunyai sifat berjenjang. � Banyak Lanjuta n mahasiswi yang

DATA Sering ditemukan data kualitatif mempunyai sifat berjenjang. � Banyak Lanjuta n mahasiswi yang mengisi waktu libur dengan mengikuti audisi program televisi “Cantik Indonesia”. � Sebagian dari mereka dikategorikan sangat cantik, beberapa orang termasuk cantik, sebagian besar cukup cantik.

DATA Berdasarkan sumbernya, data kualitatif dapat dikelompokkan menjadi: Lanjuta n Data Historis, data kualitatif

DATA Berdasarkan sumbernya, data kualitatif dapat dikelompokkan menjadi: Lanjuta n Data Historis, data kualitatif yang berasal dari sumber sejarah. � Data Teks, data kualitatif yang berasal dari teks-teks tertentu, biasanya digunakan pada penelitian yang membahas sistem tanda. � Data Kasus, adalah data yang bersumber pada kasus tertentu, karenanya menjelaskan dan hanya berlaku untuk kasus tertentu. � Data Pengalaman Individu, merupakan bahan keterangan mengenai apa yang dialami oleh individu sebagai anggota masyarakat tertentu yang menjadi objek riset. �

DATA Lanjuta n Data Kuantitatif Lebih bersifat konkret karena dapat dikuantitaskan berupa angka-angka. Data

DATA Lanjuta n Data Kuantitatif Lebih bersifat konkret karena dapat dikuantitaskan berupa angka-angka. Data ini bersifat objektif dan bisa ditafsirkan sama oleh semua orang. Ada data kuantitatif murni yang sejak awal keberadaannya sudah dalam bentuk kuantitatif, namun ada data kuantitatif yang merupakan hasil transformasi dari data kualitatif. Artinya data kualitatif yang diubah ke dalam bentuk kuantitatif.

DATA Lanjuta n Dalam riset tidak semua hasil pengukuran berbentuk kuantitatif, namun memungkinkan berbentuk

DATA Lanjuta n Dalam riset tidak semua hasil pengukuran berbentuk kuantitatif, namun memungkinkan berbentuk kualitatif, misalnya berkaitan dengan ukuran tak berwujud. Meski bersifat kualitatif, namum data tersebut dapat dianalisis menggunakan statistik. Contoh: Ada beberapa pebulutangkis kita yang sangat sering menjadi juara dunia, ada sebagian yang cukup sering, namun banyak pula yang belum pernah menjadi juara dunia.

DATA Lanjuta n Transformasi data Kualitatif Data Kualitatif Berjenjang Sangat sering Cukup sering Belum

DATA Lanjuta n Transformasi data Kualitatif Data Kualitatif Berjenjang Sangat sering Cukup sering Belum pernah Data Kuantitatif Hasil Transformasi (Skoring) Data Kuantitatif Murni 3 2 1 Antara 6 sampai 10 kali Antara 1 sampai 5 kali 0 kali

DATA Lanjuta n Pembagian data kuantitatif berdasarkan jenis variabelnya, yaitu: � data diskrit, merupakan

DATA Lanjuta n Pembagian data kuantitatif berdasarkan jenis variabelnya, yaitu: � data diskrit, merupakan data yang pasti, hanya mempunyai satu nilai tertentu saja. Karena itu disebut data nominal. Contoh: profil pembaca koran berdasarkan jenis kelamin, tingkat pendidikan, jenis pekerjaan atau jenis agama. � data kontinu (Kontinum), adalah data yang mempunyai nilai yang bergerak terbatas antara dua nilai atau mempunyai nilai yang terletak dalam suatu interval tertentu. Karenanya disebut mempunyai gejala kontinu (kontinum). Misalnya, data mengenai tinggi badan seseorang bisa bergerak antara angka 1, 5 m, 1, 53 m, 1, 55 m dan seterusnya.

DATA Lanjuta n Data ordinal adalah data yang menunjukkan tingkatan atau urutan tertentu. Penentuan

DATA Lanjuta n Data ordinal adalah data yang menunjukkan tingkatan atau urutan tertentu. Penentuan urutan ini tidak memperhitungkan jarak antara tingkatan. � Misalnya, pelari AS yang masuk di garis finis dengan waktu 9, 87 detik ditempatkan pada urutan 1; pelari Inggris diurutan 2 dengan waktu 9, 90 detik; di urutan ke-3 adalah pelari RRC dengan waktu 10 detik; Urutan ke-4 adalah pelari Indonesia dengan waktu 10, 01 detik. Perhatikan bahwa jarak antara pelari atau antara tingkatan tidak sama.

DATA Lanjuta n Data interval adalah data yang mengandung tingkatan atau urutan atau jenjang

DATA Lanjuta n Data interval adalah data yang mengandung tingkatan atau urutan atau jenjang di mana berdasarkan interval (jarak) yang sama. � Misalnya, dalam riset mengenai perbedaan umur penonton TV dengan pilihan program TV pada tabel berikut ini: Interval Umur Pilihan Program TV 10 -14 tahun 15 -19 tahun 20 -24 tahun 25 -29 tahun Film Kartun Film Komedi Berita Sinetron

DATA Lanjuta n Data Rasio, merupakan data yang mempunyai nilai nol absolut atau mutlak

DATA Lanjuta n Data Rasio, merupakan data yang mempunyai nilai nol absolut atau mutlak (fixed zero point). Sebenarnya semua sifat pada data interval terdapat juga dalam data rasio, dengan ditambah adanya nilai nol mutlak ini sebagai awal permulaan. � Contoh berat badan mempunyai nilai nol, yaitu tidak mempunyai berat sama sekali. Beberapa jenis data di atas sangat menentukan jenis skala pengukurannya. Karena itu dikenal dengan skala nominal, skala ordinal, skala interval, dan skala rasio.

Sumber Data primer adalah data yang diperoleh dari sumber data pertama atau tangan pertama

Sumber Data primer adalah data yang diperoleh dari sumber data pertama atau tangan pertama di lapangan. Sumber data ini bisa responden atau subjek riset, dari hasil pengisian kuesioner, wawancara, observasi. Dalam analisis isi, data primernya adalah isi komunikasi yang diteliti. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber kedua atau sumber sekunder. Misalnya, jika periset ingin mengetahui kebiasaan menonton televisi masyarakat suatu Kelurahan, kemudian periset mendapatkan data mengenai komposisi penduduk dari kantor kelurahan.

TEORI DALAM RISET Fungsi teori dalam riset adalah membantu periset menerangkan fenomena sosial atau

TEORI DALAM RISET Fungsi teori dalam riset adalah membantu periset menerangkan fenomena sosial atau fenomena alami yang menjadi pusat perhatiannya. Teori adalah himpunan konstruk (konsep), definisi, dan proposisi yang mengemukakan pandangan sistematis tentang gejala dengan menjabarkan relasi di antara variabel, untuk menjelaskan dan meramalkan gejala tersebut.

TEORI DALAM RISET Teori mempunyai peranan yang besar dalam riset, karena teori mengandung tiga

TEORI DALAM RISET Teori mempunyai peranan yang besar dalam riset, karena teori mengandung tiga hal: � Pertama, teori adalah serangkaian proposisi antar konsep yang saling berhubungan. � Kedua, teori menerangkan secara sistematis suatu fenomena sosial dengan cara menentukan hubungan antar konsep. � Ketiga, teori menerangkan fenomena tertentu dengan cara menentukan konsep mana yang berhubungan dengan konsep lainnya dan bagaimana bentuk hubungannya (Singarimbun, 1995: 37)

Perbedaan Fungsi Teori dalam Riset dengan Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif Riset kuantitatif yang bersifat

Perbedaan Fungsi Teori dalam Riset dengan Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif Riset kuantitatif yang bersifat menerangkan (explanatory), teori berfungsi sebagai dasar hipotesis-hipotesis yang akan diuji. Jadi, sudah ada berbagai teori tertentu dan sudah ada berbagai riset empiris yang menguji berbagai hipotesis tertentu, sehingga terkumpul berbagai generalisasi empiris. Periset bertujuan menguji berbagai hipotesis dengan maksud membenarkan atau memperkuat hipotesis itu, yang pada akhirnya memperkuat pula teori yang menjadi landasan pemikiran periset.

Perbedaan Fungsi Teori dalam Riset dengan Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif Riset kualitatif bersifat menjelajah

Perbedaan Fungsi Teori dalam Riset dengan Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif Riset kualitatif bersifat menjelajah (exploratory), di mana pengetahuan mengenai persoalan masih sangat kurang atau belum ada sama sekali dan teori-teorinya pun belum ada. Jadi, teori sifatnya tidak mengekang periset. Teori berfungsi sebagai pisau analisis, membantu periset untuk memaknai data, di mana seorang periset tidak berangkat (dilandasi) dari suatu jenis teori tertentu. Periset bebas berteori untuk memaknai data dan mendialogkannya dengan konteks sosial yang terjadi. Teori membantu memperkuat interpretasi periset sehingga dapat diterima sebagai suatu kebenaran bagi pihak lain (periset melakukan blocking interpretation). Karena itu, dalam riset kualitatif tidak dikenal dengan istilah landasan teori. Dari proses pemaknaan data ini, dimungkinkan melahirkan teori-teori baru.